Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

METODE HARGA POKOK PROSES

Disusun Oleh:

KELOMPOK 4

MA.21.B.02

1. Aida Fuji Henarti 112110610


2. Dhea Fatmasari 112110287
3. Leriyana Hotmaida 112110477
4. M. Imam Buchori 112110588
5. M. Ramadhon 112110374
6. Tri Nuke Paresti 112110293
7. Putri Rizqi Amalia 112110592
8. Robi Sutana Putra 112110296

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PELITA BANGSA 2021/2022


KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena
rahmat dan kasih-Nya kamidapat menyelesaikan tugas makalahAkuntansi Biaya.Dalam
Metode Harga Pokok Proses-Pengantar diuraikan secara sederhana. Melalui Metode
Harga Pokok Proses-Lanjutan ini akan diuraikan lebih lanjut metode harga proses yang
telah memperhitungkan harga pokok persediaan proses produk dalam proses awal
periode. Harga pokok persediaan produk dalam proses pada awal periode dalam
departemen produksi yang bersangkutan. Harga pokok persediaan produk dalam proses
awal periode ini akan mempunyai pengaruh dalam penentuan harga pokok produk
selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang. Metode penentuan harga
pokok produksi yang digunakan untuk memperhitungkan harga pokok persediaan
produk dalam proses awal yang dibahas dalam makalah ini adalah metode harga
pokok rata-rata tertimbang dan metode harga pertama-keluar pertama.

Ini, kami susun sebagai pelengkap tugas dan mempunyai tujuan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembacanya maupun pihak yang terkait
didalamnya.Penyusun menyadari banyak kekurangan dan hambatan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu penyusun sangat membutuhkan saran serta kritik agar dimasa
yang akan datang dapat menyempurnakan makalah ini atau dapat menjadikannya
lebih baik dari sekarangdan dalam penyusunan makalah ini penyusun juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4

1.1 Latar belakang................................................................................................................4

1.2 Rumusan masalah..........................................................................................................4

1.3 Tujuan............................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6

2.1 pengertian metode harga pokok proses..........................................................................6

2.2 manfaat informasi harga pokok proses..........................................................................7

2.3 sistem pembebanan biaya pada metode harga pokok proses.........................................7

2.4 penggolongan proses produksi pada perusahaan manufaktur........................................8

2.5 karakteristik dan prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok proses..............8

2.6 penggolongan biaya pada metode harga pokok proses................................................10

2.7 masalah khusus dalam perhitungan harga pokok produk pada metode harga pokok
proses.................................................................................................................................11

2.8 tujuan penentuan metode harga pokok proses.............................................................12

2.9 pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses................................................13

2.10 laporan hasil harga pokok produksi...........................................................................19

BAB III PENUTUP......................................................................................................................23

3.1 kesimpulan...................................................................................................................23

3.2 Saran............................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode Harga Pokok Prosesyang merupakan metode pengumpulan biaya


produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara
massa. Di dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses
selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per satuan dihitung dengan
cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode
tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut
selama jangka waktu yang bersangkutan.Melalui makalah ini akan diuraikan
metode harga pokok proses yang sederhana, yaitu yang diterapkan dalam
perusahaan yang mengolah produknya melalui satu departemen produksi dan
dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui lebih dari satu departemen
produksi. Dan diuraikan pula pengaruh adanya produk yang hilang dalam proses
terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan dalam departemen yang
bersangkutan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi topik


permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa itu Metode Harga Pokok Proses?


2. Bagaimana Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan
yang produknya diolah hanya melalui satu departemen produksi?
3. Bagaimana Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan
yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi ?
1.3 Tujuan

Dengan adanya makalah ini diharapkan bagi pembaca dapat memahami


beberapa point penting seperti yang dibawah ini ;

 Mengenal biaya-biaya departemen.


 Menghitung satuan / unit produksi.
 Memahami siklus Sistem Biaya Proses.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Harga Pokok Proses


Metode harga pokok proses, yang merupakan metode pengumpulan biaya
produksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara masal. Di
dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu
tertentu, selam periode tertentu, dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses
tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan. Metode pengumpulan biaya produksi
ditentukan oleh karakteristik proses produksi perusahaan. Metode harga pokok proses
memiliki karakteristik tertentu, yaitu:
a. Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, tahun,
dan sebagainya.
b. Produk yang dihasilkan bersifat homogen dan bentuknya standar, tidak tergantung
spesifikasi yang diminta oleh pembeli.
c. Kegiatan produksi didasarkan pada budget produksi atau schedule produksi untuk
satuan waktu tertentu.
d. Tujuan produksi untuk mengisi persediaan yang selanjutnya dijual.
e. Kegiatan produksi bersifat kontinu dan terus – menerus.
f. Jumlah total biaya maupun biaya satuan dihitung setiap akhir periode, misalnya
akhir bulan, akhir tahun.
2.2 Manfaat Informasi Harga Pokok Proses

Untuk memberikan gambaran awal penggunaan metode harga pokok proses dalam
proses pengumpulan biaya produksi, variasi contoh penggunaan metode harga pokok
proses yang diuraikan ini mencakup:
a) Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya
diolah hanya melalui satu departemen produksi
b) Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya
diolah melalui lebih dari satu departemen produksi.
c) Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga
pokok produksi persatuan dengan anggapan:a. Produk hilang pada awal proses.b.
Produk hilang pada akhir proses.

2.3 Sistem Pembebanan Biaya Pada Metode Harga Pokok Proses


Dihubungan dengan pembebanan harga pokok kepada produk, metode harga pokok
proses dapat menggunakan sistem :

1) Semua elemen biaya dibebankan berdasar biaya sesungguhnya (historical cost


system). Pada sistem ini, produk yang diolah dibebani biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dinikmati oleh produk yang
bersangkutan.
2) Elemen biaya tertentu yaitu biaya overhead pabrik, dibebankan berdasar tarif atau
biaya yang ditentukan di muka. Sistem ini dipakai apabila kondisi-kondisi yang ada
di dalam perusahaan mengharuskan dipakainya tarif biaya overhead pabrik dengan
tujuan untuk membebankan biaya secara adil dan teliti.
Kondisi tersebut adalah :

a) Perusahaan menghasilkan beberapa jenis produk.


b) Produksi perusahaan tidak stabil dari waktu ke waktu.
c) Elemen biaya overhead tetap jumlahnya relatif tinggi.
3) Semua elemen biaya dibebankan pada produk atas dasar harga pokok yang
ditentukan di muka. Pada sistem ini dalam penentuan harga pokok produk semua
elemen biaya baik bahan, tenaga kerja, maupun overhead pabrik dibebankan
berdasar harga pokok yang ditentukan di muka.

2.4 Penggolongan Proses Produksi Pada Perusahaan Manufaktur


Pada perusahaan manufaktur proses produksinya dapat digolongkan atas dasar jenis
produk yang dihasilkan dan tahapan-tahapan di dalam mengolah produk, sebagai berikut :
1) Perusahaan yang menghasilkan satu jenis produk.
Atas dasar tahapan-tahapan di dalam mengelola produk pada perusahaan yang
menghasilkan satu jenis produk dapat dikelompokkan menjadi :
a) Pengolahan produk hanya melalui satu tahapan pengolahan.
b) Pengolahan produk melalui beberapa tahapan pengolahan.

2) Perusahaan yang menghasilkan beberapa jenis produk.


Atas dasar tahapan-tahapan di dalam mengelola produk pada perusahaan yang
menghasilkan beberapa jenis produk dapat dikelompokkan menjadi :
a) Pengolahan produk hanya melalui satu tahapan pengolahan.
b) Pengolahan produk melalui beberapa tahapan pengolahan.

Atas dasar hubungan antara jenis produk satu dengan lainnya, produk yang
dihasilkan dapat digolongkan kedalam produk Bersama, ko – produk, produk
utama, dan produk sampingan.

2.5 Karakteristik Dan Prosedur Akuntansi Biaya Pada Metode Harga Pokok Proses
 Karakteristik
Karakteristik utama darimetode harga pokok proses adalah sebagai berikut:
1) Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan, meringkas, dan
menghitung harga pokok baik total maupun satuan atau per unit. Apabila produk
diolah melalui beberapa tahap atau departemen, laporan harga pokok disusun setiap
departemen di mana produk diolah.
2) Biaya produksi periode tertentu dibebankan kepada produk melalui rekening barang
dalam proses yang diselenggarakan untuk setiap elemen biaya. Apabila produk diolah
melalui beberapa departemen, rekening barang dalam proses di samping
diselenggarakan untuk setiap elemen biaya harus diselenggarakan untuk setiap
departemen di mana produk diproses.
3) Produksi dikumpulkan dan dilaporkan untuk satuan waktu atau periode tertentu.
Apabila produk diproses melalui beberapa tahap atau departemen, laporan produksi
tersebut dibuat untuk setiap departemen.
4) Produksi ekuivalen (equivalent production) digunakan untuk menghitung harga
pokok satuan. Produksi ekuivalen adalah tingkatan atau jumlah produksi di mana
pengolahan produk dinyatakan dalam ukuran produk selesai.
5) Untuk menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya produksi tertentu, maka
elemen biaya produksi tertentu tersebut dibagi dengan produksi ekuivalen untuk
elemen biaya yang bersangkutan.
6) Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui elemen-elemen yang menikmati
biaya yang dibebankan, berapa yang dinikmati produk selesai dari departemen
tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke gudang atau ke departemen berikutnya
dan berapa harga pokok produk dalam proses akhir.
7) Apabila dalam proses pengolahan produk timbul produk hilang, produk rusak, produk
cacat, tambahan produk akan diperhitungkan pengaruhnya dalam perhitungan harga
pokok produk.

 Prosedur
Sedangkan prosedur dalam rangka menentukan harga pokok produk pada metode harga
pokok proses sebagai berikut :
1) Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu untuk menyusun laporan
produksi dan menghitung produksi ekuivalen dalam rangka menghitung harga pokok
satuan.
2) Mengumpulkan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik periode
tertentu. Apabila produk diproses melalui beberapa departemen elemen biaya tersebut
dikumpulkan untuk setiap departemen.
3) Menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya, yaitu jumlah elemen biaya
tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan.
4) Menghitung harga pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang atau
departemen berikutnya dan menghitung harga pokok produk dalam proses akhir.

2.6 Penggolongan Biaya Pada Metode Harga Pokok Proses


Dalam Akuntansi Biaya untuk metode harga pokok proses biaya produksi digolongkan
sebagai berikut :
 Biaya Bahan
Dalam metode harga pokok proses tidak diadakan pemisahan antara bahan baku
dan bahan penolong, hal ini disebabkan umumnya produk yang dihasilkan bersifat
homogen dan bentuknya standar sehingga setiap satuan produk yang sama akan
menikmati bahan yang relatif sama pula. Semua harga pokok bahan yang diproses atau
diolah menjadi produk selesai atau bagian produk selesai, baik dapat diidentifikasikan
atau tidak dapat diidentifikasikan dengan produk tertentu, adalah merupakan biaya bahan.
Kartu buku besar pembantu persediaan dibuat untuk setiap jenis bahan, permintaan bahan
oleh setiap departemen yang menggunakan bahan digunakan dokumen bon permintaan
bahan dan pemakaian bahan di dalam produksi oleh setiap departemen harus dibuatkan
laporan pemakaian bahan yang akan dipakai dasar menyusun laporan harga pokok
produksi. Laporan pemakaian bahan digunakan pula untuk pengendalian pemakaian
bahan oleh setiap departemen.
 Biaya Tenaga Kerja
Dalam metode harga pokok proses tidak dipisahkan atau dibedakan antara biaya
tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung. Apabila produk diolah
melalui satu tahapan pengolahan, maka semua biaya tenaga kerja di pabrik digolongkan
sebagai elemen biaya tenaga kerja. Apabila produk diolah melalui beberapa tahapan atau
departemen, semua biaya tenaga kerja pada departemen produksi digolongkan sebagai
biaya tenaga kerja, sedangkan biaya tenaga kerja departemen pembantu diperlakukan
sebagai elemen biaya overhead pabrik.
 Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik pada metode harga pokok proses, yaitu meliputi semua
biaya produksi di departemen produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja
ditambah semua biaya pada departemen pembantu yang ada di pabrik. Apabila
perusahaan tidak memiliki departemen pembantu di pabrik, biaya overhead pabrik
meliputi semua elemen biaya produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja.

2.7 Masalah – Masalah Khusus Dalam Perhitungan Harga Pokok Produk Pada Metode
Harga Pokok Proses
Berikut ini akan dibahas secara bertahap masalah-masalah yang timbul di dalam
perhitungan harga pokok produk pada metode harga pokok proses yang menghasilkan
satu jenis produk, yang meliputi :
1. Pengolahan produk melalui satu tahap, semua biaya dibebankan berdasar biaya
sesungguhnya.
2. Pengolahan produk melalui satu tahap, biaya overhead pabrik dibebankan berdasar
tarif yang ditentukan di muka.
3. Pengolahan produk melalui beberapa tahap atau departemen, produk selesai pada
departemen tertentu langsung dipindah ke departemen berikutnya.
4. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, produk selesai dari departemen
permulaan dimasukkan ke gudang produk selesai, di mana sebagian akan diproses di
dalam departemen lanjutan dan sebagian langsung dijual.
5. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, sebagian produk hilang di dalam
pengolahan.

6. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, sebagian produk rusak dalam


pengolahan: a. Produk rusak tidak laku dijual.b. Produk rusak dapat laku dijual.
7. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, sebagian produk cacat di dalam
pengolahan.
8. Tambahan bahan pada departemen lanjutan yang dapat menambah jumlah produk
yang dihasilkan.
9. Produk diolah melalui beberapa tahap, terdapat produk dalam proses pada awal
periode.a. Metode harga pokok rata-rata.b. Metode pertama masuk, pertama keluar
(first in, first out).c. Metode terakhir masuk, pertama keluar (last in, first out).
10. Review atas berbagai masalah komprehensif dalam pengolahan produk.

2.8 Tujuan Penentuan Metode Harga Pokok Proses


Tujuan Penentuan Metode Harga Pokok Proses adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui karakteristik metode harga pokok proses.
2. Mengetahui sistem apa yang dapat dipakai untuk pembebanan biaya.
3. Mengetahui bagaimana cara penggolongan biaya.
4. Mengetahui bagaimana cara mencatat dan menghitung karya pokok produksi
apabila :
a. Produk diolah satu tahap.
b. Produk diolah beberapa tahap.
c. Produk hilang dalam pengolahan.
d. Produk rusak dalam pengolahan.
e. Produk cacat dalam pengolahan.
f. Tambahan produk adanya tambahan bahan pada departemen lanjutan.
g. Adanya produk dalam proses awal periode.
2.9 Pengaruh terjadinya Produk yang Hilang dalam Proses

Dalam suatu proses produksi selalu ditemukan adanya partikel yang hilang.
Partikel yang hilang tersebut hilang bukan karena faktor kesengajaan, tetapi karena secara
alami reaksi kimia dalam teknik pengolahan tersebut menghendaki adanya partikel yang
lepas dan hilang secara wajar.

Contoh yang sederhana dan sering dijumpai, kala ibu-ibu sedang menanak nasi.
Carnpurkan beras dan air masing-masing dengan berat 1 liter, artinya bahan-bahan yang
masuk dalam proses seberat 2 kg. Setelah dirnasak (dengan melalui proses pemanasan)
kedua bahan tersebut bereaksi dan menghasilkan nasi dengan berat 1,5 kg. Ini berarti ada
partikel yang hilang dalam proses berupa air (H20) yang menguap bersamaan dengan
'proses produksi’ tersebut seberat 0,5 kg.

Dari contoh tersebut di atas dapat diketahui adanya input yang hilang secara wajar
(normal). Hal ini disebut produk hilang dalam proses secara normal. Hilang dalam proses
secara normal, disebabkan alasan alami. Dengan demikian produk yang hilang tersebut
tidak dapat dihindarkan terjadinya. Di samping adanya produk yang hilang secara
normal, ada pula produk yang hilang karena alasan yang tidak dapat terduga
(unpredicted), bahkan mungkin adanya faktor kesengajaan. Sehingga terdapat produk
yang hilang tidak secara normal. Tentunya sesuatu yang hilang secara normal dan tidak
normal tersebut akan sangat berbeda perlakuannya dalam penentuan biaya produk.
Produk yang hilang karena alasan yang tidak normal tentunya akan diperlakukan sebagai
kerugian bagi perusahaan. Dalam penentuan biaya produk adanya produk yang hilang
dalam proses menjadi perhatian, mengingat komponen biaya sebagai akibat hilangnya
produk tersebut bisa terpengaruh. Apabila nilai yang hilang tidak material mungkin dapat
diabaikan. Tetapi bila nilai yang hilang tersebut dipandang cukup materil, tentunya hal
tersebut tidak dapat diabaikan. Jadi berapa nilai yang hilang dalam suatu proses harus
diperhitungkan pengaruhnya terhadap penentuan biaya produk. Apabila proses produksi
diteliti/ditelusuri jejaknya satu persatu, maka akan sulit diketahui di manakah dan
kapankah sesuatu partikel lepas dalam suatu reaksi kimia. Dengan kata lain kapan sesuatu
produk hilang secara normal dalam suatu proses produksi, sulit dideteksi. Mengingat
Evident Dapartemen A Dapartemen B
Biaya bahan baku 22.500 -
Biaya bahan penolong 26.100 16.100
Biaya tenaga kerja 35.100 22.500
Biaya overhead pabrik 46.800 24.750
Jumlah biaya produksi 130.500 63.350

kenyataan tersebut produk hilang dalam proses secara normal digunakan anggapan
sebagai berikut:

a. Produk hilang dalam proses dianggap terjadi di awal proses. Anggapan ini digunakan
apabila dalam suatu departemen produksi, terdapat produk yang hilang dan terjadi
pada awal proses produksi di departemen tersebut. Anggapan ini membawa
konsekuensi bahwa semua produk yang hilang dalam proses secara normal tersebut
dianggap belum ikut menyerap biaya-biaya yang terjadi dalam satu periode.
Contoh kasus : Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada awal proses terhadap
perhitungan harga pokok produk. PT. Eliona Sari memiliki dua departemen produksi
untuk menghasilkan produknya yaitu Departemen A dan Departemen B. Data
produksi dan biaya produksi kedua departemen tersebut bulan Januari sebagai berikut
Departemen A Departemen B Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg Produk selesai yang
ditransfer ke gudang 400 kg Produk dalam proses akhir bulan, dengan TP sebagai
berikut : Biaya bahan baku dan penolong 100% biaya konversi 40% 200 kg Biaya
bahan penolong 60%, biaya konversi 50% 100 kg Produk yang hilang pada awal
proses 100 kg 200 kg Biaya Produksi Departemen A dan Departemen B

 Unit ekuivalensi Biaya


 Bahan baku : 700 kg + (100% x 200 kg) = 900 kg
 Biaya bahan penolong : 700 kg + (100% x 200 kg) = 900 kg
 Biaya tenaga kerja : 700 kg + (40% x 200 kg) = 780 kg
 Biaya overhead pabrik : 700 kg + (40% x 200 kg) = 780 kg
Perhitungan harga pokok produksi per unit
Unsur Biaya Total Biaya Unit Ekuivalensi Biaya produksi/satuan
BBB 22.500 900 25
BBP 26.100 900 29
BTK 35.100 780 45
BOP 46.800 780 60
Total 130.500 159

Perhitungan harga pokok produk selesai dan produk dalam proses Departement A.
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B
700 x 159 = 111.300
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
BBB 100% x 200 x 25 = 5.000 BBP
100% x 200 x 25 = 5.800 BTK
40% x 200 x 45 = 3.600 BOP
40% x 200 x 60 = 4.800
Total = 19.200
Jumlah Biaya produksi departemen A bulan Januari 2015 130.500

PT. ELIONA SARI


Laporan Biaya Produksi Departemen A
Bulan Januari 2015

Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 1000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke departemen B 700
Produk dalam proses akhir bulan
(tingkat penyelesaian BBB 100% B konversi 40% 200
Produk yang hilang pada awal proses 100
Jumlah produk yang dihasilkan 1000 kg

Biaya Produksi yang dibebankan departemen A


Jumlah Biaya Biaya/unit
Biaya bahan baku 22.500 25
Biaya bahan penolong 26.000 29
Biaya tenaga kerja 35.100 45
Biaya overhead pabrik 46.800 60
Jumlah 130.500 159

Perhitungan Biaya:
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Departemen B
700 kg @159 111.300
Harga pokok persediaan dalam proses akhir :
Biaya bahan baku 5.000
Biaya bahan penolong 5.800
Biaya tenaga kerja 3.600
Biaya overhead pabrik 4.800
19.200

Jumlah biaya produksi Departemen A bulan Januari 2015 130.500

Perhitungan penyesuaian Harga Pokok Per Unit dari Departemen A


HPP per satuan produk yang berasal dari Departemen A Rp 111.300 : 700 Rp 159
HPP per satuan produk yang berasal dari Departemen A setelah adanya
produk yang hilang dalam proses di Departemen B
sebanyak 200 kg 111.300 : (700 kg – 200 kg) Rp 222,60
Penyesuaian HPP per satuan produk yang berasal dari Departemen A Rp 63,60

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPARTEMEN B


Unit ekuivalensi Departemen B
BBP : 400 kg + (60% x 100 kg) = 460 kg
BTK : 400 kg + (50% x 100 kg) = 450 kg
BOP : 400 kg + (50% x 100 kg) = 450 kg

Perhitungan harga pokok per unit Departemen B

Unsur Biaya Total Biaya Unit Ekuivalensi B. Produksi/kg


Produksi
Biaya Bahan Penolong 16.100 460 35
Biaya tenaga kerja 22.500 460 50
Biaya overhead pabrik 24.750 450 55
Total 63.350 140

Perhitungan harga pokok produk selesai dan produk dalam proses Departemen B

Harga pokok produk selesai yang ditransfer Departemen B ke gudang :


400 x 362 (140+222,6) 145.040
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
Harga pokok dari Dep A : 100 x 222,6 = 22.260
Biaya yang ditambahkan oleh Departemen B
BBP : 60% x 100 x 35 = 2.100
BTK : 50% x 100 x 50 = 2.500
BOP : 50% X 100 X 55 = 2.750
29.610

Jumlah biaya produksi kumulatif Dep B 174.650

PT. ELIONA SARI

Laporan Biaya Produksi Departemen B

Bulan Januari 2015

Data Produksi

Diterima dari Departemen A 700 kg


Produk jadi yang ditransfer ke gudang 400
Produk dalam proses akhir bulan
(TP : BBP 60%, Konversi 50%) 100
Jumlah produk yang hilang 200
700 kg

Biaya kumulatif yang dibebankan Departemen B

Jumlah biaya Biaya/kg

HPP Departemen A (400 unit) 111.300 159


Penyesuaian produk yang hilang - 63,60
111.300 222,60
Biaya yang ditambahkan Departemen B

Biaya bahan penolong 16.100 35


Biaya tenaga kerja 22.500 50
Biaya overhead pabrik 13.800 55
Jumlah biaya 63.350 140
Total biaya kumulatif di Departemen B 174.650 362,60
Perhitungan biaya Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang :
400 kg @362,6 145.040
Harga pokok persediaan dalam proses akhir :
Harga pokok dari Dep. A : 100 x 222,6 22.260
Biaya yang ditambahkan Dep. B :
Biaya bahan penolong 2.100
Biaya tenaga kerja 2.500
Biaya overhead pabrik 2.750
29.610
jumlah biaya produksi kumulatif yang dibebankan Dep B 174.650

2.10 Laporan hasil harga pokok produksi

laporan harga pokok produksi ini sangat penting untuk menentukan harga jual
produk sehingga perusahaan bisa mengetahui dan membuat laporan laba/rugi. laporan
harga pokok produksi ini sangat penting untuk menentukan harga jual produk sehingga
perusahaan bisa mengetahui dan membuat laporan laba/rugi. Laporan harga pokok
produksi juga terdiri beberapa komponen biaya produksi agar menghasilkan harga pokok
produksi secara keseluruhan.

Komponen-komponen Biaya Produksi:


1. Biaya Bahan Baku

Ibarat modal, biaya bahan baku digunakan untuk membeli bahan-bahan guna
menghasilkan produk. Di laporan ini, biaya bahan baku akan dibebankan secara langsung
dari seluruh hasil yang diproduksi. Jadi, biaya bahan baku ini langsung masuk menjadi
sebuah bahan mentah dan berlanjut ke proses produksi, tanpa melalui alokasi biaya
terlebih dahulu.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung


Pasalnya, dalam sebuah bisnis industri atau perusahaan pasti memiliki tenaga kerja atau
karyawan yang terjun langsung dalam proses produksi. Nah, di dalam laporan harga pokok
produksi juga dimasukan biaya tenaga kerja yang terlibat langsung di proses produksi.

3. Biaya Overhead Pabrik

a. Berdasarkan Jumlah satuan Produk


BOP Per Satuan = Aanggaran BOP dalam satu periode : Jumlah satuan yang
dianggarkan .Misalkan :

Anggran BOP untuk periode yang ada = rp. 600.000,00 dan perusahaan
merencanakan memproduksi 250.000 per satuan produk, maka untuk setiap satuan
produk dibebani BOP dengan tarif Rp.2,4 (Rp. 600.000,00 : 250.000).

b. Berdasar Biaya Tenaga Kerja Langsung


Persentase BOP dari BTKL = Anggaran BOP dalam suatu periode x 10%: Anggaran
biaya tenaga kerja langsung
Contoh :
Untuk tahun yang akan datang anggaran BOP Rp600.000,00 dan biaya tenaga kerja
langsung Rp600.000,00.
Tarif BOP adalah : Rp600.000,00 : Rp600.000,00 x 100 % = 100 %
Setiap pesanan/Produk yang menyerap biaya tenaga kerja sebesar
Rp1,00 akan dibebani BOP Rp1,00 pula.

c. Berdasar Jam Tenaga Kerja Langsung


Tarif BOP per jam kerja langsung = Anggaran Biaya Overhead pabrik dlm suatu
periode : Taksiran jam tenaga kerja langsung

Contoh:
Apabila anggaran BOP untuk tahun yg akan datang Rp600.000,00 dan jumlah jam
kerja langsung ditaksir 250.000 jam, maka tarif BOP atas dasar jam kerja langsung
adalah Rp1,5 per jam kerja langsung : Rp600.000,00 : 250.000 = Rp2.4 /jam
Suatu pekerjaan yang diselesaikan dengan 250 jam kerja langsung akan dibebani
biaya overhead pabrik sebesar Rp600,00 (=250 x Rp 2.4).

d. Berdasar Jam Mesin


Tarif per jam mesin = Anggaran BOP dalam : suatu periode Taksiran mesin
Contoh:
Bila anggaran BOP untuk tahun yang akan datang Rp600.000,00 dan jumlah jam mesin
ditaksir 600.000 jam, maka tarif BOP atas dasar jam kerja langsung adalah Rp1,00/jam
kerja langsung.
Rp600.000,00 : Rp600.000,00 x 100 % = 100 % 
Suatu pekerjaan atau pesanan yang diselesaikan dengan 600 jam mesin akan dibebani
BOP sebesar Rp600,00 (= 600 x Rp1.00).

4. Alur Biaya Produksi

Dari komponen biaya-biaya di atas adapun kamu juga harus mengetahui alur biaya produksi
berjalan di sebuah pabrik.Berikut tahapannya:
 Pertama, melakukan pencatatan harga pokok bahan baku yang dibeli
 Selanjutnya, pencatatan bahan baku dimasukkan dalam proses produksi
 Tidak ketinggalan, kamu juga melakukan pencatatan biaya tenaga kerja langsung &
pencatatan biaya overhead pabrik yang terjadi selama proses produksi.
 Barulah, bisa melakukan pencatatan harga pokok produksi jadi.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan biaya produksi


melalui departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya
diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa.Metode harga pokok
proses biasanya digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan produk yang sama
(homogen) dan melalui serangkaian proses yang sama.

A. Karakteristik Metode Harga Pokok ProsesDalam perusahaan yang memproduksi


produknya secara massa, karakteristik produksinya antara lainadalah produk yang
dihasilkan merupakan produk standard dan sama setiap bulan.Metode
pengumpulan harga pokok proses memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.Sifat produksinya terus menerus;

2.Pengumpulan harga pokok produk dilakukan periodical, biasanya setiap akhir bulan;

3.Perhitungan harga pokok per satuan dilakukan setiap akhir periode, misalnya setiap
akhir bulan.

B. Perbedaan Metode Harga Pokok Proses Dengan Metode Harga Pokok


Pesanan.Perbedaan kedua metode tersebut terletak pada:

1.Pengumpulan biaya produksi

2.Perhitungan harga pokok produksi per satuan


3.Penggolongan biaya produksi4.Unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead
pabrik

C. Manfaat Informasi Harga Pokok Proses.Informasi harga pokok produksi yang


dihasilkan bermanfaat untuk:

1.Menentukan harga jual produk

2.Memantau realisasi biaya produksi

3.Menghitung laba atau rugi periodic

4.Menetukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan
dalam neraca

3.2 SARAN

Anda mungkin juga menyukai