Disusun Oleh :
1. Ahmad Zuhdi Mubarok
2. Inayatul Aulia
3. Mahmudatul Amaliyah
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
dan rahmatNya, penulis dapat menyusun makalah dengan judul “Metode Harga
Pokok Proses”. Makalah ini disusun secara khusus untuk memenuhi tugas mata
kuliah Akuntansi Manajemen. Makalah yang berjudul “Metode Harga Pokok
Proses” diharapkan mampu menambah wawasan pembaca mengenai cara
bagaimana dalam mengetahui tentang apa itu Metode Harga Pokok Proses.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Hal ini disebabkan karena keterbatasan penulis.
Untuk itu penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat
positif demi tercapainya kesempurnaan makalah ini. Terselesaikannya makalah ini
tidak terlepas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. Saepudin, MA.., Rektor Institut Agama Islam Bakti Negara (IBN) Tegal.
2. Drs. H. Sururi, M.Hum., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut
Agama Islam Bakti Negara (IBN) Tegal.
3. Alip Toto Handoko, SE., MM., Ketua Prodi Ekonomi Syariah Institut Agama
Islam Bakti Negara (IBN) Tegal.
4. Mursekha, S. Sy., ME. Dosen Mata Kuliah Akuntansi Manajemen.
5. Seluruh staf dan karyawan perpustakaan Institut Agama Islam Bakti Negara
(IBN) Tegal, yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan yang baik
kepada penulis.
6. Semua rekan-rekan dan pihak yang telah membantu kelancaran makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
darikesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.
Senin, 2 Oktober 2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah dari bahan baku
menjadi barang jadi dan memasarkan hasil produksinya tersebut. Ada tiga fungsi
pokok dalam perusahaan manufaktur yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan
fungsi administrasi dan umum. Bagian yang dibentuk untuk melaksanakan fungsi
produksi dibagi menjadi dua kelompok yaitu bagian yang mengolah secara
langsung bahan baku menjadi produk jadi dan bagian yang membantu
menyediakan jasa untuk memperlncar proses pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi. Kelompok pertama disebut departemen produksi dan kelompok
kedua disebut departemen pembantu.
Secara garis besar proses pengolahan pruduk dalam perusahaan
manufaktur dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu proses produksi
berdasarkan pesanan dan proses produksi massa. Perusahaan yang proses
produksinya berdasarkan pesanan mengumpulkan biaya produksinya dengan
metode kos pesanan. Perusahaan yang proses produksinya berupa produksi massa
mengumpulkan biaya
produksinya dengan metode kos proses.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan karakteristik metode harga pokok proses?
2. Apa metode harga pokok proses (tanpa memperhitungkan persediaan produk
dalam proses awal) ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan karakteristik metode harga pokok proses.
2. Untuk mengetahui metode harga pokok proses (tanpa memperhitungkan
persediaan produk dalam proses awal).
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi dan Karakteristik Metode Harga Pokok Proses
Metode Harga Pokok Proses adalah suatu sistem penetapan harga pokok
produk yang digunakan dalam industri yang menyelenggarakan kegiatan produksi
untuk suatu produk tertentu secara berkelanjutan tanpa berdasarkan permintaan
yang spesifik dari pelanggan tertentu.
Sebagai akuntansi untuk perusahaan industri, antara harga pokok pesanan
dengan harga pokok proses pada dasarnya memiliki banyak persamaan. Pertama
dilihat dari tujuan dasarnya, kedua sistem produksi sama-sama membebankan
bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead pada produk dalam suatu
mekanisme penghitungan harga pokok per unit produk. Kedua, kedua sistem
menggunakan dasar akun pabrikasi yang sama, sebagai media pencatatan dan
pengumpulan data biayanya. Arus fisik produksinya sama-sama melibatkan
overhead pabrik, bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Ketiga, arus
fisik dan biaya dalam akun pabrikasi pada dasarnya sama pada kedua sistem
tersebut.
Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses
produk perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik
produksinya adalah sebagai berikut:
1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.
2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.
3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang
berisi rencana produksi produk standa untuk jangka waktu tertentu.
B. Metode Harga Pokok Proses (Tanpa Memperhitungkan Persediaan Produk
Dalam Proses Awal)
Untuk memberikan gambaran awal penggunaan metode harga pokok
proses dalam pengumpulan biaya produksi, berikut ini disajikan contoh
penggunaan metode harga pokok proses yang belum memperhitungkan dampak
adanya persediaan produk dalam proses awal. Variasi contoh penggunaan metode
harga pokok proses yang diuraikan dalam bab ini mencakup:
a) Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang
produknya diolah hanya melalui satu departemen produksi
2
b) Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang
produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi.
c) Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan
harga pokok produksi per satuan, dengan anggapan:
Produk hilang pada awal proses
Produk hilang pada akhir proses
1. Produk Diolah Melalui Satu Departemen Produksi
Untuk dapat memahami perhitungan harga pokok produk dalam metode
harga pokok proses, berikut ini diuraikan contoh metode harga pokok proses
yang diterapkan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui satu
departemen produksi tanpa memperhitungkan adanya persediaan produk dalam
proses awal periode.
Contoh 1
Misalkan PT Risa Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu
departemen produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari
20X1 disajikan dalam Gambar 3.1.
Data Produksi dan Biaya PT Risa Rimendi Bulan Januari 20x1
Biaya bahan baku Rp 5.000.000
Biaya bahan penolong Rp 7.500.000
Biaya tenaga kerja Rp 11.250.000
Biaya overhead pabrik Rp 16.125.000
Total Biaya Produksi Rp 39.875.000
3
Perhitungan harga pokok produksi per satuan
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses
Harga pokok produk jadi : 2.000 x Rp 17.500 Rp 35.000.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses
BBB : 100 % x 500 x Rp 2.000 = Rp 1.000.000
BBP: 100 % x 500 x Rp 3.000= Rp 1.500.000
BTK: 50 % x 500 x Rp 5.000= Rp 1.250.000
BOP: 30 % x 500 x rp 7.500= Rp 1.125.000
Rp 4.875.000
Jumlah biaya produksi bulan januari 20x1 Rp 39.875.000
4
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
2.000 kg @ Rp 17.500 Rp 35.000.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir
Biaya bahan baku Rp 1.000.000
Biaya bahan penolong 1.500.000
Biaya tenaga kerja 1.250.000
Biaya overhead pabrik 1.125.000
4.875.000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam bulan Rp 39.875.000
januari
5
departemen dimana terjadinya produk cacat,dengan cara menggabungkan
setiap elemen biaya yang dibebankan pada setiap departemen.
b. Akibat kesalahan
Dimana terjadinya produk cacat diakibatkan kesalahan dalam proses produksi
seperti kurangnya perencanan, kurangnya pengawasan dan pengendalian,
kelalaian pekerja dan sebagainya. Maka biaya untuk memperbaiki produk
cacat seperti ini tidak dibebankan ke setiap elemen biaya, tetapi dianggap
sebagai kerugian perusahaan yang harus dimasukkan ke dalam rekening rugi
produk cacat.
Contoh perhitungan biaya produksi per satuan, jika produk diolah melalui dua
departemen produksi, dapat diikuti dalam contoh 2 berikut ini.
Contoh 2
PT Eliona Sari memiliki dua departemen produksi departemen A dan departemen
B untuk menghasilkan produknya. Data produksi dan biaya kedua departemen
tersebut dalam bulan Januari 20X1 disajikan dalam Gambar 3.6.
Data produksi Bulan Januari 20x1
Departemen A Departemen B
Produk yang dimasukkan dalam proses 35.000 Kg
Produk selesai ditransfer ke departemen B 30.000 Kg
Produk selesai yang ditransfer ke gudang 24.000 Kg
Produk dalam proses akhir bulan 5.000 Kg 6.000 Kg
Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 19x1
Biaya bahan baku Rp 70.000 Rp 0
Biaya tenaga kerja Rp 155.000 Rp 270.000
Biaya overhead pabrik Rp 248.000 Rp 405.000
Tingkat penyelesaian produk dalam produk
proses akhir
Biaya bahan baku 100%
Biaya konversi 20% 50%
6
Menghitung Unit Ekuivalen:
(Produk jadi) + (% x Produk dalam proses)
30.000 + (100% x 5.000)
30.000 + 5.000
= 35.000
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk jadi : 30.000 x Rp 15 Rp 450.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses
Biaya bahan baku : 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp 10.000
Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp 5.000
Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 8.000
Rp 23.000
Jumlah biaya produksi Departemen A bulan januari 20x1 Rp 473.000
7
23.000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan Rp 473.000
departemen A bulan Januari
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses
dep B
Harga pokok produk selesai yang di transfer departemen B ke
gudang
Harga pokok dari departemen A : 24.000 x Rp 15 Rp 360.000
Biaya yang ditambahkan oleh departemen B : 24.000x Rp 25 600.000
Total harga pokok produk jadi yang ditransfer 960.000
Departemen ke gudang 24.000 x Rp 40
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir
Harga pokok dari departemen A : 6.000 x Rp 15 90.000
Biaya yang ditambahkan oleh departemen B:
Biaya tenaga kerja 50 % x 6.000 x Rp 10 = Rp30.000
Biaya overhead pabrik 50 % x 6.000 x Rp 15= Rp 45.000 75.000
Total harga pokok persediaan produk dalam proses departemen 165.000
B
Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan januari Rp 1.125.000
20x1
8
Diterima dari Departemen A 30.000 kg
Produk yang ditransfer ke gudang 24.000 kg
Produk dalam proses akhir 6.000
Jumlah produk yang dihasilakan 30.000 kg
Biaya Kumulatif yang Dibebankan Departemen B dalam Bulan Januari 20x1
Total Per Kg
Harga pokok dari dep. A (30.000 kg) Rp 450.000 Rp 15
Biaya yang ditambahkan Dep. B
Biaya Tenaga Kerja Rp 270.000 Rp 10
Biaya overhead pabrik 405.000 15
Jumlah biaya yang ditambahkan Dep. B Rp 675.000 Rp 25
Total biaya kumulatif di Dep. B Rp 1.125.000 Rp 40
Perhitungan Biaya
Jurnal pencatatan biaya produksi departemen B
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang 24.000
kg @ Rp 40 Rp 960.000
9
produk yang diterima dari departemen produksi sebelumnya dan (2) menaikkan
harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan dalam departemen produksi
setelah departemen produksi yang pertama tersebut.
Contoh 3
PT Eliona Sari memiliki dua departemen produksi untuk menghasilkan produknya
departemen A dan departemen B. Data produksi dan biaya produksi kedua
departemen tersebut untuk bulan Januari 20X1 disajikan dalam Gambar 3.12.
Data produksi Bulan Januari 20x1
Departemen Departemen
A B
Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 Kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 Kg -
Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat
penyelesaian sebagai berikut :
Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya 200 Kg -
konversi 40 %
Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi - 100 Kg
50 %
Produk yang hilang pada awal proses 100 Kg 200 Kg
10
Biaya Tenaga 700 + 40%x200kg=780kg 35.100 45
Kerja
Biaya Overhead 700 + 40%x200kg=780kg 45.800 60
Pabrik
Rp 130.500 Rp 159
11
Kerja 460 kg
Biaya Overhead 400 kg + 50 % x 100 kg = Rp 24.750 Rp 55
Pabrik 460 kg
Rp 63.350 Rp 140
Contoh 4
Untuk menggambarkan pengaruh terjadinya produk yang hilang pada akhir proses
terhadap perhitungan harga pokok per satuan, akan digunakan data yang disajikan
dalam contoh 3. Untuk itu disajikan kembali data contoh 3 berikut ini dengan
perubahan pada keterangan mengenai produk yang hilang, yang dalam contoh 3
terjadi pada awal proses, pada contoh 4 diubah menjadi pada akhir proses.
12
PT Eliona Sari memiliki dua departemen produksi untuk menghasilkan
produknya: departemen A dan departemen B. Data produksi dan biaya produksi
kedua departemen tersebut untuk bulan Januari 20X1 disajikan dalam Gambar
3.21.
Data produksi Bulan Januari 20x1
Departemen Departemen
A B
Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg
Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat
penyelesaian sebagai berikut :
Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 % 200 kg
Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 % 100 kg
Produk yang hilang pada akhir proses 100 kg 200 kg
Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan oleh Biaya Biaya per kg
departemn A ( unit ekuivalensi) produksi produk yang
Departemen dihasilkan oleh
A departemen A
Biaya bahan baku 700 kg + 100 % x 200 kg + 100 kg= 1000 Rp 22.500 Rp 22.50
kg
Biaya bahan 700 kg + 100 % x 200 kg+ 100 kg = 1000 26.100 26.10
penolong kg
Biaya tenaga kerja 700 + 40%x200kg + 100 kg = 880kg 35.100 39.89
Biaya overhead 700 + 40%x200kg+ 100 kg = 880kg 46.800 53.18
pabrik
Rp 130.500 Rp142.67
13
Produk Yang Hilang Pada Akhir Proses Di Departemen Produksi
Setelah Departemen Produksi Pertama
Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 20x1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 Rp 99.169
xRp 141.67
Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk yang 14.167,00
hilang pada akhir proses 100 xRp 141,67
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah 113.334,40
disesuaikan : 700 x Rp 161,91
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)
Biaya bahan baku 200 kg x 100 % x Rp 22.5 = 4.500
Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 26.1 = 5.220
Biaya tenaga kerja 200 kg x 40 %x Rp 39.89= 3.191,2
Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 53.18= 4.254,4
Rp 17.165.60
Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500,00
14
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B 155.400,00
setelahdisesuaikan : 400 x Rp 388.5
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100
Kg)
Harga pokok dari dep. A : 100 kg x Rp 161.91 = Rp 16.191,00
Biaya bahan penolong 100 kg x 60 % x Rp 24.39 = 1.463.3
Biaya tenaga kerja 100 kg x 50 %x Rp 34.62= 1.731
Biaya overhead pabrik 100 kg x 50 %x Rp 38.08= 1.904
Rp 21.289.40
Jumlah biaya produksi Departemen B Rp 176.689.40
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode Harga Pokok Proses adalah suatu sistem penetapan harga pokok
produk yang digunakan dalam industri yang menyelenggarakan kegiatan produksi
untuk suatu produk tertentu secara berkelanjutan tanpa berdasarkan permintaan
yang spesifik dari pelanggan tertentu. karakteristik produksinya adalah Produk
yang dihasilkan merupakan produk standar, Produk yang dihasilkan dari bulan ke
bulan adalah sama, Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah
produksi yang berisi rencana produksi produk standa untuk jangka waktu tertentu.
Untuk memberikan gambaran awal penggunaan metode harga pokok
proses dalam pengumpulan biaya produksi, berikut ini disajikan contoh
penggunaan metode harga pokok proses yang belum memperhitungkan dampak
adanya persediaan produk dalam proses awal. Variasi contoh penggunaan metode
harga pokok proses yang diuraikan dalam bab ini mencakup:
1) Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang
produknya diolah hanya melalui satu departemen produksi
2) Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang
produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi.
3) Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan
harga pokok produksi per satuan, dengan anggapan: Produk hilang pada awal
proses, Produk hilang pada akhir proses
B. Saran
Demikian pembahasan dari makalah kami. Kami berharap semoga
pembahasan dalam makalah kami ini dapat membantu dan bermanfaat bagi
pembaca. Dan kami pun berharap pula kritik dan saran dari pembaca untuk
kesempurnaan dalam tugas kami selanjutnya
16
DAFTAR PUSTAKA
Sari Indah Dian. 2018. Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode
Harga Pokok Proses Pada PT. Persada. eJournal Vol 9 No.9. Hal 163-
170.
Mulyadi. (2015). Akuntansi Biaya. yogyakarta: Unit penerbit dan percetakan.
Wijayanti, B. (2012). Akuntansi Biaya. Jember: Universitas Muhammadiyah
Jember.
17