Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TEORI BIAYA DAN ESTIMASI BIAYA

Makalah ini disusun guna melangkapi tugas mata kuliah Ekonomi Manajerial
yang diampu oleh:

Adhista Setyarini, S.E., M.M.

Disusun oleh:

1. Kholisatun Nisa (E1802010036)


2. Tri Pamade Ahmad Nurfajri (E1802010047)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NAHDLATHUL ULAMA

SURAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt, atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Teori Biaya dan
Estimasi” dengan sangat nikmat dan tanpa ada hambatan yang berarti.
Shawalat serta salam tidak lupa selalu kami ucapkan kepada baginda Nabi
Muhammad Saw yang senantiasa kita nantikan syafaatnya dihari akhir nanti.
Ucapan terima kasih kami tujukan kepada pihak-pihak yang sangat
membantu dan mendukung kami untuk menyelasikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Manajerial yang selalu memberi
bimbingan dan petunjuk, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
mudah.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak sekali kekurangan baik
dari isi materi maupun teknis penulisan yang kami lakukan. Untuk itu, kami
mengaharap kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan yang lebih baik.
Surakarta, 28 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................5
C. Tujuan Penulisan...................................................................................5

BAB II. PEMBAHASAN


A. Pengertian Biaya...................................................................................6
B. Estimasi biaya.......................................................................................7
C. Karakteristik biaya................................................................................14

BAB III. PENUTUP


Kesimpulan.......................................................................................................17

BAB IV. DAFTAR PUSTAKA........................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam ekonomi yang sudah modern, dimana peranan uang amat
penting, maka ukuran efisiensi yang paling baik (walaupun bukan paling
lengkap) adalah uang. Produksi dan biaya produksi bagaikan keping mata
uang logam bersisi dua. Seiring berkembangnya zaman, setelah
mengalami pertambahan penduduk dan perkembangan teknologi secara
terus–menerus. Situasi kehidupan masyarakat menjadi berubah. Di lain
pihak jenis dan jumlah kebutuhan hidup menjadi makin tidak terbatas.
Barang-barang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup
tidak dapat lagi diambil langsung dari alam, tetapi harus diproduksi lebih
dahulu. Memproduksi jagung yang efisien secara teknis dapat dicapai
dengan menggunakan peralatan pertanian modern. Tetapi biaya per unit
baru akan menjadi murah jika skala produksinya minimal 200 hektar.
Padahal kemampuan keuangan petani hanya untuk 2,5 hektar. Untuk skala
produksi sekecil itu, menggunakan peralatan pertanian modern walaupun
efisien secara teknis, menimbulkan biaya produksi per kilogram jagung
yang sangat tinggi. Petani lebih memilih teknik produksi dengan peralatan
sederhana.
Produksi berlangsung dengan jalan mengolah masukan (input)
menjadi keluaran (output). masukan merupakan pengorbanan biaya yang
tidak dapat dihindarkan untuk melakukan kegiatan produksi setiap
pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan
harga pokok barang yang dihasilkan. untuk menghitung biaya produksi
terlebih dahulu harus dipahami pengertiannya.Biaya produksi adalah
sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk
memproduksi suatu barang. menetapkan biaya produksi berdasarkan
pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah

4
5

diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan dan


hitungannya.
Dengan melihat permasalahan–permasalahan yang ada, dalam
makalah ini akan menguraikan tentang “Teori dan Estimasi Biaya”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Biaya ?
2. Apa saja Jenis-jenis Biaya ?
3. Bagaiamana cara Meminimalisir Biaya
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian biaya
2. Mengetahui jenis-jenis biaya
3. Untuk mengetahui cara meminimalisir biaya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Biaya
Biaya dalam pengertian Ekonomi ialah semua “beban” yang harus
ditanggung untuk menyediakan suatu barang agar siap dipakai oleh
konsumen.
Biaya dalam pengertian Produksi ialah Semua “beban” yang harus
ditanggung oleh Produsen untuk menghasilkan suatu Produksi.
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan
mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang
diproduksikan perusahaan tersebut.
Menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian tersebut
memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi
ada juga yang sulit diidentifikasikan.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi.
2. Bahan-bahan pembantu atau penolong
3. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
4. Penyusutan peralatan produksi.
5. Uang modal, sewa.
6. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi,
pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan
8. Pajak

Pandangan akuntan mengenai biaya menekankan pada biaya-biaya


langsung, biaya-biaya historis, dan biaya-biaya lainnya. Maka devinisi
biaya menurut ahli ekonomi setiap sumberdaya adalah pembayaran yang
diperlukan supaya sumber-sumber daya tersebut pada penggunaannya
yang

6
7

sekarang. Dengan kata lain biaya ekonomi suatu sumber daya tersebut
pada alternative kesempatan penggunaannya yang terbaik.

B. Jenis-Jenis Biaya
Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan
untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada
akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan
dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya
produksi, meliputi:
1. Biaya bahan baku langsung (direct material cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi
untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk
dipasarkan.
2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung
ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan
proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan
produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat
terwujud.
3. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja
tidak langsung dan biaya pabrik lainnya, seperti ; biaya pemeliharaan
pabrik, yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada
suatu pekerjaan.

Biasanya produksi yang dikeluarkan setiap perusahaan dibedakan


menjadi dua, yaitu:

1. Biaya Eksplisit
Semua pengeluaran untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan
input lain yang dibayar melalui pasaran (pembayaran berupa uang).
2. Biaya Implisit
8

Biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya


penyusutan barang modal.

Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama


dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah.Produktivitas dan biaya
mempunyai hubungan terbalik. Jika produktivitas makin tinggi,biaya
produksi akan makin rendah, begitu juga sebaliknya.

Dalam jangka pendek ada faktor produksi tetap yang menimbulkan


biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya tidak tergantung pada
tingkat produksi. Dalam jangka panjang,karena semua faktor produksi
adalah variabel artinya biaya produksi dapat disesuaikan dengan tingkat
produksi.

Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan


produktivitas dibanding dalam jangka pendek. Itu sebabnya ada
perusahaan yang mampu menekan biaya produksi. Sehingga setiap tahun
biaya produksi per unit makin rendah. Pola pergerakan biaya rata–rata ini
berkaitan dengan karakter fungsi produksi jangka panjang.

1) Biaya Jangka Pendek


Yaitu jangka waktu dimana perusahaan tidak dapat menambah
faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Dalam
biaya produksi jangka pendek ditinjau dari hubungannya dengan
produksi di bagi mejadi 2 yaitu:
a. Dalam hubungannya dengan tujuan biaya
1. Biaya langsung (direct cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat
diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu
ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya bahan
baku langsung dan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Begitu juga dengan supervise, listrik, dan biaya
9

overhead lainnya yang dapat langsung ditelusuri pada


departemen tertentu.
2. Biaya tidak langsung (indirest cost)
Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak
dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu
atau output tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan Air
Conditioning pada suatu fasilitas.
Biaya tidak langsung terdiri dari dua :
a) Biaya umum
b) Biaya penjualan
Semua biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
menjual hasil produksi.
b. Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
1. Biaya Total (Total Cost/TC)
yaitu biaya yang meliputi keseluruhan jumlah biaya
produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendanai
aktivitas produksi yang terdiri dari biaya tetap dan biaya
variabel.
TC = ATC x Q atau
TC = FC + VC
Keterangan:
TC = Biaya total (Total Cost)
FC = Biaya tetap (Fixed Cost)
VC = Biaya Variabel (Variable Cost)
ATC = Biaya Total rata-rata (Average Total Cost)
Q = Jumlah Barang Produksi
2. Biaya Tetap (Fixed Cost/FC)
yaitu biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah
Output yang dihasilkan. Contoh: biaya telepon, Biaya
Pemeliharaan Bangunan, biaya penyusutan.
10

Biaya tetap dapat dihitung dari penurunan rumus menghitung


biaya total. Penurunan rumus tersebut, adalah:
TC = FC + VC
FC = TC – VC atau
FC = AVC x Q
3. Biaya Variabel (Variable Cost/VC)
yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan
dalam faktor produksi dan bersifat Variabel atau dapat berubah
– ubah sesuai dengan hasil produksi yang akan dihasilkan.
Semakin banyak produk yang dhasilkan, maka semakin besar
pula biaya yang harus dikeluarkan. Contoh: Biaya bahan baku ,
upah tenaga kerja, bahan bakar,dll.
Biaya Variabel dapat dihitung sama seperti biaya tetap,
yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total. Penurunan
rumus tersebut, adalah:
TC = FC + VC
VC = TC - FC atau
VC = AVC x Q
4. Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost/ATC)
Biaya total rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya
total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q)
dibagi dengan jumlah produksi oleh perusahaan. Biaya total
rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut, yaitu:
ATC = TC/Q atau
ATC = AFC + AVC
5. Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost/AFC)
Biaya tetap yang dibelanjakan untuk menghasilkan setiap
unit produksi.
Biaya tetap rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya
tetap (FC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q)
11

dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Biaya tetap rata-rata


dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
AFC = FC/Q atau
AFC = ATC-AVC
6. Biaya Variabel Rata-rata (Average Variabel Cost/AVC)
Biaya variabel yang dibelanjakan untuk menghasilkan
setiap unit produksi.
Biaya variabel rata-rata merupakan biaya yang apabila
biaya variabel (VC) untuk memproduksi sejumlah baran (Q)
dibagi dengan jumlah produksi tertentu. Biaya variabel rata-
rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut, yaitu:
AVC = VC/Q atau
AVC= ATC-AFC
7. Biaya Marginal (Marginal Cost/MC)
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk
menambah satu unit output.
MCn = ∆TC/∆Q
Dimana: MCn adalah biaya marjinal produksi ke-n;
∆TC adalah pertambahan jumlah biaya total;
∆Q adalah pertambahan jumlah produksi.

Akan tetapi pada umumnya pertambahan satu unit faktor


produksi akan menambah beberapa unit produksi, sebagai contoh,
perhatikan tabel dibawah ini.

Biaya total produksi atau lebih di kenal total cost (TC)


merupakan keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh
produsen yang berkaitan dengan proses produksi, sebagai aktivitas
utama untuk menghasilkan suatu produk.

Dalam jangka pendek, total cost sangat di tentukan oleh input-


input produksi baik secara kuantitas maupun kualitas. Dimana
12

input – input produksi tersebut dapat memberikan konsekuensi


pembiayaaan bersifat tetap dan bersifat variabel.

Pembiaayaan bersifat tetap disebut biaya tetap atau total fixed


cost (TFC) Biaya tetap total (total fixsed cost/TFC) dapat di
katakan biaya yang sifatnya wajib di keluarkan oleh produsen
dimana ada atau tidak ada aktivitas produksi.

Jika biaya tetap tersebut tidak di keluarkan, maka


konsekuensinya dapat menghambat jalannya proses produksi yang
lainnya. Membeli mesin, mendirikan bangunan pabrik adalah
contoh dari faktor produksi yang dianggap tidak mengalami
perubahan dalam jangka pendek.

Sedangkan biaya variabel (variable cost) merupakan


keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan ketika ada aktivitas
proses produksi. Oleh sebab itu biaya berubah biasanya merupakan
perbelanjaan untuk membayar tenaga kerja yang digunakan.

Jadi besar kecilnya biaya veriabel yang dikeluarkan produsen


sesuai dan tergantung pada skala proses produksi yang di lakukan.
Dengan kata lain semakin besar skala proses produksi, biaya
variabel semakin besar. Tetapi jika skala proses produksi relatif
kecil maka biaya varibel yang di keluarkan menjadi relatif kecil
juga.

Dalam periode produksi jangka pendek berlaku Hukum Hasil


Lebih Yang Semakin Berkurang atau Hukum Produksi Marginal
Yang Semakin Berkurang. Hukum Hasil Lebih yang Semakin
Berkurang (The Law of Diminshing Return), menyatakan bahwa :

“Apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga


kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya
produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi
sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan
13

semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif dan ini


menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan
akhirnya mencapai tingkat yang maksimum kemudian menurun.”

2) Biaya Jangka Panjang


Periode produksi jangka panjang, yaitu periode produksi dimana
produsen dapat mengubah faktor produksi tetap atau jangka waktu
dimana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan.
Dalam periode produksi jangka panjang, perusahaan dapat
mengubah faktor produksi (input tetap) yang digunakan dalam proses
produksi. Dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis
biaya yang dikeluarkan merupakan biaya berubah (variabel), artinya
perusahaan dapat menambah tenaga kerja, jumlah mesin, peralatan
dan luas bangunan.
Cara meminimumkan biaya dalam jangka panjang dapat
memperluas kapasitas produksinya, ia harus menentukan besarnya
kapasitas pabrik (plan size) yang akan meminimumkan biaya produksi
dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik dapat digambarkan kurva
biaya rata-rata. (AC). Sehingga analisis mengenai bagaimana produsen
menganalisis kegiatan produksinya dalam usaha meminimumkan biaya
dapat dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk kapasitas
yang berbeda-beda.
Peminimuman biaya jangka panjang tergantung kepada 2 faktor
berikut:
a. Tingkat produksi yang ingin dicapai
b. Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia

Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan


yaitu tingkat produksi yang akan dicapaiserta sifat dari pilihan
kapasitas pabrik yang tersedia.

a) Biaya Rata-Rata Jangka Panjang (Long-run Average Cost/LAC)


14

Biaya total rata-rata jangka panjang adalah biaya total


dibagi jumlah output.
LAC = LTC/Q
Keterangan :
LAC = Biaya rata-rata jangka panjang
Q = Jumlah output
b) Biaya Marginal Jangka Panjang (Long-run Marginal Cost/LMC)
Biaya marginal jangka panjang adalah tambahan biaya
karena menambah produksi sebanyak satu unit. Perubahan biaya
total adalah sama dengan perubahan biaya variabel. Biaya marginal
jangka panjang dapat dihitung dengan rumus:
LMC=∆LTC/∆Q
Dengan
LMC = Biaya marjinal jangka panjang (Long Run Marjinal Cost)
∆LTC = Perubahan Biaya Total jangka Panjang
∆Q = Perubahan Output
c) Biaya Total Jangka Panjang (Long-run Total Cost/LMC)
Biaya total jangka panjang adalah biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi seluruh output dan semuanya bersifat variabel.
Biaya total jagka panjang dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
LTC = LVC
Keterangan:
LTC = Biaya total jangka panjang
LVC = Biaya Variabel jangka panjang
C. Cara Meminimalisir Biaya
Adanya kenaikan harga BBM mau tidak mau mendorong para
pelaku usaha untuk menekan biaya produksi agar harga jual produknya tak
ikut melonjak di pasaran.
Kenaikan harga BBM yang terjadi beberapa waktu belakangan ini,
mau tidak mau mendorong para pelaku usaha untuk mencari berbagai
15

macam solusi agar bisnisnya bisa tetap bertahan di tengah ketatnya


persaingan pasar. Dan dari sekian banyak solusi yang mereka pilih, salah
satu cara yang cukup efektif yaitu mulai meminimalisir biaya produksi
agar harga jual produknya tak melambung tinggi di pasaran.
Cara tersebut terpaksa dipilih para pelaku usaha di Indonesia agar
konsumen mereka tak berpaling ke pemain lainnya.
Sebagai langkah awal, tentunya kita harus memahami betul apa
saja komponen yang masuk dalam biaya produksi kita. Biasanya
komponen biaya produksi terbagi menjadi 4 bagian, yakni sebagai berikut:
1. Biaya Bahan
Usahakan agar penggunaan bahan baku se-efisien mungkin.
Langkah ini bisa Anda mulai dengan cara meminimalkan bahan yang
terbuang. Disamping itu, pada saat pembelian bahan baku juga harus
diupayakan mendapatkan harga kulakan yang paling kompetitif.
Dengan begitu biaya pembelian bahan tidak mengalami
pembengkakan.
2. Tenaga Kerja
Untuk menekan biaya, maka kita harus mengupayakan agar tenaga
kerja kita mampu bekerja dengan produktifitas semaksimal mungkin.
Sebaiknya, tentukan target kerja yang harus dicapai setiap karyawan
agar mereka bisa bekerja semaksimal mungkin di bidangnya masing-
masing.
3. Peralatan
Pembelian dan penggunaan peralatan harus sesuai prosedur agar
peralatan tersebut memiliki usia pakai seperti yang telah direncanakan
para pemilik perusahaan.
Jika peralatan yang dibeli kualitasnya di bawah rata-rata dan
dipergunakan dengan cara yang tidak semestinya, pastinya akan
menimbulkan biaya perawatan yang tidak sedikit.
16

Untuk itu sebelum membeli dan menggunakan peralatan-peralatan,


perhitungkan dengan matang agar tak ada biaya tambahan yang harus
Anda keluarkan.
4. Biaya Operasional dan Overhead
Selalu mencari terobosan/ cara baru agar operasional perusahaan
bisa berjalan lebih efisien. Contohnya seperti mengusahakan untuk
mencari cara efektif untuk meminimalisir biaya operasional.
Demikian beberapa cara untuk menghemat biaya produksi,
sehingga keuntungan bisa lebih dimaksimalkan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Perencanaan strategis memberikan dasar bagi perencanaan lanjutan


perusahaan. Kontribusi pemasaran bagi perencanaan strategis, dan keseluruhan
rencana mendefinisikan peranan pemasaran dalam perusahaan. Walaupun
perencanaan formal menawarkan berbagai macam keuntungan bagi perusahaan,
tidak semua perusahaan menggunakannya dengan baik .

Dalam rencana strategis, departemen fungsional utama – pemasaran,


keuangan, akuntansi, pembelian, operasi, system informasi, sumber daya manusia,
dan lain-lain harus bekerja sama untuk mencapai tujuan strategis. Pemasaran
memegang peranan kunci dalam perencanaan strategis perusahaan dengan
menyediakan filosofi konsep-pemasaran dan masukan mengenai peluang pasar
yang menarik.pemasar tidak dapat bekerja sendirian . kesuksesan perusahan
bergantung pada bagaimana departemen dapat bekerja sama dengan baik untuk
melayani pelanggan dengan baik.

Manajer pemasaran harus memastikan bahwa dolar pemasaran


merekatidak terbuang percuma. Saat ini pemasar menghadapi tekanan yang
semakin besar untuk memperlihatkan bahwa mereka memberikan nilai tambah
sejalan dengan biaya yang mereka keluarkan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dominick Salvatore, Mikro Ekonomi, Jakarta, Erlangga, 1994

Holifah, Teori Biaya Produksi dalam http://holifah21.blogspot.com/2013/05/v-


behaviorurldefaultvlmo.html?m=1 (02 mei 2013)

Priyantoro, Cara menenekan Biaya Produksi dalam http://bisnisukm.com/cara


-efektif-meminimalkan-biaya-produksi.html (20 Desember 2013)

Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi, Surabaya, PT Rajagrafindo


Persada, 2005

Walter Aicholas, Teori Mikro Ekonomi, Jakarta Barat, Bima Pusara Aksara, 1995

18

Anda mungkin juga menyukai