Anda di halaman 1dari 11

John Maynard Keynes

Kapitalisme Menghadapi Tantangan Terbesarnya

DISUSUN OLEH

ANDRYIRAWAN YAKUB

A013231004

PROGRAM DOKTOR ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
Apakah Model Persaingan Klasik Tidak Sempurna?

Model persaingan klasik yang telah lama menjadi fondasi pemikiran ekonomi laissez-faire,
di mana pasar bebas dianggap mampu mengatur dirinya sendiri menuju keseimbangan optimal,
mulai dipertanyakan keabsahannya terutama setelah terjadinya Depresi Besar yang melanda dunia
pada awal abad ke-20. Kritik terhadap model ini muncul dari berbagai penjuru, termasuk dari dua
ekonom terkemuka, Edward H. Chamberlin dan Joan Robinson, yang secara independen
mengembangkan teori persaingan tidak sempurna.

Chamberlin, melalui bukunya "The Theory of Monopolistic Competition" yang diterbitkan


oleh Harvard University Press pada tahun 1933, dan Robinson, dengan "Economics of Imperfect
Competition" yang diterbitkan oleh Cambridge University Press, memperkenalkan gagasan bahwa
pasar sebenarnya jarang beroperasi dalam kondisi persaingan murni atau monopoli murni.
Sebaliknya, kebanyakan pasar berada dalam kondisi yang tidak sempurna, di mana berbagai
tingkat kekuatan monopoli berperan.

Teori persaingan tidak sempurna ini menantang pandangan klasik dengan menunjukkan
bahwa pasar tidak selalu efisien dan bahwa perusahaan dapat memiliki kekuatan pasar untuk
mempengaruhi harga dan output. Hal ini berarti bahwa asumsi-asumsi dasar model klasik, seperti
banyak pembeli dan penjual yang tidak memiliki kekuatan pasar, informasi sempurna, dan tidak
adanya hambatan masuk atau keluar dari pasar, seringkali tidak terpenuhi dalam praktiknya.

Dampak dari teori ini cukup signifikan, tidak hanya dalam hal teori ekonomi tetapi juga
dalam kebijakan publik. Teori persaingan tidak sempurna menunjukkan bahwa laissez-faire
mungkin tidak cukup untuk mencapai hasil yang optimal dan bahwa intervensi pemerintah, seperti
kontrol antimonopoli, mungkin diperlukan untuk memperbaiki kegagalan pasar dan membatasi ke

Ancaman Radikal terhadap Kapitalisme


Dalam menghadapi Ancaman Radikal terhadap Kapitalisme, kita melihat bagaimana
sistem yang telah lama berdiri di bawah prinsip-prinsip laissez-faire dan kebebasan pasar mulai
digoyahkan oleh ideologi yang berseberangan. Pada tahun 1930-an, Marxisme menemukan
popularitasnya di kalangan akademis dan intelektual, terutama di kampus-kampus, yang
menawarkan kritik tajam terhadap kapitalisme dan mengusulkan alternatif radikal dalam bentuk
sosialisme skala penuh.
Ketidakstabilan sistem kapitalis yang terlihat selama Depresi Besar menimbulkan
pertanyaan serius tentang keberlanjutan dan keadilan dari sistem tersebut. Di satu sisi, ada yang
berpendapat bahwa hanya sosialisme penuh dengan nasionalisasi dan perencanaan terpusat yang
dapat menggantikan sistem kapitalis yang gagal ini. Namun, pandangan ini dianggap oleh banyak
orang sebagai ancaman terhadap fondasi peradaban Barat dan kebebasan ekonomi.

Di tengah ketidakpastian ini, muncul suara-suara yang mendesak adanya jalan tengah, yang
tidak sepenuhnya menolak kapitalisme tetapi juga tidak menerima sosialisme secara penuh.
Mereka mencari solusi yang dapat mempertahankan kebebasan ekonomi sambil menghindari
kegagalan pasar dan ketidakstabilan yang parah. Dalam konteks ini, teori Keynesian muncul
sebagai alternatif yang menjanjikan, menawarkan peran yang lebih besar bagi pemerintah dalam
mengatur ekonomi tanpa mengambil alih sepenuhnya, sehingga menciptakan keseimbangan antara
kebebasan pasar dan intervensi pemerintah. Keynesianisme, dengan fokusnya pada kebijakan
fiskal dan moneter yang aktif, menjadi jawaban bagi banyak ekonom dan pembuat kebijakan yang
mencari cara untuk menyelamatkan kapitalisme dari ancaman radikal yang dihadapinya.
Pendekatan

Siapa yang Akan Menyelamatkan Kapitalisme?


Menghadapi tantangan terbesar yang pernah dihadapi kapitalisme, pertanyaan "Siapa yang
Akan Menyelamatkan Kapitalisme?" menjadi sangat relevan. Depresi Besar pada tahun 1930-an
telah mengguncang fondasi sistem kapitalis yang didirikan oleh Adam Smith dan disempurnakan
oleh para ekonom klasik seperti Marshall, Fisher, dan sekolah Austria. Keutamaan klasik seperti
penghematan, anggaran berimbang, pajak rendah, standar emas, dan hukum Say mengalami
serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan rumah yang dibangun oleh Smith terancam
runtuh.

Situasi yang tampaknya suram ini, muncul seorang ekonom yang tidak hanya memahami
masalah yang dihadapi kapitalisme tetapi juga menawarkan solusi yang akan menyelamatkannya.
John Maynard Keynes, yang bukan seorang sosialis, datang dengan teori yang bertujuan untuk
menyelamatkan kapitalisme, bukan untuk menguburnya. Keynesianisme, yang muncul sebagai
kebijakan jalan tengah, dipandang bukan sebagai ancaman terhadap perusahaan bebas, melainkan
sebagai penyelamatnya. Teori Keynesian berhasil menghentikan teori saingan utamanya,
Marxisme, di negara-negara maju, dan memberikan pandangan baru tentang bagaimana
pemerintah dapat dan harus turut serta dalam mengatur ekonomi untuk mencegah kegagalan pasar
dan depresi ekonomi.

Keynes menolak eksperimen Marx atau komunisme, yang ia anggap sebagai "penghinaan
terhadap kecerdasan kita". Ia mempertahankan nilai-nilai kebebasan individu dan masyarakat
terbuka yang liberal, yang sangat berarti baginya. Dengan teori ekonominya, Keynes menawarkan
sebuah pendekatan yang lebih pragmatis dan fleksibel, yang mengakui peran aktif pemerintah
dalam mengatur ekonomi, terutama melalui kebijakan fisk

“Seperti Kilatan Cahaya di Malam yang Gelap”


Dalam konteks sejarah ekonomi, bagian "Seperti Kilatan Cahaya di Malam yang Gelap"
merujuk pada munculnya teori Keynesian sebagai respons terhadap krisis ekonomi yang parah dan
sebagai alternatif terhadap teori ekonomi klasik yang tidak mampu menjelaskan atau mengatasi
Depresi Besar. Revolusi Keynesian, yang dipelopori oleh John Maynard Keynes, terjadi dengan
cepat dan mendapat dukungan luas, terutama dari generasi muda ekonom yang mencari solusi baru
untuk masalah ekonomi yang mendesak.

Keynesianisme dianggap sebagai obat bagi keputusasaan yang disebabkan oleh kondisi
ekonomi saat itu. Teori ini tidak bertujuan untuk menggulingkan sistem kapitalis, melainkan untuk
menyelamatkannya dari kegagalan yang tampaknya tidak dapat dihindari. Pendekatan Keynesian
menawarkan cara baru dalam memahami ekonomi makro dan peran pemerintah dalam mengatur
siklus ekonomi, yang berbeda dari pandangan laissez-faire yang sebelumnya mendominasi
pemikiran ekonomi.

John Kenneth Galbraith, seorang ekonom terkemuka, menggambarkan bagaimana


Keynesianisme diterima sebagai solusi yang menjanjikan dan bagaimana ilmu ekonomi lama
masih diajarkan di siang hari, sementara di malam hari, banyak yang mempelajari dan menganut
ide-ide Keynes. Ini menunjukkan adanya pergeseran paradigma yang signifikan di kalangan
ekonom dan pembuat kebijakan, yang mulai melihat intervensi pemerintah dalam ekonomi sebagai
alat yang diperlukan untuk mencegah kegagalan pasar dan memulihkan stabilitas ekonomi.
Sisi Gelap Keynes
Kita dihadapkan pada paradoks yang menarik dalam warisan ekonomi John Maynard
Keynes. Meskipun Keynes dikenal sebagai penyelamat kapitalisme selama masa-masa sulit, teori
ekonominya juga telah dikritik karena menciptakan fondasi bagi intervensi negara yang
berlebihan, negara kesejahteraan, dan kepercayaan yang tak terbatas pada pemerintahan besar.

Keynes, yang teorinya muncul sebagai obat bagi keputusasaan yang disebabkan oleh
Depresi Besar, secara tidak langsung mendorong konsumsi berlebih, pembiayaan utang, dan
perpajakan progresif, yang semuanya bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi klasik seperti
tabungan, anggaran berimbang, dan pajak rendah. Kritikus menunjukkan bahwa meskipun
Keynesianisme berhasil menghentikan teori saingan utamanya, Marxisme, di negara-negara maju,
pendekatan ini juga membuka pintu bagi kebijakan ekonomi yang kurang berkelanjutan dalam
jangka panjang.

Pendekatan Keynesian, yang memisahkan ekonomi menjadi "ekonomi makro," telah


mengubah cara kita memandang dan mengelola ekonomi nasional. Namun, sisi gelap dari teori
Keynesian ini adalah bahwa ia mungkin telah meletakkan dasar bagi beberapa masalah ekonomi
yang kita hadapi saat ini, termasuk hutang nasional yang meningkat dan tantangan dalam
mengelola defisit anggaran.

Secara keseluruhan, sementara Keynesianisme telah memberikan kontribusi signifikan


terhadap pemikiran ekonomi dan kebijakan publik, penting untuk mengakui bahwa ada aspek-
aspek dari teori Keynes yang telah menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan dan
menantang prinsip-prinsip ekonomi yang lebih konservatif.

Secara keseluruhan, "Seperti Kilatan Cahaya di Malam yang Gelap" menggambarkan


bagaimana teori Keynesian menerangi jalur keluar dari kegelapan Depresi Besar dan memberikan
harapan baru bagi kelangsungan kapitalisme dengan cara yang lebih

KeynesLahir di Tengah Elit Penguasa Inggris


Gambaran tentang latar belakang sosial dan intelektual John Maynard Keynes yang unik
dan berpengaruh. Keynes, lahir pada tahun 1883, merupakan produk dari elit intelektual Inggris,
yang pendidikannya dimulai di Eton dan dilanjutkan di Universitas Cambridge.
Sebagai anak dari John Neville Keynes, seorang profesor ekonomi di Universitas
Cambridge, dan Florence Ada Keynes, walikota wanita pertama Cambridge, Keynes tumbuh
dalam lingkungan yang sangat mendukung perkembangan intelektual. Ayahnya, yang merupakan
teman dari ekonom terkemuka Alfred Marshall, dan ibunya, yang memiliki peran penting dalam
masyarakat, memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan pandangan Keynes.

Keynes dikenal memiliki kepribadian yang cerdas dan terkadang kasar, dengan ciri khas
"matanya yang liar" dan "pikirannya yang melompat-lompat". Dia juga terpilih menjadi anggota
Para Rasul, sebuah perkumpulan rahasia eksklusif di Cambridge, yang menunjukkan statusnya
sebagai pemikir elit. Keanggotaan dalam kelompok ini, yang juga termasuk tokoh-tokoh
terkemuka seperti Alfred Lord Tennyson dan Bertrand Russell, menegaskan posisi Keynes dalam
lingkaran intelektual teratas di Inggris.

Pendidikan dan lingkungan sosial Keynes memberinya perspektif yang unik dan
memungkinkannya untuk mengembangkan teori ekonomi yang revolusioner. Meskipun hanya
mengambil satu kursus dari Alfred Marshall, Keynes dengan cepat memperoleh keterampilan
untuk mengajarkan ekonomi dan menjadi pengaruh besar dalam bidang tersebut. Karya-karyanya,
terutama "The Economic Consequences of the Peace" (1920), menunjukkan kemampuannya untuk
menganalisis dan mengkritik kebijakan ekonomi dan politik

Kebenaran TentangHomoseksualitas Keynes


Aspek pribadi dari kehidupan John Maynard Keynes yang kurang dikenal oleh publik.
Keynes, yang merupakan tokoh sentral dalam ekonomi abad ke-20, memiliki kehidupan pribadi
yang kompleks dan beragam, termasuk orientasi seksualnya yang telah menjadi subjek diskusi di
antara para biografer dan sejarawan.

Keynes diketahui memiliki hubungan homoseksual selama masa muda dan awal
dewasanya, yang merupakan bagian dari identitasnya yang ia jalani dalam lingkaran sosial
tertentu. Para Rasul, sebuah perkumpulan rahasia di Cambridge yang menjadi bagian dari
kehidupan Keynes, mengembangkan pandangan yang menentang moralitas Victoria dan nilai-nilai
borjuis, bahkan menganggap homoseksualitas sebagai sesuatu yang secara moral lebih unggul.

Meskipun orientasi seksual Keynes pada awalnya ditutup-tutupi oleh penulis biografi
resminya, Roy Harrod, karena kekhawatiran akan dampaknya terhadap reputasi Keynes, sejarah
yang lebih baru telah mengungkapkan lebih banyak tentang kehidupan pribadi Keynes. Robert
Skidelsky, salah satu biografer Keynes, mengakui bahwa ambivalensi seksual Keynes berperan
dalam mempertajam visinya sebagai ekonom.

Perubahan dalam kehidupan pribadi Keynes terjadi setelah ia menikahi Lydia Lopokova
pada tahun 1925. Meskipun pernikahan mereka mengejutkan banyak teman-temannya dari
Bloomsbury yang homoseksual, surat-surat pribadi antara Keynes dan Lydia menunjukkan bahwa
hubungan mereka jauh dari platonis.

Secara keseluruhan, kehidupan pribadi Keynes, termasuk orientasi seksualnya,


memberikan konteks yang lebih dalam untuk memahami pribadi di balik teori ekonomi yang
revolusioner. Meskipun aspek ini dari

Keynes Menulis Buku Terlaris


Salah satu pencapaian terbesar John Maynard Keynes dalam karirnya sebagai ekonom dan
penulis. Setelah Perang Dunia I, Keynes, yang saat itu menjabat sebagai pejabat senior
Departemen Keuangan di delegasi Inggris pada Konferensi Perdamaian Versailles, merasa frustrasi
dengan proses negosiasi yang berlangsung. Kekecewaannya ini mendorongnya untuk
mengundurkan diri dari posisinya dan menulis "The Economic Consequences of the Peace" pada
tahun 1920.

Buku ini dengan cepat menjadi buku terlaris, menandai Keynes sebagai penulis yang
berpengaruh dan mengubah pandangan publik terhadap reparasi perang dan kebijakan ekonomi
pasca-perang. Dalam karyanya, Keynes mengkritik Sekutu karena menerapkan reparasi yang tidak
praktis dan tidak realistis terhadap Jerman, yang menurutnya akan membawa dampak negatif bagi
stabilitas keuangan Eropa. Dia memperingatkan bahwa utang perang yang besar merupakan
ancaman terhadap stabilitas keuangan dan meramalkan bahwa Jerman mungkin akan mencari jalan
keluar dengan cara yang merusak nilai mata uangnya.

Keynes menulis dengan prosa yang tajam dan mengungkapkan ciri-ciri pribadi yang khas
dari para pemimpin Sekutu, menunjukkan kecerdasan dan kemampuan analitisnya yang luar biasa.
Buku ini tidak hanya memperkuat reputasi Keynes sebagai ekonom tetapi juga sebagai komentator
sosial dan politik yang tajam.
Kesuksesan "The Economic Consequences of the Peace" membuktikan bahwa Keynes
bukan hanya seorang teoretikus tetapi juga seorang komunikator yang efektif, yang mampu
menyampaikan ide-ide kompleks kepada khalayak luas. Buku ini menjadi salah satu karya paling
berpengaruh dalam sejarah pemikiran ekonomi dan tetap relevan sebagai kritik terhad

KeynesMembuat Prediksi Cemerlang Lainnya pada tahun 1925


Kecerdasan analitis John Maynard Keynes dalam merespons kebijakan ekonomi yang
diambil oleh pemerintah Inggris pada masa itu. Pada tahun 1925, Inggris, di bawah arahan Menteri
Keuangan Winston Churchill, memutuskan untuk kembali ke standar emas dengan nilai tukar yang
sama seperti sebelum perang, yaitu $4,86. Keynes, dengan pandangan yang kritis, menentang
kebijakan ini dan memprediksi bahwa kebijakan deflasi yang diakibatkan oleh nilai tukar yang
terlalu tinggi akan memaksa Inggris untuk mengurangi upah riil dan akan menghambat
pertumbuhan ekonomi.

Dalam bukunya "The Economic Consequences of Mr. Churchill," Keynes menguraikan


argumen-argumennya terhadap kebijakan tersebut, menunjukkan bahwa kebijakan deflasi tidak
hanya akan menyebabkan kesulitan ekonomi tetapi juga akan memperburuk kondisi keuangan
negara. Prediksi Keynes terbukti benar ketika Inggris mengalami kelesuan ekonomi yang semakin
parah menjelang Depresi Besar.

Kemampuan Keynes untuk memprediksi konsekuensi ekonomi dari kebijakan-kebijakan


pemerintah menunjukkan keahliannya dalam memahami dinamika ekonomi dan dampak
kebijakan moneter. Meskipun prediksinya pada akhir tahun 1920-an tidak selalu akurat, seperti
ketika ia bergabung dengan Irving Fisher dalam menolak standar emas dan memuji stabilisasi dolar
AS oleh Federal Reserve, kejadian pada tahun 1925 menegaskan reputasinya sebagai seorang
ekonom yang visioner.
NAMA : ANDRYIRAWAN YAKUB
NIM : A013231004
PRODI : S3 ILMU EKONOMI
TUGAS : REVIEW JURNAL
MK : FILSAFAT ILMU EKONOMI
DOSEN : Drs. MUHAMMAD YUSRI ZAMHURI, MA.,Ph.d
PROGRAM STUDI : S3-ILMU EKONOMI

Judul Kapitalisme Menghadapi Tantangan Terbesarnya


Reviewer Andryirawan Yakub (Mahasiswa Prodi S3 Ilmu Ekonomi)

Latar Belakang
John Maynard Keynes, ekonom terkemuka abad ke-20, menghadapi tantangan
kapitalisme yang muncul dari Depresi Besar dengan mengembangkan teori ekonomi
Keynesian. Teorinya menolak sosialisme dan menekankan peran intervensi
pemerintah melalui kebijakan fiskal untuk memulihkan perekonomian. Meskipun
teori Keynesian mendukung intervensi negara dan konsumsi, ia juga mengkritik
kapitalisme ortodoks dan laissez-faire, serta menawarkan pandangan baru tentang
pengelolaan ekonomi yang lebih aktif oleh pemerintah. Keynes menulis buku-buku
yang berpengaruh, termasuk "Teori Umum Ketenagakerjaan, Bunga, dan Uang," dan
membuat prediksi ekonomi yang penting, meskipun tidak selalu akurat.
Pemikirannya yang inovatif dan terkadang kontroversial tetap berpengaruh dalam
dunia akademis dan kebijakan publik.
Masalah yang Masalah yang dikemukakan berkaitan dengan konsekuensi dari ajaran teoritis John
dikemukakan Maynard Keynes yang menciptakan lingkungan pascaperang yang mendukung
intervensi negara, negara kesejahteraan, dan kepercayaan yang tak terbatas pada
pemerintahan besar. Teori Keynes mendorong konsumsi berlebih, pembiayaan
utang, dan perpajakan progresif, yang dikritik karena berlawanan dengan prinsip
tabungan, anggaran berimbang, dan pajak rendah. Selain itu, terdapat kritik dari
kaum Marxis yang menilai ekonomi Keynesian sebagai pembelaan terhadap
"perbudakan upahan" dan "kebijakan imperialisme". Jurnal tersebut juga menyoroti
bagaimana Keynes salah membaca waktu dan gagal mengantisipasi kehancuran
pasar pada tahun 1929, yang mengakibatkan kerugian besar pada portofolionya.
Terlepas dari kegagalan tersebut, Keynes tetap berhasil membangun kembali
kekayaannya dan meninggal dengan status finansial yang sangat kuat.
Analisis Dalam jurnal yang membahas karya dan teori John Maynard Keynes biasanya
melibatkan analisis mendalam terhadap tulisan-tulisannya, termasuk buku-buku
terkenal dan esai-esainya. Peneliti sering menggunakan pendekatan kualitatif untuk
memahami konteks sejarah dan ekonomi tempat Keynes mengembangkan ide-
idenya. Ini termasuk penelaahan literatur ekonomi klasik dan kontemporer, serta
dokumen sejarah yang relevan untuk memahami pengaruh sosial, politik, dan
ekonomi pada pemikirannya. Peneliti juga mungkin membandingkan prediksi Keynes
dengan hasil historis dan ekonomi aktual untuk menilai keakuratan dan relevansi
teorinya. Selain itu, analisis biografis sering digunakan untuk mengeksplorasi
bagaimana latar belakang pribadi dan pengalaman Keynes mempengaruhi
pandangannya terhadap ekonomi dan kebijakan publik. Pendekatan interdisipliner
ini membantu memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang kontribusi
Keynes terhadap ekonomi dan dampak jangka panjangnya pada teori dan praktik
ekonomi.
Hasil Hasil yang dijelaskan dalam jurnal menunjukkan bahwa John Maynard Keynes
memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi dengan teori Keynesian-nya,
yang menawarkan solusi inovatif untuk mengatasi Depresi Besar. Teorinya
menekankan pentingnya intervensi pemerintah dan kebijakan fiskal dalam
memulihkan perekonomian, serta mengkritik kapitalisme ortodoks dan laissez-faire.
Meskipun teori Keynesian mendorong konsumsi dan intervensi negara, ia juga
menghadapi kritik karena mendorong konsumsi berlebih dan mengabaikan
pentingnya tabungan. Keynes berhasil memprediksi dampak negatif dari kebijakan
deflasi di Inggris pada tahun 1925, namun gagal memprediksi kehancuran pasar
saham. Meski mengalami kegagalan dalam prediksi, ia tetap memperoleh kekayaan
melalui investasi dan terus mempengaruhi pemikiran ekonomi dengan "Teori Umum
Ketenagakerjaan, Bunga, dan Uang." Teori Keynesian tetap relevan, menyoroti
pentingnya permintaan efektif dan menawarkan solusi untuk resesi melalui
pengeluaran pemerintah dan sosialisasi investasi.
Kelebihan Analisis komprehensif terhadap dampak teori Keynesian dalam menghadapi
tantangan ekonomi besar seperti Depresi Besar. Penelitian ini menyoroti bagaimana
Keynes menolak sosialisme dan kapitalisme ortodoks, mengusulkan intervensi
pemerintah yang inovatif melalui kebijakan fiskal untuk memulihkan perekonomian.
Dengan mengeksplorasi prediksi Keynes yang akurat mengenai kebijakan deflasi di
Inggris dan kegagalannya dalam memprediksi kehancuran pasar saham, penelitian
ini memberikan wawasan tentang bagaimana keberhasilan dan kegagalan tersebut
mempengaruhi pengembangan teori ekonominya. Selain itu, penelitian ini mengakui
kontribusi Keynes dalam mengubah pandangan tentang pengelolaan ekonomi dan
menawarkan solusi untuk resesi melalui pengeluaran pemerintah dan sosialisasi
investasi, menunjukkan relevansi teorinya dalam konteks ekonomi modern.
Kekurangan Fokus yang terbatas pada aspek-aspek tertentu dari teori Keynesian, tanpa
mempertimbangkan secara penuh konteks ekonomi dan politik yang lebih luas yang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh teori tersebut. Penelitian mungkin juga kurang
dalam mengkritik atau mengevaluasi secara mendalam dampak jangka panjang dari
kebijakan Keynesian, seperti potensi efek inflasi dari pengeluaran pemerintah yang
berlebihan atau masalah utang nasional yang meningkat. Selain itu, penelitian
mungkin tidak cukup mengakui pandangan alternatif atau teori ekonomi yang
menentang Keynesianisme, yang bisa memberikan perspektif yang lebih seimbang
terhadap keberhasilan dan kegagalan teori Keynes dalam praktik ekonomi modern..

Anda mungkin juga menyukai