Anda di halaman 1dari 23

Makalah Analisis dan Penyusunan Harga Pokok

Produksi, Harga Pokok Penjualan, Biaya Operasi dan


Laporan Laba Rugi

Disusun Oleh : Kelompok 10/


AC

Muhammad bufteim : 2019210769


Buena Viki : 2019210771
Novita Wulandari : 2019210785
Syahida Afifi : 2019210788
Aisyah Nur Hidayah : 2019210805

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HAYAMWURUK PERBANAS
SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Analisis dan
Penyusunan Harga Pokok Produksi, Harga Pokok Penjualan, Biaya Operasi dan
Laporan Laba Rugi” ini dengan baik dan juga tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada matakuliah
Penganggaran Perusahaan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dewi Ayu Wulandari,
SE,M.M selaku dosen dari matakuliah Penganggaran Perusahaan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai
dengan bidang yang ditekuni.

Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian


pengetahuannya sehingga dapat terselesaikannya makalah ini. Kepada pembaca kami
harapkan kritik dan saran yang membangun kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 23 November 2021

Kelompok 10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................2
I.I. Latar Belakang......................................................................................................................2
1.2. Tujuan Penulisan.................................................................................................................3
1.3. Manfaat Penulisan...............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................4
II.1. Pengertian Harga Pokok Produksi......................................................................................4
II.1.1. Tujuan Perhitungan Harga Pokok Produksi.......................................................................4
II.I.2. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi......................................................................4
II.1.3. Manfaat Penentuan Harga Pokok Produksi....................................................................5
II.II. Analisis dan Penyusunan Anggaran Harga Pokok Penjualan............................................6
II.II.1. Tiga Komponen dalam Menghitung Harga Pokok Penjualan........................................7
II.II.2. Mengembangkan Harga Pokok Penjualan.....................................................................8
II.II.3. Enam Rumus Menghitung Harga Pokok Penjualan.......................................................9
II.III. Analisis dan Penyusunan Biaya Operasi........................................................................10
II.III.1. Pengertian Biaya Operasi............................................................................................10
II.III.2. Kategori Biaya Operasional........................................................................................11
II.III.3. Rasio Biaya Operasi....................................................................................................11
II.IV. Analisis dan Penyusunan Laporan Laba Rugi................................................................13
II.IV.1. Pengertian Laporan Laba Rugi...................................................................................13
II.IV.II. Elemen-Elemen Pada Laporan Laba Rugi.................................................................14
II.IV.3. Pembagian Laba di dalam Laporan Laba Rugi..........................................................14
II.IV.4. Cara Membuat Laporan Laba Rugi............................................................................15
II.IV.5. Bentuk/ Format Laporan Laba Rugi...........................................................................16
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................20
III.I. Kesimpulan......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................21

1
BAB I

PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang


Penulisan makalah ini dilatar belakangi oleh pembelajaran mata kuliah
Penganggaran Perusahaan. Analisis dan Penyusunan Anggaran Harga Pokok Produksi,
Harga Pokok Penjualan, Biaya Operasi, dan Laporan Laba Rugi merupakan komponen
penting dalam kegiatan perusahaan. Anggaran Harga Pokok Produksi disusun agar
perusahaan mampu menghitung besarnya biaya produksi seminimal mungkin. Sehingga
nantinya perusahaan tidak mengalami pengeluaran biaya yang tidak seimbang dengan
pendapatan atau tidak efektif. Perhitungan Harga Pokok Penjualan juga bertujuan untuk
menentukan harga jual produk, menghitung laba rugi perusahaan dari penjualan produk,
dan untuk melihat realistis atau tidaknya biaya produksi yang diterapkan. Sedangkan
biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan agar proses produksi
atau kegiatan perusahaan dapat berjalan maksimal. Biaya operasional lah yang
mendukung seluruh kegiatan perusahaan. Maka harus diperhitungkan dengan rinci agar
seluruh kegiatan perusahaan dapat berjalan sesuai rencana perusahaan.

Sehingga nantinya ketika seluruh biaya tersebut dianggarkan dengan benar,


maka perusahaan juga dapat menulis perkiraan keuntungan atau kerugian. Karena
anggaran sifatnya sebagai acuan untuk mengambil keputusan di kemudian hari, maka
lebih baik menganggarkan biaya-biaya seminimal mungkin agar didapatkan laba di
laporan laba rugi.

1.2. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui lebih dalam tentang Konsep Dasar Penyusunan Anggaran Harga Pokok
Produksi, Harga Pokok Penjualan, Biaya Operasi dan Laporan Laba Rugi

2
2. Mengetahui lebih dalam tentang Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam membuat
Anggaran Harga Pokok Produksi, Harga Pokok Penjualan, Biaya Operasi dan Laporan
Laba Rugi

3. Mengetahui lebih dalam tentang Proses serta Bagaimana menyusun Anggaran Harga
Pokok Produksi, Harga Pokok Penjualan, Biaya Operasi dan Laporan Laba Rugi

1.3. Manfaat Penulisan


1. Sebagai sarana penunjang informasi terkait Anggaran Harga Pokok Produksi, Harga
Pokok Penjualan, Biaya Operasi dan Laporan Laba Rugi

2. Menyelesaikan penugasan Mata Kuliah Penganggaran Perusahaan

3
BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Harga Pokok Produksi


Menurut (Bustami, 2013), harga pokok produksi merupakan kumpulan biaya
produksi yang terdiri dari bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk
dalamproses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. Harga
pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk
dalam proses awal dan akhir. Menurut (Nafarin, 2015), harga pokok produksi atau
biaya produk adalah semua biaya yang berkaitan dengan produk (barang) yang
diperoleh, dimana didalamnya terdapat unsur biaya produk berupa biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

II.1.1. Tujuan Perhitungan Harga Pokok Produksi

Menurut (Mulyadi, 2014), tujuan dari perhitungan harga pokok


produksi antara lain:

1. Untuk pengendalian.

2. Untuk perencanaan dan pengukuran prestasi pelaksanaan

3. Untuk menetapkan harga.

4. Untuk menentukan nilai persediaan.

II.I.2. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi


Menurut (Mulyadi, 2014), metode penentuan harga pokok produksi
adalah cara untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok
produksi. Dalam memperhitungkan unsurunsur biaya ke dalam harga pokok
produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing.

1. Full Costing

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok

4
produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke
dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang
variabel maupun tetap.

2. Variabel Costing

Variabel costing merupakan metode penentuan harga


pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi
yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok.

II.1.3. Manfaat Penentuan Harga Pokok Produksi


Dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga pokok
produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi
manajemen untuk :

1. Menentukan harga jual produk.

Perusahaan yang berproduksi massa memproses produknya


untuk memenuhi persediaan di gudang. Dengan demikian biaya
produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan
informasi biaya produksi per satuan produk. Dalam penetapan harga
jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang
dipertimbangkan di samping data biaya lain serta data nonbiaya.

2. Memantau realisasi biaya produksi.

Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah


diputuskan untuk dilaksanakan, manajemen memerlukan informasi
biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan di dalam
pelaksanaan rencana produksi tersebut. Oleh karena itu, akuntansi
biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi
yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau
apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai
dengan yang diperhitungkan sebelumnya.

5
3. Menghitung laba atau rugi periodik.

Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan


pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu
menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto,
manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang
telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode
tertentu. Informasi laba atau rugi bruto periodik diperlukan
untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya
nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi.

4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan


produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

Pada saat manajemen dituntut untuk membuat


pertanggungjawaban keuangan periodik, manajemen harus
menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan
rugi-laba. Di dalam neraca, manajemen harus menyajikan
harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk
yang pada tanggal neraca masih dalam proses. Untuk tujuan
tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya
produksi tiap periode

II.II. Analisis dan Penyusunan Anggaran Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan (HPP) disebut juga COGS (cost of goods sold)
merupakan biaya langsung yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang dan
jasa yang dijual dengan aktivitas proses yang membuat produk barang dan jasa siap
dijual atau digunakan nantinya.  

Dengan kata lain, HPP juga adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
tenaga kerja, bahan baku dan overhead pabrik dalam proses pembuatan produk atau
jasa yang dijual ke pelanggan selama periode tertentu. Anggaran harga pokok
penjualan pada dasarnya adalah bagian dari anggaran operasional dalam bisnis.

6
Harga pokok penjualan dicatat sebagai sebagai beban langsung setelah
pendapatan pada periode tertentu. HPP juga sebagai patokan dalam menentukan
harga jual.  Jika harga jual lebih tinggi dari harga pokok penjualan, maka akan
diperoleh laba. Sebaliknya, apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok
penjualan akan diperoleh kerugian.

Harga pokok penjualan (HPP) disebut juga COGS (cost of goods sold)
merupakan biaya langsung yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang dan
jasa yang dijual dengan aktivitas proses yang membuat produk barang dan jasa siap
dijual atau digunakan nantinya.

Dengan kata lain, HPP juga adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
tenaga kerja, bahan baku dan overhead pabrik dalam proses pembuatan produk atau
jasa yang dijual ke pelanggan selama periode tertentu. Anggaran harga pokok
penjualan pada dasarnya adalah bagian dari anggaran operasional dalam bisnis

Harga pokok penjualan dicatat sebagai sebagai beban langsung setelah


pendapatan pada periode tertentu. HPP juga sebagai patokan dalam menentukan
harga jual. Jika harga jual lebih tinggi dari harga pokok penjualan, maka akan
diperoleh laba. Sebaliknya, apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok
penjualan akan diperoleh kerugian.

II.II.1. Tiga Komponen dalam Menghitung Harga Pokok Penjualan

Dalam perusahaan dagang, ketersediaan barang menjadi hal


penting yang harus diperhatikan agar tidak terjadi kekosongan stok
yang dapat berakibat pada kelangkaan barang dan lebih fatal pada
penghasilan laba usaha. Untuk mengetahui besaran nilai jumlah
persediaan yang telah terjual agar dihasilkan perhitungan HPP yang
akurat, berikut 3 komponen dasar dalam perhitungan harga pokok
penjualan adalah:

7
1. Persediaan awal barang dagang merupakan persediaan
barang dagangan yang tersedia pada awal periode neraca awal
usaha atau tahun buku berjalan. Saldo persediaan awal
perusahaan dagang terdapat pada neraca saldo periode berjalan
atau pada neraca awal perusahaan atau laporan neraca tahun
sebelumnya. Informasi tentang saldo persediaan awal barang
dagangan bisa dilihat pada neraca.
2. Persediaan akhir barang dagang merupakan persediaan stok
barang dagangan yang tersedia atau tersisa pada akhir periode
neraca usaha atau akhir tahun buku berjalan. Informasi tentang
saldo persediaan akhir perusahaan bisa ditemukan pada data
penyesuaian perusahaan selama akhir periode. Persediaan
akhir barang dagang dapat dihitung dengan cara mengurangi
jumlah barang siap untuk dijual dari persediaan awal barang
dagangan ditambah dengan pembelian bersih.
3. Pembelian bersih merupakan seluruh pembelian barang
dagang, baik pembelian secara tunai maupun kredit yang
dilakukan perusahaan, ditambah dengan biaya angkut
pembelian kemudian dikurangi dengan diskon atau potongan
pembelian dan retur pembelian yang terjadi pada suatu
perusahaan selama awal periode sampai akhir periode tertentu.
Ada 5 unsur pembelian bersih yang harus diperhatikan adalah
biaya angkut pembelian, pembelian kotor, potongan
pembelian, retur pembelian dan pengurangan harga.

II.II.2. Mengembangkan Harga Pokok Penjualan

Alur dari transaksi persediaan dalam proses akuntansi yang terkait


dengan neraca diawali dengan saldo persediaan awal (opening balance), yang
ditambahkan dengan pembelian barang dagang pada periode berjalan dalam
transaksi debit dan kredit, kemudian dikurangi saldo akhir sebagai sisa

8
persediaan. Barulah diketahui harga persediaan yang dibebankan pada HPP.
Jika terdapat transaksi penjualan barang, maka saldo persediaan barang  akan
berkurang dan harga persediaan akan diakui dengan cara menjurnal.

Untuk mengembangkan anggaran harga pokok penjualan, adapun 3


informasi penting yang harus dibuat, yaitu:

1. Anggaran bahan baku langsung digunakan untuk menghitung


berapa banyak bahan baku yang masih tersisa pada akhir periode
setelah saldo awal periode ditambah dengan pembelian yang ada di
periode tersebut. Selain bahan baku, harus dilakukan penghitungan
biaya bahan tambahan dan ongkos pembelian bahan baku untuk
menentukan harga bahan baku.
2. Anggaran tenaga kerja langsung digunakan untuk menghitung
berapa gaji yang harus dibayarkan setiap bulan dalam proses produksi
barang dari bahan mentah menjadi barang jadi.
3. Anggaran overhead pabrik digunakan untuk menghitung biaya
penyusutan peralatan produksi yang selalu menyusut setiap produksi.
Biasanya muncul dalam perusahaan dagang, seperti biaya
pengemasan, reparasi dan pemeliharaan pabrik dan mesin, penyusutan
gedung pabrik, biaya listrik dan air pabrik, sewa peralatan dan mesin,
sampel produksi dan ongkos kirim kontainer.

II.II.3. Enam Rumus Menghitung Harga Pokok Penjualan

Ada 6 tahapan dalam menghitung harga pokok penjualan pada


perusahaan dagang, yaitu:

a) Menghitung bahan baku terpakai

Bahan baku terpakai = saldo awal bahan baku + pembelian


bahan baku – saldo akhir bahan baku

9
b) Menghitung biaya produksi

Total biaya produksi = bahan baku terpakai + biaya tenaga


kerja langsung + biaya overhead produksi

c) Menghitung harga pokok produksi

Harga pokok produksi = total biaya produksi + saldo awal


persediaan barang dalam proses produksi – saldo akhir persediaan
barang dalam proses produksi

d) Menghitung pembelian bersih

Pembelian bersih = (Pembelian + biaya angkut pembelian) –


(potongan pembelian + retur pembelian), atau: pembelian bersih =
(total pembelian tunai dan kredit + biaya angkut) – (potongan
pembelian + retur pembelian)

e) Menghitung persediaan barang siap dijual

Persediaan barang siap dijual – persediaan awal + pembelian


bersih

f) Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)

HPP = harga pokok produksi + persediaan barang awal –


persediaan barang akhir, atau: HPP = persediaan barang siap dijual –
persediaan barang akhir

II.III. Analisis dan Penyusunan Biaya Operasi


II.III.1. Pengertian Biaya Operasi

Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan


aktivitas sehari-hari sebuah perusahaan. Biaya operasional mencakup hal-hal

10
seperti penggajian, komisi penjualan, tunjangan karyawan dan kontribusi
pensiun, transportasi dan perjalanan, amortisasi dan depresiasi, sewa,
perbaikan, hingga pajak. Pencatatan biaya operasional harus dilakukan secara
rutin oleh perusahaan, juga biaya-biaya yang tidak berkaitan secara langsung
dengan kegiatan operasional, atau biasa juga disebut biaya non-operasional.
Dengan mencatatkan kedua jenis pengeluaran tersebut, akuntan perusahaan
dapat menentukan bagaimana biaya tersebut berkaitan dengan kegiatan-
kegiatan yang mendatangkan penghasilan bagi perusahaan. Fungsi lain dari
pencatatan biaya operasional adalah untuk melihat masa depan perusahaan,
apakah bisnisnya masih dapat berjalan lancar atau tidak.

II.III.2. Kategori Biaya Operasional


Biaya operasional suatu perusahaan dikategorikan dari dua komponen
pembiayaan besar, yaitu:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meski ada


peningkatan dalam penjualan dan produktivitas. Biaya ini harus selalu
dibayarkan, tanpa memperhatikan aktivitas dan performa perusahaan. Ini
termasuk pembayaran sewa, gaji untuk karyawan, non-produksi,
hingga asuransi.

2. Biaya Variabel

Biaya variabel terdiri dari biaya-biaya yang tidak tetap, tergantung


pada aktivitas produksi yang dilakukan. Tidak seperti biaya tetap yang
tidak berubah dan tidak dapat dipengaruhi oleh biaya lain, biaya variabel
akan naik seiring dengan meningkatkan produksi. Jika produksi
mengalami penurunan, maka biaya variabel juga ikut turun. Contohnya
termasuk bahan baku dan biaya pengiriman.

II.III.3. Rasio Biaya Operasi


Memahami biaya operasi penting karena memungkinkan kita

11
memperoleh banyak angka dan rasio bisnis relevan lainnya. Di bawah ini
adalah dua poin data terpenting yang dapat kita peroleh melalui biaya
pengoperasian.

a) Pendapatan operasional

Biaya operasional dapat membantu Anda menentukan pendapatan


operasional Anda. Pendapatan operasional adalah total keuntungan yang
terkait dengan operasi perusahaan Anda. Rumus untuk menghitung
pendapatan operasional adalah:

Pendapatan operasional = Pendapatan total – biaya operasional

Jadi bayangkan sebuah perusahaan memperoleh pendapatan $


552.000 tahun lalu dan memiliki $ 100.000 di biaya operasional. Maka
pendapatan operasional untuk tahun tersebut adalah $ 452.000.

b) Rasio biaya operasi atau Operating expense ratio

Rasio lain yang dapat peroleh dari biaya operasi adalah rasio biaya
operasi atau Operating expense ratio (OER). Rasio ini memberi kita
perbandingan langsung antara pengeluaran kita dengan pendapatan kita,
memungkinkan kita melacak efisiensi kita.

Misalnya, pada bagian di atas, kami menentukan bahwa


pendapatan operasional perusahaan dalam contoh adalah $ 452.000. Jika
kita menjalankan perusahaan bluechip, kita mungkin kecewa dengan
angka ini. Namun, jika kita seorang pengusaha yang baru membuka
perusahaan tahun lalu, kita pasti akan melompat kegirangan. Pendapatan
operasional yang baik itu relatif dan tidak selalu memberikan indikasi
yang kuat tentang kesehatan finansial. Rasio biaya operasi, di sisi lain,
memang menunjukkan kesehatan finansial. Dengan mengukur efisiensi
sebagai persentase, lebih mudah untuk membandingkan diri kita dengan
orang lain di industri kita.

Persamaan untuk OER adalah:

12
Rasio Biaya Operasi = Biaya Operasi ÷ Pendapatan

Berdasarkan contoh kami di atas, kami akan menghasilkan

Rasio Biaya Operasional = Rp. 100.000.000 ÷ Rp. 552.000.000 = 0,1812


× 100 = 18,12%

Rasio biaya operasi dapat bervariasi menurut industri. Misalnya,


bank memiliki rasio biaya operasional yang rendah, terkadang hanya
0,00%. Lainnya, seperti industri bahan bangunan, memiliki rasio setinggi
73%. Anda harus lebih memperhatikan bagaimana peringkat Anda dalam
industri Anda. Jika Anda menemukan cara untuk memenuhi atau
mengungguli rata-rata industri, bisnis Anda akan sukses.

II.IV. Analisis dan Penyusunan Laporan Laba Rugi


II.IV.1. Pengertian Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan yang menyajikan informasi
pengeluaran, pendapatan, serta laba atau rugi yang dihasilkan perusahaan
selama periode tertentu. Laporan laba rugi ini memperlihatkan kinerja
keuangan dari suatu perusahaan. Selain itu, laporan ini  juga fungsinya
sebagai alat memonitor kemajuan dan kekurangan keuangan perusahaan.

Laporan laba rugi termasuk ke dalam salah satu empat jenis laporan


keuangan utama, serta menjadi penghubung antara dua laporan neraca dalam
periode berurutan. Biasanya para pengusaha membuat laporan laba rugi untuk
menentukan profitabilitas dan juga nilai investasi perusahaan. Laporan ini
umumnya dibuat pada akhir tahun atau akhir periode. Adanya laporan ini
mempermudah para investor dalam membaca serta memahami kinerja
perusahaan. Selain itu juga terdapat informasi selisih antara pendapatan
dengan beban yang terjadi.

Intinya bila pendapatan lebih besar daripada nilai bebannya, maka


selisihnya disebut Laba. Begitu juga sebaliknya, jika nilai beban lebih besar

13
dibandingkan pendapatan disebut Rugi.

II.IV.II. Elemen-Elemen Pada Laporan Laba Rugi


Sebelum membahas langkah-langkah dalam membuat laporan laba
rugi, ada beberapa elemen-elemen yang merupakan unsur utama dari
penyusunan laporannya. Elemen-elemen tersebut adalah:

a) Pendapatan (revenue)

Adalah peningkatan aktiva atau arus masuk perusahaan yang


dihasilkan dari kegiatan operasional. Nilai pendapatan diperoleh dari total
pendapatan kotor perusahaan yang telah dikurangi potongan harga
atau diskon, retur, dan tunjangan lainnya.

b) Beban (expenses)

Arus keluar atau pemakaian aktiva atau munculnya liabilitas dalam


suatu periode tertentu dikarenakan pengiriman ataupun produksi barang.

c) Keuntungan (profit)

Peningkatan ekuitas karena terjadi transaksi perusahaan atau yang


dihasilkan dari pendapatan atau investasi dari pemilik perusahaan.

d) Kerugian (loss)

Yaitu penurunan ekuitas yang disebabkan adanya transaksi yang


dilakukan perusahaan atau akibat dari beban dan pendistribusian kepada
pemilik perusahaan.

II.IV.3. Pembagian Laba di dalam Laporan Laba Rugi


Dalam penyusunan laporan laba rugi, terdapat beberapa jenis
pembagian laba. Apa saja itu? Berikut ulasannya:

1. Laba Kotor

Pengukuran pendapatan langsung perusahaan dari penjualan

14
produk dalam satu periode akuntansi. Laba kotor sama halnya dengan
pendapatan dari hasil penjualan bersih setelah dikurangi harga pokok
penjualannya. Laba kotor ini mengindikasikan seberapa jauh perusahaan
bisa menutupi biaya produksinya.

2. Laba Operasi

Selisih antara penjualan dan semua biaya dan beban operasi


perusahaan. Umumnya, laba operasi ini dipakai sebagai alat ukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari aktivitas
bisnisnya.

3. Laba Sebelum Pajak

Jumlah laba sebelum pajak penghasilan yang ditetapkan


berdasarkan standar akuntansi keuangan. Laba sebelum pajak tidak
mempengaruhi jumlah pajak penghasilan yang sebenarnya untuk pihak-
pihak yang menggunakannya dalam mengambil keputusan.

4. Laba Bersih

Laba bersih merupakan indikasi dari profitabilitas dari perusahaan.


Sementara laba bersih adalah kelebihan keuntungan dalam penjualan
bersih perusahaan terhadap harga pokok penjualan dikurangi beban
operasi dan pajak penghasilan.

Beberapa hal yang mempengaruhi laba bersih yaitu pendapatan,


beban operasi, beban pokok penjualan, serta biaya pajak penghasilan.

5. Laba Operasi Berjalan

Diperoleh dari kegiatan bisnis perusahaan yang tengah berjalan


setelah pajak dan bunga. Laba operasi berjalan ini disebut juga laba
sebelum pos luar biasa.

II.IV.4. Cara Membuat Laporan Laba Rugi


Dalam susunannya, laporan laba rugi dibuat setelah laporan neraca.

15
Hal ini karena sumber dalam pembuatan laporan laba rugi didapat dari kolom
laba rugi pada saldo neraca. Umumnya, langkah-langkah dalam
membuat laporan laba rugi adalah:

a) Jenis laporan keuangan yang dibuat ( dalam hal ini laporan laba


rugi).
b) Membuat tulisan pada header dokumen dengan identitas
perusahaan.
c) Tuliskan periode tahun laporan dibuat

Selanjutnya, dibawahnya dicantumkan komponen-komponen utama


dari laba ruginya.

a) Total nilai beban. Diperoleh dari kolom neraca pada kolom laba rugi.
b) Total pendapatan.

Nilai laba atau rugi. Diperoleh dari selisih antara pendapatan dengan
total beban.

II.IV.5. Bentuk/ Format Laporan Laba Rugi


Dalam penyusunan laporan laba rugi terdapat dua format yang umum
digunakan oleh perusahaan, yaitu:

1. Single Step

Pada format laporan laba rugi single step, semua pendapatan dan


keuntungan perusahaan serta yang termasuk ke dalam kegiatan operasi
ditempatkan di awal laporan laba rugi. Kemudian, diikuti dengan beban
dan kerugian yang termasuk dalam kategori operasi. Nantinya, selisih
antara total pendapatan dengan keuntungan dan total beban, serta kerugian
menghasilkan laba operasi.

16
2. Multiple Step
Dalam laporan laba rugi multiple step ini susunannya memisahkan
antara transaksi operasi dengan non-operasi, serta membandingkan biaya
dan beban dengan pendapatan yang berkaitan. Saat laba operasional
terungkap, maka dapat terlihat perbedaan antara aktivitas biasa dan
aktivitas tidak biasa (insidentil). Contoh laporan laba rugi multiple
step seperti di bawah ini:

17
II.IV.6. Cara Menyusun Laporan Laba Rugi

Setelah kita tahu cara membuat laporan laba rugi, berikut ini cara menyusun
laporan laba rugi untuk perusahaan.

1. Buat terlebih dahulu jurnal transaksinya. Apabila berhubungan dengan laba


rugi, gunakan akun-akun seperti pendapatan, beban, dan biaya lainnya.
2. Tampilkan kegiatan transaksi ke dalam buku besar.
3. Dalam rangkaian siklus akuntansi, laporan laba rugi disusun setelah laporan
neraca saldo dan setelah menyusun kertas kerja atau neraca lajur.
4. Laporan laba rugi disusun setelah kertas kerja karena data-data yang ada di
dalam penyusunan laporan laba rugi diperoleh dari kolom laba rugi pada kertas
kerja. Untuk menyusun hanya perlu mengutip dari seluruh saldo pada akun
pendapatan dan beban di kolom laba rugi.

18
5. Sebelum menyusun laporannya, ketahui dulu format yang disajikan. Di atas
laporannya harus menuliskan identitas atau nama perusahaan, jenis laporan
(laba rugi) dan periodenya. Selanjutnya dibawahnya tercantum 3 komponen
utama, yaitu pendapatan total, beban total, dan juga laba atau rugi. Ketiga
komponen tersebut jadi inti dari laporan laba rugi yang harus disajikan.
6. Untuk akun pendapatan dan beban mengutip dari kertas kerja pada kolom laba
rugi. Sementara komponen laba rugi merupakan selisih total pendapatan dan
total beban. Jika total pendapatan lebih besar dari nilai beban, maka terjadi
laba. Sebaliknya, jika total pendapatannya tidak lebih besar dari total beban
terjadi rugi.

Sehingga didapat hasil akhir contoh laporan laba rugi sebagai berikut:

19
BAB III
PENUTUP

III.I. Kesimpulan
Harga Pokok Produksi, Harga Pokok Penjualan, dan Biaya Operasi adalah
salah tiga komponen penting untuk meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan
sehingga perusahaan akan mendapatkan laba maksimal dari kegiatan penjualan.
Selain itu, perusahaan juga dapat meramalkan harga, jumlah unit yang harus dijual
untuk mencapai target keuntungan.

Penyusunan Laporan Laba Rugi juga bergantung pada kegiatan produksi,


operasional, dan penjualan perusahaan. Sehingga anggaran akan sangat membantu
perusahaan dalam menentukan keputusan ketika dihadapkan dengan realita.
Perusahaan juga dapat menggunakan anggaran sebagai acuan dalam membeli/
mengeluarkan biaya dalam proses operasionalnya.

Maka dari itu, kami sangat setuju apabila ketiga perhitungan biaya diatas
harus dihitung untuk menunjang maksimalnya laba dan meminimalkan segala jenis
kebutuhan agar terkesan efektif dan efisien.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Adisaputro, Gunawan, dan Marwan Asri. 2016. Anggaran Perusahaan Buku 1.


Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
2. https://pakar.co.id/akuntansi-keuangan/pengertian-dan-cara-penyusunan-laporan-
laba-rugi-untuk-perusahaan/
3. https://accurate.id/akuntansi/pengertian-lengkap-biaya-operasional/
4. https://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/9138/BAB
%203%20ANGGARAN%20PRODUKSI.%2067500rugethw-6.pdf?
sequence=5&isAllowed=y
5. https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/perspektif/article/viewFile/3767/2675#:~
:text=Menurut%20(Mulyadi%2C%202014)%2C%20metode%20penentuan
%20harga%20pokok%20produksi,full%20costing%20dan%20variabel%20costing.
6. e-journal.uajy.ac.id/631/3/2EA15597.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai