Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
MA.21.B.02
Kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena
rahmat dan kasih-Nya kamidapat menyelesaikan tugas makalahAkuntansi Biaya.Dalam
Metode Harga Pokok Proses-Pengantar diuraikan secara sederhana. Melalui Metode
Harga Pokok Proses-Lanjutan ini akan diuraikan lebih lanjut metode harga proses yang
telah memperhitungkan harga pokok persediaan proses produk dalam proses awal
periode. Harga pokok persediaan produk dalam proses pada awal periode dalam
departemen produksi yang bersangkutan. Harga pokok persediaan produk dalam proses
awal periode ini akan mempunyai pengaruh dalam penentuan harga pokok produk
selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang. Metode penentuan harga
pokok produksi yang digunakan untuk memperhitungkan harga pokok persediaan
produk dalam proses awal yang dibahas dalam makalah ini adalah metode harga
pokok rata-rata tertimbang dan metode harga pertama-keluar pertama.
Ini, kami susun sebagai pelengkap tugas dan mempunyai tujuan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembacanya maupun pihak yang terkait
didalamnya.Penyusun menyadari banyak kekurangan dan hambatan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu penyusun sangat membutuhkan saran serta kritik agar dimasa
yang akan datang dapat menyempurnakan makalah ini atau dapat menjadikannya
lebih baik dari sekarangdan dalam penyusunan makalah ini penyusun juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6
2.5 karakteristik dan prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok proses..............8
2.7 masalah khusus dalam perhitungan harga pokok produk pada metode harga pokok
proses.................................................................................................................................11
3.1 kesimpulan...................................................................................................................23
3.2 Saran............................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Untuk memberikan gambaran awal penggunaan metode harga pokok proses dalam
proses pengumpulan biaya produksi, variasi contoh penggunaan metode harga pokok
proses yang diuraikan ini mencakup:
a) Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya
diolah hanya melalui satu departemen produksi
b) Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya
diolah melalui lebih dari satu departemen produksi.
c) Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga
pokok produksi persatuan dengan anggapan:a. Produk hilang pada awal proses.b.
Produk hilang pada akhir proses.
Atas dasar hubungan antara jenis produk satu dengan lainnya, produk yang
dihasilkan dapat digolongkan kedalam produk Bersama, ko – produk, produk
utama, dan produk sampingan.
2.5 Karakteristik Dan Prosedur Akuntansi Biaya Pada Metode Harga Pokok Proses
Karakteristik
Karakteristik utama darimetode harga pokok proses adalah sebagai berikut:
1) Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan, meringkas, dan
menghitung harga pokok baik total maupun satuan atau per unit. Apabila produk
diolah melalui beberapa tahap atau departemen, laporan harga pokok disusun setiap
departemen di mana produk diolah.
2) Biaya produksi periode tertentu dibebankan kepada produk melalui rekening barang
dalam proses yang diselenggarakan untuk setiap elemen biaya. Apabila produk diolah
melalui beberapa departemen, rekening barang dalam proses di samping
diselenggarakan untuk setiap elemen biaya harus diselenggarakan untuk setiap
departemen di mana produk diproses.
3) Produksi dikumpulkan dan dilaporkan untuk satuan waktu atau periode tertentu.
Apabila produk diproses melalui beberapa tahap atau departemen, laporan produksi
tersebut dibuat untuk setiap departemen.
4) Produksi ekuivalen (equivalent production) digunakan untuk menghitung harga
pokok satuan. Produksi ekuivalen adalah tingkatan atau jumlah produksi di mana
pengolahan produk dinyatakan dalam ukuran produk selesai.
5) Untuk menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya produksi tertentu, maka
elemen biaya produksi tertentu tersebut dibagi dengan produksi ekuivalen untuk
elemen biaya yang bersangkutan.
6) Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui elemen-elemen yang menikmati
biaya yang dibebankan, berapa yang dinikmati produk selesai dari departemen
tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke gudang atau ke departemen berikutnya
dan berapa harga pokok produk dalam proses akhir.
7) Apabila dalam proses pengolahan produk timbul produk hilang, produk rusak, produk
cacat, tambahan produk akan diperhitungkan pengaruhnya dalam perhitungan harga
pokok produk.
Prosedur
Sedangkan prosedur dalam rangka menentukan harga pokok produk pada metode harga
pokok proses sebagai berikut :
1) Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu untuk menyusun laporan
produksi dan menghitung produksi ekuivalen dalam rangka menghitung harga pokok
satuan.
2) Mengumpulkan biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik periode
tertentu. Apabila produk diproses melalui beberapa departemen elemen biaya tersebut
dikumpulkan untuk setiap departemen.
3) Menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya, yaitu jumlah elemen biaya
tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan.
4) Menghitung harga pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang atau
departemen berikutnya dan menghitung harga pokok produk dalam proses akhir.
2.7 Masalah – Masalah Khusus Dalam Perhitungan Harga Pokok Produk Pada Metode
Harga Pokok Proses
Berikut ini akan dibahas secara bertahap masalah-masalah yang timbul di dalam
perhitungan harga pokok produk pada metode harga pokok proses yang menghasilkan
satu jenis produk, yang meliputi :
1. Pengolahan produk melalui satu tahap, semua biaya dibebankan berdasar biaya
sesungguhnya.
2. Pengolahan produk melalui satu tahap, biaya overhead pabrik dibebankan berdasar
tarif yang ditentukan di muka.
3. Pengolahan produk melalui beberapa tahap atau departemen, produk selesai pada
departemen tertentu langsung dipindah ke departemen berikutnya.
4. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, produk selesai dari departemen
permulaan dimasukkan ke gudang produk selesai, di mana sebagian akan diproses di
dalam departemen lanjutan dan sebagian langsung dijual.
5. Pengolahan produk melalui beberapa tahap, sebagian produk hilang di dalam
pengolahan.
Dalam suatu proses produksi selalu ditemukan adanya partikel yang hilang.
Partikel yang hilang tersebut hilang bukan karena faktor kesengajaan, tetapi karena secara
alami reaksi kimia dalam teknik pengolahan tersebut menghendaki adanya partikel yang
lepas dan hilang secara wajar.
Contoh yang sederhana dan sering dijumpai, kala ibu-ibu sedang menanak nasi.
Carnpurkan beras dan air masing-masing dengan berat 1 liter, artinya bahan-bahan yang
masuk dalam proses seberat 2 kg. Setelah dirnasak (dengan melalui proses pemanasan)
kedua bahan tersebut bereaksi dan menghasilkan nasi dengan berat 1,5 kg. Ini berarti ada
partikel yang hilang dalam proses berupa air (H20) yang menguap bersamaan dengan
'proses produksi’ tersebut seberat 0,5 kg.
Dari contoh tersebut di atas dapat diketahui adanya input yang hilang secara wajar
(normal). Hal ini disebut produk hilang dalam proses secara normal. Hilang dalam proses
secara normal, disebabkan alasan alami. Dengan demikian produk yang hilang tersebut
tidak dapat dihindarkan terjadinya. Di samping adanya produk yang hilang secara
normal, ada pula produk yang hilang karena alasan yang tidak dapat terduga
(unpredicted), bahkan mungkin adanya faktor kesengajaan. Sehingga terdapat produk
yang hilang tidak secara normal. Tentunya sesuatu yang hilang secara normal dan tidak
normal tersebut akan sangat berbeda perlakuannya dalam penentuan biaya produk.
Produk yang hilang karena alasan yang tidak normal tentunya akan diperlakukan sebagai
kerugian bagi perusahaan. Dalam penentuan biaya produk adanya produk yang hilang
dalam proses menjadi perhatian, mengingat komponen biaya sebagai akibat hilangnya
produk tersebut bisa terpengaruh. Apabila nilai yang hilang tidak material mungkin dapat
diabaikan. Tetapi bila nilai yang hilang tersebut dipandang cukup materil, tentunya hal
tersebut tidak dapat diabaikan. Jadi berapa nilai yang hilang dalam suatu proses harus
diperhitungkan pengaruhnya terhadap penentuan biaya produk. Apabila proses produksi
diteliti/ditelusuri jejaknya satu persatu, maka akan sulit diketahui di manakah dan
kapankah sesuatu partikel lepas dalam suatu reaksi kimia. Dengan kata lain kapan sesuatu
produk hilang secara normal dalam suatu proses produksi, sulit dideteksi. Mengingat
Evident Dapartemen A Dapartemen B
Biaya bahan baku 22.500 -
Biaya bahan penolong 26.100 16.100
Biaya tenaga kerja 35.100 22.500
Biaya overhead pabrik 46.800 24.750
Jumlah biaya produksi 130.500 63.350
kenyataan tersebut produk hilang dalam proses secara normal digunakan anggapan
sebagai berikut:
a. Produk hilang dalam proses dianggap terjadi di awal proses. Anggapan ini digunakan
apabila dalam suatu departemen produksi, terdapat produk yang hilang dan terjadi
pada awal proses produksi di departemen tersebut. Anggapan ini membawa
konsekuensi bahwa semua produk yang hilang dalam proses secara normal tersebut
dianggap belum ikut menyerap biaya-biaya yang terjadi dalam satu periode.
Contoh kasus : Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada awal proses terhadap
perhitungan harga pokok produk. PT. Eliona Sari memiliki dua departemen produksi
untuk menghasilkan produknya yaitu Departemen A dan Departemen B. Data
produksi dan biaya produksi kedua departemen tersebut bulan Januari sebagai berikut
Departemen A Departemen B Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg Produk selesai yang
ditransfer ke gudang 400 kg Produk dalam proses akhir bulan, dengan TP sebagai
berikut : Biaya bahan baku dan penolong 100% biaya konversi 40% 200 kg Biaya
bahan penolong 60%, biaya konversi 50% 100 kg Produk yang hilang pada awal
proses 100 kg 200 kg Biaya Produksi Departemen A dan Departemen B
Perhitungan harga pokok produk selesai dan produk dalam proses Departement A.
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B
700 x 159 = 111.300
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
BBB 100% x 200 x 25 = 5.000 BBP
100% x 200 x 25 = 5.800 BTK
40% x 200 x 45 = 3.600 BOP
40% x 200 x 60 = 4.800
Total = 19.200
Jumlah Biaya produksi departemen A bulan Januari 2015 130.500
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 1000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke departemen B 700
Produk dalam proses akhir bulan
(tingkat penyelesaian BBB 100% B konversi 40% 200
Produk yang hilang pada awal proses 100
Jumlah produk yang dihasilkan 1000 kg
Perhitungan Biaya:
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Departemen B
700 kg @159 111.300
Harga pokok persediaan dalam proses akhir :
Biaya bahan baku 5.000
Biaya bahan penolong 5.800
Biaya tenaga kerja 3.600
Biaya overhead pabrik 4.800
19.200
Perhitungan harga pokok produk selesai dan produk dalam proses Departemen B
Data Produksi
laporan harga pokok produksi ini sangat penting untuk menentukan harga jual
produk sehingga perusahaan bisa mengetahui dan membuat laporan laba/rugi. laporan
harga pokok produksi ini sangat penting untuk menentukan harga jual produk sehingga
perusahaan bisa mengetahui dan membuat laporan laba/rugi. Laporan harga pokok
produksi juga terdiri beberapa komponen biaya produksi agar menghasilkan harga pokok
produksi secara keseluruhan.
Ibarat modal, biaya bahan baku digunakan untuk membeli bahan-bahan guna
menghasilkan produk. Di laporan ini, biaya bahan baku akan dibebankan secara langsung
dari seluruh hasil yang diproduksi. Jadi, biaya bahan baku ini langsung masuk menjadi
sebuah bahan mentah dan berlanjut ke proses produksi, tanpa melalui alokasi biaya
terlebih dahulu.
Anggran BOP untuk periode yang ada = rp. 600.000,00 dan perusahaan
merencanakan memproduksi 250.000 per satuan produk, maka untuk setiap satuan
produk dibebani BOP dengan tarif Rp.2,4 (Rp. 600.000,00 : 250.000).
Contoh:
Apabila anggaran BOP untuk tahun yg akan datang Rp600.000,00 dan jumlah jam
kerja langsung ditaksir 250.000 jam, maka tarif BOP atas dasar jam kerja langsung
adalah Rp1,5 per jam kerja langsung : Rp600.000,00 : 250.000 = Rp2.4 /jam
Suatu pekerjaan yang diselesaikan dengan 250 jam kerja langsung akan dibebani
biaya overhead pabrik sebesar Rp600,00 (=250 x Rp 2.4).
Dari komponen biaya-biaya di atas adapun kamu juga harus mengetahui alur biaya produksi
berjalan di sebuah pabrik.Berikut tahapannya:
Pertama, melakukan pencatatan harga pokok bahan baku yang dibeli
Selanjutnya, pencatatan bahan baku dimasukkan dalam proses produksi
Tidak ketinggalan, kamu juga melakukan pencatatan biaya tenaga kerja langsung &
pencatatan biaya overhead pabrik yang terjadi selama proses produksi.
Barulah, bisa melakukan pencatatan harga pokok produksi jadi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
2.Pengumpulan harga pokok produk dilakukan periodical, biasanya setiap akhir bulan;
3.Perhitungan harga pokok per satuan dilakukan setiap akhir periode, misalnya setiap
akhir bulan.
4.Menetukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan
dalam neraca
3.2 SARAN