Anda di halaman 1dari 33

Bab.

I
PENDAHULUAN

Buku ini membahas tentang perekonomian sebagai suatu keseluruhan.


Bagaimana problem ekonomi makro jangka pendek dan jangka panjang dihadapi
oleh pelaku – pelaku ekonomi, yang akan mempengaruhi tingkat pendapatan
nasional dan kinerja bisnis. Pendapatan nasional merupakan suatu indicator bagi
kenaikan tingkat kesehjateraan. Jika problem ekonomi makro jangka pendek dan
jangka panjang dapat diatasi oleh pelaku ekonomi dan pengambil keputusan, maka
tingkat pendapatan nasional akan meningkat. Tingkat endapatan nasional yang
tinggi menunjukkan indikasi tingkat pendapatan total pekerja yang relative tinggi.
Akibatnya kegiatan produksi barang maupun jasa juga tinggi, karena tingginya
permintaan. Hal ini akan meningkatkan kinerja bisnis. Dengan mempelajari buku ini
anda diharapkan dapat memahami serta memiliki pengetahuan tentang konsep
dasar ekonomimakro, problem ekonomi makro, pendapatan nasional serta factor-
faktor ekonomi makro yang mempengaruhi kinerja bisnis.

1.1 PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI


Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam
memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dalam menggunakan sumber
daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif
penggunaan (opportunity cost). Ilmu ekonomi muncul karena adanya tiga kenyataan
berikut : (1) Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas, (2) Sumber daya tersedia
secara terbatas., dan (3) Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa
alternatif penggunaan.
Ilmu ekonomi berkembang melalui suatu proses yang panjang. Ilmu ekonomi
dianggap sebagai satu disiplin ilmu baru mulai 1776, yaitu semenjak ditulisnya
sebuah buku oleh seorang ahli ekonomi bernama Adam Smith, buku tersebut
berjudul An Inguiry Into The Mature and Causes of the Wealth of Nations. Semenjak
itulah Adam Smith oleh ahli ilmu ekonomi disebut sebagi bapak Ilmu Ekonomi.
Sebetulnya penelaahan ekonomi sudah mulai dipelajari orang sejak Aristoteles (350

1
SM), namun penelaahan ekonomi pada waktu itu baru dipelajari pada tingkat yang
sangat dasar, lebih bersifat filosofis.
Pada tahun 1270, perekonomian dikembangakan oleh Thomas Aquino dengan
beberapa penambahan pemikiran yang bersumber dari buku injil. Tahun 1758,
Fransois Quesnay mencoba menjelaskan lebih jauh, namun sampai disini
perkembangan ilmu ekonomi belum membentuk disiplin ilmu ekonomi. Pada zaman
ini ekonomi desebut dengan fisiokrat, dan pada tahun 1776, munculah tokoh baru
bernama Adam Smith yang berhasil mengangkat penelaahan ekonomi menjadi suatu
disiplin ilmu ekonomi, semenjak itu ilmu ekonomi sangat banyak dirasakan
manfaatnya oleh manusia di dalam usaha mereka untuk meningkatkan arah hidup.
Jadi perjalanan ilmu ekonomi melalui masa yang sangat panjang.
Ilmu ekonomi berkembang terus, dengan gagasan Adam Smith tersebut menjadi
dasar bagi ahli ekonomi berikutnya, seperti Thomas Malthus, David Ricardo, dan
John Stuart Mill. Ahli ekonomi ini disebut dengan ahli ekonomi Aliran Klasik. Tradisi
klasik diteruskan dan dikembangkan oleh mazhab Austria dan dieteruskan oleh Leon
Walras, Alfred Marshall pada tahun 1890-an. Aliran klasik ini menelorkan
perkembangan bagian teori ekonomi yang dekenal sebagai ekonomi mikro. Sisi lain
dari perkembangan ilmu ekonomi yang berasal dari Adam Smith adalah cabang yang
dikembangkan oleh Karl Marx dan dianut oleh negara-negara sosialis-komunis dan
yang timbul belakangan di negara-negara yang menganut faham ekonomi liberal
seperti golongan radikal atau golongan “New Left”.
Depresi ekonomi yang terjadi pada tahun 1930-an melahirkan ahli ekonomi
baru, yaitu John Maynard Keynes, dengan bukunya yang sangat terkenal : General
Theory of Employment, Interest and Money yang menjadi dasar bagi
perkembangan teori ekonomi Makro. Jadi perkembangan ekonomi Makro dimulai
setelah terbitnya buku tersebut, berbeda dengan kelompok Klasik (yang
mendasarkan pada bekerjanya mekanisme pasar), maka Keynes mendasarkan pada
campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi.
Perkembangan keadaan ekonomi yang pesat dan rumit menumbuhkan beberapa
masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh alat-alat yang sudah dikembangkan oleh
Aliran Klasik maupun Keynes, seperti masalah stagflasi, ketidakpastian masa depan,
dinamika ekonomi, dsb. Karena itu sesudah Keynes berkembang beberapa tunas-
2
tunas baru yang tidak sepenuhnya Klasik atau Keynesian seperti kelompok Post
keynesian Economist, kelompok Monetarists, kelompok Rational Exceptations serta
kelompok yang menyangkut kebijakan ekonomi seperti kelompok Supply Side
Economits. Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu
ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.
Ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil
misalnya perusahaan, rumah tangga.Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang
bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai
tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan
kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu
lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris
paribus.
Ilmu ekonomi makro yang diperhatikan adalah tindakan konsumen secara
keseluruhan, kegiatan – kegiatan keseluruhan pengusaha dan perubahan –
perubahan keseluruhan kegiatan ekonomi.Variabel-variabel tersebut antara lain :
pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang
beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran
internasional. Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro disajikan dalam tabel 1,
sebagai berikut;

Tabel 1.1 Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro


Dilihat dari Ekonomi Mikro Ekonomi Makro
Harga Harga ialah nilai dari suatu Harga adalah nilai dari
komoditas (barang tertentu komoditas secara agregat
saja) (keseluruhan)
Unit analisis Pembahasan tentang Pembahasan tentang kegiatan
kegiatan ekonomi secara ekonomi secara keseluruhan.
individual. Contohnya Contohnya pendapatan
permintaan dan dan nasional, pertumbuhan
penawaran, perilaku ekonomi, inflasi, pengangguran,
konsumen, perilaku investasi dan kebijakan
produsen, pasar, ekonomi.
penerimaan, biaya dan laba
atau rugi perusahaan
Tujuan Lebih memfokuskan pada Lebih memfokuskan pada
analisis analisis tentang cara analisis tentang pengaruh
mengalokasikan sumber kegiatan ekonomi terhadap

3
daya agar dapat dicapai perekonomian secara
kombinasi yang tepat. keseluruhan

Kebijakan Makroekonomi
Bentuk – bentuk kebijakan ekonomi yang dapat dijalankan yakni : kebijakan fiscal,
kebijakan moneter, dan kebijakan segi penawaran. Kebijakan makroekonomi
dilakukan untuk pencapaian tujuan sebagai berikut :
 Menstabilkan kegiatan ekonomi
 Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi
 Menghindari masalah inflasi
 Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh
 Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing

1.2 REVOLUSI KEYNES : LAHIRNYA TEORI MAKROEKONOMI


Ekonomi Makro atau makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara
keseluruhan. Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang memengaruhi
banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan
untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan
seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitasharga, tenaga kerja dan pencapaian
keseimbangan neraca yang berkesinambungan. Pendekatan Analitik Pembedaan
tradisional adalah antara dua pendekatan berbeda ke ekonomi: ekonomi Keynesian,
memusatkan pada permintaan; dan ekonomi sisi-penyediaan (atau neo-klasik) yang
memusatkan pada persediaan. Keduanya tidak bisa berjalan sendiri, namun ini
hanya permasalahan penekanan.
Permasalahan dalam Ekonomi Makro 1. kemiskinanan dan pemerataan 2. krisis
nilai tukar 3. hutang luar negeri 4. perbankan, kredit macet 5. inflasi 6.
pertumbuhan ekonomi 7. pengangguranTeori Ekonomi Makro menurut Keynes
Sebelum terjadinya kelesuan perekonomian dunia tahun 1929-1933 yang dikenal
sebagai Depresi Besar (Great Depression), ilmu ekonomi tidak mengenal dikotomi
Mikro-Makro. Fokus pembahasan ilmu ekonomi pada masa Sebelum Depresi Besar
adalah perilaku individu dalam rangka mencapai keseimbangan. Untuk analisis
keseimbangan umum (Senoal equilibrium), digunakan model Walras (Walrasian
economics). Dengan model-model tersebut, para ekonom berkeyakinan bahwa masa
4
depan perekonomian akan gemilang. Dalam jangka panjang setiap pelaku ekonomi
yang terlibat dalam proses pertukaran lewat mekanisme pasar akan memperoleh
keuntungan. Posisi keseimbangan masing-masing individu makin membaik yang
mengakibatkan masya¬rakat dalam perekonomian makin baik pula.
Kemakmuran muncul karena makin tingginya produktivitas manusia.Sedangkan
produktivitas yang menibaik ada¬lah buah dari persaingan yang memaksamanusia
melakukan spesialisasi.Namun, tidaklah berarti dunia tidak akan pernah mengalami
masalah ekonomi dalam prosespertukaran. Misalnya, sampai batas-batas tertentu
akan terjadi kelebihan penawaran tenagakerja yang mengakibatkan pengangguran.
Tentu saja pengangguran ini dapat menimbulkankelesuan ekonomi. Tetapi tidak
akan pernah terjadi kelesuan Yang bersifat umum danberjangka panjang (general
gait), sebab mekanisme pasar akan melakukan koreksi mandiri(self
correcting),sehingga perekonomian akan kembali pulih seperti sediakala.Sayangnya
Depresi Besar (treat Depression) membuyarkan keyakinan terhadap
hipotesisEkonomi Klasik. Sebab, Depresi Besar terjadi dalam jangka waktu yang
lama (1929-1933) dan menimbulkan masalah-masalah besar. Misalnya, di Amerika
Serikat seisms periodeDepresi Besar tingkat pengangguran mencapai angka lebih
dari 25,10 angkatan kerja, outputperekonomian berkurang sekitar separonya,
sementara tingkat investasi merosot tajam.Untunglah dalam keadaan yang genting
seperti di atas, seorang ekonom Inggris, John Maynard Keynes, melontarkan
pendapat untuk memperbaiki keadaan melalui bukunya TheGeneral Theory of
Employment, Interest and Money, yang terbit tahun 1936. Dalam bukunya, yang
lebih dikenal sebagai The General Throry, Keynes menyampaikan tiga hal pokok.
Pertama adalah kritik ilmiah terhadap kebenaran hipotesis Klasik
tentangkeampuhan mekanisme pasar yang dipercayai sejak zaman Adam Smith.
Menurut Keynes, kelemahan Teori Klasik adalah lemahnya asumsi tentang pasar
yang dianggap terlalu idealis(utopian) dan terlalu ditekankannya masalah ekonomi
pads sisi penawaran. Berkaitan dengan kritik tersebut, Keynes menyampaikan pokok
pikiran. Kedua berupa usulan pemulihandengan memasukkan peranan pemerintah
dalam perekonomian dalam rangka menstimulir sisipermintaan.
Kedua pokok pikiran Keynes tersebut di atas membawa beberapa pembaruan
radikal dalam ilmu ekonomi. Yang pertama, mulai diperhatikannya dimensi global
5
atau agregat (makro)dalam analisis ilmu ekonomi. Dengan demikian ilmu ekonomi
telah berkembang menjadiilmu ekonomi makro. Kedua, dimasukkannya peranan
pemerintah dalam analisis ilmu ekonomi telah menimbulkan pentingnya peranan
analisis kebijakan (policies analysis).
Ketiga, dengan dirasa perlunya analisis kebijakan, maka dirasakan perlunya
studi-studiempiric. Dengan demikian terjadi perubahan/penyempurnaan metodologi
dalam analisisekonomi, dari hanya mengandalkan metode deduktif menjadi jugs
menggunakan metode
Tidak berlebihan jika Keynes dihormati sebagai bapak ilmu ekonomi
makro,sekaligus ekonom perintis studi induktif.Dalam khasanah ilmu ekonomi,
keseimbangan disebut dengan ekuilibrium’, being equal ,suatu keadaan ketika kurva
permintaan dan penawaran bertemu pada suatu titik (Sumodiningrat, 2008). Ketika
kondisi equilibrium tidak tercapai atau terjadi kegagalan pasar, maka akan timbul
kerugian yang akan dialami oleh pelaku pasar, apakah produsen ataupun konsumen
juga dapat menimbulkan dead weight loss, serta memungkinkan pemerintah untuk
mendapatkan tambahan kesejahteraan dari kondisi pasar yang memungkinkan.
Dalam perkembangan sejarah perekonomian dunia, terjadi ketidakseimbangan yang
berdampak pada fluktuasi ekonomi yang besar, menyengsarakan, terjadi
pengangguran besar-besaran dan penurunan pendapatan yang sangat signifikan
besar yang kemudian dikenal sebagai sejarah pahit dalam perkonomian dunia “ Great
Depression” pada tahun 1930-an.
Dalam kondisi perekonomian yang mengalami guncangan, maka banyak para
ekonom mempertanyakan mengenai keakuratan dan kemampuan dari teori ekonomi
klasik dalam menghadapi kondisi perekonomian yang buruk. Dari sudut pandang
klasik dikemukakan bahwa pendapatan nasional tergantung pada penawaran faktor
dan ketersediaan teknologi, yang pada kenyataanya tidak mengalami perubahan
secara substansial dari tahun 1929-1933. Pada tahun 1936, ekonom Inggris yang
bernama Keynes melakukan revolusi terhadap ilmu ekonomi dengan menerbitkan
The General Theory of Employment, Interest and Money.Keynes memberikan pilihan
alternatif terhadap teori ilmu ekonomi dari klasik. Menurut pandangan Keynes bahwa
Aggregat Demand (AD) bertanggung jawab terhadap pendapatan yang rendah dan
tingginya tingkat pengangguran sebagai karakteristik kemerosotan ekonomi. Kritik
6
Keynes terhadap klasik adalah klasik mengasumsikan hanya dari sisi Aggregat
Supply(AS) dari sisi modal, tenaga kerja, dan teknologi yang merupakan pendapatan
nasional,namun tidak mempertimbangkan dari sisi permintaan. Sehingga untuk
mencapai titik keseimbangan maka digabungkanlah antara permintaan agregat dan
penawaran agregat. Dalam jangka panjang harga bersifat fleksibel dan penawaran
agregat menetukan pendapatan. Tetapi dalam jangka pendek tidak demikian, karena
harga bersipat kaku sehingga penentuan pendapatan dari sisi permintaan agregat.
Jadi dapat dilihat teori klasik dengan konsep jangka panjang selalu terjadi
equilibrium dan perekonomian mengalami pertumbuhan, sedangkan Keynes dengan
konsep jangka pendek tidak terjadi keseimbangan seperti yang terjadi pada klasik,
aka nada fluktuasi dalam ekonomi.
Perbedaan Klasik dan Keynes terhadap Pasar Uang Mereka memiliki pandangan
yang berbeda. Menurut klasik fungsi uang sebagai alat transaksi, sedangkan
menurut pandangan Keynes fungsi uang adalah alat atau media transaksi dan
penyimpan nilai kekayaan. Dimana permintaan akan uang untuk transaksi adalah
uang kartal + uang giral. Perbedaan Klasik dan Keynes terhadap Suku Bunga <
Menurut pandangan klasik, penentuan suku bunga terjadi di pasar barang ( leonable
fund theory), sedangkan menurut Keynes, penentuan suku bunga terjadi di pasar
uang (preferen liquidity). Adapun diagram model makroekonomidan mikroekonomi
disajikan dalam gambar berikut:

Gambar 1.1
Model Diagram Alir Mikroekonomi dan Makroekonomi

7
1.3 Pengertian Ekonomi Makro
Kondisi ekonomi makro suatu negara akan memberikan memberikan refleksi
secara keseluruhan tingkat produksi dan konsumsi suatu negara. Kondisi makro
ekonomi suatu negara membicarakan perekonomian sebagai suatu keseluruhan,
dengan tujuan daripada pembahasan keseluruhannya adalah keadaan full
employment. Dengan demikian jika kita menbicarakan tentang pasar, kita tidak lagi
melihat pasar beras, pasar kain, pasar rokok, pasar mobil dan sebagainya secara
parsial, tetapi kita melihatnya sebagai satu pasar besar, yang kita beri nama dengan
“Pasar Barang“, demikian juga dengan jenis – jenis pasar lainnya.
Secara garis besar, kegiatan ekonomi makro adalah kegiatan ekonomi
nasional secara lebih menyeluruh, tidak secara individu – individu lagi sebagaimana
pembahasan dalam mikro ekonomi. Kegiatan makro ekonomi dalam perekonomian
8
nasional dilihat sebagai suatu sistem yang trerdiri empat pasar besar yang saling
berhubungan satu sama lain, yaitu : (1) Pasar Barang; (2) Pasar Uang; (3) Pasar
Tenaga Kerja dan (4) Pasar Luar Negeri.
Dipasar barang, permintaan total masyarakat akan barang dan jasa akan
bertemu dengan seluruh barang dan jasa yang diproduksikan dan ditawarkan oleh
seluruh produsen dalam suatu periode tertentu. Dipasar uang, seluruh permintaan
masyarakat akan uang (baik kartal maupun giral) akan bertemu dengan jumlah uang
yang beredar. Dipasar tenaga kerja, permintaan / kebutuhan total akan tenaga kerja
dari sektor usaha dan pemerintah akan bertemu dengan jumlah angkatan kerja yang
tersedia. Dipasar luar negeri, permintaan dunia akan produk – produk ekspor akan
bertemu dengan penawaran akan produk – produk tersebut, demikian juga dengan
produk – produk impor.
Sedangkan pelaku – pelaku dalam ekonomi makro dapat digolongkan dalam
lima kelompok besar, yaitu : (1) Rumah tangga; (2) Produsen; (3) Pemerintah; (4)
Lembaga – lembaga keuangan; (5) Negara – negara lain.

1. Problem Ekonomi Makro


Secara garis besar, problem ekonomi makro dapat dipilah menjadi dua, yaitu: (1)
Masalah makro jangka pendek / masalah stabilisasi; dan (2) Masalah makro jangka
panjang / masalah pertumbuhan.
Ad.1 ) bagaimana mengendalikan perekonomian sehingga terhindar dari masalah
inflasi, pengangguran dan ketimpangan neraca pembayaran.
Ad.2 ) bagaimana menjalankan perekonomian agar terdapat keserasian antara
pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi dan tersedianya
dana untuk investasi.
Meskipun demikian perlu dicatat bahwa dalam praktek keterkaitan antara masalah
jangka pendek dan jangka panjang sangat erat sekali, terutama dinegara – negara
berkembang. Kita tidak dapat lagi mengkotak – kotakkan secara jelas, mana yang
merupakan permasalahan jangka pendek dan yang jangka panjang. Misalnya saja,
meskipun kebijaksanaan – kebijaksanaan jangka pendek diupayakan setepat –
tepatnya, tidak bisa segera menghilangkan penyakit makro jangka pendek seperti
inflasi maupun pengangguran. Hal ini disebabkan permasalahan tersebut telah
9
berakar pada sebab – sebab “ struktural “ yaitu faktor – faktor yang hanya bisa
berubah atau diubah dalam jangka panjang (biasanya melalui pembangunan
ekonomi dan sosial).

2. Masalah Inflasi

Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga – harga yang berlaku
dalam sesuatu perekonomian secara terus menerus selama periode waktu tertentu.
Tingkat inflasi berbeda – beda pada setiap periode waktu atau pada setiap negara.
Inflasi rendah jika dibawah 6%,. Tingkat inflasi yang umum antara 5 % - 10%.
Inflasi bisa disebabkan karena:
1. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi penawaran agregat atas
barang dan jasa.
2. Adanya tuntutan kenaikan upah oleh buruh / pekerja pada berbagai
kegiatan ekonomi.
3. Kenaikan harga barang yang diimpor.
4. Pertambahan uang yang beredar dimasyarakat lebih besar dibandingkan
pertambahan kemampuan produksi baik barang maupun jasa.
5. Kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang
beretanggungjawab.

Dampak buruk dari inflasi antara lain :


1. Menurunkan taraf kemakmuran segolongan besar masyarakat.
2. Cenderung mengurangi investasi yang produktif, mengurangi ekspor dan
menaikkan impor.
3. Memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Inflasi yang tinggi mengganggu /mengancam perekonomian serta mendorong
spekulasi. Suatu contoh, hubungan antara tingkat inflasi dengan harga saham
berdasarkan kenaikan dan penurunan tingkat inflasi dapat digambarkan sebagai
berikut:

Pertumbuhan Daya Beli Inflasi Dalam Supply Harga

Ekonomi Barang & Jasa Negeri Saham Saham

10
Gambar 1.2 Pengaruh Kenaikan Inflasi Dalam Negeri Terhadap Harga Saham

Pertumbuhan Daya Beli Inflasi Dalam Supply Harga

Ekonomi Barang & Jasa Negeri Saham Saham

Gambar 1.3 Pengaruh Penurunan Inflasi Dalam Negeri Terhadap Harga Saham

Berdasarkan gambar diatas dapat dibaca bahwa terdapat hubungan yang negative
antara inflasi dengan harga saham. Kenaikan inflasi menyebabkan turunnya harga
saham, sebaliknya turunnya inflasi menyebabkan naiknya harga saham.
Inflasi tinggi terjadi di Indonesia sejak pertengahan 1997 hingga akhir 1998.
Menurut catatan BPS pada tahun 1998 inflasi mencapai 80%. Sasaran akhir
kebijakan moneter bank Indoenesia dimasa depan pada dasarnya adalah lebih
diarahkan untuk menjaga inflasi. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan
kecenderungan perkembangan bank-bank sentral dunia yang lebih memfokuskan
diri pada upaya menjaga pengendalian inflasi. Alasan yang mendasari perubahan
tersebut adalah :
1. bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa dalam jangka panjang
kebijakan moneter hanya dapat mempengaruhi tingkat iflasi, kebijakan
moneter tidak dapat mempengaruhi variable riil, seperti pertumbuhan output
ataupun tingkat pengangguran.
2. Pencapaian inflasi rendah merupakan prasyarat bagi terapainya
sasaran makroekonomi lainnya, seperti pertumbuhan tingkat kapasitas penuh
(fullemployment) dan penyediaan lapangan kerja seluas-luasnya.
3. Penetapan tingkat inflasi rendah sebagai ukuran tujuan akhir kebijakan
moneter akan menjadi nominal anchor berbagai kegiatan ekonomi.
Untuk menghitung tingkat nflasi berdasarkan indeks harga dapat digunakan rumus :

Tingkat Inflasi tahun ke n = In – In-1 x 100%


In-1

3. Masalah Pengangguran
Pertumbuhan ekonomi yang tingi tergantung pada penggunaan sumber ekonomi
yang efisien. Jika banyak tenaga kerja yang menganggur berarti terdapat
pemborossan sumber-sumber ekonomi. Pengangguran adalah suatu keadaan

11
dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Faktor – faktor yang menyebabkan
adanya pengangguran :
1) Kekurangan pengeluaran agregat.
2) Tenaga kerja ingin mencari kerja lain yang lebih baik.
3) Adanya penggunaan peralatan produksi yang lebih modern.
4) Tidak sesuainya antara ketrampilan pekerja yang sebenarnya dengan
ketrampilan yang diperlukan dalam kegiatan produksi.

Dampak buruk dari pengangguran antara lain :


1) Mengurangi pendapatan masyarakat.
2) Mengurangi tingkat kemakmuran yang telah mereka capai.
3) Secara individu akan menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial bagi
yang mengalaminya.
4) Dalam jangka panjang akan menimbulkan efek psikologis yang buruk bagi diri
penganggur dan keluarganya.
5) Bagi kepentingan negara, dalam jangka panjang akan menimbulkan efek
yang buruk bagi kesehjateraan masyarakat dan prospek pembangunan
ekonomi kedepan.

4. Masalah Neraca Pembayaran.


Neraca pembayaran adalah suatu ringkasan pembukuan yang sistematis yang
menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan dari negara – negara lain ke dalam
negeri, dan dari dalam negeri ke negara – negara lain. Suatu negara akan selalu
berusaha melakukan upaya agar sisi penerimaan dari luar negeri lebih besar dari sisi
pengeluaran / pembayaran ke luar negeri ( surplus netto ). Sehingga defisit neraca
pembayaran tidak sampai terjadi.
Defisit neraca pembayaran berarti pembayaran keluar negeri lebih besar dari pada
penerimaaan dari luar negeri. Defisit neraca pembayaran akan berdampak buruk
terhadap proses kegiatan ekonomi suatu negara. Dampak buruk yang dapat
ditimbulkan antara lain :
1) Penurunan dalam kegiatan produksi dalam negeri.
12
2) Harga valuta asing akan meningkat.
3) Harga barang – barang impor semakin mahal.
4) Pengurangan investasi terutama oleh pengusaha dalam negeri..

5. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan terminologi untuk menyatakan ekspansi kapasitas
produksi suatu perekonomian. Dalam praktek yang menjadi tolakukurnya adalah
Gross National Product (GNP) atau disebut Produk Nasional Bruto (PNB). Tolak ukur
lainnya adalah Gorss Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB).
Pertumbuhan Ekonomi merupakan salah satu variabbel penting untuk memahami
kinerja suatu perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang biasa dinyatakan dalam
persen pertahun . Cara perhuitungan pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :

GNP riil tahun ke n – GNP riil tahun ke n-1 x 100 %


GNP riil tahun ke n-1
Kasus Indonesia, kinerja ekonomi makro Indonesia dilihat dari tingkat pertubuhan
ekonominya, sejak tahun 2010 mengalami perbaikan. Ada trend kenaikan
pertumbuhan ekonomi dari tahun 2010 – 2015. Kendati belum mampu memecahkan
masalah pengangguran, angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata
pertumbuhan ekonomi pertahun selama tiga tahun terakhir (Kuncoro, 2007 : 408-
409).

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi dan Permintaan Agregat


Rata-rata per
Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015 tahun (2010-
(%) 15)
Pertumbuhan 4,9 3,5 3,7 4,1 5,1 5,6 4,5
Ekonomi
# Konsumsi 2,0 3,9 4,7 4,6 4,9 4,4 4,2
# Investasi 16,7 6,5 0,2 1,4 14,1 9,9 7,2
# Ekspor 26,5 2,9 -0,6 4,0 11,1 8,6 7,5
# Impor 25,9 8,2 -5 2,0 25,6 12,3 8,6
Sumber : Diolah dari Bank Indonesia, dalam bukunya Kuncoro

Dari tabel diatas, dapat disimak bahwa tingkat konsumsi pemerintah maupun swasta
merupakan penyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan nilai rata-rata
4,2% pertahun. Sementara pertumbuhan investasi mulai turning point sejak tahun
2014, dan ekspor netto masih rendah. Ini sejalan dengan menurunnya rasio
13
tabungan atau pendpatan di satu sisi, tetapi meningkatnya indeks penjualan ritel riil,
kredit konsumsi, penjualan mobil atau sepeda motor, dan impor barang konsumsi
(Bank Indonesia, 2014). Inilah yang menjelaskan mengapa ditengah krisis, orang
tetap berjubel mememnuhi mal, membeli mobil maupun sepeda motor, penjualan
rokok dan pnsel meningkat terus.

6. Produktifitas
Salah satu indicator yang digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi, juga
merupakan permasalahan dalam ekonomi makro adalah produktifitas. Produktifitas
adalah perbandingan antara output produksi dengan input yang digunakan untuk
menghasilkan produk itu.
Suatu perekonomian yang mampu mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi tetapi
pertumbuhan itu dicapai dengan ICOR (Incremental Capital Output Ratio) yang
tinggi, maka perekonomian pada high cost economy, yang berarti tidak efisien atau
tingkat produktifitas rendah.
Sebagai contoh, Indonesia pada PELITA V memiliki ICOR = 4,5, artinya, untuk
mencapai satu unit output nasional diperlukan 4,5 kali capital. Angka ini tinggi sekali,
jadi tidak efisien.

1.4 Tugas/Latihan Soal


1) Buatlah rangkuman materi di atas. Rangkuman ditulis tangan pada kertas folio
bergaris, dikumpulkan pada pertemuan berikutnya
2) Jelaskan, pada kondisi bagaimanakah inflasi itu dibutuhkan dan pada kondisi
bagaimanakah inflasi membahayakan bagi perekonomian !
3) Jelaskan, mengapa pengangguran berarti pemborosan sumber ekonomi!
4) Dampak krisis moneter yang dialami oleh Indonesia sejak awal 1997 adalah
menurunnya pertumbuhan ekonomi dari 8% pada tahun 1996 menjai 4,7%
pada tahun 1997. Hal ini dapat dianalisis dari sisi penawaran maupun
permintaan. Jelaskan analisis saudara.

14
Bab. II
KONSEP DAN PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL

2.1 KONSEP DAN DEFINISI


Setiap negara atau masyarakat selalu berusaha untuk mengejar tujuan
nasional yang dicita-citakan. Khusus di bidang sosial ekonomi, tujuan nasional itu
pada umumnya dirumuskan sebagai suatu masyarakat yang adail dan makmur.
Tujuan ini dapat di lihat pada pembukaan UUD 1945 alinea kedua dan keempat.
Menyadari bahwa tujuan utama pembangunan adalah menciptakan masyarakat adil
dan makmur maka semua usaha yang berupa kegiatan ekonomi harus diarahkan
untuk mencapai tujuan tersebut.
Sejauh ini alat pengukur yang sering di gunakan untuk mengetahui secara
kuantitatif arah, intensitas, dan kecepatan keberhasilan usaha yang dicapai adalah
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau yang sering disebut dengan
Pendapatan nasional. Tetapi pendapatan Nasional sebenarnya lebih ditujukan untuk
menguur kemakmuran material masyarakat secara kuantitatif.

15
Pendapatan Nasional mula mula dirumuskan oleh Boisgillbert di Prancis dan
Petty di Inggris pada abad 17. Pandangan mereka tentang Pendapatan Nasional
berkisar pada nilai uang barang dan jasa yang dihaslkan dan dikonsumsikan. Konsep
ini kemudian dikembangkan dengan jalan memasukan tambahan tahunan pada
stock modal yang sudah ada di dalam negeri. Walupun Produk Nasional Bruto
sebagai indikator kemakmuran material banyak digunakan di berbagai negara-
negara yang menggunakan sistem ekonomi liberial maupun campuran, namun tidak
berarti bahwa indikator itu semua sudah sempurna dan benar-benar mampu
menggambarkan seluruh kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh setiap anggota
masyarakat.
Perhitungan melalaui PNB ini memang mempunyai beberapa kelemahan
seperti : Kemampuan PNB dalam mengukur kualitas distribusi pendapatan , tidak
diikutkannya transaksi yang tidak melalui pasar. Walaupun ada kelemahan namun
sampai saat ini tidak ada konsep yang lebih baik dalam mengukur tingkat
kemakmuran msyarakat.
Untuk mengukur besarnya PNB ada cara pendekatan yan sering ditempuh.
Cara pendekatan itu adalah pendekatan pengeluaran yang dilakukan oleh rumah
tangga yang berpartisipasi dalam arus kegiatan ekonomi nasional dan cara
pendekatan penerimaan yang diperoleh para pemilik faktor produksi yang ikut
berpartisipasi dalam proses produksi.

2.2 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL


Beberapa istilah Pendapatan Nasional :
a) Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)
Produk Domestik Bruto (PDB) dapat diartikan barang dan jasa yang diproduksikan
bukan saja oleh perusahaan milik penduduk Negara tersebut tetapi oleh penduduk
Negara lain.Selalu didapati produksi nasional diciptakan oleh faktor – faktor
produksi yang berasal dari luar negeri. Dalam istilah Inggris disebut Gross
Domestic Product(GDP).
b) Produk Nasional Bruto (Gross National Product)
Atau dalam bahasa inggris dinamakan Gross National Product (GNP) yakni nilai
barang atau jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan
16
jasa yang diproduksikan oleh faktor – faktor produksi yang dimiliki oleh warga
Negara dari Negara yang pendapatan nasionalnya dihitung. Sifat hubungan
diantara Produk Domestik Bruto dan National Bruto, yaitu seperti dinyatakan
sebagai berikut : PDB = PNB – PFN dari LN
PFN dari LN adalah pendapatan faktor – faktor produksi yang diterima dari luar
negeri dikurangi dengan pendapatan faktor – faktor produksi yang dibayarkan di
luar negeri.
c) Produk National Bruto (Net National Product)
Apabila PNB dikurangi dengan depresiasi akan diperoleh Produk National Neto
(PNN).Apabila PNN dihitung pada harga faktor,nilainya dinamakan Pendapatan
Nasional.
d) Pendapatan Nasional (National Income)
Pendapatan Nasional (PN) merupakan balas jasa atas seluruh faktor produksi
yang digunakan. PN = PNN-PTL+S, dimana PTL (Pajak Tidak Langsung), S
(Subsidi).
e) Pendapatan Personal (Personal Income)
Pendapatan Personal (PP) adalah bagian dari pendapatan nasional yang
merupakan hak individu – individu dalam perekonomian, sebagai balas jasa atas
keikutsertaan mereka dalam proses produksi.Adapun rumusnya sebagai berikut :
PP = PN-LTB-PAS+PIGK+PNB
LTB = Laba Tidak Dibagikan
PAS = Pembayaran Asuransi Sosial
PIGK = Pendapatan Bunga yang diterima pemerintah dan konsumen
PNB = Pendapatan Nonbalas Jasa
f) Pendapatan Personal Disposabel (Disposable Personal Income)
Merupakan pendapatan personal yang dapat dipakai individu, baik untuk
membiayai hidupnya atau ditabung.Besarnya pendapatan personal dikurangi
pajak atas pendapatan personal (PAP).

2.3 METODE–METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

17
Ada tiga cara perhitungan pendapatan nasional, yaitu metode output (output
approach), metode pendapatan (income approach) dan metode pengeluaran
(expebditure approach) :

A. Metode Output (Output Approach) atau Metode Produksi


Cara perhitungan dengan praktis adalah dengan membagi – bagi perekonomian
menjadi beberapa sector produksi.Dalam perhitungan PDB dengan metode produksi,
yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) masing – masing sector. Yang
dimaksud nilai tambah adalah selisih antara output dengan nilai input.NT = NO – NI.
Aktivitas produksi yang baik NT > 0.

PDB = NT

Dimana : I = sector produksi ke 1,2,3,…,n

B. Metode Pendapatan (Income Approach)


Cara pendekatan penerimaan adalah komplemen cara pendekatan pengeluaran,
karena sebenarnya cara pendekatan peneriman bertitik tolak dari pengertian bahwa
apa yang dikeluarkan oleh salah satu rumah tangga pasti menjadi penerimaan
rumah tangga lain. Dalam perhitungan pendapatan Nasional dengan pendekatan
penerimaan ini ada dua hal yang dimasukkan didalamnya walaupun sebenranya
bukan merupakan penerimaan yaitu penyusutan dan pajak tak langsung.
Penyusutan perlu dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasionaal karena
penyusutan adalah bagian dari penerimaan perusahaan yang tidak dibagikan pemilik
faktor produksi. Pajak tak langsung, yaitu pajak-pajak yang pada dasarnya beban
pajaknya dapat digeserkan kepada piha lain oleh para wajib pajak, seperti pajak
penjualan, pajak tontonan, pajak pembangunan, pajak masuk dan sebagainya.
Sebenrnya pajak tak langsung hanyalah pemindahan daya beli dari kantong
konsumen (pembayar pajak) kepada pemerintah yang terjadi pada saat transaksi
dilakukan, karena sifat pajak tak langsung adalah demikian, maka pajak tak
langsung tidak diterima oleh pemilik faktor produksi, sehingga harus diperhitungkan

18
sendiri. Untuk lebih jelasnya berikut ini uraian mengenai bebarapa penerimaan
negara :
1. Penerimaan dalam negeri:
a. Pajak langsung yaitu pajak yang ditinjau dari segi adminisratif adalah pajak
yang langsung dikenakan kepada masing-masing wajib pajak dan tidak bisa
digantikan oleh pihak lain, terdiri dari : (1) pajak pendapatan, (2) pajak
perseroan, (3) pajak perseroan minyak, (4) MPO, (5) IPEDA (iuran pungutan
daerah).
b. Pajak Tidak langsung yaitu pajak yang dapat digantikan oleh pihak lain,
baik sebagian maupun seluruhnya,terdiri dari : (1) pajak penjualan, (2) pajak
penjualan impor, (3) cukai, (4) bea masuk, (5) pajak ekspor
c. Penerimaan bukan pajak yaitu penerimaan dari penjualan barang-barang
milik pemerintah dari penerimaan jasa, dari penerimaan kejaksaan dan
peradilan, penrimaan pendidikan, iuran hasil hutan dan lain-lain.
2. Penerimaan Pembangunan:
Penerimaan pembangunan adalah penerimaan yang berasal dari bantuan luar
negeri yang dinyatakan dalam rupiah dan terdiri dari bantuan program dan
bantuan proyek Bantuan program adalah bantuan luar negeri untuk mendukung
program-program tertentu, misalnya program pendidikan, kesehatan. Sedangkan
bantuan proyek adalah bantuan dari luar negeri dalam rangka untuk membangun
proyek-proyek sosial di dalam masyarakat seperti, bantuan air bersih, jembatan,
jalan dan lain-lain. Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian
sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses
produksi. Hubungannya sebagai berikut;
Q = f (L, K, U, E)
Dimana:
Q : output
L : tenaga kerja
K : barang modal
U : uang/financial
E :kemampuan entrepreneur atau kewirausahaan

19
Total balas jasa atas seluruh faktor produksi disebut Pendapatan
Nasional (PN), PN : w + I + r + π
Dimana :
w : upah/gaji
i : pendapatan bunga
r : pendapatan sewa
π : keuntungan
Di Indonesia perhitungan ini tidak dipublikasikan, di Amerika Serikat
digunakan.

C. Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)


Didalam pembicaraan tentang ekonomi makro, pendapatan nasional merupakan
suatu topik yang sangat penting untuk dibicarakan karena menyangkut
keberhasilan dari kebijakan makro perekonomian suatu negara. Peningkatan
pendapatan nasional suatu negara bisa merupakan suatu indikator kenaikan
tingkat kesejahteraan, karena akan menciptakan pendapatan perkapita yang
tinggi pula.
Pendapatan nasional itu sendiri merupakan jumlah seluruh pendapatan yang
diperoleh oleh seluruh anggota masyarakat suatu negara, sebagai hasil dari
proses menghasilkan barang dan atau jasa yang meliputi : upah dan gaji, bunga,
modal, sewa atas barang-barang modal serta keuntungan atau laba.
Untuk lebih mudah dalam menjelaskan konsep dasar secara sederhana dari
pendapatan nasional dapat dijelaskan melalui diagram, aliran melingkar suatu
perkonomian tertutup sederhana tanpa kegiatan pemerintah.

20
Faktor produksi : modal, tenaga, tenaga kerja, tanah, keahlian.
Gambar 2.1 Aliran Melingkar Perekonomian Tertutup

Keterangan :
Pada diagram aliran melingkat diatas terlihat, bahwa pada bagian atas dari rumah
tangga konsumen mengalir pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang
dihasilkan oleh produsen. Keadaan ini terjadi pada pasar output.
Pada bagian bawah terjadi pasar input, dimana dari rumah tangga konsumen ke
perusahaan mengalir pembiayaan atas pembelian faktor-faktor produksi, yang
sekaligus merupakan pendapatan yang diterima oleh rumah tangga konsumen.
Dengan demikian dalam diagram melingkar ini dilingkaran luar terdapat aliran
barang baik faktor produksi maupun output produksi, sedangkan digagian dalam
terdapat aliran uang.
Pengertian pendapatan nasional seperti tertulis diatas pada dasarnya merupakan
pengertian dari Pendapatan Nasional Bruto (Gross National Income / GNI), yaitu
pendapatan nasional yang dihitung dari jumlah seluruh pendapatan. Jika demikan,
apa yang dimaksud dengan produk nasional bruto (GNP) ?
Produk nasional bruto adalah nilai semua barang dan jasa yang dihasilkan setiap
tahun oleh seluruh warga negara suatu bangsa diukur menurut harga pasar. Produk
Nasional Bruto harus dibedakan dengan Produk Domestik Bruto. Kata “Nasional”
berarti menghilangkan pendapatan orang asing yang ada dinegara tersebut ( factor
income payment to abroad) dan memasukkan pendapatan warga negara yang
ada diluar negeri (factor income received from abroad).

Selisih dari keduanya disebut pembayaran netto terhadap luar negeri dari faktor
produksi (net factor income payment to abroad) atau ditulis dengan notasi “n”.
maka secara perhitungan dapat ditulis : GNP + n = GDP atau GDP – n = GNP

Dengan demikian GDP (Gross Domestic Product) berarti segala kegiatan produksi
yang ada didalam negera tersebut dihitung tidak peduli apakah itu milik warga

21
sendiri atau warga negara asing. Dari diagram melingkar diatas, dapat dibaca bahwa
dari pendapatan yang diterima oleh rumah tangga akan digunakan untuk membeli
hasil produksi. Dengan demikian pendapatan akan meciptakan pengeluaran, karena
tidak mungkin seseorang tidak ingin menikmati pendapatan yang telah mereka
peroleh.

Ini berarti, setiap sen yang dikeluarkan oleh si A adalah juga setiap sen yang
diterima oleh si B utnuk menghargai/membayar jasa produktif si B yang juga bernilai
sama. Dengan demikian dapat disimputkan, bahwa GNP selalu sama dengan GNI.
Ada beberapa pendekatan untuk menghitung pendapatan nasional, salah satunya
adalah dengan pendekatan pengeluaran. Penghitungan melalui pendekatan
pengeluaran agregat adalah dengan jalan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang
dilakukan oleh pelaku –pelaku ekonomi untuk membeli / mengkonsumsi barang dan
jasa yang telah dihasilkan dari suatu kegiatan produksi (pembelian dipasar barang).

Variabel – variabel yang ada dalam perhitungan pendapatan nasional melalui


pendekatan ini adalah :
a. Consumption / konsumsi ( C ) = merupakan pengeluaran oleh
konsumen.
b. Investment / investasi ( I ) = pengeluaran oleh produsen / swasta
c. Government Expenditure ( G ) = pengeluaran oleh pemerintah
d. Eksport – Import ( X – M ) = perdagangan luar negeri

Melalui pendekatan perhitungan ini, kondisi perekonomian suatu negara dapat


dibedakan menjadi dua, yaitu kondisi perekonomian tertutup dan kondisi
perekonomian terbuka.

Dikatakan kondisi perekonomian tertutup jika dalam perhitungan pendapatan


nasional tidak memasukkan pengaruh perdagangan dengan negara lain. Sedangkan
kondisi perekonomian terbuka jika memasukkan unsur perdagangan luar negeri
dalam aktifitas perekonomiannya / perhitungan pendapatannya.

Secara matematis, perhitungan pendapatan nasional melalui pendekatan


pengeluaran dapat ditulis dengan persamaan : Y = C + I + G + (X – M)
22
Tingkat pendapatan nasional dikatakan deflationary jika pendapatan nasional
ekuilibrium (pendapatan nasional senyatanya) lebih kecil daripada pendapatan
fullemployment (pendapatan nasional potensial yang ditetapkan). Sedangkan tingkat
pendapatan nasional dikatakan inflationary jika pendapatan nasional ekuilibrium
lebih besar dari pendapatan fullemployment.

1. Konsumsi dan Tabungan

Hubungan antara pengeluaran konsumsi dan pendapatan merupakan hubungan


yang bersifat positif, artinya semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang, semakin
tinggi pula pola berkonsumsi seseorang. Demikian pula sebaliknya. Sedangkan
menabung akan dilakukan oleh manusia jika ada sisa dari pendapatan yang
digunakan untuk berkonsumsi.

Perlu dipahami disini, bahwa yang dimaksud dengan konsumsi maupun tabungan
disini adalah jumlah konsumsi dan tabungan secara keseluruhan (aggregate) dan
bukan berkonsumsi dan tabungan secara individual. Karena itu, pendapatan yang
dimaksud juga bukan merupakan pendapatan individu tetapi pendapatan
masyarakat secara keseluruhan atau pendapatan nasional.

Disamping itu ada kalanya fungsi konsumsi dan tabungan menunjukkan hubungan
diantara konsumsi atau tabungan dengan pendapatan disposible yaitu pendapatan
rumah tangga yang siap untuk dikonsumsi (Yd). Hubungan ini terjadi jika terhadap
pendapatan masyarakat terdapat adanya tambahan transfer dan pengenaan pajak.

Bagi rumahtangga konsumen pajak tidak langsung ini sifatnya sudah ditentukan dari
luar (factor eksogen) karena itu jenis pajak ini termasuk jenis pajak tetap
(autonomous to tax) yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya
pendapatan yang diperoleh oleh rumahtangga konsumen. Sedangkan yang
dimaksud pajak langsung dalam rumahtangga konsumen adalah pajak yang
langsung dikenakan kepada masyarakat tergantung pada besar kecilnya pendapatan
yang diperoleh. Karena dipengaruhi oleh factor pendapatan maka jenis pajak ini
termasuk jenis pajak yang besarnya berubah – ubah (induced to tax) dan sifatnya
ditentukan dari dalam / dari suatu fungs pajak.

23
Transfer payment merupakan tambahan pendapatan bagi rumahtangga
konsumen yang bersifat pemberian / transfer / hibah dari fihak luar, bukan karena
hasil dari melakukan kegiatan produksi. Karena itu biasanya nilai transfer payment
sudah merupakan ketetapan yang ditentukan dari luar ( factor eksogen.

2. Faktor – Faktor Penentu Konsumsi dan Tabungan

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa besarnya konsumsi dan tabungan ditentukan


oleh besarnya pendapatan rumahtangga. Tetapi disamping pendapatan
rumahtangga masih ada beberapa factor penentu yang ikut berperan menentukan
besarnya konsumsi rumah tangga dan tabungan, diantaranya adalah :

a) Tingkat bunga, rumahtangga akan menabung lebih banyak jika tingkat


bunga tinggi, asumsi ekonomi stabil, sehingga lebih banyak bunga yang
diperoleh. Hal ini akan mengurangi kecenderungan orang untuk berbelanja.
b) Kekayaan yang dimiliki, semakin banyak kekayaan yang terkumpul dan
dimilki seseorang, maka niat untuk menabung lebih banyak akan berkurang
dan kecenderungan lebih besar menggunakan pendapatannya untuk
berbelanja.
c) Sikap berhemat, sikap ini akan mendorong kecenderungan menabung
lebih besar.
d) Keadaan perekonomian, dalam perekonomian yang tumbuh dengan baik
dan tidak banyak pengangguran, masyarakat berkecenderungan melakukan
kegiatan berbelanja lebih aktif. Tetapi, jika perekonomian berjalan lambat,
masyarakat akan cenderung berhati – hati dalam berbelanja dan
menggunakan uangnya.
e) Distribusi Pendapatan, dalam masyarakat yang distribusi pendapatannya
tidak merata, lebih banyak tabungan yang akan diperoleh.Sebaliknya pada
distribusi pendapatannya lebih seimbang tingkat tabungan relatif kecil, karena
mereka mempunyai kecondongan mengkonsumsi lebih besar.
f) Tersedia tidaknya dana pensiun yang mencukupi, jika dana pensiun
mencukupi, maka kecenderungan orang menabung dimasa kerja akan
berkurang dan lebih menaikkan tingkat konsumsinya.

24
3. Investasi dan keseimbangan Pendapatan Nasional

Pengeluaran dalam sector rumahtangga konsumen dikenal dengan pengeluaran


untuk konsumsi. Sedangkan pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan /
pengusaha swasta dikenal dengan pengeluaran investasi.

Pengertian dari investasi atau pembentukan modal dalam pengertian


makroekonomi adalah pengeluaran atau perbelanjaan penanam – penanam modal
atau perusahaan untuk membeli barang – barang modal dan perlengkapan –
perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang –
barang dan jasa – jasa yang tersedia dalam perekonomian. Yang digolongkan dalam
investasi adalah pembelian berbagai jenis barang modal seperti mesin – mesin dan
peralatan produksi lainnya; perbelanjaan untuk pendirian rumah tempat tinggal ,
bangunan kantor , bangunan pabrik dan bangunan – bangunan lainnya ; serta
pertambahan nilai stok barang – barang yang masih dalam proses produksi dan
bahan mentah. Jumlah dari ketiga komponen tersebut dinamakan dengan
Investasi Bruto yaitu meliputi investasi untuk menambah kemampuan
memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang telah
terdepresiasi. Investsi bruto yang dikurang dengan penyusutan / depresiasi
dinamakan dengan investasi netto.

Dalam contoh berikut dimisalkan pada setiap tingkat pendapatan nasional, investasi
perusahaan sebesar Rp. 120 trilyun. Dengan diketahuinya nilai konsumsi dan
investasi pada berbagai tingkat pendapatan nasional maka dapatlah ditentukan
besarnya pengeluaran agregat.

Dari tabel berikut, dapat dilihat bahwa pada waktu pengeluaran agregat lebih besar
daripada pendapatan nasional ( pendapatan nasional dibawah Rp. 840 trilyun ),
keadaan ini akan mendorong pengusaha untuk menambah produksi mereka,
sehingga kegiatan ekonomi mengalami ekspansi ( meningkat ). Sebaliknya, pada
waktu pendapatan lebih besar dari Rp. 840 triyun, pengeluaran agregat lebih kecil
dari pendapatan nasional, ini menunjukkan barang – barang yang diproduksi
perusahaan – perusahaan banyak yang tidak terjual, sehingga mendorong
perusahaan untuk mengurangi kegiatan mereka ( melakukan kontraksi ) yang
berakibat menurunnya tingkat kegiatan ekonomi.
25
Tabel 2.1
Contoh : Angka keseimbangan pendapatan nasional (dalam trilyun rupiah )
Pendapatan Pengeluaran
Konsumsi ( C ) Tabungan (S) Investasi (I)
Nasional ( Y ) Agregat (AE)
0 90 -90 120 210
120 180 -60 120 300
240 270 -30 120 390
360 360 0 120 480
480 450 30 120 570
600 540 60 120 660
720 630 90 120 750
840 720 120 120 840
960 810 150 120 930
1080 900 180 120 1020
1200 990 210 120 1110

Tingkat keseimbangan perekonomian terjadi saat pendapatan nasional sama dengan


pengeluaran agregat yaitu pada saat pendapatan sebesar Rp. 840 trilyun. Perlu
dicatat, bahwa pada tingkat keseimbangan ini, tingkat tabungan adalah sama
dengan pengeluaran investasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
perekonomian dua sector keseimbangan perekonomian negara tercapai apabila :
1) Y = C + I atau
2) I = S

4. Pengeluaran Pemerintah dan Keseimbangan Pendapatan nasional


Dalam perekonomian tiga sektor ini, maka pemgeluaran pemerintah
(Government Expenditure/“G“) dimasukkan dalam perhitungan pendapatan
nasional.Dengan demikian dalam perekonomian terdiri dari tiga sector pelaku
ekonomi yaitu sektor rumah tangga, sektor swasta dan sektor pemerintah.
Akibatnya seluruh pengeluaran yang ada dalam perekonomian tiga sector adalah
merupakan penjumlahan dari semua pengeluaran dari sector rumahtangga, sector
swasta dan sektor pemerintah.

Menurut metode ini ada beberapa jenis pengeluaran agrerat dalam suatu
perekonomian :
1. Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)
2. Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)
3. Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)
4. Ekspor Neto (Net Export)

26
Setiap rumah tangga, baik itu rumah tangga individu, rumah tangga
perusahaan maupun rumah tangga pemerintah pasti melakukan pengeluaran
untuk membeli semua kebutuhan yang diperlukan. Pengeluaran yang
dilakukan oleh rumah tangga individu untuk membeli semua kebutuhannya
yang diperlukan dapat berupa barang, baik barang habis pakai dan barang
tahan lama, maupun jasa. Pengeluaran semua itu disebut konsumsi (C =
Comsuption), pengeluaran perusahaan biasanya berupa Investasi ( I =
Investasi), pengeluaran pemerintah (G = Government Expenditure).
Secara singkat cara pendekatan pengeluaran ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
PNB = C + I + G + (X - M)
PNB = Pendapatan Nasional Bruto
C = konsumsi (comsumption)
I = Investasi (Invesment)
G = Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure)
X–M = ekspor dikurangi impor (net export)
Dalam pendekatan ini, perlu dipikirkan dalam menghitung pendapatan nasional :
masalah perhitungan dua kali, masalah menentukan harga barang, dan masalah
kenaikan harga dan perubahan kualiti barang yang perlu dipertimbangkan.
Kegunaan utama data pendapatan nasional adalah :
 Mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi yang berlaku dari tahun ke
tahun dan dalam jangka panjang
 Menentukan prestasi kegiatan ekonomi pada suatu waktu tertentu
 Menunjukkan peranan tiap sector dalam perekonomian dan peranan
berbagai komponen pengeluaran agregat,
 Menentukan perubahan struktur ekonomi yang berlaku dalam suatu
periode tertentu
 Menggambarkan taraf kemakmuran masyarakat dan perubahannya
dari tahun ke tahun
 Menyediakan data untuk meramalkan kegiatan ekonomi di tahun
berikutnya dan merencanakan perkembangan ekonomi di masa depan

27
Pengeluaran pemerintah digolongkan menjadi dua bagian : (a) Pengeluaran rutin,
dan (b) Pengeluaran Pembangunan.
a) Pengeluaran rutin adalah pengeluaran yang digunakan untuk
pemerlharaan atau penyelenggaraan pemerintahan sehari-hari, terdiri
dari:
1) Pengeluaran untuk belanja pegawai (tunjangan beras, gaji pensiun,
uang makan, dll)
2) Pengeluaran untuk belanja barang
3) Pengeluaran untuk subsidi daerah otonom
4) Pengeluaran untuk membayar harga dan cicilan hutang
5) Pengeluaran lainnya

b) Pengeluaran pembangunan, terdiri dari


1) Pengeluaran untuk pembiayaan departemen/lembaga
2) Pengeluaran untuk pembiayaan bagi daerah
3) Pengeluaran untuk pembiayaan lain-lain
4) Pengeluaran untuk bantuan proyek

2.4 SIFAT-SIFAT PNB


1. PNB adalah ukuran moneter
PNB tidak memperhitungkan perubahan yang terjadi pada nilai uang karena
terjadinya perubahan harga-harga umum. Oleh sebab itu PNB pada tahun
tertentu tidak dapat dibandingkan dengan PNB pada tahun lain, karena
perubahan yang terjadi disamping menyangkut perubahan jumlah output juga
harganya sehingga nilai uang yang digunakan tidak sama besarnya.
2. PNB hanya memperhitungkan barang-barang dan jasa akhir saja
Barang dan jasa akhir adalah barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen dan
langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Artinya barang
dan jasa itu tidak lagi beredar dipasar untuk diperjual belikan. Barang yang dibeli
oleh rumah tangga inividu maupun rumah tangga perusahaan tetapi tidak
langsung digunakan sendiri. Untuk menghindari sesuatu produk dihitung lebih
28
dari satu kali (double counting), dalam perhitungan PNB dipakai cara perhitungan
lain yang dikenal dengan nama Cara Nilai Tambah.
3. Nilai tambah adalah nilai yang ditambahkan pada PNB oleh rumah tangga
perusahaan dan terdiri dari penerimaan rumah tangga perusahaan itu dari
penjualan barang dan jasanya dikurangi dengan pengeluaran rumah tangga
perusahaan tersebut untuk membeli barang dan jasa perusahaan lain (barang
antra). Dengan demikian jelaslah bahwa PNB dapat juga dinyatakan sebagai
keseluruhan nilai tambah rumah tangga perusahaan yang beroperasi dalam
masyarakat selama kurun waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun.
PNB tidak menghitung nilai transaksi yang terjadi di pasar ( oganized market),
Transaksi yang semata-mata menyangkut uang (andil, obligasi dll), Transaksi
barang bekas, Kualitas produk, Waktu luang, Ongkos perusakan ekosistem,
Komposisi dan distribusi produk

2.5 PERANAN NEGARA DALAM PEREKONOMIAN


Dalam bahasan kali ini akan dibahas peranan pemerintah sebagai unsusr yang
mengatur dan mengendalikan jalannya roda perekonomian dan bertindak sebagai
penggerak pembanguann dalam negara-negara yang sedang berkembang. Campur
tangan pemerintah dalam rangka mencapai tujuan bersama selalu ada di setiap
negara. Khusus untuk Indonesia yang menganut sistem ekonomi campuran dimana
peran pemerintah sangat besar andilnya dalam pembangunan. Hal ini dapat dilihat
dari APBN.
Dalam sistem ekonomi campuran peranan pemerintah dalam mengendalikan dan
mengarahkan jalannya roda perekonomian jelas sekali terlihat dari adanya
mekanisme perencanaan pusat. Bagi Indonesia peranan pemerintah dalam bidang
ekonomi jelas-jelas ditunjukkan oleh pasal 33, ayat 2 dan ayat 3.
Ayat 2 : “Cabang-cabang produksi penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara”.

Ayat 3 : “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat”.

29
Ayat 2 tersebut dengan tegas menunjuk bahwa cabang-cabang produksi yang
penting, dalam artian dari segi strategis maupun finansial, harus dikuasai oleh
negara. Penting dari segi strategis berarti menyangkut masalah keamanan dan
kelangsungan hidup bernegara, sedangkan segi finansial berarti menyangkut
masalah sumber keuangan yang sangat diperlukan untuk pembiayaan
pembangunan nasional. Penguasaan sendiri tidak harus berupa penguasaan fisik
sehingga cabang-cabang produksi itu harus perusahaan negara, tetapi lebih
ditekankan pada operasionalisasinya yang harus diatur oleh pemerintah demi
tercapainya tujuan bersama.
Ayat 3 menunjukkan dengan tegas bahwa semua sumber daya alam yang
terdapat di Indonesia harus digunakan untuk kepentingan rakyat, dan untuk
kesejahteraan bersama, sehingga pemerintah diberi wewenang untuk secara aktif
dan positif mengatur dan mengarahkan pemilikan dan penggunaannya, dalam arti
pemilikan sumber daya alam oleh swasta diakui, tetapi penggunaannya harus
diarahkan untuk kepentingan bersama.
Dalam GBHN juga disebukan bahwa pemerintah mempunyai andil yang
sangat signifikan dalam pembangunan ekonomi : “Pembangun ekonomi yang
didasarkan pada demokrasi ekonomi menentukan bahwa masyarakat harus
memegang peranan aktif dalam kegiatan pembangunan. Oleh karenanya maka
pemerintah berkewajiban memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap
pertumbuhan ekonomi serta menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan
uaha; sebaliknya dunia usaha perlu pula memberikan tanggapan terhadap
pengarahan dan bimbingn serta penciptaan iklim tersebut dengan kegiatan-kegiatan
nyata…”
Usaha pemerintah untuk mengarahkan dan mnegendalikan jalannya roda
perekonomian agar dapat dikembalikan iklim usaha yang baik, serta mengatur agar
distribusi pendapatan dapat berjalan lebih baik, melalui anggaran pendapatan dan
belanja negara disebut kebijakan fiskal. Disamping melalui kebijakan fiskal,
pemerintah juga dapat melakukan campur tangan melalui pembutan-pembuatan
peraturan, pembuatan badan usaha, di Indonesia disebut BUMN (Badan Usaha Milik
Negara) dan melalui kebijakan-kebijakan lainnya. Di dalam Pembukaan Undang-
undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Fungsi negara adalah :
30
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Tugas pertama adalah tugas yang menyangkut masalah pertahanan dan
kamanan serta ketertiban umum dan ketertiban masyarakat dalam arti yang luas.
Tugas kedua adalah tugas yang menyangkut pencapaian kesejahteraan umum
dalam arti yang luas, termasuk tugas pembangunan dan khususnya pelaksanaan
trilogi pembangunan. Tugas ketiga adalah yang menyangkut pendidikan dalam arti
luas, karena itu meliputi pengembangan budaya bangsa. Tugas keempat adalah
yang berhubungan dengan negara lain.
Tugas tersebut hanya dapat berjalan baik apabila tersedia alat penunjang
untuk melaksanakannya. Alat penunjang yang paling penting tentunya adalah
masalah dana. Akan tetapi dana yang tersedia harus mencapai bermacam-macam
tujuan, maka tugas pemerintah adalah mengoptimalkan penggunaan dana itu sesuai
dengan kaidah efektivitas dan efisiensi, ketersediaan dana dan penggunaan
pemerintah dapat dilihat dalam APBN. Setiap APBN selalu tersedia dari dua bagian,
yaitu bagian peneriamaan dan bagiaan pengeluaran.
Pada ekonomi kalsik, peranan pemerintah adalah sangat kecil. Sesuai dengan
prinsip bahwa mengatur jalannya roda perekonomian adalah mekanisme harga,
maka campur tangan pemerintah diusahakan seminimal mungkin. Tetapi pada
ekonomi dewasa ini peran pemerintah hampir di semua negara sangatlah penting,
walaupun perananya memang berbeda dari satu negara ke negara yang lain. Karena
alasan campur tangan pemerintah dalam bidang ekonomi mempunyai dasar yang
berlain-lainnan, sukar sekali sekali merumuskan peran negara dalam perekonomian,
tetapi secara garis besar campur tangan pemerintah mengambil bentuk:
1. Menyediakan barang dan jasa yang tidak dapat disediakan oleh pihak swasta,
jadi barang publik, seperti: (a) rasa aman (pertahanan – keamanan), (b) rasa
tentram (ketertiban umum dan ketertiban msyarakat), (c) rasa senang karena
berbagai kemudahan dapat disediakan, antara lain jalan, listrik dan air.

31
2. Memberikan eksternalitas, yaitu faedah sampingan yang dapat diperoleh sebagai
akibat proses produksi maupun konsumsi, seperti: (a) Imunisasi, (b)
Pemasangan lampu jalanan, (c) Pemeriksaan kesehatan, (d) Kemudahan biaya
pendidikan.
3. Mendorong penggunaan barang-barang yang berguna dan menghambat atau
melarang penggunaan barang-barang yang dapat merusak, seperti : (a) Obat-
obatan, (b) Ganja dan madat, (c) Minuman keras, (d) Rokok, (e) Wajib belajar,
(f) Keluarga berencana
4. Menciptakan kesejahteraan bersama dengan jalan menolong mereka yang
lemah, jompo, miskin, menderita dan cacat.
5. Mengendalikan jalannya roda perekonomian demi terciptanya iklim usaha yang
baik, stabil, kondusif bagi pengembangan ekonomi yang diinginkan.
6. Mendorong munculnya pusat-pusat pertumbuhan diberbagai wilayah agar
keseimbangan diberbagai kawasan tidak terjadi, yang pada gilirannya juga
mendorong pemerataan kesejahteraan.
7. Mendorong berkembangnya sektor riil (perdagangan, pertanian, industri dan
jasa) dengan cara adil. Pemerintah tidak boleh memberikan hak istimewa
(monopoli) dalam bentuk apappun (monopoli bahan baku, produksi, pasar, dan
perdagangan atau proteksi) kepada pihak tertentu yang kebetulan dekat dengan
penguasa. Seluruh rakyat memiliki hak yang sama. Bila negara memberikan hak
istimewa kepada golongan tertentu berarti fungsi pemerataan kepada rakyat
tidak berjalan.
8. Mendorong berkembangnya usaha kecil dan menengah dan memberikan
kesempatan yang sama dengan pengusaha besar baik dalam pendanaan, pasar,
ketrampilan dan teknologi serta dalam hal regulasi. Bila diperlukan untuk
melindungi hak mereka, pemerintah membuat undang-undnag perlindungan
usaha kecil dan menengah. Ini perwujudan dari sifat pertengah pemerintah
bahwa ia tidak condong dan mementingkan pada satu golongan tertentu.
9. Mengelola secara efisien dan profesional terhadap Sumber daya alam yang
dimilikinya dan digunakan untuk kemakmuran rakyat bukan sekelompok orang
saja. Sumber daya yang dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan rakyat
misalnya, minyak bumi, gas alam, hasil tambang (emas, nikel, aspal, bouksit dll).
32
10.Dengan kemampuannya, negara (pemerintah) dapat memberikan subsidi
kesehatan, pendidikan, dan sarana sosial lainnya, maka kebutuhan primer rakyat
dapat terpenuhi. Jaminan sosial ( social security) semacam ini jelas akan
meningkatkan kesejahteraan golongan miskin dan memberikan perlindungan
kepada masyarakat.
11.Melakukan hubungan perdagangan internasional dengan berusaha meningkatkan
sektor Ekspor

2.6 Tugas/Latihan Soal


1) Buatlah rangkuman dari materi di atas. Rangkuman ditulis tangan pada kertas
folio bergaris, dikumpulkan pada pertemuan berikutnya
2) Diskusikan dengan teman anda, mengapa pajak disatu sisi dianggap sebagai
suatu bentuk kebocoran pengeluaran dan disisi lain dianggap sebagai stabilisator
otomatis bagi perekonomian.
3) Jika diketahui tingkat pendapatan nasional pada saat fullemployment sebesar
US$800. Sementara fungsi pengeluaran saat itu C = US$10 + 0,90Yd, I = S$ 60,
G= US$15 dan Txo = US$12. Buatlah suatu analisis dengan pendekatan
multiplier :
a. Apakah tingkat pendapatan ini inflasioner atau deflationer?
b. Berapa perubahan pengeluaran pemerintah harus dilakukan untuk
mencapai kondisi full employment?
c. Apakah anggaran belanja pemerintah deficit atau surplus?

33

Anda mungkin juga menyukai