Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah
“Ekonomi” sendiri berasal dari bahasa yunani, yaitu (Oikos) yang berarti “keluarga, rumah
tangga” dan (Nomos) yang berarti “peraturan, aturan, hukum”. Secara garis besar, ekonomi di
artikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga”. Sementara yang di
maksud ahli ekonomi atau ekonom adalah orang yang menggunakan konsep ekonomi dan
data dalam bekerja.
Ilmu ekonomi sering di bedakan menjadi mikro dan makro ekonomi. Ekonomi mikro
atau mikroekonomi adalah bagian dari ilmu ekonomi yang berkenaan dengan kegiatan-
kegiatan ekonomi dari unit-unit individual, sebagai bagian kecil dari keseluruhan kegiatan
ekonomi, seperti kehidupan suatu perusahaan, harga dan upah, pembagiaan pendapatan total,
di antara berbagai industri. Ekonomi makro atau makroekonomi adalah bagian dari ilmu
ekonomi yang mempelajari masalah ekonomi secara keseluruhan ( totalitet / aggregatif ).
Maksud digunakannya istilah aggregatif adalah untuk menekankan bahwa yang menjadi yang
menjadi pusat perhatiannya adalah variabel-variabel total, seperti : pendapatan total
(nasional/masyarakat/seluruh), tabungan masyarakat, investasi total, konsumsi nasional atau
pembelanjaan masyarakat, produksi nasional, investasi total, dan bukannya penganalisaan
yang terperinci atas komponen-komponen yang bersifat total itu. Alat utama ekonomi makro
adalah pendapatan nasional dan analisa pendapatan nasional. Analisa pendapatan nasional
berguna untuk mengukur secara statistik tentang besarnya pendapatan nasional, konsumsi
nasional, tabungan dan investasi nasional. Makalah ini akan membahas mengenai
permasalahan ekonomi yang terjadi, tujuan dan kerangka analisa ekonomi makro.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dapat di rumuskan beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut. Di antaranya :
1. Apakah pengertian dari ekonomi?
2. Apakah pengertian dari ekonomi makro?
3. Sejarah perkembangan teori ekonomi makro ?
4. Apa saja permasalahan dalam ekonomi makro?
5. Bagaimana penyelesaiaan permasalahan dalam ekonomi makro?

1
2.3 TUJUAN PENULIS
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari ekonomi
2. Untuk mengetahui pengertian dari ekonomi makro
3. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan dalam ekonomi makro
4. Untuk mengetahui bagaimana penyelesaiaan permasalahan dalam ekonomi makro

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN EKONOMI
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah
“Ekonomi” sendiri berasal dari bahasa yunani, yaitu oikos yang berarti “keluarga, rumah
tangga” dan nomos yang berarti “peraturan, aturan, hukum”. Secara garis besar, ekonomi di
artikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga”.
Terdapat banyak para ahli yang memberikan pendapatnya dalam mendefinisikan
pengertian ekonomi. Macam-macam pengertian ekonomi menurut pendapat para ahli antara
lain sebagai berikut :
 Adam Smith : Pengertian ekonomi menurut pendapat Adam Smith adalah penyelidikan
tentang keadaan dan sebab adanya kekayaan negara.
 Mill J.S : Menurut Mil J.S, pengertian ekonomi adalah sains praktikal tentang pengeluaran
dan penagihan.
 Hermawan Kartajaya : Pengertian ekonomi menurut pendapat Hermawan Kartajayat
adalah platform dimana sektor industri melekat diatasnya.
 Paul A. Samuelson : Menurut Paul. A. Samuelson, pengertian ekonomi adalah cara-cara
yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-sumber terbatas
untuk memperoleh berbagai komoditi dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh
masyarakat.
 Abraham Maslow : Menurut Abraham Maslow, ekonomi adalah salah satu bidang
pengkajian yang mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui
penggemblengan segala sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori
tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien.
 M. Manulang : Menurutnya, pengertian ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari
masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran, yaitu keadaan dimana manusia
dapat memenuhi kebutuhannya dari segi pemenuhan barang maupun jasa.

2.2. PENGERTIAN EKONOMI MAKRO


Ekonomi makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari masalah ekonomi
secara keseluruhan ( totalitet / aggregatif ). Ekonomi makro menganalisa keadaan

3
keseluruhan dari kegiatan perekonomian. Di dalam ekonomi makro tidak membahas kegiatan
yang dilakukan oleh seorang produsen, seorang konsumen atau seorang pemilik faktor
produksi, tetapi pada keseluruhan tindakan para konsumen, para pengusaha, pemerintah,
lembaga-lembaga keuangan, dan negara lain serta bagaimana pengaruh tindakan-tindakan
tersebut terhadap perekonomian secara keseluruhan.

Alat utama ekonomi makro adalah pendapatan nasional dan analisa pendapatan
nasional. Analisa pendapatan nasional berguna untuk mengukur secara statistik tentang
besarnya pendapatan nasional, konsumsi nasional, tabungan dan investasi nasional.
Disamping itu berguna untuk menunjukkan dan menentukan hubungan-hubungan sistematis,
sehingga dapat menjelaskan perubahan –perubahan yang dialami oleh variabel-variabel total
sepanjang masa.
Jelasnya, kalau ekonomi makro mempelajari tindakan-tindakan ekonomis tingkat
masyarakat atau negara, sehingga yang dipersoalkan adalah tentang perekonomian secara
keseluruhan, seperti masalah pengangguran, kesempaan kerja, pengeluaran negara,
pendapatan nasional dan sebagainya. Hubungan kausal yang dipelajari dalam ekonomi
makro, pada intinya adalah hubungan antar variabel-variabel ekonomi agregatif (secara
keseluruhan), seperti tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran
konsumsi rumah tangga, saving (tabungan), investasi nasional, tingkat bunga, jumlah uang
yang beredar, neraca pembayaran, stok kapital nasional, utang pemerintah dan sebagainya
.
Dengan mengetahui hubungan antara variabel-variabel tersebut, baik yang bersifat
hubungan kausal (sebab akibat), misalnya hubungan antara jumlah uang yang beredar dengan
laju inflasi, hubungan antara meningkatnya pengeluaran konsumsi pemerintah dengan
menurunnya tingkat pengangguran dan sebagainya, maupun yang bersifat hubungan
fungsional (saling mempengaruhi), misalnya hubungan antara pendapatan dengan
pengeluaran konsumsi dan investasi, hubungan antara pendapatan dengan pengeluaran
konsumsi dan tabungan, dan sebagainya. Secara matematis hubungan fungsional tersebut
dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Y = C + I, dimana Y adalah pendapatan, C adalah konsumsi dan I adalah Investasi.


b. Y = C + S, dimana Y adalah pendapatan, C adalah konsumsi dan S adalah tabungan.

4
Oleh karena itu, dengan mempelajari ekonomi makro diharapkan kita menjadi lebih mampu
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam suatu perekonomian. Sehingga
dalam ekonomi makro menjelaskan tentang hal-hal sebagai berikut:

a. Pentingnya segi permintaan dalam menentukan tingkat kegiatan dalam perekonomian.


b. Pentingnya kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mewujudkan prestasi kegiatan
ekonomi pada tingkat yang dikehendaki.

2.2.1 LATAR BELAKANG MUNCULNYA TEORI EKONOMI MAKRO


Di lihat dari sejarah pertumbuhannya, ekonomi mikro tumbuh dan berkembang lebih
dulu daripada ekonomi makro . Sejak munculnya Adam Smith, dalam bukunya yang berjudul
” An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nation ” , yang lebih populer
dengan sebutan The Wealth of Nation, telah berhasil meletakkan dasar-dasar ilmiah bagi
lahirnya ilmu ekonomi modern, yang isinya menerangkan cara-cara meningkatkan
kekayaan/kemakmuran suatu negara dan bagaimana kekayaan itu didistribusikan. Adam
Smith kemudian oleh Karl Mark dijuluki sebagai aliran klasik karena dalam cara
menyelesaikan mengenai persoalan ekonomi yang muncul bersifat klasik(kolot). Tradisi
klasik itulah yang mendasari bagi perkembangan ilmu ekonomi mikro. Ahli-ahli ekonomi
klasik lainnya yang mempelopori tumbuhnya ekonomi mikro, yaitu ; Alfred Marshall, dalam
bukunya ” Principles of economics ”, Thomas Robert Malthus, dalam bukunya yang lebih
dikenal dengan ” Essay on The Principles of Population ”. Jean Babtiste Say, yang terkenal
dengan hukumnya dan dijadikan dasar pemikiran bagi kaum klasik. Say’s law atau hukum
Say yang berbunyi ” Supply always creats it’s own demand ”, Tokoh berikutnya adalah
David Ricardo, buku karangannya yang terkenal berjudul ” The Principle of Political
Economy and Taxation. Sedangkan John Stuart Mill, terkenal dengan teorinya yang disebut
“ Law of Reciprocal Demand “. Bahwa harga dalam perdagangan internasional ditentukan
oleh hokum permintaan yang timbale balik. Kemudian tokoh-tokoh lainnya seperti JH Von
Thunen, dan Nassau William Senior.
Apa yang telah dikembangkan oleh Adam Smith tentang pemikirannya masalah
ekonomi adalah hasil dari kemenangannya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan
kebebasan individu di lapangan ekonomi. Seperti halnya perjuangan kebebasan dan
kemerdekaan di lapangan politik yang membuahkan revolusi di Perancis ( 1789 )

5
Ketika terjadi depresi besar tahun 1930-an yang melanda dunia melahirkan ekonom baru
yaitu John Maynard Keynes yang sekaligus merupakan babak baru pemikiran ekonomi yang
bersifat makro. Keynes menjadi populer sejak menerbitkan bukunya yang berjudul ” General
Theory of Employment, Interest and Money” ( 1936) , Jika aliran kalsik mendasarkan pada
bekerjanya mekanisme pasar persaingan maka kelompok Keynesian menganggap perlu
adanya campur tangan pemerintah dalam kegiatan perekonomian. Di dalam pembahasan teori
ekonomi pendapat klasik yang berpangkal pada hukum Say, ternyata dengan adanya depresi
besar, terjadinya over produksi, pengangguran yang hebat, dan laju inflasi yang tinggi
membuktikan bahwa pandangan klasik dapat disebut sebagai teori yang gagal.
Keynes berpendapat bahwa teori klasik adalah suatu teori ekonomi yang special untuk
proses ekonomi full employment bukannya teori ekonomi umum (general) yang berlaku pada
setiap tingkat employment . Proses ekonomi tidak selamanya berjalan pada tingkat full
employment, sehingga tidak akan terjadi over produksi, tidak ada pengangguran dan keadaan
perekonomian senantiasa menuju kearah titik keseimbangan. Padahal proses ekonomi sering
pula terjadi pada tingkat under employment sehingga bisa saja terjadi penyakit ekonomi,
yaitu pertumbuhan yang sangat lamban, terjadi pengangguran, inflasi, stagflasi.
Menurut Keynes bahwa depresi dan pengangguran yang hebat dapat diatasi dengan jalan
memperbesar konsumsi dan pendapatan masyarakat sehingga menimbulkan daya beli /
permintaan efektif masyarakat . Untuk itu maka perlu adanya campur tangan pemerintah
dalam kegiatan ekonomi masyarakat seperti mengadakan pekerjaan umum ( public work)
untuk masyarakat. Dengan jalan itu maka konsumsi dan pendaatan masyarakat serta daya beli
akan bertambah dan over produksi dapat diserap oleh masyarakat. Dalam perkembangannya,
pendukung teori Keynes menyatakan bahwa campur tangan pemerintah diperlukan melalui
kebijakan fiskal dan moneter untuk meningkatkan permintaan efektif masyarakat. Campur
tangan seperti ini pada klasik/tradisional tidak terjadi karena kegiatan pemerintah hanya
dibatasi pada pertahanan dan keamanan, ketertiban (hukum dan peradilan), penyediaan
prasarana umum yang tidak dapat disediakan oleh swasta.
Dengan teorinya yang baru maka Keynes telah meruntuhkan teori ekonomi klasik
dan kelanjutannya menimbulkan apa yang disebut ” Keynesian Economics ”. Maka dengan
adanya Keynesian Economics mendasari berkembangnya ekonomi makkro yang banyak
menguasai cara berfikir ekonomis masa sekarang.

6
2.2.2 PERMASALAHAN EKONOMI MAKRO
Secara garis besar, permasalahan kebijaksanaan makro mencakup dua permasalahan
pokok:

a. Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi. Masalah ini berkaitan dengan bagaimana
“menyetir” perekonomian nasional dan bulan ke bulan, dan triwulan ke triwulan atau dan
tahun ke tahun, agar terhindar dan tiga “penyakit makro” utama yaitu:

1) inflasi,
2) pengangguran dan
3) ketimpangan dalam neraca pembayaran.

b. Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Masalah ini adalah mengenai
bagaimana kita “menyetir” perekonomian kita agar ada keserasian antara pertumbuhan
penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Pada
asasnya masalahnya juga berkisar pada bagaimana menghindari ketiga penyakit makro di
atas, hanya perpektif waktunya adalah lebih panjang (lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan
dua puluh lima tahun).

Dalam analisa jangka pendek faktor-faktor berikut ini kita anggap tidak berubah atau tidak
bisa kita ubah:

(a) Kapasitas total dan perekonomian kita. Kegiatan investasi dalam jangka pendek, masih
mungkin dilakukan, tetapi hanya dalam arti khusus, yaitu sebagai pengeluaran investasi
berupa penambahan stok barang jadi, setengah jadi atau pun barang mentah di dalam gudang
para pengusaha, dan pengeluaran oleh perusahaan-perusahaan untuk pembelian barang-
barang modal (mesin-mesin, konstruksi gedung-gedung dan sebagainya). Tetapi yang perlu
diingat, “jangka pendek” yang kita maksud di sini adalah begitu pendek sehingga
pengeluaran (pembelian) barang-barang modal tersebut beleum bias menambah kapasitas
produksi dalam periodesasi tersebut. (Yaitu mesin-mesin sudah dibeli tapi belum dipasang).

(b) Jumlah penduduk dan jumlah angkatan kerja. Dalam suatu triwulan misalnya, jumlah-jumlah
mi praktis bisa dianggap tidak berubah.

(c) Lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi yang ada.

7
Selanjutnya dari segi teori, apabila kita ingin “menyetir” perekonomia kita dalam jangka
pendek, kita harus melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bersifat jangka pendek pula,
misalnya dengan jalan :

1. menambah jumlah uang yang beredar,


2. menurunkan bunga kredit bank,
3. mengenakan pajak import,
4. menurunkan pajak pendapatan atau pajak penjualan,
5. menambah pengeluaran pemerintah,
6. mengeluarkan obligasi negara dan sebagainya.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam ini mempunyai ciri umum bahwa kesemuanya bisa
dilakukan tanpa harus mengubah ketiga factor tersebut di atas.

Jadi seandainya kita menginginkan kenaikan produksi dalam jangka pndek, kita bisa
melakukannya dengan, misalnya:

1. memperlancar distribusi bahan-bahan mentah kepada para produsen,


2. mendorong pcngusaha untuk mempergunakan pabrik-pabriknya secara lebih intensif
(menambah giliran kerja/shift),
3. memberikan kerja lembur kepada para karyawan dan sebagainya.
Kehijaksanaan-kebijaksanaan semacam mi bisa menaikkan arus produksi barang/jasa tanpa
mengubah ketiga faktor di atas. Kesemuanya ini adalah kebijakilnaan-kebijaksanaan jangka
pendek. Dan kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam inilah yang sering diandalkan untuk
tujuan stabilisasi.

Meskipun demikian perlu kita catat di sini bahwa dalam praktek yang berkaitan antara
masalah jangka pendek dan masalah jangka panjang, adalah sangat erat, terutama bagi
negara-negara sedang berkembang. Dengan lain kata, kita seringkali tidak bisa mengkotakkan
secara jelas mana yang jangka pendek dan mana yang jangka panjang.

Di banyak negara-negara sedang berkembang, kita tidak bisa melakukan kebijaksanaan


stabilisasi yang terlepas dan kebijaksaanaan pembangunan ekonomi (jangka panjang).
Seringkali kebijaksanaa-kebijaksanaan jangka pendek yang kita sebutkan di atas, meskipun
kita Iaksanakan secara setepat-tepatnyapun, tidak bisa menghilangkan secara tuntas penyakit
makro, seperti inflasi dan pengangguran yang diderita oleh masyarakat dalam jangka pendek.

8
Sebabnya adalah bahwa di negara-negara tersebut seringkali penyakit iniflasi dan
pengangguran tersebut berakar pada sebab-sebab “sturuktural,” yaitu pada faktor-faktor yang
hanya bisa berubah atau diubah dalam jangka panjang dan biasanya melalui pembangunan
ekonomi dan sosial.

2.3 KERANGKA ANALISA EKONOMI MAKRO


Setelah kita mengetahui duduk persoalan mengenai masalah -masalah pokok apa yang
dikaji dalam ekonomi makro, maka pertanyaan selanjutnya adalah mengetahui bagaimana
mengkaji masalah- masalah tersebut sehingga bisa diperoleh jawaban yang
diinginkan.Terdapat dua aspek utama dan kerangka analisa ini. Yang pertama adalah aspek
mengenai “apa” yang disebut kegiatan ekonomi makro dan “di mana” kegiatan tersebut
dilakukan. Yang kedua adalah aspek mengenai “siapa” pelaku-pelakunya.

a.Empat pasar Makro


Dalam analisa ekonomi makro kita melihat kegiatan ekonomi nasional secara lebih
menyeluruh dibanding dengan apa yang kita pelajari dalam ekonomi Mikro. Kita tidak lagi
melihat pasar beras, pasan blue jeans, pasar rokok kretek, pasar Honda secana sendiri-sendiri.
mi sesuai dengan pengertian mengenai “pengendalian umum” di alas. Di sini kita melihat
pasar-pasar tersebut dan pasar-pasar barang/jasa lainnya sebagai satu pasar besar, yang kita
ben nama “pasar barang”. Tetapi dalam ekonomi makro kita tidak hanya mempelajani satu
pasar ini saja. Perekonomian nasional kita lihat sebagai suatu sistem yang terdiri dan empat
pasar besar yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu:
(a) Pasar Barang
(b) Pasar Uang
(c) Pasar Tenaga Kerja
(d) Pasar Luar Negeri

Di pasar luar negeri permintaan akan barang ekspor kita he. sama dengan penawaran akan
barang tersebut menentukan harga rata-rata ekspor kita dan kuantitas atau volume ekspor,
Harga – harga dikalikan volume ekspor memberikan penerimaan devisa ekspor. Di pasar
yang sama permintaan masyarakat kita akan barang-barang impor dan menentukan harga

9
rata-rata impor dan ‘ volume impor. Juga di sini, harga rata-rata dikalikan volume import
memberikan pengeluaran devisa kita untuk impor barang-barang/jasa tersebut. Untuk pasar
luar negeri, seringkali menggabungkan pasar eksport dan pasar impor dan mengamai apa
yang terjadi dengan:

(a) Neraca Perdagangan, yaitu penerimaan devisa ekspor dikurangi pengeluaran devisa untuk
import atau Neraca Pembayaran apabila kila ingin pula mengetahui tentang aliran keluar-
masuknya modal

(b) Dasar Penukaran Luar Negeri(terms of trade), yaitu harga rata-rata ekspor kita dibagi
dengan harga rata-rata impor kita.

(c) Cadangan Devisa, yaitu persediaan devisa yang kita pun pada awal tahun plus saldo
neraca pembayaran.

Dalam teori ekonomi makro mempelajari faktor-faktor apa yang mempengaruhi P dan
Q di masing-masing pasar. Karena P dan Q tersebut adalah hasil pertemuan (atau
perpotongan) antara kurva permintaan dan kurva penawaran, maka ini berarti bahwa teori
ekonomi makro pada pokoknya mempelajari faktor-faktor apa yang mempengaruhi posisi
kurva permintaan dan penawaran di masingmasing pasar.

Selanjutnya dengan diketahuinya faktor-faktor ini dan pengaruhnya terhadap posisi


kurva permintaan dan penawaran, maka kita selanjutnya bisa menanyakan faktor-faktor mana
di antara semua factor-faktor tersebut yang bisa dipengaruhi oleh pemerintah melalui
kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonominya. Dengan demikian kita bisa mengetahui
kebijaksanaan-kebijaksanaan mana yang bisa digunakan oleh pemerintah untuk
mempengaruhi P dan Q di masing-masing pasar. Inilah tujuan akhir dan mempelajari teori
makro, yaitu untuk digunakan sebagai petunjuk bagi pemilihan atau perumusan
kebijaksanaan.

b.Lima Pelaku Makro

Dalam teori makro kita menggolongkan orang-orarig atau lembaga-lembaga yang melakukan
kegiatan ekonomi menjadi limo kelompok besar, yaitu:
(a) Rumah Tangga,

10
(b) Produsen,
(c) Pemerintah,
(d) Lembaga-lembaga Keuangan,
(e) Negara-negara Lain.

Kegiatan dan kelima kelompok pelaku ini serta kaitannya dengan keempat pasar di atas
dimana :

> Permintaan :
1. Pengeluaran konsumsi oleh Rumah Tangga

2. Belanja barang oleh Pemerintah

3. Investasi oleh Perusahaan

4. Ekspor ke luar negeri

5. Kebutuhan tenaga kerja oleh Pemerintah

6. Kebutuhan tenaga kerja oleh Perusahaan

7. Kebutuhan uang tunai dan kredit

8. Kebutuhan Rumah Tangga akan uang tunai

9. Kebutuhan Perusahaan-perusahaan Asing akan rupiah

> Penawaran
1. Hasil produksi dalam negeri
2. Impor dan luar negeri
3. Tenaga kerja yang disediakan oleh Rumah Tangga
4. Suplai uang kartal
5. Tabungan Rumah Tangga
6. Suplai uang giral
7. Suplai dana luar negeri.

Kelompok Rumah Tangga melakukan kegiatan-kegiatan pokok seperti:

(a) Menerima penghasilan dan para produsen dan “penjualan” teraga kerja mereka (upah)
deviden, dan dan menyewakan tanah hak milik mereka.
(b) Menerima penghasilan dari lembaga keuangan berupa bunga atas simpanan-simpanan
mereka;
(c) Membelanjakan penghasilan tersebut di pasar barang (sebagai konsumen);
(d) Menyisihkan sisa dan penghasilan tersebut untuk ditabung pada lembaga-lembaga
keuangan;

11
(e) Membayar pajak kepada pemerintah;
(f) Masuk dalam pasar uang sebagai “peminta” (demanders) karena kebutuhan mereka akan
uang tunai untuk misalnya transaksi sehari-hari.
Kelompok Produsen melakukan kegiatan-kegiatan pokok berupa:

(a) Memproduksikan dan menjual barang-barang/jasa-jasa (yaitu sebagai supplier di pasar


barang);
(b) Menyewa/menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh kelompok rumah
tangga untuk proses produksi;
(c) Menentukan pembelian barang-barang modal dan stok barang-barang lain (selaku
investor masuk dalam pasar barang sebagai peminta atau demander);
(d) Meminta kredit dan lembaga keuangan untuk membiayai investasi mereka (sebagai
demander di pasar uang);
(e) Membayar pajak.
Kelompok Lembaga Keuangan mencakup semua bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan
lainnya kecuali bank sentral (Bank Indonesia), Kegiatan mereka berupa:

(a) Menerima simpanan/deposito dan rumah tangga;


(b) Menyediakan kredit dan uang giral (sebagai supplier dalam pasar uang).
(c) Pemerintah (termasuk di dalamnya bank sentral) melakukan kegiatan berupa:
- menarik pajak langsung dan tak langsung;
- membelanjakan penerimaan negara untuk membeli barang-barang kebutuhan pernerintah
(sebagai demander di pasar barang),
- meminjam uang dan luar negeri;
- menyewa tenaga kerja (sebagai demander di pasar tenaga kerja);
- menyediakan kebutuhan uang (kartal) bagi masyarakat (sebagai supplier di pasar uang).
Negara-negara lain:
(a) Menyediakan kebutuhan barang impor (sebagai supplier di pasar barang);
(b) Membeli hasil-hasil ekspor kita (sebagai demander di pasar barang);
(c) Menyediakan kredit untuk pemerintah dan swasta dalam negeri;
(d) Membeli dan pasar barang untuk kebutuhan cabrng perusahaannya di Indonesia (sebagai
investor);

(e) Masuk ke dalam pasar uang dalam negeri sebagai penyalur uang (devisa) dan luar negeri
(sebagai supplier dana) dan sebagai peminta kredit dan uang kartal rupiah untuk kebutuhan
cabang-cabang perusahaan mereka di Indonesia (demander akan dana). (Singkatnya, sebagai
penghubung pasar uang dalam negeri dengan pasar uang luar negeri).

12
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Ekonomi
makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari masalah ekonomi secara
keseluruhan ( totalitet / aggregatif ). Alat utama ekonomi makro adalah pendapatan nasional
dan analisa pendapatan nasional. Analisa pendapatan nasional berguna untuk mengukur
secara statistik tentang besarnya pendapatan nasional, konsumsi nasional, tabungan dan
investasi nasional. Secara garis besar, permasalahan kebijaksanaan makro mencakup dua
permasalahan pokok yaitu masalah stabilisasi inflasi, pengangguran dan ketimpangan dalam
neraca pembayaran, Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Setelah kita
mengetahui duduk persoalan mengenai masalah -masalah pokok apa yang dikaji dalam
ekonomi makro, maka pertanyaan selanjutnya adalah mengetahui bagaimana mengaji
masalah- masalah tersebut sehingga bisa diperoleh jawaban yang diinginkan.Terdapat dua
aspek utama dan kerangka analisa ini. Yang pertama adalah aspek mengenai “apa” yang
disebut kegiatan ekonomi makro dan “di mana” kegiatan tersebut dilakukan. Yang kedua
adalah aspek mengenai “siapa” pelaku-pelakunya.

3.2. SARAN

13
DAFTAR PUSTAKA

- Hanani, Nuhfil, 1-makro-1pendahuluan-nufil; Edisi Pertama, Malang , 2004


- Triyono, Teddy Chandra, 1teoriekonomimakro_001; Edisi Revisi Ketiga, Surabaya,
2016
- http://www.artikelsiana.com/2015/06/pengertian-ekonomi-pendapat-ahli-
definisi.html?m=1
- http://hasbiritonga.blogspot.in/2013/04/kerangka-analisa-makro.html?m=1

14

Anda mungkin juga menyukai