Anda di halaman 1dari 16

Pendidikan Vokasi dan Ketenagakerjaan

Konsep dasar ketenagakerjaan dikaitkan dengan


pendidikan vokasi

1. Dr. Dadang Hidayat M., M.Pd. .


2. Dr. Nanang Dalil Herman, M.T. BY : KURNIA
NIM.2110008
Ketenagakerjaan-pengangguran dan kemiskinan
Merupakan masalah yang menjadi isu sentral di setiap
negara tak terkecuali di Indonesia. Kedua hal ini saling
berhubungan satu sama lainnya. Masalah ketenagakerjaan
dapat menyebabkan pengangguran dan penganggguran dapat
menyebabkan kemiskinan.Di Indonesia, potret kemiskinan dapat
dijumpai di desa maupun diperkotaan. Namun secara empiris,
kasus kemiskinan banyak dijumpai di desa dibanding di
perkotaan.
LANDASAN TEORI
 
1. Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang penting dalam pembangunan ekonomi
karena tenaga kerja merupakan salah satu balas jasa faktor produksi. Topik mengenai
masalah kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi baik dalam skla nasional maupun
regional mendapat perhatian banyak orang. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
membutuhkan penambahan investasi dan kebijakan ekonomi yang kondusif merupakan hal
penting. Dengan penambahan investasi baru diharapkan dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi yang pada akhirnya juga dapat menciptakan lapangan kerja baru.
Dalam istilah Badan Pusat Statistik (2007), beberapa istilah ketenagakerjaan yang mesti
dipahami sebagai dasar dalam memahami masalah tersebut di Indonesia di antaranya

(1) Tingkat partisipasi angkatan kerja yang merupakan indikator yang dapat
menggambarkan keadaan penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang
berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi,
(2) Tingkat pengangguran terbuka,
(3) Penyerapan tenaga kerja yaitu mereka yang terserap diberbagai lapangan pekerjaan
pada suatu periode
2. Pengangguran

Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin


mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang
menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak
mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama
Jenis-jenis Pengangguran
1. Pengangguran Terselubung(Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu;
2. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara
optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur
ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu;
3. Ketiga, Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-
sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang
belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pengangguran

1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan


Kerja..
2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang.
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga
terdidik tidak seimbang.
4. Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam
seluruh struktur AngkatanKerja Indonesia.
5. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak
seimbang.
Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian
Dampak pengangguran terhadap perekonomian suatu negara.
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan
kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus.
1. Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang
dicapainya
2. Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak berkurang.
3. Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi

Dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada
umumnya:
(a) Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian;
(b) Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan;
(c) Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.
3.Kemiskinan

Gunawan Somodiningrat (1998) menjelaskan


1. Kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Dikatakankemiskinan absolut apabila tingkat
pendapatan berada di bawah garis kemiskinan, ataupendapatannya tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup minimum. Kebutuhanhidup minimum tersebut dapat diukur
dengan kebutuhan pangan, sandang, kesehatan,perumahan, dan pendidikan, yang
diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.
2. Kemiskinan relatif adalah keadaan perbandingan antara kelompok masyarakat dengan
tingkat pendapatan sudah di atas garis kemiskinan. Sehingga, sebenarnya sudah
tidaktermasuk miskin, tetapi masih lebih miskin dibandingkan dengan kelompok
masyarakat lain. Dengan ukuran pendapatan, keadaan ini dikenal dengan ketimpangan
dalam distribusi pendapatan antar golongan penduduk, antar sektor kegiatan ekonomi
maupun ketimpangan antardaerah.
Penyebab Kemiskinan
Gunawan Somodiningrat
(1. Kemiskinan natural (alamiah), keadaan miskin, karena dari asalnya memang miskin
2. Kemiskinan struktural, kemiskinan yang disebabkan hasil pembangunan yangbelum
seimbang,
3. Kemiskinan kultural. sikap hidup seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh
gaya hidup, kebiasaan hidup dan budayanya, dimana mereka sudah merasa kecukupan
dan tidak merasa kekurangan.

Sedangkan BAPPENAS (2007) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi dimana


seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak-
hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
Hak-hak dasar masyarakat desa antara lain, terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan
lingkungan hidup, rasa aman dari perlakukan atau ancaman tindak kekerasan dan hak
untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki.
Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan
(1) Tingkat dan laju pertumbuhan output;
(2) Tingkat upah neto;
(3) Distribusi pendapatan;
(4) Kesempatan kerja;
(5) Tingkat inflasi;
(6) Pajak dan subsidi;
(7) Investasi;
(8) Alokasi serta kualitas SDA;
(9) Ketersediaan fasilitas umum;
(10) Penggunaan teknologi;
(11) Tingkat dan jenis pendidikan;
(12) Kondisi fisik dan alam;
(13) Politik;
(14) Bencana alam;
(15) Peperangan.
Kebijakan Anti Kemiskinan
Ada tiga pilar utama strategi pengurangan kemiskinan,
1. Pertumuhan ekonomi yang berkelanjutan dan yang prokemiskinan;
2. Pemerintahan yang baik (good governance),
3. Pembangunan sosial.

Intervensi-intervensi pemerintah
1. intervensi jangka pendek, terutama pembangunan sektor pertanian dan ekonomi
pedesaan;
2. Intervensi jangka menengah dan panjang
Pembangunan sektor swasta, Kerjasama regional, APBN dan administrasi, Desentralisasi,
Pendidikan dan Kesehatan, Penyediaan air bersih dan Pembangunan perkotaan.
4. PENDIDIKAN VOKASI

Pendidikan diyakini dapat menanamkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai


yang dengan itu, manusia dapat meningkatkan kemampuannya dalam berkehidupan.
Dengan menanamkan ilmu pengetahuan, manusia akan mengetahui arti sesungguhnya
terhadap persoalan hidupnya
Pendidikan kejuruan adalah sebuah kegiatan proses belajar mengajar yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja secara profesional bidang tertentu.
Maksudnya adalah setiap peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada bidang
teknologi dan kejuruan dapat langsung terjun ke dunia kerja tanpa diragukan lagi
kemampuannya.
Pemerintah sudah berperan untuk membantu lulusan membuka lapangan pekerjaan,
merancang penyelarasan kurikulum dengan dunia kerja dan mengupayakan penyesuaian
standar kompetensi nasional. Namun fakta menunjukkan bahwa SMK justru menjadi
penyumbang tertinggi dalam angka pengangguran di Indonesia, hal ini menunjukkan terjadinya
masalah ketimpangan dan relevansi kompetensi pendidikan kejuruan dengan dunia kerja.
Berdasarkan Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan
dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia, secara
garis besar disebutkan tentang perlunya menyusun peta kebutuhan tenaga kerja bagi lulusan,
menyempurnakan dan menyelaraskan kompetensi dalam kurikulum SMK sesuai kebutuhan
pengguna lulusan. Selain itu juga dilakukan revitalisasi pendidikan vokasi terutama dalam
penguatan pendidikan vokasi di bidang kelautan, pariwisata, pertanian, pendidikan kecakapan
kerja, dan diklat keahlian ganda
5. KESIMPULAN

Memasuki era revolusi industri 4.0 memberi dampak pada lembaga pendidikan,
khususnya pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi sebagai lembaga mencetak lulusan yang
siap kerja harus memeperhatikan kebutuhan industri saat ini. Kurikulum pendidikan vokasi
dituntut selalu beradaptasi dengan perubahan kondisi, teknologi, dan tuntutan dunia kerja.
Kurikulum perlu menginetgrasikan kompetensi dan literasi baru yang relevan dengan dunia
kerja era revolusi industri 4.0. Model dan modus pembelajaran juga perlu fleksibel,
menerapkan pembelajaran tatap muka maupun yang berbasis teknologi informasi untuk
membangun peserta didik menjadi pembelajar mandiri.
Untuk pencapaian pendidikan vokasi yang dinginkan diperlukan sinergi yang melibatkan
pemerintah, lembaga pendidikan, dan industri. Sehingga dapat menghasilkan tenaga kerja
yang kompeten untuk menyokong program-program pemerintah dalam memberantas
kemiskinan baik dalam jangka pendek ,menengah maupun program jangka panjang.
16

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai