Penulis.
i
DAFTAR ISI
ii
Menjamin Validitas Dan Keandalan Jawaban..........................................................32
Analisis Data Dan Persiapan Laporan ........................................................................32
iii
Korelasi dengan Struktur Organisasi.......................................................................... 69
Pemilihan Struktur..............................................................................................................70
Menetapkan Pertanggungjawaban...............................................................................71
Perencanaan, Akumulasi Data, dan Pelopran Berdasarkan Pusat
Pertanggungjawaban ........................................................................................................ 72
Asumsi Keperilakuan dari Akuntansi Pertanggungjawaban ........................... 73
BAB 7 ASPEK KEPERILAKUAN PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN
PARA PENGAMBIL KEPUTUSAN......................................................................76
Proses PengambilanKeputusan.....................................................................................76
Pengambilan keputusan dalam organisasi ..............................................................77
Asumsi Keperilakuan Dalam Pengambilan Keputusan Organisasi ...............79
Pengambilan Keputusan Oleh Pendatang Baru Vs OlehPakar.........................80
Peran Kepribadian Dan Gaya Kognitif Dalam Pengambilan
Keputusan .............................................................................................................................. 80
Peran Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan...........................80
BAB 8 ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERENCANAAN LABA
DANPENGANGGARAN......................................................................................... 82
Pengertian Anggaran .........................................................................................................82
Manfaat Perencanaan Laba dan Anggaran .............................................................. 82
Prosedur Penyusunan Anggaran...................................................................................83
Berbagai Fungsi dari Perencanaan Laba dan Anggaran.....................................85
Pandangan Perilaku terhadap Proses Penyusunan Anggaran.........................86
Konsekuensi Disfungsional dan Proses Penyusunan Anggaran.....................88
Konsep-konsep Keperilakuan yang Relevan dalam Proses Penyusunan
Anggaran ................................................................................................................................. 88
iv
BAB 1
SEJARAH, PERAN DAN KEDUDUKAN AKUNTANSI MANAJEMEN
1
terjadi integrasi perusahaan-perusahaan baik secara vertikal maupun
horizontal, misalnya pada industri tekstil, kereta api, dan industri baja,
perusahaan-perusahaan dagang seperti Sears-Roebuck dan WoolWorth.
Dalam perusahaan-perusahaan yang berintegrasi tersebut, masalah
yang dihadapi oleh manajemen menjadi semakin kompleks, proses
perencanaan, pengendalian, pengambilan keputusan, dan penilaian kinerja
menjadi sangat sulit dilakukan. Belum lagi terjadi banyak transaksi internal,
yang tidak ada/sulit didapatkan harga pasarnya. Dengan demikian,
perusahaan memerlukan alat baru yang bisa membantunya dalam proses
manajemen, di samping itu manajemen juga memerlukan informasi lain
untuk melakukan transaksi dalam rangka pengukuran kinerja masing-masing
unit produksi. Informasi lain ini tidak dapat dipenuhi oleh akuntansi
keuangan dan sejak saat itulah Akuntansi Manajemen mulai dikembangkan.
Perusahaan-perusahaan ini mengembangkan ukuran-ukuran baru seperti
ukuran biaya, ukuran laba (laba bruto) dan perputaran persediaan,
pengalokasian biaya overhead yang didasarkan pada jam tenaga kerja. Lebih
lanjut mengenai akuntansi manajemen dibahas di Bab 6. Mulai pertengahan
abad XX terjadi pergeseran paradigma dalam memandang manusia. Menurut
teori X manusia dipandang sebagai faktor produksi, sehingga manusia dapat
dieksploitasi sama halnya dengan faktor produksi yang lain, misalnya mesin.
Sejalan dengan peningkatan apresiasi terhadap hak asasi manusia, teori X ini
bergeser ke teori Y, ketika manusia dipandang sebagai manusia yang
bersumber daya.
Manusia tidak lagi dipandang sebagai faktor produksi, melainkan
sebagai modal intelektual. Akuntansi, juga tidak terlepas dari peristiwa
tersebut. Akuntansi mulai memandang aspek-aspek perilaku dalam
penerapan akuntansi. Mulailah dilakukan riset-riset akuntansi di bidang
keperilakuan manusia. Riset akuntansi keperilakuan dapat dikatakan dimulai
tahun 1952 ketika Argyris dibiayai oleh the Controllership Foundation
meneliti “The Impact of Budgets on People,” yang kemudian dilanjutkan lagi
2
oleh Argyris di tahun 1953 dalam jurnal Harvard Business Review dengan
judul “Human Problems with Budgets.” Bahkan penelitian oleh Argyris ini
mendahului Maslow, McGregor, atau Likert yang dianggap sebagai pionir
penelitian bidang keperilakuan dalam bisnis. Namun, istilah akuntansi
keperilakuan itu sendiri baru muncul pada tahun 1967 dalam artikel Journal
of Accounting Research oleh Becker (1967) yang mereview tulisan Cook
(1967). Becker lebih jauh mengatakan bahwa perbedaan penelitian
akuntansi keperilakuan dengan bidang lain adalah penelitian akuntansi
keperilakuan mengaplikasi teori dan metodologi dari ilmu keperilakuan
untuk memeriksa persinggungan antara informasi dan proses akuntansi
dengan perilaku manusia (termasuk perilaku organisasional).
Pada tahun 1989 terbit sebuah buku berjudul “Behavioral
Accounting” yang ditulis oleh Siegel dan Ramanauskas-Marconi. Dalam buku
ini secara eksplisit didefinisikan bahwa akuntansi keperilakuan sebagai
sebuah cabang ketiga dari akuntansi setelah akuntansi keuangan dan
akuntansi manajemen. Namun, seperti biasa dalam dunia akuntansi, setiap
muncul ide dan gagasan baru dari seorang ahli teori, selalu ditentang oleh
ahli teori liannya. Dalam hal ini, banyak yang tidak sependapat untuk
memasukkan akuntansi keperilakuan sebagai cabang ketiga, melainkan
hanya suatu pendekatan yang mengaplikasi aspek keperilakuan dalam
akuntansi baik akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, maupun bidang
akuntansi terkait lainnya.
1.2 Peran Akuntansi Manajemen
Bisnis saat ini bergerak sangat cepat dibandingkan dengan beberapa
tahun sebelumnya. Perubahan teknologi seperti yang sudah dijelaskan pada
kegiatan belajar 1 telah mendorong perubahan pada semua aspek kehidupan.
Perubahan ini sangat berpengaruh pada perusahaan dan seluruh proses yang
ada di dalamnya yang harus bekerja menggunakan cara-cara baru. Akuntan
manajemen harus selalu mendukung manajemen dalam semua tahapan
proses pengambilan keputusan bisnis. Sebagai spesialis di bidang akuntansi,
3
akuntan manajemen harus cerdas, siap, dan mengikuti setiap perkembangan
baru, dan harus memahami dengan baik dengan lingkungan dan praktik-
praktik di setiap Negara dimana sebuah perusahaan beroperasi. Akuntan
manajemen diharapkan mengerti betul tentang lingkungan hukum suatu
bisnis, khususnya paham tentang Sarbanes-Oxley Act tahun 2002.
Dalam suatu organisasi posisi akuntan manajemen umumnya berada
di bawah direktur keuangan sebagai fungsi staf atau fungsi pendukung. Posisi
staf berarti memiliki tanggungjawab tidak langsung bagi tercapainya tujuan
organisasi. Berbeda dengan posisi atau fungsi garis yang memiliki
tanggungjawab langsung dalam pencapaian tujuan utama organisasi. Secara
parsial Gambar 1.3 berikut menyajikan posisi akuntan manajemen dalam
sebuah organisasi.
4
tindakan yang dilakukan seorang atau beberapa orang untuk
mengungkapkan/melaporkan kecurangan di dalam perusahaan kepada
pihak lain. Motivasi utamanya adalah moral. Namun, acapkali whistle
blowing disamakan begitu saja dengan membuka rahasia perusahaan.
Harus dibedakan antara membocorkan rahasia dengan mengungkapkan
kecurangan. Contohnya seorang karyawan melaporkan kecurangan
perusahaan yang membuang limbah pabrik ke sungai. Contoh ini
bukanlah tindakan membocorkan tindakan, melainkan tindakan mulia
dan bertanggungjawab atas keselamatan lingkungan dan masyarakat.
Whistle blowing dibagi menjadi dua yaitu: whistle blowing internal yaitu
tindakan untuk melaporkan kecurangan yang dilakukan oleh seseorang
dalam organisasi kepada pimpinan perusahaan tertinggi. Pemimpin yang
menerima laporan harus bersikap netral dan bijak. Pimpinan harus loyal
terhadap moral bukan kepada orang, lembaga, otoritas, kedudukan.
Nilai-nilai moral yang dimaksud seperti: keadilan, ketulusan, kejujuran,
dan dengan demikian bukan karyawan yang harus selalu dituntut loyal
dan setia pada pemimpin melainkan sejauh mana pimpinan atau
perusahaan bertindak sesuai moral. Kedua, whistle blowing eksternal
yaitu tindakan untuk melaporkan kecurangan yang terjadi dalam
organisasi perusahaan kepada pihak luar seperti pihak yang berwenang
atau penegak hukum atau kepada masyarakat karena kecurangan itu
merugikan masyarakat. Motivasi utamanya adalah mencegah kerugian
bagi banyak pihak. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah langkah
yang tepat sebelum melaporkan kecurangan terebut ke pihak
berwajib/penegak hukum atau masyarakat sehingga terbangun iklim
bisnis yang baik, bermoral, dan etis.
2. Creative Accounting Creative
Accounting adalah semua proses untuk mengatur laporan keuangan.
Beberapa pihak dalam perusahaan acapkali menggunakan kemampuan
pemahaman pengetahuan akuntansi (misalnya pemahaman terhadap:
5
kebijakan, standar, metode, dan teknik) dan menggunakannya untuk
memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999).
Pihakpihak yang bisa terlibat di dalam proses creative accounting seperti
manajer, akuntan perusahaan, pemerintah, asosiasi industri, dan lain-
lain. Sebenarnya creative accounting (atau sering juga disebut dengan
manajemen laba), bukanlah tindakan melanggar aturan, karena
manajemen dalam membuat laporan keuangan dapat memilih berbagai
metode atau kebijakan dan teknik-teknik akuntansi sesuai dengan
kebutuhannya. Namun, ketika pemilihan berbagai kebijakan, standar,
metode, dan teknik-teknik akuntansi didasarkan pada kepentingan
oportunistis, maka tindakan tersebut menjadi tidak etis. Di sinilah
akuntan manajemen harus mampu menjadi pengawal perilaku etis
tersebut.
Watt dan Zimmerman (1986), menjelaskan bahwa manajer dalam
memilih kebijakan akuntansi seringkali dipengaruhi oleh tiga variabel
yaitu skema bonus, kos politik, dan adanya perjanjian utang kepada
pihak ketiga. Watt dan Zimmerman mengajukan tiga buah hipotesis.
Pertama, bonus plan hyphotesis yaitu perilaku dari seorang manajer
sering kali dipengaruhi oleh skema bonus yang didasarkan atas laba yang
diperoleh. Akibatnya, pihak manajemen akan memilih kebijakan dan
metode-metode akuntasi yang dapat meningkatkan laba, dengan tujuan
mendapatkan bonus yang besar. Kedua, debt convenant hyphotesis.
Dalam suatu perjanjian utang tercantum syarat-syarat yang harus selalu
dipenuhi oleh pihak manajemen, misalnya harus mempertahankan
likuiditas, harus mempertahankan tingkat profitabilitas, dan lain
sebagainya. Syarat-syarat ini tentu saja berbasis pada laporan keuangan.
Oleh karena itu, pihak manajemen akan berusaha mengatur agar posisi
rasio-rasio keuangan tetap sesuai dengan syarat-syarat yang ada dalam
perjanjian karena manajemen tidak mau melanggar perjanjian tersebut.
Ketiga, adalah political cost hyphotesis. Jika manajemen tahu bahwa
6
besarnya laba yang dilaporkan akan menjadi perhatian banyak pihak,
maka manajemen akan mengatur angka laba yang dilaporkan. Misalnya,
jika laba meningkat, maka para karyawan akan melihat kenaikan laba
tersebut sebagai acuan untuk meningkatkan kesejahteraan melalui
kenaikan gaji.
Pemerintah pun melihat pola kenaikan ini sebagai objek pajak yang akan
ditagih. Tidak semua tindakan creative accounting berkonotasi negatif,
minimal dari sudut pandang organisasi atau perusahaan. Acapkali
tindakan manajemen laba justru menguntungkan bagi perusahaan
(pembayaran pajak menjadi lebih kecil, sorotan politik menjadi lebih
kecil). Dalam hal ini, tindakan manajemen laba disebut efisien.
Sebaliknya, jika tindakan manajemen laba didasarkan pada perilaku
oportunistis manajemen, maka tindakan tersebut adalah negatif bagi
organisasi. Namun, apapun motifnya, tindakan mengatur laba adalah
tindakan kurang etis karena akan melaporkan laba tidak sesuai dengan
apa adanya.
3. Fraud Accounting Fraud adalah suatu tindakan yang dilakukan secara
sengaja untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar
dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi.
Dalam bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan yang
disengaja. Hal ini termasuk berbohong, menipu, menggelapkan dan
mencuri, oleh karenanya tidak etis dan tidak bermoral. Penggelapan yang
dimaksud adalah mengubah aset/kekayaan perusahaan yang
dipercayakan kepadanya secara tidak wajar untuk kepentingan dirinya.
Akuntan manajemen harus mampu meniadakan atau meminimalkan
tindakan-tindakan seperti itu.
7
BAB II
KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN
1. KonsepBiaya
Biaya (cost) adalah sejumlah pengorbanan sumber daya ekonomi
(kas atau ekuivalen kas)
untukmelakukansuatukegiatanyangdiharapkanakanmenghasilkanmanfaatek
onomi(pendapatan)dimasayangakandatang.Sejumlahkasyangdikeluarkanunt
ukmembelibahanbakuakanmenjadibiayabahanbakutersebut.Demikianjugaup
ahtenagakerjayangdibayarkandanoverheadpabrikyangdigunakanuntukmem
produksiprodukjadimerupakanbiayaprodukjaditersebut.Sebelumterjual,
produk jadi tersebut merupakan aktiva yang disajikan di neraca sebesar
biayanya. Jikaproduk jadi tersebut terjual, maka biaya yang melekat padanya
akan disajikan sebagai beban(expense)di laporan rugi laba.
2. Jenis-jenisBiaya
Biaya dapat dikelompokkan menjadi berbagai macam kelompok
biaya. Berikut ini disajikanpengelompokkan pelbagai jenis biaya sesuai
dengan dasar yang digunakan. Penjelasan lebihlanjutakan diberikan pada
pembahasan selanjutnya.
Tabel2.1.Jenis-jenisBiaya
DasarPengelompokan JenisBiaya
FungsiOrganisasi 1. BiayaProduksi
a. Biaya BahanBaku
b. BiayaTenagaKerja
c. BiayaOverhead
2. BiayaNonproduksi
a. BiayaAdministrasi
b. BiayaPenjualan
PeriodaPenandingan 1. BiayaProduk
8
2. BiayaPeriodik
9
KetelusurankeObjekBiaya 1. BiayaLangsung
2. BiayaTidakLangsung
PerubahanVolumeKegiatan 1. BiayaTetap
2. BiayaVariabel
3. BiayaCampuran
Kemampuan Manajer 1. BiayaTerkendali
untukMengendalikan 2. BiayaTakTerkendali
PengambilanKeputusan 1. BiayaRelevan
2. BiayaTidakRelevan
Dampak Keputusan 1. Sunk Cost
terhadapBiayaKeluar 2. OutPocketCost
3. ObjekBiaya,Keterlacakan danPenelusuran
Suatu objek biaya (cost object) adalah objek apapun, seperti produk,
pelanggan, departemen,proyek, aktivitas, dll, dimana biaya diukur dan
dibebankan padanya. Contoh: Sebuah
mobiladalahobjekbiayajikakitainginmenentukanbiayayangdikeluarkanuntuk
memproduksisebuahmobil.Akhir-
akhirini,aktivitas,yaitusuatuunitdasarpekerjaanyangdilakukandalamorganisa
si,jugadigunakansebagaiobjekbiaya.Misalnya:
pemindahanbahandanbarang,pemeliharaanperalatan, perancanganproduk,
pemeriksaan produk,dsb.
Keterlacakan(tracebility)adalahkemampuanuntukmembebankanbia
yapadasuatuobjekbiayayanglayak secaraekonomismelaluisuatuhubungan
sebab akibat.
1. Biayalangsung(directcost)adalahbiaya-
biayayangdapatdenganmudahdanakuratdilacakke
objekbiaya.Contoh:biaya bahanbaku,biayatenaga kerjalangsung.
2. Biayatidaklangsung(indirectcost)adalahbiaya-
10
biayayangtidakdapatdenganmudahdanakuratdilacakkeobjekbiaya.Conto
h:biayabahantidaklangsung(bahanuntuk
pemeliharaanperalatan)danbiayatenagakerjatidaklangsung(petugaskebe
rsihan,petugaskeamanan)
3. Penelusuran (tracing) adalah pembebanan biaya ke objek biaya dengan
menggunakan ukuranyang dapat diamati atas sumber daya yang
dikonsumsi oleh objek biaya. Penelusuran biaya keobjekbiayadapat
terjadi melaluicaraberikut:
a. Penelusuranlangsung(directtracing)merupakanprosespengidentifikas
iandanpembebanan biaya yang secara khusus dan secara fisik
berhubungan dengan suatu
objekbiaya.Biasanyadilakukanmelaluipengamatan/observasisecarafisi
k.Contoh:penggunaan roda, suku cadang dan upah tenagaperakitan
dalammenentukan biayaproduksimobil.
b. Penelusuran tidak langsung (indirect tracing) merupakan penggunaan
penggerak untukmembebankan biaya pada objek biaya. Penggerak
merupakan faktor penyebab teramatiyang mengukur konsumsi
sumber daya oleh objek. Walaupun tidak seakurat
penelusuranlangsung, namun jika hubungan sebab akibatnya baik,
maka tingkat keakuratan yangtinggidapat diharapkan.
c. Penggerak sumber daya (resources driver): mengukur permintaan
sumber daya
keaktivitasdandigunakanuntukmembebankanbiayasumberdayakeakti
vitas.Contoh:untukmembebankanbiayasumberdayalistrikyangdikonsu
msiolehaktivitaspemeliharaanperalatan,digunakanpenggeraksumberd
ayayaitujammesin.
d. Penggerakaktivitas(activitydriver):mengukurpermintaanaktivitasoleh
objekbiaya,dan digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke
objek biaya. Contoh: untukmembebankan biaya aktivitas
pemeliharaan peralatan ke objek biaya
11
departemenproduksi,digunakanpenggerakaktivitasyaitujumlahjamker
ja pemeliharaan.
12
MetodePembebananBiaya
BiayaSumberDaya
ObjekBiaya
Gambar2.1.MetodePembebananBiaya
Dariketigametodetersebut,penelusuranlangsungmerupakanmetodey
angpalingakurat;metodeini bergantung pada hubungan kausal yang dapat
diamati secara fisik. Penelusuran penggerakberlangsung pada faktor-
faktorkausal,yaitu penggerak (driver), untuk membebankan biaya keobjek
biaya. Keakuratan penelusuran penggerak tergantung pada kualitas
hubungan kausal yangdigambarkan oleh penggerak. Pengidentifikasian
penggerak dan penilaian kualitas
hubungankausaljauhlebihbesarbiayanyadibandingpenelusuranlangsungatau
alokasi.Alokasimerupakan metode yang paling mudah dilakukan dan
biayanya paling rendah. Namun
alokasiadalahmetodeyangtingkatkeakuratanpembebananbiayanyapalingren
dahdanpenggunaannyajuga harusdiusahakan seminimal mungkin.
4. KarakteristikJasadalamAkuntansiManajemen
Output yang dihasilkan oleh perusahaan dapat berupa produk
13
berwujud maupun jasa. Produkberwujud(tangibleproduct)adalahbarangyang
dihasilkandenganmengubahbahanbakumelalui penggunaan tenaga kerja dan
input modal lainnya. Contoh: mobil, televisi, komputer,pakaian, dll. Adapun
jasa adalah tugas/aktivitas yang dilakukan bagi pelanggan atau
aktivitasyangdilakukanolehpelanggandenganmenggunakanproduk/fasilitaso
rganisasi.Contoh:perlindunganasuransi, perawatankesehatan,akuntansi
danauditing, dll.
Perbedaanantarajasadenganprodukberwujudterlihatdalamkeempat
dimensiberikutini:
a. Ketidakberwujudan(intangibility):jasatidakdapatdilihat,dirasakanatau
didengarsebelumjasadigunakan.
b. Tidaktahanlama(perishability):jasatidakbisadisimpan,harusdikonsums
ipadasaatdiselenggarakan.
c. Tidakterpisah(inseparability):adanyakontaklangsungantaraprodusend
ankonsumenjasa padasaat penyelenggaraan jasa
d. Keragaman (heterogeneity): adanya peluang variasi
yang lebih besar
dalampenyelenggaraanjasadaripadaproduksiproduk)
5. Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda
Biayaprodukadalahsuatupembebananbiayayangmendukungobjekma
najerialtertentu.Definisibiayaproduktergantungpadatujuanmanajerialyanging
indicapai.Halinisesuaidenganprinsip dasar manajemen biaya, yakni ”biaya
yang berbeda untuk tujuan berbeda (differentcost for different
purposes)”. Jika tujuan manajemen adalah melakukan analisis laba
strategis,maka semua aktivitas yang ada dalam rantai nilai (merancang,
mengembangkan, memproduksi,memasarkan, mendistribusikan dan
Produksi Produksi
melayani produk) dibebankan ke produk. Namun jika tujuanmanajerial
adalah jangka pendek/analisa laba taktis, seperti pada keputusan
menerima/menolakpesanankhusus,makahanyaaktivitasyangterdapatdalamr
antainilaiyangrelevan(perancangan& pengembangan tidak lagi relevan) yang
14
digunakan untuk membebankan biaya aktivitas
keproduk(biayaprodukoperasi).Demikianpulahalnyajikatujuanmanajerialada
lahuntukpenyusunan laporan keuangan eksternal, maka hanya biaya
produksi yang digunakan dalamperhitunganbiayaproduk (biayaproduk
tradisional).
6. Biaya Produk untuk Pelaporan Keuangan Eksternal
Untuk tujuan kalkulasi biaya untuk pelaporan keuangan eksternal,
biaya dapat dikelompokkanmenjadi biaya produksi dan biaya nonproduksi.
Biaya produksi adalah biaya yang
berkaitandenganpembuatanbarangdanpenyediaanjasa.Biayanonproduksia
dalahbiayayangberkaitandengan fungsi perancangan dan pengembangan,
pemasaran, distribusi, layanan pelanggan
danadministrasiumum.Biayapemasaran,distribusidanlayananpelangganbiasa
nyadikelompokkansebagai biaya penjualan, sedangkan biaya perancangan
& pengembangan, biaya akuntansi,
danbiayaadministrasiumumdikelompokkansebagaibiayaadministrasi.Biaya
produksidikelompokkanlebihlanjutmenjadibiayabahanlangsung,biayatenaga
kerjalangsung,danbiayaoverhead.
1. BiayaBahanLangsung,yaitubahanyangsecaralangsungdapatditelusur
kebarangataujasayangdiproduksi.Contoh:besipadamobil,kayupadafur
nitur,kainpadapakaian,gandumpadaroti, dll
2. BiayaTenagaKerjaLangsung,yaitutenagakerjayangdapatsecaralangs
ungditelusurike barang atau jasa yang diproduksi. Contoh: gaji buruh
di pabrik, tenaga dokter danperawatpadaoperasi, upahsopir
padaperusahaanangkutan.
3. BiayaOverhead,yaituseluruhbiayaproduksilain,selainbiayabahanlangs
ungdanbiayatenagakerjalangsung.Contoh:depresiasibangunandanper
alatan,pemeliharaanperalatan,supervisi, pajak, dll.
4. Biayautama(primecost)adalahbiayabahanlangsungdanbiayatenagak
erjalangsung.Biayakonversi (conversion cost) meliputi biaya tenaga
15
kerja langsung dan biaya overhead.
Biayakonversidapatdianggapsebagaibiaya
untukmengubahbahanbakumenjadiprodukakhir.
16
7. Laporan Keuangan Eksternal
Dalam menyusun laporan keuangan eksternal, biaya-biaya harus
dikelompokkan
berdasarkanfungsi.Ketikamenyusunlaporanrugilaba,biayaproduksidanbiaya
nonproduksiharusdipisahkan.Biayaproduksidianggapsebagaibiayaprodukse
dangkanbiayanonproduksidianggap sebagai biaya periodik. Biaya produksi
yang melekat pada produk yang sudah terjualdilaporkan dalam laporan rugi
laba, sedangkan biaya produksi yang melekat pada produk
yangbelumterjualdilaporkandalamneraca.Bebanpenjualandanadministrasiya
ngdianggapsebagaibiaya periodikdikurangipada setiapperiodenya
dandilaporkandi laporanrugilaba.
8. OverviewterhadapSistemAkuntansiManajemen
Sistemakuntansimanajemendapatdikelompokkandalamsistemtradisi
onaldansistemkontemporer. Kedua sistem ini dipraktikkan dalam dunia
bisnis. Sistem akuntansi
manajementradisionalberbasispadafungsionalsedangkansistemakuntansima
najemenkontemporerberbasisaktivitas.Sistemmanajemenbiayakontemporer
saatinisudahmulaibanyakdigunakan,terutamadalamperusahaanyangmemilik
iberagamprodukyangkompleksdanberoperasidalamlingkunganyangkompetit
if.Meskipundemikian,tidakberartibahwasistemtradisionalditinggalkan. Untuk
lingkungan bisnis yang relatif stabil dan variasi produk relatif kecil,
sistemmanajemenbiayatradisionalmasihdigunakansecaraluas.Berikutiniadala
hperbandinganantarasistemmanajemen biayatradisional dan kontemporer:
Pembeda BerbasisFungsional BerbasisAktivitas
17
as aindividu Menggunakan ukuran
6. Kinerja Menggunakan kinerjakeuangandannon
7. Penilaiankinerja ukuran keuangan
kinerjakeuangan
18
BAB III
BIAYA, VOLUME DAN LABA
19
a. Metode priori, tujuan laba mendo minasi perencanaan. Pertama-tama
manajemen menentukan tingkat pengembalian yang diinginkan dan
berusaha untuk merealisasikannya melalui perencanaan.
b. Metode posteriori, tujuan laba berada di bawah perencanaan dan
diidentifikasikan sebagai hasil dari perencanaan.
c. Metode pragmantis, manajemen menggunakan suatu standar laba
yang
telah diuji dan dibuktikan melalui pengalaman.
Dalam menentukan tujuan laba, manajemen sebaiknya
mempertimbangkanfaktor-faktor berikut ini :
a. Laba atau rugi yang diakibatkan dari volume penjualan tertentu.
b. Volume penjualan yang diperlukan untuk menutup semua biaya
plusmenghasilkan laba yang mencukupi untuk membayar dividen
sertamenyediakan kebutuhan bisnis masa depan.
c. Titik impas.
d. Volume penjualan yang dapat dicapai dengan kapasitas operasi
sekarang.
e. Kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan laba.
f. Pengembalian atas modal yang digunakan.
2. Keuntungan dan Keterbatasan Perencanaan Laba
a. Keuntungan perencanaan laba sebagai berikut (Carter dan Usry,
2002):
1) Perencanaan laba menyediakan suat u pendekatan yang disiplin
atasidentifikasi dan penyelesaian masalah.
2) Perencanaan laba menyediakan pengarahan ke semua tingkatan
manajemen.
3) Perencanaan laba meningkatkan koordinasi. Hal tersebut
memberikan suatu cara untuk menyesuaikan usaha-usaha dalam
mencapai cita-cita.
20
4) Perencanaan laba menyediakan su atu cara untuk memperoleh
idedan kerja sama dari semua tingkatan manajemen.
5) Perencanaan laba menyediakan suatu tolok ukur untuk
mengevaluasi kinerja aktual da n meningkatkan kemampuan
dari
individu-individu.
b. Keterbatasan perencanaan laba se bagai berikut (Carter dan Usry,
2002):
1. Prediksi bukan suatu ilmu pengetahuan pasti, ada sejumlah
pertimbangan dalam estimasi manapun. Perencanaan laba harus
didasarkan pada prediksi atau kejadian di masa depan sehingga
besar kemungkinan terjadi kesalahan.
2. Perencanaan laba dapat memfokus kan perhatian manajemen
pada
cita-cita (seperti tingkat produksi yang tinggi atau tingkat
penjualankredit yang tinggi) yang tidak selalu sesuai
dengantujuankeseluruhan dari organisasi.
3. Perencanaan laba harus memperol eh komitmen dari manajemen
puncak dan kerja sama dari semua anggota manajemen.
4. Penggunaan anggaran secara berlebihan sebagai alat evaluasi
dapatmenyebabkan perilaku disfungsional.
5. Perencanaan laba tidak menghila ngkan atau menggantikan
perananadministrasi. Rencana laba didesain untuk menyediakan
informasiyang terinci yang memungkinkan eksekutif
mengarahkanperusahaan ke tujuan organisasi.
6. Penyusunan perencanaan laba memakan waktu.
b. Analisis Biaya Volume Laba
Analisis biaya volume laba memfokuskan pada hubungan antara
lima faktor berikut (Jackson, Sawyers, 2006):
a. Harga dari produk atau jasa
21
b. Volume produk dan jasa yang diproduksi dan terjual.
c. Biaya variabel per unit.
d. Biaya tetap total.
e. Bauran produk dan jasa yang dihasilkan.
Analisis biaya volume laba merupakan teknik untuk menghitung
dampak perubahan harga jual, volume penjualan dan biaya terhadap laba
untuk membantu manajer dalam peren canaan laba jangka pendek
(Mulyadi, 2001). Menurut Atkinson dan Kaplan Analisis Biaya volume laba
merupakan suatu proses bagaimana perbedaan biaya dan laba dengan
berubahnya volume. Analisis biaya volume laba merupakan suatu alat
yang menyediakan informasi bagi manajemen tentang hubungan antara
biaya, laba, bauran produk dan volume penjualan untuk mencapai target
laba pada level tertentu (Carter, 2006). Beberapa asumsi dalam analisis
biaya volume laba antara lain (Mowen, Hansen, 2005):
a. Asumsi analisis fungsi pendapatan dan biaya linear.
b. Asumsi analisis bahwa harga, total biaya tetap, dan unit biaya variable
dapat diidentifikasi secara akurat dan tetap konstan melebihi batas
relevan.
c. Asumsi analisis bahwa apa yang diproduksi dapat dijual.
d. Untuk analisis multi produk, bauran penjualan diasumsikan diketahui.
e. Harga jual dan biaya diasumsikan diketahui dengan pasti.
Analisis biaya volume laba merupaka n suatu alat yang sangat
berguna untuk perencanaan dan pengambilan keput usan yang
menekankan keterkaitan antara biaya, volume penjualan dan ha rga. Jadi,
untuk meng etahui bagaimana pendapatan, beban dan laba berperilaku
ketika volume berubah, analisis biaya volume laba dapat dimulai dengan
menentukan titik impas perusahaan (Mowen, Hansen, 2005).
Menurut Mowen dan Hansen (2005) Analisis titik impas adalah
titik dimana total pendapatan sama dengan to tal biaya, titik dimana laba
sama dengan nol. Menurut Charles T. Horngren, Srikant M Datar, dan
22
Gorge Foster (2003) mendefinisikan titik impas adalah volume penjualan
dimana pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak terdapat laba
maupun rugi bersih. Titik impas merupakan tingkat penjualan dimana
kontribusi margin hanya menutup biaya tetap dan konsekue nsi
pendapatan bersih sama dengan nol (Jackson, Sawyers, 2006). Impas adal
ah keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita
rugi. Dengan kata lain, suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapat
an sama dengan jumlah biaya atau apabila laba kontribusi hanya dapat di
gunakan untuk menutup biaya tetap saja (Mulyadi, 2001).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis
titik
impas adalah suatu cara atau alat atau teknik yang digunakan untuk
mengetahui volume kegiatan produksi (usaha) dimana dari volume
produksi tersebut perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak
menderita rugi. Manajemen memerlukan informasi impas (break even)
untuk mengetahui tingkat penjualan yang mesti dicapai sehingga tidak
menderita kerugian, batas minimum volume yang harus diraih
perusahaan dan diharapkan dapat mengambil langkah yang tepat untuk
masa yang akan dating. Ada dua cara untuk menentukan impas:
pendekatan teknik persamaan dan pendekatan grafik. Penentuan im pas
dengan teknik persamaan dilakukan dengan mendasarkan pada
persamaan pendapatan sama dengan biaya ditambah laba, sedangkan
penentua n impas dengan pendekatan grafik dilakukan dengan cara
mencari titik potong antara garis pendapatan penjualan dan garis biaya
dalam suatu grafik yang disebut grafik impas (Mulyadi, 2001).
a. Perhitungan Impas dengan Pendekatan Teknik Persamaan
Titik impas dengan pendekatan persamaan dapat dinyatakan dalam
jumlah unit yang terjual guna menghasilkan laba yang ditargetkan
dan dalam rupiah penjualan untuk menemukan titik impas dalam
23
jumlah
unit yang terjual, perusahaan memfokuskan pada laba operasi
b. Titik impas dalam rupiah penjualan
Suatu ukuran unit yang terjual dapat dikonversikan
menjadisuatuukuran pendapatan penjualan hanya dengan mengalikan
hargajual per unit dengan unit yang terjual. Dalam hal ini, variabel
yangpenting adalahrupiah penjualan, sehingga pendapatan maupun
biayavariabel harusdinyatakan dalam rupiah. Untuk menghitung
titikimpas dalam rupiahpenjualan, biaya variabel didefinisikan
sebagaisuatu persentase daripenjualan bukan sebagai jumlah unit
yangterjual. Dengan menggunakanpendekatan impas dalam unit
yangterjual maka, akan diperolehpersamaan impas dalam
penjualanrupiah sebagai berikut (Mowen, Hansen, 2005)
c. Analisis Biaya Volume Laba dan Perhitungan Biaya Berdasarkan
Aktivitas
Analisis biaya konvensional mengasumsikan bahwa semua biaya
perusahaan dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu biaya tetap dan
biaya variabel. Selanjutnya biaya di asumsikan sebagai fungsi linier dari
volume penjualan. Pembedaan biaya tetap dan variabel ini terlalu
menyederhanakan masalah dan tidak sesuai lagi dengan lingkungan
manufaktur yang semakin maju (Mowen, Hansen, 2005). Karakteristik biaya
produksi dalam lingkungan manufaktur ma ju ditandai dengan berkurangnya
unsur biaya tenaga kerj a langsung dan membesarnya biaya overhead pabrik.
Di samping itu, teknologi manufaktur maju memungkinkan perusahaan
melakukan diversifikasi produk yang di produksi dan menyebabkan semakin
besarnya proporsi biaya overhead ya ng tidak berkaitan dengan unit yang
diproduksi. Setiap produk yang diproduksi mengkonsumsi biaya overhead
per unit dengan proporsi yang berbeda-beda (Mulyadi, 2001).
Pada sistem perhitungan biaya be rdasarkan aktivitas, biaya dibagi
dalam kategori berdasarkan unit da n nonunit. Sistem perhitungan biaya
24
berdasarkan aktivitas mengakui bahwa beberapa biaya berubah tergantung
pada jumlah unit yang diproduksi sedangka n beberapa yang lainnya tidak.
Dengan perhitungan berdasarkan aktivitas, analisis biaya volume laba
menjadi lebih bermanfaat karena memberikan wawasan yang akurat
mengenai perilaku biaya. Persamaan biaya berbasis aktivitas adalah sebagai
berikut (Mowen, Hansen, 2005)
Jumlah unit yang harus dijual sama menurut kedua pendekatan. Hal
ini dikarenakan kelompok total biay a tetap menurut perhitungan biaya
konvensional terdiri dari biaya variabel berdasarkan non unit ditambah
biaya yang tetap tanpa memperhatikan pengge rak aktivitas. Sistem
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas memilah-milah berbagai biaya
variable berdasarkan non unit. Biaya-biaya in i berhubungan dengan tingkat
tertentu dari setiap penggerak aktivitas. Sela ma tingkat aktivitas penggerak
biaya berdasarkan non unit tetap sama, maka hasil perhitungan konvensional
dan berbasis aktivitas akan sama (Mowen, Hansen, 2005).
Keunggulan analisis biaya volume laba berbasis aktivitas
dibandingkan konvensional yaitu dalam metode konvensional sebenarnya
tidak semua biaya yang semula digolongkan ke dalam biaya tetap berperilaku
tetap. Biaya aktivitas produk dan biaya pe ngaturan yang tidak berubah
secara proporsional dengan perubahan aktiv itas unit digolongkan dalam
pendekatan konvensional sebagai biaya tetap. Namun, dalam pendekatan
berbasis aktivitas, biaya aktivitas produk dan biaya pengaturan merupakan
biaya variabel yang berubah sebanding dengan perubahan aktivitas yang
bersangkutan dengan biaya tersebut. Ol eh karena itu, jika suatu kebijakan
menyebabkan perubahan dalam dala m biaya aktivitas produk dan biaya
pengaturan, pendekatan berbasis ak tivitas mampu mencerminkan akibat
perubahan biaya tersebut terhadap impas (Mulyadi, 2001)
25
BAB IV
PERILAKU BIAYA
1.KonsepPerilakuBiaya
Akuntanmanajemenharusmampuuntukmengevaluasisetiapjenisbiaya
untukbisamenentukanfungsi biaya (cost function) yang menjelaskan perilaku
biaya. Perilaku biaya (cost behavior)adalah cara suatu biaya berubah dalam
hubungannyadengan perubahan dalampenggunaanaktivitas. Perilaku biaya
menggambarkan apakah biaya input bersifat tetap atau variabel
dalamhubungannyadenganperubahanoutputaktivitas.Jikabiayajumlahnyatet
ap,baikketikaaktivitasmeningkat maupun menurun, maka biaya tersebut
merupakan biaya tetap. Sebaliknya, jika
biayaituberubahsecaraproporsionalsesuaidenganperubahanaktivitas,maka
biayatersebut
26
Berdasarkanperilakubiayayangmuncul,kitadapatmembedakanbiaya
menjadi:
1) Biaya Tetap(fixedcost)
Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh perubahan jumlah
output. Misalnya
mesinpabrikyangdisewasebesarRp15.000.000selama1tahundanmemiliki
kapasitasproduksi
240.000unit/tahun.
2) BiayaVariabel(variable cost)
Biaya variable adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah, dipengaruhi
oleh perubahan jumlahoutput. Misalnya mesin pabrik yang digunakan
untuk produksi menggunakan daya listrik
0,1KWH,tarif1KWHRp2000.Berartibiayatiapunitnya Rp200
(0,1xRp2000).
3) Biaya Campuran(mixedcost)
Biayacampuranadalahbiayayangmemilikikomponenbiayatetapdanbiayav
ariable.Misalnya:seorangsalesmanbiasanyadibayardengangajitetapplusb
onusberdasarkantargetpenjualannya.
2.HorizonWaktu,Aktivitas,PenggunaanSumberDayadanPerilakuBiaya
Untukdapatmenentukanperilakubiaya,kitaharusmempertimbangkan
horizonwaktu,penggunaan sumber daya dan pengukuran output aktivitas.
Horison waktu sangat penting dalammenentukan perilaku biaya karena
biaya dapat berubah dari tetap ke variabel tergantung
apakahkeputusanterjadi dalamjangkapendek ataujangkapanjang.
Sumber daya disediakan dengan dua cara, yaitu, ketika
digunakan/diperlukan dan sebelumdigunakan.
27
1) Sumberdayafleksibel(flexibleresources)atausumberdayayangtersediak
etikadiperlukan adalah sumber daya yang diperoleh dari luar dan tidak
diperlukan
adanyakomitmenjangkapanjanguntuksetiapjumlahtertentusumberdaya.
Karenabiayasumberdaya yang tersedia ketika diperlukan sama dengan
biaya sumber daya yang
digunakan,makatotalbiayaakanmeningkatketikakebutuhansumberdayam
eningkat.Secaraumumkita dapat memperlakukannya sebagai biaya
variabel. Contoh: penggunaan bahan bakudan energi.
2) Sumber daya terikat (committed resources) atau sumber daya yang
tersedia sebelum penggunaan adalah sumber daya yang diperoleh
dengan menggunakan kontrak eksplisit maupun implisit untuk
mendapatkan kuantitas tertentu sumber daya, tanpa memperhatikan
apakah kuantitas sumber daya tersedia seluruhnya atau tidak, disebut
juga. Biaya atas sumber daya ini dapat dikelompokkan menjadi dua: (1)
biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan kapasitas aktivitas jangka
panjang (committed fixed expenses), contoh: pembelian/penyewaan
bangunan dan peralatan, dan (2) biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh kapasitas aktivitas jangka pendek (discretionary fixed
expenses), contoh: tenaga kerja
AsumsiLinearitas
Sebenarnya fungsi biaya menurut ekonomika makro adalah non
linier – tidak berbentuk
garislurus.Namundalampenerapanakuntansimanajemen,fungsibiayadikonver
simelaluihubunganlinier, yakni tingkat perubahan biaya dianggap konstan di
seluruh tingkatan aktivitas untukmemudahkanpenaksiran biaya.
Biaya Biaya
Biaya Tetap
BiayaVariabel
BiayaTetap
28
Volume Volume
Grafik3.1.GrafikBiayaTetapGrafik3.2. GrafikBiayaVariabel
Biaya
BiayaCampuran
Volume
Grafik3.3.BiayaCampuran
3. PerilakuBiayaStep
Meskipunkita
menggunakanasumsibahwafungsibiayabersifatberkelanjutan, namun dalam
kenyataannya beberapa fungsi biaya mungkin tidak berkelanjutan.Hal ini
disebut dengan fungsi biaya step (step cost function), yakni memiliki tingkat
biaya
yangkonstanselamarentangpenggunaan(output)aktivitastertentudanuntukse
lanjutnyameningkathingga tingkat biaya yang lebih tinggi pada beberapa titik
dan sifatnya tetap untuk rentangaktivitas serupa. Sumber daya diperoleh
dalam jumlah tertentu (berkelompok).Ada dua jenisbiaya step:
1) BiayaVariabel Step(step variablecost)
Dalambiayavariabelstep,lebarstepkecildanbiayasumberdayaberubahseb
agaiakibatperubahan kecil dalam penggunaan sumber daya. Biasanya
biaya variabel step dianggap sebagaibiayavariabel yangketat.
2) Biaya TetapStep(stepfixedcost)
Biaya tetap step merupakan biaya yang mengikuti perilaku biaya dengan
29
step lebar.
Banyakcommittedresourcesyangmengikutifungsibiayaini.Biayatetapstepd
ikategorikansebagaibiayatetap.Kebanyakanbiayatetapstepbersifattetaps
elama rentangoperasinormalperusahaan.
4. PerilakuBiayaCampuran
Sangat dimungkinkan bila aktivitas yang dilakukan perusahaan
memerlukan adanya commitedresources dan flexible resources secara
sekaligus. Hal ini menunjukkan adanya perilaku biayacampuran.
Contoh: perusahaan me-lease sebuah mesin fokokopi dalam aktivitas
penggandaandokumen. Biaya lease Rp 2.000.000 dibayar tiap tahun.
Untuk mengoperasikannya, perusahaanharus membayar biaya operasi
rata-rata Rp 60 per lembar untuk menutup biaya toner, kertas
danpemeliharaan. Mesin fotokopi di-lease selama 3 tahun dan memiliki
kapasitas produksi 200.000lembar/tahun. Rp 2.000.000
menggambarkan sumber daya yang harus disediakan di muka danRp60
menggambarkan biaya perolehan sumber daya ketika digunakan.
Perilaku biaya ini dapatditunjukkandengan persamaan:
Y=Rp2.000.000 + 60X
Catatanakuntansiseringkalihanyamenunjukkantotalbiayadanpengguna
anaktivitaspada biaya campuran sehingga perlu untuk memisahkan
total biaya menjadi komponen biayatetapdan variabel.
5. MetodePemisahanBiayaCampuran
Ada tiga metodeyang digunakan secara luas untuk memisahkan
biayacampuran menjadikomponenbiayatetap dan variabel:
1. MetodeTinggi Rendah(highlowmethod)
Dengan metode tinggi rendah, kita memilih terlebih dahulu dua titik,
titik terendah dan
titiktertinggi.Titikterendahmenunjukkanaktivitasterendahdantitikte
rtinggimenunjukkkanaktivitastertinggi.
Untukmencarirumusbiayadigunakanpersamaan berikut:
30
V =Perubahan biaya=(Y2 – Y1)Perubahanaktivitas (X2–X1)
DanF=Totalbiaya campuran–Biayavariabel
=Y2-X2
AtauF=Y1–X1
Metodetinggirendahmemilikikeunggulan:
(1)objektivitasdan(2)dapatmengetahuihubunganbiayadengancepath
anyaberdasarkanduatitikdata.Kelemahannyaadalahjikaduatitiktertin
ggiatauterendahtersebutmerupakanoutlier,makahubunganbiayaakti
vitasyangdiperolehmenjaditidakrepresentatif.
2. MetodeScatter Plot(scatterplotmethod)
Denganmetodescatterplot,kitamemplottitik-
titikdatasehinggadiperolehhubunganbiayadanaktivitas.Halinidilakuk
anuntukmenilaivaliditashubunganlinearyangdiasumsikan.Kemudian
dipilihtitikuntukmenempatkangaristerbaikpadatitik-
titikscatterplot,yaitugarisdimanatitik-titik data lebih dekat dengan
garis tersebut daripada garis lainnya. Setelah menentukan dua
titikuntukmembuatgaristerbaik,makarumusbiayadapatdihitungdeng
anpersamaanyangdigunakanpadasaat menggunakanmetodetinggi
rendah.
V= (Y2–Y1)
X2 – X1)
F=Y2-X2
Keunggulansignifikanmetodescatterplotadalahmemberikesempatan
untukmelakukananalisis biaya secara visual serta dapat
mengidentifikasi nonlinearitas, keberadaan outliers,
danterjadinyapergeserandalamhubunganbiaya.Adapunkekurangann
yaadalahtidakadanyakriteriaobjektif dalam pemilihan garis terbaik
sehingga kualitas rumus biaya tergantung pada
kualitaspenilaiansubjektif analis.
31
3. Metode Kuadrat Terkecil (least square method)
Metode kuadrat terkecil mengidentifikasi garis terbaik dengan
mengkuadratkan deviasi (selisihantara biaya yang diprediksi dengan
biaya aktual, ditunjukkan oleh jarak dari titik ke garis)
yangterdapatpadamasing-masing titik dan kemudian menjumlahkan
deviasiyang dikuadratkantersebut sebagai ukuran keseluruhan
kedekatan. Garis dengan jumlah kuadrat deviasi terkecilmerupakan
garis kecocokan terbaik (best fitting line). Metode ini lebih
disarankan daripadametodetinggi rendah maupun metodescatter
plot.
Rumusstatistikyangdigunakanuntukmenghasilkanrumusbiayaadalah
:
F= ∑Y-v ∑X
32
ReliabilitasRumusBiaya
Metodekuadratterbaikmengidentifikasigaristerbaik,namuntidakmenyat
akanseberapabaiknya. Semakin tinggi persentase variabilitas biaya
yang diterangkan, semakin baik garisnya.Persentase ini ditunjukkan
)
oleh koefisien determinan (R .
2
Karena koefisien itu
merupakanpersentase reliabilitas yang diterangkan, maka nilainya
selalu berkisar antara 0 dan 1.Semakindekat R2ke 1, semakin baik
garisnya.
Ukuran alternatif untuk goodness of fit adalah koefisien korelasi, yaitu
akar dari koefisiendeterminan. Korelasinya antara -1 dan +1.
Kelebihannya adalah mampu mengindikasikan
arahhubungan.Jikakoefisienkorelasinyapositif,makakeduavariabelnyabe
rgerakkearahyangsama(korelasipositif)danjikakoefisiennyanegatif,dipr
ediksikankeduavariabelnyabergerakkearahyangberlawanan (korelasi
negatif).
RegresiGanda
Satu faktor penggerak mungkin tidaklah cukup dalam menjelaskan
variabilitas perilaku
biayaaktivitas.Menambahkanvariabeltambahanlainkedalampersamaan
mungkindapatmeningkatkankemampuannyadalammemprediksibiayaak
tivitas,selainmemberikangambaranmengenai bagaimana biaya aktivitas
dapat dikelola. Hal ini dapat dilakukan dengan metoderegresi berganda
yang dalam aplikasi praktisnya memerlukan penggunaan komputer.
33
Y=F+V1X1 +V2X2
PertimbanganManajerial
Pertimbangan manajerial dapat dilakukan secara terpisah atau
digabungkan dengan
metodetinggirendah,scatterplotataukuadratterkecil.Manajermengguna
kanpengetahuandanpengalamannya mengenai hubungan biaya dan
tingkat aktivitas untuk mengidentifikasi ouliers,memahami pergeseran
struktural, dan menyesuaikan parameter sebagai antisipasi atas
kondisiyangberubah.
34
BAB V
PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DAN BIAYA PROSES
35
pentingnya keakuratan perhitungan biaya produk untuk perusahaan
berdasarkan pesanan khusus. Sebagai contoh, Perusahaan Merry adalah
spesialis membuat produk kulit berdasarkan pesanan. Merry menyakini
permintaan terhadap produk kulit produksinya akan tinggi karena produk
yang dihasilkannya adalah unik. Pada bulan 2013 Merry mendapatkan dua
pesanan. Pesanan pertama adalah 20 tas kulit untuk toko pakaian dan
pesanan ke dua adalah 10 jaket kulit dengan model khusus untuk pelatih olah
raga sebuah perguruan tinggi di wilayah tersebut. Merry setuju menerima
pesanan tersebut dengan menambahkam margin sebesar 50% pada
perhitungan harga atas pesanan.
Untuk memenuhi pesanan pertama yaitu tas kulit Merry, akan
membutuhkan:
Bahan baku langsung (Kulit, benang, gesper), tenaga kerja langsung
(Pemotongan), penjahitan dan perakitan) dan biaya overhead. Overhead
menggunakan penggerak tingkat unit tunggal yakni Jam TK langsung (tarif
keseluruhan Pabrik).
Untukmemenuhipesanan pertama yaitu tas kulitMerry,akan
membutuhkan:Bahan baku langsung (Kulit, benang, gesper), tenaga kerja
langsung (Pemotongan),penjahitandanperakitan) danbiaya overhead.
Overhead menggunakan penggerak tingkat unit tunggal yakni Jam TK
langsung (tarifkeseluruhanPabrik).
BiayaBahanBaku$1.000.
Biaya TK langsung $1.080 ($9 perjam selama 120 jam) Jika tarif overhead
dianggarkanadalah $2 perjam tenaga kerja langsung, maka overhead yang
dibebankan padapekerjaan ini adalah $240 ($2 perjam selama 120 jam).
Sehingga total biaya ranseladalah$2.320danbiaya perunit $116
Perhitungannya:
BahanBakuLangsung $1.000
TenagaKerjaLangsung $1.080
Overhead $ 240
Total $2.320
36
Dibagijumlahunit 20unit
Karena dalam kasus ini biaya terkait erat dengan harga, maka mudah
untuk mengetahuiberapa yang akan ditagih oleh Merry ke toko pakaian
yaitu sebesar $ 3.480 (biaya $
2,320ditambah50persenatau$174perransel).
Menelusuribiayapesananmelaluidokumen-dokumensumber:
Lembar biaya pesanan disiapkan setiap kali pekerjaan baru dimulai.
Perhitungan pesanantas kulit Merry berisi daftar total biaya bahan baku,
tenaga kerja dan overhead untuk
satupekerjaanadalahcontohpalingsederhanauntuklembarbiaya pesanan.
Lembarbiayapesanan
37
Sebagai tambahan untuk penyediaan informasi penting pada
pembebanan biaya bahanbaku langsung ke pekerjaan, formulir permintaan
bahan baku juga memiliki item data
lainsepertinomorpermintaan,tanggal,dantandatangan.Data-
datainibermanfaatuntukmelakukanpengendalianataspersediaanbahanbakula
ngsung.Tandatanganmisalnya,memindahkan tanggung jawab bahan baku
dari gudang kepada orang yang menerima bahanbakuyang bisanya
adalahsupervisorproduksi.
Tidak ada usaha perlu dilakukan untuk menelusuri biaya bahan baku
lainnya sepertiperlengkapan, pelumas dan lain-lain ke pekerjaan tertentu
karena bahan baku tindak langsungdibebankanke pekerjaandengantarif
overheadyang telahdianggarkan.
FormulirPermintaanbahanbaku:
Tanggal 11januari
Departemen Perakitan
Pekerjaan Ransel
Deskripsi Jumlah Biaya/Unit BiayaTotal
Gesper 10 $3 $30
Tandatanganpengesahan RobertPhilip
KartuJamKerja
Tenaga kerja langsung juga harus dihubungkan dengan setiap
pekerjaan tertentu. Alatyang digunakan untuk membebankan biaya
tenaga kerja langsung ke setiap pekerjaan
adalahdokumensumberyangdisebutsebagaikartujamkerja.Setiapharipega
waiperusahaanmengisikartujamkerjayangmengidentifikasikannama,tingk
atgaji,danjamkerjatiappekerjaan. Kartu jam kerja ini dikumpulkan dan
dikirim ke departemen akuntansi biaya, yangmenggunakan informasu
tersebut untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung ke
pekerjaantertentu.
22
BerikutringkasantransaksiuntukMerryLeatherGoodsselamabulanJanua
ri:
1. Biayabahanbakusebesar$2,500masukdalamutangusaha.
2. Biayabahanbakusebesar$1,500dikonsumsiuntukmemproduksipesanan.
3. Biaya tenaga kerja langsung sebesar $ 1,530 diakui (berarti tidak
dibayar secara tunai tetapiditunjukkansebagai kewajibandalam
akunutang gaji).
4. Overhead dibebankan pada produksi dengan tariff $ 2 perjam tenaga
kerja langsung.Terdapattotal170jamtenagakerja langsung.
5. Timbulbiayaoverheadactualsebesar$415.
6. Pesananranseltelahselesaidanditransferkebarangjadi.
7. Pesananranselterjualberdasarkanbiayaplus50%.
8. Overheadyangkurangdibebankan,akanditutuppadahargapokokpenjuala
n.
Ayatjurnalyangberhubungandenganbiayapesanan
23
PerhitunganBiayaProses
Karakteristikmanufakturproses
Perhitungan biaya proses akan berfungsi dengan baik apabila produk
yang diproduksirelative sejenis melalui proses berurutan dan menerima
biaya produksi yang hamper sama.Pabrik manufaktur yang besar seperti
pabrik kimia, makanan dan ban mobil menggunakanperhitunganbiaya
proses.
Tipemanufakturproses
Tipemanufakturprosesantaralain:
1. Proses berurutan (sequential processing). Unit-unit produksi harus
melalui satu
prosessebelummerekadapatdikerjakandalamprosesberikutnya.
2. Proses parallel (Parallel processing), dua atau lebih proses berurutan
dibutuhkan untukmemproduksi barang jadi. Unit-unit yang setengah jadi
(contoh, dua sub
komponen)dapatdikerjakansecarasimultandalamduaprosesyangberbedad
ankemudiandibawahbersamaandalamproses akhiruntuk penyelesaian.
Dampak persediaan barang dalam proses pada perhitungan biayaproses
Perhitungan biaya perunit pada pekerjaan yang dilakukan pada
suatu periode adalahbagian penting dari laporan produksi. Biaya perunit ini
dibutuhkan untuk: Menghitung biayabarang yang ditransfer keluar dari
departemen dan menghitung nilai akhir persediaan barangdalam proses.
Dilihat sekilas mudah karena dapat membagi biaya total dengan jumlah
unitdiproduksi, namun adanya persediaan barang dalam proses
menimbulkan masalah. Pertamamendefenisikan suatu unit produksi bias jadi
sulit. Menimbang bahwa beberapa unit yang diproduksi selama suatu
periode telah selesai, sementara yang di dalam persediaan akhir
belumselesai. Hal ini ditangani melalui konsep unit ekuivalen. Kedua
bagaimana seharusnya
biayaawaldaribarangdalamprosesdiperlakukan.Haruskahmerekadisatukande
nganbiayaperiodieterakhirataudipisakan sertaditransfer
keluarterlebihdahulu?Untukmengatasimasalahinidapatmenggunaka
metoderata-ratatertimbang danmetode fifo.
24
Produksiunitekuivalen
Berdasarkan defenisinya barang dalam proses adalah barang yang
belum selesai. Karenaitu suatu unit yang telah selesai dan ditransfer keluar
dalam suatu periode tidak identik (atauekuivalen) dengan unit dalam
persediaan akhir barang dalam proses. Dalam suatu
periodeharusditentukan.Masalahutamaperhitunganbiayaprosesadalahmemb
uatpenentuanini.
Berikutcontohunitekuivalen:DepartemenAmemilikidatabulanOktobersebagai
berikut:
Jumlahunitdipersediaanawalbarangdalamproses -
Jumlahunityangtelahselesai 1.000
Jumlahunitdipersediaanakhirbarangdalamproses 600
TotalBiayaproduksi 11,500
Pertanyaan:berapaoutputdalambulanOktoberini?
Solusinya adalah menghitung unit ekuivalen. Output unit ekuivalen adalah
unit yang telahterselesaikan yang dapat diproduksi dengan jumlah usaha
manufaktur dalam periode acuan.Tambahancontohdiatas:
600 unit barang akhir dalam proses telah selesai 25% berarti ekuivalen
nya adalah 150unit (25% x 600). Karena itu unit yang ekuivalen pada bulan
Oktober adalah 1,000 unit yangtelah selesai plus 600 unit yang ekuivalen
dalam barang proses akhir. Sehingga totalnyamenjadi 1,150unit output.
Contoh:
1000unittelahselesai,600unit25%selesai
1000unittelahselesai = 1000unit
ekuivalen
600unit,barangakhirdalamproses25%selesai = 150unitekuivalen
Total =1,150unitekuivale
n
Dengan mengetahui output suatu periode dan biaya produksi untuk
departemen periodetersebut (11,500), dapat dihitung biaya perunit yaitu
sebesar 10 (11,500 / 10). Biaya perunitdigunakan untuk membebankan
biaya 10000 ( 10 x 1000) ke unit yang ditransfer keluar danbiaya 1,500 (10 x
150) untuk 600 unit barang dalam akhir proses. Biaya perunit adalah 10
perunitekuivalen.Jadiketikamenilaiakhirbarangdalamproses,biayaperunit1di
25
kalidenganunitekuivalen.Bukadenganjumlahactualunit
yangtelahsebagianselesai.
Metodeperlakuanpersediaanawalbarangdalamproses
1. Metoderata-ratatertimbang(weightedaveragecostingmethod)
2. Metoderata-
rataterimbangpadadasarnyamenggabungkanbiayapersediaanawaldenga
n biaya periode saat ini, untuk menghitungbiaya perunit. Intinya biaya
disatukandanhanyasatuubitbiayarata-
ratayangdihitungdandibebankanbaiakuntiyangditransferkeluarmaupunu
nit yangtetapdalampersediaanakhir.
3. Metodefirstinfirstout.
4. Metodeinimemisahkanunitdalampersediaanawaldariunityangdiproduksi
dalamperiode saat ini. Diasumsikan unit dari persediaan awal
diselesaikan lebih dahulu
danditransferkeluarbersamadengansemuabiayaperiodesebelumnyadita
mbahbiayaperiode saat ini yang diperlukan untuk menyelesaikan unit-
unit tersebut. Lalu produksiperiode ini dimulai dan diselesaikan (serta
ditransfer keluar hanya dengan memakai biayaperiode saat ini) atau
dibiarkan tidak selesai dan diperlakukan sebagai persediaan
akhirbarangdalamproses.
Langkahdalampersiapanmenghitunglaporanproduksi:
1. Analisisaliranunitsecarafisik.
2. Perhitunganunit-unitekuivalen
3. Perhitunganbiayaperunit
4. Penilaipersediaan(barangditransferkeluardanakhirbarangdalampr
oses)
5. Rekonsiliasibiaya
Contohmetoderata-ratatertimbang:
PeracikanHealtblendmemilikidatasebagaiberikut:
Produksi:
26
Jumlahunitdalamproses,1Juli,75%selesai 20,000
Jumlahunityangtelahselesaidanditransferkeluar 50,000
Jumlahunitdalam proses,31Juli,25%selesai 10,000
Biayabarangdalamproses,1Juli $3,525
BiayabarangditambahkandalambulanJuli $10,125
Denganmenggunakandatadiatasdanmenggunakanmetoderata-
ratatertimbanguntukmengalokasikan biaya produksi ke unit-unit yang
ditransfer keluar dan unit-unit yang terdapatdalam akhir barang dalam
proses. Terlihat biaya-biaya dari persediaan awal barang dalamproses
(Beginning Work In Process-BWIP) disatukan dengan biaya-biaya yang
ditambahkanpada bulan Juli. Total biaya yang disatukan ini sebesar $ 13,
650 dirata-rata dan dibebankan keunityangditransferkeluardank
eunitpersediaanakhirbarangdalam proses.
PerhitunganBiayaPerunit:
Dengan menggunakan biaya produksi bulan Juli dan output bulan
tersebut, biaya per unitdapat dihitung dan digunakan untuk menghitung
biaya baranag yang ditransfer keluar sertabiayapersediaanakhirbarang
dalam prosessebagai berikut:
Biayaperunit:=13,650/52,500=0,26perunitekuivalen.
Denganrinciantotalbiayaproduksiyangdibebankankepersediaansebagaibe
rikut:
Biayapersediaanawalbarangdalamproses 3,525
BiayaditambahkanbulanJuli 10,125+
Total 13,650
Pembebananbiaya:
Biayaper unit=13,650:52,500=0,26
Ditransferkeluar(0,26x50,000) =13,000
Persediaanakhirbarangdlmproses(0,26x2,500) =650+
Totalbiayayangdibebankan =13,650
Biayaproduksiuntukdihitungjuga$13,650
Persediaanawalbarangdalamproses 3,525
27
Yangmunculselamabulanberjalan 10,125+
Totalbiayauntukdihitung 13,650
Contohmetodefirsrtinfirstout(FIFO).
Unituntukdihitung:
Unitdipersediaanawalbarangdlaamproses 20,000
Unitmulaidikerjalandalamperiodeberjalan 40,000+
Totalunituntukdihitung 60,000
Unityangtelahdihitung:
Unityangterselesaikan 30,000
Daripersediaanawalbarangdalamproses 20,000+ 50,000
Totaluntukdihitung 60,000
Unitsetaraproduksi:
Unitmulaidikerjakandandiselesaikan 30,000
Ditambah:
Unitdiawalbarangdalamprosesx bagianyangakan
diselesaikan(20,000x25%) 5,000
Ditambah:
Unitdiakhir barangdalamprosesxbagianyangdi
Selesaikan(10,000x25%) 2,500+
Unitoutputsetara 37,500
28
BAB VI
ACTIVITY BASE MANAJEMEN
29
adalah pendekatan manajemen yang memusatkan pengelolaan pada
aktivitas dengan tujuan untuk melakukan improvement berkelanjutan
terhadap value yang dihasilkan bagi customer, dan laba yang dihasilkan
dari penyedia value tersebut.Sedangkan menurut Blocher (2007; 239),
Activity–Based Management (ABM) analisis aktivitas yang digunakan
untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan
meningkatkan keuntungan perusahaan.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM mempunyai dua frasa
penting, yaitumanajemen berbasis aktivitas berfokus pada pengelolaan
aktivitas untuk meningkatkan nilai yang diterima oleh konsumen,
danpemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk menghasilkan laba
dari penyedia nilai tersebut.
30
b. Menentukan biaya-biaya dan profitabilitas yang benar untuk
setiap tipe produk dan jasa.
c. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan
mengendalikannya.
d. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan
tidak bernilai tambah.
e. Mengefisienkan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi
aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah.
f. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan
pengendalian didasarkan pada isu-isu bisnis yang keluar
dan tidak semata berdasar informasi keuangan.
g. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added
chain) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
konsumen.
31
kedua yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari ABC
generasi pertama. ABC generasi pertama adalah sistem
penentuan biaya produk yang terdiri atas dua tahap
yaitumelacak biaya pada berbagai aktivitas dan
membebankan biaya pada produk.
ABC semula diakui sebagai metode untuk
menyempurnakan ketelitian biaya produk, namun ABC
generasi kedua merupakan sistem pengukuran kinerja yang
bersifat komprehensif yang digunakan sebagai sumber
informasi utama Activity-Based Management (ABM).ABC
generasi kedua adalah metodologi untuk mengukur dan
menyediakan informasi mengenai biaya sumber-sumber,
aktivitas-aktivitas, dan pembebanan biaya pada objek-objek
biaya. Asumsi yang mendasari adalahobjek-objek biaya
menciptakan perlunya aktivitas-aktivitas danaktivitas-
aktivitas menciptakan perlunya sumber-sumber. ABC juga
merupakan sistem yang bermanfaat untuk mengorganisasi
dan mengkomunikasikan informasi.
b. Dimensi Proses
Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah
dimensi ABM yang memberikan informasi tentang aktivitas
apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakandan seberapa baik
dikerjakannya. Tujuan dimensi proses adalah pengurangan
biaya. Dimensi inilah yang memberikan kemampuan untuk
mengukur perbaikan berkelanjutan.Dimensi proses adalah
dimensi model ABM yang berisi informasi kinerja mengenai
pekerjaan yang dilaksanakan dalam organisasi sehingga
mencakupanalisis penyebab biaya, analisis aktivitas-aktivitas
dan evaluasi kinerja dengan menggunakan informasi dari
ABC. Dimensi proses menyediakan informasi mengenai
32
pekerjaan yang dilakukan dalam suatu aktivitas dan
hubungan antara pekerjaan tersebut dengan aktivitas
lainnya. Proses adalah serangkaian aktivitas yangterkait
untuk melaksanakan tujuan tertentu.
2.3.2 Penerapan Activity Based Manajemen
Activity based Management lebih komprehensive
dibandingakn ABC. ABM dapat dipandang sebagai suatu sistem
yang memliki 2 tujuan utama, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan
menyajikan informasi biaya yang lebih akurat.
b. Melakukan pengurangan biaya dengan mendorong
dilakukannya program-program pengurangan biaya.
Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan
menghilangkan aktivitas dan biaya tak bernilai tambah.Aktivitas
yang tidak bernilai tambah adalah operasi yang tidak perlu dan
tidak penting, perlu tapi tidak efisien dan tidak dapat
dikembangkan. Biaya yang tidak bernilai tambah adalah hasil dari
beberapa aktivitas, biaya dari beberapa aktivitas yang bisa
dihilangkan tanpa mengurangi kualitas produk, daya guna, dan
nilai yang dirasakan. Berikut adalah lima langkah yang
menyediakan strategi untuk menghilangkan biaya tak bernilai
tambah pada perusahaan manufaktur dan jasa, yaitu:
a. Mengidentifikasi aktivitas, langkah pertama adalah analisis
aktivitas, yang mengidentifikasi semua aktivitas penting
organisasi.
b. Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah, tiga kriteria
untuk menentukan aktivitas yang bernilai tambah adalah:
1) Apakah aktivitas tersebut perlu ?
2) Apakah aktivitas tersebut efisien ?
33
3) Apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah,
kadang tidak ?
c. Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya,
dalam mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah,
sangat penting untuk memahami jalan dimana aktivitas
terhubung bersama.
d. Menetapkan ukuran kinerja, dengan pengukuran kenerja
secara terus-menerus dan membandingkan kinerja dengan
tolak ukur, perhatian manajemen mungkin terarah pada
aktivitas yang tidak perlu dan tidak efisien.
e. Melaporkan biaya yang tidak bernilai tambah, biaya tak
bernilai tambah harus disoroti pada laporan pusat biaya.
Dengan mengedintifikasi akktivitas tak bernilai tambah, dan
melaporkan biayanya, manajemen dapat bekerja keras
untuk mengembangkan proses dan menghilangkan biaya tak
bernilai tambah.
34
karyawan. Budaya organisasi menunjukkan keterlibatan, kerja
sama serta partisipasi yang tinggi dari seluruh karyawan. Budaya
organisasi sangatlah mendukung keberhasilan dari penerapan
ABM di suatu organisasi.
2.4.2 Top management support and commitment
Penerapan suatu system manajemen biaya yang baru seperti
ABM dan ABC membutuhkan waktu dan sumber daya, oleh karena
itu dukungan dan peran serta top manajer sangatlah diperlukan
untuk keberhasilan penerapannya.
2.4.3 Change process
Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses
yang sudah dirancang untuk menghasilkan perubahan tersebut.
Perbaikan dari proses yang sudah ada sangat mendukung
keberhasilan penerapannya. Elemen-elemen dari proses
diantaranya adalah daftar dari aktivitas, sekumpulan tujuan, dan
tindakan lanjutan.
2.4.4 Continuing education
Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti
pelatihan serta meningkatkan keahlian mereka terhadap
lingkungan kerja yang cepat sangatlah penting. Keberhasilan
penerapan dari program manajemen biaya yang baru
membutuhkan keahlian, peran serta dan kerja sama dari
karyawan suatu organisasi.
35
dari pada performance individu. Process Value Analysis dilakukan
dengan 3 langkah di bawah ini:
2.5.1 Driver analysis
Untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan biaya
suatu Aktivitas. Setiap aktivitas pasti membutuhkan input dan
menghasilkan output. Input aktivitas merupakan sumber-sumber
ekonomi yang dibutuhkan dalam melaksanakan suatu aktivitas,
sedangkan output aktivitas merupakan produk yang dihasilkan
dari suatu aktivitas. Output yang dihasilkan oleh suatu akitivitas
perlu diukur dalam satuan kuantitatif tertentu yang disebut
dengan Activity Output Measure.
Apabila permintaan akan suatu aktivitas berubah akan
menyebabkan perubahan jumlah biaya aktivitas, akan tetapi
satuan ukuran output aktivitas tidak selalu berhubungan langsung
dengan penyebab timbulnya biaya suatu aktivitas. Oleh karena itu
perlu dilakukan suatu analisa yang disebut dengan analisa driver.
Analisa Driver bertujuan untuk menunjukan penyebab munculnya
biaya aktivitas.
2.5.2 Activity analysis
Untuk menentukan aktivitas apa yang dilakukan, jumlah
pekerja yang telibat, waktu dan sumber ekonomi yang digunakan
serta rekomendasi bagi manajemen tentang aktivitas tersebut.
Analisa aktivitas akan diuraikan di bawah ini.Analisa aktivitas
merupakan inti dari process value analysis. Analisa aktivitas
merupakan suatu proses identifikasi, penjabaran serta evaluasi
aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi. Analisa
aktivitas diharapkan mampu menjawab 4 pertanyaan berikut ini:
a. Aktivitas-aktivitas apa saja yang dilaksanakan?
b. Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan
setiap aktivitas?
36
c. Berapa jumlah waktu dan sumber-sumber ekonomi lainnya
yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas?
d. Bagaimana manfaat aktivitas bagi organisasi secara
keseluruhan organisasi termasuk rekomendasi untuk tetap
mempertahankan nilai tambah setiap aktivitas bagi
organisasi.
Dari 4 hal tersebut di atas, hasil akhir dari suatu analisa
aktivitas adalah penentuan nilai tambah setiap aktivitas bagi
organisasi. Oleh karena itu dalam analisa aktivitas, aktivitas dapat
dibedakan menjadi 2 jenis aktivitas yaitu:
a. Aktivitas bernilai tambah (value-added activities)
Merupakan aktivitas yang diperlukan untuk tetap
dapat mempertahankan kegiatan operasional
perusahaan.Dapat pula dikatakan bahwa aktivitas bernilai
tambah adalah aktivitas yang diperlukan dan sudah
dilaksanakan dengan efisien.Biaya untuk melaksanakan
aktivitas bernilai tambah disebut dengan biaya aktivitas
bernilai tambah.Biaya ini merupakan biaya yang seharusnya
terjadi dalam melaksanakan sutau aktivitas. Aktivitas yang
dapat dikategorikan sebagai aktivitas bernilai tambah
meliputi:
1) Required Activities, merupakan aktivitas-aktivitas
yang dilakukan untuk memenuhi peraturan atau
perundangan yang berlaku.
2) Discretionary activities, merupakan aktivitas yang
dilakukan untuk memenuhi 3 kriteria berikut
yaituaktivitas menyebabkan adanya perubahan sifat
atau bentuk, perubahan sifat atau bentuk tidak dapat
dilakukan oleh aktivitas sebelumnya dan aktivitas yang
memungkinkan aktivitas lain untuk dilaksanakan.
37
b. Aktivitas tidak bernilai tambah (non value-added activities)
Merupakan aktivitas yang tidak diperlukan atau
diperlukan tetapi dilaksanakan dengan tidak efisien.Biaya
untuk melaksanakan aktivitas ini disebut dengan biaya
aktivitas tidak bernilai tambah.Biaya inilah yang harus
dieliminasi karena menimbulkan adanya pemborosan,
contohnya:
1) Scheduling, merupakan aktivitas penjadwalan proses
produksi untuk setiap jenis produk
2) Moving, merupakan aktivitas pemindahan bahan,
barang dalam proses dan barang jadi dari satu
departemen. ke departemen lain
3) Waiting, merupakan aktivitas menunggu tersedianya
bahan baku, menunggu datangnya BDP yang
dikirimkan dari bagian atau departemen lain
4) Inspeksi, merupakan aktivitas pemeriksaan barang
untuk meyakinkan bahwa barang telah memenuhi
spesifikasi atau kualitas yang diharapkan.
5) Storing, merupakan aktivitas penyimpanan bahan,
Barang Dalam Proses, produk selesai sebagai
persediaan di gudang menunggu waktu pemakaian
atau pengiriman.
Hasil akhir yang ingin dicapai dalam analisa aktivitas adalah
penurunan biaya (cost reduction) yang ditimbulkan karena
adanya continues improvement. Dalam lingkungan yang
kompetitif,perusahaan harus mampu mengirimkan produk yang
diinginkan konsumen dalam waktu yang tepat serta harga yang
rendah.Hal ini mendorong perusahaan harus selalau melakukan
perbaikan yang terus menerus dalam melaksanakan aktivitasnya.
38
Analisa aktivitas dapat menurunkan biaya malalui dengan 4 cara
berikut ini:
a. Activity elimination, memfokuskan pada aktivitas tidak
bernilai tambah dengan mengidentifikasikan kemudian
mengeliminasi aktivitas tersebut.
b. Activity selection, pemilihan serangkaian aktivitas yang
berbeda disebabkan kerena srtategi yang saling bersaing.
Strategi berbeda membutuhkan aktivitas berbeda. Dipilih
aktivitas yang biayanya rendah untuk hasil yang sama.
c. Activity reduction, pengurangan waktu dan konsumsi
sumber ekonomi yang diperlukan suatu
aktivitas.Pendekatan ini terutama ditujukan untuk
peningkatan efisiensi dan peningkatan aktivitas tidak
bernilai tambah dapat dihilangkan.
d. Activity sharing, peningkatan efisiensi aktivitas dengan
memanfaatkan skala ekonomi, khususnya dengan
meningkatkan jumlah kuantitas cost drivertanpa
meningkatkan biaya aktivitasnya.
2.5.3 Activity Performace Measurement
Yaitu pengukuran performance dalam pelaksanaan
suatuaktivitas dengan menggunakan alat ukur finansial maupun
non finansial. Alat ukur yang digunakan harus mampu mengetahui
bagaimana suatu aktivitas dilaksanakan dan hasil yang
dicapai.Alat ukur ini juga diharapkan mampu menunjukan
perbaikan yang secara terus menerus dilakukan
perusahaan.Penilaian dipusatkan pada 3 hal yaitu waktu, kualitas
serta efisiensi.
a. Waktu
1) Reliability: Jumlah pengiriman yang tepat waktu atau
jumlah pengiriman
39
2) Responsiveness: cycle time (waktu untuk melaksanakan
1 aktivitas), velocity(jumlah output aktivitas yang
dihasilkan dalam satuan waktu tertentu)
3) Manufacturing cycle efficiency: waktu
pemrosesan/(waktu proses+ waktu perpindahan +
waktu inspeksi + waktu tunggu)
b. Kualitas
Jumlah produk cacat, jumlah produk cacat/total
produksi, % kegagalan eksternal, jumlah sisa bahan atau
jumlah bahan yang digunakan. Untuk aktivitas pembelian
ukuran kualitas dapat dinilai dengan Jumlah kesalahan atau
jumlah total permintaan pembelian, jumlah kesalahan setiap
order pembelian.
c. Efisiensi
1) Efisiensi operasi: Output/bahan, output/JKL, output/
jam mesin
2) Efisiensi mesin : % kapasitas mesin yang terpakai
3) Persediaan : Perputaran persediaan, jumlah
persediaan, lamanya persediaan
40
BAB VII
ACTIVITYBASEDCOSTING
2.1. PENGERTIANBIAYA
Biayamemilikiberbagaimacamartitergantungpadatingkatkegunaanya.
Biayadiartikan sebagai nilai yang harus kita keluarkan untuk mendapatkan
suatu barang. Para pakarmemiliki definisi yang berbeda berkaitan tentang
kriteria dari biaya, tetapi memiliki maksudyang sama. Mursyidi
mengemukakan dalam penelitian Danang Rahmaji (2013), bahwa
biayamerupakan suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta
lainnya untuk mencapaitujuan,baikyangdapat dibebankan padasaat
inimaupun padamasa akandatang.
Dunia dan Abdullah dalam penelitian Danang Rahmaji (2013)
mengemukakan bahwayangdisebutdenganbiayaadalahsuatupengeluaran-
pengeluaranataunilaipengorbananuntukmemperoleh barang atau jasa yang
berguna untuk masa yang akan datang, atau mempunyaimanfaatmelebihi
satu periodeakuntansi.
Biaya dapat dikatakan sebagai cost yang telah dikorbankan dalam
rangka menciptakanpendapatan. FASB menyatakaan biaya merupakam
aliran keluar (outflow) atau pemakaianaktiva atau timbulnya hutang selama
satu periode yang berasal dari penjualan atau produksibarang atau
pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatau
entitas,ImamGhozali (2007:320).
Cost dan exspenses adalah terjemahan dari istilah biaya. Perbedaan
cost dan expensesdalam akuntansi biaya yaitu, cost ialah harga pokok atau
biaya produksi yang dikeluarkanuntuk mendapatkan atau memperoleh
barang atau jasa. Sedangkan exspenses yaitu biaya yangtelahdigunakan untuk
menghasilkanpendapatan.
Mulyadi (2009:8) mengemukakan bahwa cost atau biaya adalah
Pengorbanan sumberekonomi,yangdiukurdalamsatuan
uang,yangtelahterjadi ataukemungkinan yangakan terjadi untuk tujuan
41
tertentu yang diharapkan dapat memberikan manfaat dimasa
sekarangataumasayangakan datang.
2.2. AKUNTANSIBIAYA
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan
alat
manajemendalammemonitordanmerekamtransaksibiayasecarasistematis,ser
tamenyajikannyainformasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Biaya (cost)
berbeda dengan beban (expense),cost adalah pengorbanan ekonomis yang
dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa,sedangkan beban(expense)
adalahexpired costyaitupengorbananyang diperlukanataudikeluarkan untuk
merealisasi hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue pada periode
yangberjalan. Pengorbanan yang tidak ada hubungannya dengan perolehan
aktiva, barang atau jasadan juga tidak ada hubungannya dengan realisasi
hasil penjualan, maka tidak digolongkansebagaicost ataupun expensetetapi
digolongkan sebagailoss.
Akuntansibiayadalamperusahaantidakhanyadiharapkanmampuuntuk
mencatatbiayasesuaifaktanya,namundituntutagardapatmemotivasimanajem
endankaryawandalammelakukanpenguranganbiaya(costreduction)agarperus
ahaanmempunyaikeunggulandalamsegibiaya.Akuntansibiayadapatmemfoku
skankegiatanpengolahaninformasinyauntukmemenuhikebutuhanpelanggan.
Akuntansibiayajugamenyediakaninformasibiayayangmemungkinkanmanaje
mendankaryawanuntukmengelolaaktivitas,sehinggadapatmendorongterjadi
nyaperbaikansecaraberkelanjutandalammenghasilkanprodukperusahaan.Ma
nfaatakuntansibiayadalamtujuannyauntukmengelolaperusahaan
yaitumemberikanataumenyediakansalahsatuinformasiyangdiperlukanolehm
anajemen.Informasi-informasiyang
diprlukanolehmanajemendalammengelolaperusahaanantaralainadalahuntuk
perencanaandanpengendalianlaba,penentuanhargapokokprodukataujasa,da
nsebagaialatpengambilkeputusanolehmanajemen.
42
2.3. PENGGOLONGANBIAYA
MenurutMulyadi(2009:13),Biaya dapatdigolongkanmenurut:
a. Objekpengeluaran.
Namaobjekpengeluaranmerupakandasarpenggolonganbiaya.
b. Fungsipokokdalam perusahaan.
i. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahanbakumenjadi produk jadiyangsiapdijual.
ii. Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakankegiatanpemasaranproduk.
iii. Biayaadministrasi dan umum merupakan biaya-biaya
yangmengkoordinasikegiatanproduksidan pemasaranproduk.
c. Hubunganbiayadengan sesuatu yangdibiayai.
i. Biaya langsung (direct cost), yaitu biaya yang terjdi karena adanya
sesuatuyangdibiayai.
ii. Biaya tidak langsung (indirect cost), yaitu biaya yang terjadinya
tidakhanya disebabkan oleh suatuyang dibiayai.
d. Perilakubiayadalamhubungannyadenganperubahanvolumekegiatan.
i. Biayavariabeladalahbiayayangjumlahtotalnyaberubahsebandingde
nganperubahanvolume kegiatan.
ii. Biaya semivariabel merupakan biaya yang berubah tidak sebanding
denganperubahanvolume kegiatan.
iii. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume
kegiatantertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada
volume produksitertentu.
iv. Biaya tetap ialah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar
volumekegiatantertentu.
e. Jangkawaktumanfaatnya.
i. Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah Biaya yang
mempunyaimanfaatlebih dari satu periodeakuntansi.
ii. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) adalah Biaya yang
43
han
yamempunyaimanfaatdalamperiodeakuntansiterjadinyapengeluara
ntersebut.
2.4. KLASIFIKASIBIAYA
MenurutHorngren(1994:53),klasifikasibiaya dapatdibuatdenganbasis,yaitu:
a. Fungsibisnis
Klasifikasibiayadengan basisfungsibisnismeliputi:
i. Risetdanpengembangan.
ii. Perancanganproduk,jasa,danproses.
iii. Produksi.
iv. Pemasaran.
v. Distribusi.
vi. Pelayanankonsumen.
vii. Strategidanadministrasi.
b. Pembagiankeobjekbiaya.
Klasifikasi biaya dengan basis pembagian ke objek biaya yaitu biaya
langungdanbiayatidak langsung.
c. Polaperilakudihubungkandenganperubahanpemicubiaya.
Terdiridari2jenisbiayauntukklasifikasibiayadenganbasispolaperilakuya
ngdihubungkan dengan perubahan pemicu biaya. Jenis biaya tersebut
ialah biayavariabeldan biayatetap.
d. Agregatataurata-rata.
Klasifikasi biaya dengan basis agregat atau rata-rata meliputi biaya total
danbiaya unit..
e. Aktivaataubeban
i. Capitalized cost: biaya yang mula-mula dicatat sebagai aktiva dan
selanjutnyamenjadi beban.
ii. Inventoriablecost:biayayangdikaitkandenganpembelianbaranguntu
kdijualkembaliataubiayayangdikaitkandenganperolehanataukonver
simaterialdanmasukanpabrikasi lainmenjadi baranguntukdijual.
44
iii. Periodcost:biayayangdilaporkansebagaibebandariperiodeyangdilap
orkan.
Tabel2.1
BiayaProdukdanBiayaPeriodediOrganisasiBisnis
JENISPERUSAHAAN BIAYAPRODUKSI BIAYAPERIODE
PerusahaanJasa Biayapenyerahanjasa Bebanpemasaran
PerusahaanDagang Biayapembelianbarangdag Beban
angdari pemasok pemasaranBeba
nadministratif
PerusahaanPabrikasi Semuabiayapabrikasi,ter Beban
masuk bahan pemasaranBeba
bakulangsung, tenaga nadministratif
kerjalangsung, dan biaya
overheadpabrik.
Sumber:Simamora(2002:41)
45
padaaktivitas-aktivitasyangdilakukanuntukmenghasilkanproduk/jasa.Selai
nitusisteminimenyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber
daya yang dibutuhkan untukmelaksanakanaktivitas-aktivitas tersebut,
(Riadi Budiman:2012).
Metodeinijugamerupakanmetodeyangmenerapkankonsep-
konsepakuntansiaktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok
produk yang lebih akurat. Sistem
inimenawarkanlebihdarisekedarinformasibiayaprodukyangakuratakanteta
pijugamenyediakan informasi tentang biaya dan kinerja dari aktivitas dan
sumber daya serta dapatmenelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek
biaya selain produk, misalnya pelanggan dansalurandistribusi, (Siti
Suharni:2010).
Menururt Garisson dan Norren (2000:148), menyatakan bahwa
Activity Based CostingSystem ialah sistem perhitungan harga pokok produksi
yang dirancang untuk menyediakaninformasibiaya
bagimanajeruntukpembuatankeputusanstrategidankeputusanlainyangmem
pengaruhi kapasitas dan biaya tetap. Activity Based Costing System
mengakui hubungansebab akibat atau hubungan langsung antara biaya
sumber daya, penggerak biaya, aktivitas,danobjekbiayadalammembebankan
biayapadaaktivitasdan kemudianpadaobjekbiaya.
Menurut pernyataan Sri Fadhilah (2009), Activity Based Costing
System merupakansuatusistemakuntansiyangterfokuspadaaktivitas-
aktifitasyangdilakukanuntukmenghasilkan produk/jasa serta menyediakan
informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumberdayayangdibutuhkanuntuk
melaksanakanaktivitas-aktivitastersebut.
Metode Activity Based Costing System merupakan suatu alternatif
sistem yang dapatdigunakan dalam upaya mendapatkan harga pokok yang
akurat melalui pembebanan
biayaoverheadpabrikyanglebihteliti.ActivityBasedCostingSystemmemberikan
sistempembebanan biaya dengan fokus pada aktivitas yang berlangsung
46
dalam pembuatan produkpada suatu proses pengolahan sebagai ganti dari
pembebanan biaya overhead yang berbasisunitproduk seperti
padaakuntansi tradisional.
Sistem Activity Based Costing System muncul sebagai salah satu
alternatif pemecahanterhadap masalah-masalah yang dihadapi perusahaan
modern ketika menggunakan sistemakuntansi biaya konvensional. Sistem ini
merupakan bagian daripada manajemen
perubahankarenadapatdisebutsebagaisistemyangdapatmembantuusaha-
usahaperbaikanyangdilakukanperusahaansecaraberkesinambungan.Disampi
ngitu,sistemActivityBasedCostingSystem dapat memberikan informasi
manajerial yang lebih baik pada manajer non keuangandibandingkan
akuntansi biaya konvensional karena sistem ini dapat mengidentifikasi
lebihteliti,aktivitas-aktivitasyangdilakukanoleh manusia, mesindan
peralatan.
2.6. KONSEPACTIVITYBASEDCOSTINGSYSTEM
ActivityBasedCostingSystemmerupakansistemakuntansiyangberfokusp
adaaktifitasyangdilakukanuntukmemproduksibarangataujasa.Activitybasedc
ostingsystemmenyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber
daya yang dibutuhkan untukmelaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut.
Aktivitas adalah suatu unit dasar pekerjaan
yangdilakukanolehperusahaandengantujuanmembantuperencanaan,pengen
dalian,danpengambilan keputusan bagi manajemen. Aktivitas sangat
dibutuhkan untuk membebankanbiaya ke objek biaya, dikenal dengan
aktivitas biaya yang dihubungkan dengan faktor pemicubiaya (cost driver).
Adaduadimensi activity basedcostingsystem,yaitu:
a. Dimensibiaya(costdimension),menyediakaninformasibiayamengenaisum
berdaya,aktivitas-
aktivitas,produk,danpelanggan(dariobjekbiayalainnyayangmungkin
menjadiperhatianperusahaan).
b. Dimensiproses(processdimension),menyediakaninformasimengenaiaktivi
47
tasapayangdilakukan,mengapa,dansebaikapaaktivitastersebutdilakukan.
Dimensi ini memungkinkan perusahaan melakukan peningkatan-
peningkatankinerjayangberkesinambungandenganmengukur hasilnya.
2.7. MANFAATDANKETERBATASANACTIVITYBASEDCOSTINGSYSTEM
Activity Based Costing System diterapkan di dalam sejumlah
perusahaan danmanajer yang familiar dengan metode Activity Based Costing
system dapat mengelolabiaya-
biayadenganlebihbaik.ActivityBasedCostingsystemmenyediakantidakhanyad
ata biaya yang relatif akurat, tapi juga informasi mengenai asal biaya. Biaya-
biayadipertahankan melalui penghapusan aktivitas tidak bernilai tambah,
pengembanganproses dan outsourcing. Dengan demikian, manajemen dapat
mempertahankan bahkanmeningkatkan mutu produk atau jasa dengan
tetap berfokus pada pengurangan
biaya.ManfaatdariActivityBasedCostingSystem,menurutSiti(2010)adalahseba
gaiberikut:
1. Memperbaiki mutu pengambilan keputusan dengan informasi biaya
produkyang lebih teliti, kemungkinan manajer mengambil keputusan
yang salah dapatdikurangi.
2. Memungkinkanmanajemenmelakukanperbaikanterusmenerusterhadap
kegiatan untuk mengurangi biaya overhead. Sistem ini mengidentifikasi
biayaoverheaddengankegiatanyangmenimbulkanbiayatersebut.Pembeb
ananoverheadharusmencerminkanjumlahpermintaanoverhead(yangdik
onsumsi)olehsetiapproduk.
3. Memberikan kemudahan dalam menentukan biaya relevan karena
sistem
inimenyediakaninformasibiayayangrelevanyangdihubungkandenganbe
rbagaikegiatan untuk menghasilkan produk, maka menajemen akan
menghasilkankemudahan dalam memperoleh informasi yang relevan
dengan pengambilankeputusanyangmenyangkutberbagai
kegiatanbisnismereka.
48
Kelemahandarisistem ActivityBasedCosting iniadalahsebagaiberikut:
a. alokasi,beberapabiayadialokasikansecarasembarangan,karenasulit
nyamenemukan aktivitas biaya tersebut. Contoh: pembersihan
lingkungan rumah sakitdanpengelolaan proses pelayanan
jasakesehatan.
b. Mengabaikanbiaya-
biayatertentuyangdiabaikandarianalisis.Contoh:iklan,riset,pengemb
angan,dansebagainya.
c. Pengeluaran dan waktu yang dikonsumsi. Selain memerlukan biaya
yang mahaljugamemerlukan waktu yangcukup lama.
2.8. SYARATPENERAPANACTIVITYBASEDCOSTINGSYSTEM
Dalampenerapannya,penentuanhargapokokdenganmenggunakansistemActiv
ityBasedCostingSystemmenyaratkantigahal, yaitu:
1 Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi. Activity Based
CostingSystemmensyaratkanbahwaperusahaanmemproduksibeberapa
macamprodukatauliniprodukyangdiprosesdenganmenggunakanfasilitas
yangsama.
2 Tingkatpersainganindustriperusahaanjasayangtinggiyaituterdapatbebe
rapaperusahaan jasa yang menghasilkan produk yang sama atau
sejenis. Dalampersaingan antar perusahaan jasa yang sejenis tersebut
misalnya rumah sakit,maka perusahaan akan semakin meningkatkan
persaingan untuk
memperbesarpasarnya.Semakinbesartingkatpersainganmakasemakinp
entingperaninformasitentanghargapokokdalammendukungpengambila
nkeputusanmanajemen.
3 Biaya pengukuran yang rendah yaitu bahwa biaya yang digunakan
ActivityBased Costing System untuk menghasilkan informasi biaya yang
akurat haruslebihrendah dibandingkan denganmanfaatyangdiperoleh.
Sri Fadhilah (2009) mengemukakan bahwa tahap awal implementasi
activitybasedcosting harus dilakukan beberapa aktivitas sebagai berikut:
49
a. Aktivitas tingkat unit dilakukan untuk setiap unit produksi. Biaya
aktivitastingkatunit bersifatproposional denganjumlah
unityangdiproduksi.
b. Aktivitas tingkat batch dilakukan setap batch diperoses tanpa
memperhatikantingkatunityangadadalam batch tersebut.
d. Aktivitasyangberkaitandenganfasilitastanpamembedakanpelayananter
hadapparapelanggan,barangapayangdiproduksi,berapabatchyangdijala
nkanatau berapaunityangdibuat.
2.9. PENGERTIANBIAYA OVERHEADPABRIK
BiayaOverheadmerupakanbiayayangmencakupseluruhbiaya-
biayauntukpemperolehproduktersebutselainbiayatenagakerjalangsung.Men
urutAbdulHalim(2012:90),biayaoverheadpabrikadalahseluruhbiayaproduks
iyangtidakdapatdiklasifikasikan sebagai biaya bahan baku langsung atau
biaya tenaga kerja langsung.
Biayainijugadapatdidefinisikansebagaiseluruhbiayaproduksi
yangtidakdapatdilacakatautidakperludilacak keunit produksi
secaraindividual.
Padabiayaoverheadpabrikidalamhubungannyadenganvolumeproduk
sidiklasifikasikanmenjadi 3kelompok, antaralain :
a. Biaya overhead variabel adalah biaya overhead yang besarnya
berubah proporsionaldenganbesarnyaukuranaktivitasatau volume
kagiatan tertentu(produksi).
b. Biayaoverheadtetapadalahbiayaoverheadyangbesarnyatetapdalam
kisaranukuranatauvolume kegiatantertentu.
c. Biaya overhead semi variabel adalah biaya overhead yang tidaj
seluruhnya variabeldan tidak seluruhnya tetap dalam
hubungannya dengan aktivitas atau volume tertentu.
50
2.10.PEMBEBANANBIAYAOVERHEADPADAACTIVITYBASEDCOSTING
SYSTEM
Activity Based Costing System sistem mengalokasikan biaya overhead
melaluiprosedurduatahap,yaitusebagai berikut :
1. Prosedurpertama
Pengumpulan biaya dalam cost pool yang memiliki aktifitas yang sejenis
atauhomogen,terdiri dari 4 langkah:
51
i. Mengidentifikasidanmenggolongkan biaya ke dalam
berbagaiaktifitas.
ii. Mengklasifikasikanaktifitasbiayakedalamberbagaiaktivitas.
Padalangkahinibiayadigolongkankedalamaktivitasyangterdiridari 4
kategoriyaitu:Unitlevelactivitycosting,Batchrelatedactivitycosting, product
sustaining activity costing, facility sustaining activitycosting.
iii. MengidentifikasikanCostDriver
Dimaksudkan untuk memudahkan dalam penentuan tarif/unit costdriver.
iv. Menentukantarif/unit CostDriver
v. Tarif/unit cost driver dapat dihitung dengan rumus sbb:Tarifper unit Cost
Driver =Jumlah Aktivitas
2.11. COSTDRIVER
Jika perusahaan memiliki beberapa jenis produk maka biaya overhead
yang terjadiditimbulkan secara bersamaan oleh seluruh produk. Hal ini
menyebabkan jumlah overheadyang ditimbulkan oleh masing-masing jenis
produk harus diidentifikasi melalui cost driver.Costdriveradalahfaktor
yangdapatmenerangkankonsumsibiaya-biaya
overhead.Faktorinimenunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktifitas yang
akan menyebabkan biaya dalamaktifitas,Marismiati (2011).
Costdrivermerupakankejadianatauaktivitasyangmenyebabkanatauber
akibatkeluarnyabiaya. Adaduajeniscost driver,yaitu:
1. Cost Driver Berdasarkan Unit Cost Driver berdasarkan unit
membebankanbiaya overhead pada produk melalui penggunaan tarif
overhead tunggal olehseluruhdepartemen.
2. CostDriverBerdasarkanNonUnitCostDriverberdasarkannonunitmerupak
anfaktor-faktorpenyebabselainunityangmenjelaskankonsumsioverhead.
2.12. PERBANDINGANBIAYAPRODUKTRADISIONALDANACTIVITYBASE
DCOSTING SYSTEM
Dunia dan Abdullah (2012:319) dalam Danang Rahmaji (2013),
Sistem biaya ActivityBased Costing System menggunakan aktivitas-aktivitas
sebagai pemicu biaya (Cost
Driver)untukmenentukanseberapabesarkonsumsibiayaoverheaddarisetiapp
roduk.Sisteminijugamemfokuskan pada biaya, mutu, dan faktor waktu.
Activity based costing system memerlukanmasukan dari seluruh departemen
persyaratan ini mengarah ke integrasi organisasi yang lebihbaik dan
memberikan suatu pandangan fungsional silang mengenai organisasi.
Sistem inimempunyai kebutuhan yang jauh lebih kecil untuk analisis varian
daripada sistem
tradisional,karenakelompokbiaya(costpools)danpemicubiaya(costdriver)jau
hlebihakuratdanjelas,selain itu Activity Based Costing System dapat
menggunakan data biaya historis pada akhirperiodeuntuk
menghilangbiayaaktual apabilakebutuhan
muncul.Sedangkansistembiayatradisionalmengalokasikanbiayaoverheadha
nyaberdasarkansatu atau dua basis alokasi yang non representatif. Sistem
biaya tradisional terfokus padapeforma keuangan jangka pendek seperti
laba. Apabila sistem biaya tradisional
digunakanuntukpenentuanhargadanprofitabilitasproduk,angka-
angkanyakurangtepatuntukdiandalkan.
Akuntansi biaya tradisional memiliki kelebihan dan kekurangan.
Adapun kelebihandariakuntansi biayatradisional ini adalah sebagaiberikut:
a. Mudahditerapkan,sistemakuntansibiayakonvensionaltidakbanyakmeng
gunakancostdriver,dalammengalokasikanbiayaproduksitidaklangsungse
hinggamemudahkanmanajemen dalammelakukanperhitungan.
b. Mudahdiaudit.Biayaproduksitidaklangsungdialokasikanberdasarkanvol
umebasedmeasured,sehinggamemudahkanauditordalammelakukanpros
esaudit.
Kekurangandarisistemakuntansibiayatradisionaliniadalahsebagaiberik
ut:
1 Dapatmendistorsibiayaproduk
Beberapapenyebabdistorsibiayaadalahsebagaiberikut:
a. Biayaoverheadtidak ditelusurikeproduk secaraindividual.
b. Total komponen biaya overhead dalam suatu biaya produksi
senantiasaterus menigkat. Pada saat persentase biaya overhead
semakin besar,makadistorsi biayaproduk pun menjadibesar.
c. Banyakkegiatan
yangtermasukdalambiayaadministrasidanpenjualanyangsebenar
nyadapat ditelusuri keproduk.
2 Berorientasi fungsional
Biayadiakumulasikan berdasarkan item lini,
kemungkinanberdasarkanfungsisepertiperekayasaandalamsetiapite
mlini.Orientasifungsi ini tidak cocok dengan realitas fungsional
silang yang sering
digunakanpadaperusahaanmanufaktur.Beberapafaktoryangmengaki
batkansuatusistem biaya menjadi usang adalah adanya otomatisasi,
yaitu perkembanganteknologi pemanufakturan, kompetisi yang
intensif, penyederahanaan prosesmanufaktur(product just in time).
Tabel2.2
Perbedaan Penetapan Harga Pokok ProdukMetodeTradisionaldan
ActivityBasedCosting
Metode Harga Pokok MetodeActivityBasedCosti
Produktradision ng
al
Tujuan Inventorylevel Productcosing
Lingkup Tahapproduksi Tahap desain,
produksi,penge
mbangan
Fokus Biayabahanbaku,tenagakerj Biayaoverhead
alangsung
Periode Periodeakunta Daurhidupproduk
nsi
Teknologiya Metodemanual Komputertelekomunikasi
ngdigunaka
n
Sumber:Mulyadi,1993
2.13. ACTIVITYBASEDCOSTINGSYSTEMUNTUKPERUSAHAANJASA
Jasaadalahsetiapkegiatanataumanfaatyangditawarkanolehsuatupih
akkepadapihaklain yang pada dasarnya tidak terwujud dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu. Prosesproduksinya tidak dikaitkan
dengan suatu produk fisik. Penerapan Activity Based CostingSystem pada
perusahaan jasa disebabkan karena perusahaan jasa menghasilkan
produk
yangtidakberwujud(intangible)danbervariasisehinggamenimbulkankesuli
tandalammenentukanbiayaaktivitasdalammenghasilkanjasatersebut.Men
ggunakanActivityBasedCostingSystemdalam organisasi jasa pada
dasarnyamerupakan tindakan untuk mengatur
aktivitasyangberhubungandengan jasa.
ActivityBasedCostingSystembiasanyaditerapkanpadaperusahaanma
nufaktur,namunsisteminijugadapatditerapkandiperusahaan
jasasepertiRumahSakit.SistemkerjaActivity Based Costing System apabila
diterapkan pada perusahaan jasa memiliki ketentuankhusus yang
disebabkan oleh karakteristik yang dimiliki oleh perusahaan jasa.
Kriteriatersebutantaralain :
a. Outputseringkalisulitdidefinisi
b. Pengendalianaktivitaspadapermintaanjasakurangdapatdidefinisi
c. Costmewakiliproporsiyanglebihtinggidaritotalcostdariseluruhkapasitas
yang ada dan sulit untuk menghubungkan antara output dengan
aktivitasnya.Outputdariperusahaanjasaadalahmanfaatdarijasaitusendir
iyangkebanyakan tidak terwujud, membuat contoh : kecepatan suatu
jasa, kualitassuatu informasi, pemuasan konsumen. Output pada
perusahaan jasa tidakberwujud perhitungan menjadi sulit. Sekalipun
sulit, dewasa ini bisnis jasamenggunakanmetodeActivityBased Costing
System padabisnisnya.
Hal-
halyangperludiperhatikandalampenerapanActivityBasedCostingSystem
padaperusahaan jasaantaralain :
a. Identifying and Costing Activities Mengidentifikasi dan menghargai
aktivitasdapatmembukabeberapakesempatanuntkpengoperasianyangef
isien.
b. SpecialChallenger.Perbedaanantaraperusahaanjasadanperusahaanmanu
fakturakanmemilikipermasalahan-
permasalahanyangserupa.Permasalahan itu seperti sulitnya
mengalokasikan biaya ke aktivitas. Selain
itujasatidakdapatmenjadisuatupersediaan,karenakapasitasyangadanam
untidakdapatdigunakan menimbulkanbiayayangtidakdapatdihindari.
c. OutputDiversityPerusahaanjasajugamemilikikesulitan-
kesulitandalammengidentifikasioutputyangada.Padaperusahaanjasa,div
ersityyangmenggambarkanaktivitas-aktivitaspendukungpadahal-
halyangberbeda mungkinsulituntukdijelaskanatauditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Baas, Timo dan Mechthild Schrooten. 2006. Relationship Banking and SMEs :
A Theoretical Analysis. Small Business Economic Vol 27. Cooper Donal
R dan Emory William C. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Gusnardi, Jawandri Citra PS & Fenny Trisnawati, 2015. The Influence Quality
of Financial Reports for Lending and Prospects of Implementation SAK
ETAP in the Small and Medium Enterprises (SMEs) in Pekanbaru City.
Pekbis Jurnal, Vol.7, No.3, November 2015: 174-184
Indra Bastian, 2010. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar Edisi Ketiga.
Penerbit Erlangga :Jakarta
Rosdiana, Haula dan Edi Slamet Irianto. 2011. Panduan Lengkap Tata Cara
Perpajakan di Indonesia. Jakarta: Visimedia Pustaka. Sadono Sukirno,
1994. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Penerbit Raja Grafindo, Jakarta
Schiffman dan Kanuk. 2010. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. INDEK.