Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

“PENGELOLAAN KEUANGAN”

DOSEN PENGAMPU : DITA EKA PERTIWI SIRAIT S.E.,M.Si

Disusun Oleh :
Andri Pramana 7213143007
Dina Angle Grace 7213143006
Nurhayati Pardede 7213143009
Dinda Mutia Febri 7202143001
Harun Al-Rasyid Dalimunte 7203343003

Prodi Pendidikan Bisnis


Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan
T.P 2023 / 2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada saya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Kewirausahaan. Terimakasih
juga kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini,
terutama kepada Dosen Pengampu Ibu DITA EKA PERTIWI SIRAIT,SE.,M.Si.

Dalam makalah ini berisi materi mengenai “Pengelolaan Keuangan”. Terlepas dari itu semua,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tulisan ini
menjadi lebih baik lagi ke waktu yang akan datang. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada semua pembaca. Terima kasih.

Penulis

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
2.1 Perhitungan Biaya Produksi dan Harga Jual Produk ....................................................... 2
2.2 Pencatatan Laporan Keuangan ......................................................................................... 7
UMKM BINTANG MALAM LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 30 APRIL 2017 ... 11
BAB III .................................................................................................................................... 13
KESIMPULAN .................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam memulai suatu usaha baik dalam skala besar dan skala menengah penting dalam
pembuatan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan sutau Informasi suatu
perusahaan pada periode akuntansi yang menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Laporan keuangan berguna bagi banker, kreditor, pemilik dan pihak-pihak yang
berkepentingan dalam menganalisi serta menginterpretasikan kinerja keuangan dan kondisi
perusahaan. Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi posisi
keuangan dan kinerja suatu entitas yang dalam pengambilan keputusan ekonomik oleh
siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk
memenuhi kebutuhan informasi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


• Bagaimana perhitungan dari biaya produksi dan harga jual ?
• Bagaimana pencatatan dari laporan keuangan

1.3 Tujuan
• Untuk mengetahui perhitungan dan biaya produksi dalam transaksi harga jual.
• Untuk mengetahui pencatatan dari sebuah laporan keuangan

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Perhitungan Biaya Produksi dan Harga Jual Produk

Pengertian Biaya Produksi


Menurut Sadono Sukirno (2003) : biaya produksi adalah semua pengeluaran perusahaan untuk
mendapat faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang digunakan untuk menciptakan produk
perusahaan. Menurut Sutrisno (2009) : biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan dalam
mengolah bahan baku sehingga menjadi produk selesai.
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikelurkan dalam pengolahan bahan baku
menjadi produk, sedangkan biaya non produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi umum. Biaya
produksi membentuk harga pokok produksi, yang digunakan untuk menghitung harga produk
yang pada akhir periode yang dalam proses. Biaya non produksi ditambahkan pada harga
pokok produksi untuk menghitung total harga pokok produk.
Manfaat Penentuan Biaya Produksi
Manfaat biaya pokok produksi menurut Mulyadi (1999) adalah sebagai berikut:
1. Menentukan jual produksi. Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit
merupakan salah satu data yang dipertimbangkan, disamping data biaya lain serta data
non biaya.
2. Memantau realisasi biaya produksi. Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu
telah diputuskan untuk dilakukan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi
yang sesungguhnya dikeluarkan dalam pelaksanaan rencana produksi tersebut, oleh
karena itu akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi
yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah proses produksi
mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang dipertimbangkan sebelumnya.
3. Menghitung laba atau rugi periode tertentu. Manajemen memerlukan informasi biaya
produki yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu.
Informasi laba atau rugi bruto periodik, diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk
dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi.
4. Menetukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca.

Jenis-Jenis Biaya Produksi

2
1. Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan dalam besaran yang tetap atau stabil. Biaya
tetap ini keberadaannya tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan jumlah atau aktivitas
produksi pada tingkat tertentu.
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel merupakan biaya yang besarannya berubah-ubah tergantung pada volume
kegiatan. Jadi jika volume kegiatan mengalami peningkatan, maka biaya variabel juga akan
naik. Hal ini akan berlaku sebaliknya jika volume kegiatan mengalami penurunan. Contoh
biaya variabel dalam sebuah perusahaan yaitu bahan baku serta biaya periklanan.
3. Biaya Semivariabel (Mixed/ Semivariable Cost)
Biaya semivariabel merupakan sebuah pengeluaran yang memiliki elemen biaya tetap
maupun variabel di dalamnya. Biaya semivariabel ini akan mengalami perubahan ketika terjadi
perubahan volume kegiatan. Akan tetapi, besarnya tidak selalu sebanding dengan perubahan
volume. Biaya semi variabel meliputi biaya listrik, biaya air, serta telpon.
4. Biaya Operasi (Operational Cost)
Biaya operasi adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan selama proses operasi atau produksi
berlangsung. Biaya ini bisa disebut sebagai biaya operasional seperti gaji operator.
5. Biaya Total (Total Cost)
Biaya total merupakan keseluruhan biaya yang digunakan untuk memproduksi sebuah
output. Biaya ini bersifat menyeluruh mencakup biaya tetap, biaya semivariabel maupun biaya
variabel. Salah satu contoh biaya total yaitu biaya produksi, mulai dari biaya bahan baku, biaya
pemasaran, biaya administrasi dan sebagainya.
Unsur Biaya Produksi
1. Biaya Bahan Baku (raw materials cost) adalah biaya yang digunakan untuk bahan-bahan
yang bisa dengan mudah dan langsung diidentifikasikan dengan barang jadi. Contoh bahan
baku adalah tembakau bagi perusahaan rokok dan kayu bagi perusahaan mebel.
2. Biaya tenaga kerja produksi adalah biaya untuk tenaga kerja yang secara langsung
menangani proses produksi atau bisa dihubungakan langsung dengan barang jadi. Contoh
tenaga kerja langsung adalah tukang kayu pada perusahaan mebel dan tukang pelinting
rokok dalam perusahaan rokok.
3. Biaya overhead pabrik adalah biaya pabrik selain daripada bahan baku dan tenaga kerja
langsung. Jadi biaya ini tidak dapat diidentifikasikan langsung dengan barang yang
dihasilkan. Contoh Biaya overhead pabrik adalah:

3
• Bahan pembantu, sering juga disebut dengan bahan tidak langsung (indirect materials).
Contohnya: perlengkapan pabrik (baut, mur dan dan pelitur dalam perusahaan mebel)
• Tenga kerja tidak langsung (indirect labor), adalah tenaga kerja yang tidak dapat
diidentifikasikan langsung dengan barang yang dihasilkan dengan tugas atau
pekerjaannya. Contohnya gaji mandor, listrik, air, telepon dan perbaikan dan pemeliharaan
(repair dan maintenance).

Contoh Biaya Produksi


Biaya produksi diperhitungkan selama proses pengolahan produk dalam suatu bisnis
pada perusahaan manufaktur. Salah satu contoh yang akan dibahas kali ini adalah pada
perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang makanan dimana hasil outputnya adalah
mie. Dalam hal ini Perusahaan Makanan Sehat memproduksi mie kuning yang siap masak
dengan output barang jadi sebesar 4.000 pack selama satu bulan. Berikut adalah rincian biaya
produksi mie kuning tersebut selama satu bulan.
Biaya pembelian Bahan Baku = Rp. 11.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp. 3.500.000
Biaya Upah Satpam Pabrik = Rp. 2.000.000 (hanya selama proses produksi)
Biaya Sewa Pabrik = Rp. 1.500.000
Total biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan 4.000 pack mie kuning
adalah Rp.18.000.000. Dari total pengeluaran tersebut dapat ditentukan biaya produksi per unit
dengan cara membagi total biayanya ke total jumlah produk. Perhitungannya adalah Rp.
18.000.000 : 4.000 = Rp. 4.500.
Selanjutnya, perusahaan bisa menetapkan harga jual dengan cara memperhitungkan
biaya produksi per unit ditambah dengan persentase keuntungan.
Pada produk mie kuning ini, persentase keuntungan yang digunakan adalah 40% dari biaya
produksi. Jadi, perhitungan harga jual per unitnya adalah Rp.4500 + (40% x Rp.4500) = Rp.
6.300.
Perusahaan akan bisa menentukan harga jual dengan lebih tepat dengan mengetahui
total biaya produksi. Di samping itu, informasi biaya ini juga berguna bagi perusahaan untuk
meminimalisir potensi resiko selama proses produksi berlangsung.
Cara Menghitung Biaya Produksi
Sebagai ilustrasi perhitungan produksi, berikut disajikan data pengeluaran PT Antara selama
satu bulan. PT Antara merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi hijab
dengan total output sebesar 5.000 unit selama satu bulan.
4
Produk hijab dari PT. Antara ini dipasarkan melalui 3 toko besar dan e-commerce. Berikut
adalah data laporan pengeluaran PT Antara selama satu bulan.
• Persediaan bahan baku Rp.30.000.000
• Bahan baku setengah jadi Rp. 40.000.000
• Barang jadi siap dijual Rp. 80.000.000
• Pembelian persediaan bahan baku Rp.50.000.000
• Biaya pengiriman Rp.5.000.000
• Biaya pemeliharaan mesin Rp.5.000.000
• Gaji tenaga kerja langsung Rp. 30.000.000
• Sisa penggunaan bahan baku serta sisa bahan setengah jadi Rp.30.000.000
• Sisa bahan setengah jadi Rp. 5.000.000
• Hijab yang siap dijual Rp. 30.000.000
Setelah diketahui data pengeluarannya, selanjutnya bisa dilakukan perhitungan biaya produksi.
Berikut adalah tahapan yang dilakukan untuk memperhitungkan biaya produksi tersebut.
Tahap 1 :
Bahan baku yang digunakan = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku – saldo akhir
bahan
= Rp. 30.000.000 + (Rp.50.000.000+Rp. 5.000.000) – Rp.30.000.000
= Rp. 55.000.000
Tahap 2 :
Biaya Produksi = bahan baku + tenaga kerja langsung + biaya overhead pabrik
= Rp.55.000.000 + Rp.30.000.000 + 5.000.000
= Rp.90.000.000
Biaya produksi per unit = biaya produksi : total unit
= Rp. 90.000.000 : 5.000
= 18.000
Tahap 3 :
Harga Pokok Produksi = total biaya produksi + saldo awal persediaan – saldo akhir
= Rp.90.000.000 + Rp. 40.000.000 – Rp.5.000.000
= Rp. 125.000.000
Tahap 4
Harga Pokok Penjualan = Harga pokok produksi + persediaan barang awal – persediaan akhir
= Rp. 90.000.000 + Rp. 80.000.000 – Rp.50.000.000
= Rp. 155.000.000
5
Pengertian Harga Jual
Harga jual adalah besarnya harga yang akan dibebankan kepada konsumen yang
diperoleh atau dihitung dari biaya produksi ditambah biaya nonproduksi dan laba yang
diharapkan (Mulyadi,2005). Harga jual biasanya dibuat secara berulang-ulang karena harga
jual dipengaruhi oleh perubahan lingkungan eksternal dan internal.
Harga jual yang dimaksud adalah nilai akhir barang yang merupakan penjumlahan dari
biaya-biaya produksi dan biaya lain untuk memproduksi suatu barang ditambah dengan
sejumlah keuntungan yang diinginkan. Dengan demikian harga adalah satu-satunya unsur
dalam marketing-mix yang menghasilkan pendapatan berupa uang, sedangkan unsur lainnya
adalah biaya.
Tujuan Harga Jual
Menurut Tjiptono (2007) mengemukakan bahwa penetapan harga jual mempunyai
beberapa tujuan, yaitu:
1. Tujuan berorientasi pada laba. Menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih
harga jual yang dapat menghasilkan harga jual paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan
istilah maksimilisasi laba. Maksimisasi laba sangat sulit dicapai karena sangat sukar
sekali untuk dapat memperkirakan secara akurat jumlah penjualan yang dapat dicapai
pada tingkat harga jual tertentu.
2. Tujuan berorientasi pada volume. Harga jual ditetapkan sedemikian rupa agar dapat
mencapai volume penjualan (dalam ton, kg, dan lain-lain),nilai penjualan (Rp) atau
pangsa pasar (absolut maupun relatif).
3. Tujuan berorientasi pada citra. Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui
strategi penetapan harga jual. Perusahaan dapat menetapkan harga jual tinggi untuk
membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Harga rendah dapat digunakan untuk
membentuk citra nilai tertentu.
4. Tujuan stabilisasi harga jual. Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan
harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan
danharga pemimpin industri.
5. Tujuan-tujuan lainnnya. Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan
mencegahmasuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung
penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.
Metode Penetapan Harga Jual
Menurut Mulyadi (2003) ada beberapa metode dalam penentuan harga jual, diantaranya adalah
sebagai berikut:

6
1. Penentuan Harga Normal (normal pricing). Dalam keadaan normal, harga jual
ditentukan atas biaya penuh masa yang akan datang dan ditambahkan atas laba yang
diharapkan.
2. Cost Type Contract. Kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak pembeli
setujuuntuk membeli produk atau jasa pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan
oleh produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total
biaya sesungguhnya tersebut.
3. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus (spesial order pricing). Pesanan diterima oleh
perusahaan diluar pesanan reguler perusahaan. Pesanan regular adalah pesanan yang
dibebani tugas untuk menutup seluruh biaya tetap yang akan terjadi dalam tahun
anggaran
4. Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan. Penentuan harga jual dan bahan ini pada
dasarnya merupakan cost-plus pricing. Harga jual ditentukan sebesar harga jual perbuah
dan ditambah laba yang diharapkan. Harga jual yang didasarkan pada perhitungan cost
plus pricing dapat dilakukan perhitungan dengan rumus :
Harga Jual = Taksiran Biaya Penuh + Laba yang diinginkan
Perhitungan taksiran biaya dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu full costing
dan variable costing. Pada pendekatan full costing, untuk dasar menentukan harga jual melalui
biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, overhead pabrik (variabel dan tetap), administrasi
dan umum, serta pemasaran yang merupakan kegunaan dari taksiran total biaya
(Sunarto,2002). Sedangkan pada pendekatan variabel costing, taksiran total biaya yang
digunakan sebagai dasar menentukan harga jual meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja
langsung, overhead pabrik variabel, administrasi dan umum, dan pemasaran

2.2 Pencatatan Laporan Keuangan


1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan catatan informasi suatu perusahaan pada periode
akuntansi yang menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan berguna bagi
banker, kreditor, pemilik dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam menganalisi serta
menginterpretasikan kinerja keuangan dan kondisi perusahaan (Ikatan Akuntansi Indonesia,
2016).

Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang menyediakan informasi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan didalam

7
pengambilan keputusan ekonomi. Laporan Keuangan terdiri dari lima macam, yaitu Laporan
Laba/Rugi, Neraca, Perubahan Modal, Arus Kas, serta Catatan Atas Laporan Keuangan.
(Isnawan:2012:60)

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan


suatu perusahaan, dimana informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja
keuangan suatu perusahaan. Menurut Munawair, Laporan keuangan adalah alat yang sangat
penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang
telah dicapai oleh perusahaan bersangkutan, dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan
membantu para pengguna (user) untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi posisi keuangan dan
kinerja suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomik oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan
khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Pengguna tersebut meliputi penyedia
sumber daya bagi entitas, seperti kreditor maupun investor. Dalam memenuhi tujuannya,
laporan keuangan juga menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. (Ikatan Akuntan Indonesia,2016)

Tujuan laporan keuangan secara umum menurut Irham (2012:24) :

1) Untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu
perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter.

2) Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pembuat keputusan bisnis dan ekonomis oleh
investor yang ada dan yang profesional, kreditur, manajemen, pemerintah, dan pengguna
lainnya.

3) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalan pengambilan
keputusan ekonomi.

4) Memberikan informasi tenteng posisi keuangan, kinerja perubahan

3. Penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan SAK EMKM (Standar Akuntansi


Keuangan Entitas Mikro Kecil, dan Menengah)

8
Informasi posisi keuangan entitas terdiri dari informasi mengenai asset, liabilitas, dan
ekuitas entitas pada tanggal tertentu, dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Unsur-unsur
tersebut didefinisikan sebagai berikut menurut (SAK EMKM, 2016)

a. Asset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dan yang dari manfaat ekonomik dimasa depan diharapkan akan diperoleh entitas

b. Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung
manfaat ekonomik

c. Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.

Informasi kinerja entitas terdiri dari informasi mengenai penghasilan dan beban selama
periode pelaporan, dan disajikan dalam laporan laba rugi.

a) Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomik selama periode pelaporan dalam
bentuk arus kas masuk atau kenaikan asset, atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal

b) Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomik selama periode pelaporan dalam
bentuk arus kas keluar atau penurunan asset, atau kenaikan liabilitas yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak disebabkan oleh distribusi kepada penanam modal.

Dasar Pengukuran unsur laporan keuangan dalam SAK EMKM adalah biaya historis.
Biaya historis suatu asset adalah sebesar jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan untuk
memperoleh asset tersebut pada saat perolehan. Biaya historis suatu liabilitas adalah sejumlah
kas atau setara kas yang diterima atau jumlah kas yang diperkirakan akan dibayarkan untuk
memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal. Pengakuan unsur laporan keuangan
merupakan proses pembentukan suatu pos dalam laporan keuangan atau laporan aba rugi yang
memenuhi kriteria :

1) Manfaat ekonomik yang terkait dengan pos-pos asset, liabilitas, penghasilan dan beban dapat
dipastikan akan mengalir ke dalam atau keluar dari entitas

2) Pos-pos tersebut memiliki biaya yang dapat dikukur dan andal.

Pengungkapan diperlukan ketika kepatuhan atas persyaratan tertentu dalam SAK


EMKM tidak memadai bagi pemakai untuk memahami pengaruh dari transaksi, peristiwa dan
kondisi lain atas posisi dan kinerja keuangan entitas.

9
Penyajian wajar laporan keuangan mensyaratkan entitas untuk menyajikan informasi
yang relevan, representative tepat, keterbandingan, dan keterpahaman. Entitas menyajikan
secara lengkap laporan keuangan pada akhir setiap periode pelaporan. Laporan keuangan
minimal terdiri dari :

1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode

2. Laporan laba rugi selama periode

3. Catatan atas laporan keuangan yang berisi tambahan dan rincian pos-pos tertentu yang
relevan.

Laporan posisi keuangan entitas mencakup pospos berikut :

a) Kas dan setara kas

b) Piutang

c) Persediaan

d) Asset tetap

e) Utang usaha

f) Utang bank

g) Ekuitas

Laporan laba rugi entitas mencakup pos-pos berikut :

a) Pendapatan

b) Beban keuangan

c) Beban pajak

Catatan atas laporan keuangan memuat :

a) Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai SAK EMKM

b) Ikhtisar kebijakan akuntansi

c) Informasi tambahan dan rincian pos tertentu yang menjelaskan transaksi penting dan
material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk memahami laporan keuangan.

4. Contoh Penccatatan Laporan Keuangan

10
Berikut contoh penyusunan laporan keuangan UMKM Berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK-EMKM) Studi kasus Di UMKM Bintang
Malam Pekalongan.

a. Laporan Posisi Keuangan

Berdasarkan SAK-EMKM (2016) Laporan posisi keuangan menyajikan asset, liabilitas


dan ekuitas suatu entitas pada akhir periode tertentu. Laporan posisi keuangan dibuat
berdasarkan informasi dari UMKM Bintang Malam.

UMKM BINTANG MALAM LAPORAN POSISI KEUANGAN PER


30 APRIL 2017

ASET Debet Kredit


Kas Rp 74,435,750
Piutan
g Rp 54,869,000
Usaha
Persediaan Rp
235,030,7
50
Perlengkapa Rp
n 8,500,000
Aset Tetap Rp 497,930,000
Akumula Rp (1,180,100)
si
Penyusut
an
Jumlah Rp
Aset 869,585,4
00

LIABILI
TA S
Utang Rp
Usaha 108,987,5
00
Jumlah Rp
Liabilit 108,987,5
as 00
EKUITAS
Modal Rp
Pemili 684,782,9
k 00
Laba Rp
ditahan 75,810,0
00
Jumla Rp
h 760,592,9

11
Ekuit 00
as
Jumlah Rp
Liabilitas 869,580,4
dan 00
Ekuitas
Sumber : data diolah, 2017
b. Laporan Laba Rugi

Pada laporan laba rugi menyajikan informasi tentang pendapatan, beban keuangan,
beban pajak, dan laba atau rugi neto dari perusahaan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016). Adapun
penjelasan dari informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi UMKM Bintang Malam
sebagai berikut :

UMKM BINTANG MALAM LAPORAN LABA RUGI PER 30 APRIL 2017

PERKIRAAN JUMLAH

Penjualan Rp336,666,000
Harga Pokok
Penjualan Rp245,798,900
Laba Kotor Rp 90,867,100
Beban
Operasional :
B. Gaji Rp12,299,000
Beban
Administrasi &
umum Rp 473,000
Beban Listrik
dan Air Rp 420,000
Beban
Perlengkapan Rp 680,000
Beban
Penyusutan
Peralatan Rp 355,100
Beban
Penyusutan
Bangunan Rp 500,000
Beban
Penyusutan
Kendaraan Rp 325,000
Total Beban
Operasional Rp 15,052,100
Laba Bersih
Sebelum Pajak Rp 75,815,000

12
BAB III
KESIMPULAN

Perhitungan biaya produksi serta penetapan harga jual produk adalah elemen penting dalam
menjalankan suatu bisnis. Dalam proses perhitungan biaya produksi, terdapat beragam faktor
yang harus dipertimbangkan, mulai dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead
pabrik, hingga biaya distribusi. Memahami dengan cermat struktur biaya produksi
memungkinkan perusahaan untuk menetapkan harga jual yang tepat agar tidak hanya menutupi
biaya produksi, tetapi juga memberikan keuntungan yang diinginkan. Selain itu, pemahaman
yang mendalam terhadap pasar, permintaan konsumen, serta strategi pemasaran juga
memainkan peran penting dalam menentukan harga jual yang kompetitif.

Penetapan harga jual yang tepat memerlukan keseimbangan antara faktor internal dan eksternal
perusahaan. Biaya produksi yang terstruktur dengan baik akan memungkinkan perusahaan
untuk menetapkan harga yang bersaing tanpa mengorbankan profitabilitas. Namun, aspek
eksternal seperti faktor pasar, tren industri, dan perilaku konsumen juga turut berperan.
Pemahaman mendalam terhadap pasar, kemampuan bersaing dengan pesaing, serta nilai yang
ditawarkan kepada konsumen adalah kunci dalam menentukan harga jual yang tidak hanya
memungkinkan perusahaan bertahan, tetapi juga tumbuh dan memperluas pangsa pasar.
Kesimpulannya, perhitungan biaya produksi yang teliti dan pemahaman menyeluruh terhadap
faktor internal dan eksternal akan membantu dalam menentukan harga jual yang optimal bagi
suatu produk.

13
Daftar Pustaka
Ningtyas, J. D. A., Si, M., & Pusmanu, P. (2017). Penyusunan laporan keuangan umkm
berdasarkan standar akuntansi keuangan entitas mikro, kecil dan menengah (sak-emkm)(study
kasus di umkm bintang malam pekalongan). Riset & Jurnal Akuntansi, 2(1), 11-17.
Isnawan, Ganjar. 2012. Akuntansi Praktis Untuk UMKM. Jakarta: Laskar Aksara
AI. 2016. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah. Jakarta: Dewan
Standar Akuntansi Keuangan
Irham, Fahmi. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan ke-2. Bandung : Alfabeta
Hidayat,Wahyu. 2018. Dasar-Dasar Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: Uwais Inspirasi
Indonesia
Suliantini, D. A. (2020). Modul pembelajaran SMA prakarya dan kewirausahaan kelas X:
menghitung biaya produksi.

14

Anda mungkin juga menyukai