Anda di halaman 1dari 12

Penyakit Akibat

Kerja di
Pertambangan
serta Paparannya
Talitha Hasna Fauzi (11200980000012)
Penyakit Akibat Kerja di Pertambangan

Meliputi:

Pneumokoni Bronkitis
ISPA Silicosis Asbetosis Kanker Paru
osis Industri

Debu Debu SiO2 Debu Asbes Debu Zat Karsinogen Debu


1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Penyakit Akibat Kerja di Lingkungan Pertambangan
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan akut yang meliputi
saluran pernapasan bagian atas seperti rhinitis, faringitis, dan otitis serta saluran pernapasan
bagian bawah seperti laryngitis, bronkhitis, bronkhiolitis dan pneumonia, yang dapat
berlangsung selama 14 hari. Batas waktu 14 hari diambil untuk menentukan batas akut dari
penyakit tersebut. Saluran pernapasan terdiri dari organ mulai dari hidung sampai alveoli
beserta sinus, ruang telinga tengah dan pleura

Penyakit pernafasan yang umumnya timbul akibat paparan partikel debu batu bara yaitu
menurunnya kualitas udara sampai taraf yang membahayakan kesehatan dan akhirnya
menimbulkan dan meningkatkan gangguan penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
2. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Penyakit Akibat Kerja di Lingkungan Pertambangan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Vitasasmiari (2013) didapatkan hasil bahwa terdapat
pengaruh kadar debu batu bara terhadap ISPA dengan
kadar debu sebesar 2,2 mg/m3 pada unit kerja boiler
dan 0,9mg/m3 pada unit kerja filling.12 Penelitian
lain yang dilakukan oleh Sholihah dkk (2008)
didapatkan hasil bahwa terjadi gangguan pernapasan
yang dialami oleh pekerja lapangan PT. Kalimantan
Prima Persada pada pengukuran kadar debu sebesar
2,19 mg/m3 . 11
Penelitian serupa dilakukan oleh Rahayu (2013) didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara kadar debu batu bara dengan gangguan fungsi paru yang dialami oleh
pekerja di lokasi Coal Yard PLTU X Jepara dengan hasil pengukuran kadar debu sebesar 2,1
mg/m3 .
2. Penyakit Silicosis
Penyakit Akibat Kerja di Lingkungan Pertambangan

Silikosis adalah penyakit yang terjadi akibat berlebihnya silika di dalam tubuh, karena terlalu


banyak menghirup debu silika dalam jangka waktu lama. Silika adalah mineral seperti kristal
yang banyak ditemukan di pasir, batu, dan kuarsa.
Angka prevalens silikosis berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pekerja usaha
pemotongan batu di Kabupaten Purwakarta sebesar 6,7% dan faktor sosiodemografi yang
memiliki hubungan bermakna dengan silikosis adalah status gizi dan masa kerja ≥ 10 tahun.

Hasil pengukuran debu respirabel di lingkungan kerja usaha pemotongan batu


Purwakarta didapatkan sebesar 0,5-4,8 mg/m3 lebih besar dari standar nilai ambang batas debu
respirabel yaitu 3mg/m3. (Dr. Anna Nasriawati,MKK Kepala Bidang YanMed RSUD Cikalong
Wetan Kabupaten Bandung Barat dalam penelitiannya).
2. Penyakit Silicosis
Penyakit Akibat Kerja di Lingkungan Pertambangan

Debu silika dapat


Silicosis berbahaya dan sering
menyebabkan silikosis bila
terjadi di negara berkembang
terhirup oleh manusia
tak terkecuali di Indonesia
terakumulasi dalam jangka
yang pengawasan terhadap
waktu yang lama biasanya
pajanan partikel masih terbatas
lebih dari 5-10 tahun. Silika
dan jauh di batas aman di
merupakan komponen utama
lingkungan kerja.
dari batu dan pasir.
 

Gambar 1. Rontgen Diagnosa


3. Penyakit Asbetosis
Penyakit Akibat Kerja di Lingkungan Pertambangan

Asbestosis adalah istilah medis ketika seseorang mengalami penyakit paru-paru kronis akibat


menghirup serat asbes. Serat-serat asbes yang masuk ke paru-paru dapat menyebabkan jaringan
parut paru-paru dan sesak napas. Karena merupakan penyakit kronis, gejala asbestosis biasanya
baru muncul bertahun-tahun setelah paparan asbes terjadi secara terus-menerus.

Asbestosis banyak dialami oleh para pekerja di bidang industri. Contoh profesi yang berisiko
mengalami asbestosis adalah pekerja pertambangan, pemasangan listrik atau bangunan,
mekanik, teknisi serta teknisi pemasangan rel. Asbestosis terjadi setelah seseorang menghirup
debu yang mengandung serat asbes dalam waktu lama. Kondisi ini bisa menjadi lebih parah
jika pengidap asbestosis adalah perokok berat.
4. Penyakit Pneumokoniosis
Penyakit Akibat Kerja di Lingkungan Pertambangan

Pneumokoniosis adalah penyakit akibat kerja yang kronik akibat menghirup debu dalam waktu
yang lama dengan ditandai adanya inflamasi dari alveolus. Data dari WHO (World Health
Organization) menyatakan bahwa terdapat 1,1 juta kematian oleh penyakit akibat kerja di seluruh
dunia, 5% dari angka tersebut adalah pneumokoniosis

Badan dunia International Labour Organization (ILO) menyatakan bahwa penyakit paru akibat
kerja yang paling banyak diderita oleh pekerja adalah penyakit paru restriktif yakni
pneumokoniosis, di negara berkembang penderitanya sekitar 30% hingga 50%.7 Data penyakit
akibat kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, berdasarkan data hasil survey pemeriksaan
fungsi paru pada tahun 2004 mendapati bahwa 83,75% pekerja formal dan 95% pekerja
informal mengalami gangguan fungsi paru
4. Penyakit Pneumokoniosis
Penyakit Akibat Kerja di Lingkungan Pertambangan

Pneumokoniosis penambang batubara simpleks dapat berkembang menjadi kompleks dalam


waktu 1 tahun.12 Di Indonesia angka sakit mencapai 70 % dari pekerja yang terpapar debu
tinggi. Sebagian besar penyakit paru akibat kerja mempunyai akibat yang serius yaitu
terjadinya fungsi paru, dengan gejala utama yaitu sesak nafas.

Pneumokoniosis terbanyak adalah Silikosis,


asbestosis dan pneumokoniosis batubara. Data di
Australia tahun 1979-2002 menyebutkan, terdapat
>1000 kasus pneumokoniosis terdiri atas 56%
asbestosis, 38% silikosis dan 6% pneumokoniosis
batubara.

Gambar 2. Silikosis Paru


5. Penyakit Kanker Paru
Penyakit Akibat Kerja di Lingkungan Pertambangan

Kanker paru-paru adalah penyakit yang sering dikaitkan dengan kebiasaan merokok atau
menggunakan tembakau. Sebab, kebiasaan merokok memang telah terbukti dapat menyebabkan
berbagai masalah terutama pada saluran pernapasan, yaitu paru-paru. Namun ternyata, hal itu
bukan merupakan satu-satunya penyebab penyakit ini. Zat yang bersifat karsinogen dan dapat
menimbulkan kanker paru antara lain adalah asbes, uranium, gas mustard, arsen, nikel, khrom,
khlor metil eter, pembakaran arang, kalsium kiorida dan zat radioaktif serta tar batubara. Pekerja
yang berhubungan dengan zat-zat tersebut dapat mendenta kanker paru setelah paparan yang lama,
yaitu antara 15 sampai 25 tahun.
BBC melaporkan, salah satu kota bernama Ulaanbaatar di Mongolia memiliki kualitas udara yang
buruk, karena polusi udara di sana sudah mencapai level yang mengkhawatirkan. Hal itu ternyata
berkaitan dengan kebiasaan warga kota tersebut menghangatkan diri dengan batu bara. Kabar
buruknya, sisa pembakaran tersebut ternyata malah membuat kualitas udara memburuk. Bahkan,
hal itu menyebabkan banyak anak terkena gangguan pernapasan, dan sebagian besar dokter
mengkhawatirkan terjadinya wabah kanker paru-paru jika pencemaran udara terus terjadi.
5. Penyakit Bronkitis Industri
Penyakit Akibat Kerja di Lingkungan Pertambangan

Industritrial bronkitis adala Berbagai debu industri seperti


h peradangan saluran udara debu yang berasal dari
besar paru-paru pada orang pembakaran arang batu, semen,
yang bekerja di sekitar keramik, besi, penghancuran
debu, asap, asap, atau zat logam dan batu, asbes dan
lain. Debu, asap, asam silika dengan ukuran 3-10
kuat, dan lain-lain bahan mikron akan ditimbun di paru.
kimia di udara
menyebabkan bronkitis jen
is ini

Gambar 2. Paru-Paru Diagnosa Bronkitis Industri


REFERENSI
Bangun U, Widjaya M. Analisis epidemiologis pneumokoniosis berdasarkan X ray paru
klasifikasi standar international labour organization (ILO) pada pekerja tambang batu P.T. A di
Bandung Jawa Barat [Thesis]. Jakarta: Universitas Indonesia; 1998.

Rahayu NS. 2013. Hubungan antara kadar debu batubara total dan terhirup serta karakteristik
individu dengan gangguan fungsi paru pada pekerja di lokasi coal yard PLTU X Jepara. Jurnal
Kesehatan Masyarakat
Sholihah Q, Khairiyati L, Setyaningrum R. Pajanan debu batu bara dan gangguan pernapasan
pada pekerja lapangan tambang batu bara. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2008; 4(2):1-8.
Vitasasmiari E. Pengaruh kadar debu batu bara terhadap infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
pada tenaga kerja di unit boiler Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri Kebakkramat Karanganyar
[skripsi].

Anda mungkin juga menyukai