Anda di halaman 1dari 28

Kajian Literatur Tentang Keynes

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sejarah Pemikiran
Ekonomi

Dosen Pengampu:

Astri Srigustini., S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Ai Nining Yunita (192165008)


Agus Rahmat (192165063)
Anwar Sanusi (192165065)
Ghina Mutawaqil Nur Falah (192165071)
Ira Rahayu (192165046)
Mey A. Sitohang (192165045)
Salma Fakhiroh (192165047)
Shopa Jamiatul Hasanah (192165068)
PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SILIWANGI

2021
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Revolusi Keynes
Depresi besar yang terjadi pada dekade 1930-an adalah sebuah peristiwa
ekonomi yang dianggap paling traumatik sepanjang sejarah abad 20. Kejadian ini
sangat mengejutkan mengingat standar hidup negara-negara barat di era 1920-an
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Akibat depresi ekonomi tersebut, Amerika
Serikat mengalami kemrosotan sampai 30% output industrinya. Hampir 50% dari
bank komersial ambruk, dan tingkat pengangguran naik lebih dari 25%. Harga
saham kehilangan 88% dari nilainya, dan seluruh dunia khususnya negara-negara
eropa mengalami ancaman bencana.
Dengan kejadian tersebut, dunia pasar bebas berkembang perasaan cemas
akan kehilangan pekerjaan, kelaparan dan perang. Sehingga menyebabkan banyak
ekonom pada jaman tersebut mempertanyakan kembali ekonomi kapitalisme yang
dikembangkan oleh para kaum klasik. Dan mereka mencari jalan ALTERNATIF
selain sosialisme, nasionalisme, dan perencaaan terpusat, sehingga mendapatkan
sebuah jalan untuk menjaga kebebasan ekonomi tanpa menghancurkan landasan-
landasan kapitalis.
Salah satu tokoh yang paling berperan adalah John Maynard Keynes,
pemimpin aliran Cambridge baru, dalam bukunya yang begitu revolusioner pada
tahun 1936 “The General Theory of Employment, Interest and Money”, Keynes
mengajarkan bahwa kapitalisme pada dasarnya tidak stabil dan tidak
berkecenderungan ke arah full employment. Tetapi pada saat yang sama dia
menolak ide tentang perlunya nasionalisasi perekonomian, penetapan kontrol upah-
harga, dan intervensi dalam penawaran dan permintaan. Yang perlu dilakukan
pemerintah adalah mengendalikan kendaraan kapitalis dan mengembalikannya ke
jalan kemakmuran dengan cara menjalankan kebijakan defisit anggaran dan
melakukan pengeluaran untuk kerja publik yang akan menaikkan permintaan dan
memulihkan kepercayaan, bukan dengan menurunkan harga dan upah yang biasa
dilakukan oleh klasik.
Setelah ekonomi menjadi ke jalurnya yang benar dan mencapai full
employment, pemerintah tak perlu lagi menjalankan defisit anggaran, dan model
klasik akan berfungsi kembali dengan benar.
Dengan lahirnya gagasan-gagasan Keynes tersebut melalui buku
legendarisnya, maka saat itulah dapat dikatakan tanda kelahiran teori
makroekonomi, di mana gagasan yang dipaparkan oleh Keynes membuat
pemerintah harus ikut campur tangan dalam mengatasi kondisi pada saat itu melalui
variable-variabel secara agregat. buku itu dipandang sebagai tonggak yang sangat
penting dalam sejarah pemikiran ekonomi barat.
Pandangan-pandangan Keynes terus diperbarui dan dikembangkan oleh
pendukung-pendukungnya, baik dari golongan Neo-keynesian maupun Post
Keynesian. Penerus ajaran Keynes banyak berjasa dalam mengembangkan teori-
leori yang berhubungan dengan usaha menjaga stabilitas perekonomian. Teori-teori
tersebut menerangkan dan mengantisipasi fluktuasi ekonomi (business cycle) dan
teori-teori yang berhubungan dengan pertumbuhan dan pendapatan.
Aliran ini juga mencoba untuk mencari solusi atas kegagalan dari ekonomi
liberal yang mengusung asas laissez-faire yang beranggapan pasar dan sektor
swasta akan mencapai optimal tanpa campur tangan pemerintah. Pandangan-
pandangan mereka disebut Keynesian karena teori-teori mereka diturunkan dari
teori determinasi pendapat Keynes.
Aliran Ekonomi Keynesian, menganjurkan supaya sektor publik ikut
campur tangan dalam meningkatkan perekonomian secara umum, dimana pendapat
ini bertentangan dengan pemikiran ekonomi yang populer saat itu laizes-faire
capitalism (teori kapitalisme). Kapitalisme murni merupakan teori yang menentang
campur tangan sektor publik dan pemerintah dalam perekonomian. Teori ini
percaya bahwa pasar yang bebas campur tangan akan mencapai keseimbangannya
sendiri. Keynes berpendapat bahwa dalam perekonomian, fihak swasta tidak
sepenuhnya diberikan kekuasaan untuk mengelola perekonomian, karena pada
umumnya seperti yang dikatakan oleh pemikir beraliran sosialis, pihak swasta
bertujuan utama untuk mencari keuntungan untuk dirinya sendiri dan apabila hal
itu dibiarkan maka perekonomian akan menjadi tidak kondusif secara keseluruhan.
Oleh karena itu, agar kegiatan swasta dapat terjamin berada pada jalur yang tepat,
maka harus ada satu otoritas yang mengendalikan dan mengatur perekonomian
tersebut, Otoritas tersebut tentu saja adalah pemerintah.
Teori Keynes mengecam kebijakan pemerintah yang terlalu mendorong
tabungan dan tidak mendorong konsumsi. Keynes juga mendukung pendistribusian
kekayaan secara terkendali ketika diperlukan. Teori Keynes kemudian
menyimpulkan bahwa ada alasan pragmatis untuk pendistribusian kemakmuran:
jika segment masyarakat yang lebih miskin diberikan sejumlah uang, mereka akan
cenderung membelanjakannya daripada menyimpannya, yang kemudian
mendorong pertumbuhan ekonomi. Ide pokok dari teori Keynes ini adalah
"PERANAN PEMERINTAH" yang tadinya diharamkan dalam Teori Ekonomi
Klasik.

B. Pengertian Teori Keynes


Teori Keynes adalah nama suatu teori ekonomi yang diambil dari John
Maynard Keynes, seorang ekonom Inggris yang hidup antara tahun 1883 sampai
1946. Beliau dikenal sebagai orang pertama yang mampu menjelaskan secara
sederhana penyebab dari Great Depression. Teori ekonominya berdasarkan atas
hipotesis sikkus arus uang, yang mengacu pada ide bahwa peningkatan belanja
(konsumsi) dalam suatu perekonomian, akan meningkatkan pendapatan yang
kemudian akan mendorong lebih meningkatnya lagi belanja dan pendapatan. Teori
Keynes ini menelurkan banyak intervensi kebijakan ekonomi pada era terjadinya
Great Depression.
Pada Teori Keynes, konsumsi yang dilakukan oleh satu orang dalam
perekonomian akan menjadi pendapatan untuk orang lain pada perekonomian yang
sama. Schingga apabila seorang membelanjakan uangnya, ia membantu
meningkatkan pendapatan orang lain. Siklus ini terus berlanjut dan membuat
perekonomian dapat berjalan secara nomal. Ketika Great Depression melanda,
masyarakat sccara alumi bereaksi dengan menahan belanja dan cenderung
menimbun uangnya. Hal ini berdasarkan Teori Keynes akan mengakibatkan
berhentinya siktus perputaran uang dan selanjutnya membuat perekonomian
lumpuh.
Solusi Kevnes untuk menerobos hambatan pereknomian ini adalah dengan
campur tangan dari sektor publik dan pemerintah. la berpendapat bahwa pemerintah
harus campur tangan dalam peningkatan belanja masyarakat, baik dengan cara
meningkatkan suplai uang atau dengan melakukan pembelian barang dan jasa oleh
pemerintah sendiri. Selama terjadi Great Depression, hal ini bagaimanapun
merupakan solusi yang tidak populer. Namun demikian, belanja pertahanan
pemerintah yang dicanangkan oleh Presiden Franklin Delano Roosevelt membantu
pulihnya perekonomian Amerika Serikat.
Aliran Ekonomi Keynesian, menganjurkan supaya sektor publik ikut
campur tangan dalam meningkatkan perekonomian secara umum, dimana pendapat
ini bertentangan dengan pemikiran ekonomi yang populer saat itu – laizes-faire
capítalism (teori kapitalisme). Kapitalisme murni merupakan teori yang menentang
campur tangan sektor publik dan pemerintah dalam perekonomian. Teori ini
percaya bahwa pasar yang bebas campur tangan akan mencapai keseimbangannya
sendiri. Keynes berpendapat bahwa dalam perekonomian, fihak swasta tidak
sepenuhnya diberikan kekuasaan untuk mengelola perekonomian, karena pada
umumnya seperti yang dikatakan oleh pemikir beraliran sosialis, pihak swasta
bertujuan utama untuk mencari keuntungan untuk dirinya sendiri dan apabila hal
itu dibiarkan maka perekonomian akan menjadi tidak kondusif secara keseluruhan.
Oleh karena itu, agar kegiatan swasta dapat terjamin berada pada jalur yang tepat,
maka harus ada satu otoritas yang mengendalikan dan mengatur perekonomian
tersebut, Otoritas tersebut tentu saja adalah pemerintah.
Teori Keynes mengecam kebijakan pemerintah yang terlalu mendorong
tabungan dan tidak mendorong konsumsi. Keynes juga mendukung pendistribusian
kekayaan secara terkendali ketika diperlukan. Teori Keynes kemudian
menyimpulkan bahwa ada alasan pragmatis untuk pendistribusian kemakmuran:
jika segment masyarakat yang lebih miskin diberikan sejumlah uang, mereka akan
cenderung membelanjakannya daripada menyimpann ya; yang kemudian
mendorong pertumbuhan ekonomi. Ide pokok dari teori Keynes ini adalah
"PERANAN PEMERINTAH" yang tadinya diharamkan dalam Teori Ekonomi
Klasik. John Meynard Keynes menjelaskan teori ekonominya dalam buku
karangannya berjudul "THE GENERAL THEORY OF EMPLOYMENT, INTEREST
AND MONEY"
C. Dasar Filsafat Teori Keynes
Inti dari ideologi Keynesianisme adalah untuk mengatasi masalah krisis
ekonomi, pemerintah harus melakukan lebih banyak campur tangan secara aktif
dalam mengendalikan perekonomian nasional.Kegiatan produksi dan pemilikan
faktor-faktor produksi masih dapat dipercayakan kepada swasta, tetapi pemerintah
wajib melakukan kebijakan-kebijakan untuk mempengaruhi perekonomian.
Misalnya, dalam masa depresi pemerintah harus bersdia melakukan kegiatan-
kegiatan yang langsung dapat menyerap tenaga kerja yang tidak dapat bekerja pada
swasta, walaupun hal ini dapat menyebabkan defisit dalam anggaran belanja
negara.Dalam hal ini Keynes tidak percaya pada sistem liberalisme yang
mengkoreksi diri sendiri, untuk kembali pada posisi full employment secara
otomatis. Full employment hanya dapat dicapai dengan tindakan-tindakan
terencana, bukan datang dengan sendirinya.
D. Corak Pemikiran Ekonomi Aliran Keynesian
Aliran Keynesian pada masanya menekankan pembahasan tentang teori
fluktuasi ekonomi, menganalisis hal-hal yang dapat menyebabkan perekonomian
menjauh dari posisi keseimbangan sehingga tidak stabil, dan yang lebih penting
adalah apa tindakan dan kebijakan yang dapat dilakukan untuk mencegah gerak
perekonomian yang berfluktuasi tersebut agar menjadi lebih stabil, serta peduli
terhadap pertumbuhan ekonomi. Berbeda dengan pada masa pemikiran aliran
Klasik, masalah fluktuasi ekonomi hanya dibicarakan selintas saja hal ini
dikarenakan sudah begitu melekatnya kepercayaan orang pada pendapat Klasik
yang mengatakan bahwa perekonomian akan selalu menuju pada suatu
keseimbangan. Serta, pendekatan pemikiran-pemikiran terdahulu terhadap teori
pertumbuhan misalnya Klasik dan Neo-klasik kurang memperhatikan soal
pertumbuhan, sebab mereka lebih terfokus pada hal-hal yang bersifat mikro.
1. Teori Fluktuasi Ekonomi
Pada masa sebelumnya masalah fluktuasi atau siklus ekonomi telah
dibicarakan oleh Ricardo dan Struat Mill. Namun, pembahasannya hanya dilakukan
secara selintas. Bagi kaum Keynesian fluktuasi ekonomi terjadi karena dua
penyebab yaitu; Pertama, terjadinya perubahan-perubahan dalam tingkat investasi
dan rendahnya tingkat konsumsi. Sebagai contoh, depresi besar-besaran pada tahun
1930-an terjadi karena naik turunnya jumlah investasi dan pengeluaran konsumsi.
Perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi investasi dan pendapatan.
Misalnya, terjadi kenaikan money supply dan kurangnya money demand maka
tingkat bunga akan menurun, investasi dan pendapatan akan meningkat.
Meningkatnya pendapatan akan mempengaruhi meningkatnya tingkat konsumsi
masyarakat. Namun, apabila terjadi kenaikan money demand melebihi money
supply, maka tingkat bunga akan meningkat, yang akan berdampak pada tingkat
investasi dan pendapatan.
Kedua, fluktuasi terjadi karena tidak adanya mekanisme koreksi yang
mampu mendorong perekonomian pada keseimbangan kesempatan kerja penuh,
yang disebabkan oleh kakunya harga-harga terutama tingkat upah dalam
mekanisme penyesuaian. Ketidakseimbangan perekonomian yang berkaitan
dengan pengangguran dan inflasi menyebabkan kaum Keynesian percaya perlunya
intervensi dari pemerintah sebagai langkah koreksi. Jadi, di sini ketika
perekonomian mengalami keadaan yang tidak stabil, aliran Keynesian memberi
solusi untuk menekan atau meredakan fluktuasi ekonomi dengan menghadirkan
campur tangan dari pemerintah melalui kebijkan-kebijakan yang dilakukan.
Berbeda dengan aliran di sisi Penawaran, menurutnya lebih baik meningkatkan
pendapatan nasional melalui pemanfaatan sumber daya penuh, daripada mencoba
menekan atau meredakan fluktuasi ekonomi. Dalam mengatasi inflasi dan
pengangguran, jalur yang ditempuh oleh aliran sisi penawaran melalui program
penurunan pajak kepada pengusaha. Alasannya turunnya pajak akan menambah
gairah pengusaha dan investasi, yang akan mendorong peningkatan dalam produksi.
Dengan meningkanya produksi, kebutuhan akan tenaga kerja meningkat dan
masalah pengangguran dapat diatasi, dan sekaligus inflasi dapat diredakan.
Sedangkan Keynesian melihat perekonomian dari sisi permintaan,
menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama penggerak
perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia berpendapat
bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan permintaan
pada level makro, untuk mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah
meningkatkan pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan bertambah
sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan
permintaannya (sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu, tabungan juga
akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, dan kondisi
perekonomian akan kembali ke tingkat normal.
2. Teori Pertumbuhan dan Pembangunan
Perhatian terhadap pertumbuhan dan pembangunan terutama di Negara-
negara berkembang semakin marak berkat pengaruh ajaran Keynes yang
menginginkan campur tangan pemerintah dalam proses pembangunan.
Bermodalkan teori-teori dan konsep-konsep yang digagas Keynes, banyak negara
berkembang ikut aktif terlibat dalam proses pembangunan.
Sebagaimana diketahui negara berkembang ingin cepat-cepat mengejar
ketertinggalannya dari negara-negara maju. Salah satu jalan pintas yang dapat
ditempuh adalah memacu pertumbuhan ekonomi dengan melaksanakan
industrialisasi. Karena industrialisasi diperlukan dana yang tidak sedikit, banyak
negara berkembang meminjam modal dari negaranegara maju, beserta asistensi
teknis untuk menyelenggarakan pembangunan. Dengan bantuan dana dan tenaga
teknis negara-negara berkembang mulai memperbaiki keadaan ekonominya.
3. Kebijakan fiskal vs kebijakan moneter
Keynesian menganggap kebijakan moneter kurang efektif dalam usaha
menstabilkan perekonomian. Karena kebijakan moneter diarahkan hanya untuk
pengendalian inflasi dan tidak bisa dipergunakan untuk mempengaruhi kegiatan
ekonomi riil. Sebaliknya, mereka percaya kebijakan fiskal lebih ampuh dalam
menstabilkan perekonomian. Bagi Keynes, campur tangan pemerintah merupakan
keharusan. Misalnya, kalau terjadi pengangguran pemerintah bisa memperbesar
pengeluarannya untuk proyek-proyek padat karya. Dengan demikian sebagian
tenaga kerja yang menganggur bisa bekerja, yang akhirnya dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat. Sementara itu, menurut kaum moneteris terjadinya inflasi
dipersepsikan karena pengeluaran agregat terlalu besar. Maka, untuk membrantas
inflasi tersebut pemerintah perlu mengurangi jumlah uang beredar dan inflasi akan
turun dengan sendirinya.
4. Peran Pemerintah dalam Pemikiran Keynes
Seperti yang telah disebutkan di awal, inilah yang mem antara kaum klasik
dengan Keynes. Dalam pemikiran Keynes, pemerintah mempunyai andil yang
besar. Sebenamya Keynes percaya dengan slogan laissez-faire-laissez-passer klasik
bahwa dengan mekanisme pasar perekonomian akan selalu menemukan jalannya
sendiri menuju titik keseimbangan, tetapi hal itu membutuhkan waktu yang lama.
Sedangkan kata-kata Keynes yang termashur adalah "dalam jangka panjang kita
akan mati" (Deliarnov, 1995: 146). Dengan argumen itulah peran pemerintah bukan
lagi dibutuhkan tetapi adalah sebuah keharusan.
Keynes dan pengikutnya berpendapat bahwa pemerintah seharusnya
melakukan intervensi melalui kebijaksanaan fiskal dan moneter untuk mendorong
kesempatan kerja penuh, stabilitas harga, dan pertumbuhan ekonomi. Mereka
menyarankan, untuk memerangi depresi dan resesi ckonomi, scharusnya dilakukan
dengan cara meningkutkan belanja pemerintah atau mengurangi pajak yang dapat
menambah belanja konsumsi sektor swasta. Mereka juga menyarankan agar
penguasa moneter menambah pasokan uang untuk menurunkan suku bunga dengan
harapan agar kebijaksanaan itu mampu mendukung investasi. Untuk menghadapi
inflasi yang disebabkan oleh permintaan keseluruhan yang berlebihan, pemerintah
sebaiknya mengurangi belanja, meningkatkan pajak untuk mengurangi belanja
konsumsi sektor swasta, atau mengurangi pasokan uang untuk meningkatkan suku
bunga, yang akan dapat meredam belanja investasi berlebihan (Sastradipoera, 2007:
247).
Kaitannya dengan peran pemerintah dengan mendekati pemikiran Marx
Keynes mengusulkan adanya pajak progresif yang dikombinasikan dengan
berbagai tindakan jaminan sosial dan pelayaan umum agar pendapatan dapat
merata, Karena distribusi pendapatan yang tidak merata cenderung akan
meningkatkan tabungan dan membatasi investasi (yang dalam hal ini menurut
Keynes, mempunyai faktor yang besar).
5. Pasar Tenaga Kerja
Berbeda dengan teori klasik yang menganggap permintaan dan penawaran
terhadap tenaga kerja selalu seimbang (equilibrium) karena harga-harga fleksibel,
maka menurut Keynes pasar tenaga kerja jauh dari seimbang, karena upah tidak
pernah fleksibel, sehingga permitaan dan penawaran hampir tidak pernah seimbang
sehingga pengangguran sering terjadi. Menurut Keynesian pengangguran bisa
terjadi terus menerus dan jenis pengangguran tersebut ada tiga macam:
a. Pengangguran karena adanya pergeseran tingkat oputput dari berbagai sektor
dan ini bersifat sementara (frictional unemployment).
b. Pengangguran musiman, yang jumlahnya tergantung dengan musim (seasonal
unemployment).
c. Pengangguran yang “dibuat” (institutional unemployment).
Pengangguran pergeseran (frictional) adalah pengangguran yang
disebabkan karena adanya perubahan struktur dalam ekonomi dan orang-orang
berpindah dari satu pekejaan ke pekerjaan lain. Masa transisi perpindahan pekerjaan
ini menyebabkan timbulnya pengangguran sementara.Misalnya ada suatu industri
yang tutup karena tidak efisien lagi untuk diteruskan sehingga orang-orang harus
mencari pekerjaan baru. Proses mencari pekerjaan baru memerlukan waktu dan
bahkan adakalanya pekerja tersebut harus dilatih kembali untuk memsuki lapangan
pekerjaan baru. Contoh lain adalah adanya perpindahan dari satu pekerjaan ke
pekerjaan lain dan sementara perkerjaan baru belum dapat maka status pencari kerja
tersebut adalah pengangguran.
Pengangguran musiman disebabkan karena adanya faktor musim dari suatu
jenis pekerjaan. Misalnya di sektor pertanian ada musim puncak dimana banyak
perkerjaan dan ada pula musim senggang atau tidak ada pekerjaan sama sekali
sehingga petani menjadi menganggur danmencaripekerjaanlain.Pengangguran
institusinal adalah pengangguran yang timbul akibat adanya kebijakasanaan
pemerintah seperti upah minimum yang menyebabkan permintaan terhadap tanaga
kerja berkurang.Sementara itu penawaran kerja dari pencari kerja cukup banyak
sehinga timbul pengangguran.Timbulnya ketiga jenis penganguran tersebut diatas
disebabkan oleh karena tidak fleksibelnya harga-harga, termasuk harga tenaga kerja
(upah) dan lambatnya reaksi rasional dari para pelaku ekonomi sehingga tidak
terjadi full employment. Tidak full employment berarti akan ada orang yang tidak
mendapatkan pekerjaan.
Teori pasar tenaga kerja Keynesian ini cukup relevan dalam konteks pasar
tenaga kerja Indonesia.Harga-harga barang dan upah buruh tidak fleksibel
kebawah, bahkan harga bisa naik tanpa sebab yang jelas dan kalau sudah naik tidak
bisa turun.Upah buruh minimum diduga juga ikut berperan dalam mempertahankan
harga yang tinggi sehinga permintaan terhadap tenaga kerja tidak naik dan
menambah pengangguran, walaupun faktor sempitnya lapangan kerja merupakan
faktor terpenting yang menyebabkan jumlah pengangguran yang besar saat
ini.Karena terbatasnya permintaan tenaga kerja akibat sektor produksi tidak tumbuh
tinggi maka banyak tenaga kerja Indonesia yang menawarkan tenaganya keluar
negeri seperti Malaysia.Pelaku ekonomi juga sangat lambat dalam merespon
perubahan ekonomi yang terjadi.Hal ini karena informasi yang terbatas dan
asimetris. Misalnya petani di desa tidak tahu bahwa harga input atau produksi
pertanian telah berobah. Ketidaktahuan ini biasanya menjadikan posisi petani
sangat lemah dibandingkan dengan pedagang dan pengusaha besar lainnya.
6. Pasar Barang
Perbedaan pasar barang menurut Keynesian dengan klasik terletak pada
Hukum Say bahwa permintaan sama dengan penawaran sehingga tidak akan terjadi
kelebihan atau kekurangan permintan atau penawaran. Menurut Keynesian
permintaan barang tidak selalu sama dengan penawaran karena tidak semua income
dibelanjakan tetapi sebagian dari pendapatan tersebut akan disimpan dalam bentuk
tabungan (saving). Tabungan tidak menambah permintaan efektif terhadap barang
dan jasa kalau tidak segera diinvestasikan sehingga akan terjadi kelebihan stok
barang atau kelebihan produksi barang (penawaran). Apa akibat dari
ketidakseimbangan permintaan dengan penawaran ini terhadap perekonomian
negara? Ada dua akibat yang akan terjadi. Pertama, para produsen akan mengurangi
jumlah produksi mereka pada tahun atau periode berkutnya, artinya output atau
GDP akan berkurang pada tahun berikutnya. Bila output berkurang maka
dampaknya akan sangat serius terhadap variabel makro karena income, lapangan
pekerjaan, konsumsi, investasi dan seterusnya akan menurun. Kedua, akbat dari
turunnya GDP dan income maka harga-harga akan turun karena turunnya
permintaan akibat penurunan income. Apabila harga-harga (harga barang dan harga
tenaga kerja) tidak kaku tetapi fleksibel dan turun sebanding dengan penuruan
income, seperti yang diasumsikan oleh teori Klasik, maka keadaan down turn ini
tidak akan berlangsung lama karena harga yang turun akan kembali mendorong
naiknya permintaan (sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran). Naiknya
permintaan akan mendorong produsen kembali menggenjot produksi mereka dan
keadaan terpuruk akan segera terkoreksi kembali. Pabrik dan industri tidak akan
tutup sehingga para buruh tidak banyak yang kena PHK. Berbeda dengan teori
Klasik yang mengasumsikan harga-harga adalah fleksible, kenyataannya menurut
Keynes, harga-harga adalah tidak fleksible tetapi kaku (rigid), tidak mau turun.
Akibatnya permintaan akan turun dan produksi tidak akan naik sehingga ekonomi
akan terjebak pada resesi atau depresi.
Keadaan sebaliknya bisa juga terjadi yaitu terjadinya kelebihan permintaan
dan kekurangan produksi.Misalnya produsen membuat perhitungan yang optimis
dengan menambah investasi sehingga permintaan aggregate naik (ingat investasi
adalah komponen Aggregate Demand). Bila kapasitas terpasang pabrik sudah
penuh maka tidak akan terjadi peningkatan produksi sehingga produksi berkurang
dan sementara permintaan naik. Kenaikan permintaan dan kekurangan produksi ini
akan ditransmisikan kedalam inflasi.
7. Pasar Uang
Perbedaan teori Klasik dan Keynesian dalam hal uang adalah, dan ini yang
merupakan perbedaan besar, Keynesian tidak setuju dengan pendapat bahwa
permintaan uang hanya ditentukan oleh kebutuhan transaksi dimana transaksi ini
dipengaruhi oleh volume barang, harga barang dan kecepatan perputaran uang.
Menurut Keynesian permintaan uang ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
A. kebutuhan transaksi (transaction motive)
B. kebutuhan untuk berjaga-jaga (precautionary motive) dan
C. kebutuhan untuk berspekulasi (speculation motive) atau investasi.
Untuk kebutuhan transaksi sama dengan pendapat klasik dimana tergantung
dengan volume barang, harga dan konstanta. Tetapi untuk dua faktor lagi Keynesian
berpendapat bahwa permintaan akan uang juga ditentukan oleh faktor berjaga-jaga
dan spekulasi.
Kebutuhan berjaga-jaga adalah suatu kebutuhan untuk mengahadapi situasi
yang tidak normal atau darurat, misalnya sakit, kecelakaan atau ada kebutuhan
mendadak yang memerlukan uang yang tidak terduga sebelumnya. Jumah
kebutuhan untuk jenis ini sama dengan kebutuhan transaksi, yakni tergantung
dengan income. Bila dilihat secara prinsip maka kebutuhan jenis ini juga hampir
sama dengan kebutuhan transaksi.
Faktor ketiga yang menentukan permintaaan uang adalah spekulasi, berbeda
secara significant dengan teori klasik.Kebutuhan spekulasi adalah kebutuhan untuk
mencari keuntungan dari permaian resiko dan keberuntungan.Sama seperti teori
klasik, menurut Keynes uang tidak memberikan penghasilan apa-apa, misalnya
dalam bentuk bunga, sehingga rugi kalau disimpan dalam jumlah yang terlalu
banyak. Pada waktu teori ini dicetuskan oleh Keynes uang memang tidak
memberikan keuntungan apa-apa kecuali untuk mempermudah proses transaksi
sehari-hari. Sebagai alternatif dari memegang uang adalah membeli aset lain seperti
obligasi (bonds) yang dikeluarkan pemerintah, karena obligasi memberikan
pendapatan berupa bunga. Dalam perkembangannya sekarang uang telah bisa
memberikan keuntungan dalam bentuk bunga bila disimpan di bank, walaupun
tidak diinvestasikan ke usaha-usaha produktif tetapi bunganya sangat rendah
diandingkan dengan deposito atau investasi lainnya. Kalau uang disimpan di rumah
maka tetap tidak akan memberikan keuntungan sedikitpun. Tingkat keuntungan
yang diperoleh dengan menabung di bank memang relatif rendah dibandingkan
dengan investasi atau usaha produktif lainnya tetapi resiko menabung di bank juga
rendah. Disamping itu alternatif terhadap memegang uang sekarang bukan hanya
obligasi tetapi sudah terdapat berbagai jenis surat berharga yang dapat memberikan
bunga yang sangat kompetitif dibandingkan dengan bunga simpanan bank.
Faktor kebutuhan uang untuk spekulasi merupakan perbedaan penting
antara teori pasar uang klasik dan Keynesian. Menurut teori Keynesian disamping
untuk transaksi, uang diperlukan juga untuk berjaga-jaga (berjaga-jaga hampir
sama denga transaksi menurut versi teori klasik) dan untuk berspekulasi. Dikatakan
spekulasi karena ada tarik menarik antara keperluan memegang uang dan
memegang (membeli) aset yang lain selain uang sebagai ganti memegang uang
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Aset lain yang dimaksud disini
adalah aset finansial seperti obligasi atau surat-surat berharga lainnya. Sekarang ini
kegiatan spekulasi ini dilakukan di pasar uang dan pasar modal (bursa) seperti di
Indonesia Stock Exchange.
E. Simpulan pembeda teori keynesian
Pada Pasar Barang
• Dapat terjadi kelebihan/kekurangan produksi
• Tidak selalu mencapai full employment
• Landasan berpikirnya:
a. Tidak menerima hukum Say
b. Harga umum rigid
• Sama dengan pendapat klasik
• Tidak semua penghasilan dibelanjakan, ada sebagian yang ditabung
• Perlu campur tangan pemerintah
Pada Pasar Uang
• Terdapat tiga motif memegang uang: (1) untuk transaksi; (2) jaga-jaga; (3)
spekulasi.
• Penawaran uang ditentukan oleh pemerintah
• Keseimbangannya: MS=MD=[kQ+θr]P
Pada Pasar Tenaga Kerja
• Tingkat upah rigid
• Tidak selalu full employment
• Perlu campur tangan pemerintah dalam mengatasi pengangguran

G. Biografi John Maynard Keynes


John Maynard Keynes terlahir di keluarga akademisi pada 5 Juni 1883 di
Cambridge. Ayahnya adalah seorang ahli ekonomi dan filsuf. Pada saat itu, ibunya
sempat menjadi walikota, dan merupakan walikota wanita pertama di masa itu. John
Maynard Keynes memulai pendidikannya di taman kanak- kanak lalu
melanjutkannya ke sekolah persiapan sebelum akhirnya berhasil memasuki Eton,
sebuah sekolah bergengsi di Inggris. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Eton,
John Maynard Keynes berhasil mendapatkan beasiswa dan karenanya dia berhak
mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di Cambridge University.
Di sana dia memilih untuk belajar matematika, mata pelajaran yang sangat
dikuasainya sejak kecil.
Disebutkan dalam biografi John Maynard Keynes, Ia menempuh pendidikan
di eton and king’s college. Institusi tersebut merupakan tempat studi terbaik di
Inggris. Selain itu, Keynes menimba tiga ilmu penting di Cambridge University.
Pertama, ilmu sastra klasik dan filsafat dsri guru G. E. Moore. Kedua, ilmu
matematika dari Alfred North Whitehead. Terakhir, ilmu ekonomi dari Alfred
Marshall. Setelah menekuni karirnya di bidang sipil, pada tahun 1908 Keynes
kembali ke Cambridge untuk mengajar ekonomi. Tiga tahun setelahnya, ia diangkat
menjadi redaktur Economic Journal. Karir Keynes semakin gemilang. Berturut-
turut profesi yang dijalaninya yaitu sebagai penasehat ekonomi pemerintah Inggris
dan gubernur bank Inggris.
Selama masa kuliahnya di Cambridge University, John Maynard Keynes
menjalin hubungan yang baik dengan kelompok intelektual Bloomsbury dan
banyak seniman. Dia lulus dari sana dengan prestasi yang membanggakan. Setelah
kelulusannya, John Maynard Keynes bekerja untuk India Office selama beberapa
saat sebelum akhirnya memutuskan kembali lagi ke bangku sekolah. Dia berhasil
mendapatkan beasiswa di King's College. Selama Perang Dunia I, Keynes
bergabung sebagai bendahara dan pada masa inilah dia menerbitkan buku
pertamanya, The Economic Consequences of the Peace yang membawa ketenaran
bagi dirinya. Pada tahun 1930, kiprahnya di bidang ekonomi diawali dengan
menjadi pemimpin revolusi ekonomi. Gagasan ekonomi neoklasik menantang
Keynes menyerukan pendapat. Teori yang menganggap bahwa pasar bebas akan
mengisi seluruh lapangan pekerjaan kemudian ditanggapi Keynes.
Nama John Maynard Keynes adalah sebuah nama Inggris yang kuno. Keynes
ialah seorang tradisionalis. Kecakapan serta sifat-sifat baiknya diperoleh secara
turun temurun. Ia menjadi dosen dalam mata kuliah ilmu ekonomi dan keuangan di
Cambridge. Dunia sejarah ilmu ekonomi semakin sempurna karena munculnya
berbagai pemikiran mengenai ekonomi dan keuangan yang baru dari berbagai hasil
pemikiran J.M, Keynes yang dinilai para ahli ekonomi sebagai ekonomi modern.
Kemudian ia dikenal sebagai tokoh yang menyebabkan lahirnya mazhab
baru yakni mazhab Keynes. Terlepas dari hiruk pikuk prestasinya, Keynes sempat
menjalani kehidupan pribadi yang kompleks karena orientasi seksualnya. Setelah
berhubungan dekat dengan beberapa teman lelakinya, Keynes akhirnya menjalin
hubungan heteroseksual dan menikahi Lydia Lopokova. Keynes meninggal pada
21 April 1946.

H. Karya-Karya Keyness
Karya-karya Keynes sebagai seorang pakar ekonomi yang ulung, ia telah
menulis banyak buku yaitu:
1. Tahun 1913 ia menulis: Indian Currency and Finance
Buku ekonomi pertama yang Keyness tulis. Karya pertama Keynes yang
diterbitkan tentang ekonomi. Masalah mata uang India menjadi perhatian ekonomi
utama bagi Kerajaan Inggris setelah dunia meninggalkan bimetalisme pada tahun
1873. Respons India yang tidak memadai terhadap orde baru dibuat dengan sangat
menyakitkan oleh krisis serius pada tahun 1907-08. Dalam Mata Uang dan
Keuangan India, Keynes berpendapat untuk adopsi standar pertukaran emas
daripada standar emas penuh. 'Ini, dengan kesepakatan bersama, sebuah karya
dengan kualitas kelas satu. Mereka yang tidak yakin dengan tulisan-tulisannya di
kemudian hari, yang semuanya kontroversial, suka menyebutnya sebagai buku
terbaiknya.
Bab kedua (tentang Standar Pertukaran Emas) merupakan topik umum,
terlepas dari masalah rupee, dan telah menjadi klasik. Buku ini dengan baik
memanifestasikan kekuatan dan kecenderungan Keynes. Ini adalah karya seorang
ahli teori, memberikan aplikasi praktis pada prinsip-prinsip moneter esoteris yang
telah dijelaskan Marshall dan Keynes menjelaskan di ruang kelas Cambridge, dan
pada saat yang sama menunjukkan hadiah luar biasa untuk menembus rahasia
bagaimana institusi benar bekerja.
2. Tahun 1919 ia menulis: The Economic Consequences of the Peace.
Pertama kali diterbitkan pada bulan Desember 1919, buku terlaris global ini
menyerang mereka yang telah berdamai di Paris setelah Perang Dunia Pertama,
memicu kontroversi langsung. Itu juga membuat John Maynard Keynes terkenal
dalam semalam dan segera mendefinisikan bagaimana orang di seluruh dunia
memandang Perjanjian Perdamaian Versailles. Di Jerman, buku yang menentang
reparasi, disambut dengan antusias; di Prancis dengan cemas; dan di AS sebagai
amunisi yang dapat (dan telah) digunakan untuk melawan Woodrow Wilson dalam
usahanya yang pada akhirnya gagal untuk menjual Liga Bangsa-Bangsa kepada
publik Amerika yang semakin skeptis. Sementara itu di negaranya sendiri buku
tersebut memicu kemarahan di antara kritikus kemapanan – Keynes bahkan ditolak
menjadi anggota British Academy yang bergengsi – sementara pengagum dari
Winston Churchill hingga pendiri LSE, Sidney dan Beatrice Webb,melanjutkan
untuk memuji Keynes atas kebijaksanaan dan kemanusiaannya.
Keynes mungkin telah menulis apa yang menurutnya merupakan kritik
beralasan terhadap ekonomi penyelesaian damai. Akibatnya, dia telah menulis
sebuah bom politik yang argumen utamanya masih diperdebatkan hingga hari
ini.The Economic Consequences of the Peace sekarang diterbitkan kembali oleh
penerbit pilihan Keynes dengan pengantar baru dari Michael Cox, salah satu tokoh
utama di bidang Hubungan Internasional saat ini. Secara ilmiah namun menarik dan
dapat dibaca, pengantar Cox untuk karya tersebut – yang ditulis satu abad setelah
buku tersebut pertama kali menjadi berita utama – secara kritis menilai polemik
Keynes yang mengontekstualisasikan dan menghidupkan teks untuk generasi
baru sarjana dan mahasiswa HI, IPE, Politik dan Sejarah. Teks asli dan pengantar
yang otoritatif ini memberikan bacaan penting bagi siapa saja yang ingin
memahami tragedi yang terjadi pada abad kedua puluh; mengapa berdamai dengan
mantan musuh bisa sama sulitnya dengan memenangkan perang melawan
mereka; dan bagaimana dan mengapa ide benar-benar penting.
3. Tahun 1922 ia menulis: A Revision of The Treaty.
Mengikuti langsung dari Konsekuensi Ekonomi Perdamaian pada tahun
1919, Keynes menerbitkan A Revision of the Treaty , "di mana ia menguraikan
cacat dari apa yang ia gambarkan sebagai 'Perdamaian, yang jika dilaksanakan,
harus merusak, lebih jauh lagi, ketika mungkin dipulihkan, organisasi yang rumit
dan melalui mana orang-orang Eropa sendiri dapat mempekerjakan diri mereka
sendiri dan hidup'. Kekerasan kontroversi yang ditimbulkan oleh kedua buku ini
sekarang sulit untuk diapresiasi. Bahkan ketika mereka sedang ditulis banyak dari
ramalannya menjadi kenyataan dan, dalam terang sejarah berikutnya, pandangan ke
depan kesimpulannya akan luar biasa jika mereka tidak melanjutkan begitu pasti
dari premisnya.
4. Tahun 1923 ia menulis: A Tract on Monetary Reform.
Buku iini, yang ditulis pada tahun 1923 oleh pendukung terkenal pengeluaran
defisit, dikhususkan untuk kebutuhan mata uang yang stabil sebagai fondasi yang
sangat diperlukan untuk ekonomi dunia yang sehat. Keynes memulai dengan
memaparkan data yang menunjukkan fluktuasi serius dalam nilai uang yang
dimulai pada tahun 1914 dan membuat Amerika Utara, Eropa, dan India mengalami
siklus inflasi dan deflasi yang merugikan. Dia menjelaskan berbagai efek pada
investor, pebisnis, dan penerima upah dari pengaruh mendasar yang tidak menentu
ini dan memperjelas bahwa kebijakan yang membatasi fluktuasi tersebut harus
diterapkan untuk memastikan stabilitas ekonomi dan sosial yang lebih besar.
Dia menemukan standar emas, yang digunakan sebagai dasar nilai untuk
banyak mata uang, termasuk dolar AS pada waktu itu, pada akhirnya tidak dapat
diandalkan karena emas itu sendiri juga menjadi mangsa valuasi yang tidak
stabil.Dalam analisis terakhir, ia merekomendasikan penerapan kebijakan oleh
Inggris dan Amerika Serikat yang bertujuan untuk mencapai stabilitas nilai
komoditas dolar daripada nilai emas. "[T]ia keadaan ideal," ia berpendapat, "adalah
kerja sama yang erat antara Dewan Federal Reserve dan Bank of England, sebagai
akibatnya stabilitas harga dan pertukaran akan dicapai pada saat yang sama.
"Seperti biasa, Keynes terbukti sangat cerdas:
Amerika Serikat akhirnya meninggalkan standar emas dan dolar AS memang
menjadi dasar nilai mata uang hari ini. Analisis Keynes yang brilian dan jelas
tentang situasi moneter dunia pada awal abad kedua puluh, dengan banyak saran
dan penjelasannya yang luar biasa tentang prinsip-prinsip ekonomi,masih layak
dibaca hari ini di awal abad kedua puluh satu.
5. Tahun 1930 ia menulis: A Treatis on Money.
Buku yang terdiri dari dua jilid ini secara berturut-turut membahas teori-teori
murni tentang uang dan penerapannya dalam perekonomian. Dalam hal ini perlu
dicatat, dalam beberapa bukunya yang terbit sebelum The General Theory, Keynes
masih berada dalam jalur pemikiran klasik dan neo klasik. Akan tetapi jalur ini
mulai ditinggalkan saat ia menulis The General Theory. Dalam Treatise Keynes
menarik perbedaan antara tabungan dan investasi, dengan alasan bahwa di mana
tabungan melebihi investasi, resesi akan terjadi. Jadi, Keynes beralasan bahwa
selama depresi, tindakan terbaik adalah meningkatkan pengeluaran dan mencegah
tabungan. Keynes terutama mengklarifikasi Teori Uangnya dalam dialog yang
menarik dengan ekonom terkenal lainnya saat itu, seperti Friedrich
Hayek dan Dennis Robertson . Keynes menggambarkan jawabannya sebagai
"dalam Jawaban saya kepada Tuan DH Robertson, Diterbitkan dalam Jurnal
Ekonomi untuk September 1931, saya telah berusaha untuk menyatakan kembali
dengan cara yang lebih jelas tentang teori saya sendiri sebenarnya."
Dalam Risalah Keynes, dia tidak setuju bahwa boom dan bust terjadi semata-
mata karena variabel acak ekstrinsik seperti "bintik matahari". Sebaliknya, ia
percaya bahwa peristiwa ekonomi muncul ketika ada perbedaan antara tabungan
dan investasi. Menurut Keynes, ukuran kemakmuran suatu bangsa yang sebenarnya
bukanlah sesuatu yang bernilai fisik seperti emas atau perak, tetapi dari pendapatan
nasional. Baginya, ciri terpenting dari pendapatan nasional adalah konsumsi.
Dalam Risalah Keynes, dia menjelaskan bagaimana resesi bisa terjadi, tetapi
bukan depresi jangka panjang. Dia mampu membahas ini lebih lanjut dalam The
General Theory of Employment, Interest and Money. Dalam Teori Umum-nya,
Keynes menentang teori jungkat-jungkit dan mengatakan bahwa ekonomi lebih
seperti lift yang dapat berhenti di tingkat mana pun. Ini karena begitu ekonomi
mencapai titik terbawah, individu tidak akan memiliki kelebihan pendapatan untuk
ditabung.
Tidak ada tabungan yang menghasilkan tidak ada investasi sehingga
perekonomian tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Tanpa tabungan, tidak
ada tekanan untuk menurunkan suku bunga, sehingga tidak ada insentif bagi bisnis
untuk berinvestasi. Dalam teorinya tentang uang, dia menegaskan bahwa investasi
adalah "roda penggerak ekonomi yang tidak dapat diandalkan", dan ketika tidak ada
investasi baru yang dapat ditemukan, ekonomi akan mulai goyah.
6. Tahun 1936 ia menulis: The General Theory of Employment, Interest, and
Money.
Sebuah buku yang ditulis oleh John Maynard Keynes. Saat buku ditulis,
Keynes merupakan ekonom asal Inggris yang bekerja sebagai dosen di Universitas
Cambridge. Buku ini diterbitkan pada tahun 1937. Dalam buku ini
dikemukakan teori tentang keberadaan pengangguran yang akan selalu ada kapan
saja dalam waktu yang tidak terbatas. Pemikiran Keynes di dalam buku ini
kemudian membentuk keynesianisme yang kemudian menjadi salah satu bagian
dalam sejarah pemikiran ekonomi Barat.
Buku ini ditulis sebagai reaksi terhadap depresi besar-besaran yang terjadi
tahun 30-an yang tidak berhasil dipecahkan dengan metode klasik dan neo klasik.
Karya terbaik Keynes ialah buku yang berjudul the general theory of employment,
interest and money menjadi sebuah teori yang digunakan sebagai pemikiran
ekonomi masa depan. Buku tersebut juga mengukuhkan posisinya sebagai ahli
ekonomi Inggris paling berpengaruh. Posisi John Maynard Keynes dalam jajaran
pemikiran ekonomi masih dianggap aman. Meskipun ide-ide yang awalnya
dianggap sesat, mengancam jantung pemikiran ekonomi klasik, ekonomi keynesian
diterima secara luas pada waktunya.
Keynes pertama kali mengemukakan Teori Keynesian secara resmi pada
tahun 1936 dalam bukunya yang berjudul “The General Theory of Employment,
Interest and Money”. Buku ini mampu menjelaskan penyebab terjadinya depresi
ekonomi besar-besaran yang tidak berhasil dijawab oleh metode klasik dan neo
klasik. Pada intinya, teori Keynes mengatakan bahwa permintaan agregat diukur
sebagai jumlah pengeluaran rumah tangga, bisnis, dan pemerintah merupakan
kekuatan pendorong terpenting dalam ekonomi. Teori ini beranggapan bahwa
konsumsi yang dilakukan oleh seseorang akan menjadi pendapatan untuk orang lain
pada suatu perekonomian yang sama.
Dalam kata lain, apabila seseorang membelanjakan uangnya, ia membantu
meningkatkan pendapatan orang lain. Siklus ini lah yang terus berlanjut dan
menjaga perekonomian berjalan secara normal. Ketika terjadi kemunduran
ekonomi global tahun 1929-an, masyarakat secara alami bereaksi dengan menahan
belanja dan uangnya. Berdasarkan teori Keynes, reaksi tersebut justru
menyebabkan berhentinya siklus perputaran uang sehingga mengakibatkan
lumpuhnya perekonomian.

I. Pemikiran Keynes
John Maynard Keynes seorang ekonomi asal Inggris yang terkenal dengan
model ekonomi modern yang diusungnya. Beliau seorang penganut teori ekonomi
merkantilis, dimana kebanyakan teori yang dikeluarkannya difokuskan pada upaya
pemerintah negara bersangkutan untuk menjaga kestabilan ekonominya. Beliau
merupakan seorang pegawai di Badan Keuangan Inggris yang mencetuskan
beberapa pemikiran mengenai sistem perekonomian modern yang hingga sekarang
karyanya digunakan sebagai pedoman ekonomi dunia internasional. Idenya berawal
pada akhir perang Dunia I, yang diawali dengan ketidak setujuan Keynes terhadap
hukuman yang dijatuhkan oleh Liga Bangsa- Bangsa terhadap Jerman atas segala
kerugian perang yang berujung pada pelunasan seluruh kerugian dan hutang negara
Jerman terhadap negara- negara pemenang Perang Dunia I termasuk Inggris.
Keynes beranggapan bahwa hukuman tersebut akan sulit ditepati dan
dipenuhi oleh Jerman dan justru hal tersebut membuat perekonomian negara-
negara lain runtuh dan Jerman sendiri juga akan sengsara memenuhi hukuman
tersebut. Hal ini kemudian terbukti dengan jatuhnya perekonomian Eropa dan
terjadinya Perang Dunia II. Keynes beranggapan bahwa produksi yang terus
menerus dilakukan Jerman sebagai upaya untuk membayar hutang perang semakin
menyengsarakan industrinya sendiri. Negara juga diperlukan untuk melakukan
upaya investasi sebagi upaya preventif agar ekonominya tidak collapse. Dari sinilah
kemudian Keynes dikenal sebagi ekonom modern yang mengajukan isu investasi
oleh negara.
Sebagai seorang ekonom yang mendasarkan teorinya pada teori merkantilis,
Keynes menekankan segala bentuk upaya pen-stabilan ekonomi negara pada
kebijakan- kebijakan pemerintah. Keynes menyebutkan bahwa pemerintah dalam
rangka untuk menghindari dan menangani krisis yang dapat sewaktu- waktu
menyerang, perlu melakukan suatu bentuk investasi dalam bentuk fasilitas publik.
Namun hal ini tidak selamanya berhasil, karena penambahan nilai investasi
yang tidak diikuti dengan peningkatan kemampuan konsumsi secepat proses
produksi juga akan menimbulkan krisis perekonomian. Sehingga hal ini perlu
diseimbangkan dengan kekuatan ekonomi yang sedang berlangsusng dalam suatu
kurun waktu tertentu. Hubungan antara investasi dan konsumsi ini digambarkan
oleh Keynes dalam suatu siklus model ekonomi yang dimana keduanya berakar dari
pendapatan.
Di lain pihak, Keynes juga mencoba menjelaskan mengenai alur investasi
pemerintah yang kemudian bergerak menuju arah tabungan (saving). Saving dapat
disebut sebagai investasi ketika hal tersebut dikaitkan dengan bunga. Sehingga jika
tabungan mencukupi untuk melakukan investasi, maka bunga akan cenderung turun
dan dapat menghasil suatu bentuk investasi baru yang menguntungkan. Namun jika
tabungan tidak dapat memenuhi syarat investasi, maka bunga akan naik dan
cenderung menarik minat masyarakat untuk menyimpan uangnya.
Di lain hal, Keynes juga berpendapat mengenai pentingnya suatu negara
untuk terlibat dalam organisasi ekonomi dan perdagangan internasional, seperti
International Monetary Fund (IMF) dan World Bank. Hal tersebut bagi Keynes
dianggap menguntungkan negara karena dengan keterlibatan suatu negara dalam
organisasi tersebut dapat membantu secara langsung perekonomian negara yang
bersangkutan jika suatu saat mengalami krisis. Oleh sebab itu, tidak heran bahwa
Keynes juga merupakan salah satu ekonom yang setuju terhadap pembentukan
sistem moneter global, yakni Bretton Woods System. Sistem inilah yang kemudian
membawa perubahan besar bagi kondisi dan sistem perekonomian dunia. Selain itu,
Keynes juga menyarankan akan adanya kebijakan pendapatan (income policies).
Hal tersbut kemudian dihubungkan pada upaya negara untuk mencapai kondisi full
employment. Hal tersebut disebutkan oleh Keynes dapat dilakukan melaui
perubahan status perusahaan swasta menjadi suatu perusahaan atas nama negara.
Disini dapat terlihat bahwa Keynes mendukung penuh otoritas negara dan
pemerintah dalam mengatur ekonomi di negaranya. Perubahan status ini
dimaksudkan agar negara dapat lebih dapat leluasa dalam mengatur kebijakan yang
dikeluarkan perusahaan sehingga dapat menguntungkan rakyat secara keseluruhan.
Melalui hal inilah negara dapat menciptakan full employment. Sama seperti
para ilmuwan lainnya, Keynes juga menuai kritik dari para pemikir ekonomi
lainnya. Hal tersebut terkait dengan pendapat Keynes yang mengatakan bahwa
inflasi sesungguhnya bukan merupakan masalah dalam bagian ekonomi, namun
inflasi lebih cenderung menjadi persoalan dalam bidang politik. Oleh karena
pandangan ini, Keynes tidak terlalu menyoroti persoalan inflasi sebagai suatu hal
yang perlu diatas melaui upaya ekonomi.

J. Tokoh-Tokoh Yang Berperan Dalam Pemikiran Teori Keynes


1. Pemikiran-pemikiran Ekonomi Simon Kuznet (1901-1985)
Simon Kuznets terkenal dalam bidang ekonomi atas studinya tentang
pendapatan nasional dan komponen-komponennya. Ia pernah memenangkan
hadiah Nobel di bidang ekonomi pada tahun 1971 atas usahanya mempelopori
pengukuran dan analisis atas sejarah pertumbuhan pendapatan nasional negara-
negara maju.
Pada awalnya kuznet seorang ahli statistik, yang banyak berkecimpung
dengan pengumpulan dan analisis data. Termasuk pula di dalamnya data ekonomi.
Karena banyak mengumpulkan data-data ekonomi, ia menjadi tertarik dengan
bidang ekonomi. Buku yang ditulis Kuznets yang ada hubungan dengan ekonomi
antara lain : National Income and Its Composition (1941), Economic change (1953),
dan Modern Economic Growth, Rate, Structure and spread (1960). Dalam karyanya
yang pertama, Kuznets banyak menyumbangkan pemikiran tentang hal-hal yang
berhubungan dengan perhitungan pendapatan nasional.
a. Pendapatan nasional
Berkat jasa Kuznets, pengertian-pengertian pokok dalam kerangka teori
Keynes dapat diwujudkan secara kuantitatif-empiris. Hubungan antara pendapatan
nasional, konsumsi, tabungan, pengangguran, inflasi, dan harga-harga dapat dikaji
dan diamati menurut analisis kurun waktu (time series analysis). Dengan analisis
time series, kita dapat menghitung pertumbuhan ekonomi lebih eksak.
Begitu juga dengan analisis kurun waktu, kita tidak hanya dapat mengetahui
apa yang sedang atau sudah terjadi. Kita bahkan bisa meramal, memperkirakan, dan
skaligus mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan terjadi pada masa-
masa yang akan datang.
Manfaat Pendapatan Nasional yaitu;
Dapat mengetahui dan memperbandingkan kegiatan ekonomi dari tahun ke tahun.
Untuk mengukur tinggi rendahnya taraf hidup dan kemakmuran suatu bangsa.
Dapat mengetahui struktur perekonomian suatu negara.
Membandingkan antara neraca pendapatan nasional dengan neraca pembayaran
internasional, sehingga dapat diketahui seberapa besar hubungan luar negeri
terhadap perekonomian nasional.
b. Petumbuhan ekonomi
Menurut Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka
panjang kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis
barang-barang ekonomi bagi para penduduknya. Definisi ini memiliki tiga
komponen utama yaitu: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari
meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang; kedua, teknologi maju
merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat
pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada
penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan
adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang
dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.
c. Pengukuran Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)
Menurut Kuznet PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan
jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu. PDB
dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan
pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran
adalah:
PDB = Konsumsi + Investasi + Pengeluaran Pemerintah + Ekspor - Impor
Di mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi
oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impor
melibatkan sektor luar negeri.
2. Pemikiran-pemikiran Ekonomi Paul Samuelson
Samuelson memperoleh pendidikan ekonomi di Harvard. Disamping
memperdalam ekonomi ia juga sangat mahir dalam ilmu matematika. Jasa
Samuelson sangat terlihat dalam melakukan kodifikasi pemikiran-pemikiran
Keynes, kemudian ia melengkapinya dengan
pemikiran-pemikiran baru yang lebih luas jangkauannya dengan
pendekatan matematika. Buku Samuelson antara lain : Foundation of Economic
Analysis (1947) dan economics (1948). Dalam buku Economics, Samuelson
memperlihatkan bagaimana perdagangan luar negeri dimasukkan dalam kerangka
teori ekonomi makro, mengenai lalulintas perdagangan dan pembayaran
internasional. Atas jasa Samuelson, banyak negara yang terdorong untuk lebih
membuka pasarnya terhadap perekonomian internasional, termasuk Indonesia.
Samuelson memperjelas hubungan antara kebijakan fiskal dengan
keseimbangan dalam lalulintas pembayaran internasional. Hal ini memperllihatkan
peranan foreign trade multiplier (dampak multiplier yang berasal dari perdangan
luar negeri) dan berbagai kemungkinan penyimpangan dari keseimbangan
internasional. Di sini dapat dilihat adanya integrasi mengenai segi ekuilibrium
internasional kedalam kerangka umum teori ekonomi makro.
Sementara itu, dalam buku Foundation of Economic Analysis, ia
memperlihatkan bagaimana hubungan timbal balik saling memperkuat antara faktor
pengganda (multiplier) dengan proses akselerasi (accelerator). Permintaan efektif
masyarakat dipengaruhi oleh autonomous investment investasi yang besarnya
ditentukan oleh perekonomian itu sendiri). Dampak investasi terhadap
perekonomian menjadi berlipat ganda karena adanya multiplier, besarnya angka
pengganda ini sangat ditentukan oleh kecenderungan menkonsumsi masyarakat.
Makin besar kecenderungan mengkonsumsi, makin besar angka pengganda, makin
besar pula dampak investasi terhadap perekonomian. Dampak investasi terhadap
perekonomian menjadi jauh lebih besar karena adanya akselerasi.
Prinsip akselerator secara sederhana adalah perubahan dalam pendapatan
nasional akan menyebabkan terjadinya perubahan dalam jumlah investasi.
Perubahan dalam investasi menyebabkan bertambahnya pendapatan nasional
melalui proses akselerasi, yang bersifat kumulatif. Interaksi antara multiplier dan
accelerator berdampak terhadap pendapatan nasional menjadi semakin berlipat
ganda.
PENUTUP
A. Kesimpulan
John Maynard Keynes seorang ekonomi asal Inggris yang terkenal dengan
model ekonomi modern yang diusungnya. Beliau seorang penganut teori ekonomi
merkantilis, dimana kebanyakan teori yang dikeluarkannya difokuskan pada
upaya pemerintah negara bersangkutan untuk menjaga kestabilan ekonominya.
Karya-karya Keynes sebagai seorang pakar ekonomi yang ulung, ia telah menulis
banyak buku yaitu:
1. Indian Currency and Finance
2. The Economic Consequences of the Peace
3. A Revision of The Treaty
4. A Tract on Monetary Reform.
5. A Treatis on Money
6. The General Theory of Employment, Interest, and Money.
Aliran Keynesian pada masanya menekankan pembahasan tentang teori
fluktuasi ekonomi, menganalisis hal-hal yang dapat menyebabkan perekonomian
menjauh dari posisi keseimbangan sehingga tidak stabil, dan yang lebih penting
adalah apa tindakan dan kebijakan yang dapat dilakukan untuk mencegah gerak
perekonomian yang berfluktuasi tersebut agar menjadi lebih stabil, serta peduli
terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan, inti dari ideologi Keynesianisme adalah untuk mengatasi masalah
krisis ekonomi, pemerintah harus melakukan lebih banyak campur tangan secara
aktif dalam mengendalikan perekonomian nasional.Kegiatan produksi dan
pemilikan faktor-faktor produksi masih dapat dipercayakan kepada swasta, tetapi
pemerintah wajib melakukan kebijakan-kebijakan untuk mempengaruhi
perekonomian.
B. Kritik dan Saran
Kritik dan saran sangat diperlukan bagi penulis dari para pembaca, supaya
dapat meningkatkan baik dari isi, maupun penulisan pada tugas selanjutnya. Dan
semoga tulisan ini juga memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri
umumnya bagi semua pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Deliarnov. (2017). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Fachry, A. (2016). Teori Uang dalam Perspektif Abu Hamid Al Ghazali dan Jhon
Maynard Keynes serta Relevansinya terhadap Sistem Keuangan di
Indonesia.
Faruq , U. A., & Mulyanto, E. (2017). Sejarah Teori-Teori Ekonomi. Tanggerang
Selatan: UNPAM PRESS.
Komalasari, P. (2015). Teori Ekonomi Keynessian. Researchgate.
Sugiyono, A. (2014). Ringkasan Pemikiran Keynessian Baru. Researchgate.
Tohari, Khamim. (2015). Konsep Laba dalam Ekonomi Islam dan
Ekonomi Aliran Keynesian (Komparasi Pemikiran Laba Muhammad Baqir
Ash Shadr dan Jhon Maynard Keynes). Undergraduate (S1) Thesis. IAIN
Kediri

(Faruq & Mulyanto, 2017) (Sugiyono, 2014) (Komalasari, 2015) (Deliarnov,


2017) (Fachry, 2016)

Anda mungkin juga menyukai