Oleh:
Dosen Pengampu:
UNIVESITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya (Lanjutan)”. Penyusunan
makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi biaya yang diampu oleh bapak
Yuliusman, S.E., M.Si., Ak., CA.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Oleh karena itu, saya selaku penyusun meminta maaf jika terdapat
kekurangan di dalam makalah ini dan mengharapkan kritik dan saran dari dosen pengampu mata
kuliah Akuntansi Syariah maupun dari teman-teman sekalian. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Obyek pengeluaran.
2. Fungsi pokok dalam perusahaan.
3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
5. Jangka waktu manfaatnya.
Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan
penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua
pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut "biaya bahan bakar". Contoh
penggolongan biaya atas dasar obyek penegeluaran dalam perusahaan kertas adalah sebagai
berikut: biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda, biaya depresiasi mesin,
biaya asuransi, biaya bunga, dan biaya zatwarna (Mulyadi, 1993).
1. Biaya Produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan ekuipmen,
biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-
bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi.
Menurut obyek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi: biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost).
Baiaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula dengan biaya utama (prime
cost), sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut dengan biaya
konversi (convertion cost), yang merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku
menjadi produk jadi.
Biaya bahan baku, adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan yang menjadi
bagian pokok dari produksi selesai. Contoh, perusahaan mebel membuat meja dan kursi
bahan bakunya adalah kayu, maka pengeluaran uang untuk membeli kayu tsb akan
menjadi biaya bahan baku.
Biaya tenaga kerja langsung, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga
kerja yang langsung menangani proses produksi. Misalnya pada perusahaan mebel biaya
tukang kayu.
Biaya overhead pabrik, adalah biaya yang dikeluarkan bagian produksi selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, seperti biaya bahan penolong, gaji mandor,
2
biaya tenaga kerja tidak langsung lainnya, perlengkapan (supplies) pabrik, penyusutan,
listrik dan air, biaya pemeliharaan dan suku cadang, dll biaya di pabrik (Sutrisno, 2000).
Order getting cost (biaya untuk mendapatkan pesanan), yaitu semua biaya yang
dikeluarkan dalam usaha untuk memperoleh pesanan. Contohnya: biaya gaji dan
wiraniaga, komisi penjualan, advertensi, dan promosi.
Order filling cost (biaya untuk memenuhi pesanan), yaitu semua biaya yang dikeluarkan
dalam rangka mengusahakan agar produk sampai ke tangan pembeli/konsumen.
Contohnya: biaya pergudangan, biaya pengangkutan, dan biaya penagihan.
3
B, dan C merupakan biaya tidak langsung bagi baik produk A, B, maupun C, karena gaji mandor
tsb terjadi bukan hanya karena perusahaan memproduksi salah satu produk tsb, melainkan karena
memproduksi ketiga jenis produk tsb. Jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk
(misalnya perusahaan semen, pupuk urea, gula) maka semua biaya merupakan biaya langsung
dalam hubungannya dengan produk.
Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk sering disebut dengan istilah biaya
overhead pabrik. Dalam hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya
yang terjadi di suatu departemen, tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
Contohnya adalah biaya yang terjadi di Departemen Pembangkit Tenaga Listrik. Biaya ini
dinikmati oleh departemen-departemen lain dalam perusahaan, baik untuk penerangan maupun
untuk menggerakkan mesim dan ekuipmen yang mengkonsumsi listrik. Bagi departemen
pemakai listrik, biaya listrik yang diterima dari alokasi biaya departemen pembangkit tenaga
listrik merupakan biaya tidak langsung departemen.
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua: pengeluaran modal dan
pengeluran pendapatan.
Pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih
dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender).
Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga pokok aktiva, dan
dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi,
diamortisasi, dan dideplesi. Contoh pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk
pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap, untuk promosi besar-
besaran, dan pengeluaran untuk riset dan pengembangan suatu produk. karen
apengeluaran untuk keperluan tsb biasanya melibatkan jumlah yang besar dan
memilikimasa manfaat lebih dari satu tahun, maka pada saat pengeluaran tsb dilakukan,
pengorbanan tsb diperlakukan sebagai pengeluaran modal dan dicatat sebagai harga
4
pokok aktiva (misalnya sebgai harga pokok aktiva tetap atau beban yang ditangguhkan).
Periode akuntansi yang menikmati manfaat pengeluaran modal tsb dibebani sebagian
pengeluaran modal tsb berupa biaya depresiasi, biaya amortisasi, atau biaya deplesi.
Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure), adalah biaya yang hanya mempunyai
manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluran tsb. Pada saat terjadinya,
pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan
pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tsb. Contoh pengeluaran pendapatan
antara lain biaya iklan, biaya telex, dan biaya tenaga kerja (mulyadi, 1993)
Harnanto dan Zulkifli (2003) menyatakan, biaya ini dikelompokkan ke dalam golongan,
yaitu:
1. Biaya standar dan Biaya dianggarkan
Biaya tetap commited, merupakan biaya tetap yang timbul dan jumlah maupun
pengeluarannya dipengaruhi oleh pihak ketiga dan tidak bisa dikendalikan oleh
manajemen.
Biaya tetap discretionary, merupakan biaya tetap yang jumlahnya dipengaruhi
oleh keputusan manajemen.
Biaya variabel teknis (engineered variable cost), adalah biaya variabel yang
sudah diprogramkan atau distandarkan seperti biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung.
Biaya variabel kebijakan (discretionary variable cost) adalah biayavariabel yang
tingkat variabilitasnya dipengaruhi oleh kebijakan manajemen.
5
5. Biaya relevan dan biaya tidak relevan
Biaya terhindarkan (avoidable cost) adalah biaya yang dapat dihindari dengan
diambilnya suatu alternatif keputusan.
Biaya tidak terhindarkan (unavoidable cost) adalah biaya yang tidak dapat
dihindari pengeluarannya.
Biaya diferensial (differential cost), adalah tambahan total biaya akibat adanya
tambahan penjualan sejumlah unit tertentu.
Biaya marjinal (marginal cost), adalah biaya dimana produksi harus sama
dengan penghasilan marjinal jika ingin memaksimalkan laba.
6
dalam lagi, perbedaannya terlihat lebih kental dalam perhitungan HPP (Harga
Pokok Penjualan). Hal ini terjadi karena proses dan aktivitas kedua perusahaan
tersebut memiliki perbedaan yang signifikan. Perusahaan manufaktur mengolah
barang mentah menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi untuk dijual.
Sedangkan perusahaan dagang membeli suatu produk pada kuantitas tertentu dan
kemudian langsung dijual kepada konsumen.
perusahaan dagang
Perusahaan Dagang:
· Kegiatannya berupa pembelian barang dagangan dari perusahaan lain dan
penjualan barang dagangan tersebut kepada konsumen atau perusahaan
manufaktur.
· Perusahaan dagang tidak melakukan pemrosesan terhadap barang dagangan
yang dibeli .
· Untuk menjalankan usaha dagangnya, perusahaan dagang mengeluarkan
sumber ekonomi untuk memperoleh barang dagangannya, mengeluarkan biaya
administrasi dan umum, serta biaya pemasaran.
7
3. Pengorbanan sumber ekonomi untuk kegiatan selain perolehan barang
dagangan dan pemasaran barang dagangan . Pengorbanan ini dikelompokkan
dengan judul : “Biaya administrasi dan umum”.
Perusahaan Manufaktur:
· Pengolahan bahan baku menjadi produk jadi dan penjualan produk jadi tersebut
kepada konsumen atau perusahaan manufaktur lain.
Kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi memerlukan 3 kelompok
pengorbanan sumber ekonomi :
8
Dalam pendekatan Variable costing, berbagai pegorbanan sumber ekonomi
disajikan dalam laporan rugi laba menurut perilakunyan dalam hubungannya
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya dalam laporan laba rugi yang disusun
dengan pendekatan variable costing disajikan dalam dua kelompok biaya variabel
& biaya tetap.
Pendapatan Penjualan
Rp. 500.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan awal Rp. 25.000
Pembelian Rp.290.000
Harga Pokok Barang yang tersedia untuk dijual Rp.315.000
Persediaan akhir Rp. 20.000
Harga Pokok Penjualan
Rp. 295.000
Laba bruto
Rp. 205.000
9
Biaya Usaha:
Biaya administrasi & umum Rp. 56.000
Biaya pemasaran Rp. 75.000
Rp. 131.000
Laba bersih usaha
Rp. 74.000
Pendapatan di luar usaha Rp. 4.000
Biaya di luar usaha Rp. 7.000
Rp. 3.000
Laba bersih sebelum pajak
Rp. 71.000
Pajak penghasilan 35 %
24.850
Laba bersih setelah pajak
Rp. 46. 150
Gb. 1.6. Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur dengan pendekatan Full
Costing
Pendapatan penjualan
Rp. 500.000
10
Harga pokok penjualan :
Persediaan awal produk jadi Rp. 25.000
Harga pokok produksi :
Persediaan awal produk dalam proses Rp. 10.000
Biaya produksi :
Biaya bahan baku Rp. 50.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 60.000
Biaya overhead pabrik Rp. 75.000 Rp.185.000
Rp. 195.000
Persediaan akhir produk dalam proses Rp. 15.000
Harga pokok produksi Rp.180.000
Harga Pokok produk yang tersedia untuk dijual Rp.205.000
Persediaan akhir produk jadi 20.000
Harga Pokok Penjualan
Rp.195.000
Laba Bruto
Rp.305.000
Biaya usaha:
Biaya adm & umum Rp. 56.000
Biaya Pemasaran Rp. 175.000
Rp. 231.000
Laba bersih usaha
Rp. 74.000
Pendapatan di luar usaha Rp. 4.000
Biaya di luar usaha Rp. 7.000
Rp. 3.000
11
Laba bersih sebelum pajak
Rp. 71.000
Pajak Penghasilan 35%
Rp. 24.850
Laba bersih setelah pajak
Rp. 46.150
Pendapatan penjualan
Rp. 500.000
Biaya Variabel :
Harga pokok penjualan variabel:
Persediaan awal produk jadi Rp. 20.000
Harga Pokok Produksi variabel :
Persediaan awal produk dlm proses Rp. 20.000
Biaya Produksi Variabel :
Biaya bahan baku Rp. 50.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 60.000
Biaya overhead pabrik variabel Rp. 45.000 Rp. 155.000
12
Rp. 175.000
Persediaan akhir produk dalam proses Rp. 10.000
Harga pokok produksi variabel Rp. 165.000
Harga pokok produksi yang tersedia untuk dijual Rp. 185.000
Persediaan akhir produk jadi Rp. 15.000
Harga Pokok penjualan variabel Rp. 170.000
Biaya administrasi & umum variabel Rp. 70.000
Biaya pemasaran variabel Rp. 90.000
Total biaya variabel
Rp. 330.000
Laba kontribusi
Rp. 170.000
Biaya Tetap:
Biaya overhead pabrik tetap Rp. 20.000
Biaya Adm&umum 40.000
Biaya pemasaran tetap 30.000
Total biaya tetap
Rp. 90.000
Laba bersih
Rp. 80.000
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
pokok dalam perusahaan, Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, Perilaku
biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, dan Jangka waktu
manfaatnya.
Perbedaan Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang dengan Manufaktur, terdapat
perbedaan dari Laporan Laba Rugi kedua jenis perusahaan. Biaya Angkut
Pembelian tidak terdapat di Laporan Keuangan perusahaan manufaktur. Ini
dikarenakan biaya angkut cenderung, walaupun tidak selalu dibayar oleh pihak
vendor dari perusahaan manufaktur tersebut. Perbedaan-perbedaan yang terjadi
juga menimbulkan perbedaan nama biaya. Pada perusahaan manufaktur
menggunakan nama Harga Pokok Produksi, sedangkan perusahaan dagang
menggunakan nama Harga Pokok Penjualan. Ini sesuai dengan jenis aktivitas
masing-masing perusahaan di mana perusahaan manufaktur memproduksi dan
menjual sedangkan perusahaan dagang lebih kepada menjual saja.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini diharapkan akan menambah minat
mahasiswa untuk membaca, mempelajari, dan menambah rujukan atau referensi
mengenai materi “Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya (Lanjutan)”. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya yang telah membaca,
dan saya selaku penyusun makalah ini.
14