Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PROYEK KEWIRAUSAHAAN

PEMANFAATAN LIMBAH KAIN PERCA MENJADI VEST


DAN BUCKET HAT

Diajukan sebagai salah satu tugas proyek kewirausahaan siswa kelas 12

SMA Telkom Bandung Tahun Ajaran 2022/2023

Disusun oleh :

Zahra Maulida Sihaloho

Nasywa Anggieta Tiara

Tiara Alifia Salsabila

Ardith Fioreva Wulan Sakti

Dafina Ainand Nabila

Rieke Tarisya Aulia

YAYASAN PENDIDIKAN TELKOM

SMA TELKOM BANDUNG

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan proyek kewirausahaan ini berjudul “Pemanfaatan Limbah Kain


Perca Menjadi Vest dan Bucket Hat” kami susun sebagai salah satu pemenuhan
tugas pada penugasan yang diberikan sebagaimana dengan sistem pembelajaran
Kurikulum Merdeka yang diterapkan di SMA Telkom Bandung.

Bandung, 24 November 2022

Menyetujui,

Wali kelas, Guru Pembimbing,

Anna Risnawati, S.Pd H. Budi Rustandi, S.Pd

Mengetahui,

Kepala SMA Telkom Bandunng

Drs. Tatang Taryana, M.M

NIP.196404031988031010

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Allah SWT yang telah memberi saya kemudahan untuk
dapat menyelesaikan laporan proyek yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Kain
Perca Menjadi Vest dan Bucket Hat.” Ini sesuai yang ditentukan. Tanpa adanya
berkat dan rahmat Allah SWT tidak mungkin rasanya dapat menyelesaikan laporan
ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas proyek
dalam rangka kurikukum merdeka yang dibimbing oleh Bapak H. Budi Rustandi
S.Pd. Kami mengucapkan terima kasih atas bimbingannya dan sarannya, kami
menyelesaikan proyek ini.

Dalam proyek ini kami memaparkan bagaimana pentingnya mengolah


limbah menjadi sesuai barang yang berguna dan memiliki nilai jual. Diharapkan
dengan adanya proyek ini dapat inspirasi semua kalangan untuk lebih bisa
memanfaatkan suatu limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk diri sendiri
ataupun orang lain.

Kami dengan penuh kesadaran menyadari bahwa proyek ini masih sangat
jauh dari kata sempurna maka dari itu kritik dan saran sebagi masukan bagi kami
kedepannya dalam pembuatan proses pembuatan proyek ini sangatlah berarti. Akhir
kata kami mengucapkan mohon maaf bila ada kata kata dalam penyampaian yang
kurang berkenan. Sekian dan terima kasih.

Bandung, 22 November 2022

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... I


KATA PENGANTAR .......................................................................................... II
DAFTAR ISI ........................................................................................................ III
BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG PROYEK ...................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................ 1
1.3 TUJUAN PROYEK ....................................................................................... 2
1.4 MANFAAT PROYEK .................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
2.1 LIMBAH KAIN PERCA ................................................................................ 3
2.2 VEST .......................................................................................................... 5
2.3 BUCKET HAT .............................................................................................. 6
BAB III ................................................................................................................... 8
3.1 CARA KERJA ............................................................................................. 8
3.2 ALAT DAN BAHAN ..................................................................................... 8
3.3 OBJEK PEMASARAN/TUJUAN ..................................................................... 9
3.4 JADWAL KEGIATAN PROYEK ..................................................................... 9
3.5 TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN ....................................................... 9
BAB IV ................................................................................................................. 11
4.1 PROSES PEMBUATAN PROYEK ................................................................. 11
4.2 HASIL PROYEK ........................................................................................ 15
4.3 RINCIAN BIAYA ....................................................................................... 15
4.4 EVALUASI ................................................................................................ 16
BAB V................................................................................................................... 17
LAMPIRAN DOKUMENTASI ......................................................................... 18
LAMPIRAN POWER POINT ........................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek

Limbah kain perca yaitu kain sisa atau limbah dari konveksi, pabrik
atau garmen yang memproduksi pakaian, sprei dan lain sebagainya yang
menggunakan bahan dasar kain. Limbah ini tergolong jenis limbah anorganik
yaitu limbah yang tidak dapat terurai. Apabila limbah ini dibakar akan
menimbulkan asap dan gas beracun seperti karbon monoksida, ammonia, HCN
yang berbahaya bagi lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan
yang serius untuk memanfaatkan kain perca sebagai alternalif peluang usaha
yang melatih kreatifitas kami dan masyarakat luas.
Bermodalkan keterampilan dan kreativitas, limbah tersebut dapat
digunakan sebagai bahan atau media dalam berkarya seni. Dengan
memanfaatkan kembali kain perca yang sudah tidak terpakai lagi, secara tidak
langsung sudah menunjukkan kepedulian untuk mengurangi pencemaran
lingkungan. Alternatif pemanfaatan kain perca yang dimaksud di sini adalah
limbah yang digunakan sebagai media berkarya yang tidak mahal, dan mudah
diperoleh. Selain itu, limbah tersebut dapat menghasilkan karya yang unik dan
menarik dan dapat menghasilkan karya yang kreatif dan inovatif.
Maka dari itu kami berniat untuk memanfaatkan limbah kain perca
menjadi produk yang memiliki nilai seni dan nilai jual tinggi dengan
membuatnya menjadi vest dan bucket hat. Produk tersebut dipilih karena
banyaknya anak muda yang tertarik memakai vest dan bucket hat sebagai
bagian dari fashion item mereka.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah dalam proyek ini


dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara pengolahan dan pemanfaatan limbah kain perca dalam
proyek ini?

1
2. Bagaimana teknik yang digunakan dalam membuat vest dan bucket hat
dengan memanfaatkan limbah kain perca dalam proyek ini?

1.3 Tujuan Proyek

Untuk memanfaatkan kembali limbah kain perca yang biasanya


terdapat di pabrik pakaian, dalam proyek ini kami akan mengolah kembali
limbah tersebut menjadi vest dan bucket hat dengan motif abstrak dan unik
yang berasal dari teknik campuran pola kain perca tersebut.

1.4 Manfaat Proyek

1. Mengurangi Pencemaran
Limbah kain merupakan salah satu jenis limbah anorganik yang sulit terurai
dan tidak dapat dikompos. Apabila dibakar sekalipun nantinya akan
menimbulkan asap dan gas beracun yang berbahaya bagi lingkungan
sekitar. Oleh karena itu, dengan diadakannya proses pemanfaatan kembali
limbah kain perca menjadi sebuah produk diharapkan akan mampu
mengurangi pencemaran yang ada.
2. Menjadi Fashion Item
Seperti yang kita tahu, bahwa baik dari kalangan muda, dewasa, maupun
tua sekalipun beberapa fashion item tertentu menjadi salah satu incaran
yang nampaknya wajib dimiliki oleh para pencinta fashion agar tidak
ketinggalan zaman dengan trend fashion yang sedang merebak tahun ini.
3. Mengasah Kreativitas
Membantu mengembangkan pembelajaran siswa di luar kelas berbasis
proyek untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam penanganan limbah.
Sehingga dapat menghasilkan nilai jual dan nilai estetika yang bermanfaat
bagi kami maupun orang lain.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah Kain Perca

Limbah merupakan produk sisa hasil pengolahan pabrik atau


industri kecil berupa sampah atau cairan kimia. Pengertian yang lain
tentang limbah adalah segala sesuatu yang tidak terpakai untuk diproduksi
maupun konsumsi dan apabila dibuang akan dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan. Limbah adalah suatu zat atau benda yang timbul
sebagai hasil dari kegiatan atau aktivitas manusia yang tidak digunakan lagi
dan dibuang.
Permasalahan limbah menjadi sebuah permasalahan nasional yang
sepertinya tidak ada habisnya. semakin tinggi peningkatan jumlah
penduduk dan semakin tinggi aktivitas industri dapat berdampak pada
semakin banyaknya limbah yang dihasilkan oleh aktivitas individu maupun
industri. permasalahan limbah ini bila tidak ditangani secara serius, maka
dampaknya adalah pencemaran lingkungan. pemerintah pun sudah
mencanangkan kegiatan 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle sebagai salah
satu upaya mengurangi jumlah dan dampak dari limbah. Bagi masyarakat
yang kurang mengerti akan cara penangulangan, limbah sering dianggap
sebagai produk yang sudah tidak dapat digunakan kembali. Dari sekian
banyak limbah sisa produksi, limbah tekstil tergolong banyak terlihat
bentuknya di lingkungan sekitar. Salah satu yang termasuk dalam limbah
tekstil adalah limbah kain perca.
Kain perca adalah limbah anorganik yang dihasilkan industri
konveksi, berupa kain-kain bekas potongan yang ukurannya kecil-kecil.
ciri-ciri dari kain perca adalah sebagai berikut:
1. Ukuran kecil disebut dari potongan-potongan kain yang tersisa, kain
perca berukuran kecil sehingga kain ini lebih mudah untuk diproses.
untuk mendapatkan motif yang lebih menarik bisa dengan
menggabungkan beberapa jenis kain perca.

3
2. Berbentuk potongan kain perca berupa potongan-potongan kain
sehingga akan menjadikannya sebagai kerajinan unik, potongan-
potongan kain ini harus digabungkan.
3. Motif yang tidak beraturan motif sehingga perlu memahami teknik
dan cara yang tepat untuk menjadikan kerajinan yang memiliki
manfaat lain.
4. Ukuran tidak sama ukuran kain biasanya tidak merata dan dapat
bervariasi hal ini karena kain perca terbuat dari sisa kain yang tidak
digunakan. Sisa garis potongan tidak selalu sesuai dan dapat
menyebabkan pola kain tidak rata.

Pemanfaatan limbah sebagai bahan baku bahan baku untuk


membuat kerajinan sepertinya merupakan kegiatan yang paling tepat
karena dapat mengurangi (reduce) jumlah limbah, Menggunakan (reuse)
dan mendaur ulang (recycle) produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Pemanfaatan limbah menjadi bahan baku kerajinan selain dapat
mengurangi masalah pencemaran lingkungan juga dapat meningkatkan
jumlah kegiatan wirausaha di kalangan masyarakat. Adanya kegiatan
wirausaha di kalangan masyarakat dapat meningkatkan penyerapan tenaga
kerja sehingga mengurangi angka pengangguran. Oleh karena itu dapat
ditarik kesimpulan bahwa adanya wirausaha kerajinan tenaga dari limbah
dapat mengurangi dua masalah nasional yaitu pencemaran lingkungan dan
pengangguran.

Meskipun merupakan limbah kain perca masih dapat


dimanfaatkan. Kain perca dipilah dan dipilih terlebih dahulu, kain perca
yang berasal dari bahan katun dapat disetrika agar tidak kusut. Kain perca
dengan warna dan motif yang menarik dapat dikreasikan menjadi berbagai
kerajinan bernilai ekonomis dengan kemauan dan kreativitas kain perca
juga dapat disulap menjadi aksesoris-aksesoris yang unik, cantik, dan
fashionable. Melimpahnya kain perca dari usaha konveksi menjadi bahan
baku kerajinan ini sangat mudah dan murah diperoleh bahkan beberapa
penjahit dan konveksi memberikan kain perca secara cuma-cuma dengan

4
demikian kita dapat membuat kreasi aksesoris kain perca tanpa perlu
mengeluarkan biaya mahal.

Pemanfaatan limbah kain perca tergolong memiliki banyak


kegunaan sesuai dengan ide dan kreatifitas para pelaku usaha, keragaman
ini jurstru membuktikan bahwa kain perca dapat berperan baik, dengan
data yang telah di peroleh dalam studi literatur, banyak bukti akan
keberadaan limbah kain perca yang dapat di kembangkan menjadi sesuatu
yang berguna sehingga menambah nilai jual, beberapa contoh antara lain
yaitu pembuatan aksesoris, baju, tas, dan masih banyak lagi.

Pengolahan limbah kain perca dapat menjadi solusi dalam


membantu mengurangi limbah tekstil dengan inisiatif dan kreativitas
limbah kain perca dapat diolah menjadi produk yang lebih berguna dan
memiliki nilai jual. Salah satu pemanfaatan limbah kain perca adalah
dibuat menjadi vest dan topi.

2.2 Vest

Vest adalah pakaian yang menutupi tubuh bagian atas. Vest


dikenakan di luar kemeja atau blus, terkadang sebagai bagan dari tiga
potong pakaian yakni celana panjang, kemeja, dan jas. Vest juga
dinamakan rompi pullover, rompi sweater atau blus tanpa lengan.

Sementara itu, kata rompi sendiri berasal dari bahasa Perancis


yakni Veste, bahasa Italia Vesta, dan bahasa Latin Vestis. Terdapat
berbagai model vest, ada yang memakai kancing dan tidak berkancing.
Selain itu, ada yang berbahan dasar kaos, kain biasa, memakai resleting
depan, hingga vest dari rajutan benang. Vest dipilih sebagai pakaian
tambahan yang memiliki fungsi menambah nilai lebih pada penampilan,
sebagai penghangat badan yang tidak merepotkan karena tanpa lengan dan
praktis.

Pada akhir 2013, para desainer busana mulai memasukkan vest


dalam rancangannya dan menjadi tren di 2014. Biasanya pada tahun

5
tersebut, perempuan mengenakan vest untuk alasan agar terlihat lebih
ramping atau menutupi lemak di perut.

Namun, perancang busana dunia seperti Jason Wu dan Victoria


Beckham dan beberapa lainnya, justru menampilkan vest sebagai busana
inti para perempuan. Sebagai busana, vest muncul dengan tampilan seperti
blazer namun tanpa lengan atau sleevless blazer. Mengenakan vest jenis
ini membuat tampilan perempuan tetap elegan dan formal. Namun,
biasanya vest seperti ini dibuat dari kain yang jatuh.

Vest pada 2014 didesain tidak lagi kaku, tetapi lebih luwes dan
tidak definitif. Pada 2014, tren vest gaya Korea juga populer, dengan
panjang menjuntai di bagian depan, hampir seperti sebuah syal besar yang
dikenakan seseorang. Pada tahun 2020 hingga 2021, vest gaya Korea
dengan bahan sweater atau rajut menjadi tren baru. Berbagai motif dan
kombinasi warna serta jenis kain untuk vest kian berkembang seiring
berkembangnya dunia fashion.

2.3 Bucket Hat

Bucket hat atau disebut juga dengan crusher hat, merupakan topi
yang tipikal dibuat dari bahan kanvas atau denim. Topi ini mempunyai
desain khusus, yaitu dua buah lubang kecil yang dilapisi bahan metal yang
berfungsi untuk pertukaran udara di dalam topi. Pada awalnya topi ini
dibuat khusus untuk olahraga dan sekedar melindungi dari panasnya
matahari. Konon ide awal pembuatan bucket hat sendiri dilatarbelakangi
oleh kebutuhan para petani dan nelayan Irlandia yang setiap hari harus
bekerja di ladang dan laut. Maka, dari situlah kemudian tercipta topi
dengan bentuk pinggiran lebar dan miring, jadi bisa melindungi wajah dari
rintik hujan dan teriknya matahari. Bucket hat diperkenalkan mulai pada
tahun 1900-an dan mulai dipakai sebagai fashion items pada tahun 60-an,
yang biasanya dipakai oleh kaum rapper.

Akhir-akhir ini di tahun 2020 bucket hat mulai populer kembali


apalagi setelah dipopulerkan kembali oleh selebritis terkenal seperti Billie

6
Eilish, Pharel William, Rihanna, LL Cool J, D.J Diplo, hingga BTS.
Bahkan di summer 2020, brand fashion ternama seperti Louis Vuitton,
Prada, Gucci, Fendi hingga Loewe juga meluncurkan banyak desain
bucket hat terbaru mereka.

7
BAB III

PERENCANAAN PROYEK
3.1 Cara Kerja

Perencanaan

• Pembentukan kelompok
• Penentuan judul dan tema
• Penentuan jenis produk

Persiapan

• Mempersiapkan alat dan bahan

Pelaksanaan

• Pengajuan proposal
• Membuat produk

3.2 Alat dan Bahan

Dalam proyek ini ada beberapa bahan yang kami butuhkan, diantara
lain sebagai berikut :

a. Alat :
• Jarum
• Benang
• Gunting
• Kapur Jait
• Meteran
b. Bahan :
• Kain Perca
c. Estimasi Biaya
Kisaran biaya yang kami butuhkan Rp.75.000 s.d Rp.100.000.

8
3.3 Objek Pemasaran/Tujuan

Target pemasaran produk kami remaja dan anak muda dengan kisaran
umur 12 – 25 tahun, produk ini juga dapat digunakan oleh semua gender /
unisex.

3.4 Jadwal Kegiatan Proyek

No. Bulan Pekan Kegiatan


1. Juli 3 Menentukan kelompok dan
pembuatan rundown kegiatan
4 Membat Proposal
2. Agustus 1 Membuat sketsa produk dan
pengukuran model
2 Survey bahan
3 Persiapan alat dan bahan
4 Mulai membuat produk
5 Masih dalam tahap pemngerjaan
vest
3. September 1 Masih dalam tahap pengerjaan
2 Masih dalam tahap pengerjaan
4 Finishing untuk produk vest
4. Oktober 1 Pengerjaan produk bucket hat
2 Masih dalam tahap pengerjaan
3 Masih dalam tahap pengerjaan
4 Finishing dari semua produk
5. November 1 Pembuatan laporan proyek
2 Persiapan presentasi
3 Presentasi hasil proyek
4 Gelar karya
3.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tempat: Di Sekolah

9
Waktu Pelaksanaan : Pekan awal bulan Agustus sampai dengan pekan akhir
bulan Oktober.

10
BAB IV

HASIL PROYEK
4.1 Proses Pembuatan Proyek

a. Bulan Juli
• Pekan ke-3

Kami disosialisasikan terkait pembelajaran kurikulum merdeka.


Kami ditugaskan membuat kelompok untuk pengerjaan tugas
Proyek Kewirausahaan dengan tema pemanfaatan limbah. Saat itu
juga kami diberitahukan rundown kegiatan dari tugas proyek ini.
Sini juga kami sudah mulai menentukan karya apa yang akan kami
buat.
• Pekan ke-4

Pada pekan ini,kami diminta untuk membuat proposal proyek


kewirausahaan. Karya yang akan kami buat ialah membuat vest dan
bucket hat dari limbah tekstil,yaitu kain perca. Sehingga judul dari
proyek kewirausahaan kami adalah " Pemanfaatan Limbah Kain
Perca Menjadi Vest dan Bucket Hat"

11
b. Bulan Agustus
• Pekan ke-1
Pada pekan ini,kami membuat sketsa dari produk yang akan kami
buat,yaitu vest dan bucket hat.
• Pekan ke-2

Kami mengumpulkan bahan baku dari karya kami,yaitu kain perca.


Kami mendapatkan limbah ini dari pabrik tekstil yang ada di
daerah sekitar kami.
• Pekan ke-3
Pada pekan ini, kami melengkapi bahan-bahan lain dan alat-alat
yang diperlukan untuk pembuatan produk.
• Pekan ke-4 dan ke-5

Pada pekan ini, kami memulai membuat produk. Produk yang


pertama kami buat adalah vest. Kami mengukur dan membuat pola

12
dari vest. Kami juga mencari-cari ide-ide untuk menjadi inspirasi
dan dapat diterapkan pada produk.
c. Bulan September
• Pekan ke-1

Pada pekan ini,kami masih dalam tahap pembuatan vest. Kami


dibantu oleh nenek dari salah satu anggota yang kebetulan ahli
dalam hal menjahit untuk membuat vest ini.
• Pekan ke-2
Masih pada tahap pengerjaan vest. Di sini kami melanjutkan
kegiatan kami pada pekan lalu.

• Pekan ke-3

13
Produk pertama kami yaitu vest telah selesai. Persiapan bahan-
bahan untuk membuat produk kedua.

• Pekan ke-4
Kami melanjutkan pembuatan produk kedua kami yaitu bucket hat
dimulai dengan pembuatan pola bucket hat.
d. Bulan Oktober
• Pekan ke-1 dan ke-2
Pada pekan ini kami masih dalam tahap membuat bucket hat. Kami
mencoba membuat sendiri menurut kreatifitas kami.

• Pekan ke-3
Setelah mengevaluasi hasil kerja kami yang kurang memuaskan,
kami memutuskan untuk merombaknya dan meminta bantuan
orang yang ahli.

14
4.2 Hasil Proyek

Berikut adalah hasil akhir dari produk kerajinan kami yaitu vest dan bucket
hat dari kain perca.

4.3 Rincian Biaya

a. Biaya Produksi Vest dan Bucket Hat


• Kain perca : Rp. 0,-
• Kain furing : Rp. 50.000,-
• Biaya lain-lain : Rp. 0,-
• Total biaya produksi : Rp. 50.000,-

15
b. Perkiraan Harga Jual Produk
• Vest : Rp. 60.000,-
• Bucket Hat : Rp. 30.000,-
• 1 set Vest dan Bucket Hat : Rp. 90.000,-

4.4 Evaluasi

• Faktor Pendorong
Kegiatan proyek ini dapat berjalan dengan lancar karena :
1. Adanya kesadaran para anggota dalam melaksanakan tugasnya
masing-masing.
2. Ketersediaan dari bahan bahan yang dibutuhkan, adanya pihak
yang kompeten dalam menjahit serta
3. Bimbingan dari Bapak H.Budi yang selalu membina proyek
kami sehingga proyek ini dapat kami selesaikan dengan tuntas.
• Faktor Penghambat
Faktor penghambat terletak pada kemampuan menjahit setiap
anggota yang masih terbatas.
• Solusi
Untuk menangani faktor penghambat tersebut kami mengatasinya
dengan meminta bantuan kepada orang yang ahli untuk mengajari
kami menjahit.

16
BAB V

PENUTUP
Demikian laporan ini kami buat untuk memenuhi tugas proyek tentang
pemanfaatan limbah kain perca. Momentum kegiatan ini tidak akan berjalan dengan
baik tanpa bantuan dari bapak/ibu oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih
atas segala bimbingan bapak/ibu semoga dengan adanya laporan ini produk yang
kami buat akan menjadi hal yang bermanfaat kedepannya. Atas perhatian dan
kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

17
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Berikut dokumentasi kami saat melakukan proyek

1. Saat Proses Pembuatan Proposal

18
2. Saat Presentasi Produk

19
LAMPIRAN POWER POINT

20
21
22
23
24
25
26
DAFTAR PUSTAKA

Superlive.id. (29/05/2021). Tentang Bucket Hat, Topi Pemancing


Yang Kini Kembali Ngetren. Diakses pada 4 Agustus 2022, dari Tentang
Bucket Hat, Topi Pemancing yang Kini Kembali Ngetren | SUPERLIVE

Fitinline.com. (2014, 08 Januari). Sejarah Singkat Rompi Vest


dan Perkembangannya dari Masa ke Masa. Diakses pada 4 Agustus 2022,
dari https://fitinline.com/article/read/vest/

Tribunnews.com. (2021, 26 Mei). Vest (Waistcoat atau Rompi).


Diakses pada 4 Agustus 2022, dari Vest (Waistcoat atau Rompi) -
Tribunnewswiki.com

Ilb.unnes.ac.id ( 2013). Pemanfaatan Kain Perca Sebagai Media


Berkarya Seni Lukis Dengan Teknik Kolase Bagi Siswa Kelas VIII D SMP
Negeri 5 Blora. Diakses pada 4 Agustus 2022, dari 2401408022.pdf
(unnes.ac.id)

27

Anda mungkin juga menyukai