Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PROCESS COSTING AND HYBRID PRODUCT-


COSTING SYSTEM
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen lanjutan

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. Mukhzarudfa, S.E., M.Si.

DISUSUN OLEH

Akbar Alfarisi (C1C018183)

Faisal Koto (C1C018175)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS UNIVERSITAS JAMBI

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “PROCESS COSTING AND HYBRID PRODUCT-COSTING
SYSTEM”
Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Dr. Mukhzarudfa, S.E., M.Si.
yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga
saya ucapkan kepada teman teman seperjuangan yang telah mendukung kami
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Jambi, 28 September 2020


BAB ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................ii
BAB ISI....................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN....................................................................................................3
1.1 Latar Belakang............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................4
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
1. (PROCESS COSTING) / PERHITUNGAN BIAYA PROSES........................4
A. Karakteristik penentuan biaya proses..............................................................4
B. Ekuivalen unit dalam penentuan biaya proses..................................................5
C. Laporan Biaya Produksi.................................................................................5
2. HYBRID COSTING (OPERATION COSTING)...............................................6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi sebagai sistem, akuntansi sebagai suatu ilmu, akuntansi sebagai
suatu mitos, akuntansi sebagai seni pencatatan, semakin lama semakin luas saja
bidang cakupan akuntansi. Asumsi bahwa akuntansi bisa mempengaruhi bidang
apapun mulai terlihat nyata pada perkembangannya di era globalisasi, di era layar
yang kita hadapi sekarang. Akuntansi semakin diperlukan oleh semua sektor dan
semua bidang. Sebuah sunnatullah yang diajarkan oleh Rasulullah S.A.W tentang
pentingnya pengelolaan keuangan dengan mengedepankan prinsip transparansi.
Telah jauh sebelumnya di lukiskan di dalam Surah Al-Baqarah ayat 282 tentang
wajibnya mengedepankan transparansi dalam setiap transaksi dan semakin jelas
dengan pencatatan. Akuntansi mulai menyentuh aspek keperilakuan yaitu pada
individu manusia itu sendiri menjadi tren positif di kalangan praktisi dan
akademik di bidang akuntansi. Dengan hanya melihat, mendengar, mengetahui
informasi, bahkan memberi pendapat terhadap laporan keuangan ternyata tidak
dapat dipungkiri, juga dipengaruhi oleh faktor sosilologis dan psikologis manusia.
Bisa saja kondisi seorang individu sebelum menyatakan pendapatnya atas laporan
keuangan berubah. Karena menurut penulis sendiri faktor psikologis merupakan
salah satu faktor internal dan mempunyai andil penting ketika opini atau pendapat
dikeluarkan terkait dengan laporan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu process costing
2. Apa itu hybrid product costing system
BAB II

PEMBAHASAN

1. (PROCESS COSTING) / PERHITUNGAN BIAYA PROSES


Penentuan biaya proses adalah suatu metode dimana bahan baku, tenaga
kerja, dan overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya atau departemen.

Biaya yang dibebankan ke setiap unit produk yang dihasilkan ditentukan dengan
membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya tersebut dengan jumlah unit
yang diproduksi pada pusat biaya yang bersangkutan.

A. Karakteristik penentuan biaya proses


1. Aktivitas produksi bersifat terus-menerus
2. Produksi bersifat masa, dengan tujuan untuk mengisi persediaan yang siap
untuk dijual
3. Produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya relatif
homogen dan berdasarkan standar
4. Biaya dibebankan kesetiap unit dengan membagi total biaya yang
dibebankan ke pusat biaya dengan total unit yang diproduksi
5. Pengumpulan biaya dilakukan berdasarkan periode waktu tertentu.

B. Ekuivalen unit dalam penentuan biaya proses


Unit ekuivalen produksi atau ekuivalen produksi adalah penyetaraan produk
dalam proses tersebut menjadi produk jadi.

Terdapat dua metode aliran biaya untuk mengkalkulasi biaya produksi produk
dalam proses, dengan perhitungan unit ekuivalen yaitu:

1. Aliran biaya rata-rata tertimbang


Rumus: Produk selesai + (PDP Akhir x tingkat penyelesaian)
2. Aliran biaya FIFO
Rumus: Produk selesai + (PDP Akhir x tingkat penyelesaian) – (PDP
Awal x tingkat penyelesaian)
C. Laporan Biaya Produksi
Dalam penentuan biaya proses, semua biaya yang dibebankan ke setiap
departemen produksi dapat dikhtisarkan dalam laporan biaya produksi untuk
masing-masing departemen.

Laporan biaya produksi memiliki format yang beragam, tetapi minimal memuat
informasi sbb:

1. Skedul kuantitas, memuat informasi produk dalam proses awal, produk masuk
proses pada periode bersangkutan, produk selesai yang ditransfer ke
departemen berikutnya atau gudang, produk dalam proses akhir, produk
hilang, produk cacat, dan produk rusak.
2. Biaya dibebankan, memuat informasi biaya produk dalam proses awal, biaya
yang dibebankan dari departemen sebelumnya, biaya dibebankan periode
bersangkutan, unit equivalen dan biaya per unit masing-masing elemen biaya.
3. Pertanggungjawaban biaya, memuat informasi biaya yang ditransfer ke
departemen berikutnya atau gudang, biaya produk yang hilang akhir proses,
biaya produk rusak, biaya produk cacat, biaya yang telah diserap produk
dalam proses.

2. HYBRID COSTING (OPERATION COSTING)


Hybrid Costing atau penetapan harga pokok campuran ini memadukan ide
yang terdapatdalam job-order costing dan process costing. Sistem biaya dapat
digunakan dengan perhitunganbiaya dalam proses (process costing) dan
perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job ordercosting). Perhitungan biaya
berdasarkan pesanan dan perhitungan biaya berdasarkan prosesadalah dua
metode akumulasi biaya yang paling banyak digunakan dan keduanya
memilikibeberapa aspek yang sama.

Process Costing atau penetapan harga pokok proses dipakai untuk


menghitung biayaproduksi dari kegiatan produksi yang bersifat kontinyu. Dalam
sistem produksi tersebut tak dapatdikenal lagi biaya yang dikeluarkan untuk setiap
jenis produk tertentu. Biaya satuan hanya dapat dihitung dengan membagi total
biaya pabrik selama periode tertentu dengan jumlah produk yang selesai
dikerjakan. Total biaya pabrik diperoleh dari penjumlahan biaya-biaya pada
setiapdepartemen yang dilalui oleh produk tersebut. Kalkulasi biaya proses
(process costing) digunakandalam perusahaan yang menghasilkan barang
sejenis secara massal seperti bahan kimia. Akuntan mengakumulasi biaya
setiap departemen selama periode waktu tertentu serta mengalokasikan biaya-
biaya tersebut ke seluruh produk yang dibuat selama periode tersebut.

Kalkulasi biaya pesanan (job order costing)digunakan dalam perusahaan


yang berdasarkanpesanan untuk memenuhi spesifikasi pelanggan seperti
percetakan. Biaya dibebankan ke masing-masing pekerjaan.

Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan maupun dalam


perhitungan biaya berdasarakan proses, perhatian yang cukup besar diberikan
terhadap perhitungan terperinci atasbiaya barang dalam proses. Terdapat solusi
yang dapat digunakan untuk menggabungkan dua mtode kalkulasi tersebut
yaitu penggunaan metode Hybrid Costing. Hybrid costing menggunkan akumulasi
biaya berdasarkan pesanan untuk menelusuri bahan baku langsung ke batch
danmenggunakan akumulasi biaya berdasarkan proses untuk menelusuri biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead.
DAFTAR PUSTAKA

 https://en.wikipedia.org/wiki/Process_costing
 https://ukirama.com/en/blogs/perbedaan-mendasar-tentang-job-order-
costing-dan-process-costing
 https://dokumen.tips/documents/hybrid-costing-55ab4f080f065.html
 https://www.ultima-erp.id/article/mgmtacc/hybrid-costing/
 https://klc.kemenkeu.go.id/pknstan-process-costing-system-series-4-fifo-
method-next-last-departement

Hybrid Costing
Menurut Horngren
(2003:609) Hybrid
Costing yaitu :
“Sistem kalkulasi
biaya hybrid
menggabungkan
karakteristik
perhitungan biaya
berdasarkan pesanan
(job order costing)
dan perhitungan
biaya berdasarkan
proses (process
costing) yang
menggabungkan
proses pesanan
manufaktur dan arus
manufaktur
berkelanjutan”
Hybrid Costing atau
penetapan harga
pokok campuran ini
memadukan ide yang
terdapat
dalam job-order
costing dan process
costing. Pemilihan ini
bergantung pada
sistem produksi
yang mendasarinya.
Industri memiliki dua
pilihan diantara dua
mode dasar untuk
mengorganisisr
kegiatan produksi,
yaitu produksi batch
dan produksi
continuous flow.

Anda mungkin juga menyukai