Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KOMPONEN BIAYA PRODUKSI DAN LAPORAN KEUANGAN


PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DOSEN PENGAMPU
Moh. Danang Bahtiar, S.Pd., M.Pd.
Nunik Dwi Kusumawati, S.M., M.S.M.

DISUSUN OLEH
Ernest yuvicha primadita- 22080574195 – MN 2022F
Mohammad machdum- 22080574241 – MN 2022F
Adinda dwi nabilatur rosidah- 22080574306 – MN 2022F

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan limpahan kasih-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “Komponen biaya produksi dan laporan keuangan perusahaan
manufaktur” ini dengan tepat waktu dan dengan hasil yang semaksimal
mungkin.

Makalah ini akan diserahkan untuk memenuhi salah satu tugas dalam
mata kuliah Akuntansi Biaya pada semester III. Pada prosesnya saat
menjalani perkuliahan untuk mata kuliah Akuntansi Biaya ini kami
didampingi oleh Bapak Moh. Danang Bahtiar. S.Pd., M.Pd. dan Ibu Nunik
Dwi Purwanti, S.M., M.SM.

Oleh karena itu, tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih


kepada Bapak dan Ibu dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Biaya ini, yaitu
Bapak Moh. Danang Bahtiar , S.Pd., M.Pd. dan Ibu Nunik Dwi Purwanti, S.M.,
M.SM. serta pihak lain yang sudah mendukung kelancaran pembuatan makalah
ini karena telah memberikan arahan dan bimbingannya agar kami dapat
menyelesaikan makalah “Konsep Biaya” ini dengan baik dan tepat waktu
sehingga dapat memperoleh nilai mata kuliah yang maksimal.

Kami sebagai penulis tentunya sangat menyadari bahwa makalah ini


masih jauh dari kata sempurna dan masih ada kesalahan serta kekurangan
yang ada didalamnya, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga menerima kritik dan saran dari Bapak dan Ibu dosen pengampu
mata kuliah, ataupun dari pihak-pihak lainnya sebagai sarana penyempurnaan
makalah ini agar semakin lengkap dan senantiasa bermanfaat.

Surabaya, 3 September 2023

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ ....... 1

DAFTAR ISI ........................................................................................... ....... 2

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... ....... 3

1.1 LATAR BELAKANG ....................................................... ....... 3

BAB II RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN ............................... ....... 4

II.1 Rumusan masalah .............................................................. ....... 4

II.2 Tujuan ............................................................................... ....... 4

BAB III Pembahasan .............................................................................. ....... ..5

III.1.Pengertian Harga Pokok Produksi ................................... ..........5

III.2 Pengertian Harga Pokok Penjualan ................................. ..........7

III.3 Laporan Laba rugi Perusahaan Manufaktur .................... ..........11

BAB IV Kesimpulan ............................................................................... ....... 16

IV.1 Kesimpulan ....................................................................... ....... 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. ....... 18


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Perlu kita ketahui Perusahaan manufaktur adalah jenis perusahaan yang melakukan
produksi barang fisik dengan menggunakan berbagai macam bahan baku, tenaga kerja,
dan fasilitas produksi. Dalam operasinya, perusahaan manufaktur perlu mengelola
biaya-biaya yang terkait dengan produksi barang tersebut. Konsep biaya dalam konteks
perusahaan manufaktur meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik.

Laporan keuangan perusahaan manufaktur, seperti laporan laba rugi dan neraca,
menjadi alat penting bagi manajemen, investor, kreditur, dan pihak terkait lainnya untuk
memahami kinerja keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini mencerminkan
bagaimana biaya-biaya produksi memengaruhi profitabilitas dan stabilitas finansial
perusahaan.

Makalah tentang konsep biaya dan laporan keuangan perusahaan manufaktur dapat
membahas berbagai aspek, seperti metode perhitungan biaya produk, pengelolaan biaya
produksi, analisis cost-volume-profit (CVP), serta pentingnya laporan keuangan dalam
pengambilan keputusan strategis. Selain itu, makalah ini juga dapat menjelaskan
bagaimana regulasi akuntansi dan standar pelaporan keuangan, seperti IFRS
(International Financial Reporting Standards) atau GAAP (Generally Accepted
Accounting Principles), memengaruhi penyusunan laporan keuangan perusahaan
manufaktur. Dengan pemahaman yang mendalam tentang konsep biaya dan laporan
keuangan, perusahaan manufaktur dapat meningkatkan efisiensi operasional mereka,
mengambil keputusan yang lebih baik, dan meningkatkan daya saing di pasar.
BAB II

RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN

II.1 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut

1. Bagaimana konsep biaya dalam perusahaan manufaktur?

2. apa saja peran dan fungsi laporan keuangan di perusahaan manufaktur?

3. Bagaimana cara menyusun laporan keuangan di perusahaan manufaktur?

II.2 TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka tujuan


penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui dan komponen biaya di perusahaan manufaktur

2. Untuk mengetahui dan memahani peran dan fungsi laporan keuangan perusahaan
manufaktur

3. Untuk mengetahui cara menyusun laporan keuangan di perusahaan manufaktur


BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Pengerian Harga Pokok Produksi


Harga pokok produksi adalah pernyataan yang menunjukkan total biaya produksi
untuk perusahaan selama periode waktu tertentu.
Harga pokok produksi bisa didefinisikan sebagai jumlah biaya produksi yang
mencakup persediaan barang jadi sebelum barang tersebut laku dijual kepada
pelanggan.
Kegiatan produksi dalam bisnis sendiri memiliki tiga komponen biaya, yakni:
1. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku atau biasa disebut dengan direct material merupakan biaya
yang jumlahnya besar di mana bertujuan untuk menghasilkan suatu jenis
output.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Komponen biaya ini biasanya dikeluarkan dalam bentuk upah atau gaji.
Adapun biaya ini nantinya akan dibayarkan kepada tenaga kerja dalam proses
produksi atau pembuatan barang.
Adapun, mereka juga bisa disebut sebagai tim produksi di dalam sebuah bisnis
atau perusahaan.
3. Biaya Overhead Pabrik
Yang terakhir adalah komponen untuk biaya overhead pabrik atau factory
overhead cost. Adapun biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan selain
daripada kebutuhan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Bukan tanpa alasan bisnis harus mengeluarkan komponen biaya-biaya tersebut
karena biaya tersebut wajib ada demi merealisasi pendapatan.
Kemudain bagaimana cara menghitung harga pokok produksi perusahaan
manufaktur?
Untuk menghitung dan membuat laporan harga pokok produksi perusahaan
manufaktur sedikit berbeda dengan perusahaan dagang.
Berikut beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam menghitung harga pokok
produksi perusahaan manufaktur.
1. Menghitung Bahan Baku yang Digunakan
Rumus: Bahan baku yang digunakan = Saldo awal bahan baku + Pembelian
bahan baku – Saldo akhir bahan baku
2. Menghitung Biaya Produksi
Rumus: Total biaya produksi = Bahan baku yang digunakan + Biaya tenaga
kerja langsung + Biaya overhead produksi
3. Menentukan Harga Pokok Produksi
Rumus: Harga Pokok Produksi = Total biaya produksi + Saldo awal
persediaan barang dalam proses produksi – Saldo akhir persediaan barang
dalam proses produksi
4. Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)
Rumus: Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – Persediaan barang
akhir
Contoh Perhitungan Harga Pokok Produksi Perusahaan Manufaktur

Di atas merupakan contoh soal beserta hasil dari laporan harga pokok produksi PT
Abadi.

III.2 Pengertian Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah jumlah pengeluaran dan beban yang
dikeluarkan secara langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan produk
atau jasa.
Sedangkan menurut prinsip akuntansi Indonesia, harga pokok penjualan dapat
dijelaskan sebagai jumlah pengeluaran dan beban yang diperkenankan, baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan barang atau jasa di dalam
kondisi dan tempat di mana barang itu dapat dijual atau digunakan.

Contohnya seperti, biaya produksi, impor, assembly, dll yang berhubungan dengan
barang tersebut.
Biaya yang tidak langsung berhubungan dengan produk tidak bisa dimasukkan ke
dalam harga pokok penjualan.
Oleh karena itu, perhitungan ini dibuat agar perusahaan mengetahui detail biaya dari
produk tersebut. Perusahaan harus mampu menentukan HPP untuk setiap barang
yang dijual untuk memperhitungkan keuntungan.
Ini diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan target pasar yang dituju oleh penjual
dan dapat diterima oleh masyarakat.

Komponen Harga Pokok Penjualan (HPP) Perusahaan Manufaktur


Untuk bisa menentukan HPP perusahaan manufaktur, terdapat komponen-
komponen yang perlu dilengkapi. Misalnya:
1. Persediaan Awal
Komponen persediaan awal perlu dilengkapi untuk mengetahui berapa
banyak persediaan awal yang dimiliki perusahaan. Biasanya persediaan ini
dihitung di awal periode atau awal tahun buku berjalan.
2. Persediaan Akhir
Komponen ini berisi dengan persediaan akhir setelah mencapai akhir periode
atau akhir tahun berjalan.
3. Pembelian Bersih
Pembelian bersih merupakan seluruh jenis pembelian yang dilakukan oleh
perusahaan untuk seluruh barang dagangan.Di dalamnya termasuk juga
potongan atau sistem pembayaran yang digunakan baik tunai maupun kredit.
Harga pokok penjualan menjadi patokan untuk perusahaan menentukan harga
barang yang akan dijual.Pentingnya mengatur HPP untuk industri manufaktur akan
sangat bermanfaat untuk mempermudah proses penjualan.
Untuk menyusun harga pokok penjualan, kita perlu menghitung semua biaya yang
terkait dengan produksi atau akuisisi produk atau layanan yang akan kita jual.
Berikut langkah-langkah umumnya:
1. Menghitung Bahan Baku: Hitung biaya bahan baku yang digunakan untuk
membuat produk atau menyediakan layanan.
2. Menghitung Tenaga Kerja: Sertakan biaya upah dan tunjangan untuk pekerja
yang terlibat dalam produksi atau penyediaan layanan.
3. Menghitung Biaya Overhead: Ini mencakup biaya-biaya seperti sewa pabrik,
listrik, air, dan biaya-biaya umum lainnya yang terkait dengan operasi Anda.
4. Menghitung Biaya Depresiasi: Jika Anda menggunakan aset fisik seperti
mesin atau peralatan, sertakan biaya depresiasi tahunan.
5. Menghitung Biaya Lainnya: Termasuk biaya-biaya lain yang mungkin terkait
dengan produksi atau penyediaan layanan, seperti biaya asuransi atau
perizinan.
Setelah kita menghitung semua biaya tersebut, tambahkan mereka bersama-sama
untuk mendapatkan total harga pokok penjualan. Setelah itu, kita dapat menentukan
harga jual yang memadai dengan mempertimbangkan keuntungan yang ingin kita
peroleh dan faktor-faktor pasar.

Penting untuk selalu memantau dan meninjau ulang harga pokok penjualan secara
berkala agar tetap kompetitif dan menguntungkan.
Adapun cara perhitungan harga pokok produksi dan HPP adalah:
● Hitung Penjualan Bersih
Penjualan bersih = Penjualan barang – (Retur penjualan + Potongan
penjualan)
● Menghitung Pembelian Bersih
Pembelian bersih = (Pembelian barang dagang + Biaya angkut pembelian
barang) – (Retur pembelian + Potongan pembelian)
● Menghitung Persediaan Barang
Persediaan barang dagang = Persediaan awal barang dagang + Pembelian
bersih
● Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga pokok penjualan = Persediaan barang – Persediaan akhir barang dagang

Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) Perusahaan Manufaktur


Berikut ini adalah contoh kasus untuk menghitung HPP untuk produk dari perusahaan manufaktur
yang bernama PT Mentari.
Contoh 1 :
PT Mentari, Jakarta 1 Januari 2022 :
– Persediaan barang dagangan (awal) : Rp 20.000.000
– Pembelian : Rp 60.000.000
– Biaya angkut pembelian : Rp 2.000.000
– Retur pembelian : Rp 3.000.000
– Potongan pembelian : Rp 1.000.000
– Persediaan barang dagangan (akhir) : Rp 6.000.000
Sehingga perhitungan HPP nya adalah:
Di atas merupakan contoh soal beserta hasil dari perhitungan harga pokok penjualan
(hpp) PT Mentari.
Contoh 2 :

Di atas merupakan contoh soal beserta


hasil dari perhitungan harga pokok penjualan (hpp) PT Abadi.

III.3 Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur


Seperti namanya, laporan laba rugi menginformasikan keuntungan dan kerugian
suatu perusahaan. Dengan adanya laporan mengenai keuntungan ataupun kerugian,
sebuah perusahaan manufaktur akan dapat mengevaluasi pendapatan penjualan
barang yang mereka hasilkan. Apa yang perlu mereka perbaiki dan apa yang perlu
mereka tingkatkan. Laporan ini juga sangat penting bagi perusahaan, terlepas
perushaan tersebut private atau public. Lalu, apa saja sih yang membedakannya?
Public company adalah perusahaan yang melakukan jual-beli saham secara umum.
Sedangkan private company itu, segalanya dikuasai secara private. Owner
perusahaan memiliki kuasa yang sangat besar dalam menentukan kebijakan dalam
perusahaaannya dan jenis investornya adalah investor privat. Singkatnya, saham
perusahaan tidak di perjual belikan untuk umum.
Elemen-elemen dalam Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur
Didalam membuat laporan ini ada empat elemen dasar yang harus kamu perhatikan.
Elemen merupakan indikator penting dalam penetapan laporan laba rugi perusahaan.
1. Revenues (pendapatan)
Pertama ada revenues yang merupakan pendapatan perusahaan dari penjualan
produk yang mereka buat. Info tambahan untuk kamu, revenue ini bukan
keuntungan murni yah. Soalnya untuk mencari keungtungan masih harus di
hitung dengan biaya yang diperlukan untuk menghasilkan barang ataupun jasa
dari perusahaan trsebut.
2. Expense (biaya)
Selanjutnya ada expense yang merupakan semua biaya yang dibutuhkan
perusahaan dalam memperoleh pendapatan.
3. Profit (keuntungan),
Kemudian ada keuntungan yang merupakan sebuah pendapatan dari hasil
penjualan melebihi dari biaya yang dikeluarkan. Revenue > Expense
4. Loss (kerugian)
Terakhir ada kerugian yang merupakan kebalikan dari keuntungan. Dapat
dikatakan sebagai biaya yang diperlukan ternyata lebih besar dari pendapatan.
Expense > Revenue

Fungsi Laporan Laba Rugi di Perusahaan Manufaktur


Selanjutnya, akan dibahas beberapa fungsi penting dibutuhkannya laporan laba rugi
dalam perusahaan manufaktur yang perlu kamu pahami:
1. Sebagai Laporan Keuagan
Laporan ini yang akan merangkum pendapatan yang didapatkan dengan biaya
manufaktur yang dikeluarkan. Dengan mengetahui bagaimana relasi
pendapatan dengan biaya, perusahaan dapat mencari cara agar pendapatan
yang didapatkan pada tahun berikutnya lebih baik, dibandingkan dengan
pendapatan tahun ini.
Dengan informasi jenis biaya yang diperlukan perusahaan juga dapat
memodifikasi biaya-biaya mana saja yang mungkin bisa dikurangi sehingga
margin yang di dapat akan lebih besar.
2. Indikator Performa Perusahaan
Laporan keuntungan dan kerugian juga berfunsi sebagai indikator performa
perusahaan tersebut. Apalagi jika perusahaan tersebut adalah perusahaan
public, yang secara aktif menjual sebagian dari perusahaannya kepada
masyarakat umum dalam bentuk saham.
3. Sebagai Data Pembanding
Laporan yang dibuat dapat digunakan sebagai pembanding bagaimana
performa perusahaan dalam produksinya. Pendapatan yang didapat apakah
ada peningkatan atau penurunan, serta marginnya apakah lebih besar atau
lebih kecil.
Selain itu perusahaan juga dapat menentukan strategi jangka panjang dan
pendek. Serta menentukan prioritas, agar keuntungan yang didapatkan
meningkat. Apakah mereka perlu meningkatkan biaya riset ataukah membeli
teknologi baru agar biaya produksi dan penggunaan material menjadi lebih
rendah.
4. Monitor Kesehatan Keuangan Perusahaan
Bersamaan dengan neraca saldo dan cash flow statement sebuah perusahaan
dapat mengetahui performa kesehatan keuagan mereka. Kesehatan keuagan
sebuah perusahaan sangat lah vital sebagai penyokong eksistensi perusahaan
itu sendiri.

Proses Menghitung Laba Rugi pada Perusahaan Manufaktur


1. Catat Semua Pengeluaran dan Pendapatan
Langkah awal yang perlu dilakukan adalah mencatat semua pengeluaran dan
pendapatan secara detail ya! Mulai dari biaya yang dibutuhkan dalam semua
produksi dan biaya lainya yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam
menghasilkan produknya.
Jangan lupa juga untuk mencatat juga berapa pendapatan yang dihasilkan oleh
perusahaan. Pada perusahaan manufaktur biaya yang banyak dikeluarkan
adalah bahan material, karena bahan material adalah nafas dari proses
manufaktur.
2. Menghitung Pendapatan dan Biaya Produksi yang Diperlukan
Setalah itu kita menghitung berapa unit barang yang berhasil terjual dan
berapa biaya yang kamu perlukan untuk produksinya. Selesih yang kamu
dapatkan adalah masih berbentuk laba kotor atau gross profit.
3. Menghitung Biaya Operasional
Selanjutnya kita perlu menghitung biaya operasional yang dikeluarkan
perusahaan. Contoh biaya operasional bisa berupa gaji karyawan, biaya
utilitas, biaya sewa pabrik, dll. Kamu perlu juga menghitung jika memang ada
pajak yang harus dibayarkan dalam proses manufaktur perusahaan.
4. Penyusunan Laporan
Kemudian kita perlu menyusun data-data pendapatan dan pengeluaran yang
sudah ada dari barang yang berhasil dijual. Dimulai dari total pendapatan dan
diakhiri dengan laba bersih. Menyusun data-data yang rapih itu penting,
karena selain agar terlihat rapih juga agar memudahkan melihat rinciannya.

Menghitung Laba Rugi Perusahaan Manufaktur


Berikut ini adalah contoh kasus untuk menghitung laba rugi perusahaan manufaktur
Di atas merupakan contoh soal beserta hasil dari laporan laba rugi PT Abadi.
BAB IV

KESIMPULAN

IV.1 Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan di atas terkait “komponen biaya dan
laporan keuangan perusahaan manufaktur” dapat disimpulkan bahwa:

perusahaan manufaktur perlu mengelola biaya-biaya yang terkait dengan


produksi barang tersebut. Konsep biaya dalam konteks perusahaan manufaktur
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik. Laporan keuangan perusahaan manufaktur, seperti laporan laba rugi dan
neraca, menjadi alat penting bagi manajemen, investor, kreditur, dan pihak terkait
lainnya untuk memahami kinerja keuangan perusahaan

Berdasarkan komposisi material biaya produksi perusahaan manufaktur dan


laporan keuangan, kesimpulannya adalah sebagai berikut:
Komposisi biaya produksi:
A. Biaya bahan baku: Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi.
B. Biaya Tenaga Kerja Langsung : Biaya yang berkaitan dengan upah tenaga kerja
yang terlibat langsung dalam proses produksi.
C. Biaya overhead pabrik: Biaya produksi lainnya yang tidak dapat diatribusikan
secara langsung pada produk tertentu, seperti biaya listrik, penyusutan mesin, dan
biaya pemeliharaan.
Laporan keuangan perusahaan manufaktur:
A. Laporan Laba Rugi: Pernyataan yang mencatat pendapatan, biaya produksi,
dan laba bersih suatu perusahaan selama jangka waktu tertentu. Laporan ini
memberikan gambaran mengenai kinerja keuangan perusahaan.
B. Neraca: Laporan yang mencatat aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan
pada suatu waktu. Laporan ini menggambarkan kondisi keuangan
perusahaan.
C. Laporan Arus Kas: Laporan yang mencatat arus kas masuk dan keluar suatu
bisnis selama periode waktu tertentu. Laporan tersebut membantu dalam
memantau likuiditas perusahaan.
D. D.Laporan Laba Rugi Konsolidasi: Memuat laporan seluruh perubahan
ekuitas suatu perusahaan selama suatu periode waktu tertentu, termasuk laba
bersih dan komponen lain seperti perubahan nilai wajar suatu aset tertentu.
Kesimpulan utama yang diambil dari hubungan komposisi biaya produksi dengan
laporan keuangan perusahaan manufaktur adalah bahwa biaya produksi, termasuk
bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik, mempengaruhi laba
bersih suatu perusahaan. Biaya produksi yang efisien meningkatkan profitabilitas,
sedangkan biaya yang tidak terkendali menurunkan laba bersih. Oleh karena itu,
manajemen perusahaan harus cermat dalam mengelola biaya produksi untuk
mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.Selain itu, informasi mengenai
komponen biaya produksi juga digunakan dalam penyusunan laporan keuangan,
seperti laporan laba rugi yang mencatat biaya produksi dan pendapatan dari
penjualan produk. Laporan keuangan ini penting bagi pemangku kepentingan
seperti pemegang saham, investor dan pihak lain yang berkepentingan dengan
kinerja keuangan perusahaan. Dengan memahami hubungan antara biaya produksi
dan pelaporan keuangan, perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih baik
untuk mengoptimalkan kinerja keuangannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-4-langkah-menghitung-harga-pokok-penjualan-hpp-
perusahaan-manufaktur/

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-lebih-dekat-penentuan-harga-pokok-
produksi/

https://www.mas-software.com/blog/laporan-harga-pokok-produksi#5-cara-menghitung-
harga-pokok-produksi

https://youtu.be/QYJQ4BO6bc8?si=LzHLyI-Zaw_xyT0v

https://youtu.be/V6FSCFyuDT0?si=WXTuFCt1QexyOnfb

https://youtu.be/7UcxFLjwVqs?si=-_TZbOOeQ78qcLxk

Anda mungkin juga menyukai