Anda di halaman 1dari 15

Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya

(Lanjutan)

Dosen Pengampu : Yuliusman, SE., M.Si., Ak.

Nama : Ayu Marsela

Nim : C0C020007

Mata Kuliah : Akuntansi Biaya

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prodi D-III Akuntansi

Universitas Jambi
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahi Rabbil’alamin, kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT. Tuhan
semesta alam yang telah melimpahkan karuniaNya kepada kita semua, sehingga dengan berkat
dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Shalawat serta
salam tak lupa pula kami kirimkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari zaman kegelapan menujun zaman yang terang benderang yang dihiasi
oleh imam, islam dan ihsan. Dan tak lupa pula kami ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada bapak Yuliusman, SE., M.Si., Ak.. yang telah memberi kami tugas untuk membuat
makalah ini. Dan kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang telah membantu kami.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan kita semua. Makalah ini berisikan
tentang Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya. Kami menyadari sepenuhnya banyak
kekurangan dan keterbatasan, meskipun telah di sertai dengan usaha yang maksimal sesuai
dengan kemampuan yang telah kami miliki. Oleh karna itu, segala saran dan kritik yang
membangun sangat di harapkan untuk perbaikan makalah yang akan datang. Dengan ini kami
berharap semoga makalah ini semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya
Rabbil’alamin.

Jumat, 31 Agustus 2021

Ayu Marsela
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR i

DAFTAR PUSTAKA ii

BAB I PENDAHULAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1 Cara Penggolongan Biaya 3

2.2 Perbandingan laporan laba rugi perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang 8

BAB III PENUTUP 9

3.1 Kesimpulan 9

3.2 Kritik dan Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya,
pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya
(Mulyadi, 2014:7). Hasil dari akuntansi biaya akan diperoleh informasi biaya yang akan digunakan
manajemen sebagai bahan untuk pengambilan keputusan (Sujarweni, 2015:4). Menurut Daljono (2011:6),
pengambilan keputusan tersebut meliputi:

1. Penentuan metode perhitungan harga pokok yang menjamin adanya pengendalian biaya, efisiensi
biaya, dan perbaikan mutu.

2. Pengendalian jumlah persediaan dan menentukan harga pokok tiap jenis produk yang diproduksi.

3. Perhitungan laba/rugi perusahaan untuk setiap periode akuntansi, termasuk menentukan Harga
Pokok Persediaan, dan Harga Pokok Penjualan.

4. Pengambilan keputusan jangka pendek, contoh, keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan
produksi produk tertentu.

Peran informasi akuntansi biaya salah satunya adalah sebagai dasar dalam menentukan metode
perhitungan harga pokok produksi. Informasi biaya tersebut meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Ketiga jenis biaya tersebut harus ditentukan secara cermat
baik dalam pencatatan maupun penggolongannya, sehingga informasi harga pokok produksi yang
dihasilkan dapat diandalkan dalam pengambilan keputusan (Batubara, 2013).

Pada dasar nya akuntasi biaya bertujuan untuk menyediakan imformasi biaya bagi manajemen yang
akan digunakan sebagai bahan pertimbangan didalam proses pengambilan keputusan dan membantu
pengendalian dalam mengelola perusahaan atau bagiannya. Agar akuntansi biaya dapat mencapai tujuan
nya sebagai alat manajemen dan memonitor dan menganalisis transaksi biaya, setiap biaya yang terjadi di
dalam perusahaan harus dicatat dan di golongkan sedemikian rupa baik biaya produksi dan biaya non
produksi sehingga memungkinkan penentuan harga pokok produksi secara teliti, pengendalian biaya dan
analisis biaya. Akuntansi biaya saat ini ditujukan untuk menyajikan informasi biaya bagi manajemen baik
biaya produksi maupun non produksi. Oleh karna itu akuntansi biaya dapat digunakan untuk perusahaan
manufaktur dan non manufaktur.
Secara sempit definisi biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diperlukan untuk
memperoleh barang atau jasa yang secara langsung berhubungan dengan usaha memperoleh penghasilan.
Dalam pengertian tersebut yang dimaksud sumber ekonomi adalah barang atau jasa yang memiliki
manfaat atau yang mempunyai sifat langka.

Sebagai contoh, perusahaan memiliki persediaan bahan baku seharga 20 juta. Dari jumlah tersebut,
seharga 15 juta diolah dalam proses produksi. Harga pokok bahan baku yang diproses seharga 15 juta
merupakan sumber ekonomi dalam bentuk aktiva yang dikorbankan untuk memperoleh produk yang akan
dijual. Pengorbanan sumber ekonomi tersebut, langsung berhubungan dengan usaha memperoleh
penghasilan. Harga pokok bahan baku yang dikorbankan sebesar 15 juta disebut Biaya Bahan Baku.

Dalam hubungannya dengan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode, biaya
dibedakan antara lain sebagai berikut :

a. Biaya yang manfaatnya habis digunakan untuk memperoleh penghasilan pada periode saat
terjadinya. Biaya semacam ini digunakan istilah “bebas” (expense). Contoh, harga pokok produk
yang dijual (harga pokok penjualan).

b. Biaya yang manfaatnya digunakan untuk memperoleh penghasilan pada periode yang akan datang,
atau biaya yang manfaatnya belum dapat dinikmati pada periode terjadinya (unexpired cost).

Biaya jenis ini dapat dikategorikan sebagai aktiva. Contoh, persediaan produk jadi pada akhir periode.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Cara Penggolongan Biaya?
2. Jelaskan Perbandingan laporan laba rugi perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang!

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan Memahami Cara Penggolongan Biaya.
2. Mengetahu dan Memahami Perbandingan laporan laba rugi perusahaan manufaktur dengan
perusahaan dagang
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Cara Penggolongan Biaya

Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya
penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tsb,
karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep " different costs for different purpose" (Mulyadi, 1993).
Menurut (Mulyadi, 1993) dan Harnanto & Zulkifli (2003), biaya dapat digolongkan menurut:

1. Obyek pengeluaran.

2. Fungsi pokok dalam perusahaan.

3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.

5. Jangka waktu manfaatnya.

A. Penggolongan biaya Menurut Obyek Pengeluaran

Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan
penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran
yang berhubungan dengan bahan bakar disebut "biaya bahan bakar". Contoh penggolongan biaya atas
dasar obyek penegeluaran dalam perusahaan kertas adalah sebagai berikut: biaya merang, biaya jerami,
biaya gaji dan upah, biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga, dan biaya zatwarna
(Mulyadi, 1993).

B. Penggolongan Biaya menurut Fungsi Produksi Pokok dalam Perusahaan

Menurut Mulyadi (1993), dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi
produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan
manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:

1. Biaya Produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk
jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan
baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik yang
langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Menurut obyek
pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Baiaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung disebut pula dengan biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik disebut dengan biaya konversi (convertion cost), yang
merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.

 Biaya bahan baku, adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan yang menjadi bagian
pokok dari produksi selesai. Contoh, perusahaan mebel membuat meja dan kursi bahan bakunya
adalah kayu, maka pengeluaran uang untuk membeli kayu tsb akan menjadi biaya bahan baku.

 Biaya tenaga kerja langsung, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja
yang langsung menangani proses produksi. Misalnya pada perusahaan mebel biaya tukang kayu.

 Biaya overhead pabrik, adalah biaya yang dikeluarkan bagian produksi selain biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung, seperti biaya bahan penolong, gaji mandor, biaya tenaga kerja
tidak langsung lainnya, perlengkapan (supplies) pabrik, penyusutan, listrik dan air, biaya
pemeliharaan dan suku cadang, dll biaya di pabrik (Sutrisno, 2000).

2. Biaya Pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran
produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gedung perusahaan ke
gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, dan biaya
contoh (sample). Menurut Hansen dan Mowen (2001), biaya pemsaran adalah biaya-biaya yang
diperlukan untuk memasarkan produk atau jasa, meliputi biaya gaji dan komisi tenaga penjual, biaya
iklan, biaya pergudangan dan biaya pelayanan pelanggan. menurut Henry Simamora (2002), biaya
pemasaran atau penjualan (marketing cost) meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapat
pesanan pelanggan dan menyerahkan produk atau jasa ke tangan pelanggan.

Mulyadi (2005) menggolongkan biaya pemasaran menjadi dua golongan, yaitu:

 Order getting cost (biaya untuk mendapatkan pesanan), yaitu semua biaya yang dikeluarkan
dalam usaha untuk memperoleh pesanan. Contohnya: biaya gaji dan wiraniaga, komisi penjualan,
advertensi, dan promosi.

 Order filling cost (biaya untuk memenuhi pesanan), yaitu semua biaya yang dikeluarkan dalam
rangka mengusahakan agar produk sampai ke tangan pembeli/konsumen. Contohnya: biaya
pergudangan, biaya pengangkutan, dan biaya penagihan.
3. Biaya Administrasi dan Umum, merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi
dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi,
personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, biaya fotocopy. Jumlah
biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum sering disebut biaya komersial (commercial
expenses).

C. Penggolongan Biaya menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai

Mulyadi (1993) menyatakan bahwa, sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen.
Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan:

1. Biaya langsung (direct cost), adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah
karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tsb tidak ada, maka biaya
langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan
dengan sesuatu yang dibiayai.

Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya langsung departemen (direct department cost) adalah semua biaya yang terjadi di dalam
departemen tertentu. Contohnya adalah biaya tenaga yang bekerja dalam Departemen
pemeliharaan merupakan biaya langsung departemen bagi Departemen Pememliharaan dan biaya
depresiasi mesin yang dipakai dalam departemen tsb merupakan biaya langsung bagi departemen
tsb.

2. Biaya tidak langsung (indirect cost), adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh
sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan
istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah
dididentifikasikan dengan produk tertentu. Gaji mandor yang mengawasi pembuatan produk A,
B, dan C merupakan biaya tidak langsung bagi baik produk A, B, maupun C, karena gaji mandor
tsb terjadi bukan hanya karena perusahaan memproduksi salah satu produk tsb, melainkan karena
memproduksi ketiga jenis produk tsb. Jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk
(misalnya perusahaan semen, pupuk urea, gula) maka semua biaya merupakan biaya langsung
dalam hubungannya dengan produk.

Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk sering disebut dengan istilah biaya
overhead pabrik. Dalam hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya
yang terjadi di suatu departemen, tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
Contohnya adalah biaya yang terjadi di Departemen Pembangkit Tenaga Listrik. Biaya ini
dinikmati oleh departemen-departemen lain dalam perusahaan, baik untuk penerangan maupun
untuk menggerakkan mesim dan ekuipmen yang mengkonsumsi listrik. Bagi departemen pemakai
listrik, biaya listrik yang diterima dari alokasi biaya departemen pembangkit tenaga listrik
merupakan biaya tidak langsung departemen.

D. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungannya dengan perubahan Volume


Kegiatan

Menurut Mulyadi (1993), dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat
digolongkan menjadi:

1. Biaya variabel, adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan
volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

2. Biaya semivariable, adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume
kegiatan. Biaya semivariable mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel. Contoh biaya ini
adalah gaji salesman yang dibayar secara tetap dan prosentase tertentu dari hasil penjualan.

3. Biaya semifixed, adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah
dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. Contoh biaya penelitian, biaya
pemeriksaan dan pengawasan produksi.

4. Biaya tetap, adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu.
Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi, biaya penyusutan, gaji direksi, walupun
perusahaan tidak berproduksi, maka biaya ini akan tetap ditanggung oleh perusahaan. Ciri biaya
tetap adalah biaya yang secara total tetap tapi per unitnya berubah-ubah.

E. Penggolongan Biaya atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua: pengeluaran modal dan
pengeluran pendapatan.

 Pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu
periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran modal ini
pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga pokok aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun
yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi, dan dideplesi. Contoh
pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar
terhadap aktiva tetap, untuk promosi besar-besaran, dan pengeluaran untuk riset dan
pengembangan suatu produk. karen apengeluaran untuk keperluan tsb biasanya melibatkan
jumlah yang besar dan memilikimasa manfaat lebih dari satu tahun, maka pada saat pengeluaran
tsb dilakukan, pengorbanan tsb diperlakukan sebagai pengeluaran modal dan dicatat sebagai
harga pokok aktiva (misalnya sebgai harga pokok aktiva tetap atau beban yang ditangguhkan).
Periode akuntansi yang menikmati manfaat pengeluaran modal tsb dibebani sebagian pengeluaran
modal tsb berupa biaya depresiasi, biaya amortisasi, atau biaya deplesi.

 Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure), adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat
dalam periode akuntansi terjadinya pengeluran tsb. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan
ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari
pengeluaran biaya tsb. Contoh pengeluaran pendapatan antara lain biaya iklan, biaya telex, dan
biaya tenaga kerja (mulyadi, 1993)

F. Hubungannya dengan Perencanaan, Pengendalian, dan Pembuatan Keputusan.

Harnanto dan Zulkifli (2003) menyatakan, biaya ini dikelompokkan ke dalam golongan, yaitu:

1. Biaya standar dan Biaya dianggarkan

 Biaya standar, merupakan biaya yang ditentukan di muka (predetermine cost) yang merupakan
jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produk.

 Biaya yang dianggarkan, merupakan perkiraan total pada tingkat produksi yang direncanakan.

2. Biaya terkendali dan biaya tidak terkendali

 Biaya terkendali (controllable cost), merupakan biaya yang dapat dipengaruhi secara signifikan
oleh manajer tertentu.

 Biaya tidak terkendali (uncontrollable cost), merupakan biaya yang tidak secara langsung
dikelola oleh otoritas manajer tertentu.

3. Biaya tetap commited dan discretionary

 Biaya tetap commited, merupakan biaya tetap yang timbul dan jumlah maupun pengeluarannya
dipengaruhi oleh pihak ketiga dan tidak bisa dikendalikan oleh manajemen.

 Biaya tetap discretionary, merupakan biaya tetap yang jumlahnya dipengaruhi oleh keputusan
manajemen.
4. Biaya variabel teknis dan biaya kebijakan

 Biaya variabel teknis (engineered variable cost), adalah biaya variabel yang sudah diprogramkan
atau distandarkan seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

 Biaya variabel kebijakan (discretionary variable cost) adalah biayavariabel yang tingkat
variabilitasnya dipengaruhi oleh kebijakan manajemen.

5. Biaya relevan dan biaya tidak relevan

 Biaya relevan (relevant cost), dalam pembuatan keputusan merupakan biaya yang secara
langsung dipengaruhi oleh pemilihan alternatif tindakan oleh manajemen.

 Biaya tidak relevan (irrelevant cost), merupakan biaya yang tidak dipengaruhi oleh keputusan
manajemen.

6. Biaya terhindarkan dan Biaya tidak terhindarkan

 Biaya terhindarkan (avoidable cost) adalah biaya yang dapat dihindari dengan diambilnya suatu
alternatif keputusan.

 Biaya tidak terhindarkan (unavoidable cost) adalah biaya yang tidak dapat dihindari
pengeluarannya.

7. Biaya diferensial dan biaya marjinal

 Biaya diferensial (differential cost), adalah tambahan total biaya akibat adanya tambahan
penjualan sejumlah unit tertentu.

 Biaya marjinal (marginal cost), adalah biaya dimana produksi harus sama dengan penghasilan
marjinal jika ingin memaksimalkan laba.

8. Biaya kesempatan (opportunity cost), merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang
dikorbankan sebagai akibat dipilhnya alternatif tertentu dari beberapa alternatif yang ada.

2.1 Perbandingan laporan laba rugi perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang

Perusahaan Dagang:

 Kegiatannya berupa pembelian barang dagangan dari perusahaan lain dan penjualan barang
dagangan tersebut kepada konsumen atau perusahaan manufaktur.
 Perusahaan dagang tidak melakukan pemrosesan terhadap barang dagangan yang dibeli .
 Untuk menjalankan usaha dagangnya, perusahaan dagang mengeluarkan sumber ekonomi untuk
memperoleh barang dagangannya, mengeluarkan biaya administrasi dan umum, serta biaya
pemasaran.

Pegorbanan sumber ekonomi yang disajikan dalam laporan rugi laba dikelompokkan ke dalam 3
golongan :

1 Pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang dagangan dari perusahaan lain.
Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul : “Harga Pokok Penjualan”
2 Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan pemasaran barang dagangan . Pengorbanan ini
dikelompokkan dengan judul : “Biaya Pemasaran”.
3 Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan selain perolehan barang dagangan dan pemasaran
barang dagangan . Pengorbanan ini dikelompokkan dengan judul : “Biaya administrasi dan umum”.

Perusahaan Manufaktur:

· Pengolahan bahan baku menjadi produk jadi dan penjualan produk jadi tersebut kepada konsumen atau
perusahaan manufaktur lain.

Kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi memerlukan 3 kelompok pengorbanan sumber
ekonomi :

1. Pengorbanan bahan baku

2. Pengorbanan jasa tenaga kerja

3. Pengorbanan jasa fasilitas

Dalam pendekatan Full costing, berbagai pegorbanan sumber ekonomi disajikan dalam laporan rugi laba
yang dikelompokkan dalam 3 gol:

1. Pengorbanan sumber ekonomi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Pengorbanan ini
dikelompokkan dengan judul : “Biaya produksi” yang dirinci menjadi :biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

2. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan pemasaran produk jadi . Pengorbanan


ini dikelompokkan dengan judul : “Biaya Pemasaran”.
3. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan selain produksi dan pemasaran produk . Pengorbanan
ini dikelompokkan dengan judul : “Biaya administrasi dan umum”.

Dalam pendekatan Variable costing, berbagai pegorbanan sumber ekonomi disajikan dalam
laporan rugi laba menurut perilakunyan dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Biaya
dalam laporan laba rugi yang disusun dengan pendekatan variable costing disajikan dalam dua kelompok
biaya variabel & biaya tetap.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam akuntansi biaya dikenal konsep " different costs for different purpose" (Mulyadi, 1993).
Menurut (Mulyadi, 1993) dan Harnanto & Zulkifli (2003), biaya dapat digolongkan menurut:

1. Obyek pengeluaran.

2. Fungsi pokok dalam perusahaan.

3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.

5. Jangka waktu manfaatnya.

3.2 Kritik dan Saran

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak
luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan
senantiasa penyusun nanti dalam upaya evaluasi diri. Akhirnya penulis hanya bisa berharap,
bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan
sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca.
DAFTAR RUJUKAN

https://bloginformasiakuntansi.blogspot.com/2015/03/akuntansi-biaya.html

http://xcontohmakalah.blogspot.com/2013/02/perbandingan-laporan-rugi-laba.html

Anda mungkin juga menyukai