Anda di halaman 1dari 21

PRODUKSI DAN AKUNTANSI BIAYA PRODUKSI

KELOMPOK 1

OLEH:

NAMA KELOMPOK:
1. NI LUH SRI WIDARI (2102014168)
2. NI MADE DEVI YANI (2102014277)
3. NI WAYAN MAHA RANI (2102014436)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas
Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
PRODUKSI DAN AKUNTANSI BIAYA PRODUKSI” tepat waktu. Makalah
“PRODUKSI DAN AKUNTANSI BIAYA PRODUKSI” disusun guna memenuhi tugas
pada mata pelajaran kuliah akuntansi biaya. Selain itu penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang akuntansi biaya.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Dr. Cok. Gede
Bayu Putra,SE.M.Si.CMA. selaku dosen mata kuliah Akuntansi Biaya Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan wawasan terkait bidang yang ditekuni
penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 20 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER DEPAN......................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hubungan antara siklus produksi dengan siklus akuntansi biaya.............2
2.2 Elemen-elemen biaya produksi.................................................................7
2.3 Aliran biaya produksi................................................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................16
3.2 Saran........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Biaya produksi terdiri dari biaya bahan aku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik. Biaya merupakan salah satu sumber informasi yang paling penting dalam
analisis strategi perusahaan.
Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk dicapai, salah satu
tujuan tersebut adalah untuk mendapatkan laba yang tinggi dengan meminimalkan pengeluaran
biaya-biaya yang terjadi dalam proses produksi. Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai
ukuran untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba
adalah pendapatan dan biaya.
Biaya merupakan salah satu sumber informasi yang paling pentingdalam analisis strategik
perusahaan. Proses penentuan dan analisis biaya pada perusahaan dapat menggambarkan suatu
kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Pada dasarnya masalah yang sering timbul
dalam suatu perusahaan adalah perencanaan biaya oleh suatu perusahaan tidak sesuai dengan apa
yang terjadi sesungguhnya (realisasi biaya). Oleh sebab itu untuk dapat mencapai produksi yang
efisien, maka diperlukan suatu pengendalian terhadap biaya produksi yang akan dikeluarkan.
Pengendalian biaya produksi merupakan penggunaan utama dari akuntansi dan analisis biaya
produksi.

1.2. Rumusan Masalah


1.Bagaimana hubungan antara siklus produksi dan siklus akuntansi biaya?
2. Apa saja elemen-elemen biaya produksi?
3. Apa yang dimaksud dengan aliran biaya produksi?

1.3. Tujuan
1.Untuk mengetahui hubungan antara siklus produksi dan siklus akuntansi biaya
2. Untuk mengetahui elemen-elemen biaya produksi
3. Untuk Mengetahui aliran biaya produksi

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Hubungan antara siklus produksi dengan siklus akuntansi biaya


SIKLUS PRODUKSI
Siklus Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang
terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk.
Informasi akuntansi biaya yang akurat dan tepat waktu merupakan input penting dalam
keputusan mengenai hal-hal berikut ini :
1. Bauran produk
2. Penetapan harga produk
3. Alokasi dan perencanaan sumber daya (contoh apakah membuat atau membeli)
4. Manajemen Biaya

Empat (4) aktivitas dasar dalam siklus produksi :


1. Perancangan Produk
Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang memenuhi permintaan
dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya
produksi.
Aktivitas perancangan produk menciptakan dua dokumen utama :
a. Daftar bahan baku
b. Daftar operasi
Para akuntan dapat terlibat dalam perancangan produk:
a. Para akuntan dapat memberikan informasi yang menunjukkan bagaimana berbagai
desain dapat mempengaruhi biaya produksi dan tingkat laba.

2
b. Memastikan bahwa SIA dirancang untuk mengumpulkan dan memberikan informasi
mengenai biaya penyetelan mesin dan penanganan bahan baku yang terkait dengan
berbagai alternatif desain produk.
c. Dengan memberikan data mengenai biaya perbaikan dan jaminan yang terkait
dengan produk yang ada dapat berguna untuk mendesain produk yang lebih baik.
2. Perencanaan dan Penjadwalan Produksi
Tujuan dari langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien
untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek
tanpa menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.
Siklus Produksi
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) - RDK 65
Metode perencanaan produksi:
a. Perencanaan sumber daya produksi (MRP-II)
MRP-II adalah kelanjutan dari perencanaan sumber daya bahan baku yang mencari
keseimbangan antara kapasitas produksi yang ada dan kebutuhan bahan baku untuk
memenuhi perkiraan permintaan penjualan.
b. Sistem produksi Just-in-time (JIT)
Tujuan produksi JIT adalah meminimalkan atau meniadakan persediaan bahan baku,
barang dalam proses, dan barang jadi.
Dokumen, formulir dan prosedur:
a. Jadwal induk produksi (MPS) menspesifikasikan seberapa banyak produk akan
diproduksi selama periode perencanaan dan kapan produksi tersebut harus
dilakukan.
b. Permintaan bahan baku mensahkan pengeluaran jumlah bahan baku yang
dibutuhkan dari gudang ke lokasi pabrik, tempat bahan tersebut dibutuhkan.

3
c. Perpindahan selanjutnya dari bahan baku di sepanjang pabrik akan
didokumentasikan dalam dalam kartu perpindahan.

Para akuntan dapat terlibat dalam perancangan produk:


a. Akuntan harus memastikan bahwa SIA mengumpulkan dan melaporkan biaya secara
konsisten dengan teknik perencanaan produksi perusahaan.
b. Para akuntan juga dapat membantu perusahaan memilih antara MRP-II atau JIT
untuk melihat manakah yang lebih tepat untuk perencanaan dan penjadwalan
produksi perusahaan.
3. Operasi Produksi
Cara aktivitas ini dicapai sangat berbeda di berbagai perusahaan.
Computer-Integrated Manufacturing (CIM) adalah penggunaan berbagai bentuk TI dalam
proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh komputer, untuk
mengurangi biaya produksi.
Setiap perusahaan membutuhkan data mengenai 4 segi berikut ini dari operasi
produksinya :
a. Bahan baku yang digunakan
b. Jam tenaga kerja yang digunakan
c. Operasi mesin yang dilakukan
d. Serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadi.

4. Akuntansi Biaya
Tiga (3) tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya
a. Untuk memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian
kinerja dari operasi produksi

4
b. Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam
menetapkan harga serta keputusan bauran produk.
c. Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung
persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan
perusahaan.
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA
Siklus akuntansi biaya merupakan tahap atau proses dalam melakukan sebuah  analisis
pencatatan transaksi bisnis.
Proses yang dilakukan selama periode akuntansi dalam mencatat data, mengklasifikasikan,
menentukan total biaya, menentukan biaya produk, menentukan harga jual, mengendalikan biaya
dan pengambilan keputusan. Seperti contoh dalam sebuah perusahaan industri, tentunya terdapat
sebuah kegiatan produksi seperti dalam mengelolah bahan baku menjadi sebuah produk yang
dijual kepada konsumen. Maka bisa kita lihat, bahwa dalam siklus akuntansi terdapat beberapa
tahap atau  proses yang harus di lakukan dalam melakukan siklus akuntansi tersebut.
Jenis-Jenis Siklus Akuntansi Biaya
Tentunya siklus akuntansi biaya mempunyai beberapa jenis, namun dari beberapa jenis siklus
akuntasi, dalam tiap perusahaan siklus akuntansi biaya yang dimiliki tentunya berbeda beda,
sebab dipengaruhi dengan siklus kegiaatan atau proses yang di lakukan dalam setiap masing
masing perusahaan. Berikut jenis-jenisnya:
1. Siklus Akuntansi Biaya Pada Perusahaan Dagang
Pada perusahaan dagang merupakan perusahaan yang mengutamakan bisnisnya dalam membeli
barang dari pemasok atau distributor dan menjualnya kepada konsumen tanpa merubah suatu
bentuk barang. Sebagai contoh adalah toko kelontong dan supermarket. Dalam hal berbisnis
membeli kebutuhan sehari-hari merupakan kewajiban dari suatu pemasok dan menjualnya
kembali kepada konsumen.
Siklus akuntansi dalam perusahaan perdagangan tidak berbeda dengan perusahaan jasa. Entah
perusahaan jasa atau perusahaan dagang harus mencatat semua transaksi dalam jurnal dan
kemudian secara berkala dicatat dalam akun dalam buku besar. Pada suatu akhir periode, jumlah
saldo akun dihitung dan harus dinyatakan dalam lembar kerja sebagai alat informasi untuk
menyiapkan suatu laporan keuangan.

5
 Jurnal penyesuaian dan jurnal penutup juga dilakukan dalam perusahaan perdagangan, serta
persiapan saldo uji coba pasca-penutupan harus dilakukan sebagai tahap akhir dalam siklus
akuntansi. Memahami siklus akuntansi untuk perusahaan dagang tampaknya rumit, namun itu
perlu karena itu adalah persyaratan dalam penyusunan laporan keuangan. Agar memahami aliran
laporan keuangan diharapkan pengguna untuk dapat mengetahui dan mengenali posisi keuangan
yang akurat.
2. Siklus Akuntansi Biaya Pada Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur memiliki beberapa akun yang berbeda dibandingkan dengan perusahaan
jasa dan merchandising. Ini termasuk tiga jenis akun persediaan yaitu, bahan baku, barang dalam
proses, dan barang jadi. Dimana
setiap barang yang sudah jadi akan dimasukan dan di simpan dalam gudang penyimpanan. Siklus
akuntansi biaya yang terdapat pada perusahaan manufaktur dimulia dari pencatatan harga dari
setiap barang baku yang akan digunakan, kemudian mencatat biaya-biaya yang dikeluarkan
lainya seperti biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan lainya.
akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur memiliki tujuan dalam menyajikan informasi harga
pokok produksi, dan siklus akuntansi ini juga dipakai untuk mengikuti proses pengelolahan
sebuah produk, mulia dari awal masuknya bahan baku dalam proses produksi, serta diakhiri
dengan penyimpanan dan menjadi sebuah produk yang siap untuk dipasarkan.
3. Siklus Akuntansi Biaya Pada Perusahaan Jasa
Kegiatan dalam siklus akuntansi biaya pada perusahaan jasa adalah dimulai dengan persiapan
penyerahan jasa dan berakhir pada pengguna jasa tersebut.  Siklus pada perusahaan saja ini
dimulai dari pencatatan biaya-biaya  untuk persiapan penyerahan saja sampai pada tangan
pengguna jasa. Tujuannya adalah untuk menyajikan harga pokok per satuan jasa, yang digunakan
oleh pengguna jasa.
Dalam siklus akuntansi biaya merupakan bagian terpenting dalam melakukan sebuah
penghitungan baik terhadap biaya yang ingin dikeluarkan dalam membuat sebuah produk,
ataupun mencatat setiap penghitungan keuangan  bisnis yang Anda jalankan. Maka dari itu,
untuk menghasilkan pencatatan keuangan yang rapih, dan terhindar dari salahnya perhitungan
dalam penyusunan laporan keuangan. 

6
2.2 Elemen – elemen biaya produksi
Elemen Biaya Produksi
1.Biaya Bahan
a. Definisi bahan
Menurut Purwaji dkk (2016) bahan adalah unsur utama dari suatu produk setelah diolah
melalui proses produksi. Biaya bahan adalah biaya dari suatu komponen yang digunakan
dalam proses produksi, yang mana pemakaiannya dapat ditelusuri atau diidentifikasi dan
merupakan bagian integral dari suatu produk tertentu. Pada prinsip-prinsip akuntansi yang
berterima umum, biaya bahan tidak hanya harga beli saja, tetapi termasuk juga biaya-biaya
yang terkait dengan perolehan bahan tersebut sampai akhirnya siap digunakan dalam proses
produksi. Biaya tersebut antara lain, biaya pemesanan, biaya bongkar muat, biaya
pengangkutan, biaya asuransi, dan biaya penyimpanan, sementara potongan (diskon) dan retur
pembelian merupakan pengurang dari biaya perolehan bahan. Unsur-unsur yang terdapat
dalam biaya bahan secara riil sangat beragam, sehingga muncul masalah mengenai unsur biaya
apa saja yang diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku yang dibeli.
b. Metode penilaian
persediaan bahan Perusahaan dalam melakukan aktivitas pembelian (perolehan) dan
pemakaian bahan pasti selalu menyertai aktivitas produksi. Frekuensi perolehan (pembelian)
bahan dalam satu periode akuntansi dapat dilakukan beberapa kali dan mungkin nilai biaya
peroelehan yang berbeda. Oleh karena itu, persediaan bahan yang disimpan di gudang
memiliki biaya yang beragam dan fluktuatif, meskipun jenis bahan yang digunakan sama. Hal
ini akan menimbulkan permasalahan terkait pembebanan biaya bahan yang digunakan dalam
proses produksi. Terdapat beberapa metode untuk menentukan besarnya biaya bahan yang
digunakan dalam proses produksi :
1. Metode Identifikasi Khusus, metode ini merupakan metode penialaian persediaan bahan
menggunakan biaya dan jumlah unit bahan yang sesungguhnya (aktual). Metode
identifikasi khusus merupakan cara yang ideal karena bahan yang dibeli perusahaan diberi
label identitas terkait biaya bahan per unit beserta jumlahnya, sehingga setiap pemakaian
bahan dapat langsung diketahui besarnya biaya bahan yang digunakan.
2. Metode Rata-rata, metode ini berasumsi bahwa bahan fisik yang digunakan dalam
proses produksi diambil dari gudang secara acak. Oleh karena itu, besarnya biaya yang
digunakan ditentukan dari gabungan seluruh biaya bahan yang berasal dari saldo awal
persediaan bahan dan pembelian bahan. Metode ini menentukan biaya bahan per unit
didasarkan pada rata-rata biaya bahan dari total biaya bahan yang ada di gudang.

7
3. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama, berasumsi bahwa bahan yang dibeli
(diperoleh) pertama kali digunakan dalam proses produksi. Dengan demikian, nilai
persedian bahan di akhir periode diasumsikan berasal dari nilai bahan yang dibeli
(diperoleh) terakhir kali.
4. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama, berasumsi bahwa bahan yang dibeli
(diperoleh) terakhir kali merupakan bahan yang pertama kali digunakan dalam proses
produksi. Dengan demikian, nilai persediaan bahan di akhir periode diasumsikan berasal
nilai bahan yang dibeli (diperoleh).

2.Biaya Tenaga Kerja Langsung


Tenaga kerja adalah daya kerja fisik maupun mental menggunakan sumber daya manusia
(karyawan) untuk menghasilkan produk atau jasa tertentu. Biaya tenaga kerja adalah seluruh
imbal jasa yang diberikan karena penggunaan sumber daya manusia (Purwaji dkk, 2016). Biaya
tenaga kerja secara umum diklasifikasikan sebagai gaji dan upah. Gaji adalah biaya tenaga kerja
yang dibayarkan secara teratur untuk keperluan pelayanan kepegawaian ataupun manajerial,
sedangkan upah adalah biaya tenaga kerja yang dibayarkan atas dasar jam, harian atau bagian
kerja.
Dalam kaitannya dengan fungsi produksi di perusahaan manufaktur, tenaga kerja dapat
diklasifikasikan menjadi tenaga kerja langsung dan 16 tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja
langsung adalah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi dan dapat ditelusuri
pembebanan biayanya ke dala suatu produk, batch, atau departemen. Upah (gaji) yang timbul
atas tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja langsung dan dibebankan
secara langsung sebagai bagian dari biaya produksi. Sementara tenaga kerja tidak langsung
adalah tenaga kerja yang jasanya tidak dapat diidentifikasikan secara langsung ke dalam suatu
produk.

3. Biaya Overhead Pabrik


a. Definisi Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung
dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik merupakan biaya tidak langsung produk
(indirect cost of product). Dalam kaitannya dengan konsep biaya tidak langsung, biaya overhead
pabrik adalah semua biaya produksi yang tidak dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke
produk. Biaya overhead pabrik biaya tidak langsung produk sehingga biaya overhead pabrik
tidak dapat secara langsung dibebankan ke produk. Biaya overhead pabrik dibebankan terlebih
dahulu ke tempat pengumpulan biaya yang disebut pool biaya (cost pool), seperti pabrik,
departemen produksi atau aktivitas, dan selanjutnya biaya pool biaya dibebankan ke produk
(Riwayadi, 2016).
8
Biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan menurut sifatnya
(Mulyadi, 2016) :
1. Biaya Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian
produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif
kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi. Contoh bahan penolong dalam
perusahaan percetakan adalah bahan perekat, tinta koreksi, dan pita mesin ketik.
2. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Biaya Reparasi dan Pemeliharaan berupa biaya suku
cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factor supplies) dan harga perolehan jasa
dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen,
perumahan, bangunan pabri, mesinmesin dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk
keperluan pabrik.
3. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja
pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau
pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan dan biaya
kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung.
4. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap Biaya-biaya yang
termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya depresiasi emplasemen
pabrik, bangunan pabrik, mesin dan ekuipmen dan aktiva tetap lain yang digunakan di
pabrik.
5. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu Biaya-biaya yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain adalah biaya asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin
dan ekuipmen, asuransi kendaran, asuransi kecelakaan karyawan, dan biaya amortisasi
kerugian trial-run.
6. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai.
Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain biaya reparasi yang
diserhakan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN, dan sebagainya.
Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungannya
dengan volume produksi, biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi 3 golongan,
yaitu biaya overhead pabrik tetap, biaya overhead pabrik variabel, biaya overhead pabrik
semivariabel. Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang tidak
berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu. Biaya overhead pabrik variabel
adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume
kegiatan. Biaya overhead pabrik semivariabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah
tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
9
b. Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilakukan melalui tiga tahap berikut ini
(Mulyadi, 2016) :
1) Menyusun anggaran biaya overhead pabrik Dalam menyusun anggaran biaya
harus diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar
penaksiran biaya overhead pabrik. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai
sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead pabrik yaitu kapasitas praktis,
kapasitas normal dan kapasitas sesungguhnya yang diharapkan.Penentuan kapasitas
praktis dan kapasitas normal dapat dilakukan dengan lebih dulu menentukan
kapasitas teoritis, yaitu volume produksi maksimum yang dapat dihasilkan oleh
pabrik.
2) Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk Setelah
anggaran biaya overhead pabrik disusun, langkah selanjutnya adalah memilih dasar
yang akan dipakai untuk membebankan secara adil biaya overhead pabrik kepada
produk. Terdapat berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan
biaya overhead pabrik kepada produk, diantaranya adalah :
a. Satuan produk
Metode ini adalah yang paling sederhana dan yang langsung membebankan
biaya overhead pabrik kepada produk.
Beban biaya overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus berikut :
Taksiran biaya overhead pabrik
Taksiran jumlah satuan produk yang dihasilkan
= tarif biaya overhead pabrik per satuan
Metode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu
macam produk. Bila perusahaan menghasilkan lebih dari satu macam produk yang
serupa dan berhubungan erat satu dengan yang lain (perbedaannya hanya pada
berat atau volume), pembebanan biaya overhead pabrik dapat dilakukan dengan
dasar tertimbang atau dasar nilai (point basis).
10
b. Biaya bahan baku
Jika biaya overhead pabrik yang dominan bervariasi dengan nilai bahan
baku (misalnya biaya asuransi bahan baku), maka dasar yang dipakai untuk
membebankannya kepada produk adalah biaya bahan baku yang dipakai.
Rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut :

Taksiran biaya overhead pabrik


Taksiran biaya bahan baku yang dipakai X 100%
= Presentase biaya overhead pabrik dari biaya bahan baku yang
digunakan

c. Biaya tenaga kerja


Apabila sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan
yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja langsung (misalnya pajak penghasilan
atas upah karyawan yang menjadi tanggungan perusahaan), maka dasar yang
dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik adalah biaya tenaga kerja
langsung.
Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Taksiran biaya overhead pabrik
Taksiran biaya tenaga kerja langsung x 100%
= Presentase biaya overhead pabrik dari biaya tenaga kerja langsung

d. Jam tenaga kerja langsung


Adanya hubungan yang erat antara jumlah upah dengan jumlah jam kerja (jumlah
upah adalah hasil kali jumlah jam kerja dengan tarif upah), maka disamping biaya
overhead pabrik dibebankan atas dasar upah tenaga kerja langsung, dapat pula
dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung.
Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus :
Taksiran biaya overhead pabrik
Taksiran jam tenaga kerja langsung
= Tarif biaya overhead per jam tenaga kerja langsung

11
e. Jam Mesin
Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin
(misalnya bahan bakar atau listrik yang dipakai untuk menjalankan mesin), maka
dasar yang digunakan untuk membebankannya adalah jam mesin.
Tarif biaya overhead pabrik dihitung sebagai berikut :
Taksiran biaya overhead pabrik
Taksiran jam kerja mesin
= Tarif biaya overhead per jam mesin

3) Menghitung tarif biaya overhead pabrik Setelah tingkat kapasitas yang akan
dicapai dalam periode anggaran ditentukan, dan anggaran biaya overhead pabrik
telah disusun, serta dasar pembebanannya telah dipilih dan diperkirakan,
maka langkah terakhir adalah menghitung tarif biaya overhead pabrik dengan
rumus sebagai berikut :
Biaya overhead pabrik yang dianggarkan
Taksiran dasar pembebanan
= Tarif biaya overhead pabrik

2.3 Aliran biaya produksi


Aliran biaya produksi pada perusahaan produksi dimulai dari pencatatan harga pokok bahan
yang dibeli , pencatatan bahan yang dimasukan kedalam proses produksi, pencatatan biaya
tenaga kerja langsung dan pencatatan biaya lain-lain (Biaya overhead pabrik) yang terjadi selama
proses produksi dan berakhir pada pencatan harga pokok produk jadi, kemudian dilakukan
penyerahan ke bagian gudang produk jadi oleh bagian produksi. Dari uraian diatas apabila
digambarkan secara diagram akan tampak aliran biaya produksi seperti berikut :
12

Catatan : Tahap-tahap proses produksi :

1. Pembelian dan penyimpanan bahan baku


2. Pengolahan bahan baku agar menjadi produk jadi
3. Persediaan produk jadi sebelum terjual

Aliran Biaya Produksi dalam Rekening Buku Besar


Untuk dapat menghitung harga pokok produksi, baik per unit maupun secara total,
diperlukan suatu media untuk mencatat dan mengklasifikasikan biaya-biaya produksi. Media
tersebut adalah berupa buku besar biaya.
13

Penjelasaan Gambar
Sesuai dengan nomor urut dalam buku besar tersebut, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bahan baku yang sudah terkumpul dalam rekening bahan baku yang diperoleh melalui
pembelian selanjutnya ditransfer ke rekening barang dalam proses pada saat produksi dimulai
sesuai dengan jumlah yang digunakan
2. Untuk pemakaian bahan penolong ditransfer ke rekening biaya overhead pabrik
3. Biaya gaji dan upah juga dibebankan ke perkiraan barang dalam proses sesuai dengan jumlah
tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi, sedangkan yang tidak terlibat langsung dalam
proses produksi dibebankan ke perkiraan biaya umum dan administrasi.
4. Untuk upah tak langsung ditransfer ke rekening biaya overhead pabrik, termasuk juga biaya
pabrik selain bahan penolong dan upah tak langsung ditransfer ke biaya overhead pabrik seperti:
biaya penyusutan, biaya sewa pabrik, biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin, biaya pelumas
dll.
5. Biaya overhead pabrik (BOP) sesungguhnya yang dicatat dalam rekening BOP sebelah debet
selanjutnya dibebankan ke barang dalam proses dengan menggunakan tarif yang telah dibuat
sebelumnya dengan demikian pada rekening barang dalam proses akan terdapat biaya bahan
baku, upah langsung dan biaya overhead pabrik.

14
6. Setelah proses produksi selesai, biaya-biaya yang mendukung produk jadi ditransfer ke
perkiraan produk jadi dengan mendebet rekening persediaan barang jadi dan mengkredit
rekening barang dalam proses.
Produk yang dikerjakan oleh perusahaan selalu memerlukan ketiga unsur biaya, yaitu biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Ketiga biaya tersebut
setelah digabung akhirnya menjadi biaya produksi. Dalam akuntansi biaya tradisional biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja disebut sebagai biaya utama(prime cost), sedangkan biaya
overhead pabrik disebut sebagai biaya konversi (convertion cost).
Pemberian istilah biaya utama didasarkan pada pemikiran bahwa biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja merupakan unsur biaya paling besar dalam unsur biaya produksi dan biaya
overhead pabrik hanya sebagaian kecil dari total biaya. Keadaan ini pada zaman teknologi tinggi
saat ini sudah banyak berubah, terutama unsur biaya tenaga kerja. Dengan semakin majunya
proses pengerjaan suatu produk, peran komputer untuk menunjang proses produksi tidak dapat
dipisahkan lagi dan banyak proses produksi dikerjakan secara otomatis, maka biaya overhead
pabrik mulai menggeser peran biaya tenaga kerja. Hal ini ditandai dengan biaya listrik, biaya
pemeliharaan, reparasi dan penyusutan mesin yang tinggi.
15

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Produksi adalah kegiatan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Atau
suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda
baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
Akuntansi Biaya Produksi adalah suatu proses pencatatan keuangan yang didalamnya terjadi
penggolongan dan peringkasan atas suatu biaya produksi, penjualan produk ataupun jasa menggunakan
suatu cara tertentu lengkap dengan penjelasannya.

Akuntansi biaya ini diperlukan untuk pertanggung jawaban kepada pihak eksternal perusahaan
seperti investor ataupun kreditur, serta pihak internal (manajemen) perusahaan itu sendiri.
Akuntansi biaya sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan, karena data historis yang disajikan
dalam pencatatannya akan sangat penting digunakan oleh manajemen dalam mengambil
keputusan atau kebijakan di waktu yang akan datang.

3.2 Saran
Penyusun berharap agar makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.harmony.co.id/blog/siklus-akuntansi-biaya-pengertian-lengkap-dan-jenis-jenisnya
https://www.google.com/search?
q=hubungan+atara+siklus+produksi+dengan+siklus+akuntansi+biaya&oq=hubungan+atara+sikl
us+produksi+dengan+siklus+akuntansi+biaya&aqs=chrome..69i57j33i10i160j33i10i22i29i30l2.
30129j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://nearyouyourchoice.blogspot.com/2015/08/elemen-elemen-biaya-produksi.html
http://e-journal.uajy.ac.id/23492/3/EA%20222261.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/
053162b9aac9e834391d39d9dd75a229.pdf
http://smkn2-kng.sch.id/blog/2011/12/07/aliran-biaya-produksi/
17

Anda mungkin juga menyukai