I
PENDAHULUAN
1
SM), namun penelaahan ekonomi pada waktu itu baru dipelajari pada tingkat yang
sangat dasar, lebih bersifat filosofis.
Pada tahun 1270, perekonomian dikembangakan oleh Thomas Aquino dengan
beberapa penambahan pemikiran yang bersumber dari buku injil. Tahun 1758,
Fransois Quesnay mencoba menjelaskan lebih jauh, namun sampai disini
perkembangan ilmu ekonomi belum membentuk disiplin ilmu ekonomi. Pada zaman
ini ekonomi desebut dengan fisiokrat, dan pada tahun 1776, munculah tokoh baru
bernama Adam Smith yang berhasil mengangkat penelaahan ekonomi menjadi suatu
disiplin ilmu ekonomi, semenjak itu ilmu ekonomi sangat banyak dirasakan
manfaatnya oleh manusia di dalam usaha mereka untuk meningkatkan arah hidup.
Jadi perjalanan ilmu ekonomi melalui masa yang sangat panjang.
Ilmu ekonomi berkembang terus, dengan gagasan Adam Smith tersebut menjadi
dasar bagi ahli ekonomi berikutnya, seperti Thomas Malthus, David Ricardo, dan
John Stuart Mill. Ahli ekonomi ini disebut dengan ahli ekonomi Aliran Klasik. Tradisi
klasik diteruskan dan dikembangkan oleh mazhab Austria dan dieteruskan oleh Leon
Walras, Alfred Marshall pada tahun 1890-an. Aliran klasik ini menelorkan
perkembangan bagian teori ekonomi yang dekenal sebagai ekonomi mikro. Sisi lain
dari perkembangan ilmu ekonomi yang berasal dari Adam Smith adalah cabang yang
dikembangkan oleh Karl Marx dan dianut oleh negara-negara sosialis-komunis dan
yang timbul belakangan di negara-negara yang menganut faham ekonomi liberal
seperti golongan radikal atau golongan “New Left”.
Depresi ekonomi yang terjadi pada tahun 1930-an melahirkan ahli ekonomi
baru, yaitu John Maynard Keynes, dengan bukunya yang sangat terkenal : General
Theory of Employment, Interest and Money yang menjadi dasar bagi
perkembangan teori ekonomi Makro. Jadi perkembangan ekonomi Makro dimulai
setelah terbitnya buku tersebut, berbeda dengan kelompok Klasik (yang
mendasarkan pada bekerjanya mekanisme pasar), maka Keynes mendasarkan pada
campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi.
Perkembangan keadaan ekonomi yang pesat dan rumit menumbuhkan beberapa
masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh alat-alat yang sudah dikembangkan oleh
Aliran Klasik maupun Keynes, seperti masalah stagflasi, ketidakpastian masa depan,
dinamika ekonomi, dsb. Karena itu sesudah Keynes berkembang beberapa tunas-
2
tunas baru yang tidak sepenuhnya Klasik atau Keynesian seperti kelompok Post
keynesian Economist, kelompok Monetarists, kelompok Rational Exceptations serta
kelompok yang menyangkut kebijakan ekonomi seperti kelompok Supply Side
Economits. Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu
ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.
Ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil
misalnya perusahaan, rumah tangga.Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang
bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai
tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan
kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu
lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris
paribus.
Ilmu ekonomi makro yang diperhatikan adalah tindakan konsumen secara
keseluruhan, kegiatan – kegiatan keseluruhan pengusaha dan perubahan –
perubahan keseluruhan kegiatan ekonomi.Variabel-variabel tersebut antara lain :
pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang
beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran
internasional. Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro disajikan dalam tabel 1,
sebagai berikut;
3
daya agar dapat dicapai perekonomian secara
kombinasi yang tepat. keseluruhan
Kebijakan Makroekonomi
Bentuk – bentuk kebijakan ekonomi yang dapat dijalankan yakni : kebijakan fiscal,
kebijakan moneter, dan kebijakan segi penawaran. Kebijakan makroekonomi
dilakukan untuk pencapaian tujuan sebagai berikut :
Menstabilkan kegiatan ekonomi
Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi
Menghindari masalah inflasi
Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh
Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing
Gambar 1.1
Model Diagram Alir Mikroekonomi dan Makroekonomi
7
1.3 Pengertian Ekonomi Makro
Kondisi ekonomi makro suatu negara akan memberikan memberikan refleksi
secara keseluruhan tingkat produksi dan konsumsi suatu negara. Kondisi makro
ekonomi suatu negara membicarakan perekonomian sebagai suatu keseluruhan,
dengan tujuan daripada pembahasan keseluruhannya adalah keadaan full
employment. Dengan demikian jika kita menbicarakan tentang pasar, kita tidak lagi
melihat pasar beras, pasar kain, pasar rokok, pasar mobil dan sebagainya secara
parsial, tetapi kita melihatnya sebagai satu pasar besar, yang kita beri nama dengan
“Pasar Barang“, demikian juga dengan jenis – jenis pasar lainnya.
Secara garis besar, kegiatan ekonomi makro adalah kegiatan ekonomi
nasional secara lebih menyeluruh, tidak secara individu – individu lagi sebagaimana
pembahasan dalam mikro ekonomi. Kegiatan makro ekonomi dalam perekonomian
8
nasional dilihat sebagai suatu sistem yang trerdiri empat pasar besar yang saling
berhubungan satu sama lain, yaitu : (1) Pasar Barang; (2) Pasar Uang; (3) Pasar
Tenaga Kerja dan (4) Pasar Luar Negeri.
Dipasar barang, permintaan total masyarakat akan barang dan jasa akan
bertemu dengan seluruh barang dan jasa yang diproduksikan dan ditawarkan oleh
seluruh produsen dalam suatu periode tertentu. Dipasar uang, seluruh permintaan
masyarakat akan uang (baik kartal maupun giral) akan bertemu dengan jumlah uang
yang beredar. Dipasar tenaga kerja, permintaan / kebutuhan total akan tenaga kerja
dari sektor usaha dan pemerintah akan bertemu dengan jumlah angkatan kerja yang
tersedia. Dipasar luar negeri, permintaan dunia akan produk – produk ekspor akan
bertemu dengan penawaran akan produk – produk tersebut, demikian juga dengan
produk – produk impor.
Sedangkan pelaku – pelaku dalam ekonomi makro dapat digolongkan dalam
lima kelompok besar, yaitu : (1) Rumah tangga; (2) Produsen; (3) Pemerintah; (4)
Lembaga – lembaga keuangan; (5) Negara – negara lain.
2. Masalah Inflasi
Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga – harga yang berlaku
dalam sesuatu perekonomian secara terus menerus selama periode waktu tertentu.
Tingkat inflasi berbeda – beda pada setiap periode waktu atau pada setiap negara.
Inflasi rendah jika dibawah 6%,. Tingkat inflasi yang umum antara 5 % - 10%.
Inflasi bisa disebabkan karena:
1. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi penawaran agregat atas
barang dan jasa.
2. Adanya tuntutan kenaikan upah oleh buruh / pekerja pada berbagai
kegiatan ekonomi.
3. Kenaikan harga barang yang diimpor.
4. Pertambahan uang yang beredar dimasyarakat lebih besar dibandingkan
pertambahan kemampuan produksi baik barang maupun jasa.
5. Kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang
beretanggungjawab.
10
Gambar 1.2 Pengaruh Kenaikan Inflasi Dalam Negeri Terhadap Harga Saham
Gambar 1.3 Pengaruh Penurunan Inflasi Dalam Negeri Terhadap Harga Saham
Berdasarkan gambar diatas dapat dibaca bahwa terdapat hubungan yang negative
antara inflasi dengan harga saham. Kenaikan inflasi menyebabkan turunnya harga
saham, sebaliknya turunnya inflasi menyebabkan naiknya harga saham.
Inflasi tinggi terjadi di Indonesia sejak pertengahan 1997 hingga akhir 1998.
Menurut catatan BPS pada tahun 1998 inflasi mencapai 80%. Sasaran akhir
kebijakan moneter bank Indoenesia dimasa depan pada dasarnya adalah lebih
diarahkan untuk menjaga inflasi. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan
kecenderungan perkembangan bank-bank sentral dunia yang lebih memfokuskan
diri pada upaya menjaga pengendalian inflasi. Alasan yang mendasari perubahan
tersebut adalah :
1. bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa dalam jangka panjang
kebijakan moneter hanya dapat mempengaruhi tingkat iflasi, kebijakan
moneter tidak dapat mempengaruhi variable riil, seperti pertumbuhan output
ataupun tingkat pengangguran.
2. Pencapaian inflasi rendah merupakan prasyarat bagi terapainya
sasaran makroekonomi lainnya, seperti pertumbuhan tingkat kapasitas penuh
(fullemployment) dan penyediaan lapangan kerja seluas-luasnya.
3. Penetapan tingkat inflasi rendah sebagai ukuran tujuan akhir kebijakan
moneter akan menjadi nominal anchor berbagai kegiatan ekonomi.
Untuk menghitung tingkat nflasi berdasarkan indeks harga dapat digunakan rumus :
3. Masalah Pengangguran
Pertumbuhan ekonomi yang tingi tergantung pada penggunaan sumber ekonomi
yang efisien. Jika banyak tenaga kerja yang menganggur berarti terdapat
pemborossan sumber-sumber ekonomi. Pengangguran adalah suatu keadaan
11
dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Faktor – faktor yang menyebabkan
adanya pengangguran :
1) Kekurangan pengeluaran agregat.
2) Tenaga kerja ingin mencari kerja lain yang lebih baik.
3) Adanya penggunaan peralatan produksi yang lebih modern.
4) Tidak sesuainya antara ketrampilan pekerja yang sebenarnya dengan
ketrampilan yang diperlukan dalam kegiatan produksi.
5. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan terminologi untuk menyatakan ekspansi kapasitas
produksi suatu perekonomian. Dalam praktek yang menjadi tolakukurnya adalah
Gross National Product (GNP) atau disebut Produk Nasional Bruto (PNB). Tolak ukur
lainnya adalah Gorss Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB).
Pertumbuhan Ekonomi merupakan salah satu variabbel penting untuk memahami
kinerja suatu perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang biasa dinyatakan dalam
persen pertahun . Cara perhuitungan pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
Dari tabel diatas, dapat disimak bahwa tingkat konsumsi pemerintah maupun swasta
merupakan penyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan nilai rata-rata
4,2% pertahun. Sementara pertumbuhan investasi mulai turning point sejak tahun
2014, dan ekspor netto masih rendah. Ini sejalan dengan menurunnya rasio
13
tabungan atau pendpatan di satu sisi, tetapi meningkatnya indeks penjualan ritel riil,
kredit konsumsi, penjualan mobil atau sepeda motor, dan impor barang konsumsi
(Bank Indonesia, 2014). Inilah yang menjelaskan mengapa ditengah krisis, orang
tetap berjubel mememnuhi mal, membeli mobil maupun sepeda motor, penjualan
rokok dan pnsel meningkat terus.
6. Produktifitas
Salah satu indicator yang digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi, juga
merupakan permasalahan dalam ekonomi makro adalah produktifitas. Produktifitas
adalah perbandingan antara output produksi dengan input yang digunakan untuk
menghasilkan produk itu.
Suatu perekonomian yang mampu mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi tetapi
pertumbuhan itu dicapai dengan ICOR (Incremental Capital Output Ratio) yang
tinggi, maka perekonomian pada high cost economy, yang berarti tidak efisien atau
tingkat produktifitas rendah.
Sebagai contoh, Indonesia pada PELITA V memiliki ICOR = 4,5, artinya, untuk
mencapai satu unit output nasional diperlukan 4,5 kali capital. Angka ini tinggi sekali,
jadi tidak efisien.
14
Bab. II
KONSEP DAN PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL
15
Pendapatan Nasional mula mula dirumuskan oleh Boisgillbert di Prancis dan
Petty di Inggris pada abad 17. Pandangan mereka tentang Pendapatan Nasional
berkisar pada nilai uang barang dan jasa yang dihaslkan dan dikonsumsikan. Konsep
ini kemudian dikembangkan dengan jalan memasukan tambahan tahunan pada
stock modal yang sudah ada di dalam negeri. Walupun Produk Nasional Bruto
sebagai indikator kemakmuran material banyak digunakan di berbagai negara-
negara yang menggunakan sistem ekonomi liberial maupun campuran, namun tidak
berarti bahwa indikator itu semua sudah sempurna dan benar-benar mampu
menggambarkan seluruh kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh setiap anggota
masyarakat.
Perhitungan melalaui PNB ini memang mempunyai beberapa kelemahan
seperti : Kemampuan PNB dalam mengukur kualitas distribusi pendapatan , tidak
diikutkannya transaksi yang tidak melalui pasar. Walaupun ada kelemahan namun
sampai saat ini tidak ada konsep yang lebih baik dalam mengukur tingkat
kemakmuran msyarakat.
Untuk mengukur besarnya PNB ada cara pendekatan yan sering ditempuh.
Cara pendekatan itu adalah pendekatan pengeluaran yang dilakukan oleh rumah
tangga yang berpartisipasi dalam arus kegiatan ekonomi nasional dan cara
pendekatan penerimaan yang diperoleh para pemilik faktor produksi yang ikut
berpartisipasi dalam proses produksi.
17
Ada tiga cara perhitungan pendapatan nasional, yaitu metode output (output
approach), metode pendapatan (income approach) dan metode pengeluaran
(expebditure approach) :
PDB = NT
18
sendiri. Untuk lebih jelasnya berikut ini uraian mengenai bebarapa penerimaan
negara :
1. Penerimaan dalam negeri:
a. Pajak langsung yaitu pajak yang ditinjau dari segi adminisratif adalah pajak
yang langsung dikenakan kepada masing-masing wajib pajak dan tidak bisa
digantikan oleh pihak lain, terdiri dari : (1) pajak pendapatan, (2) pajak
perseroan, (3) pajak perseroan minyak, (4) MPO, (5) IPEDA (iuran pungutan
daerah).
b. Pajak Tidak langsung yaitu pajak yang dapat digantikan oleh pihak lain,
baik sebagian maupun seluruhnya,terdiri dari : (1) pajak penjualan, (2) pajak
penjualan impor, (3) cukai, (4) bea masuk, (5) pajak ekspor
c. Penerimaan bukan pajak yaitu penerimaan dari penjualan barang-barang
milik pemerintah dari penerimaan jasa, dari penerimaan kejaksaan dan
peradilan, penrimaan pendidikan, iuran hasil hutan dan lain-lain.
2. Penerimaan Pembangunan:
Penerimaan pembangunan adalah penerimaan yang berasal dari bantuan luar
negeri yang dinyatakan dalam rupiah dan terdiri dari bantuan program dan
bantuan proyek Bantuan program adalah bantuan luar negeri untuk mendukung
program-program tertentu, misalnya program pendidikan, kesehatan. Sedangkan
bantuan proyek adalah bantuan dari luar negeri dalam rangka untuk membangun
proyek-proyek sosial di dalam masyarakat seperti, bantuan air bersih, jembatan,
jalan dan lain-lain. Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian
sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses
produksi. Hubungannya sebagai berikut;
Q = f (L, K, U, E)
Dimana:
Q : output
L : tenaga kerja
K : barang modal
U : uang/financial
E :kemampuan entrepreneur atau kewirausahaan
19
Total balas jasa atas seluruh faktor produksi disebut Pendapatan
Nasional (PN), PN : w + I + r + π
Dimana :
w : upah/gaji
i : pendapatan bunga
r : pendapatan sewa
π : keuntungan
Di Indonesia perhitungan ini tidak dipublikasikan, di Amerika Serikat
digunakan.
20
Faktor produksi : modal, tenaga, tenaga kerja, tanah, keahlian.
Gambar 2.1 Aliran Melingkar Perekonomian Tertutup
Keterangan :
Pada diagram aliran melingkat diatas terlihat, bahwa pada bagian atas dari rumah
tangga konsumen mengalir pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang
dihasilkan oleh produsen. Keadaan ini terjadi pada pasar output.
Pada bagian bawah terjadi pasar input, dimana dari rumah tangga konsumen ke
perusahaan mengalir pembiayaan atas pembelian faktor-faktor produksi, yang
sekaligus merupakan pendapatan yang diterima oleh rumah tangga konsumen.
Dengan demikian dalam diagram melingkar ini dilingkaran luar terdapat aliran
barang baik faktor produksi maupun output produksi, sedangkan digagian dalam
terdapat aliran uang.
Pengertian pendapatan nasional seperti tertulis diatas pada dasarnya merupakan
pengertian dari Pendapatan Nasional Bruto (Gross National Income / GNI), yaitu
pendapatan nasional yang dihitung dari jumlah seluruh pendapatan. Jika demikan,
apa yang dimaksud dengan produk nasional bruto (GNP) ?
Produk nasional bruto adalah nilai semua barang dan jasa yang dihasilkan setiap
tahun oleh seluruh warga negara suatu bangsa diukur menurut harga pasar. Produk
Nasional Bruto harus dibedakan dengan Produk Domestik Bruto. Kata “Nasional”
berarti menghilangkan pendapatan orang asing yang ada dinegara tersebut ( factor
income payment to abroad) dan memasukkan pendapatan warga negara yang
ada diluar negeri (factor income received from abroad).
Selisih dari keduanya disebut pembayaran netto terhadap luar negeri dari faktor
produksi (net factor income payment to abroad) atau ditulis dengan notasi “n”.
maka secara perhitungan dapat ditulis : GNP + n = GDP atau GDP – n = GNP
Dengan demikian GDP (Gross Domestic Product) berarti segala kegiatan produksi
yang ada didalam negera tersebut dihitung tidak peduli apakah itu milik warga
21
sendiri atau warga negara asing. Dari diagram melingkar diatas, dapat dibaca bahwa
dari pendapatan yang diterima oleh rumah tangga akan digunakan untuk membeli
hasil produksi. Dengan demikian pendapatan akan meciptakan pengeluaran, karena
tidak mungkin seseorang tidak ingin menikmati pendapatan yang telah mereka
peroleh.
Ini berarti, setiap sen yang dikeluarkan oleh si A adalah juga setiap sen yang
diterima oleh si B utnuk menghargai/membayar jasa produktif si B yang juga bernilai
sama. Dengan demikian dapat disimputkan, bahwa GNP selalu sama dengan GNI.
Ada beberapa pendekatan untuk menghitung pendapatan nasional, salah satunya
adalah dengan pendekatan pengeluaran. Penghitungan melalui pendekatan
pengeluaran agregat adalah dengan jalan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang
dilakukan oleh pelaku –pelaku ekonomi untuk membeli / mengkonsumsi barang dan
jasa yang telah dihasilkan dari suatu kegiatan produksi (pembelian dipasar barang).
Perlu dipahami disini, bahwa yang dimaksud dengan konsumsi maupun tabungan
disini adalah jumlah konsumsi dan tabungan secara keseluruhan (aggregate) dan
bukan berkonsumsi dan tabungan secara individual. Karena itu, pendapatan yang
dimaksud juga bukan merupakan pendapatan individu tetapi pendapatan
masyarakat secara keseluruhan atau pendapatan nasional.
Disamping itu ada kalanya fungsi konsumsi dan tabungan menunjukkan hubungan
diantara konsumsi atau tabungan dengan pendapatan disposible yaitu pendapatan
rumah tangga yang siap untuk dikonsumsi (Yd). Hubungan ini terjadi jika terhadap
pendapatan masyarakat terdapat adanya tambahan transfer dan pengenaan pajak.
Bagi rumahtangga konsumen pajak tidak langsung ini sifatnya sudah ditentukan dari
luar (factor eksogen) karena itu jenis pajak ini termasuk jenis pajak tetap
(autonomous to tax) yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya
pendapatan yang diperoleh oleh rumahtangga konsumen. Sedangkan yang
dimaksud pajak langsung dalam rumahtangga konsumen adalah pajak yang
langsung dikenakan kepada masyarakat tergantung pada besar kecilnya pendapatan
yang diperoleh. Karena dipengaruhi oleh factor pendapatan maka jenis pajak ini
termasuk jenis pajak yang besarnya berubah – ubah (induced to tax) dan sifatnya
ditentukan dari dalam / dari suatu fungs pajak.
23
Transfer payment merupakan tambahan pendapatan bagi rumahtangga
konsumen yang bersifat pemberian / transfer / hibah dari fihak luar, bukan karena
hasil dari melakukan kegiatan produksi. Karena itu biasanya nilai transfer payment
sudah merupakan ketetapan yang ditentukan dari luar ( factor eksogen.
24
3. Investasi dan keseimbangan Pendapatan Nasional
Dalam contoh berikut dimisalkan pada setiap tingkat pendapatan nasional, investasi
perusahaan sebesar Rp. 120 trilyun. Dengan diketahuinya nilai konsumsi dan
investasi pada berbagai tingkat pendapatan nasional maka dapatlah ditentukan
besarnya pengeluaran agregat.
Dari tabel berikut, dapat dilihat bahwa pada waktu pengeluaran agregat lebih besar
daripada pendapatan nasional ( pendapatan nasional dibawah Rp. 840 trilyun ),
keadaan ini akan mendorong pengusaha untuk menambah produksi mereka,
sehingga kegiatan ekonomi mengalami ekspansi ( meningkat ). Sebaliknya, pada
waktu pendapatan lebih besar dari Rp. 840 triyun, pengeluaran agregat lebih kecil
dari pendapatan nasional, ini menunjukkan barang – barang yang diproduksi
perusahaan – perusahaan banyak yang tidak terjual, sehingga mendorong
perusahaan untuk mengurangi kegiatan mereka ( melakukan kontraksi ) yang
berakibat menurunnya tingkat kegiatan ekonomi.
25
Tabel 2.1
Contoh : Angka keseimbangan pendapatan nasional (dalam trilyun rupiah )
Pendapatan Pengeluaran
Konsumsi ( C ) Tabungan (S) Investasi (I)
Nasional ( Y ) Agregat (AE)
0 90 -90 120 210
120 180 -60 120 300
240 270 -30 120 390
360 360 0 120 480
480 450 30 120 570
600 540 60 120 660
720 630 90 120 750
840 720 120 120 840
960 810 150 120 930
1080 900 180 120 1020
1200 990 210 120 1110
Menurut metode ini ada beberapa jenis pengeluaran agrerat dalam suatu
perekonomian :
1. Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)
2. Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)
3. Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)
4. Ekspor Neto (Net Export)
26
Setiap rumah tangga, baik itu rumah tangga individu, rumah tangga
perusahaan maupun rumah tangga pemerintah pasti melakukan pengeluaran
untuk membeli semua kebutuhan yang diperlukan. Pengeluaran yang
dilakukan oleh rumah tangga individu untuk membeli semua kebutuhannya
yang diperlukan dapat berupa barang, baik barang habis pakai dan barang
tahan lama, maupun jasa. Pengeluaran semua itu disebut konsumsi (C =
Comsuption), pengeluaran perusahaan biasanya berupa Investasi ( I =
Investasi), pengeluaran pemerintah (G = Government Expenditure).
Secara singkat cara pendekatan pengeluaran ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
PNB = C + I + G + (X - M)
PNB = Pendapatan Nasional Bruto
C = konsumsi (comsumption)
I = Investasi (Invesment)
G = Pengeluaran Pemerintah (Government Expenditure)
X–M = ekspor dikurangi impor (net export)
Dalam pendekatan ini, perlu dipikirkan dalam menghitung pendapatan nasional :
masalah perhitungan dua kali, masalah menentukan harga barang, dan masalah
kenaikan harga dan perubahan kualiti barang yang perlu dipertimbangkan.
Kegunaan utama data pendapatan nasional adalah :
Mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi yang berlaku dari tahun ke
tahun dan dalam jangka panjang
Menentukan prestasi kegiatan ekonomi pada suatu waktu tertentu
Menunjukkan peranan tiap sector dalam perekonomian dan peranan
berbagai komponen pengeluaran agregat,
Menentukan perubahan struktur ekonomi yang berlaku dalam suatu
periode tertentu
Menggambarkan taraf kemakmuran masyarakat dan perubahannya
dari tahun ke tahun
Menyediakan data untuk meramalkan kegiatan ekonomi di tahun
berikutnya dan merencanakan perkembangan ekonomi di masa depan
27
Pengeluaran pemerintah digolongkan menjadi dua bagian : (a) Pengeluaran rutin,
dan (b) Pengeluaran Pembangunan.
a) Pengeluaran rutin adalah pengeluaran yang digunakan untuk
pemerlharaan atau penyelenggaraan pemerintahan sehari-hari, terdiri
dari:
1) Pengeluaran untuk belanja pegawai (tunjangan beras, gaji pensiun,
uang makan, dll)
2) Pengeluaran untuk belanja barang
3) Pengeluaran untuk subsidi daerah otonom
4) Pengeluaran untuk membayar harga dan cicilan hutang
5) Pengeluaran lainnya
Ayat 3 : “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat”.
29
Ayat 2 tersebut dengan tegas menunjuk bahwa cabang-cabang produksi yang
penting, dalam artian dari segi strategis maupun finansial, harus dikuasai oleh
negara. Penting dari segi strategis berarti menyangkut masalah keamanan dan
kelangsungan hidup bernegara, sedangkan segi finansial berarti menyangkut
masalah sumber keuangan yang sangat diperlukan untuk pembiayaan
pembangunan nasional. Penguasaan sendiri tidak harus berupa penguasaan fisik
sehingga cabang-cabang produksi itu harus perusahaan negara, tetapi lebih
ditekankan pada operasionalisasinya yang harus diatur oleh pemerintah demi
tercapainya tujuan bersama.
Ayat 3 menunjukkan dengan tegas bahwa semua sumber daya alam yang
terdapat di Indonesia harus digunakan untuk kepentingan rakyat, dan untuk
kesejahteraan bersama, sehingga pemerintah diberi wewenang untuk secara aktif
dan positif mengatur dan mengarahkan pemilikan dan penggunaannya, dalam arti
pemilikan sumber daya alam oleh swasta diakui, tetapi penggunaannya harus
diarahkan untuk kepentingan bersama.
Dalam GBHN juga disebukan bahwa pemerintah mempunyai andil yang
sangat signifikan dalam pembangunan ekonomi : “Pembangun ekonomi yang
didasarkan pada demokrasi ekonomi menentukan bahwa masyarakat harus
memegang peranan aktif dalam kegiatan pembangunan. Oleh karenanya maka
pemerintah berkewajiban memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap
pertumbuhan ekonomi serta menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan
uaha; sebaliknya dunia usaha perlu pula memberikan tanggapan terhadap
pengarahan dan bimbingn serta penciptaan iklim tersebut dengan kegiatan-kegiatan
nyata…”
Usaha pemerintah untuk mengarahkan dan mnegendalikan jalannya roda
perekonomian agar dapat dikembalikan iklim usaha yang baik, serta mengatur agar
distribusi pendapatan dapat berjalan lebih baik, melalui anggaran pendapatan dan
belanja negara disebut kebijakan fiskal. Disamping melalui kebijakan fiskal,
pemerintah juga dapat melakukan campur tangan melalui pembutan-pembuatan
peraturan, pembuatan badan usaha, di Indonesia disebut BUMN (Badan Usaha Milik
Negara) dan melalui kebijakan-kebijakan lainnya. Di dalam Pembukaan Undang-
undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Fungsi negara adalah :
30
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Tugas pertama adalah tugas yang menyangkut masalah pertahanan dan
kamanan serta ketertiban umum dan ketertiban masyarakat dalam arti yang luas.
Tugas kedua adalah tugas yang menyangkut pencapaian kesejahteraan umum
dalam arti yang luas, termasuk tugas pembangunan dan khususnya pelaksanaan
trilogi pembangunan. Tugas ketiga adalah yang menyangkut pendidikan dalam arti
luas, karena itu meliputi pengembangan budaya bangsa. Tugas keempat adalah
yang berhubungan dengan negara lain.
Tugas tersebut hanya dapat berjalan baik apabila tersedia alat penunjang
untuk melaksanakannya. Alat penunjang yang paling penting tentunya adalah
masalah dana. Akan tetapi dana yang tersedia harus mencapai bermacam-macam
tujuan, maka tugas pemerintah adalah mengoptimalkan penggunaan dana itu sesuai
dengan kaidah efektivitas dan efisiensi, ketersediaan dana dan penggunaan
pemerintah dapat dilihat dalam APBN. Setiap APBN selalu tersedia dari dua bagian,
yaitu bagian peneriamaan dan bagiaan pengeluaran.
Pada ekonomi kalsik, peranan pemerintah adalah sangat kecil. Sesuai dengan
prinsip bahwa mengatur jalannya roda perekonomian adalah mekanisme harga,
maka campur tangan pemerintah diusahakan seminimal mungkin. Tetapi pada
ekonomi dewasa ini peran pemerintah hampir di semua negara sangatlah penting,
walaupun perananya memang berbeda dari satu negara ke negara yang lain. Karena
alasan campur tangan pemerintah dalam bidang ekonomi mempunyai dasar yang
berlain-lainnan, sukar sekali sekali merumuskan peran negara dalam perekonomian,
tetapi secara garis besar campur tangan pemerintah mengambil bentuk:
1. Menyediakan barang dan jasa yang tidak dapat disediakan oleh pihak swasta,
jadi barang publik, seperti: (a) rasa aman (pertahanan – keamanan), (b) rasa
tentram (ketertiban umum dan ketertiban msyarakat), (c) rasa senang karena
berbagai kemudahan dapat disediakan, antara lain jalan, listrik dan air.
31
2. Memberikan eksternalitas, yaitu faedah sampingan yang dapat diperoleh sebagai
akibat proses produksi maupun konsumsi, seperti: (a) Imunisasi, (b)
Pemasangan lampu jalanan, (c) Pemeriksaan kesehatan, (d) Kemudahan biaya
pendidikan.
3. Mendorong penggunaan barang-barang yang berguna dan menghambat atau
melarang penggunaan barang-barang yang dapat merusak, seperti : (a) Obat-
obatan, (b) Ganja dan madat, (c) Minuman keras, (d) Rokok, (e) Wajib belajar,
(f) Keluarga berencana
4. Menciptakan kesejahteraan bersama dengan jalan menolong mereka yang
lemah, jompo, miskin, menderita dan cacat.
5. Mengendalikan jalannya roda perekonomian demi terciptanya iklim usaha yang
baik, stabil, kondusif bagi pengembangan ekonomi yang diinginkan.
6. Mendorong munculnya pusat-pusat pertumbuhan diberbagai wilayah agar
keseimbangan diberbagai kawasan tidak terjadi, yang pada gilirannya juga
mendorong pemerataan kesejahteraan.
7. Mendorong berkembangnya sektor riil (perdagangan, pertanian, industri dan
jasa) dengan cara adil. Pemerintah tidak boleh memberikan hak istimewa
(monopoli) dalam bentuk apappun (monopoli bahan baku, produksi, pasar, dan
perdagangan atau proteksi) kepada pihak tertentu yang kebetulan dekat dengan
penguasa. Seluruh rakyat memiliki hak yang sama. Bila negara memberikan hak
istimewa kepada golongan tertentu berarti fungsi pemerataan kepada rakyat
tidak berjalan.
8. Mendorong berkembangnya usaha kecil dan menengah dan memberikan
kesempatan yang sama dengan pengusaha besar baik dalam pendanaan, pasar,
ketrampilan dan teknologi serta dalam hal regulasi. Bila diperlukan untuk
melindungi hak mereka, pemerintah membuat undang-undnag perlindungan
usaha kecil dan menengah. Ini perwujudan dari sifat pertengah pemerintah
bahwa ia tidak condong dan mementingkan pada satu golongan tertentu.
9. Mengelola secara efisien dan profesional terhadap Sumber daya alam yang
dimilikinya dan digunakan untuk kemakmuran rakyat bukan sekelompok orang
saja. Sumber daya yang dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan rakyat
misalnya, minyak bumi, gas alam, hasil tambang (emas, nikel, aspal, bouksit dll).
32
10.Dengan kemampuannya, negara (pemerintah) dapat memberikan subsidi
kesehatan, pendidikan, dan sarana sosial lainnya, maka kebutuhan primer rakyat
dapat terpenuhi. Jaminan sosial ( social security) semacam ini jelas akan
meningkatkan kesejahteraan golongan miskin dan memberikan perlindungan
kepada masyarakat.
11.Melakukan hubungan perdagangan internasional dengan berusaha meningkatkan
sektor Ekspor
33