Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI DENGAN PENDEKATAN 7S PADA

SAUNG KORAN CONGGEANG


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Strategi

Dosen : Ryan Feryana K.,M.M.

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Ketua : Rizal Nurfaizi D1. 1703144

Anggota : Aliya Khaerunisa D1. 1702979

Andika Galur P D1. 1702981

Kartini D1. 1703088

Mochamad Fauzi A D1. 1703106

Tammy Trinivanti D.P D1. 1703171

Kelas : Manajemen C

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

PERGURUAN TINGGI SEBELAS APRIL SUMEDANG

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat

Rahmat dan karunia-Nya, serta atas bantuan semua pihak makalah ini dapat di selesaikan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Manajemen Strategi”

yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan. Dan dalam makalah ini, akan membahas

tentang “Analisis Manajemen Strategi dengan Pendekatan 7S di Saung Koran Conggeang”.

            Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada banyak kelemahan

dan kekurangan baik dari segi penyajian maupun materinya. Hal ini disebabkan oleh

keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu kami sangat

mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan laporan ini.

            Pada kesempatan ini, kami tidak lupa untuk menyampaikan rasa terimakasih

khususnya  kepada yang terhormat bapak Ryan Feryana K., M.M. sebagai dosen

pembimbing. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya.

            Kami berharap semoga laporan ini akan memberikan manfaat khususnya bagi kami,

teman – teman, serta para pembaca.

Sumedang, Mei 2019

Penyusun

i
ABSTRAK

ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI DENGAN PENDEKATAN 7S PADA SAUNG KORAN


CONGGEANG

(Studi Kasus pada Produk KerajInan Koran)

Abstrak ini menggambarkan mengenai Analisis Manajemen Strategi dengan

Pendekatan 7S pada Saung Koran Coenggeang. (Studi Kasus pada Produk Kerajinan Koran) .

Bardasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan, permasalah

mengenai Analisis Manajemen Strategi dengan Pendekatan 7S pada Saung Koran

Conggeang yang ditandai dengan kurang mengikuti pasar dalam menyusun strategi

pemasaran yang tepat, kurang meningkatkan cara meningkatkan jumlah pelanggan dan

meningkatkan kepuasan pelanggan. Produk kerajinan kurang menonjolkan keunggulan

dibandingkan produk lainnya.

Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif atau sering disebut

metode naturalistic, karena penelitiannya dilakukan pada kondisi alamiah (natural setting),

teknik pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Purposive

Sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kebutuhan.

Berdasarkan uraian dari hasil Analisis Manajemen Strategi dengan Pendekatan 7S

pada Saung Koran Conggeang dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, keberadaan produk

kerajinan kurang mengikuti pasar dalam menyusun strategi pemasaran yang tepat, kurang

meningktakan cara, meningkatkan jumlah pelanggan, dan meningkatkan kepuasan

pelanggan.

ii
Pada akhir penulisan hasil laporan ini penulis ingin memberikan beberapa saran

sehubungan dengan penelitian yang telah dilaksanakan yaitu sebagai berikut, Sehubungan

dengan penelitian yang telah dilaksanakan penulis ingin memeberikan beberapa saran yaitu

sebagai berikut, adanya peningkatan terhadap jumlah karyawan agar bisa memaksimalkan

jumlah produksi yang akan berakibat baik pada kepuasan pelanggan dan pendapatan

perusahaan, produk yang dipasarkan harus mampu menonjolkan keunggulan, dengan

menciptakan produk-produk baru yang dapat menarik konsumen.

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK....................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................................iv

1. BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................................1

B. Rumusan Malasah........................................................................................................2

C. Tujuan Penelitian.........................................................................................................2

D. Manfaat Penelitian......................................................................................................3

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Landasan Teori.............................................................................................................4

2.1 Pengertian Manajemen Strategi......................................................................4

2.2 Komponen Pembentuk Manajemen Strategi..................................................5

2.2.1 Visi Perusahaan Company Vision).......................................................5

2.2.2 Misi Perusahaan (Company Mission)..................................................6

2.2.3 Lingkungan Eksternal (External Environment)....................................6

2.2.4 Profil Perusahaan (Company Profile)...................................................7

2.2.5 Analisis dan Pilihan Strategi (Strategy Analysis and Choice)...............7

2.2.6 Tujuan Jangka Panjang (Long Term Objectives)..................................7

iv
2.2.7 Strategi utama (Grand Strategy)..........................................................8

2.3 Peran Manajemen Strategi............................................................................11

2.4 Manfaat Manajemen Strategi........................................................................12

2.5 Penegrtian 7S.................................................................................................13

2.6 Elemen 7S......................................................................................................14

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain penelitian...........................................................................................20

3.2 Subjek dan Objek Penelitian..........................................................................20

3.3 Tempat dan Wkatu Penelitian.......................................................................20

3.3.1 Tempat Penelitian..............................................................................21

3.3.2 Waktu Penelitian................................................................................21

3.4 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data......................................................21

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data.................................................................21

3.4.2 Prosedur Pengumpulan Data.............................................................23

3.5 Teknik Analisis Data.......................................................................................24

3.6 Instrumen Penelitian.....................................................................................22

4. BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan......................................................................25

4.2 Struktur Organisasi........................................................................................26

4.3 Visi dan Misi Perusahaan...............................................................................26

4.4 Analisis SWOT................................................................................................27

v
5. BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan....................................................................................................29

5.2 Saran..............................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................32

LAMPIRAN..............................................................................................................................33

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Koran merupakan salah satu media informasi yang tidak pernah hilang dalam

kehidupan manusia. Sampai saat ini, merupakan salah satu media informasi yang cukup

diminati masyarakat bahkan tidak sedikit orang yang berlangganan korang untuk

mengetahui informasi terbaru. Namun, setelah dibaca orang sering mengabaikan Koran

tersebut bahkan membuangnya. Jika Koran itu diabaikan, maka lama kelamaan akan

menumpuk dan mengotori rumah. Biasanya orang akan menjualnya ketuakang loak.

Hal ini memeng merupakan sebuah solusi praktis yang cukup baik. Tetapi, koran-

koran bekas yang awalnya hanya mengotori rumah itu dapat diolah menjadi barang-

barang yang mempunyai fungsi sehingga bisa dipakai serta mempunyai nilai seni dan

nilai ekonomis yang tinggi. Koran bekas tersebut dapat diolah menjadi berbagai macan

produk kerajinan seperti cup lampu, tempat tissue, tempat majalah, keranjang buah, vas

bunga, tempat pensil, baki keranjang sampah, dompet wadah perhiasan, bukan hanya

koran sebetulnya, tetapi juga kertas bekas.

Objek penelitian penulis dalam menganalisis produk kerajinan koran dengan

pendekatan 7S di Saung Koran Conggeang merupakan sebuah tempat pembuatan

kerajinan yang berbahan dasar koran bekas yang dibuat menjadi produk kerajinan yang

bernilai seni dan ekonomis yang tinggi.

Manajemen straregi adalah proses atau rangkaian aktivitas pengambilan keputusan

yang sifatnya mendasar dan menyeluruh, disertai dengan penetapan cara

pelaksanaannya, yang dibuat oleh pimpinan organisasi dan implementasikan oleh

1
seluruh jajaran di dalam organisasi tersebut untuk mencapai tujuan beberapa hal ini

mendefinisikan manajemen strategi atau manajemen stategik sebagai seni atau ilmu

pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan serta evaluasi terhadap

berbagai keputusan lintas fungsional yang memungkinkan sebagai organisasi untuk

mencapai tujuan. Manajemen strategi berfokus kepada proses penetapan tujuan sebuah

organisasi, dan mengembangkan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai tujuan,

mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan

pencapaian tujuan organisasi. Penerapan strategi yang baik dan tepat sasaran sangat

dibutuhkan untuk kegiatan apapun, terutama dalam menjalankan bisnis. Strategi yang

tepat dan disusun secara terorganisir akan membuat sebuah organisasi dapat lebih

mudah melaksanakan misi untuk tercapai tujuan.

B. RUMUSAN MASALAH

Merumuskan masalah secara tepat sangat penting karena hal ini merupakan titik

dalam pemecahan permasalahan itu sendiri. Sebagai pedoman dalam penulisan tugas

menejemen strategi ini, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut

“Bagaimanakah analisis Manajemen Strategi dengan pendekatan 7S pada Saung Koran

Conggeang?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian diatas adalah untuk

bertujuan mengetahui analisis menejemen strategi dengan pendekatan 7S pada Saung

Koran Conggeang.

2
D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti

Dapat mengetahui informasi tentang analisis manajemen strategi dengan

pendekatan 7S pada Saung Koran Conggeang, sehingga peneliti dapat memberikan

kepada pihak terkait yang berkaitan dengan pendekatan 7S. serta merupakan latihan

bagi penulis guna menerapkan ilmu yang telah didapat.

2. Bagi Perusahaan

Setelah diketahui pendekatan 7S yan diterapkan, diharapkan hasil pembahasan

tugas ini dapat memberikan masukan untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi

perusahaan dalam menentapkan pendekatan 7S yang tepat untuk diterapkan dan

memberikan masukan bagi perusahaan mengenai pendekatan 7S itu sendiri.

3. Bagi Sekolah Tinggi

Penulisan tugas ini diharakan dapat memberikan tambahan pengetauan bagi para

pembaca yang dapat digunakan sebagai bahan atau referensi penelitian selanjutnya

yang berkaitan dengan pendekatan 7S.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Landasan Teori

2.1 Pengertian Manajemen Strategi

Istilah strategi berasal dai bahasa Yunani strategos aatau strategus dengan kata

jamak strategi. Strategos berarti jendral tetapi dalam bahasa Yunani kuno sering berarti

perwira Negara (state officer) dengan fungsi yang luas. Pada abad ke 5 SM sudah dikenal

adanya broad of strategy di Athena, mewakili sepuluh suku di Yunani. Hingga abad ke 5,

kekuasaan politik di luar negeri dari kelompok strategi itu semakin luas. Lama kelamaan

strategi memperoleh pengertian baru.

Dalam arti yang sempit, menurut Matloff (salusu, 1996:85) srategi berarti the art of

general (seni jendral). Dalam zaman Yunani kuno jendral dianggap bertanggung jawab

dalam suatu peperangan, kalah atau menang. Ia menguasai logistik dan sumber daya militer.

Oleh sebab itu pada akhir abad 18, penggunaan istilah strategi ini lebih memperoleh tempat

di kalangan militer terutama di kalangan perwira. Namun pada dekade sesudah nya pada

abad 19 dan 20 faktor militer telah bercampur dengan faktor politik, ekonomi, teknologi,

dan psikologis. Istilah strategi lalu muncul dengan nama baru grand strategy atau strategi

tingkat tinggi, yang berarti seni memanfaatkan semua sumber daya suatu bangsa atau

kelompok bangsa untuk mencapai sasaran perang dan damai.

Menurut Alex Miller (1996) “Strategy refer to either the plan made or the action in

effort to hlkp an organization fulfill its intended propose and strategy is refers to propose the

4
organization strives to achieve these strategy posed by typical businesses can be very broad

(vision and mission) or more focused (goals and objectives)”.

Manajemen strategi adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan dan

pengevaluasian keputusan – keputusan, manajemen strategi berfokus pada proses

penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan, dan perencanaan untuk mencapai

sasaran, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan

merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategi mengkombinasikan

aktivitas – aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan

organisasi.

Manajemen strategi berbicara tentang gambaran besar. Inti dari manajemen strategi

adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber daya nya, dan bagaimana sumber daya

yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategi.

Manajemen strategi saat ini harus memberikan pondasi dasar atau pedoman untuk

pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan

terus menerus. Manajemen strategi memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan

terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.

2.2 Komponen Pembentuk Manajemen Strategi

2.2.1 Visi Perusahaan (Company Vision)

Visi adalah suatu keinginan perusahaan terhadap keadaaan dimasa datang yang

diinginkan atau di cita-citakan oleh seluruh personel perusahaan dari jenjang yang paling

atas sampai yang paling bawah (sampai pesuruh sekalipun).

5
2.2.2 Misi Perusahaan (Company Mission)

Misi perusahan adalah ungkapan maksud dan tujuan yang unik atau yang mampu

membedakan antara perusahaan satu dengan yang lainnya. Selain itu ia akan mampu

mengidentifikasikan ruang lingkup perusahaan. Singkatnya, misi menggambarkan produk

perusahaan, pasar, ruang lingkup lainnya yang mencerminkan prioritas pengambilan

keputusan sategis.

7 hal yang perlu ada dalam misi:

1) Pelanggan

2) Produk

3) Pasar

4) Teknologi yang digunakan

5) Komitmen terhadap pertumbuhan, keuntungnan atau stabilitas

6) Konsep perusahaan

7) Komitmen terhadap stake holder

2.2.3 Lingkungan Eksternal (Extrnal Environment)

Merupakan gambaran dari keadaan yang memahami, mempengaruhu pilihan

strategis perusahaan namun secara tipikal berada diluar kemampuang pengendalian

perusahan. Ia terdiri atas factor ekonomi akro, kultur, poitik, yuridis legal, sikap serta

penerimaan masyarakat, nilai yang dianut oleh suatu suku atau bangsa, pendidikan dan

pemerintahan. Aspek-aspek itu memang sulit dikendalikan oleh suatu organisasi atau

perusahaan karena memiliki daya determinasi yang besar sehingga perusahaan atau

organisasi itu harus melakukan adaptasi dengannya.

6
2.2.4 Profil Perusahaan (Company Profile)

Memberikan gambaran tentang kuantitas dan mutu dari keuangan perusashaan,

sumber daya manusia, dan sumber daya visi yang dimiliki perusahaan, atau dengan kata lain

profil perusahaan berusaha menjalankan kemampuan dan kelemahan internal yang

sesungguhnya melekat padanya. Melalaui profil perusahaan ini, supaya unuk menilai secara

cermat kekuatan serta kelemahan yang dimiliki oleh manajemen perusahaan dan strukur

oganisasinya yang dilakukan.

2.2.5 Analisis dan Pilihan Strategis (Strategy Analysis and Choice)

Upaya untuk mengidentifikasikan peluang yang dianggap menarik guna menentukan

satu atau beberapa pilihan yang paling optimal. Proses ini mampu menggabungkan

serangkaian pilihan yang bersifat taktis jangka pendek dengan tujuan jangka panjang

perusahaan. Analisis dan pilihan srategis juga mampu menentukan letak posisi persaingan

perusahaan dalam lingkungan eksternal yang dihadapinya.

2.2.6 Tujuan Jangka Panjang (Long Term Objectives)

Merupakan keadaan yang ingin dicapai dalam suatu rentang waktu yang relatif lama

yang ditentukan oleh perusahaan tersebut. Diantaranya mencakup kemampuan laba,

tingkat pengembalian investasi, posisi dalam pasar, kepeloporan dalam bidang teknologi,

produktifitas, tanggung jawab sosial, dan pengembangan, serta optimalisasi kemampuan

sumber daya manusia.

7
2.2.7 Strategi Utama (Grand Strategy)

Staretgi utama adalah rencana umum menyeluruh dari serangkaian tindakan utama

yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjang nya. Berkaitan dengan

hal ini, terdapat beberapa pendektan dasar untuk mengidentifikasinya yakni:

1) Konsentrasi (concentration)

Strategi ini merupakan yang paling umum dan yang paling sering diterapkan. Konsentrasi

adalah strategi yang berusaha mengarahkan sumber daya dan dana perusahaan yang ada

untuk mengembangkan suatu produk dimana ia dibuat melalui teknologi dan dipasarkan

melalui pasar tertentu. Adapun mengenai langkah global yang ditempuh bila perusahaan

menerapka strategi konsentrasi adalah:

 Perusahaan berusaha meningkatkan pemakaian produk yang dipasarkan kepada

para konsumen.

 Pelanggan yang dimiliki oleh pesaing harus berusaha direbut.

 Pembeli baru yang belum jadi konsumen bagi produk yang dihasilkan harus

berusaha ditarik.

2) Pengembangan Pasar (Market Develpoment)

Melalui perluasan wilayah pemasaran beserta segmennya harus diperluas. Perluaan

pasar dilakukan dengan menambah jangkauan pemasaran untuk barang yang telah

diproduksi, diantaranya dengan menambah pasar yang dianggap sebagai sasaran, saluran

distribusi, dan intensitas kegitan promosi. Selain itu, perluasan pasar dilakukan pula dengan

menarik segmen pasar bru dengan mengembangkan beberapa produk yang dinilai memiliki

daya tarik bagi konsumen.

8
3) Pengembangan Produk (Product Development)

Mengembangkakn produk bisa berarti merubah produk yang dihasilkan secara

substansial atau hana sebatas modifikasi dari produk yang telah ada. Produk dirubah secara

substansial dalam artian bahwa perusahaan menciptakan produk baru yang benar-benar

berada dari semula, misalnya saja ketika perusahaan produk kebutuhan rumah tangga

menghentikan produksi sabun mandi dan menggantinya menjadi pembersih kaca.

Sedangkan modifikasi dilakukan dengan menyempurnakan atau memperbaiki tampilan

barang yang dihasilkan seperti halnya wujud fisik, aroma serta kelebihan lainnya.

4) Inovasi (Inovation)

Inovasi dilakukan dengan memanfaatkan daya cipta divisi penelitian dan

pengembangan, karyawan perusahaan atau siapa saja yang dipandang mampu memberikan

masukan mengenai barang atau jasa baru yang dihasilkan perusahaan. Tentu saja, tidak

setiap masukan akan senantiasa diterima karena perusahaan harus memperhitungkan

berbagai kemungkinan atas diterimanya usulan untuk memproduksi barang baru tersebut.

5) Intergrasi Horizontal (Horizontal Integration)

Terjadi manakala perusahaan menambah unit usaha strategis yang dipunyai yang

menghasilkan barang sama dengan barang sama dengan yang sebelumnya ada. Pada

umumnya, integrasi horizontal ditempuh dengan akuisisi, yaitu membeli perusahaan

pesaing yang menghasilkan produk sejenis. Akan tetapi, pengertian produk sejenis ini

tidaklah berarti harus sama dengan segala aspek. Berdasarkan konteks aktual integrasi

horizontal bisa terjadi bila produk yang dihasilkan oleh unit usaha baru memiliki keterkaitan

dengan barang yang diproduksi semula.

6) Integrasi Vertikal (Vertical Integration)

9
Suatu perusahaan dipandang melakukan integrasi vertical manakala ia melakukan

perluasan usaha pada bidang yang menjadi garapan pemasok atau bahkan konsumennya.

Sebagai contoh, perusahaan membuat komponen kendaraan bermotor mungkin saja

mendirikan anak perusahaan yang membuat baja lempengan untuk memenuhi kebutuhan

bahan baku guna menghasilkan komponen kendaraan seperti halnya sekrup, baud, serta

komponen lainnya. Selain itu, perusahaandapat mendirikan anak perusahaan yang bergerak

dalam bidang perakitan kendaraan beromotor.

7) Usaha Patungan (Join Venture)

Usaha patungan dilakukan apabila dua atau beberapa perusahaan merasa perlu berkerja

sama mendirikan suatu usaha dimana modal serta perangkat yang diperlukan diusahakan

bersama.

8) Diversifikasi Konsentratis (Concentri Diversification)

Diversifikasi Konsentratis terjadi manakala perusahaan memutuskan untuk melakukan

ekspansi usaha dengan menambah unit usaha baru baik melalui pertumbuhan internal

maupun akuisis pada bidang yang terkait langsung atau tidak langsung dengan bidang usaha

yang dimilikinya sebelumnya.

9) Diversifikasi Konglomerasi (Konglomerate Diversification)

Dilakukan dalam bentuk unit usaha baru yang tidak memiliki keterkaitan bidang usaha

ini yang sebeumnya menjadi penopang. Melalui strategi ini, perusahaan ingin menyebar

atau mengurangi resiko yang timbul dari dinamika usaha, walaupun dalam praktiknya ada

banyak perusahaan yang gagal justru telah melakukan ekspansi usaha melalui diversifikasi

konglomerasi.

10) Likuidasi (Liquidation)

10
Pada intinya, likuidasi ditempuh dengan membubarkan perusahaann apabila keadaan

yang terjadi padanya benar-benar sudah parah atau sudah tidak bisa ditolong lagi.

2.3 Peran Manajemen Strategi

Untuk meraih segala citaa-cita atau tujuan yang diinginkan oleh suatu organisasi

atau perusahaan maka penerapan manajemen strategik justru sangat dibutuhkan guna

apa yang diinginkan bersama dapat kita capai dengan sebaik mungkin. Peran

manajemen strategik ketika diimplementasikan dalam suatu organisasi maka setiap unit

atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut dapat melaksanakan tugas dan

tanggung jawab sebaik mungkin. Apalagi melihat perkembangan zaman sekarang ini,

dimana setiap organisasi perusahaan telah melakukan ekpansi pasar guna

mendapatkan keuntungan yang banyak. Semuanya itu perlu langkah strategis dan taktik

yang tepat sehingga proses atau langkah yang di ambil oleh pimpinan dapat di jalankan

seefektif dan seefisien mungkin.

Persaingan yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan pemahaman

mekanisme pasar (standar dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian

produk (barang dan jasa) yang mampu menciptakan nilai tambah. Oleh karena itu,

peningkatan daya saing organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh

aspek kreatifitas,kapasitas,teknologi yang digunakan dan jangkauan pemasaran yang

dicapai. Hal tersebut diwujudkan dari tampilan produk,produktivitas yang tinggi dan

pelayanan yang baik.

2.4 Manfaat Manajemen Strategi

Dengan menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka kerja

(frame work) untuk menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi

11
terutama berkaitan dengan persaingan, maka peranan manajer di ajak untuk berfikir

lebih kreatif atau berfikir secara strategik.

Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan mempertimbangkan lebih

banyak alternatif yang dibangun dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih

menjanjikan suatu hasil yang menguntungkan. Ada beberapa manfaat yang diperoleh

organisasi jika mereka menerapkan manajemen strategik, yaitu:

1. Memberikan arah jangka panjang yang akan di tuju

2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi

3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif

4. Mengindentifikasi keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang

semakin berisiko

5. Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk

mencegah munculnya masalah dimasa datang

6. Keterlibatan anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi

mereka pada tahap pelaksanaannya

7. Aktifitas tumpang tindih akan di kurang

2.5 Pengertian 7S

Pendekatan 7S adalah sebuah model manajemen untuk melihat seberapa efektif

organisasi dalam mencapai tujuan yang diinginkannya. Memang ada beberapa model

dan analisa yang dapat digunakan untuk menentukan di posisi mana organisasi kita

berada. Baik itu menggunakan analisa eksternal, internal atau pun keduanya. Salah satu

12
model yang diyakini dan bertahan sampai hari ini dengan menggunakan pendekatan

internal adalah 7S Untuk mencapai kesuksesan manajemen harus memperhatikan tujuh

faktor ini agar pelaksanaan strategi dapat berhasil. Memang tidak semua bobot dari 7S

ini sama dalam suatu organisasi. Tetapi, bukan berarti jika hal itu kurang penting maka

dapat diabaikan. Besar atau kecil, dalam 7S faktornya saling tergantung sehingga jika

kita gagal untuk memberikan perhatian yang tepat maka akan mempengaruhi yang

lainnya. Selain itu, fokus perusahaan akan mempengaruhi tingkat kepentingan relatif

dari setiap faktor 7S ini dari waktu ke waktu 7S dikembangkan pada awal 1980-an oleh

Tom Peters dan Robert Waterman dua orang konsultan yang saat itu bekerja di

perusahaan konsultan McKinsey Company. Premis dasar dari model ini adalah bahwa

ada tujuh aspek internal dari sebuah organisasi yang perlu diselaraskan jika ingin

mencapai kesuksesan.

7S dapat digunakan untuk:

 Meningkatkan kinerja perusahaan.

 Meneliti efek kemungkinan perubahan masa depan terhadap perusahaan.

 Menyelaraskan departemen-departemen dan proses-proses yang digunakan

selama merger atau akuisisi

McKinsey 7s Framework atau Kerangka Kerja 7s McKinsey adalah sebuah alat yang

digunakan untuk menganalisis aspek Internal organisasi sebuah perusahaan dengan

menggunakan 7 elemen utama yaitu Strategy, Structure, Systems, Share-values, Style,

Staff dan Skills. Model Analisis McKinsey 7s ini diperkenalkan oleh Tom Peters dan

Robert Waterman yang bekerja sebagai Konsultan di Perusahaan  McKinsey & Company

pada tahun 1980-an. Menurut mereka, keselarasan ketujuh elemen tersebut dalam

organisasi merupakan faktor kunci keberhasilan sebuah perusahaan. 

13
Ketujuh Elemen yang dimaksud dalam McKinsey 7s ini memiliki hubungan yang

saling berketergantungan satu sama lainnya. Perubahan pada satu elemen akan

mempengaruhi elemen lainnya.

Model McKinsey 7s ini dapat diterapkan pada berbagai situasi dan merupakan

sebuah alat yang sangat baik dalam merancang bentuk suatu organisasi, meningkatkan

kinerja organisasi, menguji faktor-faktor perubahaan pada organisasi, menyeleraskan

departemen dan proses selama akuisisi dan merger serta menentukan strategi yang

terbaik untuk organisasi.

2.6 Elemen 7S

McKinsey 7s terdiri dari 7 elemen yang dibagi menjadi 2 kelompok besar,  yang

pertama adalah Kelompok “Keras” atau “Hard” yang meliputi Strategy, Structure dan

System. Ketiga elemen tersebut dikategorikan sebagai Kelompok “Keras” karena lebih

mudah diidentifikasikan dan dapat dipengaruhi oleh Manajemen secara langsung.

Sedangkan Kelompok kedua adalah Kelompok “Lunak” atau “Soft” yang meliputi Share

Values, Skills, Staff dan Style. Empat Elemen tersebut dikategorikan sebagai Kelompok

“Lunak”  karena tidak berwujud dan relatif sulit untuk dijabarkan serta sangat

dipengaruhi oleh budaya suatu organisasi.

Keterkaitan antar elemen-elemen McKinsey 7s ini dapat dilihat dari gambar

dibawah ini :

14
 Strategy (Strategi)

Strategi merupakan suatu rumusan organsasi yang digunakan untuk

mempertahankan dan membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dalam

persaingan. Strategi pada dasarnya memiliki arahan yang tegas dan jelas  sehingga

setiap individu ataupun kelompok dalam organisasi mengetahui dengan jelas tentang

cara apa yang diharus digunakan untuk mencapai sasaran organisasinya.

Strategi pemasaran yang digunakan oleh Saung Koran menggunakan bauran

pemasaran produk atau 4P.

1) Product dari Saung Koran adalah barang guna dan karya seni (hiasan rumah) yang

berbahan dasar dari koran.

2) Price berdasarkan tingkat kesulitan dalam pembuatan produk, mulai dari harga Rp.

30.000 sampai dengan Rp. 100.000

3) Place saat ini Saung korang belum memiliki toko dan masih berproduksi di rumah

ibu Iis Risnawati yab beralamatkan di Dusun Cidempet, RT/RW 003/004, Desa

Cibeureuyeuh, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa

Barat.

15
4) Promotion yang dilakukan oleh Saung Koran yaitu berupa publikasi melalui media

sosial, mengikuti event/bazar dan pameran.

 Structure (Struktur)

Struktur yang dimaksud disini adalah Struktur Organisasi Perusahaan yang mengatur

sistem kerja, komunikasi, wewenang dan tanggung jawab serta pendelegasian tugas

kepada unit kerja atau orang-orang tertentu untuk mencapai sasaran organisasi.

Struktur merupakan elemen yang dapat terlihat sehingga mudah untuk mengatur

ataupun mengubahnya.

Struktur organisasi mendedinisikan bagaimana tugas-tugas dialokasikan, siapa

melapor kepada siapa, serta mekanisme koordinasi formal, dan pola-pola interkasi

yang menyertainya (Robbints : 1990).

Karena hanya beranggotakan enam orang jadi Saung Koran tidak memiliki struktur

organisasi.

 Systems (Sistem)

Sistem di dalam McKinsey 7s ini adalah Proses dan Prosedur Perusahaan yang

berisikan kegiatan operasional sehari-hari dan juga proses dan prosedur dalam

pembuatan keputusan. Sistem ini merupakan fokus utama manajemen apabila terjadi

perubahaan organisasi dalam suatu perusahaan.

Untuk pemesan barang Saung Koran bisa langsung datang ke rumah pemilik usaha.

Saung Koran hausnya membuka order melalui media sosial agar memudahkan

konsumen untuk pembeliannya.

16
 Skills (Keterampilan)

Staff adalah Karyawan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Elemen Staff ini berkaitan

dengan bagaimana karyawan tersebut diseleksi, direkrut, dilatih, dimotivasi dan

dihargai.

Untuk skill karyawan di Saung Koran pada awalnya mereka dilatih oleh pemiliknya dan

kemudian mereka bisa mengembangkan kemampuannya sendiri karena terbiasa.

 Staff (Karyawan)

Elemen Style ini berkaitan dengan Gaya Kepemimpinan Manajemen yang digunakan

dalam organisasi untuk mencapai sasaran perusahaannya.

Seperti yang dibahas dalam struktur sebelumnya jumlah karyawan di Saung koran

hanya beranggotakan 6 orang.

 Style (Gaya Kepemimpinan)

Elemen style ini berkaitan dengan gaya kepemimpinan mamanjemen yang digunakan

dalam organisasi dalam mencapai sasaran perusahaan.

Gaya kepemimpinan di Saung Koran bersifat Demokrasi karena pemilik perusahaan

selalu melakukan musyawarah dalam mengambil keputusan.

 Shared Values (Nilai-nilai Perusahaan)

Shared Values merupakan inti utama dari Kerangka McKinsey 7s karena berkaitan

dengan nilai-nilai inti perusahaan yang menjadi budayanya. Share Values pada

dasarnya adalah Standar ataupun norma-norma yang menjadi panduan perilaku bagi

semua karyawan dan manajemen perusahaan.

17
Dalam Saung koran ini setiap bulannya selalu ada evaluasi hasil pekerjaan agar dapat

melihat kekurangan dari pekerjaan tersebut. Selain itu juga saung koran selalu

berpastisipasi di acara festival 17 Agustus-an atau hari jadi Kota Sumedang.

Selain itu dari hasil penelitian ditemukan masalah-masalah yang dapat mengurangi tingkat

efektivitas kerja perusahaan diantaranya :

a. Strategi

Seharusnya strategi pemasaran di Saung Koran lebih digencarkan dengan mencoba

mempromosikan lewat Advertising agar penjualan maksimal.

b. Struktur

Saung Koran tidak memiliki struktur, ini merupakan hal yang fatal, karena struktur

sendiri merupakan hal penting agar terciptanya perusahaan yang terorganisir.

Seharusnya struktur organisasi di Saung Koran seperti dibawah ini yang kami

buatkan :

c. System

System penjualan yang diterapkan dalam usaha Saung Koran Conggeang bisa melalui

transaksi secara langsung (Personal Selling), bisa melakukan pemesanan melalui

media online dan bisa melakukan pemesanan free order dan customer order. Orang

yang melakukan pemesanan di media sosial dapat melakukan penipuan atau

kejahatan online lainnya. Seperti menjelekkan nama akun Saung Koran,

memebatalkan pemesanan setelah barang di proses, memberikan bukti pembayaran

palsu dan lain-lain.

d. Skill

18
Skill karyawan di Saung Koran harusnya lebih inovatif lagi agar hasil produksinya

tidak monoton. Skill karyawan bisa ditingkat dengan cara melihat video kreasi

tentang seni daur ulang sampah.

e. Staff

Staf harusnya ditambah lagi agar tidak terjadi hambatan lambatnya produksi

f. Style (gaya kepemimpinan)

Gaya kepemimpinan di Saung Koran sudah cukup baik akan tetapi pemilik

perusahaan kurang tegas kepada karyawan dalam pengambilan keputusan.

g. Shared Values

Seharusnya Saung Koran mengadakan bank sampah dengan masyarakat sekitar agar

dapat membantu ekonomi masyarakat sekitar.

BAB III

19
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Sugiyono (2011:9)

mengemukakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode yang berdasarkan pada

filsafat postpositivisme, sedangkan untuk meneliti pada objek alamiah, dimana peneliti

adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumupulan data dilakukan dengan cara

triangulasi (gabungan). Analisis data bersifat induktif atau kualitataif, dan hasil penelitian

lebih menekankan makna daripada generalisasi. Dengan metode kualitatif dapat melakukan

wawancara mendalam, fokus, dan teliti terhadap subjek penelitian sehingga data yang

didapatkan lebih akurat dan kredibel.

3.2. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah anggota di Saung Koran Conggeang.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini yaitu melalui pendekatan 7S yang diterapkan pada Saung

Koran Conggeang.

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Berdasarkan tempat dan waktu yang diteliti, maka peneliti melakukan penelitian di

tempa dan waktu sebagai berikut;

3.3.1 Tempat Penelitian

20
Tempat penelitian yang dijadikan objek penelitian oleh penulis adalah Saung Koran

Conggeang.

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 6 dan 18 bulan Maret 2019.

3.4 Teknik dan Prosedur pengumpulan data

3.4.1 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data ada dua cara atau teknik yang peneliti gunakan dalam

mengumpulkn data di lapangan, yaitu wawancara dan observasi. Menurut Koentjaraningrat:

mengatakan pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara. Data diperoleh

dan dikumpulkn sendiri oleh peneliti secara langsung dengan melakukan wawancara kepaa

pihak pengelola/manajemen Saung Koran Conggeang. Hal ini untuk mendapatkan informasi

mengenai objek secara umum, dan pendektan 7S khususnya, atas pernyataan yang

berkaitan dengan penerapan pendektan 7S.

3.4.2 Posedur pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Lapangan (Field Research)

Yaitu pengumpulan data dengan terjun langsung ke lapangan atau objek penelitian dengan

menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara meninjau langsung pada

objek yang diteliti oleh peneliti. Macam-macam observasi yaitu:

1. Observasi Partisipatif

21
Peneliti mengamati apa yang dkerjakn orang, mendengarkan apa yang

diucapkan, berpartisipasi dalam aktivitas mereka.

2. Observasi Terus Terang atau Tersamar

Peneliti menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa ia sedang

melakukan penelitian.

3. Observasi Tak Tersrtuktur

Observasi ini dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.

Peneliti dapat melakukan pengamatan bebas.

Adapun observasi yang diakukan oleh peneliti pada Saung Koran Conggeang adalah obervasi

terus terang.

b. Wawancara

Dalam penelitian ini, teknik wawancara medalam digunakan sebagai teknik

pengumpuan data. Mewancara mendalam adalah proses perolehan keterangan

untuk mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara peneliti dengan infroman. Adapun alat-alat yang digunakan yaitu buku

catatan, tip recorder dan kamera.

c. Studi pustaka

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi

penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-

laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang di pecahkan.

22
3.5 Teknik Analisis Data

Teknis analisis data adalah seuatu metode atau cara untuk mengolah sebuah data

menjadi infromasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah untuk dipahami dan

juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan, yang terutama adalah masalah

yang tentang sebuah penelitian. Miles dan Huberman (2014) dalam Sugiyono (2015),

mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif

dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data nya jenuh. Ukuran

kejenuhan data ditandai dengan tidak diperoleh lagi nya data atau infromasi baru”.

Menurut Lexy J. Moleong (2010), menyatakan “analisis data adalah proses

mengorgansasikan dan mengurutkan kata kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data”. Jika dikaji, pada dasarnya deinisi pertama lebih menitikberatkan

pengorganisasian data sedangkan yang kedua lebih menenkankan maksud dan tujuan

analisis data.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode yang digunakan oleh

Miles dan Huberman. Dengan demikian dari pengertian tersebut dapat disintesiskan

menjadi: “anaisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam

pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data”.

Sedangkan teknik analisis data dapat diartikan dengan cara apa dan bagaimana data

tersebut diolah atau diproses. Dari uraian diatas dapa ditarik garis bawah teknik analisis

data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul cukup banyak

dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, berupa

23
laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini adalah

mengatur, mengkategorikan, pengorganisasian dan pengolahan data.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini

peneliti mengemukakan tiga alat bantu, yaitu :

1. Pedoman wawancara

pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang di lakukan tidak menyimpang

dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian,

tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. Pedoman observasi

Pedoman observasi digunakan agar peneliti dapat melakukan sesuai dengan tujuan

penelitian. Pedoman, serta pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan informasi yang

muncul pada saat berlangsungnya wawancara.

3. Alat perekam

Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar peneliti dapat

berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus berhenti untuk mencatat

jawaban-jawaban dari subjek. Dalam pengumpulan data, alat perekam baru dapat

dipergunakan setelah mendapat izin dari subjek untuk mempergunakan alat tersebut

pada saat wawancara berlangsung.

24
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Awal mula perusahaan Saung Koran berdiri disaat beliau memiliki banyak

kekosangan waktu, lalu beliau diberitahu oleh saudaranya agar mengisi kekosangan waktu

tersebut dengan cara yang kreatif dan berguna yaitu memanfaatkan koran bekas yang ada

menjadi sebuah hasil karya tangan yang bernilai dari barang bekas. Tetapi saat pertama kali

diberitahu beliau merasa enggan dan bosan untuk melakukan kegiatan tersebut. Singkat

waktu berlalu, akhirnya beliau memutuskan untuk terus melanjutkan kegiatan tersebut

sampai saat ini dan beliau sangat menyenangi kegiatan tersebut yang sekaligus

mendatangkan keuntungan bagi nya.

Nama Pemilik : Iis Risnawati

Nama Perusahaan : Saung koran

Tangga berdiri : 24 Agustus 2014

Alamat : Dusun Cidempet, RT/RW 003/004, Desa Cibeureuyeuh,

Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa

Barat.

Nomor Telepon : 0813-1341-9010 (Via WhatsApp)

Opsional : Saung Koran (Facebook)

@saungkoran.id (Instagram)

25
4.2 Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI SAUNG KORAN

CONGGEANG

PEMILIK

PARA KARYAWAN

Adapun fungsi dari masing-masing jabatan tersebut sebagai berikut :

1. Pemilik : Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan

perusahaan, memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan.

2. Karyawan : Bertugas sesuai dengan yang telah ditentukan oleh manajer,

biasanya karyawan tinggal mengerjakan tugas – tugas yang sudah diintruksikan.

Karyawan dituntut dalam hal kegesitan, ketepatan, ketelitian dan kerapihan

dalam bekerja merupakan hal yang harus diperhatikan oleh setiap karyawan.

4.3 Visi dan Misi Perusahaan

Visi

Mengurangi sampah koran menjadi barang yang bernilai seni dan memiliki

nilai jual yang tinggi.

Misi

1) Menciptakan kerajinan tangan dari koran

2) Memanfaatkan limbah koran jadi seni Kreasi

3) Mempromosikan produk melalui bazar atau pameran karya seni

4) Membuat produk yang unik dan tepat guna

26
4.4 Analisis SWOT

Menurut Philip Kotler : Pengertian analisis SWOT adalah evaluasi terhadap semua

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang terdapat pada individu atau organisasi.

1. Strength (Kelebihan)

Strength merupakan situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan yang dimiliki

oleh perusahaan atau organisasi yang bisa memberikan pengaruh positif pada saat ini atau

pun di masa yang akan datang.

Dalam perusahaan Saung Koran memiliki kelebihan (strength) diantaranya

barangnya unik, beda dari yang lain, belum ada yang produksi, produknya bermacam-

macam.

2. Weakness (Kelemahan)

Weakness merupakan situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan yang dimiliki

oleh perusahaan atau organisasi yang bisa memberikan pengaruh negatif pada saat ini atau

pun di masa yang akan datang.

Dalam perusahaan saung koran memiliki beberapa kelemahan diantaranya apabila

barang terkena air maka barang barang akan cepat langsung/ tidak tahan lama, memerlukan

packaging yang khusus

3. Opportunities (Peluang)

Opportunities merupakan situasi atau kondisi yang merupakan peluang atau

kesempatan di luar perusahaan atau organisasi yang bisa memberikan peluang untuk

berkembang di kemudian hari.

Dalam perusahaan Saung Koran memiliki peluang diantaranya belum ada pesaing,

mudah masuk pasar.

27
4. Threats (Ancaman)

Threats merupakan ancaman-ancaman apa saja yang mungkin akan dihadapi oleh

perusahaan atau organisasi yang bisa menghambat laju perkembangan dari perusahaan

atau organisasi tersebut.

Dalam perusahaan Saung Koran memiliki beberapa ancaman diantaranya Kurangnya

perhatian dari pemerintah untuk mengembangkan pemasaran produk ini.

Wilayah pemasaran

Wilayah pmasaran Saung Koran Conggeang meliputi seluruh wilayah Kabupaten Sumedang

dan sekitarnya.

28
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dengan menganalisis Perusahaan Saung Koran dengan menggunakan pendekatan 7S

dapat diketahui bahwa perusahaan masih memiliki kekurang seperti struktur dalam Saung

Koran seharusnya staff ditambah agar produksi lebih banyak dan mempercepat proses

produksi yang berpengaruh terhadap penjualan nantinya. Dan jika saung Koran menambah

jumlah anggota struktur organisasinya akan jelas. Strategi alangkah baiknya strategi

pemasaran di perusahaan Saung Koran dilakukan lagi promosinya lebih luas agar orang-

orang bisa lebih mengetahui produk dari saung Koran. Seperti lebih sering melakukan

kegiatan-kegiatan pemasaran seperti bazar atau pameran di manapun. Dengan melakukan

personal selling ke setiap daerah. Untuk skill karyawan harus lebih bisa dieksplor lagi agar

karyawan mendapat wawasan yang lebih lagi. Style yang digunakan sudah cukup baik

namun pemilik perlu mempertegas lagi keputusan-keputusan yang akan diambil karena

berdampak kepada masa depan perusahaan. Share Values dalam Saung Koran menjunjung

tinggi kebersamaan dan menganut azas kekeluargaan.

5.2 Saran

Sehubungan dengan penelitian yang telah dilaksanakan penulis ingin memeberikan

beberapa saran yaitu sebagai berikut :

1. Alam melakukan strategi pemasaran terhadap barang yang telah diproduksi harus

lebih meningkatkan memperluas jaringan pemasarannya

29
2. Adanya peningkatan terhadap jumlah karyawan agar bisa memaksimalkan jumlah

produksi yang akan berakibat baik pada kepuasan pelanggan dan pendapatan

perusahaan

3. Produk yang dipasarkan harus mampu menonjolkan keunggulan, dengan

menciptakan produk-produk baru yang dapat menarik konsumen.

Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan di Saung Koran Conggeang, adapun cara

membuat produk dari Saung Koran yaitu sebagai berikut :

Bahan :

1. Koran, majalah dan buku bekas dan kertas lain yang sudah tidak terpakai

2. Lem kayu

3. Cat kayu

4.

Alat :

1. Lidi

2. Gunting

3. Peralon

4. Kayu berbentuk silinder

5. Kuas

Cara pembuatan

1. Gunting Koran, majalah atau kertas menjadi beberapa bagian dengan ukuran yang

telah ditentukan

2. Gulung kertas dengan menggunakan lidi

30
3. Setelah selesai digulung ujung gulungan kertas diberi sedikit lem, agar bisa

direkatkan.

4. Setelah menjadi gulungan yang rapi, kemudian gulungan tersebut dibuat menjadi

pipih menggunakan kayu yang berbentuk silinder

5. Lalu pipihan tersebut di buat menjadi lingkaran mengikuti kerangka kayu

6. Tempelkan gulungan tersebut dengan yang lainnya hingga membentuk barang yang

diinginkan sesuai dengan pola yang telah ditentukan.

31
Daftar Pustaka

Purwanto, Iwan (2006). Manajemen Strategi, Pedoman Jitu dan Efektif Membidik Sasaran

Perusahaan melalui Analisis Aspek Internal dan Eksternal. Bandung : Yrama Widya

http://ilmumanajemenindustri.com

http://pengertianparaahli.com/pengertian-contoh-analisis-swot/

Lukiastuti, Fitri, SE., M.M., Dr. dan Muliawan Hamdani, SE., Msi. Manajemen Stategik dalam

Organisasi. Yogyakarta : Kav. Madukismo

32
LAMPIRAN

33
34
35
36

Anda mungkin juga menyukai