Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL

Makalah ini disusun guna melengkapi tugas Mata Kuliah Ekonomi Internasioal
yang diampu oleh Dosen:

Rony Arpinto, S.E., M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Nuriyatun Syamsiyah (E1802010042)


2. Tri Pamade Ahmad Nurfajri (E1802010047)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NAHDLATHUL ULAM

SURAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur blab la


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................


B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan............................................................................
B. Kjahak...................................................................................................
C. Ajhkasa.................................................................................................
D. Tujuan...................................................................................................

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari
kegiatan bisnis yang akhir-akhir ini mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Hal ini terlihat dari semakin berkembangnya arus peredaran barang,
jasa, modal dan tenaga kerja antar negara. Kegiatan ini dapat terjadi
melalui hubungan ekspor impor, investasi, perdagangan jasa, lisensi dan
waralaba (license and franchise), hak atas kekayaan intelektual dan alih
teknologi, yang pada akhirnya memberikan pengaruh terhadap kegiatan
ekonomi lainnya, seperti perbankan, asuransi, perpajakan dan sebagainya.
Indonesia sendiri terlibat didalamnya.

Keikutsertaan Indonesia dalam perdagangan bebas mendorong


produk industri dalam negeri untuk mampu bersaing dengan produk
impor, baik di dalam negeri sendiri maupun di pasar ekspor. Hal ini
merupakan problem besar bagi Indonesia karena kemampuan produk
Indonesia dari segi kualitas maupun kuantitas masih lemah. Salah satu
permasalahan yang dialami oleh Indonesia dalam menghadapi
perdagangan bebas adalah sulitnya membendung terjadinya lonjakan
produk impor, sehingga mengakibatkan barang sejenis kalah bersaing
yang pada akhirnya akan mematikan pasar barang sejenis dalam negeri,
dan selanjutnya akan muncul dampak ikutannya seperti pemutusan
hubungan kerja, terjadinya pengangguran serta bangkrutnya industri
barang sejenis dalam negeri. Karenanya setiap Negara pasti memiliki
kebijakan masing-masing mengenai perdagangan internasional tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Kebijaksanaan Ekonomi Internasional?
2. Macam-macam Restriksi dalam Perdagangan Internasional?

C. Tujuan
1. Mengetahui lebih dalam tentang Kebjakan Ekonomi Internasional
2. Memahami Retriksi dalam Perdagangan Internasional
3. Memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Internasional
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Ekonomi Internasioanl


Kebijakan Ekonomi Internasional dalam arti luas adalah tindakan
atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah (suatu negara), yang secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta
bentuk daripada perdagangan dan pembayaran internasional.
Kebijaksanaan ini tidak hanya berupa tarif, quota dan sebagainya, tetapi
juga meliputi kebijaksanaan pemerintah di dalam negeri yang secara tidak
langsung mempunyai pengaruh terhadap perdagangan serta pembayaran
internasional seperti misalnya kebijaksanaan moneter dan fiskal.

Sedangkan pengertian yang lebih sempit Kebijakan Ekonomi


Internasional adalah tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah
yang secara langsung mempengaruhi perdagangan dan pembayaran
internasional.

B. Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional


Adapaun Instrumen dalam Kebijakan Ekonomi Internasioanl antara
lain:
1. Kebijakan Perdagangan Internasional : Mencakup tindakan
pemerintah terhadap rekening yang sedang /transaksi berjalan (current
account) dari neraca pembayaran internasional, khususnya tentang
ekspor impor barang & jasa. Jenis kebijakan ini misalnya tarif terhadap
impor, bilateral trade agreement dll.
2. Kebijakan Pembayaran Internasional : Meliputi tindakan atau
kebijakan pemerintah terhadap rekening modal (capital account) dlm
neraca pembayaran internasional yang berupa pengawasan terhdp
pembayaran internasional. misalnya pengawasan terhadap lalu lintas
devisa (exchange control) atau pengaturan/pengawasan lalu lintas
modal jangka panjang.
3. Kebijakan Bantuan Luar Negeri : Adalah tindakan atau kebijakan
pemerintah yang berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman
(loans), bantuan yg bertujuan untuk membantu rehabiltasi serta
pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain.
C. Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional
Adapun tujuan dari Kebijakan Ekonomi Internasional antara lain:
1. Autarki (Autarchi) bermaksud untuk menghindari dari pengaruh
negara lain baik pengaruh ekonomi, politik dan militer.
2. Kesejahteraan (Welfare) dengan mengadakan perdagangan
internasional suatu akan memperoleh keuntungan (gain from trade)
dari terjadinya spesialisasi produksi dan meningkatnya konsumsi
masyarakat suatu negara. Oleh karena itu hambatan perdagangan
internasional seperti Tarif/Bea, Larangan Perdagangan, Quota dll
dihilangkan atau dikurangi.
3. Proteksi (Protection) Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah
untuk melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant
industry), dan melindungi perusahaan baru dari perusahaan-perusahaan
besar yang semen-mena dengan kelebihan yang ia miliki, selain itu
persaingan-persaingan barang-barang impor. Proteksi dalam
perdagangan internasional terdiri atas kebijakan tarif, kuota, larangan
impor, subsidi, dan dumping.
4. Keseimbangan Neraca Pembayaran (Equlibrium Balance Of
Payment=BOP); negara yang memiliki kelebihan cadangan valuta
asing/devisa jika pemerintah mengambil kebijkan stabilisasi ekonomi
dalam negeri akan tidak banyak menimbulkan problem dalam Neraca
Pembayaran. Sebaliknya untuk negara yang posisi cadangan valuta
asing/devisa sedikit memaksa pemerintah mengambil kebijakan
ekonomi internasionalnya misalnya pengawasan devisa (exchange
control) tidak hanya lalu lintas barang dan jasa tetapi juga modal.
5. Pembangunan Ekonomi (Economic Development) ; Untuk mencapai
tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijakan misalnya:
a) Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang masih baru
mulai berjalan (Infant Industries).
b) Mengurangi impor barang barang konsumsi yang tidak esensial
dan mendorong impor barang barang yang esensial.
c) Mendorong Ekspor dll
D. Macam-macam Retriksi dalam Perdagangan Internasional
1. Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap
barang-barang yang melewati batas suatu nkuotegara. Jadi tariff atau
bea masuk adalah salah satu cara untuk member proteksi terhadap
industri dalam negeri. Proteksi tidak selalu merupakan tujuan utama
dari pengenaan tarif. Ada kemungkinan bahwa karena kebutuhan
APBN, tariff dikenakan untuk memperoleh pendapatan Negara. Tetapi
tidak jarang pula bahwa tujuan utama dari pengenaan tariff adalah
jelas-jelas memberikan proteksi pada suatu industri dalam negeri.

Apapun tujuan utamanya, tariff selalu mempunyai konsekuensi


proteksi bagi industri dalam negeri yang memproduksikan barang yang
sama/serupa dengan barang impor yang terkena tarif. Tarif
digolongkan menjadi:

a) Bea ekspor (export duties)adalah pajak/bea yang dikenakan


terhadap barang yang diangkut menuju kenegara lain. Jadi pajak
untuk barang-barang yang keluar dari custom areasuatu Negara
yang memungut pajak. Custom Area adalah daerah dimana barang-
barang bebas bergerak dengan tidak dikenai bea pabean.
Batascustom area ini biasanya sama dengan batas wilayah sesuatu
Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan keharusan.
Custom area disini lebih luas daripada wilayah suatu Negara.
Tetapi dengan adanya free trade area maka custom area lebih
sempit daripada batas wilayah suatu Negara.
b) Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan
terhadap barang-barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan
ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah
Negara lain
c) Bea Impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan
terhadap barang-barang yang masuk dalam custom area suatu
Negara dengan ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai tujuan
terakhir.

Pembedaan Tarif menurut jenisnya:

a) Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan


dalam presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
b) Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk
tiap ukuran fisik daripada barang.
c) Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang
merupakan kombinasi antara specific dan ad valorem.

Sistem Tarif:

a) Single-Column Tariffs: System dimana untuk masing-masing


barang hanya mempunyai satu macam tariff. Bersifat autonomous,
artinya tariff yang tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu Negara
tanpa persetujuan dengan Negara lain). Kalau tingginya tariff
ditentukan dengan perjanjian dengan Negara lain disebut
conventional tariff.
b) Double-Column Tariffs: System dimana untuk setiap barang
mempunyai 2 (dua) tarif. Apanila kedua tariff tersebut ditentukan
sendiri dengan undang-undang, maka namanya, ”bentuk
maksimum dan minimum”. Jadi sebagian autonomous dan
sebagian conventional, maka bentuk ini dinamakan “general and
conventional form”.
c) Triple-Column Tariffs: System ini hanya perluasan daripada
double-column tariffs, yakni dengan menambah satu macam tariff
preference untuk Negara-negara bekas jajahan afiliasi politiknya.
System ini sering disebut dengan nama “preferential system”.

Efek Tariff

Pembebanan tariff terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek


terhadap perekonomian suatu Negara, khususnya terhadap pasar
barang tersebut. Beberapa macam efek tariff tersebut adalah:

a) Efek terhadap harga (price effect)


b) Efek terhadap konsumsi (consumption effect)
c) Efek terhadap produk (protective/impor substitution effect)
d) Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)

Effective Rate of Protection

Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi.


Pembebanan tariff terhadap bahan mentah menyebabkan naiknya
ongkos produksi sehingga kurva penawaran naik ke atas. Hubungan
antara tariff terhadap barang jadi dan tariff terhadap bahan mentah
dapat dinyatakan dengan adanya “effective rate of protection” yang
dinikmati oleh produsen yang memproses barang jadi tersebut. Apabila
barang jadi dan juga bahan mentah impor itu dikenakan tariff, maka
effective rate of protection bagi produsen barang tersebut makin tinggi.

Alasan pembebasan Tariff

Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan memperbaiki


dasar tukar (terms of trade). Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar
pertukaran antara ekspor dan impornya melalui pembebasan tariff.
Tariff dapat mengurangi keinginan untuk emngimpor, ini berarti
bahwa untuk sejumlah sektor tertentu menghendaki jumlah impor yang
lebih besar, sebagian daripadanya diserahkan kepada pemerintah
sebagai bayaran tariff.

Pembebasan tariff ini akan berhasil memperbaiki term of trade


apabila Negara itu mempunyai kedudukan monopoli dalam
perdagangan. Dengan kata lain, kalu permintaan Negara lain terhadap
barangnya bersifat inelastis, makin inelastis permintaan terhadap
barangnya berarti semakin besar posisi monopoli sehingga
pembebasan tariff dapat lebih efektif.

Infant Industri

Pada umumnya idnustri-industri yang sedang tumbuh ini


efisiennya belum tinggi serta belum dapat menikmati adanya
Economies of Scale. Oleh karena itu pembebasan tariff terhadap
barang dari luar negeri dapat memberi perlindungan terhadap industry
dalam negeri yang sedang tumbuh ini. Tariff hanya bersifat sementara
sampai industri-industri dalam negeri sudah kuat, tariff dihapuskan.
Hal ini untuk menjaga industry ini jangan sampai bekerja kurang
efisien dibawah perlindungan tariff.

Diversifikasi

Suatu negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam


barang saja akan mengalami kesulitan apabila harga barang-barang
hasil produksinya di pasaran dunia sedang goncang. Dengan
pembebanan tariff, industry dalam negeri dapat berkembang, sehingga
dapat memperbanyak jumlah serta jenis barang yang dihasilkan. Makin
banyak jenis barang yang dihasilkan, ekonomi negara itu akan semakin
stabil karena penurunan harga satu jenis produk mungkin dapat
diimbangi dengan kenaikan harga barang lainnya.

Employment
Pembebanan tariff akan mengakibatkan turunnya impor dan
menaikkan produksi dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti pula
kenaikkan kesempatan kerja. Dalam hal ini pembebanan tariff dapat
digunakan untuk memperluas kesempatan kerja.

Anti-Dumping

Dumping berarti menjual barang diluar negeri jauh lebih murah


daripada di dalam negeri. Yang secara ekonomis tidak dapat
dipertanggungjawabkan.

a. To Keep Money at Home


Apabila penduduk suatu negara itu membeli barang dari
luar negeri maka negara tersebut memperoleh barang dan negara
lain memperoleh uang. Tetapi apabila mebeli barang produksi
dalam negeri maka uang tersebut tidak dari luar negeri. Jadi
dengan pembebanan tariff impor, maka impor akan berkurang
sehingga akan mencegah larinya yang ke luar negeri.
b. The Low Wage
Negara yang tingkat upahnya tidak dapat mengadakan
hubungan dengan negara yang tingkat upahnya tendah tanpa
menanggung resiko akan turunnya tingkat upah. Turunnya tingkat
upah berarti pula turunnya standar hidup. Oleh karena itu untuk
melindungi para pekerja yang upahnya tinggi dari persaingan para
pekerja yang upahnya rendah maka negara yang tingkat upahnya
tinggi tersebut perlu membebankan tariff bagi barang yang berasal
dari negara yang tingkat upahnya rendah.
Produsen dalam negeri mempunyai hak terhadap pasar
dalam negeri. Tariff akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya
impor akan diganti dengan produksi dalam negeri. Kenaikkan
porduksi ini berarti bertambahnya kesempatan kerja yang akhirnya
berarti pula kegiatan ekonomi.
c. Home Market
Tariff akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan
diganti dengan produksi dalam negeri. Kenaikan produksi berarti
tambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula kenaikan
kegiatan ekonomi.
Pembebanan tariff atas suatu barang dapat menimbulkan
pengaruh terhadap perekonomian suatu negara, khusunya
terhadap pasar barang yang dikenai tariff tersebut. Pengenaan
tariff terhadap barang-barang impor biasanya ditujukan untuk
melindungi produksi barang sejenis yang dihasilkan di dalam
negeri.

Pengaruh pembebanan terhadap harga barang impor dapat


digambarkan dalam kurva berikut:

OP: merupakan harga produsen di luar negeri sebelum ada


pembebanan tariff

OQ1: merupakan jumlah produksi dalam negeri

OQ4: besarnya konsumsi dalam negeri

Q1Q4: besarnya impor barang-barang dari luar negeri

PP1: besarnya tarif atas barang impor

OP1: besarnya harga barang didalam negeri setelah adanya


tariff impor

Setelah adanya tarif produksi dalam negeri, produk dalam


negeri dapat bersaing dengan barang impor. Harga barang-
barang impor menjadi mahal, sehingga produksi dalam negeri
meningkat. Karena harga barang impor mahal, konsumen
mengurangi konsumsinya.

2. Kuota
Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang boleh masuk (kuota
impr) dan jumlah yang boleh keluar (kuota ekspor). Kuota yang
diterapkan oleh pemerintah biasanya dilakukan dengan cara
memperkenankan impor ataupun ekspor barang dengan jumlah yang
dibatasi. Disini dijelaskan 2 macam kuota:
a. Kuota Impor
Kuota Impor sendiri ada beberapa jenis diantaranya sebagai
berikut:
1) Absolute atau unilateral quota, adalah kuota besar kecilnya
ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dan
negara lain.
2) Negotiated atau bilateral quota, adalah kuota yang besar
kecilnya ditentukan berdasarkan perjanjian antara dua negara
atau lebih yang terlihat dalam perdagangan.
3) Tariff quota, adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk
barang-barang tertentu jumlahnya dibedakan dan diizinkan
masuk atau keluar tetapi dikenakan tarif yang tinggi.

Adanya kuota impor berarti barang-barang impor di pasaran


tersedia terbatas. Hal tersebut berarti barang-barang sejenis yang
dihasilkan di dalam negeri dapat bersaing.

b. Kuota Ekspor
Kuota ekspor yang diterapkan oleh setiap negara memiliki
beberapa tujuan, antara lain:
1) Mencegah barang-barang yang penting agar tidak jatuh ke
negara yang dianggap berbahaya
2) Menjamin ketersediaan barang di dalam negeri jumlah yang
cukup
3) Mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga
dalam menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri
Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang
merupakan komoditas perdagangan penting.

Larangan Impor dan Ekspor

Larangan impor merupakan kebalikan dari larangan ekspor,


yaitu suatu kebijakan dalam perdagangan dengan cara melarang
membeli barang dan luar negeri untuk melindungi dan
mengembangkan industri dalam negeri. Misalnya, laranagn
mengimpor beras, bawang putih, dan gula pasir. Jika barang-
barang (komoditas) tersebut tidak dilindungi, maka petani padi,
bawang, dan tebu akan menderita kerugian yang besar. Dengan
adanya larangn impor, produsen dalam negeri dapat menjual
barang lebih banyak dan dengan harga yanglebih tinggi.

Kemudian larangan ekspor sendiri adalah kebijakan


pemerintah dalam perdagangan internasional yang tidak
memperbolehkan ekspor barang dari dalam ke luar wilayah pabean
suatu negara. Misalnya, ekspor pasir laut Indonesia ke Singapura
dilarang karena menimbulkan kerusakan lingkungan yang
merugikan negara.

3. Subsidi
Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan
yang memproduksi, menjual, mengekspor, ataupun mengimpor barang
dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Dengan subsidi,
harga jual suatu barang dapat terjangkau oleh masyarakat. Maksud
diberikannya subsidi adalah agar para produsen dalam negeri menjual
barangnya dengan harga yang lebih murah sehingga bisa bersaing
dengan barang-barang impor, subsidi ini dapat berupa:
a) Uang yang diberikan secara langsung (nominal rupiah)
b) Subsidi per unit produksi
c) Dumping
Dumping adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara
dengan cara menjual barang ke luar negeri lebih murah daripada
dijual di dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi.
Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan
menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan
konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadanga mempunyai
industry yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dpat
mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan
kebijakan anti-dumping (dengan tarif impor yang lebih tinggi),
atau sering disebut counterveiling duties. Hal ini dilakukan untuk
menetralisir dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara
lain. Ada tig tipe dumping yaitu sebagai berikut:
1) Persistent Dumping, yaitu kecenderungan monopoli yang
berkelanjutan dari suatu perusahaan di pasar domestic untuk
memperoleh profit maksimum dengan menetapkan harga yang
lebih tinggi di dalam negeri daripada di luar negeri.
2) Predatory Dumping, yaitu tindakan perusahaan untuk menjual
barangnya di luar negeri dengan harga yang lebih murah untuk
sementara (temporary), sehingga dapat menggusur atau
mengalahkan perusahaan lain dalam persaingan bisnis. Setelah
dapat memonopoli pasar barulah harga kembali dinaikkan
untuk mendapat profit maksimum.
3) Sporadic Dumping, yaitu tindakan perusahaan dalam menjual
produknya di luar negeri dengan harga yang lebih murah secara
sporadic dibandingkan harga di dalam negeri karena adanya
surplus produksi di dalam negeri.
d) Anti-Dumping Code
Sesuai ketentuan General Agreement on Tariff and Trade/
World Trade Organization suatu pemerintah dapat mengambil
tindakan Anti-Dumping dengan mengenakan Anti-Dumping Duties
sebesar kerugian yang dideritanya berdasarkan Anti-Dumping
Code (ADC). Berdasarkan ADC suatu negara dapat mengenakan
Anti-Dumping Duties apabila telah dibuktikan dengan Injury Test.
Injury Test adalah suatu penyelidikan apakah telah terjadi
perdagangan luar negeri yang tidak jujur (unfair trade), sehingga
menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri.
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
1) Kekuatan monopoli didalam negeri lebih besar daripada luar
negeri, sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih
inelastic disbanding kurva permintaan di luar negeri
2) Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam
negeri tidak dapat membeli barang dari luar negeri.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kebijakan Ekonomi Internasional dalam arti luas adalah tindakan atau


kebijaksanaan ekonomi pemerintah (suatu negara), yang secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada
perdagangan dan pembayaran internasional.

Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang


yang melewati batas suatu Negara. Jadi tariff atau bea masuk adalah salah satu
cara untuk member proteksi terhadap industri dalam negeri.

Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang boleh masuk (kuota impor)
dan jumlah barang yang boleh keluar (kuota ekspor). Kuota yang diterapkan oleh
pemerintah biasanya dilakukan dengan cara memperkenankan impor ataupun
ekspor suatu barang dengan jumlah yang dibatasi.

Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang


memproduksi, menjual, mengekspor, atau pun mengimpor barang dan jasa untuk
memenuhi hajat hidup orang banyak. Dengan subsidi, harga jual suatu barang
dapat terjangkau oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Nopirin. (1996). Ekonomi Internasional. Edisi 3. Yogyakarta; Badan Penerbit


Fakultas Ekonomi

Salvatore, Dominick. (1990). Theory and Problems of International Economics.


McGraw-Hill Inc: New York

Silviani. 20014. Internet: Ekonomi Internasional-Kebijakansanaan Ekonomi


Internasional-Retriksi. Diakses melalui internet pada tanggal 24 februari
2021 melalui https://vianisilv.wordpress.com/2014/11/24/ekonomi-
internasional-kebijaksanaan-ekonomi-internasional-restriksi/.

Anda mungkin juga menyukai