Berkat jasa tokoh-tokoh neo-klasik yang melumpuhkan serangan Marx terhadap sisitem
kapitalis, maka perekonomian pada awal abad ke-20 berjalan sesuai dengan paham laissez faire-
laissez passer seperti keinginan kaum klasik dan neo-klasik. Didasarkan atas pendapat Say yang
mengatakan bahwa penawaran akan selalu berhasil menciptakan permintaannya sendiri, maka
tiap perusahaan berlomba-lomba menghasilkan barang sebanyak-banyaknya.
Krisis yang dialami negara-negara maju, oleh sebagian pihak dianggap bahwa ramalan
Marx tentang kejatuhan system kapitalis menjadi nyata. Dalam menghadapi persoalan ekonomi
yang maha dahsyat tersebut teori ekonomi yang dikembangkan oleh pakar-pakar klasik maupun
neo-klasik seperti lumpuh tak berdaya. Teori klasik dan neo-klasik tak mampu menjelaskan
fenomena dan peristiwa apa yang sesungguhnya telah terjadi. Dalam situasi yang tidak menentu
inilah lahir seorang tokoh ekonomi yang kemudian menjadi sangat berpengaruh, yaitu J.M.
Keynes.
J.M.Keynes
John Maynard Keynes(1883-1946) mula-mula memperoleh pendidikan di Eton. Sebagai
seorang murid yang pintar ia banyak memenangkan berbagai hadiah dalam bidang matematik,
bahasa inggris, dan seni klasik. Keynes betul-betul cerminan seorang cendekiawan. Selain ahli
dalam ilmu ekonomi, yang didukung oleh kepiawaiannya dalam ilmu matematik, ia juga
mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang falsafah, politik, dan bahkan juga sangat
mengerti dengan dunia sastra, seni lukis,dll.
Keynes pernah menjadi editor sebuah jurnal ilmiah yang cukukp ternama “Economic
Journal”. Dalam usia sangat muda Keynes sudah ikut tim delegasi Inggris melakukan
perundingan perdamaian Versailles tahun 1919. Pengaruh Keynes sangat besar dalam Perjanjian
Bretton Woods tahun 1946, dan juga dalam pembentukkan badan Moneter Internasional IMF
(International Monetary Fund). Atas jasa-jasanya yang sangat besar, ia kemudian diangkat
sebagai “baron”, suatu gelar kebangsawanan yang sangat tinggi dalam masyarakat Eropa.
Pendapat klasik bahwa jumlah tabungan akan selalu sama dengan jumlah investasi
dibantah Keynes, karena motif orang untuk menabung tidak sama dengan motif pengusaha untuk
menginvestasi.Pengusaha melakukan investasi didorong oleh keinginan untuk mendapatkan laba
yang sebesar-besarnya, sedang sector rumah tangga melakukan penabungan didorong oleh
berbagai motif yang sangat berbeda.Keynes mengamati bahwa umumnya investasi lebih kecil
dari jumlah tabungan, maka ia menyimpulkan bahwa permintaanagregat juga lebih kecil dari
penawaran agregat.
Kritikan Keynes yang lain terhadap system klasik yang lain ialah pendapatnya yang
mengatakan bahwa tidak ada mekanisme penyesuaian otomatis yang menjamin bahwa
perekonomian akan mencapai keseimbangan pada tingkat penggunaan kerja penuh. Hal ini
sangat jelas dalam analisisnya tentang pasar tenaga kerja. Menurut pandangan Keynes, dalam
kenyataan pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan pandangan klasik. Di manapun para
pekerja mempunyai semacam serikat kerja yang akan berusaha memperjuangkan kepentingan
buruh dari penurunan tingkat upah. Dari sini Keynes mengecam analisis kaum klasik yang
didasarkan pada pengandaian yang keliru dengan kenyataan hidup sehari-hari.
Kalau diamati, Keynes sependapat dengan Marx yang mengatakan bahwa system
ekonomi klasik tidak bebas dari fluktuasi, krisis pengangguran, dan sebagainya. Bedanya kalau
Marx berusaha menghancurkan system kapitalis dan menggantinya dengan system sosialis,
Keynes sebaliknya justru ingin menyelamatkan system liberal tersebut.
Neo- Keynes
Pandangan-pandangan Keynes terus diperbarui dan dikembangkan oleh pendukung-
pendukungnya, baik dari golongan Neo-Keynesian maupun Pasca Keynesian. Penerus ajaran
Keynes yang tergolong Neo-Keynesian, atau sering disebut Keynesian saja. Disebut Keynesian
karena teori-teori mereka diturunkan dari teori determinasi pendapatan Keynes, disebut Neo
karena teori-teori Keynes tersebut sudah banyak diperbarui berdasarkan penelitian-penelitian
empiris yang lebih baru.
A. Fluktuasi Ekonomi
Pembahasan tentang fluktuasi ekonomi ini mendapatkan perhatian yang lebih serius pada
era sesudah Keynes (Neo-Keynes). Mereka membahas teori fluktuasi ekonomi secara mendalam
karena mereka memerlukan teori-teori yang mampu menjelaskan apa yang menyebabkan
perekonomian tidak stabil dan yang lebuh penting lagi adalah apa tindakan dan kebijakan yang
dapat dilakukan untuk mencegah gerak perekonomian yang berfluktuasi tersebut agar menjadi
lebih stabil.
Bagi kaum Neo-Keynes, fluktuasi ekonomi terjadi karena dua penyebab utama. Pertama,
terjadinya perubahan-perubahan dalam tingkat investasi dan rendahnya tingkat konsumsi. Kedua,
fluktuasi terjadi karena tidak adanya mekanisme koreksi yang mampu mendorong perekonomian
pada keseimbangan full-employment, yang disebabkan oleh kakunya harga dan tingkat upah
dalam mekanisme penyesuaian. Kerena perekonomian tidak selalu berada pada keseimbangan,
sering terjadi fluktuasi. Ketidakseimbangan perekonomian yang berkaitan dengan pengangguran
dan inflasi menyebabkan kaum neo-keynesian percaya perlunya intervensi dari pemerintah
sebagai langkah koreksi.
B. Tokoh-tokoh Keynesian
1. Alvin Hansen
2. Joseph Schumpeter
3. Simon Kuznets
Kuznets berhasil menggabung ilmu statistik & ilmu matematika dgn ilmu
ekonomi menjadi suatu kesatuan yg padu. Hubungan antara pendapatan nasional,
konsumsi, tabungan, pengangguran, inflasi, & harga-harga dapat dikaji/diamati
menurut analisis kurun waktu (time series analysis).
4. Paul Samuelson
5. John R. Hicks
Salah satu jasanya yg sangat besar ialah kemampuannya dlm merangkai teori-
teori ekonomi mikro ke dlm kerangka teori makro Keynes melalui pendekatan
matematika. Hicks bersama-sama dgn Hansen memperkenalkan analisis IS-LM.
Analisis ini sangat bermanfaat dlm menjelaskan hubungan antar berbagai variabel
dlm perekonomian.
- Tahap tradisional statis. Tahap ini dicirikan oleh keadaan Iptek yg masih
sangat rendah & belum begitu berpengaruh terhadap kehidupan.