Anda di halaman 1dari 5

Aglomerasi adalah konsentrasi spasial dari sebuah aktivitas ekonomi di kawasan perkotaan karena

penghematan akibat dari lokasi yang berdekatan (economies of proximity) yang di asosiasikan dengan
kluster spasial dari perusahaan para pekerja dan konsumen. Dalam aglomerasi terdapat beberapa teori
yang menjelaskan terkait dengan aglomerasi industri, yaitu :

Teori neo klasik

Teori eksternalitas dinamis

Teori ekonomi geografi baru

Teori kutub pertumbuhan

Pada teori neoklasik aglomerasi muncul karena para pelaku ekonomi berupaya mendapatkan
penghematan aglomerasi. Baik karena penghematan lokasinya ataupun penghematan urbanisasi,
dengan mengambil lokasi yang saling berdekatan satu sama lain. Teori neoklasik ini juga menggambarkan
jumlah dan tipe kota tetapi tidak menunjukkan lokasinya. Ekonomi eksternal yang mendorong akan
adanya aglomerasi masih dianggap sebagai misteri.

Teori eksternalitas dinamis merupakan kedekatan geografis yang memudahkan untuk melakukan
transmisi ide. Selain itu juga memberikan cara untuk bagaimana membentuk kota serta mengapa alasan
kota tersebut tumbuh. Sedangkan pada teori ekonomi geografi baru berupaya untuk menurunkan efek-
efek aglomerasi dari interaksi antara besarnya pasar, biaya transportasi dan increasing return dari
perusahaan.

Kemudian, pada teori kutub pertumbuhan dalam poses pembangunan akan timbul industri unggulan
yang merupakan industri penggerak utam dalam pembangunan suatu daerah. Pemusatan industri pada
sebuah daerah juga akan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Perekonomian merupakan gabungan
antara sistem industri yang relatif aktif (industri unggulan) dengan industri yang relatif pasif.

Manfaat dari aglomerasi industri, yaitu :

Mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan

Mengurangi kemacetan di perkotaan

Memudahkan pemantauan dan pengawasan


Dapat menekan biaya transportasi

Tidak mengganggu rencana tata ruang

Hubungan antara aglomerasi dan klusterisasi adalah sebagaik berikut :

Persamaan

Menjadi dasar bagi perumusan strategi pengembangan wilayah

Menjadi dasar untuk melihat pertumbuhan ekonomi wilayah

Penghematan lokasi dan penghematan urbanisasi

Kerjasama antar industri

Perbedaan nya adalah apabila aglomerasi bersifat heterogen, untuk kluster industri lebih homogen.

Sedangkan apabila dikaitkan anatar aglomerasi dan klasterisasi adalah :

Bersifat geografis

Peningkatan ekonomi suatu wilayah untuk pengembangan wilayah

Strategi perumusan strategi pengembangan wilayah

Penentuan lokasi potensial

Konsep Aglomerasi - Salah satu konsep pendukung dari geografi yaitu konsep aglomerasi. Yang dimaksud
dengan konsep aglomerasi merupakan kecenderungan pengelompokan suatu gejala yang terkait dengan
aktivitas manusia. Misalnya pengelompokan kawasan industri, pusat perdagangan, dan daerah
pemukiman. Untuk kesempatan kali ini, sebagai penjelasan untuk memahami lebih jauh dari konsep
aglomerasi, kami akan membagikan penjelasan salah satu contoh aglomerasi yakni aglomerasi industri.

Konsep Aglomerasi

Akibat adanya keterbatasan dalam pemilihan lokasi yang ideal maka sangat dimungkinkan akan
munculnya pemusatan atau terkonsentrasinya industri pada suatu wilayah tertentu yang dikenal dengan
istilah aglomerasi industri. Misalnya, industri garmen, industri konveksi, dan industri kerajinan dibangun
di suatu tempat yang berdekatan dengan pusat pemukiman penduduk; Industri berat yang memerlukan
bahan mentah, seperti batu bara dan besi baja, penentuan lokasi pabriknya cenderung mendekati
sumber bahan mentah. Pemusatan industri dapat terjadi pada suatu tempat terkonsentrasinya beberapa
faktor yang dibutuhkan dalam kegiatan industri. Misalnya bahan mentah, energi, tenaga kerja, pasar,
kemudahan dalam perizinan, pajak yang relatif murah, dan penanggulangan limbah merupakan
pendukung aglomerasi industri.

Faktor Penyebab Gejala Aglomerasi Industri

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, penyebab terjadinya aglomerasi industri antara lain:

Terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada suatu lokasi.

Kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor produksi tertentu.

Adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang disesuaikan dengan tata ruang dan fungsi wilayah.

Adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan bidang pelayanan industri lainnya yang lengkap.

Adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan suatu produk.

Model aglomerasi industri yang berkembang akhir-akhir ini, dapat dikategorikan menguntungkan, karena
beberapa alasan:

Mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan, karena terjadi pemusatan kegiatan sehingga
memudahkan dalam penanganannya.

Mengurangi kemacetan di perkotaan, karena lokasinya dapat disiapkan di sekitar pinggiran kota.

Memudahkan pemantauan dan pengawasan, terutama industri yang tidak mengikuti ketentuan yang
telah disepakati.

Tidak mengganggu rencana tata ruang.

Dapat menekan biaya transportasi dan biaya produksi serendah mungkin.

Di dalam aglomerasi industri dikenal istilah kawasan industri atau sering disebut industrial estate, yaitu
suatu kawasan atau tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana, misalnya: lahan dan lokasi yang strategis. Selain itu, terdapat pula fasilitas penunjang lain,
misalnya listrik, air, telepon, jalan, dan tempat pembuangan limbah, yang telah disediakan oleh
perusahaan pengelola kawasan industri.
Tujuan Aglomerasi Industri

Tujuan dibentuknya suatu kawasan industri (aglomerasi yang disengaja), antara lain:

Untuk mempercepat pertumbuhan industri,

Memberikan kemudahan bagi kegiatan industri,

Mendorong kegiatan industri agar terpusat dan berlokasi di kawasan tersebut, dan

Menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan lingkungan.

Misalnya: beberapa kawasan industri di Indonesia, antara lain Medan, Cilegon (Banten), Pulogadung
(Jakarta), Cikarang (Bekasi), Cilacap (Jateng), Rungkut (Surabaya), dan Makassar.

Selain kawasan industri, dikenal juga istilah kawasan berikat (Bonded zone). Kawasan berikat (Bonded
zone) merupakan suatu kawasan dengan batas tertentu di dalam wilayah pabean yang di dalamnya
diberlakukan ketentuan khusus di bidang pabean. Ketentuan tersebut antara lain mengatur lalu lintas
pabean dari luar daerah atau dari dalam pabean Indonesia lainnya tanpa terlebih dahulu dikenakan bea
cukai atau pungutan negara lainnya, sampai barang tersebut dikeluarkan untuk tujuan impor atau
ekspor.

Kawasan berikat berfungsi sebagai tempat penyimpanan, penimbunan, dan pengolahan barang yang
berasal dari dalam atau luar negeri. Contoh kawasan berikat, yaitu PT Kawasan Berikat Indonesia
meliputi Tanjung Priok, Cakung, dan Batam.

Sedikitnya ada empat jenis keterkaitan yang menyebabkan terjadinya industri berikat, yaitu:

Keterkaitan produk.

Keterkaitan jasa.

Keterkaitan proses.

Keterkaitan subkontrak.
Sebagai contoh industri berikat yaitu industri garmen. Dalam hal ini industri garmen sebagai industri
utamanya. Sedangkan di sekitar industri garmen tersebut akan dikelilingi oleh industri-industri lain yang
berfungsi sebagai penunjang, misalnya: industri tekstil, industri kancing, reslasting, dan asesoris lainnya.

Anda mungkin juga menyukai