NIM: A013231001
Pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang selalu dihadapi setiap
negara. Jika berbicara tentang masalah pengangguran, berarti tidak hanya berbicara tentang
masalah sosial tetapi juga berbicara tentang masalah ekonomi, karena pengangguran selain
Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah yang diberikan kepada orang yang
tidak bekerja sama sekali atau orang yang sedang mencari pekerjaan. Pengangguran juga
dapat diartikan sebagai sebuah situasi ketika seseorang tidak memiliki pekerjaan.
Pengangguran merupakan golongan dari angkatan kerja yang belum melakukan kegiatan
Pengangguran ini tidak terbatas pada orang yang belum bekerja, tetapi dapat termasuk
pula pada orang-orang yang sedang mencari pekerjaan serta orang yang memiliki pekerjaan
Pengangguran ini telah menjadi masalah perekonomian di berbagai negara dan tidak
hanya di Indonesia saja. Karena, adanya pengangguran maka tingkat produktivitas serta
sosial. Pengangguran dapat berdampak negatif pada orang itu sendiri serta kepada
kerja yang dapat disebabkan kelesuan ekonomi, turunnya potensi diri, menghilangnya
yang menurun.
Secara umum ada beberapa faktor yang menjadi penyebab pengangguran, beberapa
Penyebab yang pertama ini dapat dikatakan pula ketika jumlah tenaga kerja dengan jumlah
lapangan kerja yang tidak seimbang. Banyak masyarakat yang telah lulus dan menjadi
seorang sarjana dan warga lulusan SMA/ SMK maupun SMP yang telah siap kerja memiliki
peluang yang sama untuk mendapatkan suatu pekerjaan sesuai dengan kemampuannya.
Namun, banyaknya warga yang siap kerja tersebut harus bersaing ketat, karena lapangan
kerja yang tersedia di negara tersebut tidak banyak. Sehingga menyebabkan terjadinya
pengangguran.
2. Masyarakat atau warga negara tidak memiliki keterampilan tinggi serta tingkat pendidikan
yang rendah.
Ketika melamar sebuah pekerjaan untuk posisi tertentu, tentu perusahaan akan
menyertakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pelamar pekerjaan. Contohnya seperti
pelamar harus lulusan minimal SMA dan melampirkan bukti berupa ijazah atau memiliki
keterampilan khusus. Oleh karena itu, apabila pelamar kerja tidak memiliki keterampilan
khusus maupun tidak memenuhi persyaratan yang diajukan oleh perusahaan maka
pelamar tersebut tentu akan tereliminasi dari posisi tersebut. Sehingga masyarakat yang
hal kemajuan teknologi tentu berdampak baik untuk manusia, kemajuan teknologi
bertujuan untuk mempermudah manusia, namun ternyata kemajuan teknologi juga dapat
berdampak buruk, dimana peran manusia digantikan oleh mesin sehingga kesempetan
kerja semakin kecil. Teknologi yang semakin maju dapat menggantikan manusia yang
menggantikan tenaga manusia dan membuat pekerjaan lebih dan murah. Oleh karena,
pegawai sebelumnya dengan teknologi yang baru. Hal inilah yang menyebabkan
4. Tenaga kerja yang ada di daerah dengan di kota tidak dimanfaatkan dengan seimbang.
yang kedua. Karena perusahaan yang berada tentu memiliki persyaratan dan standar yang
cukup tinggi ketika merekrut karyawan, sehingga warga yang tinggal di kota pun
yang tinggi. Berbeda dengan tenaga kerja di desa, warga desa terkadang tidak terlalu
diperhatikan dan lapangan kerja yang ada di desa pun sedikit. Kebanyakan warga di desa
memilih menjadi petani atau menggarap lahan orang lain, namun tenaga kerja seperti
petani dan lainnya tidak dimanfaatkan lebih baik. Sehingga menyebabkan terjadinya
pengangguran.
5. Pemerintah memberhentikan kebijakan mengirimkan tenaga kerja atau TKI ke luar negeri
Warga negara Indonesia banyak menjadi tenaga kerja Indonesia di negara asing. Selain itu
dengan membuka kerja sama untuk mengirimkan tenaga kerja Indonesia ke negara asing
maka dapat membuka peluang baru dan lapangan kerja yang lebih luas untuk warga yang
terjadinya pengangguran. Hal ini diduga karena adanya bentuk jaringan kejahatan yang
Berkedok Pengiriman TKI dibahas berbagai upaya deskriptif serta reflektif mengenai
Selain tidak memiliki keterampilan serta tingkat pendidikan yang rendah, perusahaan
terkadang mematok persyaratan yang terlalu sulit dan mengharapkan tenaga kerja untuk
memiliki keterampilan yang tinggi. Tinggi harapan perusahaan kepada tenaga kerja
7. PHK
Kerja atau PHK umumnya diberlakukan oleh suatu perusahaan untuk menstabilkan kondisi
perusahaan yang saat itu dinilai sedang goyah atau terancam bangkrut.
Perusahaan asing banyak mendirikan perusahaanya di Indonesia, hal tersebut tentu dapat
membuka lapangan pekerjaan baru. Sayangnya kebanyakan perusahaan asing yang berdiri
di Indonesia lebih memilih merekrut tenaga kerja dari asing pula. Sehingga persaingan
global yang terjadi di negara sendiri semakin ketat dan mempersempit peluang warga
di kota, di mana penduduk kota biasanya memiliki keterampilan tinggi untuk dapat
memajukan perusahaan tersebut serta tingkat pendidikan yang tinggi pula. Oleh karena
itu, penduduk kota lebih besar mendapatkan peluang pekerjaan dibandingkan dengan
warga yang tinggal di desa. Selain itu, perusahaan juga cenderung memilih atau
memberikan persyaratan kepada pelamar yaitu berdomisili dekat dengan kantor atau
perusahaan tersebut.
10. Kemiskinan
menyebabkan pengangguran. Hal ini dikarenakan warga atau penduduk miskin biasanya
tidak memiliki banyak kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi, seperti
hingga ke jenjang perkuliahan. Walaupun begitu tentu saja pemerintah telah berupaya
agar setiap warga negaranya mendapatkan pendidikan yang cukup melalui pembiayaan
banyak pekerjaan baru di Indonesia, yang dengan demikian mampu mengurangi angka
(sebagai pangsa dari jumlah total tenaga kerja di Indonesia) adalah sektor industri dan jasa
sementara sektor pertanian berkurang: pada tahun 1980-an sekitar 55 persen populasi
tenaga kerja Indonesia bekerja di bidang pertanian, tetapi belakangan ini angka tersebut
pengangguran di Indonesia meningkat menjadi lebih dari 20 persen dan angka tenaga kerja
sementara banyak yang ingin mempunyai pekerjaan full-time, hanya bisa mendapatkan
pekerjaan part-time.
Sementara itu, sebagian besar tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan di daerah
perkotaan karena Krismon pindah ke pedesaan dan masuk ke dalam sektor informal
Walaupun Indonesia telah mengalami pertumbuhan makro ekonomi yang kuat sejak
tahun 2000-an (dan Indonesia telah pulih dari Krismon), sektor informal ini - baik di kota
maupun di desa - sampai sekarang masih tetap berperan besar dalam perekonomian
Indonesia. Walau agak sulit untuk menentukan jumlahnya secara pasti, diperkirakan bahwa
sekitar 55 sampai 65 persen pekerjaan di Indonesia adalah pekerjaan informal. Saat ini sekitar
80 persen dari pekerjaan informal itu terkonsentrasi di wilayah pedesaan, terutama di sektor
konstruksi dan pertanian. Dipekerjakan di sektor informal menyiratkan risiko tertentu karena
pekerja sektor informal biasanya memiliki pendapatan yang lebih rendah dan tidak stabil.
Lagipula mereka tidak memiliki akses ke perlindungan dan layanan dasar. Sementara itu, arus
uang di sektor informal tidak dikenakan pajak dan kegiatan informal tidak dapat dimasukkan
dalam perhitungan produk nasional bruto (PNB) atau produk domestik bruto (PDB). Oleh
karena itu, pada dasarnya, sektor informal tidak baik bagi pekerja dan tidak baik bagi
perekonomian.
Pertumbuhan makro ekonomi yang cukup kuat selama lebih dari satu dekade ini secara
berlahan telah mampu menurunkan angka pengangguran di Indonesia. Namun, dengan kira-
kira dua juta penduduk Indonesia yang tiap tahunnya terjun ke dunia kerja, adalah tantangan
yang sangat besar buat pemerintah Indonesia untuk menstimulasi penciptaan lahan kerja
baru supaya pasar kerja dapat menyerap para pencari kerja yang tiap tahunnya terus
bertambah; pengangguran muda (kebanyakan adalah mereka yang baru lulus kuliah) adalah
salah satu kekhawatiran utama dan butuh adanya tindakan yang cepat.
Dengan jumlah total penduduk sekitar 260 juta orang, Indonesia adalah negara
berpenduduk terpadat keempat di dunia (setelah Cina, India dan Amerika Serikat).
Selanjutnya, negara ini juga memiliki populasi penduduk yang muda karena sekitar setengah
dari total penduduk Indonesia berumur di bawah 30 tahun. Jika kedua faktor tersebut
digabungkan, indikasinya Indonesia adalah negara yang memiliki kekuatan tenaga kerja yang
besar, yang akan berkembang menjadi lebih besar lagi ke depan, maka menekankan
jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,99 juta orang, berkurang sekitar 410 ribu
orang dibanding Februari 2022. Data pengangguran ini mencakup empat kelompok
penduduk, yakni:
➢ Penduduk yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak
Februari Agustus
2023 5,45 -
Kemudian Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2023 mencapai 5,45%,
turun juga dibanding Februari tahun lalu yang masih 5,86%. Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) adalah persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah total angkatan kerja
(penduduk berusia 15 tahun ke atas yang bekerja, atau punya pekerjaan tapi sementara tidak
Adapun jumlah total angkatan kerja Indonesia pada Februari 2023 mencapai 146,62 juta
orang, bertambah 2,61 juta orang dibanding Februari 2022. Kendati angka pengangguran
Februari 2023 berkurang dari tahun lalu, jumlahnya masih lebih tinggi ketimbang sebelum
pandemi. Jika dibandingkan dengan posisi Februari 2019, jumlah pengangguran pada awal
Pada akhir Tahun 2019 manusia di seluruh belahan dunia dikagetkan dengan
manusia dan menimbulkan berbagai sektor terjadi krisis. Sampai saat ini jutaan manusia yang
terinfeksi virus dan bahkan mengakibatkan ratusan ribu manusia yang meninggal dunia di
Indonesia akibat dari virus tersebut. Dengan demikian pemerintah telah melakukan
berkerumun dan tidak melakukan aktivitas di luar rumah. Masyarakat diharuskan tetap
masyarakat, karyawan, pekerja, buruh pabrik terpaksa harus di rumahkan atau pengurangan
waktu untuk bekerja hingga banyak perusahaan yang melakukan Pemutusan Hubungan
seiring dengan pemulihan ekonomi yang berjalan. Hal itu telihat dari Badan Pusat Statistik
Sulawesi Selatan (BPS Sulsel) menujukkan, Februari 2022 Penduduk di Sulawesi Selatan yang
bekerja sebanyak 4.328.117 orang atau mengalami kenaikan sebanyak 151.317 orang dari
Februari 2021. Di tengah pandemi, penduduk bekerja yang terdampak Covid-19 semakin
menurun. Terdapat 292.284 orang (4,19 persen penduduk usia kerja) yang terdampak Covid-
19. Terdiri dari pengangguran karena Covid-19 (23.909 orang), Bukan Angkatan Kerja (BAK)
karena Covid-19 (18.059 orang), sementara tidak bekerja karena Covid-19 (10.037 orang), dan
penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 (240.279 orang).
Penduduk bekerja yang terdampak Covid-19 mengalami penurunan 224 ribu lebih orang.
Pengangguran karena Covid-19 juga mengalami penurunan hingga 10 ribu lebih orang.
Pemerintah Provinsi Sulsel juga telah melakukan langkah-langkah, kita mau para
pencari kerja itu dilatih dalam hal untuk mengetahui bagaimana mereka bisa mencari
baik tenaga kerja maupun instansi terkait penyediaan tenaga kerja,” tuturnya. Faktor lain
terjadinya penurunan persentase TPT, kata dia, “kita cukup berhasil dalam upaya
menghidupkan UMKM, masyarakat ekonomi kecil dan menengah dari Dinas Koperasi yang
melakukan langkah-langkah terhadap apa yang sudah dimiliki oleh usaha-usaha kecil itu dapat
Sel (persen)
2018 5,34
2019 4,62
2020 6,31
2021 5,72
2022 4,51
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, tercatat mulai dari 2018 hingga
Maret 2023 pengangguran di Sulsel mengalami fluktuatif. Namun pada 2022 ke 2023 tingkat
kemiskinan dari 2022 ke 2023 itu meningkat sebanyak 11.041 orang, hal demikian perlu dikaji
lebih dalam. Karena terjadi ketimpangan, pengangguran berkurang, tapi kemiskinan
bertambah.
terhitung sejak tahun 2018 sampai dengan 2023 adalah 2018: 792,64 ribu orang atau 9,06%,
2019: 767,80 ribu orang atau 8,69%, 2020: 776,83 ribu orang atau 8,72%, 2021: 784,98 ribu
orang atau 8,78%, 2022: 777,44 ribu orang atau 8,63%, 2023: 788,85 ribu orang atau 8,70%.
Makassar (jiwa)
Lebih spesifik lagi membahas masalah pengangguran yang lebih dekat yaitu membahas
terkait tingkat pengangguran yang ada di Kota Makassar yang mencapai angka persentase
13,18% di tahun 2021. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, angka ini mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya di 2020, 15,92 persen. Dan menurun lagi di tahun 2022
sebesar 11,82%, Kendati demikian, pengangguran terbuka di Makassar diklaim masih tinggi.
Dua tahun terakhir ini memang menjadi masa-masa pahit. Pemutusan hak kerja (PHK),
pegawai dirumahkan, bahkan lapangan kerja pun semakin sesak untuk menghidupi
karyawannya. Masalah ini tidak hanya dirasakan satu atau dua daerah, tetapi seluruh dunia
merasakan dampaknya. Dengan adaya pandemi semua serba dibatasi, produksi terbatas, dan
ekonomi terus terhimpit. Di sisi lain, pemicu tingginya penganguran kata Nielma karena
ketersediaan lapangan kerja yang luas sementara angkatan kerja tidak memenuhi kualifikasi.
Selain itu, Makassar kota urbanisasi, tingkat pertumbuhan penduduk cepat, sehingga
umumnya terdesak kebutuhan ekonomi. Tindakan kriminalitas yang kerap muncul misalnya,
perampokan, penjambretan, kecanduan alkohol, hingga kerawanan sosial lainnya. Maka dari
itu strategi pemerintah dalam mengatasi pengangguran dianggap sangat berperan penting
bursa kerja yaitu agar terjadinya komunikasi yang baik antara perusahaan dan
pencari kerja di sebuah tempat secara langsung. Selama ini banyak informasi
kerja untuk mengisi formasi yang tersedia. Dengan begitu, SDM yang akan bekerja
memiliki pengalaman dan sertifikat bahwa dia bisa bekerja di bidang tertentu.
ekonomi meningkat dan merata, peluang penciptaan kesempatan kerja pun akan
meningkat.
7. Mendorong investasi
Pemerintah perlu terus mendorong masuknya investasi dari dalam negeri maupun
8. Meningkatkan transmigrasi
penduduk dari pulau yang berpenduduk padat ke pulau yang masih jarang
penyederhanaan peraturan.
urusan tertentu.
yang bersifat padat karya. Dengan era perdagangan bebas secara regional dan
internasional sebenarnya terbuka lapangan kerja yang semakin luas yang tidak saja
di dalam negeri juga ke luar negeri. Hal tersebut tergantung pada kesiapan tenaga
B. TEORI-TEORI PENGANGGURAN
Pada penjelasan di atas mengenai persoalan pengangguran maka dapat dikaji secara
mengenai pengangguran dan ada beberapa teori yang menjelaskan tentang Toeri-Teori
a. Teori Klasik
Teori Klasik menjelaskan pandangan bahwa pengangguran dapat dicegah melalui sisi
pengangguran terjadi karena mis-alokasi sumber daya yang bersifat sementara karena
kemudian dapat diatasi dengan mekanisme harga (Gilarso. 2004). Jadi dalam Teori
Klasik jika terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja maka upah akan turun dan hal
produksi akibat keuntungan yang diperoleh dari rendahnya biaya tadi. Peningkatan
tenaga kerja selanjutnya mampu menyerap kelebihan tenaga kerja yang ada di pasar,
b. Teori Keynes
akan tetapi rendahnya konsumsi. Menurut Keynes, hal ini tidak dapat dilimpahkan ke
mekanisme pasar bebas. Ketika tenaga kerja meningkat, upah akan turun hal ini akan
kerugian dan tidak dapat menyerap tenaga kerja. Keynes menganjurkan adanya
sektor pariwisata dapat menciptakan lapangan pekerjaan (Soesastro, dkk, 2005). Perlu
pertumbuhan persediaan makanan. Dalam dia punya esai yang orisinal, Malthus
menyuguhkan idenya dalam bentuk yag cukup kaku. Dia mengatakan penduduk
(misalnya, dalam deret 1,2 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan seterusnya). Dalam karyanya yang terbit
belakangan, Malthus menekankan lagi tesisnya, namun tidak sekaku semula, hanya
saja dia berkata bahwa penduduk cenderung tumbuh secata tidak terbatas hingga
kelaparan. Dalam janngka panjang tidak ada kemajuann teknologi yang mampuu
“pertumbuhan penduduk tak terbatas, dan bumi tak mampu memprodusir makanan
untung menjaga kelangsungan hidup manusia”. Apabila ditelaah lebih dalam toeri
Malthus ini yang menyatakan penduduk cederung bertumbuh secara tak terbatas
hingga mencapai batas persediaan makanan, dalam hal ini menimbulkan manusia
saling bersaing dalam menjamin kelangsungan hidupnya dengan cara mencari sumber
makanan, dengan persaingan ini maka akan ada sebagian manusia yang tersisih serta
tidak mampu lagi memperoleh bahan makanan. Pada masyarakat modern diartikan
bahwa semakin pesatnya jumlah penduduk akan menghassilkan tenaga kerja yang
semakin banyak pula, namun hal ini tidak diimbangi dengan kesempatan kerja yang
ada. Karena jumlah kesempatan yang sedikit itulah maka manussia saling bersaing
dalam memperoleh pekerjaan dan yang tersisih dalam persaingan tersebut menjadi
golongan penganggur.
Berawal dari analisis Marx pada awal abad 20 tentang struktur dan proses ekonomi
yang dapat dibayangkan sebagai sistem kapitalisme kompetitif. Industri kapitalis yang
ada pada zaman itu tergolong masih kecil dan belum ada satupun yang memegang
perekonomian dan mengendalikan pasar. Namun Marx yakin pada suatu saat apabila
kompetisi antar industri yang menjadi semakin pesat dan kemudian menghasilkan
sistem monopoli dari industri yang paling kuat dalam persaingan tersebut. Dengan
munculnya monopoli modal ini maka akan ada satu perusahaaan besar yang akan
pengembangan analisis Marx yang dianut oleh para penganut Marxian yang baru ini
pekerjaan tertentu, tetapi lebih merupakan pembelian dan penjualan tenaga kerja.
Para tenaga kerja tidak mempunyai alat produksi sama sekali sehingga segolongan
orang terpaksa menjual tenaga mereka kepada sebagian kecil orang yang mempunyai
alat produksi. Dari uraian diatas maka dapat kita telaah lagi bahwa dengan adanya
monopoli, maka akan terdapat sebagian perusahaan yang masih tidak mampu
bersaing dan menjadi terpuruk. Apabila semua proses produksi dan pemasaran semua
terpengaruh oleh sebuah perusahaan raksasa saja, maka akan mengakibatkan
perusahaan kecil menjadi sangat sulit dan hal pamasaran, bisa saja perusahaan kecil
Setelah perusahaan tersebut tidak mampu baroperasi lagi, maka para pekerja yang
semula bekerja dalam perusahaan tersebut menjadi tidak mempunyai pekerjaan lagi.
kecemacasan WaliKota Makassar Danny Pomanto yang akhir-akhir ini punya kecemasan
atas peningkatan jumlah pengangguran di Kota Makassar yang salah satu penyebabnya
adalah warga urban atau perantau warga desa ke kota. Menurutnya pendatang dari luar
daerah datang menyerbu masuk ke Makassar didominasi karena alasan mengadu nasib.
Hanya saja kehadirannya dikhawatirkan menjadi beban jika tidak mampu bersaing. Biasanya
momen ini menjadi momen banyak orang pengangguran masuk kota, sehingga kadang
beban pengangguran kita menjadi tinggi. Lonjakan pendatang atau perantau masuk
Makassar saat arus balik tahun ini imbas dari diizinkannya aktivitas mudik oleh pemerintah,
setelah 2 tahun dilarang akibat pandemi COVID-19. Selain itu, tingginya jumlah warga urban
sehingga warga desa yang merantau ke kota akan semakin meningkat untuk mengadu nasib
di kota dan salah satu penyebab meningkatnya angka pengangguran di Kota Makassar
pengangguran di Indonesia mencapai 9,77 juta orang, atau 7,07%, pada Agustus
pertumbuhan ekonomi.
dekade terakhir. Pada 2018, tingkatnya adalah 5,30%, yang menurun dari tahun
sebelumnya. Namun, pada 2019, tingkat tersebut meningkat pesat menjadi 7,07%.
tertinggi ada di kelompok usia 15-24, mencapai 20,46% pada Agustus 2020.
indikator untuk mengukur tingkat pasokan tenaga kerja yang tidak terserap oleh
peluang kerja yang terbatas, dan populasi yang besar. Dampak negatif dari
dan biaya sosial. Untuk mengatasi pengangguran, strategi dan kebijakan seperti
E. KESIMPULAN
pengangguran. Pengangguran disebabkan oleh tingginya tenaga kerja dan tidak tersedianya
tetapi angka pengangguran masih tinggi terutama pengangguran tenaga sektor informal
yang tidak mampu bersaing dengan tenaga kerja sektor formal. Pemerintah terus
melakukan kebijakan atau program untuk menekan angka pengangguran. Semenjak adanya
Masalah pengangguran akan semakin dibiarkan akan terjadi masalah yang lain, yaitu
krisis sosial. Hal ini tidak akan saja menimpa para pencari kerja, melainkan akan juga
menimpa para orang tua yang tidak memiliki pekerjaan karena terkena PHK. Krisis sosial
yang dapat dilihat yaitu dengan banyaknya anak-anak yang turun kejalan menjadi
yang diarahkan kepada sektor formal, sehingga saat mereka kehilangan pekerjaan pada
sektor formal mereka tidak bisa berusaha untuk membuat usaha sendiri untuk disektor
informal. Hal lain yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran adalah tidak tersedia
sedang mencari pekerjaan atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena merasa
yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai
mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak
mencari pekerjaan karena sudah diterima kerja tetapi belum mulai bekerja. Terdapat
macam-macam pengangguran, menurut Sukirno (2000:8-9) dibagi menjadi dua jenis sebab
tinggi daripada pendapatan nasional riil (nyata). Selain itu penerimaan pajak menjadi rendah
sosial.
program kartu pra-kerja. Kartu Pra Kerja adalah bantuan biaya pelatihan untuk masyarakat
bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang belum memiliki pekerjaan dengan
memberikan sebuah treatment seperti meningkatkan softskill yang sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh pekerja. Kartu Pra Kerja resmi diluncurkan oleh Pemerintah Indonesia pada
bulan Februari dengan landasan hukum Perpres Nomor 36 Tahun 2020 tentang
Pengembangan Kompetensi Kerja melalui Program Kartu Pra Kerja. Komite Cipta Kerja
dalam program Kartu Pra Kerja diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
dengan wakil ketua yakni Kepala Staff Kepresidenan yang terdiri dari enam anggota menteri
Dalam Negeri. Komite ini bertanggung jawab dalam perumusan dan penyusunan kebijakan,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS),
tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2022 sebesar 5,86 persen, turun sebesar 0,63
persen poin dibandingkan dengan Agustus 2021. Terdapat 4,15 juta orang (1,98 persen)
penduduk usia kerja yang terdampak COVID-19. Terdiri dari pengangguran karena COVID-
19 (0,24 juta orang), Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena COVID-19 (0,32 juta orang),
sementara tidak bekerja karena COVID-19 (0,11 juta orang, dan penduduk bekerja yang
di Indonesia adalah dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sebab,
dengan peningkatan kualitas SDM bisa membuat kemampuan penduduk yang ada di negara
tersebut bisa menyesuaikan dengan lapangan kerja yang tersedia. Dengan begitu.
diharapkan banyak tenaga kerja yang bisa terserap dan akhirnya mampu mengurangi
pengangguran.
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta: UNY.
Diponegoro,” Semarang,2010)
Sandono Sukirno, 2006, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Andi Nur Ramadani, dkk, “Increase in Unemployment Rates During the Covid-19 Pandemic”
Nazaruddin Malik, dkk, “The Unemployment Rate Amid the COVID-19 Pandemic: Propose
the Best Practices Policy to Maintain Labor Market Stability” Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu
https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6064073/danny-waswas-pengangguran-makassar-
meningkat-saat-perantau-berdatangan
https://ekonomi.republika.co.id/berita/ru66wh370/bps-indonesia-punya-799-juta-
pengangguran
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220129095139-97-753184/10-cara-
mengatasi-pengangguran-di-indonesia/2