Anda di halaman 1dari 15

Penentuan harga Pokok Produk :

Metode harga pokok proses (Process Cost)

Dosen Pengampu : Yuliusman, S.E., M.Si., Ak.

Nama : Ayu Marsela

Nim : C0C020007

Mata Kuliah : Akuntansi Biaya

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prodi D-III Akuntansi

Universitas Jambi
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahi Rabbil’alamin, kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT. Tuhan semesta
alam yang telah melimpahkan karuniaNya kepada kita semua, sehingga dengan berkat dan karuniaNya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Shalawat serta salam tak lupa pula kami
kirimkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan menujun zaman yang terang benderang yang dihiasi oleh imam, islam dan ihsan. Dan tak lupa
pula kami ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada bapak Yuliusman, S.E., M.Si., Ak. yang
telah memberi kami tugas untuk membuat makalah ini. Dan kami juga berterima kasih kepada teman-
teman yang telah membantu kami. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan kita
semua. Makalah ini berisikan tentang Penentuan harga Pokok Produk : Metode harga pokok proses
(Process Cost) . Kami menyadari sepenuhnya banyak kekurangan dan keterbatasan, meskipun telah di
sertai dengan usaha yang maksimal sesuai dengan kemampuan yang telah kami miliki. Oleh karna itu,
segala saran dan kritik yang membangun sangat di harapkan untuk perbaikan makalah yang akan datang.
Dengan ini kami berharap semoga makalah ini semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin
ya Rabbil’alamin
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1


1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1 Karakteristik harga pokok proses 3

2.2 Manfaat informasi harga pokok proses 3

2.3 Laporan biaya produksi satu departemen dan lebih dari satu departemen 4

BAB III PENUTUP 11

3.1 Kesimpulan 11

3.2 Saran 11

DAFTAR RUJUKAN 12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan organisasi yang mempunyai berbagai tujuan baik jangka panjang maupun
jangka pendek. Salah satu tujuan yang penting untuk dicapai oleh perusahaan adalah pencapaian laba
optimum. Pencapaian laba dirasa penting karena berkaitan dengan konsep akuntansi antara lain
kesinambungan perusahaan (going concern) dan perluasan perusahaan. Untuk menjamin agar perusahaan
mampu menghasilkan laba, maka manajemen perusahan harus merencanakan dan mengendalikan dengan
baik dua faktor penentu laba yaitu pendapatan dan biaya.

Untuk menghasilkan laba, suatu perusahaan dapat melakukan dua cara. Cara pertama dengan
menaikan harga jual. Tindakan ini memang dapat meningkatkan laba, namun dalam kondisi persaingan
yang semakin ketat ini, perusahaan tidak mudah untuk menaikan harga jual karena dapat menyebabkan
konsumen lari ke produk pesaing yang memiliki harga yang lebih murah dengan kualitas produk yang
sama. Cara kedua adalah dengan menekan biaya produksi secara efisien dan mengendalikan komponen
biaya-biayanya sehingga biaya produksi yang dikeluarkan dapat ditekan seminimal mungkin.

Sebelum perusahaan menentukan harga jual suatu produk, perusahaan terlebih dahulu menghitung
harga pokok produksinya. Hal ini mengingat bahwa harga jual ditentukan dengan menjumlah harga pokok
produksi per unit dengan tingkat laba yang diinginkan perusahaan sehingga tanpa adanya penentuan harga
pokok produksi per unit, perusahaan akan mengalami kesulitan di dalam menentukan harga jual produk
yang dihasilkan.

Perhitungan harga pokok produksi secara tepat, akan menghasilkan penetapan harga jual yang tepat
pula. Salah satu tujuan yang ingin dicapai perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal. Hal ini
dikarenakan jumlah laba yang diperoleh suatu perusahaan dapat dijadikan sebagai sebuah acuan maupun
ukuran kemajuan sebuah perusahaan. Kesalahan dalam perhitungan harga pokok produksi dapat
mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Sukirno (2010:76) menyatakan bahwa “semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak
permintaan terhadap barang tersebut, sebaliknya makin tinggi harga suatu barang makin sedikit
permintaan terhadap barang tersebut”. Aspek ketelitian sangat diperlukan dalam perhitungan harga pokok
produksi. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya perlu menggunakan perhitungan harga pokok produksi
dengan tepat guna menentukan harga jual yang tepat dan memperoleh laba yang diharapkan.
Harga pokok produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang atau
jasa selama periode bersangkutan (Mulyadi, 2014:14). Secara umum biaya produksi dibagi menjadi tiga
elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Untuk
pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produksi yang dihasilkan perusahaan.
Ada dua macam metode pengumpulan biaya produksi yaitu metode harga pokok pesanan (job order
costing method) dan metode harga pokok proses (process costing method). Metode harga pokok pesanan
(job order costing method) merupakan metode untuk memproduksi produk dan menentukan harga pokok
perusahaan berdasarkan pesanan dari konsumen. Sedangkan metode harga pokok proses (process costing
method) merupakan metode perhitungan harga pokok produk berdasarkan biaya yang diproduksi pada
suatu periode dibagi unit produksi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan bagaimana Karakteristik harga pokok proses?
2. Apa saja Manfaat informasi harga pokok proses?
3. Jelaskan bagaimana Laporan biaya produksi satu departemen dan lebih dari satu departemen?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami karakteristik harga pokok proses.
2. Mengetahui dan memahami manfaat informasi harga pokok proses
3. Mengetahui dan memahami laporan biaya produksi satu departemen dan lebih dari satu
departemen.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Harga Pokok Proses

Karakteristik perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses menurut Mulyadi
adalah sebagai berikut:

1)Produk yang dihasilkan merupakan produk standar

2) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama

3) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi
produk satndar untuk jangka waktu tertentu. Mulyadi (2015 :63-67)

Karakteristik dari metode harga pokok proses menurut Bustami dan Nurlela (2010 : 91) adalah
sebagai berikut :

1. Proses produksi bersifat kontinyu

2. Produksi bersifat massa, tujuannya mengisi persediaan yang siap dijual.

3. Produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya bersifat homogen.

4. Biaya dibebankan ke setiap unit dengan membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya dengan
total unit yang diproduksi.

5. Akumulasi biaya dilakukan berdasarkan periode tertentu.

Perusahaan yang menggunakan metode harga pokok produksi proses menghasilkan produk
homogen (sejenis), bersifat standar dan tidak tergantung pada spesifikasi yang diminta konsumen.
Sedangkan biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produksi per
satuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi
untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

2.2 Manfaat Informasi Harga Pokok Proses

Manfaat Informasi harga pokok produksi setiap pesanan bagi manajemen menurut Mulyadi (2009
:71) sebagai berikut:

1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.


2. Memantau realisasi biaya produksi.

3. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.

4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam
neraca.

Berdasarkan pengertian dan karakteristik metode harga pokok pesanan yang dikemukakan,
penulis dapat membuat kesimpulan mengenai harga pokok pesanan. Kegiatan produksi berdasarkan
pesanan dimulai dengan adanya pesanan dari konsumen kemudian dibuat perintah produksi (Production
Order) untuk melaksanakan kegiatan produksi tersebut sesuai dengan keinginan konsumen.

2.3. Laporan biaya produksi satu departemen dan lebih dari satu departemen

PT. SUKSES TERUS memproduksi barang melalui dua departemen produksi, yaitu departemen A dan
departemen B.

Data produksi dan data biaya untuk bulan Mei 2015 adalah sebagai berikut :

Departemen A Departemen B

Dimasukkan dalam proses 1000 unit

Produk selesai ditransfer ke dept. B 900 unit

Produk selesai ditransfer ke gudang 600 unit

Produk dalam proses akhir bulan 100 unit 300unit

Biaya yang dikeluarkan selama bulan Mei 2015 :

Biaya bahan baku 3000 -

Biaya tenaga kerja 6370 7920

Biaya overhead pabrik 8775 13.800

Tingkat penyelesaian produk dalam proses akhir :

Biaya bahan baku 100% -

BIaya tenaga kerja 80% 20%


BIaya overhead pabrik 75% 25%

1. Perhitungan harga pokok produksi di departemen A

Unit ekuivalensi

BBB : 900 unit + (100% x 100 unit) = 1000 unit

BTK : 900 unit + (80 % x 100 unit) = 980 unit

BOP : 900 unit + (75% x 100 unit) = 975 unit

Perhitungan harga pokok per unit departemen A

Unsur Biaya Total Biaya Unit Ekuivalensi Biaya produksi/satuan

BBB 3.000 1.000 3

BTK 6.370 980 6,5

BOP 8.775 975 9

Total 18.145 18,5

Perhitungan harga pokok produk selesai dan produk dalam proses departemen A

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B

900 unit x 18,5 = 16.650

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :

BBB 100% x 100 x 3 = 300

BTK 80% x 100 x 6,5 = 520

BOP 75% x 100 x 9 = 675 1.495

Jumlah Biaya produksi departemen A bulan Mei 2015 18.145


Jurnal Pencatatan Biaya Produksi Departemen A

1. Untuk mencatat biaya produksi Departemen A

BDP –BBB Dep A 3000

BDP-BTK Dep A 6370

BDP-BOP Dep A 8755

Persediaan bahan baku 3000

Gaji dan upah 6370

BOP yang dibebankan 8755

2. Untuk mencatat harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B

Barang Dalam Proses- BBB Dep B 16.650

BDP-BBB Dep A 2700

BDP-BTK Dep A 5.850

BDP-BOP Dep A 8.100

3. Untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir bulan Mei 2015

Persediaan produk dalam proses Dep A 1.495

BDP-BBB Dep A 300

BDP-BTK Dep A 520

BDP-BOP Dep A 675


PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPARTEMEN B

Unit ekuivalensi Departemen B

BTK : 600 unit + (20% x 300 unit) = 660 unit

BOP : 600 unit + (25% x 300 unit) = 675 unit

Perhitungan harga pokok per unit Departemen B

Unsur Biaya Produksi Total Biaya Unit Ekuivalensi B. Produksi/unit

Biaya tenaga kerja 7920 660 12

Biaya overhead pabrik 13.800 675 20

Total 21.720 32

Perhitungan harga pokok produk selesai dan produk dalam proses Departemen B

Harga pokok produk selesai yang ditransfer Departemen B ke gudang :

Harga pokok dari Dep. A : 600 x 18,5 11.100

Biaya yang ditambahkan oleh Dep. B : 600 x 32 = 19.200

Total harga pokok produk jadi yang ditransfer Dep. B ke gudang

600 x 50,5 30.300

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :

Harga pokok dari Dep A : 300 x 18,5 = 5.550

Biaya yang ditambahkan oleh Departemen B

BTK : 20% x 300 x 12 = 720

BOP : 25% X 300 X 20 = 1.500

2.220

Total harga pokok persediaan produk dalam proses Dep. B 7.770


Jumlah biaya produksi kumulatif Dep B bulan Mei 2015 38.070

PT. SUKSES TERUS

Laporan Biaya Produksi Departemen B

Bulan Mei 2015

Data Produksi

Diterima dari Departemen A 900 unit

Produk jadi yang ditransfer ke gudang 600

Produk dalam proses akhir bulan

(TP : BTK 20%, BOP 30%) 300

900 unit

Biaya kumulatif yang dibebankan Departemen B

Jumlah biaya Biaya/unit

HPP Departemen A (900 unit) 16.650 18,5

Biaya yang ditambahkan Departemen B

Biaya tenaga kerja 7920 12

Biaya overhead pabrik 13.800 20

Jumlah biaya 21.720 32

Total biaya kumulatif di Departemen B 38.370 50,5

Perhitungan biaya

Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang :

600 unit @50,5 30.300

Harga pokok persediaan dalam proses akhir :


Harga pokok dari Dep. A : 300 x 18,5 = 5.550

Biaya yang ditambahkan Dep. B :

Biaya tenaga kerja 720

Biaya overhead pabrik 1.500

7.770

Jumlah biaya produksi kumulatif yang dibebankan Dep B 38.070

Jurnal Pencatatan Biaya Produksi Departemen B

1. Untuk mencatat penerimaan produk dari Departemen A

BDP- BBB Dep A 16.650

BDP-BBB Dep A 2.700

BDP-BTK Dep A 5.850

BDP-BOP Dep A 8.100

2. Untuk mencatat biaya produksi Departemen B

BDP-BTK Dep. B 7920

BDP-BOP Dep. B 13.800

Gaji dan upah 7.920

BOP yang dibebankan 13.800

3. Untuk mencatat harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang

Persediaan produk jadi 30.300

BDP-BBB Dep. B 11.100

BDP-BTK Dep. B 7.200

BDP-BOP Dep. B 12.000


4. Untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diproses Dep.

B pada akhir bulan Mei 2015

Persediaan produk dalam proses Dep. B 7.770

BDP-BBB Dep. B 5.550

BDP-BTK Dep. B 720

BDP-BOP Dep. B 1.500


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Karakteristik perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses menurut Mulyadi
adalah sebagai berikut:

1)Produk yang dihasilkan merupakan produk standar

2) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama

3) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi
produk satndar untuk jangka waktu tertentu. Mulyadi (2015 :63-67)

Berdasarkan pengertian dan karakteristik metode harga pokok pesanan yang dikemukakan,
penulis dapat membuat kesimpulan mengenai harga pokok pesanan. Kegiatan produksi berdasarkan
pesanan dimulai dengan adanya pesanan dari konsumen kemudian dibuat perintah produksi (Production
Order) untuk melaksanakan kegiatan produksi tersebut sesuai dengan keinginan konsumen.

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penyusun
nanti dalam upaya evaluasi diri. Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan
penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau
bahkan hikmah bagi penulis, pembaca
DAFTAR RUJUKAN

http://eprints.polsri.ac.id/3563/2/BAB%20I.pdf

https://perpustakaan.akuntansipoliban.ac.id/uploads/attachment/F7VPmEZAwrdnueLolbqzTvtIQHxBW
MKs5h90NSfJXY2CgDR8i6.pdf

http://eprints.polsri.ac.id/610/3/BAB%20II.pdf

https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/05/Contoh-Soal-Metode-HPP-Proses-2-Departemen.pdf

Anda mungkin juga menyukai