Penerbit EKONISIA
Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
BERFIKIR STRATEGIS: Konsep, Implementasi dan Pengalaman
Oleh:
Dr. D. Agus Harjito, MSi.
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku dalam bentuk apapun tanpa
izin tertulis dari Penulis dan atau Penerbit Ekonisia
Edisi Pertama
Cetakan Pertama, Oktober 2016
Penerbit EKONISIA
Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia
Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta 55283
Telp (0274) 886478, 881546 Fax. (0274) 882589
ISBN: 978-979-9015-97-6
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.wr.wb.
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah mem-
berikan kekuatan sehingga selesainya buku ini. Semoga buku berjudul ”BERFIKIR
STRATEGIS: Konsep, Implementasi dan Pengalaman” ini nantinya dapat memberikan man-
faat bagi pembaca semua dan menjadi referensi bagi akademisi dan praktisi yang memer-
lukan nasehat dalam berfikir strategis ketika mengelola organisasi ataupun perusahaan.
Sebagai buku referensi dalam berfikir strategis, buku ini disusun secara sederhana dalam
konsep, implementasi serta pengungkapan pengalaman yang pernah dilakukan oleh penulis
sehingga mudah dipahami dan diimplementasikan oleh pembaca semua. Penulis menyadari
bahwa buku ini tentunya bukan merupakan buku referensi yang utama, namun demikian
diharapkan buku ini dapat memberikan arahan yang baik untuk mengimplementasikan
bagaimana berfikir strategis dapat diterapkan dalam menjalankan organisasi atau perusa-
haan. Buku ini terdiri dari 11 Bab yang ditulis berdasarkan berbagai sumber yang tercantum
dalam Daftar Pustaka. Setiap Bab membahas konsep dan implementasi berfikir strategis
yang seharusnya dilakukan oleh pimpinan organisasi atau perusahaan, sehingga memberikan
gambaran tentang pentingnya berfikir strategis untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam
menghadapi persaingan yang semakin ketat. Khusus pada Bab 10 disajikan beberapa hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa penulis guna memberikan nuansa akademik
yang lebih mendalam.
Melalui buku ini pula diharapkan para pembaca memiliki kesadaran terhadap
pentingnya berfikir strategis ketika mengelola perusahaan. Berfikir strategis merupakan salah
satu persyaratan yang diperlukan oleh pimpinan organisasi atau perusahaan untuk mening-
katkan kinerjanya di masa depan sehingga mencapai visi dan organsisasi atau perusahaan
yang telah ditetapkan.
Atas selesainya buku ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulisan Buku ini. Terima kasih juga terutama disampaikan kepada teman-
teman mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia tahun
2015 yang telah memberikan masukan kepada kami dalam penulisan buku ini. Kritik dan
saran yang membangun kami nantikan untuk penerbitan buku ini.
Wassalamu’alaikum.wr.wb.
D. Agus Harjito
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... v
v
BAB 7: IMPLEMENTASI BERFIKIR STRATEGIS
7.1. Pengantar ..................................................................................................... 71
7.2. Berfikir di Luar Kotak.................................................................................. 72
7.3. Kreativitas Berfikir Strategis ....................................................................... 73
7.4. Berfikir Strategis dan Kinerja Perusahaah .................................................. 75
7.5. Implementasi Berfikir Strategis pada Perusahaan yang Tumbuh ............... 77
7.6. Implementasi Berfikir Strategis dalam Proses Manajemen ........................ 79
7.7. Implementasi Berfikir Strategis dalam Peningkatan Daya Saing ............... 84
vi
BAB 1
BERFIKIR STRATEGIS DAN
PERENCANAAN STRATEGIS
1.1. Pengantar
Bab ini menjelaskan kerangka berfikir strategis dan perencanaan strategis yang meliputi
gambaran sejarah munculnya pemikiran strategis. Kronologi munculnya pemikiran strategis
dimulai dari kemampuan perkembangan organisasional untuk berpikir strategis yang dapat
menjadikan salah satu kontribusi paling signifikan bagi manajer dalam membuat prestasi
organisasi. Pengembangan melalui saluran pemikiran strategis dalam organisasi, perusahaan
dapat percaya memulai umntuk menyadari modal manusia sebuah asset strategi dan
membangun kemampuan strategis organisasi berkelanjutan.
Sebelum mendiskusikan pengetahuan aspek berpikir strategis, kita akan berhenti
sejenak untuk merefres mengenai gagasan strategi. Meskipun buku ini fokus pada penge-
tahuan aspek berpikir secara strategis, kita perlu memahami pengetahuan tentang dimensi
berpikir strategis karena hal ini penting untuk mengetahui tingkah laku kita ketika beradaptasi
dengan organisasi. Oleh karena itu, kita dapat memimpin organisasi secara berkelanjutan, dan
akhirnya mempunyai potensi menciptakan strategi menjadi pemenang dalam persaingan.
Strategi organisasi terutama fokus pada pengetahuan bagaimana perspektif masa
depan dapat diraih dengan potensi sumberdaya organisasi atau perusahaan yang tersedia.
Sejarah strategi organisasi atau bisnis mulai dikenal mulai tahun 1950-an. Pada awal mula,
strategi bisnis meniru strategi dari peradaban barat kuno, kemudian disusul pandangan
strategi bersaing secara modern. Meskipun istilah strategi secara umum mudah dipahami,
namun maknanya tergantung apakah kita melihat ke masa depan atau ke masa lalu. Bagi
yang melihat ke masa lalu, hal itu berarti memiliki pola hidup yang diulang untuk mencapai
jalan sukses, sedangkan bagi yang fokus melihat ke masa depan berarti menunjukkan
kerangka kerja tindakan yang akan berujung pada kesuksesan.
1
Bab 1: Berfikir strategis dan perencanaan strategis
itu, konsep strategi pramodern menekankan kemampuan pribadi dan hubungan relasional
yang berkualitas. Kemudian, pemikiran pramodern berkembang secara alami sehingga
mereka dapat dimodifikasi sesuai dengan pengalaman perjalanan hidup tertentu yang
dialaminya. Pandangan ini mungkin disebabkan karena kurangnya pengetahuan persepektif.
Hal itu juga karena perbedaan pandangan dunia dan cara pemahaman hubungan orang-
orang dengan dunia. Pemikiran modern yang berlaku di barat memastikan obyek
pengetahuan terpisah dari perspektif peristiwa tertentu. Masyarakat Yunani kuno melihat
dunia secara subyektif, dalam hal hubungan mereka dengan hal-hal pengetahuan. Sebab
mereka melihat manusia individu menjadi seperti dunia kecil yang universal ke dunia besar.
Orang Yunani kuno mencari pengetahuan dengan cara mencari karakteristik tertentu
sebelum menciptakan hubungan dengan benda lain dengan melihat koneksi analogis.
Dalam konteks global, ada budaya dan masyarakat saat ini yang memegang
kemiripan pandangan berbagai tingkat dan budaya yang sangat relasional, kontekstual dan
subyektif dalam perspektif mereka. Sementara kerangka dan pandangan dunia bahwa
pengaruh konsepsi strategi bisa jadi sangat berbeda. Bagaimanapun manifestasi percakapan
strategi menjadi harapan konsep yang diungkapkan secara eksplisit. Mengingat pemikiran
strategis bersifat subyektif dan interpretatif, maka kebijaksanaan juga dirasakan berbeda oleh
orang Yunani kuno. Pondasi mitos dan kepercayaan dalam kepribadian dewa dan ketuhanan,
masing-masing memiliki kesukaan dan bentuk tertentu yang berbeda-beda. Orang Yunani
kuno akan kesulitan memahami perdebatan antara pemikiran strategi top-down dan bottom-
up. Sedangkan strategi pramodern muncul mengenai paradox dan kontradiksi satu sama lain
yang menyeimbangkan proses berpikir strategis.
Pemikiran strategi di perusahaan yang saat ini banyak berlaku muncul pada akhir
abad ke-19. Pada masa ini merupakan puncak pemikiran secara ilmiah, teknis, rasional, atau
era optimisme modernis dan revolusi industri kedua. Berdasarkan pemikiran secara teknis
dan rasional, akhir abad ke-19 masyarakat berpandangan bahwa pengetahuan professional
paling kuat dibentuk melalui pemikiran profesi dan hubungan antara lembaga pendidikan,
penelitian dan strategi bisnis. Aktivitas professional terdiri dari instrumen pemecahan
masalah yang teliti dan aplikasi teori menggunakan teknik ilmiah. Bentuk rasionalitas teknis
merupakan warisan paham positivisme dan kekuatan doktrin filosofi pada abad ke-19
sebagai hasil peningkatan sains dan teknologi sebagai gerakan sosial yang bertujuan untuk
menerapkan prestasi sains dan teknologi untuk kemakmuran manusia. Dasar pengetahuan
sistematis sebuah pemikiran profesi mempunyai sifat esensi yang mendasar yaitu tegas,
saintifik dan terstandarisasi. Poin terakhir ini secara umum penting dengan konsep strategi
yang digunakan dalam analisis strategi sekarang ini.
Pembuatan strategi modern dijalankan secara sistematis dan berdasarkan pada
pengetahuan fundamental, yang mana pengetahuan saintifik sebagai prototype-nya.
Kemampuan untuk membuat strategi yang sukses membutuhkan kerangka kerja yang baru.
Dalam arena bisnis, eksekutif puncak membutuhkan pendekatan formal untuk strategi
perusahaan. Manajer seharusnya memperhatikan faktor strategi yang bergantung pada
personal atau tindakan organisasi. Wawasan yang bersifat strategi diperlukan oleh sebuah
organisasi agar dapat menggunakan beberapa kontrol positif atas kekuatan pasar. Hal ini
perlu tetap dikembangkan oleh setiap manajer, apalagi jaman persaingan sekarang ini ketika
banyak perusahaan multinasional didesak untuk mempertimbangkan kompetisi global
sebagai faktor dalam perencanaan.
Desain konsep strategi mulai berkembang sejak tahun 1960-an di Amerika. Hal ini
berbarengan dengan berkembangnya sekolah-sekolah bisnis yang menyediakan dasar
2
Berfikir Strategis
pemikiran strategi melalui pendekatan strategi perusahaan dan konsultasi bisnis. Bekas
sekolah desain dapat ditemukan di setiap program sekolah strategi yang sudah berkembang,
dan mempengaruhi kurikulum sekolah bisnis. Alfred Chandler tahun 1962 menyatakan
bahwa sekolah desain menggagas strategi bisnis dan hubungan struktural. Chandler (1962)
juga mengatakan bahwa difinisi strategi terfokus pada penentuan tujuan jangka panjang dan
obyektif perusahaan.
Bersamaan dengan permulaan sekolah desain digambarkan bahwa strategi merupakan
sebuah aturan untuk membuat keputusan dalam lingkungan persaingan perusahaan. Perbedaan
satrategi yang dilakukan oleh perusahaan antara lain disebabkan karena meningkatnya
lingkungan bisnis yang komplek dan aktivitas perusahaan multibisnis. Pendukung sekolah
bisnis memerinci perbedaan antara definisi untuk tujuan, obyektivitas, nilai-nilai dan juga
perkembangan perusahaan yang menerangkan rincian matrik kuantitas dan penjelasan
metodologi. Sekolah perencanaan melengkapi kebanyakan sekolah desain sebagaitu syarat
yang lebih formal dan proses sistematis.
Hasil pertumbuhan sekolah perencanaan sudah merencanakan skenario dan
mengontrol strategi sebagai bagian portofolio manajemen risiko. Perencanaan skenario
didasarkan pada ide jika masa depan tidak dapat terencana penuh, paling tidak, beberapa
perencanaan masa depan kita untuk meningkatkan kemungkinan benar akan dipilih.
Perencanaan skenario memperluas analisis untuk mendapat tambahan analisis dari macam-
macam faktor analisa dalam skenario yang berbeda. Pandangan perencanaan ini melihat
organisasi sebagai sumber penyusunan sederhana dalam keluaran sebuah fungsi produksi
and beranggapan manajer hanya memanipulasi faktor-faktor dibawah kontrol mereka untuk
keuntungan maksimal. Hal itu menawarkan manajer untuk mengambil keputusan kecil
seperti bagaimana mereka bisa mengambil kepuusan dalam posisi yang berbeda.
Seperti yang sudah kita lihat dari literatur, sepanjang pertengahan abad ke-20,
model formal perencanaan strategis memberi peningkatan kreasi fungsi statf perencanaan
perusahaan dalam sebagian besar organisasi dalam menjaga desain dan konsep perencanaan
strategi perusahaan. Pada waktu yang sama peran perencanaan perusahaan dirubah, dari
strategi formula pada strategi pendukung teknis input dan analisis. Akhir-akhir ini, tren ini
sudah mempercepat dan sudah dimodifikasi lebih lanjut sebagai langkah perusahaan
terhadap intra-preneurial dan entrepreneurial ekonomi pasar bisnis lebih baik dari pada
ekonomi terencana. Sedikit perusahaan yang mulai menyadari bahwa mereka harus
mempunyai proses berpikir strategi yang mendorong kegiatan rutin, ujian, imajinasi dalam
berpikir strategis.
3
Bab 1: Berfikir strategis dan perencanaan strategis
rujukan adalah pengaruh rasional teknik (technical rational influence) sebagai desain
strategi.
a. Technical rational influence (pengaruh rasional tehnik)
Argumen perspektif desain strategi merupakan strategi tradisional yang digunakan
pada abad 19 dan masih lazim digunakan pada masa sekarang, seperti sering
digunakan pada pemerintahan, korporasi dan organisasi non profit. Ide tradisional
rasional yaitu: mengidentifikasi, rekomendasi, dan melakukan aksi. Sedangkan per-
spektif desain adalah tentang pengembangan model konstruksi yang paling akurat
dan obyektif dari lingkungan perusahaan dan merumuskan rencana rasional ke mana
perusahaan akan bergerak di masa depan. Strategi dalam kerangka ini umumnya
dianggap sebagai hal yang terpisah dari pengawasan dan tindakan organisasi secara
linear dan hirarkis. Perspektif desain fokus pada pengembangan model konstruksi
yang paling akurat dan obyektif dari lingkungan perusahaan. Kemudian perusahaan
merumuskan rencana rasional ke mana perusahaan akan bergerak di masa depan.
4
Berfikir Strategis
sebagai dua bagian dari keseluruhan, strategi akan mengambil peran yang lebih kon-
struktif. Kita mungkin lebih nyaman dengan melihat pendekatan ini, termasuk
strategi sebagai salah satu yang menetapkan gerakan sinkronisasi secara alami antara
dua bidang ini sebagai hal yang penting untuk berpikir strategis sehingga dapat terus
diciptakan kembali. Tentu saja, konsep strategi Yunani kuno tidak bertentangan
dengan arah pemikiran strategi yang diperlukan saat ini. Pandangan dunia kuno
kadang-kadang disalahartikan sebagai kurang canggih, versi kurang berpendidikan,
kurang halus dari kita sendiri, oleh karena itu, konsep strategi yang tidak adil
diremehkan sebagai sederhana dan tidak relevan. Sementara pengetahuan kita secara
dramatis makin luas karena kemajuan kumulatif di bidang teknologi informasi
selama berabad-abad. Sifat dasar dari realitas yang kompleks menunjukkan kebu-
tuhan untuk berurusan dengan paradoks dan kontradiksi informasi yang tidak leng-
kap, dan mampu menangani banyak hal yang berbeda sekaligus. Realitas yang kom-
pleks ini merupakan sifat dasar yang sama sebagai realitas yang dihadapi dengan
konsep strategi Yunani kuno
5
Bab 1: Berfikir strategis dan perencanaan strategis
untuk ide-ide yang berkembang, namun proses responsif dan fleksibel harus ditetapkan
ketika kekacauan muncul. Kreativitas, kita tahu dari penelitian saat ini, membutuhkan
keseimbangan antara kekacauan dan ketertiban. Untuk mendorong ini, perlu suasana
yang mendorong wawasan baru, perspektif yang tidak biasa, dan berlimpahnya data ke
permukaan dan diakui. Para ahli teori kompleksitas setuju bahwa lingkungan bisnis
yang kompetitif, tak terduga, dan tidak konsisten saat ini menempatkan tuntutan yang
belum pernah terjadi sebelumnya.
6
Berfikir Strategis
Perubahan fungsi strategi perusahaan memiliki implikasi bagi mereka yang bertang-
gung jawab untuk memfasilitasi pemikiran strategis dan pembelajarannya dalam organisasi
bagi manajer lini yang terlibat dalam pemikiran strategis. Keputusan strategi berbasis datas
perlu diperkuat dengan proses pengujian untuk model pemikiran strategis. Faktor kunci yang
meliputi konsep strategi, dimensi kunci, disiplin akademik merupakan jangkar (atau acuan)
strategi, yang merumuskan strategi, ukuran kinerja, dan bagaimana analisisnya. Sementara
pemikiran strategis yang paling sering digambarkan melalui model linier sebagai sesuatu
yang logis, sekuensial, dan analitis dalam kehidupan nyata. Hal itu biasanya muncul dari
hasil eksperimen dan respon terhadap tren yang berkembang.
7
Bab 1: Berfikir strategis dan perencanaan strategis
8
Berfikir Strategis
jangka panjang. Merumuskan strategi untuk digunakan sebagai pedoman bagi tim, fungsi
atau perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Konsep berfikir strategis benar-benar
sangat rumit dan sangat kompleks karena ada banyak hal yang harus diperhatikan untuk
merumuskan seuatu tujuan perusahaan. Di samping itu perlu pemikiran bagaimana membuat
perusahaan dapat berkembang dan menjadi perusahaan yang besar. Oleh karena itu, kita
dapat menyimpulkan bahwa pemikiran strategis yang tepat sangat dibutuhkan oleh perusa-
haan untuk mengembangkan sebuah perusahaan tersebut. Berfikir strategis sangat menen-
tukan perkembangan dari perusahaan. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim
kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk
mencapai tujuan secara efektif.
9
Bab 1: Berfikir strategis dan perencanaan strategis
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berfikir strategis merpakan sebuah mental ber-
fikir suatu perusahaan untuk menentukan kemana arah perusahaan akan dibawa. Berfikir
strategis sangat dibutuhkan bagi perusahaan untuk menentukan perusahaan akan berkem-
bang atau tidak karena dengan berfikir strategis ini perusahaan dapat menemukan peluang
yang akan dijalankan dan perusahaan akan dapat menentukan sebuah ancaman yang akan
membuat jatuhnya perusahaan. Kesalahan strategis dapat menyebabkan bencana bagi per-
usahaan bahkan dapat membuat perusahaan menjadi gulung tikar.
10
Berfikir Strategis
11
Bab 1: Berfikir strategis dan perencanaan strategis
puan dan sumberdayanya sehingga dapat membuat keputusan yang benar berdasarkan
informasi yang tepat tentang arah terbaik untuk kegiatan mendatang.
Perencanaan strategis merupakan susunan (rumusan) sistematik mengenai langkah
(tindakan-tindakan) yang akan dilakukan di masa depan, dengan didasarkan pada pertim-
bangan-pertimbangan yang seksama atas potensi, faktor-faktor eksternal dan pihak-pihak
yang berkepentingan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
Pemahaman mengenai perencanaan strategis tersebut memuat hal-hal yang merupakan
prinsip perencanaan strategis, yakni:
a. apa yang akan dilakukan, yang merupakan jabaran dari visi dan misi
b. bagaimana mencapai hal tersebut
c. siapa yang akan melakukan
d. lokasi aktivitas
e. kapan akan dilakukan, berapa lama
f. sumber daya yang dibutuhkan.
Berdasarkan dengan pengertian dapat di atas, perencanaan juga merupakan suatu cara
bagaimana organisasi atau perusahaan mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan sumber-sumber
yang ada supaya lebih efisien dan efektif. Selanjutnya dikatakan bahwa perencanaan strategis
merupakan penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan, bagaimana,
bilamana dan oleh siapa tujuan tersebut dikerjakan. Dari beberapa pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa perencanaan merupakan suatu proses pembuatan rencanaa atau langkah
tentang apa yang akan dilakukan dan dilaksanakan oleh seseorang atau suatu organisasi
tentang apa yang akan dilakukan dan dicapai pada masa yang akan datang. Sedangkan strategi
adalah suatu cara yang dilakukan oleh seseorang atau suatu organisasi untuk dapat mencapai
tujuan yang diinginkan dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa Perencanaan strategis merupakan proses yang dilakukan
suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk
mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai
tujuan dari organisasi Tersebut di masa yang akan datang. Perencanaan strategis saat ini
meliputi sejumlah pendekatan (yaitu: paket-paket konsep, prosedur, dan alat/metode) yang
mempunyai ragam penerapannya dan keuntungannya untuk situasi yang berbeda.
Selain itu sebelum suatu organisasi membuat perencanaan strategis, maka organi-
sasi tersebut harus memiliki:
12
Berfikir Strategis
a) Paling sedikit punya satu sponsor yaitu stakeholder yang mempunyai posisi atau wewe-
nang untuk melegitimasi proses perencanaan tersebut.
b) Paling sedikit satu pembela (pendukung kuat) untuk mendorong proses agar berjalan terus.
c) Sebuah tim perencanaan strategis.
d) Kesadaran bahwa proses mungkin akan mendapat hambatan atau keterlambatan.
e) Sikap yang fleksibel (luwes) tentang seperti apakah suatu rencana strategis itu.
f) Kemampuan untuk menggalang informasi dan orang-orang pada waktu-waktu tertentu
untuk berpartisipasi dalam dikusi dan pengambilan keputusn penting.
g) Keinginan untuk membangun/menyusun dan mempertimbangkan perbedaan perbedaan
kriteria evaluasi (meskipun sangat berbeda).
Beberapa sifat-sifat perencanaan strategis tersebut berkaitan dengan perumusan arah pengem-
bangan organisasi ke masa depan, untuk mencapai sasaran-sasaran jangka panjang dan jangka
pendek. Proses perencanaan strategis mencakup tujuh bagian yang saling berkaitan yaitu:
a) Penilaian terhadap organisasi, dalam hal kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan
(strengths, weakness, opportunities, dan threats atau disingkat SWOT).
b) Perumusan misi organisasi.
c) Perumusan falsafah dan kebijakan organisasi.
d) Penetapan sasaran-sasaran strategis.
e) Penetapan strategi organisasi.
f) Implementasi strategi organisasi.
g) Pengendalian (control) strategi organisasi.
Kesimpulan dari uraian di atas bahwa perencanaan strategi dan operasional berikut evaluasinya
dari suatu organisasi harus dilakukan melalui sistem dan mekanisme dengan tolak ukur yang
baik. Proses tersebut harus melibatkan seluruh unsur organisasi melalui diskusi yang terarah
sehingga dapat menghasilkan perencanaan program yang terarah, realistis, berkesinambungan,
serta dapat dijabarkan dalam setiap langkah teknis pelaksana organisasi.
13
Bab 1: Berfikir strategis dan perencanaan strategis
tuntutan manajemen sehari-hari. Kadang-kadang perusahaan tidak terlalu terpusat pada tujuan
jangka panjang karena penyelesaian kegiatan jangka pendek sudah memerlukan energi yang
banyak. Perencanaan strategis merupakan mekanisme yang memperjelas tujuan organisasi dan
prioritas dalam pencapaian tujuan. Perencanaan yang baik memberi kesempatan kepada
pimpinan menentukan bagaimana sumberdaya yang terbatas itu digunakan untuk investasi.
Pada umumnya perencanaan startegis terbatas pada analisa organisasi dan kekuatan
serta kelemahan untuk perencanaan jangka menengah. Sebagai hasil analisa ini, pimpinan
mampu menentukan misi dan tujuan organisasi serta tindakan yang memadai untuk pen-
capaiannya. Karena masih ada di tataran konsepsi, dengan demikian perencanaan strategis
mempunyai kelemahan mendasar. Konsep ini tidak mempertimbangkan ketersediaan sum-
berdaya organisasi untuk pelaksanaannya atau kemampuan untuk memperoleh akses ke
sumberdaya yang baru. Oleh karena itu, perencanaan strategis harus dilaksanakan secara
terpadu, yang mana nantinya akan memberikan kemampuan perusahaan atau organisasi
untuk mengubah kegiatan-kegiatan yang disebutkan dalam rencana strategis menjadi lang-
kah-langkah yang terukur dapat direalisasikan.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu alat analisis yang dapat digunakan
untuk membuat perencanaan strategis adalah dengan analisis SWOT untuk mengevalusi ling-
kungan internal dan ekternal perusahaan. Perencanaan merupakan suatu proses perencanaan
atau langkah tentang apa yang akan dilakukan oleh seseorang atau suatu organisasi/perusa-
haan tentang apa yang akan dilakukan dan dicapai pada masa yang akan datang secara efektif
dan efisien. Adapun perencanaan strategis merupakan proses yang dilakukan suatu organisasi
atau perusahaan untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk
mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai
tujuan dari organisasi tersebut.
14
BAB 2
PEMBELAJARAN
BERFIKIR STRATEGIS
2.1. Pengantar
Bab ini menguraikan bagaimana pembelajaran tentang konsep berfifkir strategis yang
dilakukan oleh seseorang baik pendekatan formal maupun informal, baik berfikir secara
rasional (berfikir formal dan informal) maupun berfikir secara kreatif. Pembelajaran apa yang
diperlukan untuk berpikir strategis dibahas dalam Bab ini. Melalui pembelajaran yang
memadai, maka proses berfikir strategis yang dilakukan oleh manajer perusahaan akan
sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh organisasi.
Perlu diingatkan lagi bahwa berfikir strategis (strategic thinking) dapat dilakukan oleh
seseorang sebagai sebuah kebiasaan atau skill keahlian yang terbentuk dari kebiasaan
menghadapi berbagai masalah dan berusaha memecahkan ataumencari jalan keluar dengan
sumberdaya terbaik yang dimilikinya. Skill atau keahlian ini wajib dimiliki oleh seorang
pemimpin, manajer atau eksekutif dalam sebuah perusahaan, hal ini juga berguna untuk
menjaga kelangsungan hidup sebuah perusahaan dan menyusun rencana atau strategi yang
dibutuhkan untuk menghadapi permasalahan yang mungkin muncul di masa depan. Bagi
seorang individu sebagai manajer atau eksekutif perusahaan yang ingin belajar tentang berfikir
strategis secara terstruktur perlu memiliki jawaban atas 3 pertanyaan kunci seperti berikut:
1. Bagaimana seorang eksekutif perusahaan yang sukses belajar cara berpikir strategis?
Apakah kemampuan atau skill berfikir strategis perlu diajarkan? Siapa yang mengajar-
kan? Bagaimana cara pengajarannya?
2. Pendekatan pembelajaran yang bagaimana yang digunakan oleh seorang eksekutif yang
sukses untuk mempelajari cara berpikir strategis?
3. Hal penting apakah yang didapat dalam pembelajaran berfikir strategis tersebut?
Melalui jawaban ketiga permasalahan di atas, kita dapat mempelajari secara lang-
sung mengenai metode pengembangan cara berpikir strategis dari berbagai individu yang
telah secara langsung mengembangkan kemampuan berpikir strategis yang dimiliki melalui
berbagai pengalaman ketika menghadapi berbagai permasalahan. Kita juga dapat mencari
tahu bagaimana seorang manajer, pemimpin perusahaan dan eksekutif perusahaan meng-
hadapi perkembangan keadaan lingkungan dalam usaha mencapai tujuan perusahaan yang
15
Bab 2: Pembelajaran berfikir strategis
ingin dicapai. Perusahaan maupun area bisnis sekaligus dapat mengetahui apa pemikiran, ide
dan prinsip apa saja yang dipegang teguh oleh para eksekutif untuk menciptakan, mening-
katkan dan mengembangkan kemampuan strategis mereka yang sekarang berada di posisi
pengambil keputusan.
Para pemimpin organisasi dan para professional secara terus menerus berusaha
untuk meningkatkan kapasitas serta kemampuan berpikir strategis mereka secara serius. Hal
ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerjanya sesuai tujuan yang hendak dicapai dengan
menciptakan, membangun kembali dan menjaga efektivitas dari strategi yang dimiliki oleh
perusahaan. Semua hal tersebut dijelaskan dalam buku ini, sehingga buku inijuga cocok bagi
individu baik sebagai manajer maupun bukan manajer yang berminat untuk meningkatkan
pembelajaran yang dapat membantu menyempurnakan kemampuan atau performa dalam
menyusun strategi organisasi atau perusahaan.
Seperti yang kita ketahui dan mulai disadari oleh banyak pihak bahwa pembelajaran
berfikir strategis dalam organisasi sangat penting, terutama bagi mereka yang menduduki
posisi-posisi strtategis di perusahaan. Pembelajaran berpikir strategis telah tumbuh dan
berkembang serta menjadi bagian penting dari organisasi untuk mempertahankan kinerja lebih
baik lagi. Kemampuan berfikir strategis yang teurs dilatih melalui pembelajaran yang memadai
sangatdibutuhkan untuk bertahan dan beradaptasi terhadap perubahan situasi dan lingkungan
yang terus terjadi. Perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar perusahaan seperti adanya
inovasi teknologi, gaya hidup masyarakat, perubahan keadaan politik dan juga pertumbuhan
ekonomi yang dapat mengganggu kelangsungan hidup perusahaan. Kemampuan manajer
untuk mengantisipasi perubahan inilah yang memerlukan pikiran-pikiran strategis untuk
bersaing sekarang ini dan di masa depan. Peran seorang manajer diuji dan dituntut untuk
menunjukkan kemampuan yang dimiliki dalam menjalankan perusahaan melewati berbagai
ancaman dan tantangan yang ada. Bagaimana manajer menangkap tantangan dan ancaman
tersebut menjadi kesempatan (opportunity) yang dapat digunakan untuk memenangkan
persaingan berdasarkan kemampuan dan kekuatan perusahaan yang dimiliki.
Dalam praktiknya, pembelajaran berfikir strategis terbagi dalam 2 pendekatan yang
dapat dipelajari, yaitu dengan menggunakan pendekatan tradisional dan pendekatan
konvensional. Perbedaan kedua pendekatan tersebut adalah dalam pendekatan tradisional
menggunakan pemikiran linear dan rasional atas konsep dalam pemecahan masalah,
pembuatan keputusan dan perencanaan, sedangkan pada pendekatan konvensional lebih
cenderung berfokus pada fungsi pengajaran dan pelatihan dan berbagai pembelajaran yang
menggunakan proses pembuatan rencana yang bertujuan akhir untuk menciptakan produk
yang nantinya dapat mendukung pencapaian hasil akhir yang diinginkan.
16
Berfikir Strategis
17
Bab 2: Pembelajaran berfikir strategis
18
Berfikir Strategis
masa lalu maka dapat menutup gap seperti kurangnya informasi tentang permasalahan,
langkah yang perlu diambil bahkan ketakutan yang dialami ketika tidak adanya penge-
tahuan tentang apa yang harus dilakukan dalam situasi tersebut. Bahkan para eksekutif
perusahaan, manajer serta pemilik perusahaan melakukan hal yang hampir serupa ketika
menghadapi permasalahan yang tidak mereka ketahui sebelumnya
19
Bab 2: Pembelajaran berfikir strategis
yang dapat digunakan tidak harus selalu berhubungan dengan permasalahan yang sedang
dihadapi atau dengan tujuan/rencana yang ingin dicapai. Terkadang yang kita butuhkan
adalah sebuah perasaan nyaman dan rasa percaya diri dari keberhasilan pengalaman di masa
lalu yang mampu memberikan dorongan untuk dapat melewati permasalahan atau mencapai
keberhasilan yang diinginkan dengan mengambil keputusan yang tepat.
20
Berfikir Strategis
Titik awal dalam diskusi tentang pembelajaran dan pemikiran strategis adalah untuk
membedakan antara data, informasi dan pengetahuan. Sebuah informasi dapat diperoleh
berasal dari data dan diberikan makna melalui interpretasi fakta atau statistik. Tujuan dari
informasi adalah untuk membangun pengetahuan menggunakan domain permukaan pem-
belajaran. Pengetahuan adalah informasi yang dibingkai berdasarkansistem kepercayaan
implisit. Proses yang digunakan untuk mengubah informasi menjadi pengetahuan adalah
belajar.
Pengetahuan adalah hasil dari bagaimana informasi tersebut telah ditafsirkan dalam
konteks dan makna yang telah diberikan. Seperti John Dewey mencatat, tujuan pengetahuan
adalah rekonstruksi dan makna keputusan, halini membuatnya sangat bergantung pada
interaksi sosial, dialog dan penyelidikan kritis. Dalam rangka untuk meningkatkan penge-
tahuan ke dalam pembelajaran diperlukan untuk membuat inovasi, strategi kompetitif yang
berkelanjutan, kita harus mengubah informasi dan pengetahuan ke dalam pembelajaran
strategis melalui transfer. Hal ini berguna untuk memahami berbagai domain belajar untuk
berpikir tentang implikasi untuk mengembangkan pemikiran strategis.
Pengetahuan dan pembelajaran sangat penting untuk kepercayaan dan asumsi yang
mendasar untuk inovatif, adaptif dan kapasitas strategis yang berkelanjutan. Strategi harus
bersedia untuk mencari fakta-fakta yang dapat dipercaya dan bersedia untuk mengeksplorasi
kemungkinan lain. Pengetahuan pemikiran strategis memberikan manfaat ketika perspektif
berbagai sumber informasi, pengalaman manusia, proses reflektif kembali, berpikir kreatif,
dialog dan teknologi pendukung yang terintegrasi penuh. Mereka yang bertanggung jawab
untuk berpikir strategis harus terus didorong untuk mencari pengetahuan baru dan diper-
barui, yangbiasa mengalami tantangan dan ditantang sebagai sarana pengujian kompetensi
strategis profesional. Berbagai pengetahuan difasilitasi melalui dialog, Teknologi Informasi
sistem dapat mendukung dialog ini. Sistem teknologi hanya menyimpan dan mentransfer
data serta informasi yang telah atau akan ditafsirkan dalam konteks mereka yang berusaha
untuk membuat rasa data ini berdasarkan pengetahuan mereka sendiri diperoleh dari penga-
laman masa lalu mereka.
1. Pengetahuan Praktis
Perbedaan antara domain pengetahuan praktis dan abstrak adalah pertama-tama dilakukan
oleh Filsuf William James pada pergantian abad ke-20. Referensi mereka sebagai penge-
tahuan tentang pengetahuan dan kenalan. Mempelajari pengetahuan tentang pengetahuan
mengharuskan kita secara efektif mentransfer informasike dalam model konseptual dan
kerangka kerja. Untuk membuat strategi, kita sering belajar cara ini melalui kerja instruksi-
onal toko, video, kuliah, bacaan, seminar, program berbasis web dan lainnya. Metode pem-
belajaran langsung dirancang untuk mengajar berbagai model analisis, metode pelaksanaan
dan sebagainya. Arti dari informasi tersebut adalah ditafsirkan melalui frame peserta didik
dari referensi, yaitu pemikiran atau kerangka teori tertentu seperti profesor, pelatih, konsul-
tasi atau sekolah. Inilah yang dimaksud oleh James yang disebutnya sebagai pengetahuan
dari kenalan yang dapat dipelajari melalui pembelajaran informal, melalui pengalaman
pribadidan dari struktur kegiatan lainnya.
Kembali kita diskusikan tentang domain. Berbagai penulis telah membedakan
masalah terstruktur dan tidak terstruktur dalam domain yang berbeda dari pembelajaran.
Jenis pembelajaran secara berulang paling efektif untuk masalah yang melibatkan transfer
pembelajaran tingkat rendah untuk memastikan bahwa sekumpulan keterampilan menjadi
respon awal secara otomatis. Meskipun hal ini sering digunakan, tetapi dalam berpikir
21
Bab 2: Pembelajaran berfikir strategis
2. Belajar Domain
Kompleksitas, ambigu, dan paradoks merupakan lingkungan strategi global di mana tran-
saksi orientasi, kontrol eksekutif sekarang ini diperlukan untuk mengembangkan berbagai
pemikiran dalam membuat strategi adaptif, berkelanjutan dan inovatif. Pembelajaran
semacam ini terjadi di permukaan, mudah dimengerti,dan relatif aman, dan kita dapat
memahami hal-hal melalui pertukaran informasi dan peristiwa, serangkaian tanggapan, dan
tindakan baru. Di sisi lain, dalam tingkat yang lebih jauh dan lebih kompleks dari pembe-
lajaran mengharuskan kita untuk mendalami permasalahan yang dihadapi lebih serius dapat
memaknai data, informasi, dan situasi yang ada dalam perusahaan maupun dari sumber-
sumber di luar perusahaan. Pembelajaran domain (bidang atau wilayah kekuasaan) ini ter-
utama ditujukan untuk mengeksplor hal yang tidak diketahui dan tidak dikenal, tidak
memiliki batas, dan dapat sangat berisiko bergantung pada pengalaman. Setelah kita
memiliki pengetahuan tentang belajar domain, maka akan mempercepat proses pengem-
bangan pemikiran strategis lebih jauh. Eksekutif sering didefinisikan sebagai orang yang
melakukan penawaran, menjalankan pertemuan, dan melakukan transaksi. Jika eksekutif
menjadi sukses sebagai ahli strategi, mereka memang harus mendapatkan sesuatu imbalan,
tetapi mereka juga harus meluangkan waktu untuk berfikir secara kritis.
Pengembangan strategi dapat menjadi subyek sensitif. Eksekutif sering
mendapat kritikan karena tidak menjadi pemikir strategis yang baik, tetapi mereka (atau bos
mereka) jarang tahu apa yang harus dilakukan untuk meningkatkannya. Oleh karena itu,
mereka yang terlibat dalam strategi umumnya merasa rentan, defensif, atau resisten. Dengan
menawarkan sedikit informasi tentang pembelajaran domain, eksekutif dapat memper-
baharui kontrol berdasarkan pembelajaran mereka sendiri karena dapat memberikan mereka
sebuah kosakata, proses, dan pilihan. Mereka dapat memilih dan bertanggungjawab pada
tingkat pembelajaran yang dibutuhkan untuk berbagai tahapan pembuatan strategi. Kita
dapat memilih belajar domain yang perlu digunakan pada suatu titik tertentu dalam proses
pemikiran. Kita menyebutnya dengan apa tidaklah penting yang penting adalah untuk men-
dapatkannya dengan mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
setiap domain dalam rangka mendukung kebutuhan situasi strategis kami. Memahami pem-
22
Berfikir Strategis
belajaran domain juga dapat membantu kita melacak di mana posisi kita dalam proses
pemikiran strategis dan memfasilitasi kita sendiri dan pembelajaran orang lain.
Pembelajaran untuk pemecahan masalah domain didasarkan pada gagasan bahwa
belajar "apa" dan "bagaimana" akan menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan masalah
karena kita mengontrol lingkungan kita dengan cara bertindak terhadap masalah tersebut.
Hal tersebut pada dasarnya merupakan instrumental dalam belajar respon mekanik. Domain
ini merupakan salah satu pemikiran jenis tindakan transaksional yang melekat pada kegiatan
sehari-hari secara mekanik. Belajar dalam domain ini terutama mengenai bagaimana menen-
tukan hubungan sebab-akibat dan belajar melalui pemecahan masalah yang berorientasi
pada tugas. Pemecahan masalah domain ini menggunakan jenis pembelajaran yang melibat-
kan prediksi tentang peristiwa yang diamati dapat dibuktikan benar, menentukan hubungan
sebab-akibat dan tugas berorientasi pada pemecahan masalah.
Eksekutif senior bertanggung jawab untuk pengembangan pemikiran strategi
mencoba yang terbaik untuk menyederhanakan dan mengurangi pemikiran strategis.
Konsultan, pelatih, dan pembelajaran pengembangan profesional menggunakan teknik
desain instruksional yang terbaik dengan sebuah pendekatan untuk mengajar atau melatih
pemikiran strategis tetapi sering tidak berhasil. Sangat sering mereka membatasi teknik
pembelajaran mereka dan mengajar atau melatih perencanaan strategis.
3. Memperdalam Domain
Domain kedua yaitu belajar menyelam (diving) untuk memperdalam pemahaman domain
yaitu bagaimana membuat pemahaman dan belajar untuk memahami apa yang orang lain
maksudkan dan belajar untuk membuat diri lebih mengerti. Domain ini mengacu pada
domain komunikasi tentang pembelajaran, yang menekankan penggunaan komunikasi
(bahasa dan nonverbal, kognitif dan afektif) untuk berinteraksi dalam upaya untuk
mengantisipasi tindakan orang lain dan mempelajari lebih dalam tentang tindakan dan
keputusan kita sendiri. Pembelajaran domain ini sangat penting untuk mengembangkan
pemikiran strategis.
Pembelajaran menyelami domain ini berfungsi untuk mengidentifikasi, menguji,
tantangan, memperbaiki, dan mungkin mengubah frame acuan kita untuk meningkatkan
kualitas strategis berpikir. Hasilnya mungkin perubahan kerangka dari berbagai derajat.
Minimal, kita dapat mengubah cara kita dalam melihat pola dan situasi tertentu. Maksimal,
kita mungkin mengalami transformasi total, sebuah kehidupan yang benar atau bisnis yang
mengubah pengalaman. Belajar menyelam membutuhkan dialog kritis dan sering menginte-
grasikan pengalaman dalam tahap membangun makna dalam konteks sosial. Hal ini juga
dapat terdiri dari diskusi dan perdebatan. Tapi yang paling penting, tujuan dialog adalah
penting untuk membuat makna informasi dan untuk membingkai perspektif dan kebiasaan
berpikir.
Memahami frame apa yang digunakan sebagai bagian dari budaya organisasi sangat
penting, tetapi penting untuk memiliki proses di tempat untuk terus tantangan, ujian,
merevisi, dan membingkai ulang untuk memenangkan strategi. Sebuah frame perusahaan
adalah skema kepercayaan atau cara kognitif diselenggarakan satu set kompleks pola
perilaku dan keputusan. Sebuah frame adalah cara mengkategorikan atau menggolongkan
pola perilaku dan keputusan.
Keputusan strategis yang kita buat dipengaruhi oleh kuatnya diselenggarakan
nasional, etnis, budaya, jenis kelamin, agama, dan bias orientasi seksual. Eksekutif dapat
memodifikasi perilaku mereka (yaitu tindakan dan kata-kata) setelah mengambil kursus,
23
Bab 2: Pembelajaran berfikir strategis
berlatih permainan peran, melihat video, atau menerima umpan untuk memenuhi norma
budaya perusahaan atau untuk menghindari tindakan disiplin. Eksekutif akan "Bertindak"
sesuai dengan persyaratan kepatuhan dengan memodifikasi perilaku mereka, namun
keyakinan dan bias mereka tetap tidak berubah. Dengan kata lain, respon pembelajaran akan
mengikuti pengalaman pelatihan, tetapi frame dasar referensi tidak berubah. Keyakinan yang
mendasari para eksekutif ini adalah menjaga keputusan strategis mereka yang terkandung
dalam frame yang sama. Hal ini akan menghambat inovasi strategis, kemampuan beradap-
tasi, dan keberlanjutan karena frame belum hancur, hanya bersembunyi sementara.
Perubahan frame (bingkai atau kerangka) yang sudah ada dapat menjadi hasil dari
belajar dalam dive domain. Untuk menyederhanakannya kita dapat mengatakan bahwa
kerangka acuan adalah perspektif yang diselenggarakan oleh asumsi dan harapan yang
tersaring dari bagaimana kita memandang dunia. Setiap aspek dari pemikiran kita tentang
situasi strategis dipengaruhi oleh frame acuan kita; sampai kita menjadi sepenuhnya sadar
dari mereka, kita membatasi kapasitas kita untuk berpikir secara strategis. Mengidentifikasi,
menantang, pengujian, pemurnian, atau mengubah kerangka acuan adalah karakteristik
penting dari belajar menyelam domain.
Beberapa pembelajaran pada dasarnya adaptif di alam, seperti ketika kita
menguraikan atau memperpanjang kerangka acuan yang ada atau menambahkan kerangka
acuan baru tanpa mengubah keyakinan dan prasangka yang sudah ada. Tidak ada yang salah
dengan ini. Namun dalam proses pemikiran strategis, kita perlu menyadari domain
pembelajaran yang diperlukan untuk situasi tersebut sehingga kita dapat memilih tingkat
pertanyaan dan tanggapan. Dengan kata lain, kita sengaja memilih untuk memperpanjang
frame yang ada, tidak keliru mempercayai bahwa kita telah hancur dan dibingkai. Situasi
strategis dapat diartikan berdasarkan salah satu dari empat cara berikut:
Memperpanjang atau mengembangkan kerangka acuan yang ada.
Pelajari kerangka acuan baru dan mengadopsinya.
Mengubah sudut pandang (membuat pola baru untuk situasi atau masalah tertentu).
Transform frame (membangun sistem kepercayaan baru dan mengadopsi nilai-nilai
baru).
4. Pembelajaran Transformatif
Ketika pengalaman fundamental tidak ditetapkan atau adanya tantangan disorientasi
terhadap kerangka berfikir strategis, kita disajikan dengan kesempatan untuk menyelami
pembelajaran sampai ke tingkat yang terdalam dalam upaya untuk membuat makna dari
pengalaman pembelajaran. Meskipun jenis pembelajaran transformatif dapat terjadi baik
surfing atau menyelami domain, itu memerlukan refleksi kritis dalam tahap untuk membuat
makna baru. Hal ini penting di alam, seperti keadaan yang tiba-tiba, melihat jenis
pengalaman insting; atau dapat tambahan di alam, sebagai hasil dari akumulasi bertahap dari
pengalaman yang mengubah perspektif seseorang.
Sementara perubahan kerangka yang kadang-kadang terjadi bukan merupakan
pengalaman sehari-hari untuk kebanyakan ahli strategi. Seperti bingkai dramatis transformasi
yang menghasilkan pemeriksaan besar di dalam pendekatan bisnis perusahaan. Jenis
pembelajaran transformasional dapat dan kadang-kadang menyebabkan perubahan dramatis
dalam pemikiran strategis. Semuanya terlihat berbeda, jadi kita tidak lagi mengenali atau kita
menolak frame pola lama. Strategi inovatif yang benar dapat muncul dari jenis-jenis
pengalaman. Sementara pengalaman itu sendiri mungkin menakutkan dan menyakitkan dan
berpotensi untuk menghancurkan kita, meskipun hal itu merupakan kritis reflektifn dari
24
Berfikir Strategis
proses belajar transformasi yang terjadi. Hal tersebut dapat menghasilkan sesatu yang luar
biasa, ajaib dan hasil yang positif.
Pengetahuan tentang pembelajaran domain dapat memfasilitasi belajar dari
pengalaman. Ketika strategi bekerja dengan baik, eksekutif jarang fokus pada peningkatan
pengembangan strategi-itu diambil untuk diberikan. Ketika masalah tumbuh dan perusahaan
laba, pendapatan, pangsa pasar, atau reputasi beresiko. Integrasi dari pembelajaran domain,
menekankan pada penggunaan kritis refleksi yang luas, harus menjadi tujuan berkelanjutan
program pengembangan strategis. Sesuatu yang kurang tidak akan menghasilkan proses
yang berkelanjutan, mudah beradaptasi, kemampuan yang inovatif. Hal tersebut tidak cukup
untuk puas dengan transaksi, instrumental, mekanik surfing domain. Dengan mengembang-
kan menyelam domain, kita dapat memastikan bahwa organisasi dan kapasitas strategis indi-
vidu telah ditujukan, inovatif, berkelanjutan, dan adaptasi strategi menjadi mungkin. Pem-
belajaran menyelam domain memungkinkan untuk memperpanjang dan menciptakan kem-
bali strategi, bukan hanya reframing tindakan kebiasaan yang ada.
Sukses dalam strategi selalu lampau. Kemenangan strategis satu kali hanya acara
bisnis dalam sejarah perusahaan; kemampuan terus menerus untuk menciptakan kembali
kemenangan memerlukan pemikiran strategis dan eksekusi yang teliti. Agar ini terjadi,
metode tradisional dan konvensional dalam pembangunan strategis tidak akan cukup.
Belajar berinisiatif harus menjadi pertama dan terutama dipandu oleh tujuan strategis dan
terintegrasi dengan kepentinganinisiatif bisnis melalui baik metode formal maupun informal.
25
BAB 3
PROSES BERFIKIR STRATEGIS
3.1. Pengantar
Kemampuan untuk berpikir secara strategis sangat penting bagi para pemimpin dan manajer
di tingkat organisasi, tidak ada perusahaan yang bisa berhasil tanpa cara berpikir strategis
dan efektif. Bahkan, manusia tidak bisa berkembang dan menikmati hidup jika mereka tidak
memikirkan masa depannya. Oleh kerana itu, berpikir strategis adalah kompentensi utama
bagi setiap orang yang bekerja dalam sebuah perusahaan. Pemikiran strategis memiliki
rencana matang untuk masa depan. Mereka tahu bagaimana cara menerjemahkan visi
mereka kedalam rencana strategis praktis sehingga mereka dapat mengimplementasikan dan
melakukan perbaikan ketika berbagai hal di sekitar mereka berubah. Mereka memahami
proses perencanaan dan cara untuk memotivasi mereka yang memiliki kepentingan dalam
rencana itu (stakeholder) untuk ambil bagian dalam proses perencanaan serta menerima
tanggung jawab dalam penerapan strategi.
Strategi merupakan sejumlah keputusan dan aksi yang ditunjukan untuk mencapai
tujuan (goals) dan menyesuaikan sumberdaya organisasi dengan peluang dan tantangan
yang dihadapi dalam lingkungan perusahaannya. Definisi lain tentang strategi secara singkat
sering diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Senge
(1994) mengatakan bahwa berpikir secara strategis berangkat dari refleksi atas inti utama
yang terdapat dalam suatu persoalan yang ditangani dan tantangan-tantangan utama yang
dihadapi. Dengan demikian, berpikir secara strategis lebih berupa proses untuk memahami
dua hal pokok yang saling terkait: yaitu fokus dan kesadaran atas waktu ( timing). Mintzberg
(1994) menggambarkan pemikiran strategis sebagai cara yang berbeda pemikiran yang
memanfaatkan intuisi dan kreativitas dengan hasilnya menjadi perspektif yang terintegrasi
dari perusahaan. Pemikiran strategis adalah kegiatan berpikir individu yang bermanfaat bagi
organisasi. Tujuannya adalah untuk menemukan strategi kompetitif untuk posisi organisasi
secara signifikan berbeda dari saat ini. Berpikir strategis adalah tidak sama dengan memper-
siapkan rencana strategis, yang merinci taktik yang akan diambil untuk mencapai tujuan dan
sasaran. Pemikiran strategis adalah berpikir dalam konsep yang menyeluruh dan luas serta
fokus ke arah masa depan organisasi berdasarkan antisipasi kondisi lingkungan. Maksud
strategis memberikan fokus yang memungkinkan individu dalam suatu organisasi untuk
mengumpulkan dan memanfaatkan energi mereka, untuk memusatkan perhatian, untuk
menahan gangguan, dan untuk berkonsentrasi selama yang dibutuhkan untuk mencapai
27
Bab 3: Proses berfikir strategis
suatu tujuan. Sedangkan Lawrence (1999) mendefinisikan strategic thinking sebagai proses
berpikir yang melibatkan pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan yang dilandasi sepe-
rangkat asumsi-asumsi dan alternative-alternatif tentang perbaikan (improvement), yang
diarahkan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan lebih baik.
28
Berfikir Strategis
melainkan muncul dari pengalaman tertentu (pribadi, interpersonal, organisasi dan eksternal)
yang terjadi selama 10 tahun atau lebih.
Sloan (2006) juga memandang bahwa siklus proses pembelajaran strategis memiliki
tiga tahap, yaitu: 1) Persiapan, dengan unsur afektif (alasan dan kesiapan emosional untuk
melanjutkan dengan belajar) dan elemen kognitif (pengumpulan informasi untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan yang baru, dan memverifikasi); 2) Pengalaman, situasi saat ini,
sebelum sukses pengalaman hidup (gladi resik), penerapan pengalaman sebelumnya dengan
situasi baru (melihat pola), dan mencerminkan (mengubah pengalaman menjadi pem-
belajaran); dan 3) reevaluasi (kritis dan evaluatif) untuk memulai proses lagi.
Pengembangan kemampuan suatu individu untuk berpikir secara strategis mem-
butuhkan pemahaman tentang apa yang terjadi selama proses pemikiran strategis sebagai
faktor-faktor yang berkontribusi. Goldman & Casey (2010) telah menyarankan model per-
kembangan berdasarkan penelitian dengan praktisi dan teori strategi, pengembangan keah-
lian, pembelajaran orang dewasa, dan "sekolah belajar" dari pembuatan strategi (Mintzberg
etal., 1998). Faktor individutermasuk gaya belajar dan kebiasaan pribadi dan praktek ber-
kaitan dengan bagaimana isu-isu strategis didekati. Hal ini mempengaruhi sesorang berpikir
strategis. Ada lima kriteria berbesar yang seharusnya menjadi fokus pengembangan visi yang
strategis bagi bisnis. Lima kriteria ini akan membantu sesorang mendefinisikan apa yang
ideal bagi bisnis ke depan. Berikut ini adalah lima kriteria proses berpikir strategis:
1. Organisasi
Organisasi bisnis melibatkan orang-orang yang akan bekerja. struktur organisasi bisnis
dan sumber daya penting untuk membuat semuanya bekerja. Akan seperti apa
organisasi? Struktur organisasi akan bertipe apa untuk mendukung visi? Bagaimana
menggabungkan orang-orang, sumber daya dan struktur bersama-sama mencapai hasil
ideal?
2. Observasi
Ketika melihat ke bawah bumi dari sebuah pesawat, kita dapat melihat lebih banyak
ketimbang ketika berada di darat. Berpikir strategis banyak kesamaan dengan hal ter-
sebut, mengijinkan kita untuk melihat sesuatu dari yang lebih tinggi. Dengan mening-
katkan kekuatan observasi, kita akan memulai menjadi lebih sadar apa yang dapat
memotivasi orang-orang, bagaimana memecahkan masalah secara lebih efektif, dan
bagaimana membedakan diantara alternatif pilihan.
3. Pandangan
Dengan arti lain merupakan jalan sederhana berpikir tentang sesuatu. Dalam berpikir
strategis, terdapat empat poin untuk mengambil perhatian ketika membentuk strategi
bisnis, yaitu pandangan tentang lingkungan, pandangan tentang pasar, pandangan
tentang proyek, dan pandangan tentang ukuran. Pandangan dapat digunakan sebagai
alat untuk membantu berpikir tentang hasil, alat identifikasi pentingdan menyesuaikan
aksi untuk mencapai posisi ideal.
4. Kekuatan mengendarai
Apakah kekuatan mengendarai yang akan membuat hasil ideal menjadi kenyataan? Apa
visi dan misi usaha yang dipilih? Kekuatan mengendarai biasanya meletakkan dasar apa
orang-orang fokus pada sebuah bisnis (contohnya, apa yang akan digunakan untuk
29
Bab 3: Proses berfikir strategis
5. Posisi ideal
Setelah bekerja melalui empat fase pertama proses berpikir di atas, diharpakan mampu
mendefinisikan posisi ideal dalam sebuah bisnis secara keseluruahan.
Bekerja melalui lima wilayah tersebut, diharapkan akan mulai mendapatkan gambaran yang
clear dari bagaimana visi bisnis dapat di kerjakan secara nyata. Sebagaimana visi menjadi lebih
fokus, ide akan menunjukkan lebih kuat dan dapat dipercaya. Tak hanya akan lebih mudah
untuk meyakinkan yang lain bahwa sebuah ide adalah sesuatu yang bagus, tetapi juga akan
lebih mudah menjaga keyakinan dan motivasi ketika meraih perangkap dan rintangan. Secara
keseluruhan dapat mengaplikasikan keahlian berpikir strategis dalam kehidupan. Tetapi dengan
membuat sebuah rencana usaha untuk menerapkan mereka secara khusus pada usaha, akan
memiliki kesempatan banyak lebih baik yang membawa visi kehihidupan.
30
Berfikir Strategis
jemahkan strategi ke dalam tindakan. Kemajuan di bidang manajemen strategis terus ber-
kembang, namun sulit untuk mengakui bahwa itu merupakan hasil karya dari manejer.
Beberapa faktor yang menjelaskan perkembangan manajemen strategis yang diterapkan
begitu lambat. Penekanan terhadap analisis yang berlebih akan menghambat kreativitas dan
menghalangi kesempatan untuk memperbaharui strategi. Keterlambatan dalam memprak-
tekan ide-ide pada strategi disebabkan perbedaan antara rumusan dan implementasi. Masa-
lah yang dihadapi dalam tahap perumusan strategi adalah menggabungkan strategi dalam
praktik manajemen di mana mereka mengabaikan isu-isu/masalah di dalam organisasi.
Selama tahun 1960-an sampai tahun 1970-an sudah dilakukan upaya untuk menangani
masalah ini (seperti pendekatan deduktif sistem perencanaan, pemrograman dan pengang-
garan) namun masih gagal akibat tekanan politik dikarenakan untuk melindungi status dan
pengaruh perusahaan. Sehingga saat ini untuk para akademisi menerapkan strategi dengan
memperhatikan organisasi dan struktur perusahaan secara rinci.
Perencanaan strategis telah berpengaruh untuk pengembangan strategi lebih dari
dua dekade terakhir. Pendekatan strategi saat ini mendominasi bidang (strategi ini sebagai
keluaran dan masukan pola keputusan, sebagai visi, sebagai posisi atau sebagai revolusi)
hanya menyediakan sebagian tanggapan praktisi dan tuntutan yang bermanfaat untuk alat
manajemen. Para akademisi telah memberi penekanan yang kuat baik di dalam maupun di
luar aspek-aspek perusahaan dalam mencari strategi, tetapi jarang yang layak diajukan untuk
mengintegrasikan keduanya. Diharapkan dengan adanya buku gagasan tentang berpikir
strategis dapat menjadi titik terang mengenai cara menghubungkan aspek struktur organisasi
dalam perusahaan dengan manajer di tingkat yang berbeda dalam organisasi
Istilah berpikir strategis saat ini telah luas penggunaanya, istilah ini telah umum
digunakan. Hingga baru-baru ini dua dasar konsepsi telah diterima secara luas dalam bidang:
satu dikenal pasti berpikir strategis dengan berpikir tentang strategi, dan yang lain dengan
pendekatan untuk strategi yang dapat dibedakan dari perencanaan strategis. Mintzberg
(1994) menyatakan bahwa perencanaan strategis adalah sebuah proses analisa tujuan untuk
program strategi yang telah ditentukan sebelumnya, hasilnya adalah sebuah rencana.
Sebaliknya Berpikir strategis, adalah sebuah proses sintesis, menggunakan intuisi dan
kreativitas, yang menyebabkan terpadu dari perspektif perusahaan. Perencanaan tradisional
cenderung untuk menghalau dari pemikiran strategis. Perbandingan serupa, membedakan
antara analisis “garis keras” dalam pendekatan tradisional dengan fokus pada persaingan,
dan pendekatan "lunak" pendekatan, yang menekankan nilai dan budaya.
Pemikiran strategis merupakan sebuah struktur dalam makna (skema) yang di-
hadirkan sebagai perantara sosial antara tindakan kognitif dan hasil dari tindakan nyata. Kita
cenderung setuju dengan pemikiran berdasarkan pengalaman yang didapat dari memantau
perkembangan perusahaan yang menunjukkan bahwa pemikiran strategis lebih dari sekedar
pikiran dalam proses perencanaan. Kita memahami berpikir strategis sebagai suatu gagasan,
prinsip-prinsip, kebijakan, peraturan dan prosedur operasional yang membentuk cara mana-
jer berpikir tentang peran mereka dan mereka yang membimbing tindakan harian. Berpikir
Strategis dapat membimbing tindakan manajerial hanya jika ia tertanam sebagai rujukan.
Dalam pengertian ini, berpikir strategis dapat dianggap sebagai sebuah pemikiran sebuah
perusahaan atau organisasi untuk pengembangan di masa datang. Pemikiran strategis
sebagai sebuah struktur yang berarti bukan hanya produk akhir tetapi juga proses
membangun gagasan dan wawasan yang membentuk berpikir strategis yang melalui proses
yang disengaja dan merupakan hasil penumpukan dari praktik pengelolaan dan kebiasaan
sepannjang waktu. Strategi dianggap sebagai sebuah hasil dari pemikiran strategis, yang
31
Bab 3: Proses berfikir strategis
berasal dari visi bersama dan mengatur arah untuk organisasi tersebut. Strategi juga sebagai
kerangka yang memandu pilihan yang menentukan alam dan arah dari sebuah organisasi.
Pandangan tersebut dapat dipahami bahwa strategi ini sebagai hasil dari suatu proses
petunjuk untuk menciptakan sebuah kerangka kerja bersama di dalam pikiran manajer. Oleh
karena itu, berpikir strategis berisi fitur dari kedua proses dan pikiran. Ia bermula dengan
sengaja mencari dan membangun kerangka kerja bersama di dalam fikiran manajer, bergerak
di dalam implementasi dalam kegiatan sehari-hari, dan akhirnya termasuk pengkajian ulang
dan pembaruan dasar isi sebagai kondisi berubah di luar dan dalam perusahaan.
Strategi yang ideal adalah strategi yang terbaik untuk menanggapi dampak eksternal.
Strategi yang ideal dapat muncul di semua level organisasi, yang diciptakan oleh tim dari
manajer dalam unit-unit bisnis di organisasi dan tidak harus datang dari tingkat eksekutif yang
tinggi. Strategi yang ideal menyampaikan sebuah gambaran dengan posisi terbaik bagi
perusahaan atau unit bisnis dalam situasi yang cenderung berubah dan akan menemukan
dirinya di dalam masa depan. Strategi ini mungkin merupakan hasil dari penskalaan yang ideal
untuk strategi yang layak. Dari sebagian besar langkah-langkah strategi diciptakan oleh
keterbatasan sumber daya, budaya organisasi, undang-undang, kecenderungan pasar yang
dihadapi perusahaan saat ini. Strategi yang ideal merupakan sebuah proses kreatif, didorong
oleh pemikiran logis, imajinasi, dan akan untuk mengubah kenyataan. Proses ini menghasilkan
tujuan tertentu, ide-ide dan wawasan. Uraian yang telah diuraikan di atas memiliki beberapa
implikasi konseptual yang lebih praktis untuk sebagaian orang:
a. Para akademik yang populer dengan perdebatan pengaruh antara strategi dan struktur.
Struktur ini tidak hanya berarti menerapkan strategi, tetapi juga sebuah penentu
kemungkinan strategi (walaupun tidak dari strategi yang ideal).
b. Strategi merupakan salah satu strategi yang mungkin dilaksanakan secara ideal. Namun
implementasi bertujuan tidak hanya untuk memerintahkan organisasi dan pengaturan
sumber daya untuk mencapai kemungkinan strategi, tetapi juga untuk mengurangi
kesenjangan antara strategi yang mungkin dan strategi yang ideal. Metode berpikir stra-
tegis mungkin membawa wawasan baru mengenai kegunaan dari analisis kesenjangan
dalam manajemen, Membangun sebuah area pada strategi ideal akan membantu men-
ciptakan sebuah tujuan bersama di perusahaan tersebut. Upaya untuk mencapai konsen-
sus dalam mengatasi ketegangan antara strategi ideal dan strategi yang mungkin meng-
hasilkan kesamaan pengertian.
c. Seorang manajer tidak mungkin untuk mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab
kepada orang yang lebih rendah kecuali yang bersangkutan dapat berbagi pemahaman
tentang tujuan dan prioritas perusahaan. Pemikiran strategis dapat membantu menjem-
batani kesenjangan antara formulasi strategi dan implementasi, yang dalam bidang aka-
demik telah diperlakukan sebagai daerah terpisah dari organisasi, walaupun dalam prak-
teknya manajer menyatakan bahwa mereka bertindak sementara untuk merumuskan dan
berpikir untuk mengimplementasikan strategi yang paling baik.
d. Akhirnya, kegagalan untuk membuat perbedaan antara ideal dan strategi yang mungkin
dapat menjadi faktor penting dalam menjelaskan implementasi strategi. Manajer sering
mengakui bahwa strategi secara bertahun-tahun cenderung untuk berubah lebih baik.
Hal yang biasa terjadi adanya perubahan luar biasa yang ada di dalam dan di sekitar
sebagian besar perusahaan. Perubahan tersebut adanya salah satu fungsi yang paling
penting dari strategi perusahaan untuk memungkinkan untuk beradaptasi dengan
perubahan kondisi. Kegagalan untuk memahami kebutuhan untuk mengubah strategi
32
Berfikir Strategis
perusahaan mungkin karena perilaku yang terbatas, tidak rasional dalam menggunakan
cara atau teknik seperti analisis SWOT.
Habits Insight
Values decisions
Enduring
Strategic Thingking
Collective Organizational
(4)
(3)
33
Bab 3: Proses berfikir strategis
3. Kerangka fase ketiga ini adalah yang terbaik digambarkan sebagai sebuah organisasi
pemikirannya kekal, yang pada dasarnya tidak lentur dalam pemikiran kolektif bahwa
perubahan dilakukan secara bertahap. Pemikiran ini merupakan budaya di alam dan
kepercayaan bersama oleh anggota dari sebuah organisasi yang membentuk pemikiran
individu. Pola perilaku umum beroperasi di bawah tingkat kesadaran dan menentukan
pusat keasadaran dari manager. Tentu saja hal ini mungkin anggota organisasi yang
akan bertindak sesuai dengan pemimpin yang mengatur tentang keyakinan. Namun
orang-orang tidak akan memahami orang kepercayaan mereka sendiri. Dari Kerangka
(1) ke (3), ide penting yang membentuk kerangka pikir bagi orang-orang yang dibuat
mereka, bukan untuk orang-orang yang menerima mereka. Situasi ini berbeda dari (4),
di mana semua anggota organisasi untuk menyerahkan sebagian preferensi pribadi
untuk mencapai sebuah kesamaan pengertian, dan komitmen atau konsensus.
4. Konsensus dan komitmen. Peraturan-peraturan yang mengatur kemajuan tersebut tidak
berasal dari hierarki atau perintah dan kontrol gaya manajemen. Tidak ada pemaksaan
gagasan oleh seorang pemimpin. Sebaliknya, kontribusi untuk menemukan solusi
terbaik untuk unit yang ada. Setiap anggota tim tersebut untuk memberikan beberapa
preferensi pribadi. Hasil akhir meningkatkan akan kapasitas untuk tindakan dari semua
yang terlibat, namun adanya kebebasan mereka sejauh semua orang berkomitmen untuk
mencapai kesepakatan. Komitmen yang dilakukan atas dasar tujuan dan prioritas, tidak
sesuai untuk tindakan tertentu.
34
Berfikir Strategis
menjadi panduan harian untuk tindakan perusahaan. Beberapa opsi yang membentuk stra-
tegi sebelumnya merupakan sebuah proses yang berlanjutan dari refleksi pemikiran bersama
pemikiran, sementara yang lainnya mungkin merupakan permintaan refleksi yang lebih
mendalam sejak kerangka kerja disetujui. Pola yang tercermin dari keputusan strategi meru-
pakan sebuah kerangka kerja yang dipikirkan bersamaoleh para ahli strategi akan men-
dorong pembelajaran organisasi sebelum dan setelah strategi diformulasikan.
Implikasi untuk manajer mengenai proses berfikir strategis ini akan mendorong
meraka untuk selalu memikirkan bagaimana perusahaan di asa depan memiliki arah strategi
yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Meskipun demikian, kebanyakan para aka-
demisi, masyarakat bisnis dan konsultan telah mengakui bahwa tujuan penyusunan strategi
tidak dapat lagi seenaknya dalam membuat rencana strategis. Para kritikus secara formal
telah menawarkan sedikit petunjuk tentang bagaimana cara mengatasi keterbatasan dalam
perencanaan strategis dan bagaimana CEO dapat menjalankan strategi operasionalnya agar
visi ke depan dapat menjadi sebuah kenyataan. Bagi manajer, berpikir strategis ini dapat
memberikan manfaat dengan tujuan membantu manajemen bersama untuk membangun
sebuah pemahaman tentang isu strategis dan mendorong tindakan mereka pada garis depan
yang konsisten dengan strategi yang dimilki oleh perusahaan. Hal ini dapat tercermin dalam
tindakan harian yang dengan mudah terintegrasi sesuai dengan kerangka kerja bersama.
Setiap manager dapat beradaptasi dengan strategi dari waktu yang diciptakan sebagai
sebuah kerangka kerja bersama, untuk mengakomodasi kepentingan eksternal dan internal
perubahan keadaanya. Sebagai akibatnya, keputusan harian yang terpadu di bawah kesa-
maan pengertian tanpa harus menunggu sampai strategi berikutnya dijalankan. Pemikiran
strategis juga dapat memberikan sebuah bahasa yang umum yang mengajak para karyawan
di semua tingkat strategis untuk melibatkan diri dalam percakapan. Percakapan mengarti-
kulasikan berfikir secara individu dan menjadi pusat untuk mengembangkan diri yang masuk
akal untuk mengembangkan organisasi.
Pemikiran strategis mengutamakan implementasi pemikiran secara cepat dalam
pembuatan keputusan. Sebuah organisasi yang telah mengembangkan kemampuan untuk
berpikir strategis di antara para anggotanya dapat menemukan pengambilan keputusan
secara cepat dan sesuai dengan tempat di mana tindakan tersebut berlangsung. Kebebasan
pengambilan keputusan memungkinkan manajer cepat mengambil respon yang perlu
dilakukan. Di samping itu, pemikiran strategis juga membuat pendelegasian wewenang akan
lebih mudah, karena harapan yang sejajar anatar atasan dan bawahan sehingga mereka
memiliki sudut pandang yang sama. Jika berpikir strategis memberikan kontribusi terhadap
sebuah kesamaan bahasa yang umum, maka kesamaan pengertian pembelajaran dalam
organisasi memungkinkan dapat menjadi komponen penting yang akan bertahan bersama di
masa depan.
Proses berfikir strategis, seperti yang dijelaskan sebelumnya, mungkin memberikan
konteks yang diperlukan untuk meluruskan formulasi strategi dari implementasinya seperti
integrasi, koordinasi dan delegasi. Ide dari berfikir strategis akan membawa kepada masalah
implikasi dalam manajemen. Salah satu cara utama membuat strategi memiliki implikasi
untuk memajukan perusahaan dalam praktek adalah keterlibatan karyawan dalam proses
pembentukan strategi, sehingga mereka merasa bahwa implementasi yang dihasilkan
sebagai strategi mereka sendiri.
35
BAB 4
TRANSFORMASI
BERFIKIR STRATEGIS
4.1. Pengantar
Bab ini menjelaskan bagaimana berfikir strategis ditransformasikan dari individu ke dalam
perusahaan, sehingga diketahui domain konsep berfikir strategis dapat dikembangkan
dengan baik. Transformasi berasal dari dua kata dasar, trans dan form. Trans berarti melintas
(across), atau melampui (beyond). Kata form berarti bentuk. Karena itu transformasi
mengandung makna perpindahan dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain yang melampui
perubahan. Sementara itu, sudah diterangkan sebelumnya bahwa berfikir strategis merupa-
kan kemampuan menilai dan mengembangkan visi dan strategi yang berorientasi pada masa
depan yang berkaitan dengan pengetahuan dan analisa yang memadai tentang faktor internal
tentang kebutuhan bisnis, kemampuan dan potensi, serta faktor eksternal seperti
kecenderungan pasar, industri, politik dan ekonomi.
Sudah menjadi pemahaman umum dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan
kemampuan berfikir strategis, demikian juga kemampuan untuk mengambil atau membuat
keputusan strategis. Perusahaan yang merupakan sekumpulan orang yang memiliki tujuan
yang sama dan sepakat bekerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan, harus
mampu menyusun perencanaan strategis yang tepat. Dalam perencanaan strategis ini
terdapat peran baik individu maupun perusahaan untuk mengembangkan kemampuan
berfikir strategis dan kemampuan membuat keputusan yang tepat dengan tujuan agar
perusahaan dapat terus bertahan dan memiliki keunggulan kompetitif di tengah lingkungan
dengan kondisi yang semakin kompleks dan persaingan pasar.
Istilah strategi ataupun strategis menjadi perhatian bagi setiap pelaku dalam
perusahaan maupun pihak eksternal karena berhubungan dengan kelangsungan dan
kesinambungan usaha. Berbicara soal strategi, kecenderungannya merupakan membicarakan
tentang kemampuan mengamati atau membaca potensi dan berbagai tanda atau petunjuk
dari masa yang akan datang, kemudian semua indikator tersebut diinterpretasikan sehingga
mereka yang ada di dalam perusahaan mampu menentukan arah yang tepat dalam mengem-
bangkan perusahaan di masa yang akan dating agar perusahaan dapat berjalan lebih aktif,
efektif, dan efisien. Pengambilan keputusan strategis memegang peranan penting dalam
perusahaan untuk menentukan kemana arah tujuan perusahaan. Terdapat dua proses
37
Bab 4: Transformasi berfikir strategis
aktivitas yang berpengaruh dalam hal ini yaiu kemampuan berfikir strategis (Strategic
thinking) dan kemampuan membuat/mengambil keputusan (decision making). Beberapa riset
dari beberapa disiplin ilmu telah dilakukan untuk memastikan seberapa penting peran
keduanya, komponen yang mempengaruhi serta kompetensi apa saja yang diperlukan untuk
berfikir strategis dan membuat keputusan yang tepat.
Berfikir strategis merupakan suatu cara untuk menyelesaikan permasalahan strategis
yang mengkombinasikan antara suatu pendekatan secara rasional dan konvergen dengan
proses pemikiran kreatif dan divergen. Berfikir strategis memfokuskan pada bagaimana
seorang manajer dalam perusahaan memahami dan mengambil tindakan strategis dalam
lingkungan yang sangat kompleks, beragam (ambigious) dan kompetitif. Sebuah perusahaan
memerlukan personil yang memiliki kemampuan berfikir strategis. Transformasi berfikir
strategis perlu memiliki karakteristik yang harus diperhatikan, diantaranya merupakan
sebagai berikut:
Berfikir luas (tidak parsial) dan lebih inovatif atas aktivitas harian untuk tujuan pekerjaan,
tim dan perusahaan.
Berfikir untuk jangka panjang dengan pandangan yang lebih sistemik dan holistik atas
lingkungan sekitarnya.
Fokus pada implikasi kedepan atas keputusan yang diambil.
Fokus kemudian pada atas hasil dan menerima feedback.
38
Berfikir Strategis
39
Bab 4: Transformasi berfikir strategis
yang mereka kerjakan, atau mengapa mereka melaksanakan cara yang mereka lakukan, kita
harus mempelajari manajer puncaknya yang menunjukkan bahwa manajer dan pengambil
keputusan memiliki kompetensi yang diperlukan.
Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh orang-orang dalam
perusahaan yang dapat membuat mereka mampu melakukan aktivitas. Kompetensi berdasar
manajemen strategis merupakan keyakinan dimana beberapa sifat dan perilaku lebih
konsisten diperlihatkan oleh orang-orang strategis yang dapat diidentifikasikan, diajarkan,
dan diuji. Konsep dari inti kompetensi dapat berupa suatu kerangka kerja yang berguna
untuk menguji bagaimana manajer membuat pilihan yang berdampak pada masa depan
perusahaan. Kemampuan dalam banyak sektor untuk berfikir secara strategis terbentuk dari
kerangka-kerangka yang banyak dikenal seperti aumsi-asumsi, keyakinan dan akumulasi
pengetahuan dari profesi atau institusi. Kompetensi juga mengarah pada sejumlah
pengalaman-pengalaman dan pengetahuan, kemampuan-kemampuan, sifat-sifat, aspek dari
kesan pribadi atau peran sosial, nilai-nilai dan sikap yang telah ditunjukkan seorang strategis
selama hidupnya. Hal ini berdasarkan pengalaman ketika memperoleh keberhasilan maupun
pada saat tidak berhasil. Oleh karena itu, kompetensi strategis dapat dimiliki berdasarkan
pengalaman.
Kompetensi juga merupakan konsep analisis secara keseluruhan yang terdiri dari
teknikal, manajemen, manusia, sikap, nilai-nilai dan komponen kemampuan mental. Hal ini
sebagai kombinasi dari semua komponen yang membentuk dasar perilaku dan kinerja
seorang strategis. Pada level operasional tidak mengidentifikasi kompetensi yang disyaratkan
untuk membuat keputusan. Oleh karena itu, kompetensi untuk berfikir strategis dan
pengambilan keputusan menunjukkan kemampuan untuk mengantisipasi, memimpikan,
mempertahankan fleksibilitas, menggerakkan orang lainnya untuk menciptakan perubahan
strategis bila diperlukan. Bagaimanapun, kompetensi yang dipersyaratkan untuk berfikir
strategis sangat bergantung pada sifat dasar manusia. Ada yang mengatakan bahwa
kompetensi yang paling penting merupakan kompetensi bisnis. Namun diyakini bahwa
semua kompetensi di atas seluruhnya adalah penting. Inti kompetensi pada umumnya dibagi
menjadi dua kompetensi umum yaitu berfikir dan pembuatan/pengambilan keputusan.
Kompetensi inti untuk berfikir strategis dapat meliputi bisnis, teknis, pengetahuan
manajemen, kepemimpinan, sosial dan intrapersonal. Menurut Lietdka (1998) kompetensi
pengambilan keputusan strategis meliputi 5 karakteristik:
1. Menghargai seberapa besar perbedaan antar bagian dari perusahaan mempengaruhi satu
sama lain, sehingga suatu pandangan yang luas (holistik) dapat dipengaruhi oleh baik
faktor internal maupun eksternal.
2. Menciptakan kecocokan antara sumber daya yang ada dan kesempatan-kesempatan yang
dibutuhkan bagi pemenuhan sumber daya termasuk manusia, proses, keuangan dan
teknologi dengan tujuan agar visi perusahaan dapat diimplementasikan.
3. Memahami peluang-peluang dan posisi pasar termasuk memahami pesaing dan
keterbatasan mereka sehingga peluang dapat dikembangkan.
4. Mengelola risiko jika produk atau jasa tidak berjalan dengan baik dan melihat semua
kemungkinan hasil dari implementasi visi sehingga rencana dapat dilaksanakan untuk
hasil yang beragam.
5. Memiliki pandangan peluang yang cerdas, yang membuat pengambil keputusan strategis
mengenali dan mengambil keuntungan dari peluang-peluang baru.
40
Berfikir Strategis
Orang-orang yang berfikir strategis menggunakan pengalaman mereka dari pribadi mereka,
bisnis dan keahlian fungsional untuk menyampaikan pilihan mereka. Hal ini berhubungan
dengan bagaimana para manajer memproses informasi dan menganalisanya dalam kaitannya
dengan situasi yang baru. Proses ini diketahui sebagai pemahaman manajerial yang diuraikan
berikut ini.
41
Bab 4: Transformasi berfikir strategis
pembuatan keputusan yang efektif merupakan hal yang penting dalam mempertimbangkan
mengapa keputusan-keputusan tertentu telah atau belum dibuat. Secara psikologis beberapa
penghalang pada pengambilan keputusan yang efektif merupakan efek dari nilai-nilai dan
keyakinan individu maupun perusahaan (nilai perusahaan).
Satu elemen yang telah jelas dalam literatur manajemen bahwa keputusan manajer
dipengaruhi oleh keyakinan dan nilai-nilai seorang individu manajer tersebut. Nilai-nilai
sebagai pernyataan-pernyataan yang diinginkan, sasaran-sasaran, tujuan-tujuan atau perilaku
yang lebih pada situasi tertentu dan yang diaplikasikan sebagai standar normatif untuk
menilai dan memilih diantara alternatif mode perilaku. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
dua fungsi penting. Pertama, mereka merupakan kondisi yang abadi dan lebih penting. Nilai-
nilai dapat menyediakan hubungan dan pengertian dari maksud pada perilaku individu.
Kedua, nilai-nilai dapat membentuk dasar untuk menggerakkan perilaku yang sesuai dengan
kebutuhan kelompok atau unit sosial yang lebih besar.
Nilai-nilai menyediakan arahan peraturan informal yang kuat ketika membuat kepu-
tusan, mempengaruhi proses kognitif seperti pemahaman/kognitif manajerial. Sebagai
contoh, nilai menentukan mode perilaku yang secara sosial diterima dan menyajikan sebagai
petunjuk aturan normatif bagi individu pekerja dan mereka memiliki tradisi pembentukan
yang lama, mengarahkan dan membimbing perilaku manusia dan pembuatan keputusan
kedalam dan keluar perusahaan.
Pemahaman manajerial mempengaruhi pembuatan keputusan dan strategi bersaing.
Aspek-aspek kognitif dari para manajer merupakan kunci untuk pemahaman mereka tentang
bagaimana perusahaan yang kompetitif dikembangkan. Model kognitif memandang
pembuat keputusan sebagai upaya mencoba untuk menghasilkan sebuah pandangan total
tentang lingkungan. Para manajer mencoba menyederhanakan informasi yang tidak lengkap
yang mereka miliki berdasarkan pengalaman lalu dan type kognitif masing- masing.
Beberapa keputusan yang dibuat dapat dibuat berdasarkan nilai-nilai yang dimiliki oleh para
manajer, keyakinan dan pengalaman mereka, yang pada akhirnya dapat membatasi pilihan
yang mereka buat. Kemudian nilai menyajikan informasi sebagai cetak biru untuk membuat
keputusan, menyelesaikan masalah dan memecahkan konflik. Keadaan ini terjadi ketika
nilai-nilai menjadi sebuah halangan untuk membuat keputusan ketika masalah timbul.
Setiap perusahaan diarahkan oleh nilai-nilai individual pemimpin mereka, baik
apakah nilai ini secara sadar dimengerti atau secara tidak sadar berpengaruh, terucap atau
tak terucap, tertulis atau tak tercatat. Bagaimanapun sebuah nilai yang dimiliki manajer
membatasi wilayah pandangan mereka, mempengaruhi persepsi seleksi mereka, mempenga-
ruhi interpretasi informasi mereka dan mencerminkan pilihan yang mereka buat. Hal ini
seharusnya menjadi batasan rasionalitas dimana individu membuat keputusan berdasar
pendekatan pada aturan, dimana perhitungan rasional dibuat dan keputusan yang muncul
menjadi kepentingan terbaik mereka sendiri. Untuk itu, para manajer seharusnya memahami
bagaimana komitmen-komitmen mereka pada tugas dan tanggungjawab mengikat mereka
pada nilai-nilai yang sangat penting dan bagaimana mereka berperan secara optima dalam
mencapai tujuan sesuai nilai-nilai perusahaan.
Nilai-nilai perusahaan juga merupakan penggerak yang kuat dari kinerja individu
dan perusahaan dan menyediakan kriteria dimana keputusan dibuat. Nilai individu dan
perusahaan yang tak sejenis dapat merusak kepemimpinan strategis, seperti para manajer
dapat tidak percaya pada nilai dan keyakinan perusahaan, dan mungkin tidak dapat bekerja
di dalamnya. Perusahaan mungkin tidak mencatat nilai dan keyakinan para manajer,
membuat kondisi yang sulit ketika membuat keputusan strategis yang akan mempengaruhi
42
Berfikir Strategis
baik bagi para manajer dan perusahaan. Untuk itu para manajer harus mengarahkan nilai
yang sejenis dimana tidak ada konflik antara sistem nilai.
Manajer dan pembuat keputusan perlu untuk dapat beradaptasi dan berubah dalam
memenuhi permintaan pasar, dan juga memotivasi dan mendorong karyawan untuk memiliki
komitmen perubahan dan kerja terhadap visi dan misinya. Manajer juga perlu dapat
berkomunikasi dan mengarahkan karyawan untuk maju pada visi strategis dengan mengubah
kebijakan-kebijakan, menyediakan tambahan sumber daya dan dengan menjelaskan visi
dalam masa-masa pencapaian tujuan dan sasaran sesuai dengan pernyataan-pernyataan visi
dan misi. Mereka perlu memastikan kesesuaian nilai antara perusahaan dan tujuan personal
agar membuat proses operasional perusahaan berjalan lebih lancar. Ketidakselarasan antara
nilai individual dan perusahaan dapat menimbulkan masalah dalam lapisan internal
perusahaan, seperti tidak mengikuti perilaku dan kinerja standar perusahaan yang memimpin
tidak dipenuhinya tugas pekerjaan, dan juga dalam lapisan eksternal perusahaan yang fokus
pada level layanan yang disediakan oleh perusahaan.
Tujuan dari berfikir strategis dan pengambilan keputusan merupakan upaya untuk
memastikan ketahanan perusahaan dalam persaingan pasar. Upaya ini dibutuhkan agar
berfikir strategis dan pengambilan keputusan yang efektif dapat mengendalikan perusahaan
pada tujuan yang paling tepat. Untuk itu, menjadi penting proses pembuatan keputusan,
yang mana manajemen melakukan pendekatan secara terperinci terhadap faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan strategis yang didiskusikan baik dalam
literatur manajemen maupun psikologis. Dengan menguji literatur baik dengan disiplin ilmu
manajemen maupun psikologis mempertimbangkan pemahaman bagaimana keputusan
dibuat, kompetensi yang disyaratkan dan campur tangan yang dikembangkan yang
memungkinkan para manajer untuk mengatasi halangan atau hambatan. Kompetensi yang
dikenal dengan pendekatan manajemen mensyaratkan validasi. Sekali kompetensi divalidasi,
sebuah tehnik seperti model pengambilan keputusan dapat dikerjakan. Model ini menopang
pemilihan dan pengembangan manusia dalam tugas-tugas pekerjaan. Ini memungkinkan
untuk suatu penilaian dari pengambilan keputusan strategis maupun identifikasi dari individu
yang memiliki kelemahan pada satu area kompetensi (seperti dampak dari nilai dan
keyakinan pengambilan keputusan). Program-program pengembangan untuk setiap kele-
mahan kompetensi dapat diimplementasikan sehingga setiap individu dapat mengembang-
kan kemampuan mereka pada area tersebut. Dengan menggunakan metode ini dimungkin-
kan untuk menilai dan memprediksi seorang pemikir keputusan strategis dan kinerja
pembuat keputusan.
Kompetensi yang diperlukan seorang manajer maupun pengambil keputusan,
walaupan secara literatur tidak atau belum ditetapkan, yang secara umum dapat dinyatakan
oleh beberapa ilmuwan dapat diketahui dan yang paling tepat diperlukan dalam proses
pengambilan keputusan strategis. Kompetensi dalam berfikir strategis dapat dipahami dari
dua pendekatan yaitu pendekatan manajerial dan pendekatan psikologis. Pendekatan
manajerial fokus pada proses berfikir strategis dan pengambil keputusan dimana terdapat
dua kegiatan yaitu perencanaan dan pemikiran. Sedangkan pendekatan psikologis fokus
pada faktor-faktor yang mempengaruhi berfikir strategis dan pengambilan keputusan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan strategis dalam hal ini terdiri dari
pemahaman manajerial (manajerial cognition), nilai-nilai (individu dan perusahaan) dan
keyakinan. Kedua pendekatan ini perlu dipertimbangkan bersama sehingga pemahaman
tentang faktor yang menjadi dasar sebuah pengambil keputusan yang baik dapat diketahui.
43
Bab 4: Transformasi berfikir strategis
44
Berfikir Strategis
pendidikan yang masih rendah, (2) sistem pembelajaran yang masih belum memadai, dan (3)
krisis moral yang melanda masyarakat. Kondisi pendidikan Indonesia saat ini sedang
menghadapi problematik paradoks di alam globalisasi: di satu sisi harus membangun mutu
pendidikan sesuai dengan rujukan-mutu (benchmarking) kompetensi global agar tidak
tersisih dari persaingan antar bangsa, sedangkan di sisi lain dituntut menimbang mutu dalam
keragaman dan kearifan lokal agar siswa hidup dengan menapak di bumi sendiri.
Beberapa persoalan di atas mengisyaratkan bahwa sudah selayaknya lembaga
pendidikan Islam terutama pemimpin (leader) yang ada senantiasa berfikir strategis terutama
dalam mengembangkan lembaganya. Tanpa ada upaya menjawab persoalan secara strategis
dan sitematis sulit kiranya meminimalisir tantangan zaman yang semakin hari semakin besar.
Globalisasi, pasar bebas, dan liberalisasi di berbagai sektor menuntut kemampuan lulusan
Lembaga Pendidikan Islam guna memiliki kompetensi dan kekuatan untuk bersaing. Untuk
itu, hal-hal yang perlu dilakukan dalam pengembangan lembaga pendidikan Islam; Pertama,
bagaimana berfikir strategis dan bagaimana penerapannya dalam pengembangan lembaga
pendidikan Islam. Kedua, langkah-langkah strategis terkait pengembangan kelembagaan
pendidikan Islam.
Aktivitas kependidikan Islam pada dasarnya telah ada sejak adanya manusia itu
sendiri (Adam dan Hawa), bahkan ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan kepada Nabi
Muhammad bukan merupakan perintah sholat, puasa, atau yang lainnya, akan tetapi perintah
iqra’ (membaca, merenungkan, menelaah, meneliti, atau mengkaji) atau perintah untuk
mencerdaskan kehidupan manusia yang merupakan inti dari aktivitas pendidikan. Dalam
dunia modern, pelaksanaan pendidikan Islam tidak hanya sebatas kegiatan informal, akan
tetapi merupakan kegiatan formal yang dikelola sebuah lembaga yang disebut lembaga
pendidikan Islam. Dalam perkembangannya di Indonesia lembaga pendidikan Islam dapat
diklasifikasikan ke dalam empat jenis, yaitu: (1) pendidikan pondok pesantren; (2)
pendidikan madrasah; (3) pendidikan umum yang bernafaskan Islam; dan (4) pendidikan
agama Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga pendidikan umum sebagai suatu
mata pelajaran atau mata kuliah saja.
Pendidikan Islam di luar sekolah (nonformal) juga merupakan lembaga nonformal
yang mendukung keberhasilan pembelajaran agama islam. Pendidikan tersebut dilaksanakan
baik dalam keluarga maupun di tempat ibadah, dan/atau di forum-forum kajian keislaman,
majelis ta’lim dan sebagainya. Pendidikan ini dapat dicapai secara maksimal apabila lembaga
pendidikan Islam tersebut memiliki modal human-capital dan social-capital yang memadai
dan juga memiliki tingkat keefektifan dan efisiensi yang tinggi.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab lembaga pendidikan Islam terpinggirkan
meliputi faktor internal dan eksternal lembaganya. Faktor internal lembaga pendidikan islam
diantaranya; manajemen pendidikan islam yang belum efektif dan berkualitas, kompensasi
guru yang masih rendah, dan kepemimpinan yang belum profesional. Sedangkan faktor
eksternalnya merupakan adanya perlakuan diskriminatif pemerintah terhadap pendidikan
Islam, paradigma birokrasi tentang pendidikan Islam selama ini lebih didominasi oleh
pendekatan sektoral dan bukan pendekatan fungsional, dan adanya diskriminasi masyarakat
terhadap pendidikan Islam.
Sejalan dengan pandangan di atas, salah satu persolan klasik yang dihadapi lembaga
pendidikan Islam, yaitu kelemahan manajemen. Kelemahan manajemen pendidikan Islam
ditunjukkan oleh sifatnya yang tertutup dan tidak berorientasi ke luar, sehingga
perkembangannya menjadi lamban, bahkan statis saja, praktek manajemen di madrasah
sering menggunakan manajemen tradisional, yaitu manajemen paternalistik atau feodal.
45
Bab 4: Transformasi berfikir strategis
46
BAB 5
STRATEGI BERFIKIR STRATEGIS
5.1 Pengantar
Pemikiran strategis merupakan proses yang mendefinisikan cara bagaimana orang berpikir
tentang penilaian, pandangan dan menciptakan nilai untuk masa depan bagi diri mereka
sendiri dan orang lain. Pemikiran strategis merupakan alat yang sangat efektif dan berharga
dalam kehidupan berorganisasi maupun perusahaan. Salah satu kegiatan yang memerlukan
penerapan pemikiran strategis sampai pada keputusan yang dapat berhubungan dengan
pekerjaan atau kehidupan pribadi adalah menentukan tujuan perusahaan. Pemikiran strategis
melibatkan pengembangan seluruh rangkaian keterampilan yang penting baik bagi individu
maupun organisasi atau perusahaan. Pengembangan dalam pemikiran strategis membutuh-
kan proses bertahap, yang memerlukan pembelajaran dan kerja keras. Tidak mungkin terjadi
untuk menjadi seorang pemikir yang sangat baik hanya karena angan-angan semata. Meng-
ubah kebiasaan seseorang pemikir merupakan proyek jangka panjang, terjadi selama ber-
tahun-tahun, bukan hanya dalam waktu mingguan atau bulanan. Ciri-ciri penting dari
pemikir yang kritis memerlukan jangka waktu pengembangan yang panjang. Strategi
pengembangan berfikir strategis dapat dilakukan di suatu perusahaan bagi individu yang ada
di dalam perusahaan tersebut agar dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
Terdapat sebelas (11) persyaratan yang diperlukan agar seseorang dan atau para
pemikir dapat berpikir strategis yaitu:
1. Pemikir strategis memiliki kemampuan untuk menggunakan sisi otak kiri (logis) dan sisi
otak kanan (kreatif) dari otak mereka. Keterampilan ini membutuhkan latihan serta
kepercayaan diri dan sangat berharga bagi perkembangan pemikiran mereka.
2. Memiliki kemampuan untuk mengembangkan definisi yang jelas dan fokus pada visi
bisnis dan visi pribadi.
3. Mereka memiliki kemampuan untuk secara jelas mendefinisikan tujuan mereka dan
mengembangkan rencana aksi strategis dengan masing-masing tujuan dipecah menjadi
tugas masing-masing
4. Mereka memiliki kemampuan untuk merancang fleksibilitas dalam rencana mereka
dengan menciptakan beberapa tolok ukur dalam pemikiran mereka untuk meninjau
kemajuan perusahaan. Mereka memiliki kemampuan bawaan untuk menjadi proaktif dan
mengantisipasi perubahan, bukannya reaktif terhadap perubahan.
47
Bab 5: Strategi berfikir strategis
5. Berpikir luar biasa dan tanggap terhadap lingkungan. Mereka akan mengenali petunjuk
internal dan eksternal, pandai memandu arah masa depan dan mewujudkan peluang bagi
mereka dan perusahaan atau organisasi mereka. Pemikir strategis akan mendengar dan
memahami apa yang dikatakan dan akan membaca dan mengamati informasi apa pun
yang diterima mereka.
6. Mereka berkomitmen sebagai pembelajar seumur hidup dan belajar dari setiap pengala-
man mereka. Mereka menggunakan pengalaman mereka untuk berpikir lebih baik
tentang isu-isu strategis.
7. Berpikir strategis yang terbaik dan terbesar pada saat meluangkan waktu untuk diri sendiri.
8. Berkomitmen untuk dan mencari nasihat dari orang lain.
9. Mereka memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan kreativitas mereka dengan
realisme dan kejujuran tentang apa yang dapat dicapai dalam jangka panjang.
10. Memiliki kemampuan untuk menjadi tidak menghakimi dan tidak membiarkan diri
mereka untuk dibatasi dengan menilai pemikiran mereka sendiri atau pemikiran orang
lain ketika ide-ide awalnya dikembangkan..
11. Memiliki kemampuan untuk bersabar dan tidak terburu-buru mengambil kesimpulan dan
penilaian. Ide-ide besar dan pikiran membutuhkan waktu untuk berkembang menjadi
keberhasilan besar di masa depan untuk mencapai visi kita untuk didefinisikan.
Organisasi yang besar tentunya akan berpikir ke depan dan mendorong pemikiran
strategis dalam rencana bisnis mereka. Namun, tantangan itu terlalu banyak karena
perusahaan saat ini banyak yang bertindak egois, serakah dan sering bertindak tidak etis
karena fokus pada langkah-langkah jangka pendek seperti bonus tahun berjalan dan dividen.
Sebuah masa depan yang sukses berkelanjutan membutuhkan pemikiran jauh ke depan lebih
banyak. Tidak peduli seberapa besar atau kecil bisnis kita, persyaratan utama adalah
pemikiran strategis. Oleh karena itu, sangat disarankan bahwa kita mengembangkan sebelas
keterampilan tersebut di atas adalah sangat penting untuk digunakan dalam bisnis dan
kehidupan pribadi menuju keberhasilan organisasi atau perusahaan.
Salah satu inti dari pola pikir sistem adalah berpikir strategis. Apakah yang
dimaksud dengan sistem dalam berfikir strategis ini? Menurut Senge (1994), berpikir secara
strategis berangkat dari refleksi atas inti utama yang terdapat dalam suatu persoalan yang
ditangani dan tantangan-tantangan utama yang dihadapi. Dengan demikian, berpikir secara
strategis lebih berupa proses untuk memahami dua hal pokok yang saling terkait: yaitu fokus
dan kesadaran atas waktu ( timing). Fokus lebih mengacu pada kemampuan kita dalam
menempatkan perhatian kita. Kita senantiasa dihadapkan pada berbagai macam persoalan
hidup, yang datang silih berganti dari waktu ke waktu. Tidak jarang kita menjadi begitu
mudah bingung karena persoalan yang kita hadapi cukup sulit. Kemampuan untuk tetap
fokus pada apa yang hendak kita capai tergantung sepenuhnya pada keterampilan kita
melihat persoalan secara sistematis. Kita senantiasa dituntut untuk mampu menempatkan
beragam persoalan:
1. Kuadran 1: mana yang penting sekaligus genting;
2. Kuadran 2: mana yang penting tetapi tidak genting;
3. Kuadran 3: mana yang tidak penting tetapi genting;
4. Kuadran 4: mana yang tidak penting sekaligus tidak genting.
48
Berfikir Strategis
mampu secara jernih membuat jarak dengan berbagai persoalan. Kesadaran terhadap waktu
(timing) mengacu pada pemahaman akan dinamika perubahan yang sangat erat kaitannya
dengan panjang-pendeknya waktu yang dibutuhkan untuk suatu perubahan. Ada kalanya
suatu perubahan tertentu membutuhkan jangka waktu yang panjang; dengan demikian
mustahil bila hendak dicapai dalam waktu yang singkat. Jenis perubahan yang lain bisa saja
hanya membutuhkan waktu yang pendek, namun juga harus didasari pula bahwa dampak
dari perubahan berdurasi pendek semacam ini pun cenderung tidak berlangsung lama. Ada
pula jenis-jenis perubahan yang bisa dicapai secara langsung, dan ada yang justru merupakan
efek samping dari suatu perubahan di tempat lain.
Pemahaman akan beragam model dan waktu yang dibutuhkan, serta bagaimana
perubahan bisa dicapai merupakan esensi dasar dari kemampuan berpikir strategis. Kemam-
puan berpikir strategispun tercermin dalam kemampuan mengangkat beragam dilema yang
mendasar, baik dalam kehidupan individual maupun organisasional. Dilema ini selalu
menunjukkan adanya konflik atas pilihan mana yang mesti diambil antara dua alternatif yang
tampaknya sama-sama menarik. Dengan kata lain, kemampuan berpikir strategis juga meng-
kaitkan tumbuhnya kesadaran akan prinsip-prinsip dasar serta nilai yang kita perjuangkan.
Ketika kita hendak mengusung perubahan penuh makna, tidak jarang kita dihadapkan pada
konflik berikut:
1. Antara tujuan yang hendak dicapai dengan aturan yang berlaku, di satu sisi, kita
menghendaki terbagi-baginya kekuasaan dan kewenangan dan di lain pihak kita juga
menghendaki perbaikan dalam pengendalian dan koordinasi. Kegagalan dalam meng-
eksekusi berpikir strategis akan berimbas pada persoalan yang sering dijumpai oleh
bawahan. Mereka mengeluhkan kebijakan kontradiktif yang mereka rasakan jauh dari
ketulusan. Misalnya, kita berharap para guru untuk berani berinisiatif, mereka men-
dapatkan peluang dan keleluasaan serta kebebasan. Namun pada waktu yang sama, ada
keraguan dan ketakutan kalau-kalau mereka tidak mampu bertanggung jawab dengan
kebebasan yang mereka nikmati tersebut. Sama halnya, kita berharap bahwa organisasi
kita akan jauh lebih tanggap akan perkembangan di sekitar kita, namun pada waktu
yang sama juga kita menghendaiknya agar tetap stabil dan erat ( coherent) dalam hal
identitas, tujuan dan visi yang diperjuangkannya.
2. Kita menghendaki produktivitas yang tinggi di satu sisi, namun pada waktu yang sama
kita juga menghendaki kreativitas yang sama pula. Kemampuan berpikir strategis meng-
angkat beragam dilema macam ini ke permukaan, dan memakainya sebagai katalisator
atas imaginasi dan inovasi yang bisa ditawarkan untuk mengusung perubahan.
Berpikir strategis sangat erat kaitannya dengan kesediaan untuk melatih diri mem-
biasakan melihat persoalan dari berbagai sudut pandang. Tidak jarang orang terlalu nyaman
dengan cara pandangnya sendiri, artinya mereka tidak cukup nyaman ketika berhadapan
dengan pandangan orang lain yang berbeda.
49
Bab 5: Strategi berfikir strategis
pada umumnya bersifat ambigu, abstrak dan agak sulit dimengerti. Namun berfikir strategis
merupakan masalah emosional dan tantangan intelektual yang penuh risiko, meskipun
demikian hal itu masih bisa dipelajari.
Untuk memahami sifat-sifat yang mendukung proses berfikir strategis kita bisa
memulainya dengan membayangkan dan mengembangkan kapasitas kita dalam berfikir
strategis. Beberapa atribut yang menjadi dasar-dasar dalam melakukan sebuah pemikiran
yang strategis, diantaranya adalah sebagai berikut:
3. Kemampuan dalam menyerap informasi yang tidak lengkap dan tidak akurat.
Esensi ketiga adalah kemampuan dalam memerhatikan banyak hal dalam waktu yang
bersamaan, dan mampu beradaptasi terhadap informasi yang tidak memadai, tidak
akurat dan berubah-berubah. Hal ini menjadi tantangan yang paling besar dalam strategi
yang global. Manajer sebuah perusahaan menyatakan bahwa kita sering dihujani dengan
jutaan informasi, khususnya tentang ekonomi dan politik, dan hal ini berubah setiap
saat. Kita harus belajar memikirkan bagaimana sesuatu berakibat terhadap yang lain.
Kita sulap dalam pikiran kita, bagaimana kita mampu menyesuaikan diri terhadap
banyak hal yang tidak bisa diketahui dan tidak bisa diprediksi. Kemampuan untuk meli-
hat dan bekerja terhadap suatu hubungan yang berlawanan sesungguhnya menandakan
50
Berfikir Strategis
identifikasi bagi pembuat strategi yang efektif dan membutuhkan pembelajaran dalam
berfikir strategis. Pembuat strategi harus dapat menetapkan sebuah rencana dimana
kemampuan dalam mengeliminasi paradox dan ambivalen sangat dibutuhkan. Kita tidak
hanya bisa memikirkan sesuatu berdasarkan kenyataan, tetapi juga harus memikirkan
sesuatu yang mungkin tidak menjadi kenyataan. Kita sangat mudah untuk mendapatkan
informasi, tapi kebanyakan tidak bermanfaat/tidak benar, kita harus mengetahui hal-hal
seperti ini. Kepentingan dalam menyaring dan menggambarkan jutaan informasi mele-
bihi batas normal sangat dibutuhkan, kebanyakan dari informasi tidak berguna, tidak
konsisten dan berseberangan. Jika kita tidak bisa bekerja dengan banyaknya informasi
yang tidak jelas, maka kita tidak akan pernah menjadai pembuat strategi yang baik, tapi
jika kita menikmati itu kita akan memiliki kesempatan yang baik. Dari berbagai sudut
pandang tersebut bisa disimpulkan bahwa proses berfikir secara strategis membutuhkan
sebuah pemikiran yang berada diluar jangkauan dan sering tidak masuk akal. Seorang
pembuat strategi harus mampu melihat hal ini jika ingin mendapatkan sebuah strategi
yang baik dan berguna.
51
Bab 5: Strategi berfikir strategis
52
Berfikir Strategis
53
Bab 5: Strategi berfikir strategis
dan mengembangkan kedua pembelajaran afektif dan kognitif, rasionalitas dan intuisi, dialog
dan debat, penyelidikan dan refleksi, dan konvergensi dan divergensi. Sebaliknya, kita ingin
memperkuat keputusan strategis dengan melihat koneksi baru yang dipaksa melalui
penggunaan berpikir strategis. Adanya saling melengkapi antara perencanaan strategis dan
pemikiran strategis perlu dibingkai dalam suatu format yang saling tidak bertentangan
sehingga kedua hal tersebut menyokong kinerja perusahaan.
Di samping itu, strategi berfikir strategis juga perlu memperhatikan dua hal lain
yang mempengaruhi efektivitas berfikir strategis, yaitu aksi belajar dan berpikir lateral. Aksi
belajar pada dasarnya merupakan pendekatan yang terdiri dari pembelajaran dan tindakan.
Hal ini membutuhkan emosional (afektif) dan intelektual (kognitif) belajar, dimasukkannya
pengalaman hidup, jumlah dari lima atribut, dan menjadi mahir menggunakan proses
reflektif kritis. Berkenaan dengan pemikiran strategis, aksi belajar mengintegrasikan
pembelajaran informal dan formal merupakan cara terbaik untuk membangun penggunaan
individu dan organisasi dari domain pembelajaran yang lebih dalam untuk pemecahan
masalah strategis dan pengambilan keputusan. Dalam berpikir kritis pola penalaran, dimulai
dengan membangun alasan dasar sampai dengan kesimpulan akhir yang tepat. Pelaksanaan
aksi belajar dapat bervariasi tergantung pada tujuan perusahaan tertentu, kerangka waktu,
dan individu yang terlibat secara signifikan. Yang penting adalah bahwa keharusan strategis
diterjemahkan ke dalam inisiatif bisnis yang mendorong tindakan belajar.
Sementara itu, berpikir lateral merupakan sebuah pendekatan untuk memperkuat
atribut pemikiran strategis imajinasi dan perspektif yang luas serta memanfaatkan informasi
yang relevan. Berfikir secara lateral sebenarnya memiliki pengertian yang kontras dengan
berpikir vertikal. Berfikir lateral ini digunakan untuk menghasilkan sebanyak mungkin
pendekatan alternatif. Hal ini mendukung jenis proses mental yang dibutuhkan untuk
pemikiran strategis. Berpikir lateral meningkatkan efektivitas berpikir vertikal dengan
menawarkan lebih banyak pilihannya.
Kemampuan untuk menangguhkan penilaian merupakan salah satu prinsip paling
dasar dari berfikir lateral, dan hal ini juga merupakan salah satu poin fundamental yang beda
dari pemikiran vertikal. Implikasi untuk penggunaan berfikir lateral merupakan untuk
memperkuat lima atribut yang jelas, namun perlu untuk strategi dan fasilitator belajar guna
mengklarifikasi apakah situasi perusahaan sesuai untuk mengembangkan perencanaan
strategis atau pemikiran strategis melalui berpikir vertikal atau lateral.
54
Berfikir Strategis
strategis karena biasanya bukan bagi pengembangan budaya organisasi. Mereka prihatin
tentang menerima dukungan dari orang lain dan menyadari bahwa rekan-rekan mungkin
tidak menyetujui potensi reframing dan tindakan alternatif yang diusulkan. Sekali lagi,
mereka cenderung menyukai konsep namun lebih memilih untuk mengorbankan penga-
laman. Kita mendapati bahwa menawarkan strategi beberapa pengetahuan tentang surfing
dan menyelam dalam pembelajaran dominan menyediakan mereka dengan pilihan dan
kontrol yang sesuai dengan tingkat cara berpikir. Selanjutnya, memberikan praktik
bagaimana proses efektif dapat mengurangi resistensi dan meringankan beberapa kecemasan
yang terkait dengan proses pembelajaran strategis. Berikut ini merupakan saran bagi individu
yang ingin mulai mengembangkan kebiasaan belajar untuk berpikir secara strategis dengan
atau tanpa dukungan formal, yaitu diantaranya:
1. Ajukan pertanyaan ketika kita merasa belum jelas mengenai sesuatu permasalahan.
2. Mengajukan pertanyaan yang bergerak, karena daya rekam kita mungkin tidak mampu
akibat dari banyaknya pikiran, perasaan, dan perangkap yang ada di pikiran kita.
3. Luangkan waktu untuk menuliskan perasaan yang melekat pada pemikiran kita.
Sementara semua orang dapat memperkuat kembali pemikiran kritis mereka dalam
suatu proses efektif dalam mengembangkan kembali proses reflektif kritis. Mereka tidak
masalah terhadap kebodohan atau patologi kita. Sebaliknya, mereka datang dan bagaimana
cara berpikir kita dalam menangani informasi dan kebiasaan yang dihasilkan dari pikiran kita
yang telah terbentuk. Jika kita tidak waspada, kebiasaan pikiran kita tidak mengetahui salah
satu dari perangkap pribadi berikut yang menghalangi kemampuan kita belajar untuk
berpikir secara strategis.
1. Ingin segera mendapatkan hasil.
Inilah orang-orang yang ingin hasil strategis secara instan, kita tidak bisa membayangkan
masa depan, dan maka kapasitas pemikiran strategis yang kita miliki akan lenyap.
2. Mengetahui segalanya.
Orang-orang ini cenderung membuat penilaian instan berdasarkan bentuk sama dalam
kerangka berpikir. Mereka percaya bahwa cara ini karena mereka mengatakan itu
merupakan cara atau karena itu satu-satunya cara mereka tahu. Pemikiran seperti ini
sebagian besar didasarkan pada ketakutan dan ketidakmampuan untuk berpikir
menggunakan pemikiran kritis secara efektif.
3. Seorang ahli
Orang yang sangat ahli kadang-kadang membuat pikiran mereka sangat cepat sehingga
mereka mengabaikan kekurangandalan proses. Para ahli berpikir seperti komputer yang
dapat memindai data dalam jumlah besar dengan sedikit interupsi. Tetapi karena mereka
mempunyai pengalaman yang luas dan keakraban, para ahli sering gagal untuk
mempertimbangkan unsur-unsur yang harus ada dalam keputusan mereka.
4. Terpenuhi keinginan.
Orang-orang ini puas pada konten tersebut dan melihat tidak ada alasan untuk berubah.
Kadang-kadang kita perlu mengingatkan bahwa ketidaknyamanan, ketidakseimbangan,
dan ketidakpuasan merupakan motivator kuat untuk belajar dan untuk perubahan.
5. Konformis.
Serupa dengan terpenuhi keinginan, konformis muncul di perusahaan dan organisasi
yang memiliki mentalitas kelompok. Setelah kita memutuskan bahwa kelompok kita
lebih unggul, pikiran kita hanya berfokus pada yang merupakan salah satu dari kita.
6. Tidak berpikir sederhana.
55
Bab 5: Strategi berfikir strategis
Dalam situasi yang kompleks dan kontradiktif, pendekatan umum untuk membuat rasa
nyaman adalah dengan cara menyederhanakan permasalahan. Jika kita ingin memperkuat
kemampuan kita untuk berpikir secara strategis, kita harus mengetahui adanya model
mental yang ada, kita harus mengatasi perangkap untuk berpikir strategis. Hal ini dapat
dicapai melalui pengalaman, yaitu dengan berlatih dengan pelatih yang terampil, rekan,
atau teman-teman yang mendukungnya.
Jadi apa yang bisa kita lakukan untuk mendukung kesiapan eksekutif yang ingin
atau perlu belajar untuk berpikir secara strategis? Pihak yang bertanggungjawab untuk
memfasilitasi pembelajaran berfikir strategis perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Menawarkan informasi tentang proses pembelajaran yang digunakan untuk berfikir
strategis, peran pembelajaran informal, intuisi, domain pembelajaran, transfer, dan peran
dari proses berpikir secara efektif.
2. Membedakan antara belajar berpikir strategis dan belajar perencanaan strategis.
3. Mendorong tercukupinya ruang dan waktu.
4. Berlatih berdiskusi agar merasa percaya diri dalam bertanya dan mendengarkan secara
aktif.
5. Memastikan bahwa pembuatan strategi merupakan tempat terbaik untuk berlatih refleksi
dan aksi.
6. Para eksekutif dan manajer dapat dan harus memberikan pelajaran pengalaman kemu-
dian mentransfer dan memberikan kontribusi terhadap pemikiran strategis. Seringkali
kebanyakan dari pengalaman tersebut tidak ada hubungannya dengan pekerjaan atau
struktural pembelajaran formal yang terstruktur.
Kemampuan untuk melakukan banyak hal sekaligus telah menjadi cara hidup.
Teknologi telah menjadi hal yang luar biasa dalam pengambilan keputusan strategis. Kita
manusia sedang ditekan untuk mencapai kinerja tehnologi. Hal ini menjadi pengaruh yang
membingungkan dalam pemikiran strategis dengan mengajukan pertanyaan berulang
tentang strategis apa yang benar untuk dilakukan. Sebagai upaya kita untuk memfasilitasi
pembelajaran untuk berpikir secara strategis, terdapat tiga poin berikut ini perlu untuk
diingat, yaitu:
56
Berfikir Strategis
57
Bab 5: Strategi berfikir strategis
Konsep strategi Yunani kuno yang diasumsikan adanya ketegangan tidak terselesai-
kan dengan baik, dan mutualitas antara kekacauan dan keseimbangan kita selalu mengikuti
pendulum berayun menuju rasionalitas teknis dan obsesi dengan pendekatan ilmiah secara
linear untuk pembuatan strategi. Kita sekarang telah tiba di persimpangan jalan dalam pen-
carian strategi pembelajaran strategis. Ide Yunani kuno dari konteks strategis mengejutkan
karena mirip dengan konteks di mana kita saat ini menemukan diri kita untuk membuat
strategi. Ketidakpastian, cepat berubah dan informasi yang tidak lengkap, merupakan hal
yang kita tidak dapat mengontrolnya. Hal ini memerlukan kecenderungan yang kuat untuk
kembali berpikir kritis, penyelidikan kritis, berdialog, dan penerapan 5 atributs. Dengan
mengadopsi gagasan yang diperluas dari strategi Yunani, kita menyadari gambar strategi
yang generatif, inovatif, berkelanjutan, dan mudah beradaptasi di alam.
Sesuai dengan sifat strategi dinamis, maka strategi yang berhasil merupakan strategi
yang berasal dari masa lampau. Organisasi yang kompetitif memahami bahwa belajar
berpikir secara strategis merupakan hal penting pada bisnis. Belajar untuk berpikir secara
strategis tidaklah mudah, karena membutuhkan kemampuan yang umumnya tidak diajarkan
secara formal, melainkan dipelajari secara informal. Pemikiran strategis membutuhkan
pengalaman dan waktu untuk berpikir kritis, penyelidikan, dialog, dan komitmen untuk
mengembangkan 5 atribut tersebut di atas.
58
BAB 6
POLA BERFIKIR STRATEGIS
6.1. Pengantar
Pemikiran strategis meliputi pengambilan keputusan yang berkelanjutan, Belajar berpikir
strategis dapat ditingkatkan dengan memahami bagaimana intuisi kita ditingkatkan dan
bagaimana efek kemampuan kita untuk membuat suatu pilihan dalam pengambilan
keputusan. Intuisi kita didasarkan pada akumulasi dan pengalaman, bukan datang secara
tiba-tiba. Intuisi yang kuat adalah seperti banyaknya informasi yang kita miliki. Dalam belajar
berpikir secara strategis, kita tidak harus selalu mengikuti intuisi kita, karena intuisi belum
tentu dapat diandalkan dan membutuhkan pemantauan. Kita tidak harus menekan intuisi kita
harus baik ketika berfikir strategis, karena intuisi kita tersebut memiliki kemampuan
bermacam-macam pada saat membuat berbagai macam keputusan yang berkaitan dengan
strategi. Dengan demikian, kita perlu memilih keputusan apa yang akan diambil melalui
intuisi sehingga menjadi lebih akurat dan memberikan kita wawasan yang lebih baik.
Berkaitan dengan strategi yang dibangun dengan intuisi, ada perbedaan antara
intuisi yang diinformasikan (informed intuition) dan intuisi yang kurang diinformasikan (un-
informed intuition). Intuisi yang diinformasikan maksudnya bahwa pemikiran yang ada
dalam intuisi kita selalu diinformasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Peng-
gunaan intuisi dalam pengambilan keputusan memerlukan keterampilan tertentu yang biasa-
nya berasal dari pengalaman atau kebiasaan dalam praktik manajemen. Keterampilan peng-
ambilan keputusan melalui intuisi ini dapat dipelajari. Keterampilan intuisi dapat diperoleh
dan diperluas dengan membangun pengalaman dasar yang lebih kaya dan menempatkan
keterampilan untuk menggunakan lebih baik. Jenis pengetahuan dan penilaian yang strategis
dan pengalaman sukses memerlukan energi yang luar biasa. Intuisi sebagai keharusan dalam
belajar berpikir strategis dalam bekerja. Kita harus membangun pengalaman dasar yang
memungkinkan kita mengambil keputusan secara akurat. Semakin baik kita memahami
situasi dan berdasarkan pengalaman kita, maka semakin tinggi tingkat keterampilan intuitif
kita.
Pengalaman atau kemampuan jangka panjang berkonotasi bahwa kita mengetahui
tindakan yang akan dilakukan berdasarkan prediksi yang dilakukan. Meskipun kadang-
kadang kita berpikir sebelum bertindak atau memutuskan, dalam banyak pengambilan
keputusan spontan dperlukan keterampilan pemikiran strategis. Kita sering mengungkapkan
jenis pengetahuan yang tidak berasal dari pengetahuan intelektual sebelumnya. Pemikiran ini
59
Bab 6: Pola berfikir strategis
muncul dari pengetahuan tacit yang kita miliki melalui pekerjaan kita. Secara diam-diam kita
mengetahui bahwa sebagian pengambilan keputusan berdasarkan intuitif ini dipicu oleh
perasaan kita.
Pengetahuan tacit (tacit knowledge) yaitu pengetahuan yang dimiliki seorang
individu yang sulit dikomunikasikan. Dalam kondisi nyata sehari-harinya, tacit knowledge ini
merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang atau kebiasaan yang ada dalam pemikiran
strategis yang sering diremehkan dan diabaikan. Dalam konteks bisnis, pengetahuan bisa di
pisahkan menjadi dua kategori besar yakni: pengetahuan yang unik, yang diselenggarakan
secara eksklusif oleh perusahaan, dan pengetahuan umum yang diselenggarakan oleh
beberapa pesaing. Apa yang mereka maksudkan sebagai pengetahuan yang unik adalah
yang disebut di dalam buku ini sebagai pengetahuan tacit. Pengetahuan umum biasanya apa
yang dibagi dalam model strategi, publikasi konferensi, laporan penelitian, buku teks,
manual konsultasi, dan program pelatihan yang strategis.
Berdasarkan sudut pandang pemikiran strategis, yang paling menguntungkan dan
mudah yang harus dilakukan adalah mengundang banyak orang dengan pengalaman yang
beragam untuk mengawali perbincangan. Kita menawarkan beberapa pertanyaan kunci
dengan memberikan data yang cocok dengan kerangka kita. Kemudian mendengarkan
dengan penuh perhatian, bertanya lebih jauh, dan berdialog. Tantangannya adalah agar
semua orang mencoba melihat perspektif yang lain sebagai sarana untuk menghasilkan lebih
banyak alternatif dan mungkin membangun bingkai baru. Kerangka (frame) merupakan
acuan untuk menguraikan kategori pola dalam berfikir strategis. Sebagai contoh, kejujuran
merupakan suatu kerangka acuan yang umum digunakan untuk mendefinisikan pola perilaku
yang baik. Ketika kita menghadapi keadaan tertentu dan mengamati perilaku tertentu, kita
kemudian menempatkan perilaku mereka dalam suatu kerangka kita yang disebut kejujuran.
60
Berfikir Strategis
berurusan dengan skenario yang mencakup banyak alternatif dan informasi yang tidak
lengkap sehingga membuatnya sulit untuk menemukan pola. Kita harus mampu menyaring
dengan cepat sesuai pola intuitif yang dimiliki untuk melakukan aktivitas ini.
Kebutuhan pengetahuan dalam pemikiran strategis adalah untuk memahami bahwa
pengenalan pola adalah proses otomatis yang berguna. Masalah muncul ketika kita
mengharapkan untuk melihat pola tertentu dan tidak melihat hal hal yang lainnya. Hal ini
sebenarnya bergantung pada sudut pandang kita bagaimana kita dapat menyikapinya dengan
bijaksana. Hal itu merupakan keuntungan pemikiran strategis kita. Ketidakmampuan untuk
mengenali pola pemikiran kita bisa disebabkan oleh pemikiran kita yang terkunci pada
strategi dasar yang salah atau asumsi yang tidak relevan.
Kemampuan kita untuk melihat situasi asing sebagai sesuatu yang akrab dan
bertindak dalam situasi asing tersebut seperti yang telah kita lakukan dalam situasi akrab
yang memungkinkan kita untuk membawa pengalaman kita. Hal ini merupakan kapasitas
kita untuk melihat dan melakukan sesuai kemampuan intuisi yang kita miliki. Kemampuan
untuk melakukan hal ini bertumpu pada jangkauan dan berbagai kemampuan kita terkait
dengan situasi asing. Karena kita dapat melihat situasi baru dan asing sebagai unsur yang
dapat memahami keunikan kita
Berfikir strategis berdasarkan intuisi merupakan cara kita menerjemahkan pengala-
man kita dalam penilaian dan keputusan. Hal ini merupakan kemampuan kita untuk mem-
buat keputusan dengan menggunakan pola untuk mengenali apa yang terjadi dalam situasi
dan untuk mengenali cara khas untuk bereaksi. Kita menggunakan pengalaman untuk
mengenali dan menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana menanggapi. Ketika
strategi gagal untuk mengenali atau menanggapi nilai konflik dari pola, hal ini berarti
melanggar etika mereka sendiri, jauh dari harapan atau mengabaikan masalah publik mereka
yang telah membantunya. Mereka semakin menunjukkan ekspresi ketidaksetujuan, ke-
gagalan, dan ketidakefektifan. Situasi dan kondisi semacam ini merupakan permasalahan
penting dari pada pemikiran strategis yang telah melampaui batas-batas analisis konven-
sional. Tidak rasionalnya pengelolaan menjadi penting dalam pengambilan keputusan dan
tindakan sesuai dengan pengalaman dan intuisi, tanpa bisa menyatakan prosedur atau aturan
yang kita ikuti.
Apa yang membuat kita dapat mengenali suatu bendera yang melambai di depan
wajah kita? Hal ini merupakan intuisi kita, dibangun melalui pengalaman berulang yang kita
miliki yang secara tidak sadar dihubungkan bersama untuk membentuk pola. Ketika kita
melihat pola, kita otomatis memiliki rasa yang tidak asing lagi. Pengakuan pola menjelaskan
bagaimana kita bisa membuat keputusan yang efektif tanpa melakukan analisa. Terlepas dari
bisnis atau area fungsional di mana kita membuat strategi, kita mengumpulkan pengalaman
dan membangun sebuah aktivitas yang diakui pola. Semakin banyak pola strategis yang kita
pelajari, semakin mudah untuk mencocokkan situasi baru ke salah satu pola yang ada. Ketika
situasi baru terjadi, kita mengenali situasi akrab dengan pencocokan ke pola kita temui pada
masa lampau.
Eksekutif dari berbagai negara melihat sangat berbeda pola-pola Pengakuan datang
dari pengalaman kita, budaya, pendidikan, dan semua kehidupan berkontribusi untuk
repertoar pengalaman. Tak perlu dikatakan, ini dapat mempersulit membuat strategi karena
ada kemungkinan bahwa kita melihat data yang sama di berbagai pola, atau kita melihat
pola yang berbeda dari data yang sama, atau kita mungkin melihat pola yang sama dari data
yang berbeda. Meskipun pola tertentu mungkin bendera merah untuk kita, pola itu sendiri
bahkan mungkin tidak sesuai dengan rekan kita. Penuh arti ini mengharuskan kita untuk
61
Bab 6: Pola berfikir strategis
mengidentifikasi dan mengartikulasikan secara eksplisit pola yang kita lihat, serta sebagai
asumsi kita membuat tentang mereka, melalui refleksi kritis dan dialog. Membawa orang
dari sosio-nasional lainnya, fungsional, dan budaya perusahaan yang berbeda dalam
pembuatan strategi, memastikan kita mendapatkan beberapa derajat variasi dari interpretasi
data, karena semua sadar membawa pola mereka masing-masing.
Eksekutif sering membuat kesalahan dengan menganggap bahwa rekan-rekan
mereka dapat melihat pola yang tampak begitu jelas bagi mereka. Kemampuan untuk
mendeteksi pola sederhana dan mudah untuk diberikan kepada kita, tapi sulit untuk belajar
karena sebagian besar diam-diam. Sangat penting bahwa kita menantang diri kita sendiri dan
orang lain untuk berhati-hati menjelaskan, melihat, dan mendengarkan pola. Perbedaan
dalam pengenalan pola bisa menjadi sama pentingnya dengan kesamaan ketika membuat
strategi pemenang. Pengembangan pola berfikir strategis ini memerlukan pembingkaian
kembali (reframing) pola berfikir kita sehingga akan menghasilkan pola berfikir yang sesuai
dengan keinginan perusahaan atau organisasi.
Kebutuhan untuk reframe (pembingkaian atau penyusunan kembali dalam pola
berfikir strategis) menjadi sangat penting ketika kita berpikir strategis. Kita biasanya
membingkai situasi sangat cepat dengan menggunakan pengalaman kita untuk memahami
arti permasalahan. Selama proses pertanyaan kritis dan pengujian, terkadang kita menyuling
atau mengubah bingkai. Reframing masalah menunjukkan kesalahan yang telah kita lakukan
karena kebiasaan kita atau keahlian kita atau karena kita memiliki pandangan kuat terhadap
dunia dan tidak bisa melihat dari sisi lain.
Ketika berhadapan dengan keidakpastian, kontradiksi, dan masalah dalam berpikir
strategis, kita secara tidak langsung belajar untuk mengadakan frame experiments. Bingkai
tersebut menunjukkan jenis koherensi dalam situasi kacau, dan kita menemukan konsekuensi
dan implikasi dari bingkai yang telah kita pilih selama pengujian. Kombinasi dari pembing-
kaian masalah, percobaan on-the-spot, identifikasi konsekuensi dan implikasi, feedback, dan
respon terhadap feedback yang merupakan sebuah refleksi dialog dengan situasi. Proses ini
dapat dipelajari dan dilatih, tapi tidak bisa diajarkan. Reframing terutama dipelajari dari
pengalaman dan refleksi kritis, dan merupakan kejadian internal yang terjadi secara tidak
langsung dan seringnya diluar tempat kerja.
62
Berfikir Strategis
antar ilmuwan terkemuka dibidang strategi (contohnya Mintsberg, 1994). Hal ini sebagai
sarana untuk memastikan strategi berhasil yang mendorong berpikir strategis sebagai
alternatif. Dalam proses perencanaan, berpikir strategis sering tidak ada. Berpikir strategis
akan mengatasi disain dan perilaku keterbatasan perencanaan resmi dan memberikan peta
jalan untuk menciptakan strategi yang efektif. Pendekatan strategi saat ini mendominasi
bidang strategi sebagai keluaran – masukan pola keputusan, sebagai visi, sebagai posisi atau
sebagai revolusi hanya menyediakan sebagian tanggapan praktisi dan tuntutan yang
bermanfaat untuk alat manajemen. Para akademisi telah memberi penekanan yang kuat baik
di dalam maupun di luar aspek-aspek perusahaan dalam mencari strategi, tetapi jarang
diajukan yang layak jalan untuk mengintegrasikan keduanya.
Istilah berpikir strategis saat ini telah luas penggunaanya. Istilah ini telah umum
digunakan. Hingga baru-baru ini dua dasar konsepsi telah diterima secara luas dalam bidang:
satu dikenal sebagai berpikir strategis dengan berpikir tentang strategi, dan yang lain dengan
pendekatan untuk strategi yang dapat dibedakan dari perencanaan strategis. Cara berpikir
strategis didasarkan pada analisis kuantitatif dan kualitatif, dan pemikiran yang kreatif,
imajinatif dan prihatin dengan nilai, emosional komitmen dan energi. Begitu juga, berpikir
strategis telah didefinisikan sebagai berpikir secara strategis. Seorang manajer harus memiliki
kemampuan dan cenderung untuk berpikir strategis serta kemampuan tertentu. Berpikir
strategis merupakan kemampuan untuk membuat ide dan membuat keputusan berdasarkan
pada pemahaman tentang ajaran-ajaran formulasi strategi dan sesuai dengan bisnis dan arah
tujuan strategis
Liedtka (1998) melakukan pendekatan berpikir strategis yang berasal dari kreatif
manajerial. Ia menentukan pemikiran strategis tertentu sebagai cara berpikir yang mencakup
unsure-unsur yang spesifik: ia memasukkan sebuah sistem perspektif, adalah maksud-
terfokus, melibatkan berpikir dalam waktu, adalah hipotesis-didorong, dan patung
oportunistik. Ini adalah apa yang menyifatkan kretif individu pemikir strategis. Pemikiran
strategis, sebagai sebuah struktur dalam makna (skema), yang dihadirkan sebagai perantara
sosial tindakan kognitif dan sebagai hasil dari suatu tindakan. Kita cenderung untuk setuju
bahwa berdasarkan pengalaman yang didapat dari memantau perkembangan perusahaan,
misalnya selama 15 tahun, menunjukkan bahwa pemikiran strategis lebih fokus pada
pemikiran daripada proses perencanaan.
63
Bab 6: Pola berfikir strategis
termasuk kaji ulang dan pembaruan isi sebagai respon adanya kondisi yang berubah bak
di luar maupun di dalam perusahaan.
64
Berfikir Strategis
bersama di dalam pikiran manajer. Strategi terletak di sebuah bentuk peralihan antara
tingkat kekhususan berpikir dan rencana strategis. Pemikiran strategis itu jauh dari spesi-
fikasi yang jelas, karena ia tidak benar-benar ditulis secara jelas agar supaya ia mening-
galkan banyak ruang untuk kebebsan operasional. Namun demikian, sebuah tim mung-
kin ingin menulis beberapa aspek dari strategi dan membuat mereka dengan jelas dapat
memastikan bahwa musyawarah yang tepat dapat dilakukan. Pendekatan secara
tradisional telah mengusulkan bahwa strategi perlu diartikulasikan secara eksplisit. Ber-
pikir strategis akan menyediakan jalan untuk membuat peta strategi bisnis yang efektif
tanpa mendikte rincian secara spesifik. Hal ini akan menciptakan arah yang sama,
sebuah visi bersama bahwa semua karyawan perusahaan dapat memahami dan meng-
ikuti. Komunikasi di dalam perusahaan dapat ditingkatkan melalui pengambilan
keputusan yang rasional.
Andersen (2010) menjabarkan langkah-langkah konkrit dalam membuat strategi dalam
mengejar visi perusahaan, yaitu:
a. Definisikan tujuan kita dengan baik. Langkah ini harus kita ambil jika kita masih
belum tahu apa tujuan atau apa langkah konkrit yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan kita. Ada tiga cara untuk mendefinisikan tujuan dengan baik.
Pertama adalah untuk mereka yang belum mengetahui apa tujuan kita: tanyakan
pada diri kita apa yang kita ingin dapatkan dan bagaimana cara mendapatkannya.
Contohnya: kita ingin nama kita dikenal banyak orang, dan setelah melihat bakat
kita adalah menulis, maka kita memutuskan untuk menjadi penulis yang baik.
Kedua, bagi kita yang sudah tahu tujuan kita (target), tapi belum mengetahui
langkah konkritnya, yaitu: dengan memeriksa elemen apa yang belum bekerja
dalam usaha kita mencapai tujuan. Misalnya, kita adalah kepala dari departemen
penjualan yang belum mencapai target penjualan di tahun ini. Sebelum membuat
strategi apa-apa, ada baiknya kita mencoba melihat apa yang salah dari proses kerja
kita selama ini. Apakah kesalahan terletak pada tim sales-kita yang kurang ramah?
Atau mungkin penyebaran informasi produk yang kurang luas? Atau jangan-jangan
ada kekurangan pada produk yang kita jual sehingga konsumen tidak
merekomendasikannya ke teman mereka?. Setelah kita memilih salah satu cara di
atas, tutuplah pendefinisian tujuan kita dengan pertanyaan ini: seperti apakah
rasanya saat kita sukses? Pertanyaan ini akan menentukan cara ketiga, yaitu kita
fokus ke satu arah tertentu. Contohnya, jika seorang dosen mendefinisikan sukses
sebagai memiliki banyak uang, maka langkah yang akan dia rencanakan adalah
mencari kampus yang terkenal untuk mengajar. Tapi jika definisi sukses dosen
tersebut adalah meningkatkan ilmu untuk ditransfer kepada mahasiswa, maka salah
satu langkah menuju kesuksesan adalah dengan melakukan penelitian, menulis
buku dan publikasi yang dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajarnya.
65
Bab 6: Pola berfikir strategis
terlalu berhubungan dengan tujuan kita, misalnya, tidak akrabnya kita dengan
atasan sebagai kelemahan dalam mengejar tujuan untuk naik jabatan. Jika terlalu
fokus kepada hal yang tidak terlalu berhubungan seperti ini, hal-hal yang lebih
krusial seperti kita kurang memiliki kemampuan berbicara di depan umum,
manajemen waktu yang masih berantakan dan kelemahan lain yang berhubungan
dengan skill-kita justru akan kita lewatkan. Ada tiga hal yang harus diperhatikan
saat membuat daftar SWOT (strength, weaknesses, opportunity dan threat).
Pertama, kita harus melakukannya dengan objektif. Maksudnya, banyak orang yang
melewatkan fakta-fakta yang tak dia sukai mengenai dirinya karena membuat dia
tidak nyaman. Untuk jangka pendek, penyangkalan ini akan membuat hidup lebih
mudah. Tapi untuk jangka panjangnya, justru penyangkalan ini akan merugikan
karena kita tidak berkesempatan untuk memperbaiki diri. Kedua, sering-seringlah
mengubah perspektif kita dalam membuat SWOT untuk mendapatkan pemahaman
yang beragam. Misalnya, kekuatan kita dalam public speaking mungkin akan
dipersepsi sebagai kesombongan oleh orang lain jika terlalu kita besar-besarkan.
Ketiga, utamakan kekuatan dan kelemahan yang lebih berpengaruh dengan tujuan
kita. Contohnya pada saat kita ingin mendapatkan nilai yang baik di kampus,
daripada fokus pada kelemahan kita yang tidak terlalu berpengaruh seperti tidak
punya pacar untuk memotivasi kita, lebih baik kita mengutamakan untuk meng-
hadapi kelemahan kita dalam memahami suatu teori yang diajarkan.
c. Menentukan target
Setelah mendefinisikan tujuan kita dan melihat situasi kita saat ini, akan terlihatlah
jarak antara posisi kita saat ini dan kesuksesan di masa depan. Karena itu, kita harus
mulai menentukan target-target untuk mencapai kesuksesan. Contohnya, untuk
menjadi ekonom yang handal, kita harus masuk ke universitas yang baik, lulus
program sarjana ekonomi, mengasah kemampuan dengan bergabung dengan
lembaga ekonomi dan seterusnya. Tentukan juga waktu yang kita berikan bagi diri
kita untuk mengejar target tersebut. Ada dua hal yang harus kita perhatikan pada
fase ini. Pertama, adalah bagaimana realita yang memengaruhi kita dalam mengejar
target. Kedua, adalah jangan sampai target yang kita buat terlalu mudah, karena
usaha untuk mengejar tujuan akan menjadi sangat lemah dan lambat.
66
Berfikir Strategis
yang kita buat pada langkah sebelumnya, maka rencana perjalanan kita akan lebih
masuk akal dan sesuai dengan kondisi kita sekarang.
e. Memilih strategi
Jika sudah menemukan jalan terbaik untuk mengejar tujuan kita, sekarang saatnya
membuat strategi untuk mengoptimalkan kekuatan kita dan untuk mengalahkan
kekurangan kita. Tiga hal penting yang harus diingat pada saat membuat strategi,
yaitu feasibility, impact dan waktu. Feasibility maksudnya adalah apakah kita benar-
benar mampu melakukan strategi itu? Apakah kita memiliki kemampuan yang
dibutuhkan, waktu, dukungan dari orang-orang yang memiliki andil dalam hal
tersebut, dana, dan lain-lain?. Jika kita memilih strategi yang tidak feasible, yang
terjadi adalah perasaan tertekan karena tidak dapat menjalankannya. Impact,
pilihlah strategi yang memberikan hasil yang paling maksimal dengan usaha yang
kita buat. Misalnya, bagi seorang manajer pemasaran yang akan memasarkan suatu
barang, daripada dia membayar orang untuk menyebarkan brosur di jalan, lebih
baik uangnya dipakai untuk menyewa stand di tempat keramaian. Hal penting
terakhir adalah waktu untuk melakukan strategi tersebut. Apakah strategi tersebut
harus dilakukan terlebih dahulu atau bisa diletakkan di belakang? Apakah strategi
tersebut akan “basi” jika tidak dilakukan sekarang, atau masih akan memberi
impact jika dilakukan nanti?
f. Evaluasi
Langkah terakhir yang harus kita lakukan adalah mulai menjalankan strategi yang
sudah kita miliki. Setelah selang beberapa waktu, kita harus berhenti dan
mengevaluasi proses pengejaran tujuan yang sudah kita lakukan. Lihatlah strategi
apa yang berhasil, dan mana yang tidak. Lihat juga penghalang mana yang sudah
berhasil ditaklukkan dan belum, serta apa alasan yang membuatnya menjadi seperti
itu. Lihat juga kekuatan yang kita miliki, apakah sudah dipakai dengan optimal,
belum optimal, atau justru sudah mulai kelelahan? Semua jawaban dari evaluasi ini
dapat dipakai untuk memperbaiki dan mempertajam strategi yang kita miliki.
67
Bab 6: Pola berfikir strategis
perusahaan kita yang mungkin sedang dalam keadaan berbahaya. Hal ini merupakan
pekerjaan yang berat, dan tidak boleh ada kesalahan. Kita semua membutuhkan pemimpin
yang strategis. Baik di perusahaan besar maupun perusahaan kecil, semuanya membutuhkan
hal yang sama, yaitu pemimpin yang strategis. Oleh karena itu pekerjaan ini dibilang sulit,
karena jarang ada orang yang benar-benar bisa mengerti nilai esensial dari menjadi seorang
pemimpin yang strategis. Akan sangat sulit untuk menjadi pemimpin yang strategis, jika kita
tidak tahu apa yang sebenarnya harus dilakukan oleh seorang pemimpin yang strategis.
Seorang pemimpin yang strategis harus bisa melakukan keenam hal ini dengan baik:
1. Antisipasi
Kebanyakan pemimpin perusahaan melihat apa yang ada di depan mata. Banyak pemim-
pin yang tidak bisa melihat jauh ke depan. Hal ini akan sangat berbahaya, terlebih
menghadapi pesaing yang mampu membaca situasi dan mampu menebak pasar. Untuk
mengantisipa-sinya, kita harus cekatan melihat perubahan permainan, terutama meng-
utamakan informasi dari industri terkait, mencari informasi sampai di luar batas usaha
kita, bangunlah jaringan eksternal yang kuat untuk membantu kita mengumpulkan
informasi penting.
2. Berpikir Kritis
Kebijakan konvensional akan mempersempit cara pandang kita, dan mencurigai apa
saja. Tapi jika kita menerima begitu saja semua informasi yang ada, hal itu juga bukan
merupakan hal yang baik. Maka dari itu, kita harus mampu berpikir secara kritis. Kita
harus bisa melihat gambaran besar permasalahan kita, sehingga kita bisa melihat akar
permasalahan tersebut. Tantang diri kita untuk mengubah pola pikir dan kepercayaan
kita. Terakhir, kita harus mampu melihat orang-orang yang munafik, suka memanipulasi,
dan bisa menjatuhkan organisasi.
5. Meluruskan pemahaman
Seorang pemimpin yang strategis harus dapat membuka dialog terbuka, membangun
kepercayaan dan mempersatukan semua pihak. Untuk dapat melakukan hal itu, kita
harus mengerti apa yang membuat seseorang bisa berpikir seperti itu, termasuk hal-hal
68
Berfikir Strategis
yang tersembunyi, membawa sebuah isu ke permukaan sehingga tidak ada lagi rumor-
rumor tidak sedap, dan membangun dukungan atau suport yang baik dengan melakukan
toleransi terhadap kesalahan-kesalahan.
Keenam tindakan yang mestinya dimiliki oleh pemimpin yang berfikir strategis
tersebut di atas merupakan pegangan yang harus terus diterapkan oleh pemimpin. Dalam
laju perjalanan perusahaan atau organisasi, kita semua diminta untuk bisa terus tumbuh dan
berkembang. Tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang dan unggul. Berkembang
menjadi manusia-manusia yang mulia dan bermartabat. Sebab pada akhirnya: bukankah kita
semua diciptakan untuk “menjadi khalifah-khalifah terbaik di muka bumi”?. Pertanyaannya
sekarang adalah jikalau memang kita mesti menjadi manusia-manusia unggul dan mulia, lalu
pola pikir terbaik apa yang mesti dicengkram untuk merajut masa depan yang indah dan
penuh kesuksesan? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita ingin mengajak pembaca semua
melakukan pencermatan pada lima elemen pola pikir (minds) yang diyakini merupakan
modal penting untuk membangun keunggulan.
Lima pola pikir ini sendiri sejatinya digagas oleh Howard Gardner melalui salah satu
bukunya yang memikat bertajuk Five Minds for the Future. Gardner sendiri merupakan pakar
psikologi yang dikenal luas karena dia-lah orang yang pertama kali memperkenalkan teori
kecerdasan majemuk (multiple intelligences). Melalui serangkaian riset yang ekstensif,
Gardner menyimpulkan adanya lima jenis pola pikir yang akan memiliki peran makin penting
dalam perjalanan sejarah masa depan.
69
Bab 6: Pola berfikir strategis
semakin mudah didapat, mengalir melalui beragam media: televisi, media cetak, dan
dunia online. Informasi yang deras mengalir itu seringkali dipenuhi dengan informasi
sampah yang mungkin tidak berguna untuk pengambilan keputusan strategi. Tanpa
kecapakan memilah dan mensintesakan beragam informasi itu, maka kita bisa tergelincir
dan tenggelam dalam lautan informasi.
Demikianlah, lima pola pikir yang barangkali mesti selalu kita diskusikan dan kita dengung-
kan dalam berbagai kesempatan namun masih perlu kemukakan agar implementasinya
menjadi tolok ukur keberhasilan kita ketika menjadi pemimpin. Sebab dengan itulah, kita
akan dapat menyimpan sepenggal keahlian pola pikir untuk membentangkan masa depan
yang penuh kesuksesan bagi organisasi atau perusahaan kita. Keahlian menjadikan kita
untuk menolak isyarat-isyarat dan pilihan yang kita pikir tidak penting untuk diperhatikan.
Suksesnya strategi berungkali menyebutkan bahwa keahlian dalam mengahadapi masalah,
lebih bernilai dibanding keahlian menjawaab masalah, lebih-lebih keberanian dalam me-
mecahkan masalah.
70
BAB 7
IMPLEMENTASI
BERFIKIR STRATEGIS
7.1. Pengantar
Persoalan dalam sebuah perusahaan merupakan sesuatu hal yang akan sering kita jumpai,
seperti persoalan manajerial yang tidak kreatif dan strategis dalam membawa perusahaan
merupakan persoalan utama. Untuk menjawab persoalan tersebut tidak bisa dilakukan
seketika, melainkan memerlukan perencanaan yang matang, tersusun, kreatif dan strategis.
Perusahaan mempunyai seorang pemimpin sebagai pemberi intruksi dan kebijakan untuk
keberlangsungan berjalannya perusahaan sampai tercapainya tujuan perusahaan. Oleh
karena itu seorang pemimpin harus mampu berfikir strategis dan kreatif untuk memecahkan
persoalan tersebut serta menjaga konsistensi dalam pengembangan perusahaan.
Strategis merupakan gambaran bagaimana seorang pemimpin untuk menciptakan
suatu kreatifitas di masa depan yang lebih baik. Sedangkan kreatif merupakan proses berfikir
untuk menciptakan terobosan atau ide-ide baru. Pemimpin harus mempunyai pikiran yang
strategis serta kreatif secara mendalam dalam menganalisis kekuatan, kelemaham, peluang dan
tantangan dari setiap steakholder. Kreatifitas dan berfikir strategis merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan kinerja perusahaan serta untuk mempertahankan keunggulan kompetitif.
Individu-individu juga lebih efektif dan mampu memberi kontribusi aktif bagi pengembangan
perusahaan. Perusahan-perusahaan dari tahun ke tahun akan mengalami perubahan dari
beberapa segi yang dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan teknologi masa kini. Jika
perusahaan ingin tetap menjaga konsistensinya, maka perusahaan harus mempunyai
terobosan-terobosan strategis untuk melakukan pembaharuan pada setiap langkah manajerial
perusahaan.
Kreatifitas juga merupakan suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang
baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan
dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru
antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Dalam kenyataannya, ketika kita berfikir
kreatif dapat dipahami seperti sebuah rentetan proses berfikir yang dapat diterapkan dan
dipelajari. Berfikir kreatif lama-lama menjadi kebutuhan kita semua ketika hendak
memecahkan permasalahan yang kita hadapi. Berfikir kreatif mecoba mencari sebuah
terobosan baru atau proses mencari ide-ide baru guna menyelesaikan sesuatu masalah dengan
71
Bab 7: Implementasi berfikir strategis
harapan akan menemukan hal-hal baru dalam pekerjaan. Kreatifitas merupakan sebuah domain
untuk pemecahan masalah yang kita hadapi guna kemajuan di masa yang akan dating.
Suatu tim di perusahaan ketika ditugaskan untuk memecahkan suatu masalah di
bagiannya diyakini bahwa mereka seharusnya menghadiri workshop yang membahas
tentang bagaimana memecahkan masalah secara kreatif. Hal itu menjadi bukti bahwa semua
partisipan di dalam perusahaan telah menjalankan sebuah aturan untuk berkontribusi pada
proses pemecahan masalah secara kreatif. Sebuah gaya pemahaman yang berbeda
merupakan dasar untuk beberapa tim atau kelompok yang berharap dapat mengerjakan
masalah secara kreatif. Individu perlu mengetahui kemampuan kreatif yang terdapat dalam
setiap diri mereka dan mereka lebih menyukai gaya berfikir kreatif. Penghargaan yang
berbeda diberikan kepada setiap anggota sebauh tim atau sebuah kelompok sesuai dengan
pemikiran yang telah diberikan oleh mereka kepada perusahaan. Perbedaan dalam
menyelesaikan suatu masalah akan memberikan warna tersendiri bagi jalannya perusahaan
yang semakin kaya akan terobosan-terobosan baru dalam menangani sebuah permasalahan.
Seperti penjelasan di atas, kita cukup mudah untuk memahami mengapa banyak
dari kita belajar dan menggunakan alat-alat pemecahan masalah dengan mengunakan gaya
berfikir kreatif. Dalam rancangan sebuah tim, anggota kelompok dapat mengambil
keuntungan dari perbedaan gaya berfikir dan kemampuan memecahkan masalah. Penerapan
gaya berfikir dalam memecahkan masalah tersebut banyak dilakukan oleh pemimpin sebagai
sebuah strategi untuk menghindari hambatan-hambatan yang mungkin terjadi di perusahaan.
Setiap kelompok atau individu dapat memetik poin-poin penting yang didapatkan dari
masing-masing gaya berfikir individu yang berbeda. Hal itu merupakan cara atau metode
dengan alat apa yang mungkin belum pernah digunakan dalam mendekati dan memecahkan
sebuah masalah. Metode gaya berfikir yang paling sesuailah yang nantinya diterapkan untuk
menyelesaikan masalah yang ada di suatu organisasi atau perusahaan.
72
Berfikir Strategis
Kita sering melihat sebuah masalah begitu lama tidak dapat diselesaikan, sehingga
kita tidak menyadari bahwa kita telah menggunakan kegagalan kita. Untuk dapat “keluar
dari kotak pemikiran anda” yang paling penting adalah perlunya mengetahui apa pilihan-
pilihan berfikir kita untuk pengambilan keputusan sesuai dengan gaya berfikir yang kita
miliki. Selanjutnya kita juga dapat mencari cara untuk mengembangkan kemampuan berfikir
kita melalui seorang mentor yang melibatkan rekan atau sahabat yang mempunyai metode
pemecahan masalah yang berbeda sesuai dengan kreatifitas yang dipraktikan. Kesadaran
pikiran kita sendiri merupakan alat utama untuk mendapat solusi yang akan diimbangi
dengan pikiran orang lain sehingga dapat bersinergi dalam pemecahan suatu masalah.
Kapanpun kita mengucapkan kata berfikir strategis, maka orang-orang beranggapan
bahwa perencanaan lebih baik dari pada berfikir. Sebagian besar perusahaan sudah membuat
perencanaan strategis yang dilakukan oleh divisi perencanaan di setiap perusahaan. Berfikir
strategis seharusnya mendahului perencanaan strategis. Perubahan fungsi perencanaan strategis
mempunyai implikasi untuk memfasilitasi berfikir strategis dan belajar dalam organisasi serta
meningkatnya keterlibatan lini manajer dalam proses berfikir strategis. Kebanyakan organisasi
atau perusahaan mengetahui banyak permasalahan dari bagian perencanaan. Perencanaan
strategis dari atas ke bawah dan sejajar dengan prosedur ke bawah, seperti manajemen hierarki.
Berfikir strategis mengutamakan sebuah pola pikir yang membolehkan manajer atau pemimpin
perusahaan untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi di masa depan. Manajer akan
membuat skenario alternatif pemecahan masalah dengan melibatkan semua pihak yang relevan
unuk dimintai pendapatnya sehingga dapat mengambil keputusan secara obyektif sesuai dengan
arahan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Jika suatu saat tujuan kita telah tercapai, kemudian sebuah rencana mungkin akan
terus berkembang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Tanpa pene-
rapan berfikir startegis sebagai pondasi awal, seringkali perencanaan strategis disebut men-
jadi oprasional atau taktikal yang samar. Untuk lebih memahamkan perbedaan implementasi
antara sebuah perencanaan operasional dan perencanaan strategis dengan sisi lain kita bisa
melihat perbedaan gaya berfikir yang kita gunakan. Model di bawah ini menunjukan adanya
empat perbedaan gaya berfikir yang ada dalam diri kita dari sebuah persepektif berfikir
strategis. Berfikir strategis terletak pada quadran berfikir D. Sedangkan, syarat berfikir ope-
rasional lebih terdapat pada quadran B.
A B C D
Rational Self Safe keeping Self Felling Self Experimental Self
Menganalisa Ambil tindakan pencegahan Sensitif Berpendapat
mengukur Membangun prosedur Menggurui Berimajinasi
Logis Bertanggung jawab Ikut campur Berspekulasi
Kritis Dapat dipercaya Yang mendukung Mengambil resiko
Realistis Organisir Ekspresif Selalu bergerak
Menyukai angka Rapi Emosional Suka tantangan
Paham keuangan Tepat waktu Banyak bicara Suka kejutan
Inovatif perencana Bawa perasaan penasaran
73
Bab 7: Implementasi berfikir strategis
74
Berfikir Strategis
bisnis tentu akan mempunyai banyak pesaing yang akan saling berkompetisi mendapatkan
konsumen sebanyak-banyaknya. Daya saing perusahaan akan diuji melalui eksistensi perusa-
haan tersebut di pasar, karena bisnis selalu berhubungan dengan konsumen setiap harinya.
Berfikir strategis memerlukan sebuah pendekatan antisipatif yang lebih baik dari
pada reaktif. Lebih baik memcahkan masalah-masalah seperti yang mereka pikir, pendekatan
ini menghindarkan masalah sebelum mereka benar-benar mempunyai masalah dan mecari
kesempatan keluar sebelum masalah nyata datang di perusahaan. Berfikir strategis diterap-
kan untuk menghidarkan dari beberapa masalah yang sudah diantisipasi agar tidak terjadi.
Hal itu dilakukan sebelum perusahaan benar-benar mempunyai masalah atau masalah itu
akan terjadi. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat beropersi secara normal dan lancar
tanpa ada suatu kendala yang berarti dalam proses pencapaian tujuan perusahaan. Karena
jika masalah itu sudah dimiliki dan terjadi oleh sebuah perusahaan, maka hal itu akan
menghambat kinerja perusahaan secara mikro maupun makro dalam perusahaan. Berbeda
jika pemimpin mempunyai pikiran yang strategis dalam memegang kendali perusahaan,
masalah-masalah dapat diminimalisir dengan perencanaan yang tepat sasaran.
Beberapa kegiatan yang dapat meningkatkan implementasi pola pikir strategis adalah:
a. Cari pada industri dan bisnis lain, dapatkah kita belajar dari trend yang berdampak pada
mereka?
b. Bergabung pada asosiasi untuk membantu kita mendapat informasi sesuai trend.
c. Membaca buku yang temanya mempunyai dampak terhadap masa depan bisnis kita.
d. Bermain catur dan pikirkan beberapa langkah maju.
e. Melihat pada rencana hidup kita sendiri dan bayangkan dimana kita akan melakukannya
pada tahun tertentu.
Perusahaan industri zaman sekarang memerlukan sebuah fokus yang tersetruktur dan
analisis untuk membangun industrinya. Itu adalah bukti bahwa era digital sudah melengkapi
struktur tetapi sekarang permintaan-permintaan kemampuan berfikir yang berbeda dan lebih
kreatif pada pendekatan suatu sudut pandang sebelumnya. Perubahan lingkungan yang cepat
bersama datangnya informasi dan persepektif global meminta kita semua untuk
mendiskripsikan kemampuan berfikir kita. Kebanyakan kita semua akan membutuhkan
dorongan ke dalam kekuatan otak situasional, agar kita merasa optimis dapat memberikan
kontribusi dan berhasil menjalankan kewajibannya. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa
zaman sekarang perkembangan teknologi sangat pesat, namun teknologi memerlukan
terobosan-terobosan baru untuk mendukung perubahan lingkungan yang sangat cepat. Oleh
karena itu seorang pemimpin dalam sebuah perusahaan harus menerapkan jiwa kreatif dalam
perusahaan untuk terus menjaga konsistensi perusahaanya di pasar. Kreatifitas dapat dilakukan
dengan memberi keleluasaan berekspresi dan memberi kelonggaran dalam menyampaikan
pendapat positif, memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan, serta memberi
dukungan moral dan materil. Hal ini akan mendorong sumber daya yang ada dalam sebuah
perusahaan berfikir kreatif sehingga kreatifitas sumber daya perusahaan akan bermunculan,
karena kreatifitas dapat menghindarkan dari kebosanan terhadap pekerjaan yang dikerjakanya
sehingga produktifitas sumber daya dan perusahaan tetap tinggi.
75
Bab 7: Implementasi berfikir strategis
76
Berfikir Strategis
77
Bab 7: Implementasi berfikir strategis
relevan dengan inti bisnis serta bagaimana menentukan implikasi strategis kepada pasar yang
relevan. Pemikiran strategis pada pasar yang berubah memerlukan perspektif konseptual
yang telah diperbaharui dan pemikiran baru mengenai analisis pasar dan formulasi strategi
targeting dan postioning. Tujuan dari pemikiran strategis adalah menangkap secara detail
dan menganalisis tekanan yang relevan dalam usaha membuat kesempatan pasar baru dan
kebutuhan strategi bisnis.
Pada kenyataanya, walaupun beberapa pasar berada dalam posisi stabil tidak begitu
halnya terhadap pasar lain, beberapa pasar justru menghadapi perubahan yang sangat cepat
dan terkadang tanpa adanya tanda-tanda perubahan. Pasar ini memerlukan modifikasi pada
manajemen pemikiran strategis. Sebagai contoh, perusahaan ternama di bidang fotografi
seperti Kodak justru gagal mendapatkan bagian pasar untuk kamera digital karena CEO dari
Kodak terus meyakini penggunaan kamera dengan roll film akan bertahan. Banyak perusahaan
dan industri yang menghadapi perubahan pada inti bisnis mereka, memberikan peneliti
strategis dan eksekutif perusahaan pada suatu hal yang menantang tetapi juga menarik.
Tantangan baru ini dikarenakan permintaan konsumen yang memberikan adanya persyaratan
yang diubah, kompetisi global yang agresif, dan munculnya teknologi baru dengan cepat.
Pemikiran strategis merupakan sebuah analisis strategi dan pembuatan keputusan
yang dipandu oleh kerangka strategis yang diperbaharui. Proses analisis dan interpretasi
dampak perubahan struktur pasar dan nilai pembeli perlu untuk diperiksa secara detail. Perlu
dibentuk kerangka berfikir yang mampu membantu eksekutif perusahaan untuk menentukan
langkah dalam penyusunan strategi jangka panjang. Proses berfikir strategis dapat dilakukan
berdasarkan 4 langkah berikut ini:
1. Market-based Strategic Capabilities
Untuk dapat berfikir strategis, pertama sebuah organisasi harus atau membentuk
kemampuan strategis berdasar pada pasar, yaitu:
a. Membentuk budaya berorientasi pasar
Budaya organisasi harus diikuti oleh seluruh bagian di organisasi agar mereka
mampu menyampaikan nilai kepada konsumen.
b. Kemampuan untuk Memahami dan Belajar (Sensing and Learning Capabilities)
Organisasi harus memiliki kemampuan untuk memahami dan mempelajari pasar
karena sangat berguna untuk kendali jangka panjang pada trend serta kegiatan di
pasar. Dengan melakukan pemahaman dan mempelajari keadaan pasar akan
membantu organisasi untuk siap akan adanya ancaman dan mampu memanfaatkan
kesempatan yang mungkin muncul.
c. Menjadi pusat bagi pelanggan (Become Customer Centred)
Organisasi harus menjaga hubungan dengan konsumen. Dengan menjaga hubungan
yang baik dengan konsumen, organisasi dapat terus mencari nilai yang sesuai bagi
organisasi dan konsumen.
78
Berfikir Strategis
adalah hal ini membuat organisasi tidak memperhatikan akan adanya pesaing baru
yang mungkin menciptakan kompetisi baru.
b. Model Bisnis Baru
Model bisnis baru seringkali memberikan dampak pada bisnis yang sudah ada
sebelumnya. Model bisnis baru dapat menjadi sebuah peluang untuk melebarkan
kitap organisasi dalam bidang baru, tetapi juga dapat menjadi ancaman bagi
keberlangsungan bisnis yang sudah ada.
c. Kreatifitas dan Inovasi
Inovasi merupakan sesuatu yang penting dalam pertumbuhan dan kinerja sebuah
pasar. Selain itu, inovasi merupakan kunci kontribusi terhadap perubahan yang
cepat terjadi.
4. Strategi dalam Pasar yang Cepat Berubah (Strategies For Changing Markets)
Setelah sebuah organisasi melalui 3 proses yang telah disebutkan sebelumnya, langkah
berikutnya adalah menyusun strategi yang sesuai. Terdapat dua hal untuk melakukan
hal ini, yaitu:
a. Visi Strategi (Strategic Vision)
Apabila organisasi telah melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap perubahan
pasar potensial, maka organisasi dapat membentuk sebuah visi strategi. Visi strategi
berguna untuk menjadi dasar dalam membangun sasaran strategis dan perubahan
positioning.
b. Implementasi Strategi (Strategic Implementation)
Setelah sebuah organisasi menentukan visi strategi, langkah selanjutnya adalah
mengimplementasikan strategi tersebut. Yang menjadi tantangan dalam implemen-
tasi strategi adalah menentukan desain adaptasi organisasi.
Dalam menghadapi pasar yang berubah dengan cepat, kerangka yang telah diberikan
di atas dapat digunakan untuk membantu pemikiran strategis. Langkah pertama dalam
pemikiran strategis sangat sering digunakan oleh para eksekutif dan periset strategis, begitu
pula langkah kedua. Langkah ketiga memerlukan perhatian lebih, terutama dalam upaya
mengidentifikasi ruang pasar yang baru serta kemampuan apa yang diperlukan organisasi
dalam beradaptasi dengan perubahan yang cepat.
79
Bab 7: Implementasi berfikir strategis
yang terus berkembang dan terutama perubahan lingkungan bisnis, maka eksekutif atau
pemimpin perusahaan terutama pada organisasi atau perusahaan yang sedang terus
bertumbuh dituntut untuk terus bertumbuh stabil dan mencapai tujuan akhir yang diinginkan
tanpa terhalangi dengan keadaan lingkungan yang terus berkembang setiap waktu. Seorang
pemimpin atau manajer selalu diharapkan untuk mampu mengidentifikasi masalah yang
dihadapi, memberikan solusi dari permasalahan yang mampu menghambat pertumbuhan
dari perusahaan, strategi apa yang harus digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
tanpa mengganggu proses penjalanan perusahaan, tentu saja hal ini bukan hal yang mudah.
Terutama seperti yang kita ketahui di masa sekarang dimana perubahan terjadi
secara tidak terduga dan cepat, di mana setiap individu yang tidak mampu beradaptasi
terhadap perubahan dan keadaan yang ada akan tertinggal di belakang, maka kemampuan
untuk berfikir secara strategis sangat kita perlukan terutama dalam mengantisipasi dan
mengenali (identifikasi) apakah ada bentuk ancaman atau kesempatan yang dapat kita
manfaatkan untuk kemajuan perusahaan atau organisasi.
Strategic thinking (berfikir strategis) dapat dianggap sebagai sebuah alat ataupun
metode yang dapat digunakan utuk mengidentifikasi berbagai macam kemungkinan yang
akan dihadapi sebuah perusahaan atau organisasi, baik berupa ancaman yang akan
mengancam kelangsungan hidup organisasi ataupun juga kesempatan yang akan member
keuntungan kepada kelangsungan hidup organisasi, maupun individu yang terlibat di
dalamnya. Jika diartikan secara fundamental dalam proses manajemen, strategic thinking
adalah proses pembelajaran yang dilakukan secara terus-menerus, hal ini juga bertujuan
untuk melatih kemampuan untuk mengenali berbagai rintangan yang menghalangi dalam
proses mencapai tujuan yang diinginkan melalui berbagai metode yang dapat digunakan.
Berfikir strategis merupakan gaya atau kemampuan cara berfikir yang dimiliki oleh
seorang individu, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan yang dimiliki setiap
individu berbeda kapasitasnya dan tidak selalu sama. Strategic thinking bukan merupakan
sebuah proses ataupun bagian dari proses dalam penggunaan atau penerapannya dalam
lingkungan kerja terkadang beberapa orang salah menganggapnya sebagai sebuah alat atau
metode seperti analisis SWOT. Walaupun sebenarnya proses dan alat tersebut dapat
meningkatkan kemampuan berfikir strategis untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh
perusahaan atau organisasi.
Selain itu juga berfikir strategis berkaitan dengan konsep-konsep luas, umum dan
secara menyeluruh yang mampu melatih seorang manajer atau pemimpin untuk memiliki visi
dan misi yang berfokus pada arah ke masa depan, fokus terhadap tujuan yang ingin dicapai
oleh perusahaan dan mengetahui cara yang dibutuhkan untuk mencapainya, dengan
demikian setiap tindakan yang diambil nantinya akan menjadi tindakan yang terarah dan
mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan atau organisasi. Hal ini juga tidak lepas
dari konsep bahwa berfikir strategis melibatkan pemikiran yang memperhitungkan segala
kemungkinan yang bisa terjadi, sehingga diharapkan mampu mengantisipasi berbagai situasi
yang mungkin terjadi di masa mendatang terutama pada perubahan sifat dan lingkungan.
Baik secara langsung atau tidak dengan membiasakan berusaha berfikir strategis,
para pemimpin atau manajer dilatih untuk menghindari sekaligus mengeliminasi perma-
salahan yang mungkin akan timbul dan menghambat perkembangan dari organisasi, barikut
adalah beberapa kesalahan yang dapat dihindari dengan menerapkan kemampuan berfikir
strategis dalam menjalankan perusahaaan.
80
Berfikir Strategis
Masih banyak lagi kesalahan lain yang dapat dihindari, sehingga cukup jelas bahwa
berfikir strategis melatih seorang pemimpin untuk memahami prioritas. Karena ada kalanya
didalam sebuah perusahaan atau organisasi ada beberapa hal yang harus dikesampingkan
atau disingkirkan guna mencapai tujuan atau hasil akhir yang diinginkan, contohnya:
mengeliminasi departemen yang tidak terlalu penting/diperlukan, mengutamakan tujuan
utama yang ingin dicapai dan mengesampingkan tujuan tambahan. Karena tanpa strategi,
kita hanya akan bisa produktif namun dengan produk yang tidak excellent, sehingga dapat
disimpulkan bahwa strategic thinking berusaha menyelesaikan setiap pekerjaan yang
dilakukan dengan metode yang sebaik mungkin dan dengan pilihan terbaik dan hal ini
adalah kemampuan yang diperlukan oleh seorang manajer atau pemimpin.
Walaupun berfikir strategis terbukti mampu dan membawa keuntungan bagi
seorang manajer dan pemimpin, namun tidak semua individu mampu menggunakan
kemampuan tersebut secara maksimal. Hal ini disebabkan karena kemampuan setiap indi-
vidu untuk menganalisa, mengidentifikasi dan menghadapi permasalahan berbeda-beda,
sehingga kemapuan untuk menggunakan kemampuan yang dimiliki juga berbeda secara
keseluruhan. Selain itu faktor seperti kebiasaan, budaya dan perspektif yang dimiliki dan
dianut dapat menjadi faktor yang membedakan kemampuan antar satu individu dengan indi-
vidu yang lain. Walaupun terdapat perbedaan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu,
tidak menutup kemungkinan bagi seorang individu atau pemimpin untuk meningkatkan
kemampuan berfikir kritis yang dimilikinya agar mempermudah dalam menjalankan setiap
fungsi perusahaan atau organisasinya.
Dengan berbagai metode dan cara seorang individu mampu meningkatkan
kemampuannya, berikut adalah metode sederhana yang mampu meningkatkan kemampuan
berfikir strategis individu:
81
Bab 7: Implementasi berfikir strategis
Dalam sebuah perusahaan atau organisasi seorang pemimpin memang selalu ditun-
tut untuk memiliki kemampuan berfikir strategis, baik dalam menghadapi permasalahan dan
juga dalam mencari jalan keluar yang diperlukan untuk menjaga jalannya perusahaan tetap
teratur. Namun juga tidak menutup kemungkinan bahwa seorang karyawanpun harus
memiliki kemampuan berfikir strategis terutama di masa seperti sekarang ini, dimana setiap
perubahan bisa terjadi secara tidak terduga, dan secara langsung maupun tidak mampu
mengganggu kestabilan hidup perusahaan. Semua ini tidak lepas dari kesadaran bahwa
seorang pemimpin juga adalah seorang manusia dan terkadang tidak lepas dari ketidak-
mampuan memecahkan permasalahan yang ada dan di sinilah kemampuan seorang
karyawan diuji.
Sampai sekarang kita belum menemukan bukti buku, jurnal atau paper yang
menyatakan bahwa kemampuan berfikir strategis bisa diajarkan atau tidak, namun kita
memiliki keyakinan bahwa kemampuan seseorang untuk berfikir strategis seseorang bisa
dikembangkan bila orang tersebut memiliki keinginan untuk mengembangkannya. Di sinilah
peran seorang pemimpin untuk mendorong para karyawannya untuk mengembangkan
kemampuan tersebut, dengan pelatihan yang tepat dan metode yang sesuai sasaran kita
yakin kemampuannya dapat dikembangkan sesuai dengan target yang diinginkan.
Melalui berbagai sarana yang dapat digunakan maka seorang pemimpin yang baik
diharapkan mampu memeberikan pengaruh yang positif kepada karyawan dalam hal
kemampuan berfikir strategis. Hal ini bertujuan untuk mampu membiasakan karyawan
berfikir secara strategis dalam proses penjalan perusahaan, tentu saja hal ini juga mampu
memberikan keuntungan bersaing bagi perusahaan, karena setiap proses kreatif perusahaan
dapat dilakukan bersama-sama tanpa hanya bergantung pada seorang pemimpin atau
manajer saja dalam penjalanannya. Walaupun proses berfikir kreatif bisa dilatih dengan
82
Berfikir Strategis
kemauan oleh seorang individu namu pada prosesnya tidak semua individu mau melewati
proses panjang, sehingga menjadi tanggung jawab para manajer dan perusahaan lah untuk
merangsang dan mendorong para karyawan untuk melatih kemampuan berfikir strategis,
berikut beberapa metode yang dapat digunakan untuk melatih kemampuan berfikir strategis
pada karyawan:
1. Membagi visi dan misi perusahaan
Dengan membagi visi dan misi dari perusahaan diharapkan para karyawan mendapatkan
dorongan untuk mau berfikir tentang strategi terbaik yang dimiliki serta mau
menyumbangkan saran atau pendapat yang dimiliki ketika menghadapi permasalahan.
Penjelasan di atas adalah beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendorong
kemampuan berfikir strategis pada karyawan perusahaan. Hal di atas juga bertujuan untuk
medorang para karyawan menjadi para individual yang memiliki kemampuan berfikir
strategis yang efektif yang dapat berfungsi sebagai asset berharga yang dimiliki oleh
perusahaan. Dengan banyaknya perubahan yang terjadi baik dalam hal perubahan selera,
gaya hidup, kebutuhan yang terus berkembang dan terutama perubahan lingkungan bisnis,
maka eksekutif atau pemimpin perusahaan terutama pada organisasi atau perusahaan yang
sedang terus bertumbuh dituntut untuk terus bertumbuh stabil dan mencapai tujuan akhir
yang diinginkan tanpa terhalangi dengan keadaan lingkungan yang terus berkembang setiap
waktu. Selain itu perusahaan dituntut untuk terus maju dan berkembang agar tidak
kehilangan pijakan atau posisi yang dimilikinya di dalam pasar yang luas dan terus berkem-
bang di setiap saat.
Seiring dengan perkembangan ini, maka menurut kita seorang manajer atau
pemimpin wajib untuk memiliki, melatih ataupun mengembangkan kemampuannya untuk
berfikir strategis. Hal ini bertujuan agar seorang manajer atau pemimpin terlatih untuk
menghadapi berbagai permasalahan yang ada, terutama yang membutuhkan kemampuan
yang tidak dimiliki oleh semua individu, seperti kemampuan untuk bisa membedakan antara
ancaman dan kesempatan, kemampuan untuk menilai strategi yang tepat untuk mencapai
tujuan yang diinginkan oleh organisasi atau perusahaan, dan terutama juga kemampuan
untuk mengambil keputusan yang tepat bagi kepentingan setiap elemen yang ada di dalam
organisasi atau perusahaan di saat-saat yang kritis atau penuh tekanan. Hal ini tentunya juga
berkaitan dengan kepentingan perusahaan untuk tetap hidup, tumbuh dan berkembang dan
sekaligus mencapai tujuan akhir yang diinginkan perusahaan.
Namun kewajiban untuk terus berkembang bukan hanya untuk para manajer atau
pemimpin perusahaan organisasi saja, setiap elemen dalam perusahaan seperti karya-
wan/staff dan yang lainnya juga dituntut untuk terus berkembang seiring dengan perkem-
83
Bab 7: Implementasi berfikir strategis
bangan tujuan perusahaan, semua ini juga bertujuan untuk mempermudah setiap fungsi per-
usahaan agar bisa berjalan dengan maksimal seperti yang diinginkan, dan secara tidak lang-
sung juga bertujuan agar setiap elemen perusahaan mampu beradaptasi dengan baik ketika
terjadi perubahan dalam lingkungan, baik dalam lingkungan bisnis ataupun lingkungan kerja
perusahaan. Sehingga menjadi kewajiban bagi perusahaan atau manajemen perusahaan
untuk mampu mendorong para karyawan atau staff perusahaan untuk memiliki kemampuan
berfikir strategis yang mampu mendukung perkembangan perusahaan terutama dalam ling-
kungan yang terus berkembang dengan cepat seperti sekarang ini.
Hubungan
Kegiatan Utama Pelanggan
Kunci (Key Activities) (Customer Segmentasi
Proposisi Nilai
Kemitraan Relationship) Pelanggan
(Value
(Key (Customer
Sumber Daya Proposition)
Partnership) Saluran Pemasaran Segments)
Utama
(Channels)
(Key Resources)
Struktur Biaya (Cost Structures) Aliran Pendapatan (Revenue Streams)
Gambar 7.4: Persaingan model Kanvas
Melalui sistem bisnis model kanvas ini, usaha dagangpun mampu membuat strategi
yang lebih efisin dalam menyusun sebuah strategi dan mampu bertahan dalam dunia
persaingan yang semakin kuat. Kekuatan yang berasal pada kunci kemitraan (Key
Partnership), yaitu membutuhkan modal yang lebih besar sehingga memerlukan pinjaman ke
Bank yang menjadikan mitra kerja/usaha, bergabung dengan organisasi dagang tertentu.
Bisa juga dengan menyewa atau mengupah pekerja seperti koki yang ahli di bidangnya. Juga
melalui kegiatan utama (Key Activities), yang mendapatkan banyak manfaat seperti, produk
yang tahan lama, pelayanan pada konsumen, cita rasa yang bervariasi, aneka ragam karakter,
harga yang terjangkau, kemasan yang higenis dan aman, tempat dan lokasi penjualan.
84
BAB 8
BUDAYA DAN
BERFIKIR STRATEGIS
8.1. Pengantar
Sebuah organisasi dapat diibaratkan seperti makhluk hidup yang lahir, tumbuh, berkembang
serta bisa juga mati. Di dalam organisasi agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan
efisien serta dapat bertahan, tumbuh dan berkembang maka sebagai makhluk hidup,
organisasi perlu membenahi diri dan selalu beradaptasi, setiap organisasi tidak akan mampu
bertahan bahkan berkembang serta akan mengalami kepunahan apabila tidak melakukan
penyesuaian diri yang seiring dengan adanya perkembangan dan kemajuan ekonomi, ilmu
pengetahuan, teknologi dan segala bidang lainnya.
Kemampuan untuk berfikir strategis sangat penting bagi para pemimpin dan mana-
jer di berbagai tingkatan organisasi. Pengalaman kerja tertentu dapat memberikan kontribusi
pada pengembangan kemampuan berfikir strategis seseorang. Budaya yang tumbuh di per-
usahaan merupakan faktor yang dapat mendorong atau bisa membatasi kontribusi tersebut.
Proses berfikir strategis bermula dari kemampuan mengungkit cara berfikir yang tidak sesuai
dengan metode berfikir karena didasarkan atas penghayatan, sehingga disebut juga dengan
berfikir intuisi. Jadi dengan kekuatan hati menggerakkan kekuatan fikiran untuk merumus-
kan sesuatu yang tidak tahu menjadi tahu. Maka, dalam menggerakkan kekuatan berfikir
strategis seorang pemimpin harus mampu mengkoordinasikan fikiran-fikiran kreatif dan
wawasan menjadi suatu perspektif agar organisasi mampu melangkah ke masa depan
dengan baik.
Pemimpin sebagai penggerak budaya dapat bertindak untuk memaksimalkan
hubungan antara budaya organisasi dengan proses belajar untuk berfikir secara strategis.
Antara kepemimpinan dengan budaya organisasi memiliki hubungan yang erat. Kepemim-
pinan dan budaya organisasi merupakan hal yang saling bergantung, sebab setiap aspek dari
kepemimpinan akhirnya membentuk budaya organisasi. Contohnya, apabila kita memasuki
suatu kantor dengan kantor lainnya maka kita akan merasakan perbedaan antara satu dengan
lainnya, misalnya dari suasana, sikap kerja, kenyamanan, pelayanan, yang semuanya itu
menggambarkan kepemimpinan dan budaya organisasi seperti apa yang terdapat dalam
suatu organisasi tersebut. Bila perilaku bawahan sesuai dengan program yang telah digaris-
kan oleh pemimpinnya, maka nilai yang diperoleh adalah tinggi dan sebaliknya apabila peri-
85
Bab 8: Budaya dan berfikir strategis
laku individu dalam organisasi jauh dari program kerja pemimpin, maka disitulah nilai
rendahnya. Dengan demikian budaya diciptakan oleh pemimpinnya, sedangkan pemimpin
membutuhkan cara berfikir yang strategis untuk membawa organisasi nya kepada kinerja
yang terbaik.
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu proses dimana individu mempengaruhi kelompok
untuk mencapai tujuan umum. Pengertian ini dijelaskan juga bahwa kepemimpinan itu
adalah kemampuan untuk menanamkan keyakinan dan memperoleh dukungan dari
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin memiliki karakteristik selalu
memiliki upaya untuk menciptakan hal yang baru. Gagasan-gagasan yang dimiliki
pemimpin adalah gagasan sendiri. Pemimpin selalu berupaya untuk mengembangkan
apa yang dia lakukan. Dia percaya kepada bawahan, dan selalu memberikan keper-
cayaan pada anggota organisasi. Pemikirannya memiliki prespektif jangka panjang. Dia
juga tidak puas dengan apa yang ada, serta pemimpin bertanggung jawab atas apa yang
dilakukan oleh bawahannya, dan mengerjakan yang benar.
2. Pemikiran Strategis
Pemikiran strategis merupakan kompetensi kepemimpinan yang lebih dilandasi oleh
filosofi organisasi daripada ketrampilan teknikal organisasi. Dari sudut pandang
perspektif pemikiran strategis, perubahan dunia bisnis selalu berjalan secara linier,
sehingga organisasi beserta para pelaku yang terlibat di dalamnya harus betindak gesit,
fleksibel, cerdas dan bijaksana, karena para pemimpin diharapkan menyesuaiakan
rencana mereka dengan permasalahan yang muncul. Oleh karena itu Mintzberg (2004)
telah mengidentifikasi berbagai kompetensi kepemimpinan yang berbeda yang perlu
menjadi bagian dari aktivitas organisasi yang sukses, diantaranya adalah kemampuan
berfikir sintesis yang melibatkan faktor intuisi dan kreativitas. Dengan demikian, hasil
dari pemikiran strategis diharapkan merupakan perspektif yang terintegrasi, dimana
langkah perumusan strategi bukanlah suatu proses yang terisolasi. Artinya, langkah
perumusan strategi adalah proses yang terjalin dengan semua hal yang dibutuhkan
dalam pengelolaan suatu organisasi. Pemikiran strategis sebagai penggunaan analogi
dan kesamaan kualitatif untuk mengembangkan ide-ide baru yang kreatif, sekaligus
merancang suatu rangkaian tindakan atas dasar pembelajaran baru.
Organisasi merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang memiliki paling sedikit
satu tujuan umum yang sama dan menyediakan ruang bagi mereka untuk mengaktualisasi-
kan potensinya guna mewujudkan tujuan umum tersebut. Sebuah organisasi tidak akan
mampu berkembang bahkan bisa mati jika tidak melakukan penyesuaian diri selaras dengan
kemajuan ekonomi, teknologi, social, ilmu pengetahuan, serta lingkungan. Eksistensi sebuah
86
Berfikir Strategis
organisasi harus di dukung dengan pemeliharaan yang baik, baik itu budaya di dalam organi-
sasi tersebut maupun sikap dan keputusan seorang pemimpin sebagai manajer.
87
Bab 8: Budaya dan berfikir strategis
nya terhadap pengikutnya atau bawahannya untuk juga berfikir strategis sehingga terjadi
pelipatan dalam pemikiran strategis di sebuah organisasi. Pengembangan individu untuk
berfikir strategis adalah dinamis, interaktif dan berulang ulang secara eksperiental.
Faktor individu termasuk gaya belajar dan kebiasaan pribadi berkaitan dengan pemikiran
strategi yang akan dilakukan. Seseorang yang ikut dalam berbagai macam kegiatan
perencanaan strategis dapat meningkatkan kemampuan berfikir strategisnya.
88
Berfikir Strategis
89
Bab 8: Budaya dan berfikir strategis
Budaya nasional menjadi tidak relevan untuk berfikir dan belajar. Praktik demokrasi
seperti pemberdayaan, desentralisasi, dan partisipasi yang terbukti sukses dan efektif dalam
satu pengaturan dapat ditransfer ke pengaturan nasional lainnya. Apa yang paling penting
bagi organisasi global untuk manajer dan untuk model eksekutif mereka dan membangun
harapan untuk kritis refleksi dan untuk membingkai ulang pengalaman. Kapasitas reflektif ini
memungkinkan kita untuk belajar dari pengalaman dan menumbuhkan belajar kita untuk
berfikir secara strategis.
Semua budaya memiliki adat istiadat dan nilai-nilai yang tertanam yang membantu
kita menentukan apa yang kita tahu, bagaimana kita tahu itu, dan bagaimana kita tahu itu
aman atau tidak aman bagi kita untuk digunakan sebagai teguran, dialog, dan refleksi kritis
dalam konteks organisasi kita masing-masing. Satu penting pembelajaran strategis adalah
bahwa kita mengambil waktu untuk mengkritisi dan dialog kritis dengan orang lain untuk
menentukan batas-batas apa yang kita tahu dan apa yang orang lain tahu di awal dan selama
proses pembuatan strategi. Melihat orang-orang kunci yang sering diabaikan karena masalah
bahasa atau geografi, zona waktu, atau teknologi; dan kita percaya bahwa orang-orang yang
licik memiliki wawasan parsial atau mereka yang membagi-bagi sedikit informasi adalah
yang terbaik.
90
Berfikir Strategis
91
Bab 8: Budaya dan berfikir strategis
92
BAB 9
BERFIKIR STRATEGIS
DALAM PRAKTIK BISNIS
9.1. Pengantar
Pemikiran strategis penting bagi arah dan keberlanjutan organisasi, tetapi sering tidak
terpikirkan secara serius atau setidaknya secara signifikan sehingga kurang berperan secara
optimal (Liedtka, 1998). Kesenjangan pemikiran strategis antara konsep dan praktik didorong
oleh kebingungan sejarah konsep tersebut, di mana istilah pemikiran strategis, perencanaan
strategis dan manajemen strategis yang digunakan secara bergantian. Adapun pemikiran
strategis itu sendiri disebut secara baik dan familier sebagai kata benda dan kata kerja
(Mintzberg, 1994). Meskipun ada konsensus tentang perlunya pemikiran strategis yang harus
dipelihara oleh organisasi, namun sebenarnya jarang dilakukan oleh organisasi. Kita diminta
untuk membantu para pemimpin, manajer, dan sumberdaya manusia lain yang dipekerjakan
oleh organisasi untuk mengembangkan kemampuan mereka agar berpikir secara strategis
seperti bagaimana mereka melakukannya, mengapa mereka melakukannya, dan sejauh mana
usaha mereka efektif.
Dalam praktiknya, terdapat tiga pemikiran yang selalu ditekankan dalam praktik
organisasi yaitu: pemikiran strategis, pengembangan kepemimpinan, dan model kompetensi.
Berfikir strategis dalam konsep strategi, berasal dari aktivitas militer yang selalu berorientasi
tentang kemenangan melalui beberapa keunggulan kompetitif. Aktivitas militer ini diterap-
kan pada perusahaan industri di pertengahan abad kedua puluh yang mengarahkan bahwa
strategi mencerminkan cara untuk meningkatkan lingkungan dan mengarahkan masa depan
perusahaan (Chandler, 1962). Dari titik ini, literatur strategi memiliki fokus yang tumpang
tindih di mana perencanaan strategis berfokus pada proses organisasi, kerangka kerja dan
hasil. Sementara itu, pembentukan strategi memiliki fokus pada sifat dan pembentukan
strategi. Dari aliran pemikiran ini, aktivitas pemikiran strategis meningkat pesat dan kom-
pleksitas lingkungan yang lebih baru memiliki fokus pada pentingnya pemikiran strategis
individu sebagai dasar berkembangnya pemikiran strategi yang terus berkembang.
Dalam praktiknya, pemikiran strategis diakui sebagai kegiatan individu yang
dipengaruhi oleh konteks yang ada di dalam organsisasi. Namun, literatur pada umumnya
mencirikan konsep-konsep yang berlaku dalam organisasi daripada mendefinisikan konsep
tersebut. Terdapat tiga konseptualisasi utama yang ditemukan dalam praktik berfikir strategis
93
Bab 9: Implementasi berfikir strategis
yaitu proses, mental, dan perilaku yang selalu bergerak sesuai dengan situasi dan kondisi
organisasi atau perusahaan. Pandangan pertama dari pemikiran strategis berfokus pada
tujuan atau output dari pemikiran strategis yang bersangkutan. Penemuan baru menunjukkan
bahwa strategi imajinatif merupakan hasil dari informasi pengumpulan dan analisis yang
mengarah pada identifikasi strategi. Strategi ini dibangun dari perencanaan yang berfokus
pada pemikiran strategis yang dibangun dalam organisasi. Sementara itu, menurut perspektif
kontrarian yang sekarang dibangun secara mainstream menunjukkan bahwa strategi yang
dilakukan perusahaan adalah muncul daripada yang direncanakan, menjadi jelas bahwa
tindakan reflektif dilakukan setelah tindakan diambil (Mintzberg, 1994).
Konsep utama kedua dari pemikiran strategis adalah membangun bentuk gagasan
yang berbeda dari proses mental dan memiliki sifat lebih abstrak dari pemikiran operasional.
Pandangan ini membangun pembentukan literatur strategi yang diidentifikasi sejak tahun
1980-an dari berbagai jenis pemikiran yang berhubungan dengan pemikiran strategis. Kon-
septualisasi utama ketiga dari pemikiran strategis ini berfokus pada kegiatan yang dilakukan
ketika pemikiran strategis terjadi. Kegiatan utama dalam literatur yang menjelaskan apa yang
terjadi ketika orang berpikir strategis, yaitu scanning (menyaring informasi), mempertanya-
kan, mengkonseptualisasikan, dan melakukan pengujian. Kegiatan ini dilaporkan oleh para
ahli pemikir strategis terjadi secara terus menerus dan terjadi secara nonlinear. Sebagai indi-
vidu terlibat dalam proses ini dan mengembangkan pemikiran strategis lebih lanjut. Meng-
ingat apa yang dilakukan oleh individu ketika berpikir strategis, maka pembentukan strategi
akan selalu menyusuri jalan baru dalam memandang perilaku dan mempertimbangkan prak-
tik strategi. Pemikiran strategi juga selalu dikodifikasikan sesuai dengan apa yang dilakukan
dalam praktik dalam proses pembuatan strategi dengan mengartikulasikan masalah, bingkai
masalah, mengembangkan wawasan dan mengevaluasi strategi.
Ketiga konseptualisasi pemikiran strategi di atas tidaklah saling eksklusif, mereka
memiliki implikasi yang sangat berbeda untuk mengembangkan kemampuan berpikir stra-
tegis individu yang mungkin menunjukkan fokus pada kemampuan alat analisis dan meng-
gunakan teknik untuk meningkatkan berbagai jenis pengolahan mental, memberikan kesem-
patan praktik yang signifikan, atau semua hal di atas. Ada studi tentang bagaimana pemi-
kiran strategis berkembang dari waktu ke waktu, dan kebanyakan model perkembangan
berfokus pada keterampilan kognitif yang diperlukan. Model perkembangan berdasarkan
praktik dari empat kegiatan yang dibahas di atas yaitu scanning, mempertanyakan,
konseptualisasi, dan pengujian dan dipicu oleh pengalaman kerja, struktur tim organisasi dan
tipologi, dan gaya belajar individu, kebiasaan, dan praktik berfikir strategis. Pengalaman
pekerjaan penting untuk pengembangan pemikiran strategis dan termasuk sebagai ujung
tombak untuk inisiatif pertumbuhan konsep utama pemikiran strategis yang berhadapan
dengan ancaman terhadap kelangsungan hidup organisasi. Setiap pengalaman memiliki
karakteristik yang menonjol yang membuatnya berharga, dan masing-masing memberikan
kontribusi untuk berbagai jenis pengetahuan (yaitu faktual, prosedural, konsep diri) yang
digunakan dalam pemikiran strategis. Model ini menawarkan pertimbangan beberapa jenis
kegiatan pengembangan individu yaitu penugasan khusus, rotasi kerja, mentoring yang
digunakan dalam pengembangan kepemimpinan.
Pengembangan kepemimpinan ini membahas cara yang mungkin untuk mengem-
bangkan pemikiran strategis, mengingat bahwa kemampuan berfikir strategis dianggap
sebagai kebutuhan pemimpin organisasi. Selain itu, kepemimpinan strategis dalam jangka
panjang telah digunakan untuk menunjukkan bagaimana para eksekutif bergeser tidak hanya
94
Berfikir Strategis
fokus pada diri mereka sendiri, tetapi untuk seluruh organisasi agar berpikir strategis dan
bertindak dengan cara yang memajukan keunggulan kompetitif organisasi.
Teori kepemimpinan memiliki fokus pada visi dan komitmen untuk visi tersebut
bagaimana hal itu dilakukan. Pemantauan lingkungan dalam implementasi strategi selalu
dikembangkan sesuai yang dibutuhkan agar terjadi keselarasan organisasi dan berdasarkan
hasil monitoring. Fokus ini mencerminkan pandangan dalam perencanaan strategi, di mana
pemikiran strategis mendahului pelaksanaan strategi. Dengan demikian, literatur kepemim-
pinan terbatas dalam pandangannya tentang pemikiran strategis, tetapi tidak memberikan
bagaimana pendekatan kepemimpinan untuk berkembang. Istilah pengembangan kepemim-
pinan telah digunakan dalam literatur akademis dan praktisi untuk menunjukkan pengem-
bangan yang difokuskan pada individu (yaitu pengembangan pemimpin) serta kemudian
diproses untuk pengembangan kolektif dalam komunitas organisasi. Di sini kita mengguna-
kan istilah komunitas untuk menunjukkan fokus pada individu yang tergabung pada komuni-
tas untuk pembinaan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang ditawarkan dalam
program pengembangan.
Kepemimpinan pada umumnya diidentifikasi oleh jenis pelatihan formal, kegiatan
pengembangan atau kegiatan swadaya. Pelatihan formal mungkin dilakukan oleh perguruan
tinggi (universitas) atau organisasai yang berfokus pada kombinasi antara pengetahuan,
peningkatan keterampilan, dan/atau perubahan perilaku. Pelatihan tersebut biasanya
difokuskan pada metode tertentu dalam perubahan peran perilaku, studi kasus dan simulasi
suatu kegiatan. Namun hingga saat ini belum secara definitif dalam hal bagaimana hasil
yang dicapai dapat dinilai secara baik. Kegiatan pengembangan mencakup lokakarya ber-
bagai sumber beserta umpan baliknya, pusat penilaian perkembangan, penugasan khusus,
rotasi kerja, tindakan pembelajaran, mentoring, program pertumbuhan pribadi, pembinaan
eksekutif, dan program di luar ruangan. Sebagian besar teknik ini digunakan secara luas
dalam praktik, tetapi penelitian tentang efektivitas secara umum belum diakomodasi dengan
baik. Sedangkan kegiatan swadaya meliputi pembuatan buku praktik, kaset video instruk-
sional, dan program komputer interaktif. Teknik ini dapat menggantikan atau menambah
program pelatihan formal, atau memfasilitasi belajar dari kegiatan pengembangan. Semen-
tara penelitian tentang efektivitas pendekatan self-help, termasuk kompetensi yang belum
dikembangkan dengan baik. Sebagai alternatif untuk mengidentifikasi program-program
pengembangan kepemimpinan disarankan untuk diidentifikasi sesuai dengan tujuan mereka,
seperti pertumbuhan pribadi, umpan balik, membangun keterampilan, dan pemahaman teori-
tis dan konseptual. Keempat tujuan kemudian dibingkai sebagai komponen penting untuk
semua program pengembangan kepemimpinan yang efektif, dan sekarang dianggap penting
untuk keberhasilan setiap program.
95
Bab 9: Implementasi berfikir strategis
96
Berfikir Strategis
diminta menunjukkan bahwa tidak ada spesifik prinsip, pedoman, atau model dari
literatur tentang pemikiran strategis yang digunakan.
97
Bab 9: Implementasi berfikir strategis
pada gilirannya mengeluh bahwa mereka tidak bisa karena mereka tidak berada di posisi
yang benar selama pengambilan keputusan strategis.
Kesenjangan yang signifikan antara teori dan praktik pemikiran strategis dalam
bisnis menjadi permasalahan tersendiri. Literatur tentang strategi dan pengembangan
kepemimpinan tidak digunakan dalam membangun pendekatan untuk mengembangkan
pemikiran strategis, di mana pengembangan langsung dari pemikiran strategis dilakukan,
desain difokuskan pada kebutuhan organisasi (untuk rencana, proyek-proyek khusus) tanpa
memperhatikan komponen yang direkomendasikan untuk keberhasilan pengembangan
kepemimpinan, yaitu, konten, praktik, umpan balik, dan refleksi.
Pandangan terbatas dari pemikiran strategis dalam literatur kepemimpinan akan
fokus pada visi dan komunikasi, mengabaikan proses mental yang terkait, teknik analisis,
dan perilaku. Dengan demikian, ada banyak kesempatan dan kebutuhan untuk strategi dan
kepemimpinan para praktisi untuk bekerja sama dalam menciptakan pendekatan yang efektif
untuk pengembangan pemikiran strategis.
98
Berfikir Strategis
yang lebih baik dalam merancang apa yang telah terjadi. Kemudian, mungkin yang paling
umum adalah berbagai macam kemungkinan di antara pikiran dan tindakan untuk merespon
satu sama lain. Proses ini merupakan kemampuan untuk bertindak berdasarkan pemikiran yang
berarti bahwa manajer dapat bertindak cepat, namun tindakan perlu diinformasikan oleh
kerangka pemikiran sebelumnya dan di saat yang sama menginformasikan pemikiran tersebut
di masa depan. Pemikiran strategis berorientasi dan peduli dengan mengidentifikasi cara
mengatasi ambiguitas dan memahami dunia dengan tindakan yang kompleks.
1. Kreativitas
Strategi menekankan tentang ide-ide dan pengembangan solusi baru untuk
menciptakan keuntungan kompetitif. Pemikir strategis harus mencari pendekatan
baru dan lebih baik membayangkan cara melakukan sesuatu, dengan kata lain,
menjadi kreatif. Kreativitas merupakan masalah yang banyak diteliti dalam
mendukung berfikir strategis. Sebagian penelitian telah mengadopsi definisi yang
berfokus pada hasil proses kreatif atau proses kreativitas dalam bertindak.
Kreativitas merupakan usaha membuat penciptaan yang berharga, produk baru
yang berguna, layanan, ide, prosedur, atau proses yang dilakukan oleh individu
yang bekerja sama dalam suatu sistem sosial yang kompleks. Unsur kunci dari
definisi kreativitas adalah hal baru dan relevansi untuk organisasi. Kreativitas
sering melibatkan usaha bagaimana mengkombinasikan atau membuat hubungan
antara hal-hal yang mungkin tampak tidak berhubungan. Sepanjang baris yang
sama dalam pandangannya pemikiran kreatif mengacu pada bagaimana orang
99
Bab 9: Implementasi berfikir strategis
2. Visi
Manajer senior dihadapkan dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi, informasi
yang tidak lengkap dan tidak jelas. Mereka perlu memahami secara kompleks,
proyek yang beragam dan mensintesis segala macam kemungkinan. Manajer
yang menghadapi situasi seperti itu, perlu semacam bimbingan. Nilai-nilai,
prioritas, dan kejelasan tentang preferensi membantu mereka mengembangkan
strategi yang layak dan desain program yang tepat. Sejumlah penulis telah
menekankan pentingnya kepercayaan umum dan visi masa depan yang
diinginkan. Pemimpin dalam perusahaan sangat menekankan sebuah organisasi
yang memiliki pemahaman yang mendalam mengenai alasan keberadaananya
serta nilai-nilai inti, prinsip-prinsip fundamental dan abadi yang dapat
menginspirasi orang di seluruh organisasi. Sebuah visi yang dibagi di seluruh
organisasi menumbuhkan komitmen terhadap kepatuhan dan menciptakan rasa
kesamaan yang mempengaruhi seluruh organisasi. Hal ini mengilhami imajinasi
orang dan memberikan fokus yang memungkinkan individu untuk berkontribusi
dengan cara menggunakan keahlian dan bakat mereka. Pada tingkat senior, visi
bersama membantu memberikan makna dan memberikan arah dalam proses
pengambilan keputusan. Gambar 9.1 menunjukkan elemen atau unsur-unsur
pemikiran strategis yang diikuti oleh banyak ahli srtategis.
3. Berfikir Sistem
Berfikir sistem menekankan bahwa semua pemikiran dan tindakan ditujukan
berdasarkan sistem yang berlaku di suatu perusahaan atau organisasi.
100
Berfikir Strategis
101
Bab 9: Implementasi berfikir strategis
pemikiran strategis memadai untuk situasi keakraban yang sangat tinggi telah
mengalami banyak sekali perubahan di masa lalu, tetapi tidak secara detail
menjelaskan bagaimana manajer senior berurusan dengan pengambilan kepu-
tusan tugas-tugas yang baru, sangat kompleks dan terstruktur. Tugas seperti ini
membutuhkan manajer senior untuk menangani adanya beberapa masalah
potensial untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dan untuk mengintegrasi-
kan dengan berbagai sumber informasi untuk menilai tentang kemungkinan
atau prediksi kejadian di masa depan. Untuk menghadapi tugas-tugas ini
manajer senior harus mampu memahami dan memiliki konseptual yang ber-
beda serta memiliki informasi yang dapat saling bertentangan berdasarkan ske-
nario yang ada. Tugas-tugas pengambilan keputusan yang kompleks memerlu-
kan manajer untuk membuat kerangka atau alur cerita, yang mungkin tidak
konsisten dengan satu sama lain atau bahkan bertentangan satu sama lain.
Demikian pula, pentingnya mengelola portofolio beberapa sistem representasi
untuk meningkatkan pengambilan keputusan strategis dan mendorong
pemikiran strategis. Oleh karena itu, para pengambil keputusan harus mampu
menahan beberapa hal yang tampaknya berupa paradoks dan posisinya berten-
tangan dalam pikiran mereka tetapi fungsinya untuk mentoleransi ketidak-
pastian dan ambiguitas yang dihasilkan. Para pengambil keputusan dengan
kemampuan berpikir strategis yang tinggi akan menunjukkan keragaman yang
lebih besar dalam sistem representasi daripada pengambil keputusan dengan
kemampuan berpikir strategis yang rendah.
102
Berfikir Strategis
individu untuk memilih tindakan yang sesuai dengan orang-orang dari anggota
organisasi lain dan menciptakan makna dalam pengaturan organisasi. Oleh
karena itu proses interaksi kelompok dalam proses pengambilan keputusan
dapat melampaui sistem representasi, yang telah dikembangkan pada tingkat
individu dan memfasilitasi penciptaan model mental dinegosiasikan di dalam
sistem yang terpercaya. Akibatnya, pemikiran strategis dalam suatu kelompok
bukan agregat sederhana melainkan kemampuan berpikir strategis semua
anggota kelompok, tetapi fungsi dari interaksi antara kemampuan berpikir
strategis masing-masing anggota, memiliki keragaman dalam struktur negosiasi
serta struktur dari kelompok manajer senior, yang dapat mempengaruhi
organisasi. Literatur ini telah mengidentifikasi dua hal, yang penting bagi proses
interaksi kelompok, yaitu heterogenitas dan konflik. Sisa dari bagian ini
berkaitan dengan dua bidang ini dan menyelidiki pentingnya hal tersebut dalam
sistem berpikir strategis.
103
Bab 9: Implementasi berfikir strategis
104
Berfikir Strategis
serta ide dan mempromosikan evaluasi kritis terhadap isu-isu dan alternatif
keputusan. Singkatnya, review di atas menunjukkan bahwa konflik yang terkait
di dalam tugas memiliki efek menguntungkan untuk pengambilan keputusan.
Ini membantu anggota individu untuk merefleksikan pemikiran mereka sendiri
dan untuk mengembangkan lebih beragam kerangka acuan dan sistem repre-
sentasi. Selain itu, hal ini memaksa kelompok senior manajemen untuk
mendirikan proses interaksi, di mana mereka mengidentifikasi, membahas dan
mensintesis perspektif yang berbeda dari anggota mereka. Pendekatan seperti
ini memfasilitasi pengembangan ide-ide lebih luas dan pilihan pemahaman
yang lebih baik dari alternatif yang ada. Sebaliknya, penelitian tentang konflik
yang saling berhubungan dan terkait telah membuktikan bahwa jenis beberapa
jenis konflik memiliki efek negatif pada pengambilan keputusan strategis, serta
berpengaruh pada produktivitas kelompok dan kinerja kelompok. Hubungan-
terkait konflik secara menurun akan menghambat penyelesaian tugas-tugas
organisasi. Waktu yang biasanya dihabiskan secara teknis atau tugas pengam-
bilan keputusan diarahkan untuk membahas dan menyelesaikan konflik pribadi
atau untuk mengabaikan permasalahan mereka. Konflik yang saling berhu-
bungan dan terkait akan mengganggu penyelesaian tugas karena anggota akan
terfokus pada pengurangan rasa ancaman, peningkatan kekuatan, dan
pengembangan kohesi daripada bekerja dalam tugas. Konflik menyebabkan
anggota menjadi berpikir negatif, mudah marah, curiga, dan saling benci.
Komunikasi dan kerjasama antar anggota kelompok berpengaruh jika konflik
hubungan terkait muncul. Konflik yang saling berhubungan akan mengurangi
kemampuan anggota kelompok untuk menilai informasi baru dan membuat
anggota tersebut kurang menerima gagasan orang lain. Ancaman dan
kecemasan terkait dengan hubungan terkait konflik akan menghambat fungsi
kognitif antar anggota dalam memproses informasi yang sangat kompleks.
Sebagai konsekuensi dari konflik hubungan, akan membuat anggota kelompok
berpikir dengan sentimen negatif terhadap satu sama lain atau terhadap seluruh
kelompok, dia akan lebih cenderung menarik diri secara emosional dari kelom-
pok dan kurang memberikan kontribusi konstruktif dalam proses pengambilan
keputusan, sehingga mengurangi kinerja kelompok dan produktivitas.
105
Bab 9: Implementasi berfikir strategis
1. Budaya Organisasi
Sebuah budaya organisasi terdiri dari satu set asumsi kompleks, keyakinan dan nilai-nilai
inti seluruh organisasi dan mempengaruhi cara melakukan bisnis. Salah satu aspek dari
budaya organisasi adalah partisipatif sebagai lawan hierarkis dan otoriter. Partisipasi
dalam proses pengambilan keputusan mengharuskan senior manajer bersedia untuk
share pengambilan keputusan dengan manajer tingkat yang lebih rendah dan manajer
tingkat yang lebih rendah bersedia untuk berbagi tanggung jawab atas keputusan ini.
Partisipasi karyawan tingkat rendah dalam proses pengembangan strategi dikaitkan
dengan kepuasan kerja yang lebih tinggi oleh karyawan tersebut dan serta meningkat-
kan pengambilan keputusan oleh senior manajer. Liedtka (1998) berargumen bahwa
senior manajer harus mengembangkan, membimbing dan memfasilitasi kemampuan
berpikir strategis para anggota organisasi. Melibatkan manajer menengah dalam proses
strategi akan memperkaya ide dan kerangka kerja bagi para senior manajer dengan
membantu mereka untuk mengakomodasi pengetahuan baru dan mengembangkan
strategi yang inovatif. Organisasi membentuk Forum Berpikir Strategis yang juga terdiri
dari middle manajer yang mengeksplorasi isu-isu yang penting dan strategis bagi
organisasi yang berguna untuk 5 sampai 10 tahun yang akan berguna bagi strategi
organisasi. Keterlibatan middle manajer dalam proses strategi membantu untuk
menghubungkan ide-ide yang berbeda dari isu-isu strategis dan memberikan dorongan
baru bagi inisiatif strategis. Selain itu, masukan dari manajer menengah dapat mem-
perbaiki sistem representasi yang ada.
106
Berfikir Strategis
memiliki basis kepada fungsi pada masing-masing individu (fungsional), para individu
cenderung melaksanakan tugas-tugas secara individu. Tugas-tugas telah diatur oleh
atasan, dengan koordinasi dan komunikasi vertikal. Pengambilan keputusan terpusat,
didasarkan pada asumsi bahwa pengetahuan dan keahlian sebagian besar terletak di atas
organisasi. Bentuk organisasi tersebut tidak memiliki struktur kolaboratif seperti tim
lintas fungsional, yang menyebabkan berkurangnya komunikasi dan akibatnya,
menghambat pertukaran ide secara bebas dalam organisasi. Sejumlah peneliti
berpendapat bahwa organisasi dengan struktur organik cenderung lebih inovatif
dibandingkan dengan struktur organisasi mekanistik, karena otonomi yang lebih besar
dari individu dan kelompok, ketersediaan informasi yang lebih besar dan keterlibatan
kuat dari masing-masing anggota organisasi. Struktur organik memfasilitasi inisiasi ide,
mengembangkan proposal dan cenderung untuk berinovasi, sedangkan organisasi
dengan struktur mekanistik cenderung menolak upaya perubahan. Struktur organik juga
memungkinkan respon cepat terhadap pasar dan tuntutan industri, serta memungkinkan
anggota organisasi untuk terlibat dalam kewirausahaan, karena struktur membuat
pengambil keputusan sadar akan perlunya perubahan dan memberikan keahlian dan
sumber daya untuk melakukannya. Struktur organik akan mempromosikan kegiatan
kewirausahaan dan memungkinkan organisasi untuk merespon dengan cepat tindakan
pesaing mereka, sedangkan struktur mekanistik memfasilitasi pemenuhan tugas-tugas
rutin dan memberikan kepastian, ketertiban dan keseragaman dalam aktivitas organisasi.
Diskusi di atas menunjukkan bahwa struktur organik lebih kondusif dalam konsep
pemikiran strategis karena dapat meningkatkan interaksi, komunikasi dan mendorong
generasi untuk menciptakan ide-ide baru. Sebaliknya, struktur mekanistik lebih mungkin
untuk menahan interaksi, komunikasi serta pertukaran ide.
107
Bab 9: Implementasi berfikir strategis
108
Berfikir Strategis
kemunduran dalam menanamkan visi dan misi bagi perusahaan atau organisasinya.
Tetapi apa bila ada senior manajer yang dapat memberikan kebijakan dan mengambil
keputusan yang berimbang bagi staf serta seluruh organisasinya maka akan memberikan
efek positif. Hal ini dapat terjadi karena organisasi akan tetap memiliki sifat waspada
kepada terutama faktor persaingan dengan perusahaan yang lainnya sehingga akan tetap
menanamkan faktor meraih dn mencari segala kekurangan informasi sehingga bisa di
lakukan evaluasi secara mendetail yang berguna bagi kemajuan dan kelangsungan
organisasi.
109
BAB 10
KAJIAN – KAJIAN
BERFIKIR STRATEGIS
10.1. Pengantar
Bab ini menjelaskan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan yang berkaitan dengan
kajian berfikir strategis di dalam organisasi atau perusahaan. Kajian meliputi pemamaparan
yang bersifat kajian teoritik maupun praktik-praktik yang dilakukan di perusahaan. Oleh
karena itu, pemaparan pada Bab ini menekankan kajian dari penelitian-penelitian empiris
yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Melalui pembahasan yang ringkas,
Bab ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada pembaca mengenai bagaimana
kajian-kajian berfikir strategis dilakukan.
111
Bab 10: Kajian-kajian berfikir strategis
mempunyai lingkungan internal yang kuat adalah microsoft, google dan toyota. Untuk
menghadapi tantangan ekonomi global saat ini, banyak perusahaan yang kinerjanya kurang
baik dan berupaya untuk mencari sebuah strategi agar perusahaan tersebut dapat bertahan
dan bekerja secara efektif. Untuk mengembangkan kesempatan yang ditawarkan oleh
tantangan dari pihak eksternal dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu memahami dan
menafsirkan masa depan dengan menggunakan pendekatan teoritis dan sistematis untuk
berfikir strategis, mengurangi kepercayan pada kebijakan pengalaman dan intuisi.
Seorang pemimpin berusaha keras untuk menyesuaikan strategi perusahaan dengan
budaya perusahaan sehingga tim kerja dapat menyesuaikan dengan misi perusahaan. Bagai-
manapun hal tersebut mempunyai catatan bahwa budaya organisasi dapat membuat ham-
batan yang serius dan membatasi strategi perusahaan yang bertentangan dengan keyakinan
organisasi bersama diantara pembuat kebijakan berkaitan dengan tujuan organisasi, keca-
kapan dan lingkungan. Terlebih lagi pembaharuan kepemimpinan mendukung pembuatan
tujuan strategis, peneyebaran visi perusahaan melalui tindakan secara konsisten, dan pada
akhirnya untuk membangun kecermatan tanggungjawab menuju visi perusahaan. Berfikir
strategis merupakan kecakapan seseorang memahami, walaupun minim akan prosedur
pengetahuan.
Masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini mengenai bagaimana mengem-
bangkan individu, kelompok dan hal yang terkait dapat berperan dalam pengembangan ber-
fikir strategis. Di samping itu, kajian ini juga membahas faktor penting yang membantu
pemimpin manajemen untuk mengembangkan berfikir strategis dalam organisasi atau per-
usahaan, serta bagaimana berfikir strategis dapat dipelihara konsistennya di suatu per-
usahaan.
112
Berfikir Strategis
binasikan dengan banyak anggota beserta praktik organisasi, lebih spesifik menyoroti
kolaborasi pola kerja manusia sesuai dengan lingkungan kerjanya. Kebutuhan infor-
masi dan kemampuan berfikir sebagai salah satu kunci para pemimpin semakin
diperlukan dalam organisasi, sejak saat itulah hal tersebut merupakan syarat setiap
pegawai untuk bisa menginterpretasi berbagai informasi yang semakin kompleks.
10.2.2. Pembahasan
Para peneliti menguasai pengetahuan terkait konsep proses tranformasi organisasi,
peran kepemimpinan dan nilai berfikir strategis, rumusan alat penelitian antara lain
kuisioner penelitian yang mewakili item pertanyaan untuk mengukur fokus lahan
studi (potensi kerja kepemimpinan, pengembangan tim dan kemampuan kerjasama
membangun lingkungan organisasi) selama proses pemupukan berfikir strategis
dalam tim kerja. Setelah meninjau dimensi dari studi kasus terpilih standar alat dan
deskripsi sebagai petunjuk, tim menulis menulis pernyataan menjelaskan ketrampilan
yang diperlukan dalam sistem berfikir, faktor keberlanjutan organisasi dan istilah
pengembangan kepemimpinan, kemudian diurutkan kedalam tujuh sub kategori
(kemampuan pemimpin memahami pandangan menyeluruh, kemampuan pemimpin
dalam pendekatan logis dan rasional, kemapuan pemimpin mengalihkan perhatian
dalam berbagai perspektif, pengetahuan kerja sebelumnya, persaingan lingkungan
eksternal, dampak perbedaan tenaga kerja, tekanan lingkungan internal). Secara inter-
aktif pernyataan pertanyaan lebih lanjut atau berubah sebagai sebuah hasil pengem-
bangan brainstorming session selama sesi umpan balik antara perumus kebijakan dan
tim peneliti. Kesimpulan pelaksanaan yang panjang menghasilkan desain skala forma.
Tujuan studi ini adalah untuk mengidentifikasi dan menilai tingkat ketrampilan dan
faktor kontribusi yang berperan dalam kepemimpinan yang efektif, perjanjian tenaga
kerja dan keberlanjutan lingkungan organisasi untuk mengembangkan manfaat ber-
fikir strategis dan mendukung proses transformasi organisasi.
113
Bab 10: Kajian-kajian berfikir strategis
114
Berfikir Strategis
2. Tiga komponen pokok dalam studi ini (leadership, team development, supportive
work environtment creation) mempunyai orbitnya masing-masing dimana mereka
mempunya fungsi dalam lingkaran mereka sendiri. Fakta ini membuat sebuah
persamaan dengan ilmu alam dimana planet berputar mengelilingi matahari
dengan orbitnya sendiri, disaat yang sama planet lain juga berputar dengan
orbitnya sendiri demikian juga bulan mengelilingi planet tersebut yang kemudian
menciptakan keseimbangan yang kuat didukung oleh kombinasi gerakan beserta
subsistem tersendiri.
3. Sebagai tambahan, penggunaan alat dalam penelitian ini menggambarkan pilihan
yang tepat untuk menilai proses strategic thingking pada tingkat yang lebih
dalam yang meliputi fenomena dari tiga sudut pandang (kepemimpinan,
pengembangan tim, lingkungan organisasi) tetapi lebih jauh lagi membaginya
kedalam tujuh subcategori (kemampuan leader memahami keseluruhan sudut
pandang, kemampuan pemimpin berpikir dengan pendekatan logis dan rasional,
kemampuan pemimpin merubah perhatian melintasi berbagai sudut pandang,
pengetahuan kerja sebelumnya, kekuatan lingkungan eksternal, efek kebera-
gaman tenaga kerja, tekanan lingkungan internal).
115
Bab 10: Kajian-kajian berfikir strategis
outputnya. Hasil penetapan produk dan indikator kinerjanya dapat digunakan sebagai
dasar perencanaan dan siklus pengendalian yang dapat meningkatkan kinerja
organisasi.
Pemikiran kinerja ini memiliki dampak yang bersifat substantif dalam mana-
jemen sektor publik baik. Pada praktiknya, setiap negara anggota harus menginves-
tasikan secara sungguh-sungguh berbagai sumber daya dalam rangka memper-
kenalkan sistem pengukuran kinerja di hampir semua sektor. Dukungan terhadap
sistem pengukuran kinerja ini sangat kuat, tergambar dari kekompakan para politisi,
warga negara, dan komisi-komisi semacam lembaga pengawas pada tujuan
terbukanya kotak hitam organisasi sektor publik, serta peningkatan transparansi dan
kemampuan manajemen perusahaan di negara yang bersangkutan, mengemukakan
fungsi pengukuran kinerja organisasi sektor publik adalah sebagai berikut:
1. Transparency: organisasi dapat membuat dengan jelas produk apa yang mereka
tawarkan, bagaimana analisis input- outputnya, termasuk biayanya
2. Learning: organisasi menjadi selangkah lebih maju jika dia menggunakan
pengukuran kinerja untuk belajar, transparansi yang diciptakan mengajarkan pada
organisasi apa kebaikan-kebaikan yang dimiliki dan di mana kemungkinan
pengembangannya.
3. Appraising: kineja berbasis penilaian dapat dikatakan sebagai berfungsinya
organisasi
4. Sanctioning: penilaian dapat diikuti dengan sanksi positif jika ternyata kinerjanya
bagus, dan sanksi negatif jika kinerjanya buruk
116
Berfikir Strategis
Pengukuran kinerja sangat penting dilakukan oleh oganisasi publik karena: dapat
membantu meningkatkan kualitas alokasi sumberdaya dan keputusan manajerial lain, dapat
memfasilitasi manajemen berdasarkan fakta untuk masa depan dengan menyediakan fokus
dasar untuk merencanakan, memonitor dan melakukan kontrol terhadap perencanaan. Selain
hal tersebut, pengukuran kinerja juga sangat penting untuk meningkatkan akuntabilitas
dengan membuat pertanggungjawaban yang bersifat eksplisit dan menyediakan bukti
keberhasilan atau kegagalan, serta mampu menyediakan dasar sistematis untuk menilai dan
memotivasi staf. Pengukuran kinerja dapat berguna untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja
manajemen.
b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan
c. Memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target
kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja
117
Bab 10: Kajian-kajian berfikir strategis
d. Sebagai dasar untuk memberikan reward dan punishment secara obyektif atas penca-
paian prestasi yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati
e. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki
kinerja organisasi
f. Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi
g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah
h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif
Keberadaan organisai sektor publik tidak terlepas dari misi tertentu, bahkan faktor
ktitis kesuksesan organisasi sektor publik adalah bagaimana mereka mencapai misi yang
diembannya, misalnya bagaimana mencapai tingkat efisiensi atau dalam mengelola dana
publik menjadi akuntabel, maupun menciptakan kepuasan pelanggan. Sejumlah pertanyaan
yang harus dialamatkan pada organisasi adalah bagaimana organisasi memenuhi misinya
dengan baik, bagaimana mengetahui hal terebut, seberapa efisien hal tersebut dapat men-
dukung misi organisasi, bagaimana jika dibandingkan dengan organisasi yang lain, bagai-
mana melaporkan pencapaian pada para para stakehorder, serta bagaimana mendapatkan
umpan balik dari stakeholder.
118
Berfikir Strategis
119
Bab 10: Kajian-kajian berfikir strategis
Pendekatan TQM telah merubah secara efektif praktik manajemen dan kultur dalam
banyak organisasi publik dan swasta untuk membangun dan memanfaatkan manajemen
strategis, yaitu proses pembuatan keputusan berbasis data. Pengukuran kinerja
membawa banyak dampak positif dalam organisasi sektor publik, yang pada akhirnya
membawa implikasi pada penguatan manajemen strategis yaitu: membawa ke arah
transparansi, merupakan insentif bagi output, serta merupakan cara yang elegan untuk
menciptakan akuntabilitas. Namun demikian juga tidak dapat dihindarkan bahwa
pengukuran kinerja organisasi pada sisi lain dapat menimbulkan sejumlah dampak yang
bersifat negatif, yaitu diantaranya mendorong adanya game playing, menambah
birokrasi internal, menghalangi inovasi, menghalangi ambisi, mematikan profesi-
onalisme, dan mematikan sistem pertanggungjawaban. Sehingga hal yang harus
dipikirkan para pimpinan organisasi adalah sejumlah proses dasar pengukuran kinerja
yang sekaligus mengandung tantangan dalam hal desain pengukuran, implementasi,
manajemen pengukuran, dan refreshing pengukuran Dengan demikian, pengukuran
kinerja sangat penting dilakukan oleh organisasi publik karena dapat membantu
meningkatkan kualitas alokasi sumberdaya dan keputusan manajerial lain, dapat
memfasilitasi manajemen berdasarkan data dan fakta untuk masa depan dengan
menyediakan dasar perencanaan, serta memonitor dan melakukan kontrol terhadap
perencanaan. Selain hal tersebut, pengukuran kinerja juga sangat penting untuk
meningkatkan akuntabilitas dengan membuat pertanggungjawaban yang bersifat
eksplisit dan menyediakan bukti keberhasilan atau kegagalan, serta mampu
menyediakan dasar sistematis untuk menilai dan memotivasi staf.
120
Berfikir Strategis
10.4.1. Pembahasan
Pada kajian ini, peneliti menggunakan framework untuk berpikir strategis dalam pasar
yang cepat berubah. Kerangka berpikir mampu membantu eksekutif perusahaan
untuk menentukan langkah dalam penyusunan strategi jangka panjang. Proses
berpikir strategis berdasarkan framework diatas dilakukan dengan 4 langkah, yaitu:
1. Market-based Strategic Capabilities
Untuk dapat berpikir strategis, pertama sebuah organisasi harus atau membentuk
kemampuan strategis berdasar pada pasar, yaitu:
a. Membentuk budaya berorientasi pasar
Budaya organisasi harus diikuti oleh seluruh bagian di organisasi agar mereka
mampu menyampaikan nilai kepada konsumen.
b. Kemampuan untuk Memahami dan Belajar (Sensing and Learning Capabilities)
Organisasi harus memiliki kemampuan untuk memahami dan mempelajari
pasar karena sangat berguna untuk kendali jangka panjang pada trend serta
kegiatan di pasar. Dengan melakukan pemahaman dan mempelajari keadaan
pasar akan membantu organisasi untuk siap akan adanya ancaman dan
mampu memanfaatkan kesempatan yang mungkin muncul.
c. Menjadi pusat bagi pelanggan (Become Customer Centred)
Organisasi harus menjaga hubungan dengan konsumen. Dengan menjaga
hubungan yang baik dengan konsumen, organisasi dapat terus mencari nilai
yang sesuai bagi organisasi dan konsumen.
2. Mengidentifikasi Sifat dan Lingkup dari Pasar yang Berubah ( Identifying the
Nature and Scope of Market Changes)
Langkah kedua yang dapat dilakukan untuk berpikir strategis adalah
mengidentifikasi sifat dan lingkup dari pasar yang berubah. Terdapat 3 hal
dalam langkah kedua ini, yaitu:
a. Kompetisi Baru
Seringkali, pelatihan tradisional mendorong periset strategis untuk berpikir
dalam “competitive box” diantara bisnis-bisnis yang sudah ada. Yang
menjadi masalah adalah hal ini membuat organisasi tidak awas akan adanya
pesaing baru yang mungkin menciptakan kompetisi baru.
b. Model Bisnis Baru
Model bisnis baru seringkali memberikan dampak pada bisnis yang sudah
ada sebelumnya. Model bisnis baru dapat menjadi sebuah peluang untuk
melebarkan sayap organisasi dalam bidang baru, tetapi juga dapat menjadi
ancaman bagi keberlangsungan bisnis yang sudah ada.
c. Kreativitas dan Inovasi
Inovasi merupakan sesuatu yang penting dalam pertumbuhan dan kinerja
sebuah pasar. Selain itu, inovasi merupakan kunci kontribusi terhadap
perubahan yang cepat terjadi.
121
Bab 10: Kajian-kajian berfikir strategis
4. Strategi dalam Pasar yang Cepat Berubah (Strategies For Changing Markets)
Setelah sebuah organisasi melalui 3 proses yang telah disebutkan sebelumnya,
langkah berikutnya adalah menyusun strategi yang sesuai. Terdapat dua hal untuk
melakukan ini, yaitu:
a. Visi Strategi (Strategic Vision)
Apabila organisasi telah melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap per-
ubahan pasar potensial, maka organisasi dapat membentuk sebuah visi strategi.
Visi strategi berguna untuk menjadi dasar dalam membangun sasaran strategis
dan perubahan positioning.
b. Implementasi Strategi (Strategic Implementation)
Setelah sebuah organisasi menentukan visi strategi, langkah selanjutnya adalah
mengimplementasikan strategi tersebut. Yang menjadi tantangan dalam
implementasi strategi adalah menentukan desain adaptasi organisasi.
10.4.2. Kesimpulan/Rekomendasi
Pada artikel ini, peneliti menekankan bahwa dalam menghadapi pasar yang berubah
dengan cepat, kerangka yang telah diberikan diatas dapat digunakan untuk membantu
pemikiran strategis. Langkah pertama dalam pemikiran strategis sangat sering
digunakan oleh para eksekutif dan periset strategis, begitu pula langkah kedua.
Langkah ketiga memerlukan perhatian lebih, terutama dalam upaya mengidentifikasi
ruang pasar yang baru serta kemampuan apa yang diperlukan organisasi dalam
beradaptasi dengan perubahan yang cepat. Artikel ini memberikan banyak kontribusi
bagi ranah pemikiran strategis, sayangnya artikel ini lebih menekankan pada bidang
marketing. Akan lebih baik apabila ada bidang lain yang juga dibahas.
122
Berfikir Strategis
1. Strategi Formulasi
Strategi formulasi merupakan proses yang berkesinambungan yang melibatkan ber-
bagai tingkat keputusan. Pembuatan strategi dan implikasi dari kinerja menemukan
bahwa perusahaan yang inovatif dan sukses memiliki hubungan struktur dan strategi
yang kuat. Berdasarkan pandangan yang berbeda dari perumusan strategi yang ditemu-
kan dalam tinjauan literatur, penelitian empiris ini mempelajari perilaku dan pikiran
para pemimpin bisnis: bagaimana mereka menentukan tujuan dasar dan tujuan perusa-
haan mereka, bagaimana mereka mengadopsi program tindakan, dan bagaimana
mereka mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan ter-
sebut (Chandler, 1962). Penelitian ini juga bertujuan untuk mempelajari lebih lanjut
tentang bagaimana para pemimpin bisnis mengidentifikasi peluang dan risiko, bagai-
mana mereka menentukan sumber daya perusahaan, peran nilai-nilai pribadi mereka,
dan bagaimana mereka mengakui tanggung jawab non-ekonomi terhadap masyarakat.
123
Bab 10: Kajian-kajian berfikir strategis
3. Pemikiran strategis
Karakteristik umum dari pemikiran strategis yang disebutkan oleh sejumlah literature
adalah: visioner, kreatif, dan sintetis. Karakteristik lain yang disebutkan oleh beberapa
literatur yaitu analitis, konseptual, divergen, dan sistematis. Mintzberg (1994) men-
jelaskan pemikiran strategis sebagai kreatif, sintesis, dan intuitif. Pemikiran strategis
sebagai sintetis, kreatif, dan divergen serta pemikiran strategis sebagai analitis, konsep-
tual, dan visioner. Mereka juga menambahkan bahwa berpikir strategis membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan sintesis. Tinjauan pustaka yang ditemukan oleh peneliti
telah menemukan hanya empat penelitian khusus membahas tentang pemikiran stra-
tegis. Liedtka (1998) mengkonseptualisasikan bahwa pemikiran strategis meliputi lima
unsur: memiliki perspektif sistem, yang intent-focussed, berpikir dalam waktu, menjadi
hipotesis-driven, dan bertindak dengan cara yang cerdas oportunistik. Peran pemikiran
strategis sebagai “mencari inovasi dan membayangkan masa depan yang baru dan
sangat berbeda yang dapat menyebabkan sebuah perusahaan untuk mendefinisikan
kembali strategi inti dan industri. Pemikiran strategis sebagai inti kompetensi suatu
organisasi untuk memecahkan masalah strategis, menggabungkan pendekatan strategis
yang rasional dan konvergen dengan proses berpikir kreatif dan konvergen dan
mengusulkan kerangka konseptual mengenai pemikiran strategis yang terdiri dari
pemikiran sistem, kreativitas, dan visi.
Dari hasil review jurnal ini, penulis menemukan ada 7 karakteristik dari strategi
berfikir yang dapat mempengaruhi perumusan strategi, langkah strategis, dan kinerja
bisnis, yaitu: kemampuan berpikir konseptual, pemikiran visioner, kemampuan berpikir
analitis, kemampuan sintetis, objektivitas, kreativitas, dan kemampuan belajar. Kum-
pulan kemampuan dan keterampilan ini yang kemudian diistilahkan dengan kompetensi
strategi berpikir, yang dapat digunakan oleh pemimpin perusahaan dalam menyusun
suatu rencana dalam mencapai kesuksesan.
124
Berfikir Strategis
Tujuan bisnis yang dipilih, tidak dipaksakan dan untuk mencapainya manajer perlu
mengatasi berbagai kesulitan. Jika mereka bisa dicapai hanya mengikuti diketahui
pendekatan tidak akan diperlukan tidak ada strategi. Dia menggarisbawahi kebutuhan kerja
strategis untuk mencari solusi untuk mencapai tujuan, dalam konteks yang dinamis diberikan
dan mengatasi hambatan yang tidak diketahui. Jadi, mengatur strategi sebagai penilaian atau
respon imajinatif untuk apa yang tidak diketahui, dengan sifat mengejutkan, tak terduga,
tidak lengkap, atau tidak logis dari apa yang muncul melalui praktik kami. Dengan demikian,
kerja strategis dapat didefinisikan dalam kerangka kontekstual oleh empat dimensi utama:
waktu, kompleksitas, ketidakpastian, dan inovasi. Waktu yang dibutuhkan karena kita
berbicara tentang mencapai beberapa tujuan. Kompleksitas diperlukan karena ada fenomena
yang tidak diketahui kita harus berurusan dengan. Ketidakpastian diperlukan karena banyak
aspek yang terkait dengan pencapaian tujuan yang tak terduga atau mengejutkan.Inovasi
diperlukan karena solusi manajer 'harus mendatangkan respon imajinatif untuk apa yang
tidak diketahui.Jadi, bukannya merumuskan definisi strategi jauh lebih baik untuk
memahami sifat dan strukturnya sehingga kita bisa menyusun strategi yang difokuskan pada
beberapa tujuan yang jelas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan pemikiran strategis dengan
menganalisis spektrum dari model pemikiran monokromatik, dan kemudian dengan
mengevaluasi tingkat menggunakan model ini dengan siswa yang terdaftar dalam program
sarjana dan pascasarjana bisnis di universitas utama di Rumania. Bagian pertama dari
penelitian ini didasarkan pada pendekatan teoritis dan membangun kerangka kerja berikut
dimensi utama pemikiran strategis: waktu, kompleksitas, ketidakpastian, dan inovasi. Bagian
kedua dari paper ini didasarkan pada kerangka teoritis dan spektrum pemikiran strategis.
Untuk mengevaluasi tingkat menggunakan pemikiran strategis oleh mahasiswa yang
terdaftar di program universitas bisnis, saya dikandung kuesioner yang berisi 47 item.
125
Bab 10: Kajian-kajian berfikir strategis
126
Berfikir Strategis
dan interaktif, tetapi hanya sedikit dari mereka memainkan peran yang dominan. Jika
model-model yang dominan bukan bagian dari spektrum pemikiran strategis, maka
hampir tidak kita bisa bicara tentang menyusun strategi dalam membuat keputusan.
Model berpikir telah dibuat dan dikembangkan dalam waktu melalui pendidikan
dalam keluarga, masyarakat, sekolah, dan universitas.
127
Bab 10: Kajian-kajian berfikir strategis
128
Berfikir Strategis
sebabnya analisis ekonomi dan praktik manajerial pada dasarnya proses linear.
Pendekatan sistem untuk bisnis mengarah pada pemahaman holistik dijelaskan
oleh struktur, fungsi, dan proses dengan konteks, menentukan keseluruhan atau
membuat pemahaman seluruh kemungkinan. Struktur mendefinisikan komponen
dan hubungan mereka; Fungsi mendefinisikan hasil atau hasil yang dihasilkan.
129
Bab 10: Kajian-kajian berfikir strategis
aktif yang dapat menghasilkan kekacauan satu bisa lebih siap untuk menciptakan
strategi yang baik untuk masa depan. Itu berarti bahwa pemikiran kacau adalah
bagian dari spektrum pemikiran strategis.
10.6.4. Pembahasan
Setelah dilakukan pengkajian dengan cara melakukan survey terhadap 5000
mahasiswa yang terdaftar dalam program sarjana dan pascasarjana ekonomi dan
bisnis dari sekolah utama ilmu ekonomi di Rumania dimana disebar kuesioner 47 item
130
Berfikir Strategis
yang dapat mengungkapkan dimensi pola pemikiran strategis yang secara signifikan
bagi manajer dalam perekonomian guna mengimplementasikan pengetahuan baru.
Dimana hasi dari survey tersebut menunjukkan kebutuhan untuk meningkatkan isi
kurikulum pendidikan bisnis, dan pendekatan pengajaran. Banyak sekali pendekatan
guna mendefinisikan manajemen strategis sebagai kapasitas untuk melihat ke masa
depan perusahaan dan menciptakan strategi untuk pembangunan berkelanjutan
berdasarkan keunggulan yang kompetitif. Hal ini dilakukan untuk menggambarkan
pemikiran strategis dengan menganalisis spektrum dari model pemikiran monokro-
matik yang kemudian dievaluasi terhadap mahasiswa yang terdaftar dalam program
sarjana dan pasca sarjana bisnis Universitas di Rumania.
Model pemikiran yang terintegrasi yang dilakukan oleh seorang profesor di
Universitas Rumania dalam mengembangkan model pemikiran dalam benak para
mahasiswa sehingga dapat mencerminkan mental orang untuk dapat mampu
memahami realitas mereka hidup. Hal ini bertujuan untuk menciptakan masa depan
manajer, pemimpin dan pengusaha untuk bisa tampil di lingkungan yang dinamis
serta dapat menyusun strategi efisien dalam mencapai tujuan mereka. Inovasi
diperlukan karena kehendak masa depan membawa masalah baru yang tidak dapat
diselesaikan dengan metode lama dan formula sukses namun harus menciptakan
solusi baru dengan inovasi. Inovasi diperlukan hanya hanya di awal saat template
dibuat. Pemikiran strategis merupakan proses yang kompleks yang dapat didekom-
posisi menjadi spektrum model pemikiran monokromatik yang berisi model berpikir
yaitu: berpikir entropis, berpikir nonlinear, sistem berpikir, berpikir probabilistik,
pemikiran kacau, berpikir cerdas dan berpikir kreatif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyajikan kerangka teoritis
pemikiran strategis dan menggunakannya dalam evaluasi siswa cara yang terdaftar
dalam program pendidikan bisnis berpikir untuk masa depan. Berdasarkan analisis
metafora saya dianggap strategis berpikir proses yang kompleks yang dapat
didekomposisi menjadi spektrum model pemikiran monokromatik. Saya ingin
menekankan fakta bahwa ini bukan dekomposisi linear tetapi satu nonlinear sebagai
spektrum berpikir. Untuk analisis spektrum dianggap empat dimensi utama: 1) waktu,
karena masa depan membutuhkan orientasi waktu; 2) kompleksitas, karena masalah
di masa depan akan lebih kompleks daripada masalah yang kita hadapi saat ini; 3)
ketidakpastian, karena masa depan tidak ada sebagai entitas fisik tetapi sebagai
konstruksi mental yang mengandung peristiwa kemungkinan; 4) inovasi, karena masa
depan akan membawa masalah baru yang solusi tua tidak baik lagi. Untuk setiap
dimensi Aku didefinisikan tiga model pemikiran utama, dari yang paling sederhana
sampai yang lebih diuraikan. Model-model berpikir adalah sebagai berikut: 1) pada
dimensi waktu - berpikir inersia, pemikiran dinamis, dan berpikir entropis; 2) pada
kompleksitas dimensi - berpikir linier, berpikir nonlinear, dan berpikir sistem; 3) pada
ketidakpastian dimensi - berpikir deterministik, berpikir probabilistik, dan berpikir
kacau; 4) pada inovasi dimensi - pemikiran Template, berpikir cerdas, dan berpikir
kreatif. Berdasarkan fitur mereka, model berikut menyusun spektrum pemikiran
strategis: berpikir entropis, pemikiran nonlinear, sistem berpikir, berpikir probabilistik,
pemikiran kacau, berpikir cerdas, dan berpikir kreatif. Saya ingin menekankan fakta
bahwa dalam pikiran kita semua model ini dapat hidup berdampingan. Masalahnya
adalah bahwa dalam pengambilan keputusan tentang masa depan bisnis untuk
memiliki dominasi hanya dari model pemikiran milik spektrum pemikiran strategis.
131
Bab 10: Kajian-kajian berfikir strategis
Pada bagian kedua dari kertas saya disajikan sebuah penelitian empiris
berdasarkan kuesioner yang berisi 47 item dan didistribusikan ke 5000 siswa yang
terdaftar di program sarjana dan pascasarjana ekonomi dan bisnis, di universitas-
universitas utama di Rumania. Data yang dikumpulkan telah diproses menggunakan
software SPSS khusus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemikiran strategis tidak
berkembang dengan baik, dan model pemikiran sederhana masih memainkan peran
penting dalam penilaian mereka.Itu berarti bahwa program pendidikan bisnis harus
ditingkatkan dengan pengenalan program studi baru mampu merangsang model
pemikiran muka.Misalnya, di luar fundamental dari mahasiswa manajemen bisnis
harus mempelajari manajemen perubahan, kewirausahaan, pengambilan keputusan
dalam kondisi ketidakpastian, manajemen pengetahuan, berpikir kritis, dan pemikiran
strategis. Bahkan program manajemen strategis harus melampaui analisis dan strategi
generik terhadap cara berpikir dan membuat keputusan dalam lingkungan sosial dan
bisnis tak terduga dan dinamis.
Lingkungan bisnis baru menjadi lebih bergolak dengan perubahan yang
cepat dan tak terduga. Manajemen operasional yang berfokus pada isu-isu ini dan
memaksimalkan keuntungan tidak dapat melihat ke masa depan dan mengantisipasi
dinamika pasar. Perusahaan perlu mengembangkan manajemen strategis sebagai
kerangka menyeluruh dapat mencari ke masa depan dan membangun strategi untuk
mencapai keunggulan kompetitif yang membutuhkan cara berpikir baru dan peng-
ambilan keputusan sebagai inti dari proses pemikiran strategis. Hasil menunjukkan
kebutuhan untuk meningkatkan isi kurikulum pendidikan bisnis, dan pendekatan
pengajaran bagi mahasiswa.
132
BAB 11
PENUTUP
11.1. Pengantar
Bab ini menyimpulkan secara ringkas dari pembahasan Bab-bab sebelumnya dalam buku ini.
Intuisi dalam konteks pemikiran strategis telah diimbangi dengan analisis rasional. Tapi ana-
lisis rasional tidak dapat menggantikan intuisi dalam proses pemikiran strategis. Pengetahuan
kognitif harus diintegrasikan dengan "merasakan" situasi. Sementara analisis memiliki fungsi
dan intuisi tidak sempurna, mencoba mengganti intuisi dengan analisis adalah kesalahan
besar, jika tujuannya adalah untuk berpikir secara strategis. Analisis memiliki peran yang
tepat sebagai alat pendukung untuk membuat keputusan intuitif. Konsep yang rasional, ber-
pikir logis adalah salah satu seleksi didasarkan pada proses penolakan. Informasi dan ide-ide
yang dimasukkan ke dalam urutan dan diuji sesuai dengan kriteria; dan mereka kemudian
mendiskreditkan dan akan dibuang jika mereka tidak cocok. Ketika waktu dan informasi
yang diperlukan tersedia, analisis dapat membantu mengungkap isyarat dan pola serta mem-
berikan poin baru dan fokus untuk penciptaan pola dan reframing yang berbeda. Analisis
juga dapat membantu mengevaluasi keputusan. Tetapi analisis tidak dapat menggantikan
intuisi pada saat ditengah proses pengambilan keputusan strategis.
Intuisi kita berfungsi seperti penglihatan lain untuk menjaga kita berorientasi dan
sadar lingkungan kita. Kemampuan analitis kita, di sisi lain, memungkinkan kita untuk ber-
pikir secara tepat. Kita percaya, bahwa segala sesuatu yang kita pikirkan dan memutuskan
berasal dari pemikiran analitis kita, secara sadar argumen kita sudah terencana dibangun
dalam kepala kita, tapi itu karena kita tidak menyadari bagaimana intuisi kita mengarahkan
proses berpikir kita secara sadar. Menurut para ahli intuisi dan penelitian, ketika situasi terus
berubah atau ketika tekanan tinggi atau ketika tujuan tidak jelas, kita tidak bisa hanya
menggunakan analisis. Hal ini karena intuisi kita dapat menyesatkan kita, kita sering memilih
untuk melacak aktivitas menggunakan ukuran objektif dengan hal-hal yang cepat dan mudah
untuk berbagi. Di sisi lain, intuisi datang kepada kita melalui reaksi emosional dan persepsi,
bukan melalui angka, sehingga firasat hanya langsung ke dalam pikiran kita tanpa mening-
galkan jejak tentang bagaimana mereka terbentuk. Sebaliknya, metrik menyediakan doku-
mentasi perusahaan untuk keputusan kita. Mereka memaksa kita untuk menyelaraskan
intuisi kita dengan realitas. Misalnya, angka menjaga kita dari strategi yang gambarannya
sebagai topeng realitas mengurangi kapasitas, merubah keadaan, menitik beratkan anggaran,
atau tingkat pengembalian yang mengecewakan. Oleh karena itu, angka tidak dapat diabai-
kan atau didiskreditkan.
133
Bab 11: Penutup
134
Berfikir Strategis
Beberapa variasi klasik Model yang sudah dijalankan meliputi enam langkah dalam
pengambilan keputusan yang dapat dicermati sebagai berikut:
Menganalisis masalah
⇓
daftar alternatif
⇓
Mengevaluasi alternatif terhadap beberapa kriteria
⇓
Kuantitas masing-masing kriteria
⇓
Menilai setiap pilihan pada setiap kriteria
⇓
Membandingkan tiap penilaian
Model dalam pengambilan keputusan sangat menghibur dan menarik. Hal ini mudah,
berdasarkan analisis dan logika yang kuat, tidak berdasarkan perasaan. Model ini juga
bersifat linier, sistematis, rasional, dan metodis. Model ini memungkinkan kita untuk
mengerti dan membenarkan keputusan kita untuk orang lain terhadap sesuatu yang
nampak "ilmiah" tentang hal itu. Refleksi kritis adalah penting untuk inovasi strategis,
kemampuan beradaptasi, dan keberlanjutan. Mereka berpikir kembali pada keputusan
yang telah mereka buat atau situasi yang telah mereka atasi. Refleksi dalam aksi
mungkin tidak sangat cepat. Hal ini terlihat ketika strategi yang mencerminkan tindakan
untuk mencapai target yang beragam seperti jenis tindakan, faktor, variabel, dan pola
sebelumnya dan banyak pola yang mendasari tindkan tersebut serta asumsi dan system
yang ada. Sebagian besar strategi itu tersebut bertujuan utama untuk mencapai
kesuksesan organisasi atau perusahaan. Menurut refleksi dan aksi yang akan diterapkan
untuk pemikiran strategis, prinsip berikut perlu diikuti:
a. Berikan dan dapatkan informasi yang valid. Informasi yang valid sangat penting
untuk keputusan.
b. Carilah dan berikan orang lain data secara langsung untuk diamati dan laporan yang
benar sehingga atribut yang valid dapat dibuat.
c. Buat kondisi untuk pilihan informasi bebas.
d. Cobalah untuk membuat diri kita sendiri dan untuk orang lain, kesadaran akan nilai-
nilai yang ingin kita rangkul dalam membuat keputusan, sadar akan batas kapasitas
kita, dan kesadaran bidang pengalaman, bebas dari pertahanan mekanisme di luar
kendali kita.
e. Meningkatkan komitmen internal untuk keputusan yang dibuat. Cobalah untuk
menciptakan kondisi, dirimu dan orang lain, di mana saling berkomitmen untuk
tindakan, bukan karena disertai dengan imbalan eksternal atau hukuman.
135
Bab 11: Penutup
Pendekatan lain adalah terintegrasi untuk memadukan angka dan intuisi dengan
menggunakan cerita narasi. Setelah kita tahu mengenai metrik adalah, kita biasanya dapat
menemukan cara untuk melakukannya dengan itu untuk menunjukkan bahwa kita melaku-
kan dengan baik sesuai dengan tolok ukur yang resmi meskipun kita tidak membuat kema-
juan ke arah tujuan yang lebih besar. Peran strategis dari domain afektif, termasuk intuisi,
pengetahuan, rasional berpikir, dan perasaan, tidak bisa diabaikan, tetapi sering diejek atau
mendeskriminasikan. Kemampuan yang penting dimiliki, seperti refleksi kritis, percaya diri,
intuisi dikembangkan dengan baik, kesadaran, kemampuan untuk memadukan perasaan,
pertanyaan kritis, dan dialog, yang tidak dimasukkan sebagian besar dari kurikulum strategi,
nomenklatur, dan basis pengetahuan. Dalam upaya untuk menggabungkan intuisi dan ana-
136
Berfikir Strategis
lisis, kita perlu menerima tingkat ambivalensi itu adalah bagian dari realitas strategis. Keter-
libatan dalam seni memberikan pengalaman untuk memperluas perspektif, pemikiran makro-
mikro, berurusan dengan paradoks, inkonsistensi, dan ketidakpastian, menggunakan imaji-
nasi, dan mengasah kemampuan hal reflektif dari Yunani kuno yang dianggap penting untuk
membuat strategi sesuai dengan konsep mereka. Kemampuan kritis ini dapat diperkuat
melalui komitmen keterlibatan dalam fotografi, lukisan, akting, menyanyi, menari, memahat,
atau seni lainnya. Strategi kuncinya adalah orang-orang yang melihat tanda-tkitaawal dari
masalah dan mengenali peluang tanpa harus mengumpulkan semua data yang relevan dan
melakukan semua analisis yang mereka diperlukan. Melalui pengalaman selama bertahun-
tahun, mereka telah mengembangkan dan menterjemahkan bahwa pengalaman menjadi
tingkat kepercayaan yang diperlukan untuk membuat penilaian yang penting.
137
Bab 11: Penutup
dalam struktur, bentuk, tekstur, dinamika, distorsi, pengecilan, dan berlebihan; meng-
alami konteks sejarah dan budaya pada interpretasi data. Sebagai contoh, meskipun
catatan musik dicetak pada halaman yang tetap, mereka dapat ditafsirkan dalam ber-
bagai cara.
2. Kesepakatan dengan berbagai hal bersaing sekaligus. Kita memperhatikan penguasaan
teknik dan sekaligus fokus pada bentuk keseluruhan, struktur artikel, mengubah emosi,
dan kreativitas.
3. Terlibat imajinasi. Ilmu-ilmu sastra seni kreativitas dan kemungkinan yang tidak terbatas.
4. Ketegangan pengalaman. Kita memiliki perasaan yang menghasilkan reaksi intens yang
membutuhkan sebuah rilis.
5. Perhatikan hal-hal yang kita tidak dapat dikendalikan. Kita memahami bahwa kita tidak
bisa mengontrol setiap aspek tertentu dari gerakan akhir dari kinerja, orkestra - hanya
bagian kita.
6. Mengembangkan kesadaran emosional. Kita mengalami berbagai emosi ketika melihat
sebuah foto atau mendengarkan alat music murni - dari jijik, muak, sakit, agresi, dan
kesedihan kebahagiaan, kesenangan, erotisme, dan ekstasi.
7. Kesepakatan dengan paradox. Pengulangan dan bentuk bebas; kontinuitas dan
penyimpangan; resep dan penciptaan; struktur dan eksperimen; kesamaan dan kejutan.
8. Menerima informasi yang tidak lengkap. Sebuah Penciptaan tidak pernah benar-benar
yang telah diselesaikan.
9. Ambil risiko. Belajar sesuatu yang baru membutuhkan komitmen dan risiko.
10. Belajar disiplin. Praktik membutuhkan disiplin, pengorbanan, presisi, urutan, peng-
ulangan, bor, dan konsistensi.
11. Menghargai praktik. Praktik membutuhkan umpan balik dan tekad.
12. Pelajari proses kreatif melalui teknik. Penciptaan tidak terjadi begitu saja; belajar dasar-
dasar teknis yang diperlukan untuk tercipta.
138
Berfikir Strategis
surfing dan menyelam pembelajaran dominan menyediakan mereka dengan pilihan dan kon-
trol untuk tingkat cara berpikir mereka mungkin ingin menggunakan dalam pertemuan.
Selanjutnya, memberikan praktiksesi untuk penting proses efektif dapat mengurangi resistensi
dan meringankan beberapa kecemasan yang terkait dengan proses pembelajaran strategis.
Berikut ini adalah daftar saran tambahan untuk individu yang ingin mulai mengem-
bangkan kebiasaan belajar untuk berpikir secara strategis dengan atau tanpa dukungan for-
mal, yaitu diantaranya:
a. Jangan mengatakan tidak, perlu mengajukan pertanyaan.
b. Merekam, karena banyak pikiran, perasaan, dan pertanyaan-pertanyaan baru dalam sebuah
jurnal atau blog. Ini adalah cara yang berguna dan berwawasan untuk memulai untuk
mengidentifikasi pola, mengungkap asumsi, dan menyoroti perangkap dipikiran kita.
c. Luangkan waktu untuk menuliskan perasaan yang melekat pada pemikiran kita ketika
ada Lebih waktu, jurnal menawarkan data untuk mendukung intuisi Kitadari pola atau
tren. Ini memberi Kitakepercayaan diri dalam penilaian kita.
Sementara semua orang dapat memperkuat kembali kritis proses efektif untuk
beberapa derajat, beberapa hal pribadi yang dapat menghambat kemampuan kita untuk
mengembangkan kembali proseskritis reflektif. Mereka tidak masalah terhadap kebodohan
atau patologi kita. Sebaliknya, mereka datang dari bagaimana caraberpikir kita dalam
menangani informasi dan kebiasaan yang dihasilkan dari pikiran kita yang telah terbentuk.
Jika kita tidak waspada, kebiasaan pikiran kita tidak mengetahui dapat menjadi salah satu
dari perangkap pribadi berikut yang menghalangi kemampuan kita belajar untuk berpikir
secara strategis.
139
Bab 11: Penutup
unggul, pikiran kita hanya berfokus pada yang merupakan salah satu dari kita dan yang
tidak - dan tindakan apa, benda, atau pakaian membuat perbedaan yang jelas.
f. Tidak Berpikir sederhana
Dalam situasi menjadi lebih kompleks dan kontradiktif, pendekatan umum untuk
membuat rasa adalah untuk menyederhanakan. Karena kita merasa kewalahan, jadi
kitaseringkali kurang percaya bahwa segala sesuatu yang kompleks dan kontradiktif
dapat disederhanakan. Kita menyangkal kompleksitas nyata karena kita tidak tahu
bagaimana membuat berarti ini bersaing dan bertentangan hal.
Jika kita ingin memperkuat kemampuan kita untuk berpikir secara strategis, kita
harus mengetahui adanya model mental yang ada kita harus yang mungkin perangkap untuk
berpikir strategis. Hal ini dapat terbaik dicapai melalui terus memperluas pengalaman, yaitu
dengan berlatih pelatih terampil, rekan, atau teman-teman yang mendukung penggunaan
penyelidikan kritis, dialog kritis.
140
Berfikir Strategis
Jadi apa artinya semua ini untuk fasilitator pembelajaran organisasi? Ini membuka kesem-
patan untuk bertanggung jawab atau kombinasi dari ketiga peran hal tersebut sebagai kunci
strategi, menciptakan konsep dan proses fasilitator. Berikut beberapa tambahan saran-saran
yang menawarkan cara-cara fasilitator untuk pembelajaran strategis dalam mendukung dan
memperkuat keterampilan kognitif dan efektif yang dibutuhkan untuk pemikiran strategis.
a. Memberikan izin kepada orang-orang untuk bertindak sebagai pelawan selama strategi
pertemuan. Putar sampai semua orang merasa nyaman bermain peran ini dengan orang
lain selama setiap pertemuan. Membangun kebanggaan dan rasa hormat di memainkan
peran pelawan.
b. Undang provokatif atau antagonis speaker, dan mendesak mereka untuk menggoyang
pemikiran Kita dengan perspektif segar dan tantangan. Membawa luar speaker dengan
kebiasaan berpikir yang baik tetapi dari dunia yang tidak terbiasadan sangat berbeda
dari Kita sendiri. Dengar, mencerminkan, dan dialog tentang perusahaan, pesaing,
masyarakat, politik, pendidikan, sosial, etnis, dan isu-isu agama dan perspektif.
c. Gunakan cerita sebagai dokumentasi dan mekanisme penyebaran. Kita memungkinkan
konsep yang sangat kompleks dan hasil yang akan ditransfer dengan mudah.
d. Menggambar dan menghormati pengalaman bukan dalam pekerjaan. Belajar terjadi
sepanjang semua kegiatan organisasi, bukan hanya dalam kelas atau dalam jam kerja
atau batas-batas dari tempat kerja. Melakukan dan tindakan sering dihargai, dengan
mengesampingkan pemikiran yang lebih dalam yang membutuhkan waktu dan refleksi
terhadap kritis dan penyelidikan.
e. Melihat, mendengar, dan mencatat banyak hal pada kesempatan resmi untuk belajar.
f. Pikirkan bagaimana caranya agar pengulangannya itu bekerja/berpengaruh.
g. Ubah posisi orang masuk dan keluar dari berbagai kelompok - memungkinkan banyak
kesempatan bagi orang untuk bertanya dan berdialog.
h. Secara resmi mengajarkan teknik bagaimana mempertanyakan dan untuk merespon dan
berdebat, mendiskusikan, dan berdialog.
i. Secara eksplisit mengakui dan menghargai eksekutif yang mendukung dan praktik
upaya pengembangan informal yang fokus pada prosesulang reflektif, dalam rangka
untuk mendorong kesadaran dan mengidentifikasi model peran. Hal ini membantu
membuat setiap lingkungan hari yang kondusif untuk pembelajaran informal.
Akhirnya, setiap orang dalam organisasi untuk belajar disiplin. Pendekatan untuk
memperkuat atribut penting dan kritis di atas untuk mengembangkan kapasitas yang efektif ,
kita dapat memastikan bahwa apa yang muncul setidaknya menjadi sambungan strategis
informasi, inovatif, dan berkelanjutan, bahkan jika ada strategi yang jelas diartikulasikan dari
atas.
141
Bab 11: Penutup
desain, menggambar, bercerita, menulis metaforis, dan intuisi dalam kurikulum mata
kuliah yang ada. Di sisi lain, perlu juga pendekatan pembelajaran yang memungkinkan
sebuah seminar yang dialokasikan untuk menjawab pertanyaan kritis atau lokakarya
yang relevan. Oleh karena itu, sekolah bisnis juga perlu untuk bekerja terus-menerus
untuk mendalami seluruh kurikulum. Berkenaan dengan pemikiran strategis, sekolah
bisnis perlu berpikir analistis yang menekankan pada kerangka kerja yang berada dalam
model pengembangan bisnis.
Organisasi harus fokus pada penerapan keterlibatan upaya kreatif untuk memper-
kuat pemikiran strategis (bukan pada pencapaian artistik). Selanjutnya, perusahaan harus
mengembangkan kosakata dan kebiasaan berbicara tentang pembelajaran Transfer di
konteks, untuk kosa kata memfasilitasi dialog yang bermakna, yang meningkatkan proses
transfer. Selain itu, organisasi dapat mendukung transfer belajar dengan menggunakan
pelatih untuk mendukung pengembangan proses karateristik yang efektif. Berikut ini adalah
daftar rekomendasi bagi organisasi untuk mendukung berpikir strategis:
142
Berfikir Strategis
Sesuai dengan sifatnya, berfikir strategis yang berhasil adalah yang memper-
timbangkan keberhasilan atau kegagalan masa lampau. Organisasi yang kompetitif mema-
hami bahwa belajar berpikir secara strategis adalah hal penting pada bisnis. Belajar untuk
berpikir secara strategis tidaklah mudah dan membutuhkan kemampuan yang umumnya
tidak diajarkan secara formal, tradisi, melainkan dipelajari secara informal. Pemikiran stra-
tegis membutuhkan pengalaman dan waktu untuk berpikir kritis, penyelidikan, dialog, dan
komitmen untuk mengembangkan atribut-atribut untuk berfikir strategis. Mudah-mudahan,
buku ini dapat menghasilkan pertanyaan di benak pembaca bagaimana berfikir strategis
yang betul untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
143
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
144
Berfikir Strategis
Mintzberg, H. (2004). Managers not MBAs. A hard look at the soft practice of managing
and management development. London: Pearson Education.
Nonaka, I., and Takeuchi, H. (1995). The knowledge creating company. How Japanese
companies create the dynamics of innovation. Oxford: Oxford University Press.
Nonaka, I., Toyama, R., and Hirata, T. (2008). Managing flow. A process theory of the
knowledge-based firm. Houndmills: Palgrave Macmillan. Management Dynamics in
the Knowledge Economy|429Vol.3 (2015) no.3, pp.409-429; www.management-
dynamics.ro
Porter, Michael E. (2007). Strategi Bersaing (competitive strategy). Tangerang: Kharisma
Publishing Group.
Porter, Michael E. (1994). Keunggulan Bersaing (competitive Advantage. Erlangga. Jakarta
Roglio, K.D., and Light, G. (2009). Executive MBA programs: The development of reflective
executive. Academy of Management Learning & Education, 8(2),156-173.
Rumelthart, R. (1990). Good strategy. Bad strategy. The difference and why itmatters.
London: Profile Books.
Schultz, H. (1997). Pour your heart into it. New York: Hyperion.
Senge, P. (1990).The fifth discipline. The art and practice of the learning organization.
London: Random House Business Books.
Sloan, Julian (2006) “Learning To Think Strategically” Butterworth-Heinemann Publications.
Stacey, R.D. (2001). Complex responsive processes in organizations. Learning and
knowledge creation. London: Routledge.
Taleb, N.N. (2004). Fooled by randomness. The hidden role of chance in life and in the
markets. 2nd Edition. London: Penguin Books.
Taleb, N.N. (2007). The black swan. The impact of the highly improbable. New York:
Penguin Books.
Taylor, F.W. (1998). The principles of scientific management. Mineola, NY: Dover
Publications.
Warren, K. (2008). Strategic management dynamics. Chichester: John Wiley & Sons.
145