DISUSUN OLEH
ANDRYIRAWAN YAKUB
A013231004
Model persaingan klasik yang telah lama menjadi fondasi pemikiran ekonomi laissez-faire,
di mana pasar bebas dianggap mampu mengatur dirinya sendiri menuju keseimbangan optimal,
mulai dipertanyakan keabsahannya terutama setelah terjadinya Depresi Besar yang melanda dunia
pada awal abad ke-20. Kritik terhadap model ini muncul dari berbagai penjuru, termasuk dari dua
ekonom terkemuka, Edward H. Chamberlin dan Joan Robinson, yang secara independen
mengembangkan teori persaingan tidak sempurna.
Teori persaingan tidak sempurna ini menantang pandangan klasik dengan menunjukkan
bahwa pasar tidak selalu efisien dan bahwa perusahaan dapat memiliki kekuatan pasar untuk
mempengaruhi harga dan output. Hal ini berarti bahwa asumsi-asumsi dasar model klasik, seperti
banyak pembeli dan penjual yang tidak memiliki kekuatan pasar, informasi sempurna, dan tidak
adanya hambatan masuk atau keluar dari pasar, seringkali tidak terpenuhi dalam praktiknya.
Dampak dari teori ini cukup signifikan, tidak hanya dalam hal teori ekonomi tetapi juga
dalam kebijakan publik. Teori persaingan tidak sempurna menunjukkan bahwa laissez-faire
mungkin tidak cukup untuk mencapai hasil yang optimal dan bahwa intervensi pemerintah, seperti
kontrol antimonopoli, mungkin diperlukan untuk memperbaiki kegagalan pasar dan membatasi ke
Di tengah ketidakpastian ini, muncul suara-suara yang mendesak adanya jalan tengah, yang
tidak sepenuhnya menolak kapitalisme tetapi juga tidak menerima sosialisme secara penuh.
Mereka mencari solusi yang dapat mempertahankan kebebasan ekonomi sambil menghindari
kegagalan pasar dan ketidakstabilan yang parah. Dalam konteks ini, teori Keynesian muncul
sebagai alternatif yang menjanjikan, menawarkan peran yang lebih besar bagi pemerintah dalam
mengatur ekonomi tanpa mengambil alih sepenuhnya, sehingga menciptakan keseimbangan antara
kebebasan pasar dan intervensi pemerintah. Keynesianisme, dengan fokusnya pada kebijakan
fiskal dan moneter yang aktif, menjadi jawaban bagi banyak ekonom dan pembuat kebijakan yang
mencari cara untuk menyelamatkan kapitalisme dari ancaman radikal yang dihadapinya.
Pendekatan
Situasi yang tampaknya suram ini, muncul seorang ekonom yang tidak hanya memahami
masalah yang dihadapi kapitalisme tetapi juga menawarkan solusi yang akan menyelamatkannya.
John Maynard Keynes, yang bukan seorang sosialis, datang dengan teori yang bertujuan untuk
menyelamatkan kapitalisme, bukan untuk menguburnya. Keynesianisme, yang muncul sebagai
kebijakan jalan tengah, dipandang bukan sebagai ancaman terhadap perusahaan bebas, melainkan
sebagai penyelamatnya. Teori Keynesian berhasil menghentikan teori saingan utamanya,
Marxisme, di negara-negara maju, dan memberikan pandangan baru tentang bagaimana
pemerintah dapat dan harus turut serta dalam mengatur ekonomi untuk mencegah kegagalan pasar
dan depresi ekonomi.
Keynes menolak eksperimen Marx atau komunisme, yang ia anggap sebagai "penghinaan
terhadap kecerdasan kita". Ia mempertahankan nilai-nilai kebebasan individu dan masyarakat
terbuka yang liberal, yang sangat berarti baginya. Dengan teori ekonominya, Keynes menawarkan
sebuah pendekatan yang lebih pragmatis dan fleksibel, yang mengakui peran aktif pemerintah
dalam mengatur ekonomi, terutama melalui kebijakan fisk
Keynesianisme dianggap sebagai obat bagi keputusasaan yang disebabkan oleh kondisi
ekonomi saat itu. Teori ini tidak bertujuan untuk menggulingkan sistem kapitalis, melainkan untuk
menyelamatkannya dari kegagalan yang tampaknya tidak dapat dihindari. Pendekatan Keynesian
menawarkan cara baru dalam memahami ekonomi makro dan peran pemerintah dalam mengatur
siklus ekonomi, yang berbeda dari pandangan laissez-faire yang sebelumnya mendominasi
pemikiran ekonomi.
Keynes, yang teorinya muncul sebagai obat bagi keputusasaan yang disebabkan oleh
Depresi Besar, secara tidak langsung mendorong konsumsi berlebih, pembiayaan utang, dan
perpajakan progresif, yang semuanya bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi klasik seperti
tabungan, anggaran berimbang, dan pajak rendah. Kritikus menunjukkan bahwa meskipun
Keynesianisme berhasil menghentikan teori saingan utamanya, Marxisme, di negara-negara maju,
pendekatan ini juga membuka pintu bagi kebijakan ekonomi yang kurang berkelanjutan dalam
jangka panjang.
Keynes dikenal memiliki kepribadian yang cerdas dan terkadang kasar, dengan ciri khas
"matanya yang liar" dan "pikirannya yang melompat-lompat". Dia juga terpilih menjadi anggota
Para Rasul, sebuah perkumpulan rahasia eksklusif di Cambridge, yang menunjukkan statusnya
sebagai pemikir elit. Keanggotaan dalam kelompok ini, yang juga termasuk tokoh-tokoh
terkemuka seperti Alfred Lord Tennyson dan Bertrand Russell, menegaskan posisi Keynes dalam
lingkaran intelektual teratas di Inggris.
Pendidikan dan lingkungan sosial Keynes memberinya perspektif yang unik dan
memungkinkannya untuk mengembangkan teori ekonomi yang revolusioner. Meskipun hanya
mengambil satu kursus dari Alfred Marshall, Keynes dengan cepat memperoleh keterampilan
untuk mengajarkan ekonomi dan menjadi pengaruh besar dalam bidang tersebut. Karya-karyanya,
terutama "The Economic Consequences of the Peace" (1920), menunjukkan kemampuannya untuk
menganalisis dan mengkritik kebijakan ekonomi dan politik
Keynes diketahui memiliki hubungan homoseksual selama masa muda dan awal
dewasanya, yang merupakan bagian dari identitasnya yang ia jalani dalam lingkaran sosial
tertentu. Para Rasul, sebuah perkumpulan rahasia di Cambridge yang menjadi bagian dari
kehidupan Keynes, mengembangkan pandangan yang menentang moralitas Victoria dan nilai-nilai
borjuis, bahkan menganggap homoseksualitas sebagai sesuatu yang secara moral lebih unggul.
Meskipun orientasi seksual Keynes pada awalnya ditutup-tutupi oleh penulis biografi
resminya, Roy Harrod, karena kekhawatiran akan dampaknya terhadap reputasi Keynes, sejarah
yang lebih baru telah mengungkapkan lebih banyak tentang kehidupan pribadi Keynes. Robert
Skidelsky, salah satu biografer Keynes, mengakui bahwa ambivalensi seksual Keynes berperan
dalam mempertajam visinya sebagai ekonom.
Perubahan dalam kehidupan pribadi Keynes terjadi setelah ia menikahi Lydia Lopokova
pada tahun 1925. Meskipun pernikahan mereka mengejutkan banyak teman-temannya dari
Bloomsbury yang homoseksual, surat-surat pribadi antara Keynes dan Lydia menunjukkan bahwa
hubungan mereka jauh dari platonis.
Buku ini dengan cepat menjadi buku terlaris, menandai Keynes sebagai penulis yang
berpengaruh dan mengubah pandangan publik terhadap reparasi perang dan kebijakan ekonomi
pasca-perang. Dalam karyanya, Keynes mengkritik Sekutu karena menerapkan reparasi yang tidak
praktis dan tidak realistis terhadap Jerman, yang menurutnya akan membawa dampak negatif bagi
stabilitas keuangan Eropa. Dia memperingatkan bahwa utang perang yang besar merupakan
ancaman terhadap stabilitas keuangan dan meramalkan bahwa Jerman mungkin akan mencari jalan
keluar dengan cara yang merusak nilai mata uangnya.
Keynes menulis dengan prosa yang tajam dan mengungkapkan ciri-ciri pribadi yang khas
dari para pemimpin Sekutu, menunjukkan kecerdasan dan kemampuan analitisnya yang luar biasa.
Buku ini tidak hanya memperkuat reputasi Keynes sebagai ekonom tetapi juga sebagai komentator
sosial dan politik yang tajam.
Kesuksesan "The Economic Consequences of the Peace" membuktikan bahwa Keynes
bukan hanya seorang teoretikus tetapi juga seorang komunikator yang efektif, yang mampu
menyampaikan ide-ide kompleks kepada khalayak luas. Buku ini menjadi salah satu karya paling
berpengaruh dalam sejarah pemikiran ekonomi dan tetap relevan sebagai kritik terhad
Latar Belakang
John Maynard Keynes, ekonom terkemuka abad ke-20, menghadapi tantangan
kapitalisme yang muncul dari Depresi Besar dengan mengembangkan teori ekonomi
Keynesian. Teorinya menolak sosialisme dan menekankan peran intervensi
pemerintah melalui kebijakan fiskal untuk memulihkan perekonomian. Meskipun
teori Keynesian mendukung intervensi negara dan konsumsi, ia juga mengkritik
kapitalisme ortodoks dan laissez-faire, serta menawarkan pandangan baru tentang
pengelolaan ekonomi yang lebih aktif oleh pemerintah. Keynes menulis buku-buku
yang berpengaruh, termasuk "Teori Umum Ketenagakerjaan, Bunga, dan Uang," dan
membuat prediksi ekonomi yang penting, meskipun tidak selalu akurat.
Pemikirannya yang inovatif dan terkadang kontroversial tetap berpengaruh dalam
dunia akademis dan kebijakan publik.
Masalah yang Masalah yang dikemukakan berkaitan dengan konsekuensi dari ajaran teoritis John
dikemukakan Maynard Keynes yang menciptakan lingkungan pascaperang yang mendukung
intervensi negara, negara kesejahteraan, dan kepercayaan yang tak terbatas pada
pemerintahan besar. Teori Keynes mendorong konsumsi berlebih, pembiayaan
utang, dan perpajakan progresif, yang dikritik karena berlawanan dengan prinsip
tabungan, anggaran berimbang, dan pajak rendah. Selain itu, terdapat kritik dari
kaum Marxis yang menilai ekonomi Keynesian sebagai pembelaan terhadap
"perbudakan upahan" dan "kebijakan imperialisme". Jurnal tersebut juga menyoroti
bagaimana Keynes salah membaca waktu dan gagal mengantisipasi kehancuran
pasar pada tahun 1929, yang mengakibatkan kerugian besar pada portofolionya.
Terlepas dari kegagalan tersebut, Keynes tetap berhasil membangun kembali
kekayaannya dan meninggal dengan status finansial yang sangat kuat.
Analisis Dalam jurnal yang membahas karya dan teori John Maynard Keynes biasanya
melibatkan analisis mendalam terhadap tulisan-tulisannya, termasuk buku-buku
terkenal dan esai-esainya. Peneliti sering menggunakan pendekatan kualitatif untuk
memahami konteks sejarah dan ekonomi tempat Keynes mengembangkan ide-
idenya. Ini termasuk penelaahan literatur ekonomi klasik dan kontemporer, serta
dokumen sejarah yang relevan untuk memahami pengaruh sosial, politik, dan
ekonomi pada pemikirannya. Peneliti juga mungkin membandingkan prediksi Keynes
dengan hasil historis dan ekonomi aktual untuk menilai keakuratan dan relevansi
teorinya. Selain itu, analisis biografis sering digunakan untuk mengeksplorasi
bagaimana latar belakang pribadi dan pengalaman Keynes mempengaruhi
pandangannya terhadap ekonomi dan kebijakan publik. Pendekatan interdisipliner
ini membantu memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang kontribusi
Keynes terhadap ekonomi dan dampak jangka panjangnya pada teori dan praktik
ekonomi.
Hasil Hasil yang dijelaskan dalam jurnal menunjukkan bahwa John Maynard Keynes
memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi dengan teori Keynesian-nya,
yang menawarkan solusi inovatif untuk mengatasi Depresi Besar. Teorinya
menekankan pentingnya intervensi pemerintah dan kebijakan fiskal dalam
memulihkan perekonomian, serta mengkritik kapitalisme ortodoks dan laissez-faire.
Meskipun teori Keynesian mendorong konsumsi dan intervensi negara, ia juga
menghadapi kritik karena mendorong konsumsi berlebih dan mengabaikan
pentingnya tabungan. Keynes berhasil memprediksi dampak negatif dari kebijakan
deflasi di Inggris pada tahun 1925, namun gagal memprediksi kehancuran pasar
saham. Meski mengalami kegagalan dalam prediksi, ia tetap memperoleh kekayaan
melalui investasi dan terus mempengaruhi pemikiran ekonomi dengan "Teori Umum
Ketenagakerjaan, Bunga, dan Uang." Teori Keynesian tetap relevan, menyoroti
pentingnya permintaan efektif dan menawarkan solusi untuk resesi melalui
pengeluaran pemerintah dan sosialisasi investasi.
Kelebihan Analisis komprehensif terhadap dampak teori Keynesian dalam menghadapi
tantangan ekonomi besar seperti Depresi Besar. Penelitian ini menyoroti bagaimana
Keynes menolak sosialisme dan kapitalisme ortodoks, mengusulkan intervensi
pemerintah yang inovatif melalui kebijakan fiskal untuk memulihkan perekonomian.
Dengan mengeksplorasi prediksi Keynes yang akurat mengenai kebijakan deflasi di
Inggris dan kegagalannya dalam memprediksi kehancuran pasar saham, penelitian
ini memberikan wawasan tentang bagaimana keberhasilan dan kegagalan tersebut
mempengaruhi pengembangan teori ekonominya. Selain itu, penelitian ini mengakui
kontribusi Keynes dalam mengubah pandangan tentang pengelolaan ekonomi dan
menawarkan solusi untuk resesi melalui pengeluaran pemerintah dan sosialisasi
investasi, menunjukkan relevansi teorinya dalam konteks ekonomi modern.
Kekurangan Fokus yang terbatas pada aspek-aspek tertentu dari teori Keynesian, tanpa
mempertimbangkan secara penuh konteks ekonomi dan politik yang lebih luas yang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh teori tersebut. Penelitian mungkin juga kurang
dalam mengkritik atau mengevaluasi secara mendalam dampak jangka panjang dari
kebijakan Keynesian, seperti potensi efek inflasi dari pengeluaran pemerintah yang
berlebihan atau masalah utang nasional yang meningkat. Selain itu, penelitian
mungkin tidak cukup mengakui pandangan alternatif atau teori ekonomi yang
menentang Keynesianisme, yang bisa memberikan perspektif yang lebih seimbang
terhadap keberhasilan dan kegagalan teori Keynes dalam praktik ekonomi modern..