Anda di halaman 1dari 4

Nama : Iqbal Syaputra

N.I.M : 7213341006
Kelas/Prodi : A/Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Sejarah Pemikiran Ekonomi

Ujian Akhir Semester

1. Analisislah aliran sejarah dalam kajian mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi?
2. Analisislah aliran institusional dalam kajian sejarah pemikiran ekonomi?
3. Jelaskan perkembangan ekonomi pasca Keynes?
4. Menurut anda, bagaimana dampak teori yang ditemukan Keynes dalam bidang ekonomi
terhadap ekonomi di Indonesia?
Jawaban
1. Berikut adalah analisis sejarah aliran-aliran pemikiran ekonomi:
a. Aliran Merkantilis (Pra-Klasik)
 Berfokus pada akumulasi kekayaan/bullion melalui surplus perdagangan luar negeri
 Bullionisme - pentingnya memiliki cadangan emas & perak dalam jumlah besar
 Tokoh: Thomas Mun, Jean Baptiste Colbert
b. Aliran Klasik
 Teori mekanisme 'invisible hand' pasar dan pentingnya individu mengejar
kepentingan sendiri
 Mendukung sistem ekonomi pasar bebas (laissez faire)
 Tokoh: Adam Smith, David Ricardo, John Stuart Mill
c. Aliran Sosialis
 Sebagai respons terhadap ketimpangan sosial & ekonomi pada Revolusi Industri
 Mengedepankan public ownership atas sarana produksi dan redistribusi kekayaan
 Tokoh: Pierre-Joseph Proudhon, Louis Blanc
d. Aliran Sosialis Marxian
 Teori nilai tenaga kerja (labour theory of value), konsep kelas sosial & perjuangan
kelas
 Melakukan kritik tajam terhadap sistem kapitalisme
 Tokoh sentral: Karl Marx
e. Aliran Neoklasik
 Menggunakan teori utilitas marginal, analisis permintaan & penawaran
 Alfred Marshall - konsep equilibrium parsial, permintaan & penawaran belah
ketupat
 Mendukung laissez faire policies
f. Aliran Keynesian
 Peran intervensi fiskal & moneter negara untuk stabilisasi perekonomian
 Teori permintaan efektif, konsep pengganda pengeluaran agregat
 Tokoh sentral: John Maynard Keynes
g. Aliran Monetaris
 Penekanan stabilitas nilai uang dan peran institusi moneter (bank sentral)
 Kuantitas teori uang dari Irving Fisher dan Milton Friedman
 Kebijakan moneter penting untuk kontrol inflasi & siklus ekonomi
2. Aliran institusional merupakan kritik terhadap pendekatan ekonomi klasik dan neoklasik
yang dianggap terlalu teoritis dan abstrak. Aliran ini berkembang pada awal abad ke-20
dengan tokoh-tokoh seperti Thorstein Veblen, John R. Commons, dan Wesley Mitchell.
Asumsi dasar aliran institusional adalah bahwa aktivitas ekonomi tidak dapat dilepaskan dari
institusi sosial, politik, dan budaya masyarakatnya. Individu tidak melulu bertindak
berdasarkan rasionalitas dan self-interest semata, namun juga dipengaruhi norma-norma
yang berlaku. Oleh karena itu, paradigma perilaku ekonom yang atomistik tidak akurat
untuk menggambarkan kenyataan yang ada.
Beberapa konsep penting aliran ini antara lain Teori Kelas Menganggur yang menjelaskan
terbentuknya kelas-kelas sosial yang secara ekonomis non-produktif, pemisahan properti
produktif dan non-produktif dalam masyarakat, serta konsep kelembagaan yang menekankan
peran adat, hukum, dan aturan main dalam aktivitas perekonomian suatu negara.
Secara keseluruhan, kontribusi aliran institusional adalah memasukkan determinan sosial-
budaya, termasuk kebiasaan dan institusi yang ada, ke dalam analisis ekonomi. Dengan
demikian dinamika perekonomian bisa dipahami secara lebih komprehensif.
3. Setelah karya-karya John Maynard Keynes, ekonomi mengalami perkembangan yang
signifikan. Salah satu perkembangan penting adalah munculnya aliran ekonomi baru yang
dikenal sebagai ekonomi neoklasik. Aliran ini menekankan pentingnya pasar dalam
mengalokasikan sumber daya dan menekankan pentingnya kebebasan individu dalam
mengambil keputusan ekonomi.
Selain itu, ekonomi juga mengalami perkembangan dalam hal teori pertumbuhan ekonomi.
Beberapa teori baru muncul, seperti teori pertumbuhan endogen, yang menekankan
pentingnya inovasi dan teknologi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Selain itu, ekonomi juga semakin memperhatikan isu-isu lingkungan dan keberlanjutan. Hal
ini tercermin dalam munculnya konsep ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan,
yang menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan.
Perkembangan lainnya adalah munculnya ekonomi perilaku, yang menekankan pentingnya
faktor psikologis dan sosial dalam pengambilan keputusan ekonomi. Aliran ini menunjukkan
bahwa perilaku ekonomi tidak selalu rasional dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor non-
ekonomi.
Secara keseluruhan, perkembangan ekonomi pasca Keynes menunjukkan bahwa ekonomi
adalah disiplin yang terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Hal ini
menunjukkan bahwa pemikiran ekonomi yang inovatif dan kreatif sangat penting dalam
menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks dan dinamis.
4. Teori-teori John Maynard Keynes telah memberikan dampak yang cukup besar dalam
pemikiran dan kebijakan ekonomi di Indonesia, terutama pasca krisis ekonomi 1997-1998.
Penerapan kebijakan fiskal ekspansif oleh pemerintah Indonesia untuk memacu
pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu warisan pemikiran Keynesian. Misalnya
melalui perluasan anggaran belanja infrastruktur, penurunan pajak, hingga stimulus
langsung ke sektor rill. Campur tangan negara yang aktif dalam pengelolaan perekonomian
juga sejalan dengan pandangan Keynes mengenai perlunya stimulasi permintaan agregat
melalui instrumen anggaran pemerintah.
Di sisi moneter, kebijakan Bank Indonesia yang longgar pasca krisis dengan menurunkan
suku bunga acuan juga didasari prinsip permintaan efektif Keynes untuk mendorong
investasi dan konsumsi. Kecuali pada 2006-2018 ketika BI menerapkan inflation targeting
framework yang lebih condong ke mazhab monetarisme.
Secara keseluruhan, warisan intelektual Keynes telah melekat kuat dalam resep
pengendalian siklus ekonomi Indonesia melalui coordinated fiscal-monetary policies. Meski
tentu saja dengan penyesuaian terhadap kondisi perekonomian domestik.

Anda mungkin juga menyukai