Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AKUNTANSI BIAYA

SKEMA LAPORAN BIAYA PRODUKSI DAN HARGA POKOK PENJUALAN YANG


RELEVAN DAN ANDAL

Oleh :
KELOMPOK 7
KELAS F AKUNTANSI MALAM

I WAYAN SUARDIKA (1901612020328)


ANAK AGUNG BAGUS ARY WARDANA (1902622010340)
NYOMAN YUDI MAHENDRA (1902622010344)
IDA AYU WULAN TRIANA SANTI (1902622010358)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI AKUNTANSI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Ringkasan Materi Kuliah yang
berjudul “Skema Laporan Biaya Produksi Dan Harga Pokok Penjualan Yang Relevan Dan
Andal ” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Akuntansi
Biaya. Selain itu, Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Alokasi Biaya
Joint Products dan By Products bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada :
1.Bapak I Kadek Apriada, SE., M.Si Sebagai dosen mata kuliah Akuntansi Biaya Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
2.Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
3.Teman-teman yang telah memberikan semangat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 8 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………3
1.3 Tujuan Masalah………………………………………………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Apa yang dimaksud dengan biaya produksi dan kualitas produk ...........................................4
2.2 Apa yang dimaksud dengan harga pokok penjualan ..............................................................4
2.3 Apa yang dimaksud dengan produk gagal .............................................................................5
2.4 Baimana perlakuan akuntansi produk rusak ..........................................................................5
2.5 Bagaimana perhitungan produk rusak ...................................................................................6
2.6 Bagaimana skema laporan biaya produksi dan harga pokok penjualan Ketika terjadi
kegagalan produksi / atau produk rusak ......................................................................................6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………….9
3.2 Saran…………………………………………………………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha pada saat ini membuat pengusaha harus semakin pandai
dalam menerapkan strategi yang tepat untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Pada
umumnya konsumen membeli suatu produk atau barang pertama kali yang dilihat adalah harga.
Karena harga menjadi daya tarik bagi konsumen. Semakin banyak konsumen yang tertarik, maka
akan menentukan posisi suatu perusahaan dalam persaingan. Ketatnya tingkat persaingan
membuat para pengusaha berupaya untuk lebih baik lagi menetapkan rencana yang tepat sebagai
langkah awal untuk lebih memantapkan posisi perusahaan pada tingkat industri yang sejenis di
tengah keadaan yang tidak menentu. Supaya dapat bersaing, bertahan hidup atau bahkan
mengembangkan usahanya perusahaan harus mempunyai keunggulan, terutama dari sisi harga
jual, karena pada umumnya harga jual merupakan pertimbangan penting bagi konsumen dalam
mengambil keputusan untuk membeli atau tidak. Oleh karena itu, perusahaan sangat
membutuhkan informasi tentang harga pokok produksi yang akurat, untuk dapat menentukan
harga jual yang bersaing.
Perhitungan harga pokok produksi merupakan salah satu faktor yang tidak dapat
ditinggalkan, sebab apabila pimpinan kurang tepat di dalam menentukan harga pokok produksi
mengakibatkan harga jual yang sangat tinggi sehingga kemungkinan pesanan akan berkurang.
Akibat dari hal tersebut volume penjualan akan berkurang sehingga tujuan perusahan tidak akan
tercapai. Oleh karena itu kesalahan di dalam perhitungan harga pokok produksi harus
dihindarkan agar perusahaan dapat berjalan dengan baik dan kelangsungan perusahaan lebih
terjamin.
Perhitungan harga pokok produksi juga sebagai alat dalam penerapan harga jual, untuk
mengetahui efesien atau tidaknya perusahaan, mengetahui apakah suatu kebijakan dalam
penjualan barang perlu diubah dan untuk keperluan penyusunan laporan posisi keuangan.
Perlakuan harga pokok yang baik dan benar mutlak diperlukan oleh perusahaan, hal ini
disebabkan karna harga harga pokok mempengaruhi laporan keuangan perusahaan. Harga pokok
secara langsung mempengaruhi besarnya nilai aset yakni nilai persediaan di dalam laporan posisi
keuangan. Demikian pada perhitungan laba rugi yang dipengaruhi harga pokok penjualan.
Kesalahan terhadap penentuan harga pokok akan menimbulkan informasi yang keliru dalam
laporan keuangan yang dihasilkan.
Harga pokok produksi meliputi biaya yang dikorbankan untuk memproses bahan baku,
barang setengah jadi sampai menjadi barang akhir untuk dijual. Unsur yang menjadi barang dari
harga pokok produksi ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead
pabrik, seluruh biaya tersebut sangat penting diperhatikan karena biaya ini akan menjadi unsur
harga pokok produk. Biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
kegiatan produksi di luar dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan biaya produksi dan kualitas produk ?
2. Apa yang dimaksud dengan harga pokok penjualan ?
3. Apa yang dimaksud dengan produk gagal ?
4. Bagaimana perlakuan akuntansi produk rusak ?
5. Bagaimana perhitungan produk rusak ?
6. Bagaimana skema laporan biaya produksi dan harga pokok penjualan Ketika terjadi
kegagalan produksi / atau produk rusak ?

Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian biaya produksi dan kualitas produk
2. Untuk mengetahui pengertian harga pokok penjualan
3. Untuk mengetahui pengertian produk gagal
4. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi produk rusak
5. Untuk mengetahui perhitungan produk rusak
6. Untuk mengetahui skema laporan biaya produksi dan harga pokok penjualan Ketika
terjadi kegagalan produksi / atau produk rusak
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biaya Produksi Dan Kualitas Produk


Biaya produksi merupakan akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam
proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya-biaya ini
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik. Biaya produksi ini harus
diakumulasi secara cermat untuk kemudian dihitung dan dibandingkan dengan laba kotor
perusahaan. Selisih pendapatan dikurangi dengan biaya produksi akan menjadi laba bersih
perusahaan atau total keuntungan yang diperoleh. Biaya produksi ini diperlukan untuk
mendukung proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang siap dipasarkan kepada
konsumen.
Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh setiap perusahaan
jika ingin yang dihasilkan dapat bersaing di pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Dewasa ini sebagian besar konsumen semakin kritis dalam mengkonsumsi suatu
produk. Konsumen selalu ingin mendapatkan produk yang berkualitas sesuai dengan harga yang
dibayar, meskipun ada sebagian masyarakat berpendapat bahwa, produk yang mahal adalah
produk yang berkualitas. Kualitas oleh Kotler (2009:49) adalah ―seluruh ciri serta sifat suatu
produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau yang tersirat‖. Ini jelas merupakan definisi kualitas yang berpusat pada
konsumen, seorang produsen dapat memberikan kualitas bila produk atau pelayanan yang
diberikan dapat memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Hansen dan Mowen (2009:5)
mengatakan ―kualitas adalah derajat atau tingkat kesempurnaan, dalam hal ini kualitas
merupakan ukuran relative dari kebaikan‖. Secara operasional, produk atau jasa yang berkualitas
adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

2.2 Pengertian Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Penjualan atau yang biasa disingkat HPP adalah jumlah pengeluaran dan
beban yang secara langsung atau tidak langsung untuk menghasilkan produk atau jasa di dalam
kondisi dan tempat dimana barang dapat dijual dan digunakan. Singkatnya, Harga Pokok
Penjualan atau HPP adalah jumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tenaga kerja,
bahan dan overhead dalam proses pembuatan produk atau jasa yang dijual ke pelanggan
sepanjang suatu periode.Setiap biaya yang dimasukkan ke Harga Pokok Penjualan atau HPP
adalah biaya yang berhubungan secara langsung dengan produk tertentu yang dijual perusahaan.
Biaya yang tidak langsung berhubungan dengan produk tidak bisa dimasukkan ke dalam harga
pokok penjualan atau HPP. Biaya yang berhubungan secara langsung dengan produk perusahaan
misalnya biaya produksi, impor, assembly, dll yang berhubungan dengan barang tersebut. Oleh
karena itu, harga pokok penjualan dibuat agar perusahaan mengetahui detail biaya dari produk
tersebut.

2.3 Pengertian Produk Gagal

Produk rusak merupakan produk gagal yang secara teknis atau ekonomis tidak dapat
diperbaiki menjadi produk yang sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan dan Produk rusak
sudah menelan semua unsur biaya produksi (bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik).
Bustami, dkk (2010:123) mendefinisikan ―produk rusak adalah produk yang dihasilkan dalam
proses produksi, dimana produk yang dihasilkan tersebut dapat diperbaiki dengan mengeluarkan
biaya tertentu, tetapi biaya yang dikeluarkan cenderung lebih besar dari nilai jual setelah produk
tersebut diperbaiki‖.
Produk rusak dapat diakibatkan oleh dua sebab, yakni: Pertama, produk rusak disebabkan oleh
kondisi eksternal, misalnya karena spesifikasi pengerjaan yang sulit yang ditetapkan oleh
pemesan, atau kondisi ini biasa disebut ―sebab abnormal‖. Jika kondisi ini diperlakukan sebagai
penambah harga pokok produk yang baik; apabila produk rusak tersebut diperkirakan masih laku
dijual. Taksiran nilai pasarnya diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi. Hal ini
menunjukan kerugian yang terjadi dibebankan pada pesanan yang bersangkutan. Kedua, produk
rusak yang disebabkan oleh pihak internal yang biasa disebut ―sebab normal‖, misalnya bahan
baku yang kurang baik, peralatan dan tenaga ahli.

2.4 Perlakuan Akuntansi Produk Rusak


Perlakuan Akuntansi produk rusak menurut Mursyidi (2008;115) adalah sebagai Produk
rusak yang bersifat normal dan laku dijual, maka hasil penjualan produk rusak diperlakukan
sebagai: Penghasilan lain-lain, Pengurang biaya overhead pabrik, Pengurang setiap elemen biaya
produksi.
Pengurang harga pokok produk selesai. Sedangkan Produk rusak yang bersifat normal tapi tidak
laku dijual, maka harga pokok produk rusak akan dibebankan ke produk selesai, yang
mengakibatkan harga pokok produk selesai menjadi lebih besar. Produk rusak karena kesalahan
dan laku dijual, maka hasil penjualan produk rusak diperlakukan sebagai pengurang rugi produk
rusak.Produk rusak bersifat abnormal dan tidak laku dijual, maka harga pokok produk rusak
diperlakukan sebagai kerugian dengan perkiraan tersendiri yaitu kerugian produk rusak.

2.5 Perhitungan produk rusak


Dalam proses produksi, apabila terjadi produk rusak maka produk tersebut akan
diperhitungkan, karena produk tersebut telah menyerap biaya produksi. Rumus Harga Pokok
Produk Rusak:
(Biaya produksi /Unit yang diproduksi) x Produk

2.6 Skema Laporan Biaya Produksi dan Harga Pokok Penjualan Ketika Terjadi
Kegagalan Dalam Proses Produksi
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilaksanakan terhadap perlakuan akuntansi produk rusak
pada perusahaan sepatu di sentra sepatu Cibaduyut Kota Bandung maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Perusahaan telah memperhatikan unsur-unsur yang membentuk biaya produksi yaitu
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik sehingga dapat dikatakan bahwa
harga pokok produksinya telah memadai. dari Rp220.000.000 biayaproduksi Departemen A
(departemen Pengolahan ) yang dikeluarkan selama Bulan Juli tahun 2018 mampu menghasilkan
setara dengan 2600 Pasang dengan harga perunit Rp. 78.500 dan pada Departemen B (Departemen
Penyelesaian) dengan total biaya produksi kumulatif sebesar Rp. 471.650.000 menghasilkan 2530
pasang dengan harga perunit sebesar Rp. 157.700
2. Dari analisis yang dilakukan pada perusahaan sepatu di sentra sepatu Cibaduyut Kota
Bandung diketahui adanya produk rusak. Produk rusak dibagi menjadi dua jenis yaitu produk
rusak laku dijual dan produk rusak yang tidak laku dijual. Selama rahun 2018 persentase produk
Departemen B (departemen Penyelesaiaan ) 100 Pasang dari 2530 Pasang atau sebesar 3,95% .
Produk rusak tersebut laku dijual dan hasil penjualannya dicatat sebagai penghasilan lain-lain,
adanya produk rusak dapat menyebabkan tidak maksimalnya laba yang diperoleh perusahaan
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan , maka beberapa saran yang dapat penulis berikan
yaitu:
1. Perusahaaan sebaiknya memperhatikan bagaimana caranya mencatat setiap perlakuan atau
kejadian yang terjadi dalam proses produksi dengan teori-teori yang ada.
2. Perusahaan sebaiknya lebih mengawasi tenaga kerja khususnya bagian produksi agar dapat
meminimalkan terjadinya kerusakan produk dan bagi tenaga kerja yang sudah ahli dan
berpengalaman
DAFTAR PUSTAKA
https://www.jurnal.id/id/blog/kenali-harga-pokok-penjualan/
https://journal.stiemb.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai