Anda di halaman 1dari 16

cara mengatasi masalah pengangguran

Definisi :
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja
contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan
lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena
jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja
yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnyakemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya.
Sebab-sebab terjadinya pengangguran terutama disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Angkatan kerja yang terus meningkat jumlahnya dan pertumbuhan kesempatan kerja tidak
seimbang dengan pertumbuhan angkatan kerja.
2. Angkatan kerja yang sedang mencari kerja tidak dapat memenuhi persyaratan-persyaratan
yang diminta oleh dunia kerja.
Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan
terhadap masyarakat pada umumnya:
Dampak Pengangguran Terhadap Individu yang Mengalaminya danMasyarakatBerikut ini
merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yangmengalaminya dan terhadap
masyarakat pada umumnya:
Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
Sebab:
Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimumkan kesejahtraan yang
mungkin di capai.
Saran :
Pemerintah dapat melaksanakan program sistem padat karya yang memungkinkan para
pengangguran mengisi waktunya dan dapat menghasilkan uang dari hasil penjualan, sehingga
dapat menutupi masalah ekonominya.
Pengangguran dapat meningkatkan angka kriminalitas
Sebab : Tidak adanya pekerjaan berarti tidak ada uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Sehingga untuk itu, sebagian orang melakukan kriminalitas agar mendapatkan sesuap nasi.
Dengan makin banyaknya para pengangguran, berarti semakin tinggi juga angka kriminalitas.
Saran :Menanamkan nilai nilai positif kepada orang-orang, seperti mengajari mereka bekerja
keras, dan kreatif, agar suatu hari nanti mereka tidak kesusahan dan tidak melakukan tindak
kejahatan.
Pengangguran menyebabkan banyak anak-anak putus sekolah
Sebab : Orang tua yang menganggur pastinya tidak dapat mencukupi keuangan keluarga mereka,
seperti listrik, belanja sehari-hari dan terutama jika memiliki anak. Anak-anak ini perlu
disekolahkan, namun karna keterbatasan uang, anak-anak ini terpasa bekerja (contoh :
mengamen) untuk membantu orang tua mereka.
Saran : Kepada orang tua mereka, disarankan mengikuti program padat kaya. Dan untuk
anak-anak, sekiranya pemerintah mengadakan program sekolah gratis.
Pengangguran menyebabkan kemiskinan
Sebab Mereka tidak bekerja sehingga mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka,
khusunya kebutuhan primer, yakni: makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal.
Saran : Untuk menutupi kemiskinan, sebaiknya dilakukan perluasan kesempatan kerja dengan
cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.
Pendidikan yang Rendah
Sebab : Banyak anak-anak putus sekola, ini mengakibatkan anak-anak tersebut memeliki tingkat
pendidikan yang rendah atau mereka bahkan sama sekali tidak bersekolah. Ini dapat berakibat ke
masa depan mereka.
Saran: Pemerintah dapat mengadakan program sekolah gratis, untuk orang yang sudah mampu
bekerja dapat diadakan program padat kaya.
Faktor Masalah Pengangguran dan cara mengatasinya
BAB I
Pendahuluan

Latar Belakang
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh system sosial,
seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan
budaya (Alexander 1994). Portes (1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi
ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk
memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Ada bermacam macam masalah pokok pembangunan di Indonesia,diantaranya adalah :
1. Dualisme peraturan
2. Kependudukan dan kemiskinan
3. Iklim dan geografis
4. Pemerataan pembangunan
Macam-macam penyebab diatas sangat mempengaruhi pembangunan pada Negara, Negara
Indonesia adalah termasuk dalam Negara berkembang, oleh karena itu masalah masalah diatas
harus segera diselesaikan. Kependudukan di Indonesia tidak merata sehingga kepadatan di
beberapa kota besar sangat mempengaruhi pembangunan. Dengan kepadatan penduduk
tersebut maka persaingan untuk mencari lapangan kerja sangat sulit, dan mengakibatkan
pengangguran dan Kemiskinan.
Pengangguran merupakan masalah pokok dalam suatu masyarakat modern. Jika tingkat
pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang percuma dan tingkat pendapatan
masyarakat akan merosot. Situasi ini menimbulkan kelesuan ekonomi yang berpengaruh pula
pada emosi masyarakat dan kehidupan keluarga sehari-hari.
Pengangguran berdampak besar terhadap pembangunan nasional.

Rumusan masalah
Apa faktor utama penyebab pengangguran di Indonesia ?
Apa dampak pengangguran terhadap pembangunan nasional ?
Bagaimana cara mengantasi penggangguran di Indonesia ?



Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan
bermanfaat bagi kita semua. Dan dapat lebih memahami tentang persepektif teori
pembangunan,begitu juga masalah-masalah pembangunan, seperti :
1. mengetahui faktor penyebab terjadinya pengangguran.
2. mengetahui dampak pengangguran terhadap pembangunan nasional.
3. mengetahui cara mengatasi pengangguran.


Bab II
Pembahasan

Faktor utama penyebab pengangguran di Indonesia.
pengangguran yaitu orang yang berada pada usia produktif/usia kerja yang tidak bekerja.
Berdasarkan penyebabnya pengangguran dapat dibedakan 5 macam yaitu:
1. Pengangguran struktural yaitu : pengangguran yang terjadi akibat adanya perubahan
struktur dan kegiatan ekonomi sebagai akibat perkembangan ekonomi.
2. Pengangguran siklus/konjungtur yaitu : pengangguran yang terjadi akibat adanya
perubahan-perubahan dalam tingkat perekonomian.misalnya perusahan-perusahaan
harus mengurangi kegiatan produksi sehingga sebagian tenaga kerja diberhentikan.
3. Pengangguran friksional yaitu : pengangguran yang terjadi pada saat perekonomian
mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment),di mana tenaga
kerja berusaha mengganti pekerjaan atau pergeseran tenaga kerja atau mogok
sementara untuk menuntut kenaikan upah.
4. Pengangguran musiman yaitu : pengangguran yang terjadi akibat perubahan permintaan
terhadap tenaga kerja yang sifatnya berkala,misalnya menganggur pada saat selang
antara musim tanam dan musim panen
5. Pengangguran karena perubahan teknologi(technological unemployment) yaitu
pengangguran yang terjadi akibat perubahan teknologi misalnya mengganti tenaga kerja
manusia dengan mesin.

Salah satu masalah yang cukup besar di Indonesia adalah masalah pengangguran, yang tidak
pernah teratasi setiap tahunnya. Faktor pengangguran bisa beragam macamnya, dan ini tidak
boleh di abaikan oleh pemerintah. Usaha mengatasi pengangguran bukanlah kewajiban
pemerintah semata. Seluruh penduduk Indonesia di harapkan partisipasinya untuk mengatasi
masalah ini. Tanpa kerjasama pemerintah dan masyarakat mustahil dapat mengatasi
pengangguran di Indonesia. Berikut adalah beberapa penyebab pengangguran yang umum terjadi
di Indonesia.
1. Pendidikan rendah. Pendidikan yang rendah dpat menyebabkan seseorang kesulitan
dalam mencari pekerjaan. Di karenakan semua perusahaan membutuhkan pegawai
seminimal SMA.
2. Kurangnya keterampilan. Banyak mahasiswa atau lulusan SMA yang sudah mempunyai
kriteria dalam bekerja,namun dalam teknisnya keterampilannya masih kurang. Sehingga
susah dalam mencari pekerjaan.
3. Kurangnya lapangan pekerjaan. Setiap tahunnya, Indonesia memiliki jumlah lulusan
sekolah atau kuliah yang begitu tinggi. Jumlah yang sangat besar ini tidak seimbang
dengan lapangan pekerjaan yang ada, baik yang di sediakan oleh pemerintah maupun
swasta.
4. Kurangnya tingkat EQ masyarakat. Tingkat EQ meliputi kemampuan seseorang dalam
mengandalikan emosi, yang berpengaruh terhadap keterampilan
berbicara/berkomunikasi, bersosialisasi, kepercayaan diri, dan sifat lainnya yang
mendukung dalam hidup di masyarakat. Orang yang pandai berkomunikasi dan pandai
bersosialisasi lebih mudah mendapatkan pekerjaan di banding orang yang selalu
pendiam dan tidak berani mengeksplor potensi diri.
5. Rasa malas dan ketergantungan diri pada orang lain. Misalnya ada seorang lulusan
sarjana yang kemudian tidak mau bekerja dan lebih suka menggantungkan hidup kepada
orang tua atau pasangannya bila sudah menikah. Ia termasuk pengangguran, selain itu ia
melewatkan peluang untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan bagi orang lain.
6. Tidak mau berwirausaha. Umumnya sesorang yang baru lulus sekolah/kuliah terpaku
dalam mencari pekerjaan, seolah itu adalah tujuan yang sangat mutlak. Sehingga
persaingan mencari pekerjaan lebih besar di bandingkan membuat suatu usaha.
Itulah beberapa faktor pengangguran yang banyak terjadi di Indonesia. Cukup sulit untuk
mengatasi pengangguran di Indonesia dengan tingkat jumlah penduduk yang begitu besar dan
masih banyaknya korupsi di negeri ini, sehingga laju pengangguran semakin naik per tahunnya.

Dampak pengangguran terhadap pembangunan nasional
Jika tingkat pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang percuma dan tingkat
pendapatan masyarakat akan merosot. Sehingga menghambat beberapa faktor pembangunan
nasional, seperti :
1. Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita.
2. Beban psikologis
3. Biaya sosial
4. Penerimaan negara

Pendapatan nasional dan pendapatan perkapita.
Upah merupakan salah satu komponen dalam penghitungan pendapatan nasional. Apabila
tingkat pengangguran semakin tinggi, maka nilai komponen upah akan semakin kecil. Dengan
demikian, nilai pendapatan nasional pun akan semakin kecil.
Pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi jumlah penduduk. Oleh karna itu, nilai
pendapatan nasional yang semakin kecil akibat pengangguran akan menurunkan nilai
pendapatan per kapita.
Beban psikologis
Semakin lama seseorang menganggur, semakin besar beban psikologis yang harus ditanggung.
Secara psikologis, orang yang menganggur mempunyai perasaan tertekan, sehingga berpengaruh
terhadap berbagai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Dampak psikologis ini mempunyai
efek domino di mana secara sosial, orang menganggur akan merasa minder karena status sosial
yang tidak atau belum jelas.

Biaya sosial
Dengan semakin besarnya jumlah pengangguran, semakin besar pula biaya sosial yang harus
dikeluarkan. Biaya sosial itu mencakup biaya atas peningkatan tugas-tugas medis, biaya
keamanan, dan biaya proses peradilan sebagai akibat meningkatnya tindak kejahatan.

Penerimaan negara
Salah satu sumber penerimaan negara adalah pajak, khususnya pajak penghasilan. Pajak
penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang memiliki pekerjaan. Apabila tingkat pengangguran
meningkat, maka jumlah orang yang membayar pajak penghasilan berkurang. Akibatnya
penerimaan negara pun berkurang.

Beberapa faktor di atas dapat menghambat pembangunan nasional yang bertujuan untuk
kesejahteraan masyarakat. Baik berupa penbangunan sistem sosial, politik, ekonomi, infrastruktur,
pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya.

Cara mengatasi pengangguran di Indonesia
Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah selama ini dalam mengurang jumlah
pengangguran di Indonesia, namun masih saja pengangguran tidak berkurang bahkan lebih
bertambah setiap tahunnya di karenakan tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dan lapangan
pekerjaan.
Menurut Paul A. Samuelson dan Wiliam D. Nurdhaous dalam bukunya Ekonomi mengemukakan
cara-cara mengatasi pengangguran yaitu sebagai berikut:
1. Memperbaiki pasar tenaga kerja
2. Menyediakan program pelatihan
3. Menciptakan program padat karya
Selain hal tersebut di atas, sesuai dengan GBHN 1999, pemerintah Indonesia hendaknya:
Mengembangkan tenaga kerja secara menyeluruh dan terpadu yang diarahkan pada
peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja peningkatan pengupahan, penjaminan
kesejahteraan, perlindungan kerja dan kebebasab berserikat, dan
Meningkatkan kualitas dan kuantitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan
memerhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaan tenaga kerja yang di kelola secara
terpadu dan mencegah timbulnya eksploitasi tenaga kerja.
Ada berbagai cara dalam mengatasi pengangguran,yaitu :
1. Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Modal
2. Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
3. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja
4. Menggalakkan program transmigrasi
5. Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan
6. Mengintensifkan program keluarga berencana
7. Menekan impor dan memperbanyak ekspor

Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Modal
Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja
yang kosong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di
tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industri (padat karya)
ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk
mengatasi msalah pengangguran struktural.

Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat
mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja. Masalah pengangguran
dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau
perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah
persoalan informasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan sistem informasi yang
memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. Sistem seperti itu antara lain dapat berupa
pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bisa juga berupa pengenalan profil
perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.

Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja
Meningkatkan program pendidikan dengan cara wajib belajar 12 tahun dan memberikan
pendidikan gratis bagi warga yang kurang mampu, sehingga mengurangi pengangguran yang
tidak terdidik. Memberikan pelatihan kerja untuk mencari kerja, sehingga menjadi pekerja yang
terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan
atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar
penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu.

Menggalakkan program transmigrasi
Program transmigrasi bukan saja merupakan cara efektif meratakan pembangunan dan jumlah
penduduk, tetapi juga merupakan cara mengatasi pengangguran yang tepat. Yaitu tidak semua
berbondong bondong mencari pekerjaan di ibukota yang dapat memadatkan ibu kota. Oleh
karena itu, transmigrasi adalah solusi terbaik untuk mengatasi pnegangguran juga dengan
memberikan pelatihan dan pemberian modal untuk membuka usaha di wilyah transmigrasi
sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan.

Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan
Meningkatkan jumlah wiraswasta dengan adanya UKM dengan pemberian modal yang di berikan
oleh pemerintah dan kerjasama dengan pihak swasta. Menumbuhkan jiwa wirausaha sejak
sekolah sehingga merubah paradigma dari mencari pekerjaan menjadi memberi pekerjaan. Hal
ini yang mesti di dukung oleh pemerintah. Mendukung kegiatan wirausaha sekecil apapun skala
usaha tersebut dan memberikan pelatihan pelatihan wirausaha hingga memberikan pinjaman
pinjaman tanpa anggunan dan tanpa bunga bagi perintis usaha ( masih pemula ). Wirausaha
bukan saja mengatasi pengangguran di tanah air tetapi juga bentuk usaha untuk meningkatkan
perekonomian Indonesia.

Mengintensifkan program keluarga berencana
Seperti yang telah kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi
penduduk terbanyak di dunia. Jadi apabila masalah keluarga berencana ini tidak dijalankan secara
efektif, dapat dipastikan pengangguran di Indonesia akan semakin bertambah. Pemerintah harus
berusaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan mengawasi program ini dengan
sebaik baiknya agar program ini berjalan dengan sangat baik. Karena masih belum terlihat
keberhasilan dari program KB.

Menekan impor dan memperbanyak ekspor
Pemerintah harus menekan impor sebanyak mungkin dan memajukan produk produk dalam
negeri yang di hasilkan dari petani dan para wirausaha. Sehingga para usahawan tidak kesulitan
dalam mencari pasar dalam menjual usahanya. Dan berusaha untuk mengekspor produk dalam
negeri yang laku dalam pasaran luar negeri yang dapat menghasilkan devisa negara. Sehingga
para pengangguran yang berusaha untuk mengembangkan bisnis usahanya tidak kesulitan
mencari pasar untuk menjual hasil dari usahanya.

Hal hal di atas adalah beberapa cara yang dapat di gunakan pemerintah dalam mengurangi
pengangguran di Indonesia dan dapat memperkuat ekonomi Indonesia. Namun pemerintah tidak
akan bisa menjalankan program program tersebut jika tanpa adanya kerjasama dengan pihak
swasta dan masyarakat.


Bab III
Penutup

Kesimpulan
Pengangguran merupakan faktor penting dalam pembangunan nasional baik jangka panjang
maupun jangka pendek. Pengangguran harus segera di atasi agar ekonomi indonesia bisa lebih
baik dan mampu bersaing dengan luar negeri. Pemerintah diharapakan dapat mengatasi
pengangguran dengan menyediankan lapangan pekerjaan atau program-program bina usaha
untuk masyarakat kecil.




Saran
Pemerintah harus lebih mengawasi program KB dan usaha transmigrasi.
Pemerintah harus dapat bekerja sama dengan swasta dan masyarakat dalam mengatasi
pengangguran.
Mengadakan sosialisasi pada masyarakat tentang usaha mandiri.

http://dimasjoe10.wordpress.com/2013/01/14/faktor-masalah-pengangguran-dan-cara-mengata
sinya/
http://www.jomria.com/2013/02/kepentingan-memiliki-kesihatan-yang-baik.html

Kesan Kemasukan Buruh Asing di Negara kita. Bincangkan.
Buruh asing merupakan orang-orang yang berasal dari negara luar dan kemudiannya bekerja di
luar negara untuk mencari dan menambahkan lagi pendapatan mereka. Apa yang kita ketahui,
kebanyakkan buruh-buruh asing ini berasal dari negara yang serba miskin dan mundur
disebabkan terlalu ramai penduduk sehingga ruang pekerjaan tidak mencukupi bagi mereka.
Pihak kerajaan mereka juga tidak mampu membantu dan menhulurkan bantuan, malah ada yang
langsung tidak memperdulikan rakyatnya yang susah, kerana mereka hanya mementingkan
pembangunan negara sahaja, tidak pada rakyatnya. Jadi, ramai yang telah berhijrah ke luar
negara untuk mencari wang bagi menampung kehidupan keluarga mereka seharian.
Dengan kemasukkan buruh-buruh asing ini ke negara kita, negara kita dapat membangun dengan
pesatnya seperti sekarang, serentak mengikut aliran kemajuan negara-negara luar. Mereka
memang mahir dalam melakukan pekerjaan yang berat seperti membuat bangunan, jalan raya
dan sebagainya. Selain itu juga, mereka memang diperlukan untuk mengurus dan membantu
dalam pekerjaan rumah, seperti mengemas, mencuci, memasak dan menjaga anak-anak
majikannya. Begitu juga di tempat pusat membeli-belah, di mana banyak warga asing mengambil
tempat pekerjaan, mengalahkan warga tempatan kita. Kecekapan mereka dalam bekerja memang
mengagumkan dan pandai mengambil hati pelanggan.
Namun, semakin ramai kemasukkan buruh asing ke negara ini, semakin banyak orang-orang asing
tersebut mengaut keuntungan negara kita. Antaranya ialah buruh asing tersebut telah mengambil
peluang pekerjaan yang sepatutnya warga tempatan laksanakan. Ini telah mendatangkan kesan
pada warga tempatan kita, terutamanya pada golongan belia. Disebabkan warga asing inilah,
golongan belia tempatan tidak mendapat pekerjaan. Tambahan lagi, belia di negara kita tidak
mahir dalam pekerjaan berat dan juga terlalu memilih pekerjaan. Dengan demikian, banyak
pengangguran berlaku dikalangan orang tempatan.
Selain itu juga, ekonomi kita hanya bergantung pada penghasilan minyak dan gas, tetapi sumber
sebegitu memang tidak akan berkekalan. Sehubungan dengan itu, negara kita harus memikirkan
bagaimana cara untuk mencari sumber ekonomi negara selain dari penghasilan dan penjualan
minyak dan gas. Jadi, apa salahnya kita menggunakan orang tempatan untuk melakukan
kesemuanya demi pembangunan negara kita? Wang yang kita laburkan tidak sia-sia jika untuk
warga tempatan daripada dilaburkan kepada orang asing. Dengan ini, ekonomi negara tidak akan
susut dan negara akan kembali stabil seperti sedia kala.
Dengan demikian, kita harus mengetahui kesan buruh asing ini terhadap negara kita. Walaupun
mereka telah membuat negara kita semakin maju, namun mereka juga telah mendatangkan
kesan negatif pada kita dan juga negara. Untuk mengelakkan kesan ini berterusan, warga
tempatan terutama golongan belia hendaklah mempelajari pelbagai bidang pekerjaan sehingga
mereka mahir dan berkebolehan. Ini juga bukan sahaja untuk kebaikkan pada diri mereka, tetapi
juga pada negara kerana merekalah golongan yang bertanggungjawab dalam pembangunan
negara.
Ekonomi Malaysia kebelakangan ini berkembang dengan pesat. Projek pembangunan raksasa
berjalan dengan lancar. Sebagai hasilnya, wujudlah peluang pekerjaan yang meluas dan timbul
masalah kekurangan tenaga kerja. Jadi, Malaysia kini menjadi tumpuan pendatang asing yang
ingin mencari rezeki lumayan. Namun kemasukan pendatang asing tanpa izin yang banyak telah
menimbulkan pelbagai masalah.
Masalah utama ialah kesulitan yang dihadapi oleh kerajaan untuk membanteras kemasukan
pendatang asing tanpa izin ini. Pihak polis, tentera, dan Jabatan Imigresen terpaksa bekerja keras
untuk memberkas mereka. Mereka ditahan dan ditempatkan di kern tahanan sementara.
Kedutaan asing pula kurang bekerjasama. Kedutaan asing enggan mengeluarkan dokumen
perjalanan sementara kepada rakyatnya supaya mereka dapat dihantar balik. Kedutaan asing juga
enggan membiayai kos penghantaran pulang. Hal ini menyebabkan banyak tenaga, wang, dan
masa kerajaan terbazir dalam usaha mencegah kemasukan pendatang tanpa izin.
Keselamatan sosial kita juga terancam. Ada antara pendatang asing tanpa izin ini merupakan
penjenayah yang dikehendaki oleh pihak berkuasa di negara asal mereka. Mereka melarikan diri
ke Malaysia supaya terlepas daripada serbuan pihak berkuasa negara asal mereka. Malangnya,
mereka terns melakukan jenayah di Bini. Kes-kes rompakan, pembunuhan, dan rogol sering
berlaku. Mangsa akan menanggung trauma sepanjang masa. Malahan sesetengah taman
perumahan dimasuki pencuri setiap mal am buat satu tempoh yang panjang. Hal ini
menyebabkan penduduk tempatan hidup dalam ketakutan. Kes-kes penjenayah warga Indonesia
ditembak mati dalam serbuan polis bukanlah kes yang luar biasa lagi. Malah tentera kita terpaksa
dikerah ke Semporna, Sabah, untuk menghadapi lanun Filipina yang menggunakan senjata
canggih untuk melakukan rompakan pada siang hari.
Penyakit-penyakit berbahaya juga akan merebak dengan meluas. Buruh asing yang sah akan
dikenakan pemeriksaan kesihatan. Sebaliknya, pendatang asing tanpa izin tidak berbuat demikian.
Banyak antara mereka berasal dari kawasan mundur di negara asal mereka. Kesihatan mereka
kurang terjamin. Ada antara mereka menghidap AIDS, tibi, penyakit kelamin, dan sebagainya.
Akibatnya, rakyat kita menjadi mangsa. Statistik telah menunjukkan bilangan rakyat yang
menghidap penyakit tibi meningkat semula. Banyak pendatang asing tanpa izin juga disahkan
sebagai pembawa kuman HIV dan hepatitis. Hubungan mereka secara seksual dengan pelacur
tempatan akan mempercepat jangkitan AIDS.
Kedatangan pendatang asing, khususnya yang tanpa izin, juga mendatangkan masalah
perumahan. Mereka akan mendirikan kawasan perumahan secara haram. Sesetengah kumpulan
pendatang asing ini pula membuka kawasan hutan sebagai kawasan perumahan mereka.
Kawasan setinggan ini tidak teratur dan kekurangan kemudahan asas, seperti sistem pembuangan
sampah dan air kumbahan. Oleh itu, pencemaran alam sekitar akan berlaku. Selain itu,
pembangunan negara pada mas a akan datang juga terbantut kerana kemunculan setinggan ini.
Imej negara kita juga terjejas kerana ini menggambarkan kelemahan pentadbiran kerajaan serta
pengagihan ekonomi yang tidak seimbang. Terdapat juga kawasan perkampungan haram yang
mewah, lengkap dengan bekalan elektrik, dan air.
Hak rakyat kita juga sedikit sebanyak terjejas. Pihak majikan lebih suka mengupah pendatang
asing tanpa izin dalam sektor perladangan, pembinaan, dan pembantu rumah kerana gaji mereka
jauh lebih murah. Hal ini pasti menjejaskan peluang pekerjaan rakyat kita sungguhpun bukan
semua rakyat kita berminat dalam bidang pekerjaan ini. Selain itu, banyak antara mereka
melibatkan diri dalam perniagaan, misalnya membuka gerai makanan, menjual barang kemas,
lampu hiasan, batik dan sebagainya. Malah ada antara mereka yang menjadi kayaraya, berumah
besar tanpa membayar cukai pendapatan. Pada ketika nilai wang kita jatuh dengan teruknya,
peluang pekerjaan rakyat semakin sempit. Hal ini memang tidak adil kepada rakyat kita.
Kita memerlukan tenaga asing dalam pembangunan negara. Namun kehadiran mereka,
terutamanya golongan tanpa izin, juga menimbulkan masalah. Kerajaan perlu menangani
masalah ini dengan serius supaya rakyat kita tidak menjadi minoriti di tanah airnya sendiri.
Malaysia adalah antara 10 buah negara teratas yang tersenarai sebagai penggaji warga asing
tertinggi di dunia. Di mana-mana sahaja pada hari ini khususnya di bandar besar, kita boleh
berjumpa dengan pekerja asing dari Indonesia, Filipina, Bangladesh, Nepal, India dan China yang
bekerja dalam pelbagai sektor yang bergaji rendah seperti buruh, pekerja kilang dan pembantu
rumah. Jumlah pekerja asing di negara ini berjumlah 1.85 juta orang dengan pendatang Indonesia
sahaja berjumlah 1.2 juta orang diikuti Nepal seramai 200,000 orang. Semua mereka ini termasuk
yang datang dari Mynmar, Pakistan, Afghanistan, Kemboja, Vietnam, Sri Lanka dan negara di
benua Afrika.
Kedatangan pekerja asing ini tentulah untuk bekerja di negara yang mempunyai banyak peluang
pekerjaan ekonomi khususnya pembinaan, perladangan, perkhidmatan dan perniagaan. Pekerja
asing ini boleh dikelaskan kepada dua iaitu pekerja yang datang secara sah dan pekerja yang
datang melalui jalan belakang atau pendatang asing tanpa izin (PATI).
Pekerja yang datang ke Malaysia secara sah umumnya telah ditentukan jenis pekerjaan, majikan,
tempat tinggal dan telah melalui pelbagai proses untuk memenuhi kelayakan sebagai pekerja.
Mereka kemudiannya diberikan permit kerja yang dinyatakan tempoh kerja mereka di negara ini.
Kategori pekerja jenis ini mempunyai dokumen perjalanan yang sah, bebas daripada penyakit
berjangkit, mempunyai kontrak pekerjaan yang sah dan tidak membawa banyak masalah kepada
masyarakat.
Majikan mereka juga lebih bertanggungjawab dengan menyediakan tempat kediaman, makanan
dan perkhidmatan perubatan.
Kategori kedua ialah PATI yang tidak pernah melalui proses seperti kategori pertama. Mereka juga
tidak mempunyai dokumen perjalanan yang sah, risiko penyakit berjangkit yang tinggi seperti
tuberculosis (tibi) dan mudah dieksploitasi. PATI yang ditangkap kerana pelbagai kesalahan
imigresen dan jenayah hanya membebankan pihak kerajaan kerana terpaksa menanggung kos
penahanan dan penghantaran ke negara asal mereka. Kes-kes yang lebih rumit seperti imej
implikasi buruk terhadap negara asal pendatang berkenaan.
Tarikan untuk mendapat pendapatan lumayan di Malaysia akan memberi rangsangan dan
dorongan kepada pekerja asing ini untuk menggunakan semua cara sama ada secara sah ataupun
tidak. Ada yang menggunakan lorong semut di sempadan untuk membolosi kawalan
keselamatan negara, menipu pas pengajian pendidikan, menggunakan pas lawatan sementara
dan berkahwin dengan warganegara tempatan.
Contoh kes berkaitan ialah penipuan pas pengajian di sebuah institusi pengajian tinggi di Kedah
beberapa hari yang lalu. Mereka datang ke Malaysia semata-mata untuk berniaga kain dan
permaidani sedangkan dalam permohonan adalah untuk belajar. Tidak dapat disangkal lagi
bahawa kolej ini telah lari daripada matlamat sebenar penubuhannya dan mementingkan
keuntungan jangka pendek. Di sini peranan orang tempatan membawa masuk pekerja asing
sangat jelas dan tindakan sewajarnya perlu diambil bagi membendung kegiatan yang tidak
bertanggungjawab itu.
Kes ini adalah iktibar kepada pihak berkuasa Malaysia yang menunjukkan bahawa pekerja asing
dan PATI akan menggunakan apa sahaja ruang, peluang dan kelemahan yang ada untuk bekerja di
negara ini.
Segelintir ahli masyarakat tempatan yang ingin cepat kaya akan gelap mata melihat perniagaan ini
dan membelakangkan tanggungjawab mereka sebagai warganegara dan rakyat Malaysia.
Walaupun mengetahui wujudnya undang-undang berkaitan perkara ini, demi wang ringgit
mereka lebih mengutamakan kehendak diri sendiri daripada masyarakat dan negara.
Kehadiran PATI dan pekerja asing bagi memenuhi permintaan di sektor kritikal seperti pembinaan
dan perladangan adalah gambaran sifat bergantung yang keterlaluan dalam pembangunan
tenaga kerja. Jumlah PATI seramai 600,000 orang boleh sahaja memberi maklum balas dan
persepsi negatif masyarakat terhadap kerajaan Malaysia. Usaha kerajaan seperti pengampunan,
sebatan dan pembekuan pengambilan pekerja asing yang baru tidak pernah menghalang lebih
ramai PATI untuk mencari rezeki di negara ini.
Hakikatnya, semakin ramai pekerja asing khususnya PATI yang datang ke Malaysia
memperlihatkan wujudnya kegagalan pelaksanaan program pencegahan dan pengawalan yang
berkesan bagi membendung masalah ini. Kepintaran dan kebijaksanaan agensi penguatkuasa
yang terlibat belum mampu memberikan tindakan penyelesaian yang mantap bagi
mengurangkan kehadiran PATI ini.
Apakah kita perlu menunggu kebanjiran pekerja asing dan PATI yang menimbulkan huru-hara dan
menyebarkan penyakit barulah kita akan terburu-buru mencari penyelesaiannya? Ataupun
fenomena ini kesan sampingan untuk menjadi sebuah negara maju pada tahun 2020?
Setiap hari media akhbar dan elektronik melaporkan mengenai tingkah laku dan kegiatan negatif
pendatang ini yang melibatkan pergaduhan dan kematian. Pendedahan demi pendedahan
menjadikan kita tertanya-tanya apakah yang berlaku. Sehari ke sehari terdapat sahaja pendatang
yang ditemui mati di tepi jalan, mati kerana bergaduh di rumah kongsi dan mati kerana membalas
dendam.
Begitu juga dengan kes-kes jenayah yang kecil seperti ragut, rompakan, rogol, mencuri,
berkhalwat, berzina dan mengganggu anak gadis sudah biasa kita dengar. Aktiviti sampingan ini
telah mengganggu keharmonian masyarakat Malaysia dan memberi motivasi kepada sebilangan
kecil daripadanya untuk turut bersama-sama terlibat dengan jenayah. Di Kedah umpamanya,
sepasang suami isteri ditangkap kerana bersubahat membantu sekumpulan pendatang asing dari
Kuala Lumpur melakukan jenayah pecah rumah dan rompakan. Hasil rompakan tersebut
dibahagikan sama rata dan perbuatan tersebut terus diulangi dari semasa ke semasa sehinggalah
ditangkap.
Terdapat banyak sebab kenapa kes jenayah banyak melibatkan pekerja asing dan PATI. Antaranya
ialah kesempitan kewangan. Hidup di bandar besar dengan pendapatan yang kecil adalah sesuatu
yang membebankan. Tidak salah kalau kita beranggapan bahawa PATI yang terlibat ialah mereka
yang bernafsu besar dan mahu cepat menjadi kaya tanpa memikirkan dosa dan kesulitan yang
akan dialami oleh mangsa. Pergaduhan sesama etnik dari negara yang sama turut berlaku
disebabkan rasa tidak puas hati dan membalas dendam. Kadangkala perkara yang kecil turut
melibatkan kematian seperti yang berlaku tidak lama dahulu iaitu mati kerana berebut tandas.
Kejadian ini melibatkan pekerja dari Mynmar.
Sesetengah daripada mereka yang telah lama bekerja di negara ini diketahui mengambil peluang
perniagaan rakyat tempatan dengan memajak lesen ataupun secara terang-terangan berniaga
bakso di tepi jalan. Keadaan ini menimbulkan rasa tidak puas hati masyarakat tempatan yang
tidak sabar dengan siasatan pihak berkuasa mengambil tindakan sendiri sama ada memberi
amaran ataupun membelasah pendatang ini. Tentulah mereka mempunyai sebabnya seperti
tidak ada permit, mengganggu peniagapeniaga tempatan yang mempunyai lesen perniagaan dan
tahap kebersihan makanan yang disediakan tidak memuaskan.
Mengatasi masalah sosial yang ditimbulkan oleh PATI dan pekerja asing melibatkan kerjasama
tiga pihak iaitu kerajaan, swasta dan masyarakat umum. Kerajaan sebagai agensi pembentuk,
pengawal dan pelaksana dasar mempunyai peranan yang sangat besar bagi mempastikan
kemasukan PATI dihalang sepenuhnya. Keupayaan kerajaan membentuk dan mengawal dasar
memang sangat membanggakan tetapi lemah dalam aspek pelaksanaan. Walaupun banyak
program pencegahan dilaksanakan seperti program pemutihan dan pengampunan, masih ramai
PATI yang menyeludup masuk ke negara ini.
Kesudahannya lebih ramai pekerja asing dan PATI membuka kampung sendiri, menyekolahkan
anakanak di sekolah kerajaan, menggunakan perkhidmatan kesihatan kerajaan dan mewujudkan
kawasan setinggan baru.
Pihak swasta bertanggungjawab mempastikan pekerja mereka yang terlibat dalam sektor
pembinaan dan perladangan mempunyai permit kerja yang sah dan mengutamakan pekerja
tempatan. Sekiranya mereka mengabaikan kepentingan pekerja yang sah ini, kejadian seorang
majikan yang mendapat penyakit tibi akan dapat dielakkan. Kejadian yang berlaku ini memberi
iktibar kepada mereka yang ingin mendapat tenaga buruh yang murah kerana tanpa pemeriksaan
kesihatan, seseorang PATI boleh menyebarkan penyakit secara diam-diam.
Orang ramai boleh menyalurkan maklumat dan memberi kerjasama kepada agensi penguatkuasa
untuk melicinkan operasi pembasmian dari semasa ke semasa. Mereka tidak seharusnya
memikirkan ganjaran yang akan diberi sekiranya memberi maklumat kerana tanggungjawab
membanteras pendatang asing tanpa izin ini turut menjadi sebahagian tanggungjawab rakyat
yang bermaruah.
Kemasukan pekerja asing ke sesebuah negara adalah fenomena sejagat dalam era dunia tanpa
sempadan hari ini. Kita tidak boleh menghalang kemasukan ini kerana tawaran yang diberikan
mereka adalah sangat menarik seperti kos buruh yang murah dan kemahiran yang dimiliki.
Namun membendung kemasukan pekerja asing yang tidak mahu berdaftar adalah cabaran besar
kepada kita kerana mereka ini boleh mencetuskan masalah sosial yang lebih parah pada masa
hadapan. Ketiga-tiga pihak iaitu kerajaan, swasta dan masyarakat wajar melihat kerjasama pintar
sebagai satu jalan penyelesaian seperti memperkasa progam kesedaran di akar umbi dan pada
masa yang sama menambah baik peranan agensi penguatkuasa supaya Malaysia bebas daripada
pendatang asing tanpa izin.
Di negara ini, angka mereka yang dijangkiti penyakit ini semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Sejak 1989 secara purata sebanyak 11,500 hingga 12,000 kes dikesan setiap tahun. Separuh
daripada kes ini didapati positif dijangkiti tibi.
Pada 2006, seramai 14,000 pesakit tibi telah dapat dikesan dimana nisbah jangkitan adalah 61
untuk setiap 100,000 penduduk. Tahun berikutnya, sebanyak 16,000 kes baru dicatatkan dan
pada 2008 pula sebanyak 17,506 kes baru didaftarkan. Daripada angka ini, 10,441 disahkan
dijangkiti kuman tibi dengan 2207 kes melibatkan pendatang asing.
Angka jangkitan terus meningkat tahun lalu dengan 17,496 kes baru direkodkan.
Bagaimanapun, kes tibi di Malaysia masih rendah berbanding Filipina, Thailand dan Indonesia,
namun lebih tinggi dari negara Singapura.
Tibi dan pendatang asing
Kemasukan pekerja dari negara-negara dunia ketiga sememangnya menjadi punca utama
jangkitan tibi masih berleluasa biar pun tahap kebersihan dan kesihatan di negara ini boleh
dikatakan berada pada paras sederhana.
Menurut Dr. Hairulfaizi, tibi sememangnya sangat sinonim dengan negara mundur dan
kemasukan pekerja dari negara-negara ini turut membawa sekali penyakit tersebut.
Pemeriksaan kesihatan menyeluruh perlu dilakukan kepada pekerja asing ini agar mereka tidak
membawa sekali kuman yang mudah berjangkit ini. Bagaimanapun, langkah ini masih belum
boleh diimplementasi sepenuhnya atas beberapa sebab, antaranya kemasukan pendatang tanpa
izin, kata beliau.
Penyebaran kuman di kalangan pendatang berlaku dengan mudah disebabkan keadaan
persekitaran yang memudahkan penyakit merebak dan menular.
Boleh dikatakan dengan keadaan tempat tinggal yang sempit dan kurang ventilasi menjadi salah
satu sebab penting kepada jangkitan ini menular dengan mudah.
Selain itu kata beliau, negara maju seperti Amerika Syarikat juga turut berdepan dengan masalah
ini disebabkan kemasukan pendatang asing dari negara membangun seperti PARLIMEN KUALA
LUMPUR, 24 Okt (Hrkh) - Usul Salahuddin Ayub (Ketua Whip PAS di Parlimen - Kubang Kerian)
berhubung kebanjiran pekerja asing sebagaimana yang dilaporkan oleh Juru Audit negara pada
akhir bulan disember 2006, melebihi had yang ditetapkan, ditolak Dewan Rakyat hari ini.
Usul yang dikemukakan kelmarin, ditolak oleh dewan atas alasan ianya bukan perkara yang perlu
disegerakan.
Menurut Yang DiPertua Dewan, Tan Sri Ramli Ngah Talib, usul ditolak kerana tidak perlu
disegerakan dan difahamkan pihak kerajaan sedang merangka strategi untuk mengurangkan
kebergantungan ekonomi Malaysia terhadap pekerja asing.
Katanya, usaha-usaha yang dilakukan oleh jawatankuasa kabinet mengenai pekerja asing dalam
pemantauan terhadap daftar kualiti kemasukan pekerja asing di Malaysia.
Bilangan pekerja asing di seluruh negara ialah 1.87 juta orang berbanding dengan siling 1.80 juta
yang telah ditetapkan.
Terdahulu, Salahuddin dalam teks usulnya memberitahu, Laporan Kertas Putih Persoalan Dasar
dan Sistem Penyampaian dan Pengawasan Pekerja Asing yang melebihi daripada dua juta orang
di negara ini yang telah merampas peluang pekerjaan 240,000 pelajar lepasan PMR,SPM, STPM.
Katanya, bilangan pekerja asing resmi di Malaysia telah mencapai 2,021,099 orang pada 30
September tahun ini manakala setiap1,600 orang pekerja asing mendarat di lapangan terbang
KLIA dan LCCT dan terdapat hampir 800,000 PATI di gaji majikan.
Tegasnya, pengambilan pekerja asing melalui outsourcing agen telah menjadikan negara
terkenal sebagai sebuah negara perdagangan manusia yang terbesar di Asia.
"Tindakan sekumpulan 779 pekerja Bangladesh dari Johor Baharu mendakwa mereka tertipu. 52
orang mahasiswa bidang perhotelan Indonesia dijadikan buruh murah kerana di tipu agensi
Malaysia yang di miliki warga Indonesia," katanya.
Tambahannya, Pekerja Asing Tanpa Izin juga membawa banyak masalah sosial, bersama sindiket
jenayah mereka menyumbangkan 20% kes jenayah.
Justeru, Salahuddin berkata, pekerja asing memang dapat membantu meningkatkan nilai
ekonomi Malaysia tetapi mereka adalah perampas peluang pekerjaan 240,000 pelajar lepasan
PMR,SPM, STPM.
"Negara belanjakan RM1.169 juta sehari untuk menahan hampir 24,000 Pendatang Asing Tanpa
Izin di 54 penjara dan 15 pusat tahanan,".
"Misalnya perkhidmatan kesihatan dan pendidikan di Sabah turut terjejas di mana hak-hak rakyat
Sabah di rebut oleh orang asing. Laporan Fomema menunjukkan 3.2 peratus pekerja asing gagal
dalam ujian kesihatan dan pembawa penyakit," katanya.
Contoh Karangan Kepentingan Perpaduan Kaum di Malaysia

1 Malaysia, slogan yang telah diperkasa oleh Perdana Menteri, Datuk Seri Najib Tun Abdul
Razak membawa seribu erti kepada negara. Pengalaman Malaysia mengekalkan formula
perpaduan antara kaum dan amalan tolak ansur agama selama ini pastinya dapat diperkukuhkan
dengan laungan slogan 1 Malaysia. Sensitiviti pihak kerajaan yang sentiasa berusaha
menyuburkan semangat perpaduan dalam masyarakat heterogen perlu diberi pujian.
Bagaimanakah perpaduan kaum menatijahkan impak positif kepada negara? Tuntasnya, tepuk
dada tanya selera.

Secara dominan, kepentingan mengamalkan perpaduan kaum dalam kalangan masyarakat
ialah dapat mewujudkan masyarakat yang harmoni. Keharmonian sesebuah negara pastinya
sentiasa disokong oleh kestabilan politik yang jelasnya akan membuka ruang untuk masyarakat
dan pemimpin bersatu tenaga dan idea bagi memajukan negara. Hal ini pastinya mampu
mewujudkan sebuah entiti masyarakat yang mementingkan kerjasama bak kata pepatah ke bukit
sama didaki, ke lurah sama dituruni serta secara tidak langsung dapat mengikis sikap
individualistik. Tamsilnya, organisasi masyarakat yang berbeza latar belakang, agama dan adat
resam mampu duduk semeja berjuang mempertahankan keharmonian negara daripada dicabuli
pihak tertentu. Hal ini pastinya, dapat mengeratkan perpaduan kaum di negara kita dan negara
bertambah gah di persada dunia.

Nama negara juga akan disanjungi dan meningkatkan imej negara di mata
dunia. Malaysia pastinya akan menjadi role model kepada negara-negara di pentas dunia,
seterusnya akan dapat meningkatkan imej negara. Di negara lain, perpaduan berkemungkinan
berada pada tahap yang amat rendah jika dibandingkan dengan negara kita yang mempunyai
masyarakat yang bersatu padu. Contohnya pada 31 Oktober 2006, dilaporkan bahawa mantan
Timbalan Perdana Menteri Britain mempelajari pengalaman Malaysia mengekalkan formula
perpaduan. Oleh hal yang demikian, sebagai rakyat yang cinta akan watan, kita perlu
melaksanakan langkah-langkah proaktif bagi mengekalkan perpaduan antara kaum kerana
bersatu kita teguh, bercerai kita roboh.

Selain itu dapat memajukan ekonomi negara dan seterusnya ekonomi Malaysia pasti
bertambah mantap apabila perpaduan kaum dapat dikekalkan. Sektor ekonomi Malaysia yang
mantap dan masih mampu bertahan jika dibandingkan dengan negara serantau yang berhempas
pulas menghadapi kepincangan ekonomi. Seterusnya pelabur asing tidak bimbang untuk melabur
di Malaysia kerana keadaan negara kita yang aman dan damai, sekali gus dapat menjana ekonomi
supaya terus berkembang. Sebagai contohnya rakyat yang bersatu padu akan berusaha mengerah
keringat bagi memastikan negara terus maju dan menggembeleng tenaga memulihkan ekonomi
negara. Oleh itu, rakyat Malaysia amat diharapkan agar asas perpaduan yang telah lama bertapak
mampu diperkukuhkan dan diperkasakan lagi.



Di samping itu, kepentingan mengamalkan perpaduan kaum dalam masyarakat juga dapat
menarik kedatangan pelancong ke Malaysia. Sudah terang lagi bersuluh, salah satu sumber
ekonomi negara adalah dalam sektor pelancongan yang dapat menjana ekonomi negara. Asas
perpaduan yang kukuh dan kebudayaan yang unik di samping kepelbagaian adat resam yang
membentuk identiti sesebuah masyarakat dapat memikat hati pelancong untuk berkunjung.
Sebagai tamsilnya, pelancong amat tertarik dengan kepelbagaian kaum di negara kita iaitu terdiri
daripada tiga kaum yang terbesar iaitu Melayu, Cina dan India yang dapat menonjolkan imej
negara. Hal ini, seterusnya mampu menarik kedatangan pelancong dan dapat menjana ekonomi
Malaysia secara tidak langsung.

Konklusinya, terdapat pelbagai kepentingan mengamalkan perpaduan kaum dalam
kalangan masyarakat di negara ini. Rakyat Malaysia amat diseru agar mempertahankan maruah
bangsa hingga ke titisan darah yang terakhir dan memakmurkan bumi Malaysia melalui
perpaduan. Ingatlah, Keranamu Malaysia, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Oleh itu,
semua pihak perlu menggembeleng tenaga bagi memurnikan dan mengekalkan perpaduan
antara kaum.

Anda mungkin juga menyukai