Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK " PEMIKIRAN NEO-KEYNESIAN "

OLEH: KELOMPOK 9 Asri Marwa Umniati Arviona Nadya Zafira Nur Amiliyatus Dimas Sigi Nugraha 115020100111009 115020100111018 115020100111020 115020100111047

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ILMU EKONOMI 2013

Pemikiran & Konsep Ekonomi Neo-Keynesian dan New-Keynesian

Oleh: T. Bahran Basyiran

Neo-Keynesian

Pandangan mereka disebut Keynesian kerena teori mereka merupakan determinasi pemikiran Keynes dan disebut Neo kerena pemikiran Keynes tersebut diperbaharui berdasarkan penelitian empiris yang lebih baru. Neo-Keynes merupakan penerus ajaran Keynes yang banyak berjasa dalam mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan usaha menjaga stabilitas perekonomian. Teori-teori tersebut menjelaskan tentang fluktuasi ekonomi (business cycle) dan teori-teori yang berhubungan dengan pertumbuhan dan pendapatan.

Fluktuasi Ekonomi (Business cycle) Pada masa sebelumnya, masalah fluktuasi ekonomi ini telah dibicarakan, namun pembahasannya hanya sepintas dikarenakan sudah begitu melekatnnya kepercayaan orang terhadap pemikiran klasik, yang mengatakan bahwa perekonomian akan selalu menuju keseimbangan dan tidak akan terjadi guncangan dalam perekonomian. Pembahasan tentang fluktuasi ekonomi ini mendapatkan perhatian yang lebih serius pada era sesudah Keynes (Neo-Keynes). Mereka membahas teori fluktuasi ekonomi secara mendalam karena mereka memerlukan teori-teori yang mampu menjelaskan apa yang menyebabkan perekonomian tidak stabil dan yang lebuh penting lagi adalah apa tindakan dan kebijakan yang dapat dilakukan untuk mencegah gerak perekonomian yang berfluktuasi tersebut agar menjadi lebih stabil. Bagi kaum Neo-Keynes, fluktuasi ekonomi terjadi karena dua penyebab utama. Pertama, terjadinya perubahan-perubahan dalam tingkat investasi dan rendahnya tingkat konsumsi. Kedua, fluktuasi terjadi karena tidak adanya mekanisme koreksi yang mampu mendorong perekonomian pada keseimbangan full-employment, yang disebabkan oleh kakunya harga dan tingkat upah dalam mekanisme penyesuaian. Kerena perekonomian tidak selalu berada pada keseimbangan, sering terjadi fluktuasi. Ketidakseimbangan perekonomian yang berkaitan dengan pengangguran dan inflasi

menyebabkan kaum neo-keynesian percaya perlunya intervensi dari pemerintah sebagai langkah koreksi.

Berikut tokoh-tokoh pemikir yang fenomenal dari kaum neo-keynesian: 1. Alvin Hansen Hansen berhasil menyusun secara sistematis serangkaian pikiran dasar Keynes dalam suatu kerangka analisis yang rapi dan utuh. Dia dengan jelas menujukkan hal-hal pokok pada sistem pemikirannya dalam ramifikasinya terhadap kebijakan negara secara langsung dan tidak langsung. Hansen juga menjelaskan permasalahan mengenai pendapatan nasional, investasi, dan kesempatan kerja, yang ditempatkan dalam suatu pola perkembangan ekonomi yang ditandai gerak gelombang kegiatan yang menaik dan menurun (dalam hal ini Hansen juga dipengaruhi oleh pemikiran Joseph Schumpeter, yang bersama-sama berinduk di Harvard University). Dalam hubungan ini, pengelolaan permintaan agragatif dilihat sebagai pencerminan dari kebijakan fiskal yang anti-siklis. Hansen juga

menghubungkan antara beberapa pemikiran dari Alfred Marshall dan dari cabang ilmu ekonomi pemikiran Keynes. Dalam pola pendekatan Hansen, kini teori siklus ekonomi dijadikan lagi sebagai bagian dalam kerangka teori ekonomi umum.

2. Joseph Schumpeter Dari masa-masa sebelumnya, pakar pertama yang lebih serius dalam mengembang teori pertumbuhan adalah Schumpeter. Bagi dia, pelaku utama pertumbuhan ekonomi adalah adanya entepreneur. Entrepreneur bukan hanya seorang pengusaha atau manajer, melainkan juga seseorang yang mau menerima risiko dan menghasilkan produk dan teknologi baru dalam masyarakat. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi akan berkembang pesat dalam lingkungan, masyarakat yang menghargai dan merangsang orang untuk menggali penemuanpenemuan baru, seperti lingkungan masyarakat penganut laissez faire. Dalam masyarakat yang demikian, insentif bagi penemuan baru lebih tinggi. Juga depresi tahun 30-an, menurut Schumpeter, bukan karena kelemahan sistem kapatilis tetapi justru karena kekuatannya, yang pada saat itu perekonomian sedang berada dalam salah satu titik terendah dalam suatu gelombang panjang. Jika ditemukan inovasi dan teknologi baru, perekonomian akan membaik kembali.

3. Simon Kuznets Kuznets berperan dalam kegiatan yang bersangkut-paut dengan data statistik yang selanjutnya berkembang menjadi ilmu pengetahuan dengan kerangka analisis berdasarkan teknik dan metode matematika canggih. Kuznets memantau kegiatan ekonomi dalam masyarakat dengan berpangkal pada suatu kerangka perhitungan nasional dengan dilengkapi tentang unsur-unsur komponen dalam pendapatan nasional. Berkat karya kuznets tersebut, pengertian-pengertian pokok dalam kerangka teori Keynes dapat diberikan wujud nyata secara kuantitatif-empiris, seperti mengenai hubungan antara pendapatan-konsumsi-tabungan-investasi dalam masyarakat secara agregat. Dan segala sesuatu itu dapat diamati dan dikaji secara berturut-turut sesuai tahapan dalam perkembangan waktu. Hal ini dikenal sebagai time series analysis.

4. Paul Samuelson Di bawah pengaruh Samuelson, kerangka dasar pemikiran Keynes disempurnakan sampai pada tingkat yang lebih manju dan dalam lingkup pembahasan yang lebih luas. Ada dua hal yang berjasa dari ulasan Samuelson. Pertama, diperlihatkannya tentang hubungan timbal-balik antara faktor multiplier dan asas accelerator, yang berimplikasi bahwa multiplier dan accelerator saling memperkuat perannya dalam jalannya perekonomian secara agregat. Permintaan efektif dari masyarakat dipengaruhi oleh investasi langsung (autonomous investment), yang selanjutnya melalui faktor multiplier menyebabkan tambahan pendapatan dengan berlipat. Permintaan efektif pun dapat diberi stimulan yag berawal dari pengeluaran konsumen, yang selanjutnya melalui asas accelerator secara tidak langsung menyebabkan bertambahnya investasi (induced investement). Bidang kedua adalah mengenai lalu lintas perdagangan dan pembayaran internasional. Samuelson memperjelas hubungan antara kebijakan fiskal dengan keseimbangan dalam lalu lintas pembayaran internasional. Hal ini memperllihatkan peranan foreign trade multiplier (dampak multiplier yang berasal dari perdangan luar negeri) dan berbagai kemungkinan penyimpangan dari keseimbangan internasional. Di sini dapat dilihat adanya integrasi mengenai segi ekulibrium internasional ke dalam kerangka umum teori ekonomi makro.

5. Walt Withman Rostow Teori pembangunan yang paling terkenal adalah ulasan dari Rostow, yang mengatakan bahwa negara-negara berkembang yang ingin maju harus melalui tahaptahap pembangunan sebagai berikut. Tahap tradisional statis

Yang dicirikan oleh keadaan IPTEK yang masih sangat rendah dan tidak berpengaruh terhadap kehidupan dan perekonomian pun masih didominasi sektor pertanianpedesaan. Struktur sosial-politik masih kaku. Tahap transisi

IPTEK mulai berkembang, sehingga produktivitas semakin meningkat dan industri semakin berkembang. Tenaga kerja mulai beralih dari sektor pertanian ke sektor industri, pertumbuhan tinggi, kaum pedagang bermunculan, dan struktur sosial-politik semakin membaik. Tahap lepas landas (take-off)

Dicirikan oleh keadaan suatu hambatan sosial-politik yang umumnya dapat diatasi. Tingkat kebudayaan dan IPTEK semakin maju, investasi dan pertumbuhan tetap tinggi, dan mulai adanya ekspansi perdagangan ke luar negeri. Tahap dewasa

Masyarakat semakin tinggi penguasaan IPTEK, sehingga terjadi perubahan komposisi angkatan kerja di mana jumlah skilled labor lebih banyak daripada unskilled labor. Serikat dagang dan gerakan buruh semakin maju dan berperan. Pendapatan perkapita tinggi. Tahap mass consumption

Masyarakat hidup serba kecukupan, kehidupan aman tentram, dan laju pertumbuhan penduduk semakin rendah. Proses di atas hanya bisa berlangsung jika dipenuhi beberapa kondisi, seperti pemerintahan yang stabil, adanya perbaikan tingkat pendidikan, adanya kelompok inovator dan wiraswastawan, meningkatnya tabungan dan investasi hingga mencapai 10 persen dari pendapatan nasional, dan adanya reformasi sosial.

New-Keynesian

Nicholas Gregory Mankiw Mankiw adalah Professor Ekonomi di Harvard University. Penelitiannya mencakup banyak bidang dalam ilmu ekonomi dan meliputi berbagai tulisan mengenai penyesuaian harga, perilaku konsumen, pasar keuangan, kebijakan moneter dan fiskal, dan pertumbuhan ekonomi. Dalam konsep makroekonominya yang sangat terkenal dan merupakan bidang ahlinya, Mankiw menawarkan keseimbangan dalam pembahasan isu-isu

makroekonomi jangka pendek dan jangka panjang, mengintegrasikan wawasan teori klasik dan teori Keynes, menyajikan teori ekonomi dengan beberapa variasi model sederhana, dan memberikan penekanan bahwa makroekonomi adalah disiplin ilmu empiris yang banyak berkaitan dengan bidang-bidang ilmu lainnya. Mankiw merumuskan teori-teori ekonomi ke dalam Ten Principles of Economicsnya. Tujuannya adalah untuk menjelaskan overview tentang apa itu ekonomi. Kesepuluh prinsip tersebut adalah: 1. Orang menghadapi berbagai trade-off (efisiensi dan equality) 2. Biaya adalah sesuatu yang dikorbankan oleh seseorang untuk mendapatkan

sesuatu hal yang lain 3. Orang rasional berpikir terhadap margin (perubahan marginal) 4. Orang bereaksi terhadap insentif 5. Perdagangan/pertukaran dapat membuat setiap orang menjadi lebih baik 6. Pasar merupakan sebuah solusi yang baik untuk mengorganisir aktivitas ekonomi

(tentang ekonomi pasar) 7. Pemerintah terkadang dapat meningkatkan kinerja pasar (tentang kegagalan

pasar, eksternalitas, dan kekuatan pasar) 8. Standar hidup sebuah negara bergantung pada kemampuannya dalam

memproduksi barang dan jasa (tentang produktivitas) 9. Harga-harga meningkat ketika pemerintah mencetak uang terlalu banyak (tentang

inflasi) 10. Masyarakat menghadapi trade-off jangka pendek antara inflasi dan

pengangguran (tentang fluktuasi ekonomi)

David Romer Romer adalah Professor ekonomi politik di University of California, Berkeley. Dia

merupakan pakar ekonomi di bidang makroekonomi. Dalam karya terbarunya, Romer bekerja sama dengan istrinya, Christina Romer, pada kebijakan fiskal dan moneter dari tahun 1950 hingga saat ini, dengan menggunakan catatan dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan bahan-bahan dari staf The Fed untuk mempelajari bagaimana Federal Reserve membuat keputusan. Karyanya

menunjukkan bahwa beberapa dari kredit untuk pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil pada tahun 1950, should lies dengan good policy oleh Federal Reserve, di samping itu anggota FOMC telah membuat keputusan yang lebih baik dengan mengandalkan lebih dekat pada perkiraan yang dibuat oleh staf The Fed tersebut. Baru-baru ini, Romers (David dan Christina) berfokus pada dampak kebijakan pajak pemerintah dan pertumbuhan ekonomi secara umum. Karya ini terlihat pada catatan sejarah perubahan pajak Amerika Serikat dari 1945-2007, tidak termasuk perubahan pajak endogen, yang dibuat untuk melawan resesi atau meringankan biaya pengeluaran baru pemerintah. Ia menemukan bahwa ada peningkatan pajak eksogen, dibuat misalnya untuk mengurangi pewarisan defisit anggaran, mengurangi pertumbuhan ekonomi (meskipun dengan jumlah yang lebih kecil setelah tahun 1980 dari sebelumnya). Romers juga menemukan, "Tidak ada dukungan untuk hipotesis bahwa pemotongan pajak mengendalikan pengeluaran pemerintah, memang pemotongan pajak bisa saja meningkatkan pengeluaran. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa efek utama dari pemotongan pajak pada anggaran pemerintah adalah mendorong timbulnya peningkatan pajak berikutnya" Ia juga menulis tentang beberapa mata pelajaran bagi ekonom makro, seperti Do Students Go to Class? Should They? dan Do Firms Maximize? Evidence from Professional Football.

Dynamic Stochastic General Equlibrium (DSGE) Model ini adalah cabang dari teori keseimbangan umum terapan yang berpengaruh dalam makroekonomi kontemporer. Metodologi DSGE berupaya menjelaskan fenomena ekonomi agregat, seperti pertumbuhan ekonomi, siklus bisnis, dan dampak kebijakan moneter dan fiskal, berdasarkan model ekonomi makro yang berasal dari prinsip ekonomi mikro. Salah satu alasan utama makroekonomi berusaha untuk membangun model microfounded adalah, tidak seperti yang lebih tradisional model peramalan makroekonometrik, model microfounded pada prinsipnya tidak harus rentan terhadap kritik Lucas. Selain itu, karena dasar mikro didasarkan pada

preferensi pengambil keputusan dalam model, fitur model DSGE merupakan indikator alami untuk mengevaluasi efek kesejahteraan dari perubahan kebijakan. Struktur dari model DSGE ini adalah preferensi, teknologi, dan kerangka institusional.

Daftar Pustaka

Bahan Mengajar Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi oleh Muhammad Ilhamsyah Siregar, S.E.,MA. Fakultas Ekonomi, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Deliarnov. 2010. Perkembangan Pemikiran Ekonomi Edisi Ketiga Revisi. Jakarta: Rajawali Pers Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi Edisi I. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Mankiw, N. Gregory. 2009. Principles of Economics 6th Edition (International Edition). Canada: South-Western Cencage Learning Wikipedia

Anda mungkin juga menyukai