Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN KONTENPORER

KELOMPOK 3

Dosen pengampu:

A.ARWINDA WILDAM SE.,M.PD

Disusun oleh:

Rika Suci Ramadhani (Moderator)

Riska Dwi Adelia (pemateri)

Siti Nurhaliza Iriyawan (pemateri)

Sulis Indri Ningtias (penanya)

Wahyu setiawan (penanya)

Muh. Jalil ikram (komentar)

Nur Mahafani (komentar)


KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami Kepada yth. : bapak/ibu dosen

menyebut nama ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kami panjatkan
khadirat Allah SWT,puja dan puji syukur atas kehadirat-nya yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya,hidayah,dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas SEJARAH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN
KONTENPORER dan manfaatnya untuk mata kuliah pengantar manajemen dan bisnis
masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan judul “MANAJEMEN STRATEGI PERUSAHAAN”.
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembautan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari Akhir kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami mengharapkan berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat bagi agama, bangsa, dan negara.

Amiin Ya Rabbal Alamin…

Makassar, 1 Oktober 2023

ii
DAFTAR ISI

Sampul.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …….i
Kata Pengantar.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

Daftar Isi.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..iii

Bab I Pendahuluan.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

a. Latar belakang.. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

b. Rumusan masalah.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1

c. Tujuan dan manfaat penelitian.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1

Bab II Pembahasan.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

a. Pengertian strategi perusahaan.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. ..2

b. Manfaat manajemen strategi… .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

c. Jenis strategi.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .. 2

d. Proses manajemen strategi.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..3

e. Resiko manajemen strategi.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4

Bab III Materi pembahasan .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .5

a.Sejarah pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kontemporer. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5

Bab lV Penutup. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . 15

a. Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15

b. Saran.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .16

Daftar pustaka. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . 17

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manajemen strategi merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat
mendasar dan menyeluruh, penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan. Sedangkan
pengertian manajemen strategi menurut Hadar Nawawi adalah perencanaan berskala besar (disebut
perencanaan strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan
ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil, agar
memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu
(perencanaan operasional untuk menghasilkan barang atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas,
dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan disebut tujuan strategis dan berbagai sasaran
organisasi.

Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari visi, misi,
tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan komponen kedua adalah perencanaan operasional
dengan unsur-unsurnya, sasaran dan tujuan operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa
fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan situasional,
jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi control dan evaluasi serta umpan balik.

B. Rumusan masalah

1.Apa pengertian manajemen strategi?

2.Apa manfaat manajemen strategi

3. Jenis-jenis manajemen?

4.Bagaimana proses manajemen strategi?

5.resiko dari manajemen strategi?

C. Manfaat dan tujuan penulisan

1.tugas mata kuliah manajemen

2.Mengetahui pengertian manajemen strategi

iv
3.Memahami tentang manajemen strategi

BAB II

PEMBAHASAN
A.Pengertian manajemen strategi

Manajemen strategi adalah proses atau rangkaian aktivitas pengambilan keputusan yang sifatnya mendasar Dan
menyeluruh, disertai dengan penetapan cara pelaksanaannya, yang dibuat oleh pimpinan organisasi dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam organisasi tersebut untuk mencapai tujuan. Beberapa ahli
dibidang ilmu manajemen menjelaskan mengenai definisi manajemen strategis, diantaranya adalah:

1.David Hunger

Menurut J. David Hunger , pengertian manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial
yang menentukan kinerja sebuah perusahaan dalam jangka waktu yang lama.

2.Thomas Wheelen And Co

Manjemen strategi adalah serangkaian keputusan manajeral dan berbagai kegiatan menentukan keberhasilan
perusahaan untuk jangka panjang.

3.Nawawi

Menurut Nawawi, manajemen strategi adalah sebuah perencanaan berskala besar yang berorientasi untuk
mencapai tujuan masa depan, dan didefinisikan sebagai sebuah keputusan yang vundamental.

B.Manfaat manajemen strategi

Adapun manfaat manajemen strategi dalam perusahaan yaitu:

1.Menetapkan arah strategi perusahaan

Proses manajemen strategi dapat menggambarkan tingkat kinerja yang diinginkan dan menetapkan arah
sehinggah semua kariawan diperusahaan mengetahui tujuan dan target mereka.

2.Focus pada prioritas perusahaan

Manajemen strategi dapat mengindentifikasi hal-hal prioritas secara strategis penting bagi perusahaan. Ketika hal-
hal yang kritis tersebut dapat diidentifikasi maka perusahaan dapat menganalisa dan mengambil tindakan yang
relevan atas hal tersebut.

3.Memahami lingkungan yang berubah

v
Manajemen strategi dapat prediksi perubahan yang akan terjadi dimasa depan. Prediksi perubahan masa depan
dapat membantu perusaan untuk mengambil langkah ysng diperlukan untuk mengelola perubahan dengan
perancanaan yang matang.

4.Keungullan sehingga dapat bersaing

Ini merupakan manfaat manajemen strategi yang paling didalam perencanaan strategi. Dengan menggunakan
manajemen strategi yang bagus dapat membantu perusahaan untuk membangun keunggulan kompetitif
dibandingkan dengan pesaing lainnya.

5.Kinerja kearah yang lebih baik

Manajemen strategi yang sukses harus dapat memastikan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik dan dapat
menghasilkan keuntungan. Ketika perusahaan telah memiliki keunggulan kompetitif maka secara otomatis
perusahaan dapat berkembang dan menghasilkan keuntungan yang lebih baik dan memiliki kinerja yang lebih baik.

6.Memastikan perusahaan dapat berjalan dalam jangka panjang

Manajemen strategi dapat mengidentifikasi setiap peluang serta ancaman yang dapat mempengaruhi kinerja
perushaan. Dengan itu, perusahaan dapat memaksimalkan setiap peluang yang ada dan meminimalkan resiko yang
terjadi akibat dari timbulnya ancaman.

7.Menyederhanakan strategi bisnis dan mengembangkannya

Tanpa memiliki manajemen strategi yang bagus dan membuat perusahaan sulit untuk menghadapi persaingan
dipasar. Dengan bantuan manajemen strategi dapat mempermudah perusahaan dalam memprediksi perubahan
yang terjadi di masa depan.

C. Jenis-jenis strategi

Ada tiga jenis strategi secara umum menurut GRIFFIN (2000) :

A). Strategi pada tingkat perushaan (coporate-level-strategi), ialah strategi yang dilakukan perusahaan sehubungan
dengan persaingan antar perusahaan dalam sector bisnis yang dijalankannya secara keseluruhan.

B). Strategi pada tingkat bisnis (business-level-strategi), ialah alternative strategi yang dilakukan oleh perusahaan
sehubungan dengan persaingan bisnis yang dijalankannya pada beberapa jenis bisnis yang diperdagangkan.

C). Strategi pada tingkat bisnis (functional-level-strategi), ialah strategi perusahaan pada bagian pemasarannya,
khususnya ditingkat periklanan.

D.Proses manajemen strategi

Adapun proses-proses manajemen strategi yaitu, sebagai berikut:

1.visi dan misi organisasi

vi
Proses manajemen strategi yang pertama adalah pengembangan visi dan misi organisasi seperti apa yang ingin
dicapai dan wujud organisasi seperti apa yang di inginkan dimasa mendatang.

2. Penetapan tujuan organisasi

Proses manajemen berikutnya adalah penetapan tujuan organisasi yang merupakan usaha menerjemahkan misi
organisasi kedalam bentuk sasaran yang lebih jelas dan spesifik tentang sesuatu yang ingin dicapai.

3.Penyusun dan pemilihan alternative strategi

Penyusun strategi organisasi dapat dimulai dari analisis terhadap kondisi lingkungan, baik makro maupun mikro
dan melihat prospeknya dimasa mendatang. Pengertian strategi yang di maksud dalam hal ini tak lain adalah pola
gerak organisasi dan berbagai pendekatan manajerial yang dipergunakan untuk mencapai tujuan sekaligus
menerapkan misi organisasi.

4.Implementasi atas strategi yang dipilih

Fungsi implementasi strategi pada prinsipnya berkaitan dengan usaha unruk memastikan bahwa strategi yang
dipilih adalah yang paling cocok dan dapat dilaksanakan tepat pada waktunya. Kegiatan untuk melakukan
implementasi strategi ini lebih banyak berkaitan dengan tugas administrative yang sebenarnya bertumpu pada
kapasitas internal organisasi.

5.Evaluasi kinerja, Review Situasi, dan Tindakan Koreksi

Implementasi strategi bukan merupakan akhir dari proses manajemen strategi.Satu tindakan evakuasi masih di
perlukan untuk menilai kinerja yang dicapai belumatau bahkan tidak sesuai dengan yang ditargetkan. Adanya hal
seperti ini yang akhirnyamendorong seorang manajer untuk mengambil suatu tindakan koreksi. Lebih lagi,
trendglobalisasi bisnis yang kian berkembang khususnya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini,pada gilirannya
akan mengubah orientasi dan arah jangka panjang yang ingin dicapai.Bukan mustahil bila kemudian Visi
manajemen tentang organisasi akan diperluas untukdisesuaikan dengan perubahan lingkungan yang ada
Implikasiny, strategi organisasasi mungkinjuga perlu dimodifikasi karena adanya pergeseran dalam orientasi yang
diinginkan di capai dalam jangka panjang.

E.Resiko manajemen strategi

Manajer harus lebih terlatih untuk menanggulangi 3 macam konsekuensi negatif yang tidak diinginkan akibat
keterlibatan mereka dalam perumusan strategi. Pertama, waktu yang digunakan manajer untuk proses manajemen
strategi dapat menimbulkan dampak negatife atas tanggung jawab operasional mereka. Para manajer harus
terlatih untuk meminimalkan dampak tersebut dengan menjadwalkan tugas mereka agar dapat menyediakan
waktu yang diperlukan untuk kegiatan-kegiatan strategi. Kedua, jika para perumus strategi tidak terlibat secara
dekat dalam implementasinya, mereka mungkin menggelakkan tanggung jawab individual tas keputusan yang
diambil. Jadi, para manajer strategic harus mampu membatasi janji-janji kinerja yang dapat di wujudkan. Ketiga,
para manajer strategic harus mampu mengantipasi dan menaggapi kekecewaan para bawahan yang berartipasi
atas harapan-harapan yang menjadi kenyataan. Bawahan mungkin mengharapkan keterlibatan mereka bahkan
dalam hal kecil saja dari keseluruhan formulasi strategi akan menghasilkan persetujuan atas usulan mereka dan
kenaikan imbalan, atau mereka mungkin berharap masukan mereka digunakan juga untuk keputusan lain.

vii
BAB III

MATERI PEMBAHASAN
a. Sejarah pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kontemporer

Permainan Pertumbuhan Ekonomi

Selama hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat perekonomian dunia tertuju pada cara-cara untuk
mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan nasional. Para ekonom dan politisi dari semua negara, bauk
negara-negara kaya maupun miskin, yang menganut system kapitalis, sosialis maupun campuran semuanya sangat
mendabakan dan menomor satukan pertumbuhan ekonomi (economic grought) pada setiap akhir tahun, masing
masing negara selalu mengumpulkan data data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP
relatifnya, dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang
membesarkan hati. ‘’pengejaran pertumbuhan’’ merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara
di dunia dewasa ini. Pemerintah di negara manapun dapat segera jatuh atau bangun berdasarkan tinggi-rendahnya
tingkat pertumbuhan ekonomi yang di capainya dalam catatan statistic nasional. Seperti telah yang kita ketahui
berhasil tidaknya program-program pembangunan di negara-negara dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi
rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional. Bahkan, selama bertahun-tahun kebijaksanaan
konvensional hampir selalu menyamakan pembangun dan kecepatan pertumbuhan output nasional yang di
hasilkannya. Mengingat konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolok ukur penilaian pertumbuhan ekonomi
nasional sudah terlanjur di yakini serta di terapkan secara luas, maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak
mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut. Sehubungan
dengan hal itu, sejak dari bab ini kita akan mempelajari sejumlah konsep dasar yang berkaitan erat dengan teori
teori pertumbuhan ekonomi, dengan menggunakan kerangka pemikiran kemungkinan produksi sebagai dasar guna
memahami tingkatan, komposisi dan pertumbuhan output nasional. Setelah kita mempelajari secara mendalam
catatan sejarah pertumbuhan ekonomi yang di alami oleh sejumlah negara yang kini merupakan negara-negara
kaya, selanjutnya kita akan memusatkan perhatian pada enam komponan pokok yang bersifat ekonomis, struktual,
dan kelembagaan yang menjadi ciri ciri utama dari sebuah perekonomian yang tengah mengalami perkembangaan
pesat. Kita akan menutup pembahasaan ini dengan melontarkan dan berusaha menjawab sebuah pernytaan yang
sangat fundamental. Sejauh mana relevensi pengalaman sejarah pertumbuhan negara-negara maju dengan
rencana dan strategis ekonomi negara-negara berkembang dewasa ini?

Pertumbuhan Ekonomi:Modal, Tenaga kerja, dan Teknologi

1. Akumulasi modal yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang di tanamkan pada tanah,
peralatan, dan modal atau sumber daya manusia.
2. Pertumbuhan penduduk, yang pada akhirnya akan memperbanyak jumlah angkatan kerja.
3. Kemajuan teknologi

Akumulasi Modal

viii
Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan di investasikan kembali dengan tujuan
memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan, dan
bahan baku meningkatkan stok modal fisik suatu negara (yakni, total nilai rill ‘’neto’’ atas seluruh barang modal
produktif secara fisik)dan hal itu yang jelas memungkinkan terjadinya peningkatan dimasa-masa mendatang.
Investasi produktif yang bersifat langsung tersebut harus dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang yang
disebut investasi ``infrastuktur’’ ekonomi dan social. Contohnya adalah pembangunan jalan-jalan raya, penyediaan
listrik, persediaan air bersih dan perbaikan sanitasi, pembangunan fasilitas komunikasi, dan sebagainya yang
kesemuanya itu mutlak yang di butuhkan dalam rangka menunjang dan mengintegrasikan segenap aktivitas
ekonomi produktif.

Perananan Sejarah Migrasi Internasional

Hal lain yang sama pentingnya dengan laju pertumbuhan penduduk dalam mempengaruhi keberhasilan
pembangunan ekonomi negara-negara barat adalah terjadinya migrasi internasional secara besar-besaran pada
abad ke-19 dan awal abad ke-20. Negara negara seperti italia, jerman, dan irlandia, dahulu begitu sering dilanda
kelaparan atau wabah penyakit yang hebat; ditambah lagi dengan kurangnya lahan serta terbatasnya kesempatan
berusaha di sector industry perkotaan, telah memaksa perkerja-pekerja tidak tampil dari perdesaan untuk pindah
ke negara-negara lain yang kekurangan tenaga kerja kasar, seperti amerika utara dan Australia. Di dalam tulisannya
yang secara khusus membahas tentang migrasi dan pertumbuhan ekonomi pada abad ke-19, brinley Thomas
berpendapat bahwa terdapat ``tiga kurun waktu dimana konstribusi tenaga kerja dari eropa sangat besar terhadap
perekonomian amerika serikat ---1.187.000 orang dari irlandia dan 919.000 orang dari jerman antara tahun 1847-
1855; 418.000 orang dari negara-negara skandinavia dan 1.045.000 orang dari jerman tahun 1880-1885 serta
1.754.000 orang dari italia antara tahun 1898-1907.

Sampai dengan pecahnya perang dunia pertama migrasi internasional melibatkan jarak jarak yang jauh dan untuk
mencari tempat hidup baru yang permanen. Sedangkan dalam periode setelah perang dunia kedua migrasi lebih
banyak terjadi diantara negara negara eropa sendiri dan lebih bersifat sementara. Meskipun demikian faktor
pendorong ekonomis yang menjadi latar belakang migrasi tersebut sama saja yakni mencari kehidupan yang lebih
baik di negara asing. Pada tahun 1950-an dan tahun 1960-an berlangsung migrasi dari italia selatan, yunani, dan
turki yang kelebihan tenaga kerja sehingga banyak pengganguran yang pergi menuju negara-negara yang
kekurangan tenaga kerja, khusunya jerman barat dan swiss. Migrasi dari daerah-daerah yang kelebihan tenaga
kerja di eropa selatan dan tenggara, baik yang bersifat tetap maupun sementara, memberikan keuntungan ganda
terhadap daerah asal yang mereka tinggalkan. Pemerintah daerah atau negara asal imigran itu dengan
tersendirinya terbebas dari biaya biaya yang harus dikeluarkan guna menyediakan lapangan pekerjaan dan karna
sebagian dari pendapatan pekerja migran akan di kirim ke negara asal sehingga ini merupakan sumber devisa bagi
negara asalnya. Pada tahun-tahun awal abad kedua puluh satu, aliran uang internasional ini mencapai $100 milliar
per-tahun.

Keterbatasan Nilai Sejarah Pengalaman Pertumbuhan: Perbedaan Kondisi Awal

Posisi negara-negara berkembang dewasa ini dalam banyak hal berbeda dengan yang dimiliki oleh negara negara
maju pada saat ini lepas landas kea rah era pertumbuhan ekonomi modern. Dalam kondisi awal tersebut, paling
tidak terdapat delapan perbedaan penting yang mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi dan syarat-syarat
terlaksananya pembangunan ekonomi modern. Yaitu sebagai berikut;

1) Perbedssn kekayaan sumber daya alam dan kualitas modal manusia


2) Perbedaan pendapat perkapita dan tingkat GPN dibandingkan dengan negara’’ lainnya di dunia

ix
3) Perbedaan iklim
4) Perbedaan jumlah penduduk,distribusi, serta laju pertumbuhannya.
5) Peranan sejarah migrasi internasional
6) Perbedaan dalam memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional
7) Kemampuan melakukkan penelitian dan pengembangan dalam bidang ilmiah dan teknologi dasar.
8) Stabilitas dan fleksibilitas lembaga-lembaga politik dan social

Kekayaan Sumber Daya Alam dan Manusia

Indonesia merupakan negara yang banyak dianugerahi Tuhan akan kekayaan alam. Bahkan beberapa kekayaan
alam Indonesia tak dimiliki oleh negara lain, seperti emas, minyak bumi, gas alam, batubara hingga hasil lautan
yang tersebar di berbagai daerah Indonesia. Di Indonesia terdapat beberapa daerah yang dikenal dengan
kekayaan alam dari sumber daya alam. Kegiatan ekonomi di daerah tersebut umumnya didominasi oleh
kegiatan di sektor pertambangan dan galian. Daerah-daerah tersebut diantaranya adalah Aceh, Riau, Kalimantan
Timur dan Papua.

Aceh adalah provinsi yang terletak di wilayah ujung barat Indonesia. Provinsi ini memiliki kekayaan alam berupa
minyak bumi dan gas alam. Provinsi Aceh sempat menjadi pusat perhatian dunia karena mengalami bencana yang
besar pada akhir tahun 2004, lebih dari 200.000 nyawa hilang akibat gempa dan gelombang besar tsunami. Selain
itu, Provinsi Aceh adalah salah satu provinsi di Indonesia yang mendapatkan keistimewaan karena diberikan
otonomi khusus oleh Pemerintah Pusat. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Aceh memiliki luas
wilayah 57.956 km2, yang terbagi menjadi 23 kabupaten/kota, 289 kecamatan dan 6.497 gampong/desa.
Sedangkan jumlah penduduknya pada tahun 2019 mencapai 5.371.532 jiwa.

Melihat data PDRB Aceh, terlihat bahwa penggerak ekonominya ada dua sektor, yaitu sektor pertanian dan
sektor perdagangan. Data lima tahun terakhir menunjukkan bahwa kedua sektor tersebut memiliki kontribusi
cukup besar terhadap pembentukan PDRB Provinsi Aceh, yaitu masing-masing bekisar antara 20 sampai 50
persen. Selain sektor pertanian dan perdagangan yang berkontribusi cukup besar terhadap PDRB, namun tidak bisa
dikesampingkan sektor migas (kegiatan pertambangan migas dan industri migas) karena memiliki kontribusi
sebesar 7 sampai 10 persen. Kondisi ini mengindikasikan bahwa Provinsi Aceh masih relatif bergantung dengan
sumber daya alam sehingga sangat berpengaruh juga terhadap perekonomiannya.

Selain Provinsi Aceh, di Pulau Sumatera terdapat daerah lain yang dikenal kaya akan kekayaan alam, yaitu Provinsi
Riau. Hampir semua kekayaan alam ada di provinsi ini, dari minyak bumi, batu bara, emas, timah hingga
kekayaan hutan dan perkebunan. Provinsi Riau memiliki luas wilayah sebesar 87.024 km2 yang terbagi menjadi 12
kabupaten/kota, 166 kecamatan dan 1.859 desa/kelurahan. Sedangkan jumlah penduduk Provinsi Riau menurut
data BPS tahun 2017 berjumlah 6.971.745 jiwa. Kegiatan ekonomi di Provinsi Riau sangat didominasi oleh 3
sektor yaitu sektor pertambangan, pengolahan dan pertanian yang dapat dilihat dari komposisi PDRB provinsi
tersebut. Menurut data BPS, lima tahun terakhir PDRB Provinsi Riau sektor pertambangan memiliki
kecenderungan yang menurun pada tahun 2016 kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB adalah 28,16
persen dan menjadi 17,86 persen pada tahun 2020.

Sedangkan di Pulau Kalimantan, terdapat satu provinsi yang dikenal paling kaya akan sumber daya alamnya seperti
minyak bumi, gas alam, batu bara yaitu Provinsi Kalimantan Timur. Provinsi Kalimantan Timur adalah provinsi
terluas kedua di Indonesia setelah Provinsi Papua dengan luas wilayah sebesar 125.337 km2. Provinsi Kalimantan
Timur terbagi menjadi 10 kabupaten/kota, 103 kecamatan dan 1.038 desa/kelurahan. Sedangkan penduduk di
Provinsi Kalimantan Timur menurut data BPS tahun 2020 mencapai 3.766.039 jiwa.

x
Aktivitas ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur beberapa tahun terakhir ini masih didominasi oleh kegiatan
pertambangan dan galian. Menurut data BPS, pada tahun 2020 hampir separuh PDRB Kalimantan Timur
merupakan kontribusi dari sektor pertambangan dan galian. Dominasi sektor pertambangan dan galian
selama lima tahun terakhir cenderung menurun sedikit yaitu pada tahun 2016 sebesar 43,19 persen dan pada
tahun 2020 menjadi 41,43 persen. Selain sektor pertambangan dan galian, ada sektor industri pengolahan yang
juga berkontribusi cukup besar terhadap PDRB yaitu 18,9 persen, tetapi mayoritas sektor industri pengolahan
juga merupakan industri pengelolaan migas yang masih berbasis sumber daya alam. Satu daerah lain yang
dikenal kaya dengan sumber daya alam adalah Provinsi Papua. Provinsi Papua adalah provinsi terluas di
Indonesia dan terletak di wilayah paling timur Indonesia. Sama halnya dengan Provinsi Aceh, Provinsi Papua
mendapatkan keistimewaan dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia karena diberikan otonomi khusus.
Luas wilayah Provinsi Papua mencapai 319.036 km2 atau 16,7 persen dari total wilayah Indonesia dan terbagi
menjadi 29 kabupaten/kota dan 560 distrik/kecamatan. Sebagian besar wilayah Provinsi Papua masih belum
dirambah oleh aktivitas manusia karena provinsi ini hanya didiami oleh 3,4 juta penduduk. Sedangkan kekayaan
alam yang dimiliki Provinsi Papua cukup banyak antara lain emas dan tembaga. Kegiatan ekonomi di Provinsi Papua
sama dengan daerah kaya sumber daya alam lainnya, yaitu didominasi oleh sektor pertambangan dan galian.
Berdasarkan data dari BPS, sepertiga PDRB Provinsi Papua lima tahun terakhir merupakan kontribusi dari
sektor pertambangan dan galian, pada tahun 2020 proporsi sektor ini mencapai 28,27 persen. Dominasi sektor
pertambangan dan galian di Provinsi Papua disebabkan oleh adanya kegiatan penambangan besar yang
dilakukan oleh perusahaan tambang dunia yaitu PT. Freeport Indonesia. Selain itu, kondisi masyarakatnya yang
mayoritas hidup di daerah pedalaman dan minim akan pengetahuan membuat pengembangan sektor-sektor
ekonomi lain menjadi sedikit terhambat. Dari sisi perekonomian, keempat provinsi di atas memiliki ciri yang
sama yaitu sebagian besar kegiatan ekonomi di dominasi oleh sektor pertambangan dan galian terkecuali Aceh.
Ciri-ciri daerah penghasil adalah mengekstraksi sumber daya alam yang ada karena memiliki nilai ekonomi yang
lebih tinggi dibandingkan dengan sektor-sektor yang lain. Tanpa banyak mengeluarkan biaya, karena yang
mengekstraksi adalah swasta, daerah akan mendapatkan kembali dalam bentuk bagi hasil. Kondisi seperti ini
wajar terjadi di daerah-daerah penghasil sumber daya alam karena hal itu adalah kelebihan yang dimiliki
daerah tersebut. Dengan kelebihan ini, daerah penghasil sumber daya alam memiliki kesempatan untuk
mendapatkan dana yang besar demi membiayai pembangunan di daerah tersebut.

Saat ini, yang menjadi perhatian apakah sumber daya alam tersebut telah dikelola secara baik dengan
memperhatikan aspek lingkungan dan hasilnya dipergunakan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan seluruh
masyarakat yang ada di daerah. Daerah penghasil merasa bahwa dana bagi hasil yang diterima sangat ini kecil bila
dibandingkan dengan sumber daya alam yang dihasilkan, meskipun bagi hasil yang kecil tersebut belum tentu
dapat diserap semuanya oleh daerah tersebut. Di sisi lain penggunaan dana bagi hasil sumber daya alam oleh
daerah penghasil masih dapat dipertanyakan, apakah benar-benar diprioritaskan untuk kesejahteraan masyarakat
atau tidak. Pertanyaan ini muncul karena di daerah yang kaya sumber daya alam, saat ini sedang giat-giatnya
membangun, tetapi pembangunan yang dilakukan umumnya adalah pembangunan fisik yang tidak berhubungan
langsung dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan gedung-gedung pemerintahan yang
sangat megah dan pemberian fasilitas mewah untuk pejabat daerah. Meskipun demikian, masih ada beberapa
kebijakan yang secara langsung akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat, seperti subsidi
pendidikan dan kesehatan, pembangunan jembatan, jalan dan lain-lain.

Penerimaan daerah dari sektor sumber daya alam sebenarnya tidak dapat berlangsung lama dan terus
menerus karena sumber daya alam adalah sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, sehingga penggunaannya
pun harus mempertimbangkan kesiapan daerah ketika sumber daya alam tersebut berkurang atau habis. Untuk
itu, perlu dikembangkan kegiatan ekonomi non pertambangan yang dapat dijadikan lokomotif

xi
perekonomian baru di masa yang akan datang, berdasarkan potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut.
Sehingga ketika sumber daya alam telah berkurang atau habis, perekonomian daerah tetap dapat berjalan stabil
dan mampu menyejahterakan masyarakat.

Salah satu indikator kesejahteraan masyarakat adalah angka kemiskinan. Apabila angka kemiskinan kecil dapat
dikatakan masyarakat sejahtera, demikian sebaliknya angka kemiskinan maka masyarakat masih belum sejahtera.
Kemiskinan adalah permasalahan yang selalu dihadapi oleh setiap perekonomian, baik perekonomian yang
sudah maju maupun yang belum maju. Demikian pula dalam perekonomian daerah-daerah yang dikenal dengan
kekayaan sumber daya alamnya, kekayaan alam tidak menjamin suatu daerah akan terbebas dari kemiskinan.
Kekayaan alam akan berakibat pada kesejahteraan masyarakat jika hasilnya benar-benar dikelola untuk
kepentingan masyarakat.

Menurut data BPS, terlihat bahwa dari 4 (empat) daerah penghasil sumber daya alam dan mendapatkan bagi hasil
SDA besar dari Pemerintah Pusat hanya ada 2 (dua) daerah yang dibawah angka rata-rata persentase penduduk
miskin nasional yaitu Provinsi Riau dengan 7,08 persen di tahun 2019 dan 7,12 persen di tahun 2020 dan Provinsi
Kalimantan Timur dengan 5,94 persen di tahun 2019 dan 6,54 persen di tahun 2020. Sedangkan 2 daerah lainnya
yaitu Aceh dan Papua persentase penduduk miskin diatas rata-rata persentase penduduk miskin nasional yaitu
dengan masing-masing 15,32 persen dan 27,5 persen tahun 2019 dan 15,33 persen dan 26,86 persen tahun 2020.
Melihat fakta ini, perlu perbaikan kedepannya agar pertambangan dengan resiko eksternalitas besar tersebut
hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat yaitu melalui peningkatan derajat kehidupan dan tingkat sosial. Ada
beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
atau menurunkan angka kemiskinan di daerah, yaitu :

 Meningkatkan kegiatan ekonomi rakyat


APBD harus menganggarkan program/kegiatan yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, tidak
hanya APBD dihabiskan untuk belanja aparatur daerah. Meningkatkan kegiatan ekonomi rakyat dapat
dilakukan dengan memberikan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin. Kesempatan berusaha
diberikan dalam bentuk yang bermacam-macam, misalnya pembangunan wilayah pedesaan yang
dapat memperkuat dan meningkatkan kegiatan ekonomi pertanian. Peningkatan kegiatan ekonomi
pertanian akan sangat berdampak pada kesejahteraan masyarakat miskin yang sebagian besar
memang berada di wilayah pedesaan. Selain itu, bisa juga dalam bentuk program-program yang dapat
mendorong pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah di bidang usaha unggulan daerah.
Keterkaitan usaha yang kuat ini menunjukkan besarnya pengaruh usaha tersebut terhadap sektor
usaha disekitarnya. Peningkatan kegiatan usaha tersebut akan berdampak pada peningkatan kegiatan
sektor usaha disekitarnya.
 Meningkatkan Sumber Daya Manusia
Salah satu program prioritas Pemerintah saat ini adalah pembangunan sumber daya manusia. Oleh itu,
seharusnya diikuti oleh pemerintah daerah untuk memprioritaskan dalam APBD program/kegiatan
pembangunan sumber daya manusia. Jika tingkat pendidikan bisa meningkat maka bisa berdampak pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain sektor pendidikan, sektor kesehatan juga harus
diprioritaskan. Program/kegiatan yang bisa dilakukan antara lain: subsidi pendidikan untuk pendidikan
dasar dan menengah, peningkatan kualitas guru, pembangunan infrastruktur sekolah, meningkatkan
jumlah, jaringan, dan kualitas Puskesmas hingga ke wilayah pedalaman dan daerah terpencil. Selain itu,
penambahan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan, pengembangan jaminan kesehatan bagi
penduduk miskin, penanggulangan gizi buruk pada anak balita.
 Menyediakan Infrastruktur yang memadai

xii
Pembangunan infrastruktur perlu dilakukan sebagai sarana pendukung pembangunan dan pelayanan
publik. Daerah dengan infrastruktur yang memadai cenderung lebih memudahkan masyarakat
melakukan kegiatan/aktivitas sehari-hari. Harapan kedepannya dengan pengembangan infrastruktur,
semakin banyak masyarakat yang dapat berkembang karena adanya kemudahan-kemudahan akibat
adanya pembangunan infrastruktur tersebut. Pada akhirnya roda pembangunan dapat berjalan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan dan seluruh masyarakatnya pun mendapatkan manfaat dari
pembangunan tersebut, sehingga bisa hidup dengan lebih sejahtera.

Kemajuan Tehknologi

Teknologi, satu kata yang sangat berperan penuh dalam perkembangan kehidupan manusia saat ini. Diera seperti
saat ini mungkin hampir sebagian penduduk diseluruh dunia termasuk di Indonesia sendiri pun sudah menikmati
kemajuan teknologi. Berbicara tentang teknologi tidak akan terpisahkan dengan internet dan Gadget yang
merupakan hasil dari teknologi itu sendiri.

Teknologi dan kemajuannya yang pesat sangatlah membantu kehidupan manusia, bahkan dengan kemajuan
teknologi yang adapun bisa menciptakan peluang untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah tanpa harus
meningglkan rumah sekalipun.

Namun mungkin tanpa kita sadari, teknologi yang ada saat ini bisa berubah menjadi sebuah ancaman
tersendiri,jika teknologi tersebut tidak mampu dikelola dan justru menguasai kita.

Internet dan gadget adalah beberapa hasil dari kemajuan teknologi itu. Saat ini saja, segala sesuatunya telah
memanfaatkan fasilitas internet, salah satunya adalah dunia pendidikan. Di negara kita, 2(dua) tahun terakhir ini
hampir seluruh sekolah dan perguruan tinggi, termasuk Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas
menggunakan fasilitas internet dalam proses perekrutan/penerimaan siswa baru. Ini merupakan kemajuan yang
sangat baik tentunya, mengingat bahwa haruslah sedini mungkin teknologi itu diperkenalkan untuk pemanfaatan
yang positif, juga untuk bekal memasuki Pasar Bebas yang akan sangat menitik beratkan pada teknologi tentunya
dan memajukan masyarakat kita.

Selain itu juga membantu para orangtua yang sebelumnya memang tidak mengerti penggunaan internet sehingga
tanpa sengaja mereka akan belajar dan mencoba memanfaatkannya.

Namun, yang terjadi saat ini kebanyakan dari kita menyalahgunakan pemanfaatan teknologi, begitupun yang
terjadi pada anak-anak saat ini. Teknologi yang ada membuat mereka menjadi pribadi yang lebih mengutamakn
diri sendiri, jauh dari kehidupan sosial secara langsung, bahkan ada yang sampai menjadikan teknologi atau lebih
tepatnya media sosial itu sebagai pengganti keluarga, orangtua dan teman.

Internet ataupun media sosial membuat mereka jauh dengan keluarga,dan terkadang mereka malah
menghabiskan waktunya berada didepan gadget/Komputer.

Kurangnya pengawasan dan tidak adanya informasi yang jelas tentang baik buruknya teknologi menjadi faktor
utama penyebab penyalahgunaan teknologi pada anak sehingga akan sangat bijak ketika Teknologi yang ada
dimanfaatkan sebaik-baiknya dan menjadi Peluang bukan menjadi Ancaman.

Perbedaan Iklim

Perbedaan iklim dengan cuaca sebaiknya diketahui. Dalam kehidupan sehari-hari memang kerap kali kita
mendengarnya. Namun meski sudah tak asing dengan istilah cuaca dan iklim, masih banyak pula orang yang

xiii
menganggap keduanya sama. Sebenarnya keduanya memiliki perbedaan tepatnya pada ukuran waktu. Cuaca ialah
kondisi atmosfer selama periode waktu yang singkat, sementara iklim ialah bagaimana atmosfer 'berperilaku'
selama periode waktu yang relatif lama. Cuaca ialah keadaan atmosfer sehari-hari dan juga variasi jangka pendek
dalam hitungan menit dan juga minggu. Umumnya memang orang menganggap cuaca adalah kombinasi suhu,
kelembapan, curah hujan, angin dan juga jarak pandang. Iklim merupakan cuaca rata-rata di suatu tempat dalam
periode waktu yang relatif lama dan umumnya selama 30 tahun. Informasi iklim ini mencakup informasi cuaca
statistik yang memberitahu kita tentang cuaca normal serta kisaran esktrem untuk suatu lokasi. Bagi Anda yang
ingin memahami lanjut tentang perbedaan iklim dengan cuaca, berikut adalah ulasannya seperti berhasil dilansir
dari laman climate.gov, Jumat (19/8). Perbedaan Iklim dengan Cuaca Iklim dan cuaca memang kerap kali dianggap
sebagai dua hal yang sama. Ada perbedaan cuaca dan iklim yang ternyata jelas di antara keduanya. Bagi Anda yang
ingin memahami perbedaan cuaca dan iklim, berikut adalah penjelasannya.

1) Iklim Iklim merupakan gambaran pola kondisi cuaca dalam jangka panjang di suatu lokasi. Mengapa
disebut 'jangka panjang' karena ini diartikan selama 30 tahun atau lebih. Para ilmuwan iklim telah
menyepakati jika 30 tahun adalah waktu tepat dan baik untuk meetapkan kisaran kondisi iklim di lokasi
tertentu. Beberapa orang juga menjelaskan perbedaan iklim dengan cuaca dalam pandangan mereka.
Salah satunya seperti berikut:

-Iklim adalah apa yang Anda harapkan, sedangkan cuaca adalah apa yang Anda dapatkan.

-Cuaca memberi tahu Anda apa yang harus dikenakan setiap hari, namun iklim memberi tahu Anda apa yang harus
Anda siapkan di lemari.

-Cuaca adalah truffle karamel cokelat, sementara iklim adalah keseluruhan dari kotak cokelat tersebut.

2) Cuaca Cuaca adalah keadaan atmosfer dalam jangka pendek entah di masa lalu, sekarang atau pun
masa depan. Orang menggambarkan cuaca dalam bentuk suhu, curah hujan, kelembapan, variabel,
angin. Cuaca dapat bervariasi dari menit ke menit dan berbeda pada tiap daerah. Misal, Anda akan
mungkin pernah mengalami cuaca pagi yang cerah namun saat siang tiba-tiba digantikan dengan
mendung. Atau saat hujan deras mengguyur satu sisi kota Namun tidak di sisi kota lain yang sama. Ini
menjadi alasan mengapa deskripsi cuaca selalu menyertakan waktu dan juga lokasi. Adapun beberapa
jenis iklim dan cuaca yaitu sebagai berikut;

Jenis iklim jenis cuaca

Iklim Tropis Cuaca cerah


Iklim subtropics Cuaca panas
Iklim sedang Cuaca dingin
Iklim dingin Cuaca hujan
Cuaca bersalj

Jumlah Penduduk, Penyebaran, dan Pertumbuhannya

Indonesia terus mencatatkan pertumbuhan jumlah penduduk setiap tahunnya. Menurut data Badan Pusat Statistik
(BPS) terbaru, jumlah penduduk di Indonesia kini telah mencapai sebanyak 278,69 juta jiwa pada pertengahan
2023. Angka tersebut naik 1,05% dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Pada pertengahan 2022, jumlah
penduduk di Indonesia yang sebanyak 275,77 juta jiwa. Secara tren, jumlah penduduk Indonesia terus meningkat
sejak pertengahan 2015-2023. Hal ini seperti terlihat pada grafik di atas. Dibandingkan tujuh tahun lalu, jumlah

xiv
penduduk Indonesia pada pertengahan 2023 naik sekitar 9,04%. Pada pertengahan 2015, jumlah penduduk Tanah
Air baru mencapai 255,58 juta jiwa. Adapun sumber data yang digunakan BPS ini merupakan data hasil sensus
penduduk dan proyeksi penduduk. Untuk tahun yang tidak dilaksanakan sensus penduduk, data kependudukan
diperoleh dari hasil proyeksi penduduk. Pada 2015-2019, data yang digunakan adalah proyeksi penduduk
Indonesia 2015-2045. Lalu pada 2020, data yang digunakan adalah data hasil Sensus Penduduk 2020 (SP2020).
Kemudian, pada 2021-2022, data yang digunakan adalah proyeksi penduduk interim 2020-2023. Proyeksi
penduduk interim 2020-2023 menggunakan data dasar penduduk hasil perapihan umur dari data administrasi
kependudukan dan SP2020. Sebelumnya, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala
Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, penduduk Indonesia bakal menua pada 2045 mendatang. Sebab,
berdasarkan hasil proyeksi penduduk Indonesia 2020-2050, proporsi jumlah penduduk Indonesia berusia di atas 65
tahun akan bertambah pada 2045 dibandingkan 2020. "Penduduk usia 65 tahun ke atas naik dari 6,16% menjadi
14,61% pada 2045," kata Suharso dikutip dari Kompas.com, Selasa (16/5/2023). Sementara, proporsi penduduk
usia 0-14 tahun turun dari 24,56% pada 2020 menjadi 19,61% pada 2045.

Di sisi lain, proporsi penduduk berusia produktif atau 15-64 tahun juga turun dari 69,28% menjadi 65,79% pada
periode yang sama. Menurut Suharso, setidaknya ada lima kebijakan yang perlu diterapkan oleh pemerintah untuk
mengantisipasi perubahan demografi yang terjadi di masa datang. Pertama, pemerintah perlu mewujudkan
pertumbuhan penduduk yang seimbang. Kedua, pemerintah harus memastikan kesenjangan kualitas sumber daya
manusia. Ketiga, pemerintah perlu menunjang penambahan penduduk lansia di masa yang akan datang. Keempat,
pemerintah sebaiknya mendorong perpindahan penduduk sehingga persebaran penduduk menjadi lebih merata.
"Terakhir, pemerintah perlu menjaga keseimbangan pembangunan desa dan kota," ujar Suharso. Direktorat
Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri mencatat bahwa jumlah
penduduk Indonesia sudah mencapai 273,87 juta jiwa pada 31 Desember 2021. Angka ini menunjukkan bahwa
penduduk Indonesia sudah bertambah 1,64 juta jiwa selama periode Juni-Desember 2021. Provinsi dengan jumlah
penduduk terbanyak adalah Jawa Barat dengan populasi 48,22 juta jiwa pada akhir 2021. Diikuti Jawa Timur
sebanyak 41,06 juta jiwa, Jawa Tengah 37,31 juta jiwa, dan Sumatera Utara 15,24 juta jiwa. Sedangkan provinsi
dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kalimantan Utara dengan populasi hanya 697,99 ribu jiwa.
Setelahnya ada Papua Barat dengan jumlah penduduk 1,15 juta jiwa, lalu Gorontalo sebanyak 1,2 juta jiwa

Penetrasi Ekonomi Internasional


a. Pengertian ekonomi internasional

Pemikiran mengenai ekonomi internasional berawal dari adanya hubungan perdagangan antarnegara di dunia.
Adanya hubungan antarnegara di bidang ekonomi, menyebabkan terjadinya perdagangan internasional, seperti
ekspor dan impor, nilai tukar pasar valuta asing, dan beberapa jenis jasa yang melewati batas antarnegara.
Perdagangan internasional kemudian membentuk kegiatan ekonomi internasional, berupa kerja sama antarnegara.
Pengertian ekonomi internasional Dikutip dari buku International Economics: Global Markets and International
Competition (2011) karya Henry Thompson, berikut pengertian ekonomi internasional: "Ekonomi internasional
adalah suatu hal yang menggambarkan dan memprediksi produksi, perdagangan, dan investasi di seluruh negara."
Bagi beberapa negara, ekonomi internasional menjadi permasalahan hidup dan mati. Sebab melalui ekonomi,
sebuah negara bisa dikatakan maju, berkembang, atau bangkrut.

Menurut Oxley Summary, pengertian ekonomi international bisa dilihat dari dua segi, yaitu ilmiah dan
praktis.

xv
 Segi ilmiah Ekonomi internasional adalah bagian atau cabang ilmu ekonomi yang diterapkan
pada kegiatan-kegiatan ekonomi antarnegara atau antarbangsa.
 Segi praktis Ekonomi international meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang dilakukan
antarbangsa, negara, maupun antarperseorangan dari negara yang satu dengan lainnya. Atas
hal inilah, ekonomi internasional bisa dimaknai sebagai ilmu yang mempelajari berbagai masalah
berkaitan dengan hubungan ekonomi antarnegara. Hubungan ekonomi yang dimaksud
mencakup minimal tiga bentuk hubungan yang berbeda, meskipun antara yang satu dan lainnya
saling berkaitan.

Bentuk hubungan Ekonomi Internasional

Dikutip dari buku Ekonomi Internasional (2020) karangan Boediono, terdapat tiga hubungan yang berbeda
dalam ekonomi Internasional, yaitu:

1. Pertukaran hasil atau output


2. Pertukaran atau aliran sarana produksi
3. Hubungan kredit

Pertukaran hasil atau output

Hubungan ekonomi bisa berupa pertukaran hasil atau output antarnegara. Biasanya suatu negara akan mengimpor
dan mengekspor barang atau jasa ke negara lain. Sebagai contoh, Indonesia mengekspor minyak, kayu, karet, hasil
kerajinan, menjual jasa angkutan penerbangan, dan jasa turisme kepada orang asing. Selain itu, Indonesia juga
mengimpor beras, gandum, bijih besi, bahan plastik, benang tenun, jasa angkutan laut kepada negara lain.

Pertukaran atau aliran sarana produksi

ekonomi bisa berbentuk pertukaran atau aliran sarana produksi. Maksud dari sarana produksi ialah modal, tenaga
kerja, serta teknologi. Dalam aliran sarana produksi, negara akan memberi sarana produksi ke negara lain.
Contohnya Indonesia mengirimkan tenaga kerja ke Saudi Arabia karena imbalan yang diberikan negara itu cukup
besar bagi Indonesia. Jadi, pemberian atau pengiriman sarana produksi ke negara lain disebabkan oleh beberapa
hal, seperti imbalan yang tinggi, ancaman perang, atau tersedianya program bantuan luar negeri.

Hubungan kredit

Hubungan ekonomi antarnegara juga bisa dilihat dari segi konsekuensinya terhadap posisi utang dan piutangnya,
atau dari segi hubungan kredit. Suatu negara bisa berutang atau memiliki piutang terhadap negara lain, karena
timbul dari aktivitas perdagangan dan atau produksi. Misalnya, Indonesia mengimpor kapal dari Jepang dengan
kredit dari penjualnya. Jadi hubungan perdagangan (impor kapal) secara kredit itu, menyebabkan timbulnya utang
Indonesia kepada pengusaha kapal di Jepang. Ketiga bentuk hubungan ekonomi tersebut perlu dibedakan secara
jelas, karena ketiganya berhubungan erat, walau tidak selalu berkembang sejalan. Misalnya, ada kemungkinan
suatu negara mengalami hubungan perdagangan yang bagus karena keuntungan besar dari ekspor. Namun, pada
saat yang bersamaan, negara tersebut juga memiliki faktor produksi atau hubungan kredit yang kurang
menguntungkan. Jadi, terlihat bahwa hubungan ekonomi internasional suatu negara harus dinilai dari ketiga aspek
tersebut, dan tidak hanya berfokus pada satu aspek saja.

Stabilitas serta Fleksibilitas Lembaga-Lembaga Politik dan Sosial

Pengertian Lembaga Politik

xvi
Menurut Prof Dr J W Schoerl, lembaga politik adalah badan yang mengatur dan memelihara tata tertib untuk
mendamaikan pertentangan dan untuk memelihara pemimpin yang berwibawa. Sejalan dengan pengertian
tersebut, Kamanto Soenarto mengemukakan bahwa lembaga politik merupakan badan yang mengkhususkan diri
pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang. Dilansir dari buku Sosiologi Kelas X yang ditulis oleh Mir'atul Farikhah
dan Sucik Isnawati, lembaga politik adalah seperangkat norma dan status yang mengkhususkan diri pada
pelaksanaan kekuasaan (power) dan kewenangan (authority). Lembaga politik dalam suatu negara menganut pola
pemisahan kekuasaan yang terdiri atas legislatif untuk pelaksanaan undang-undang, yudikatif, yang berwenang
mengawasi undang-undang, dan eksekutif yang berwenang melaksanakan undang-undang. Selain lembaga
eksekutif, yudikatif, dan legislatif, bentuk lembaga politik lainnya dapat berupa lembaga keamanan nasional, dan
partai politik.

Proses Pembentukan Lembaga Politik

Lembaga politik di suatu negara atau bangsa dapat dibentuk dan dipercepat melalui berbagai cara. Dikutip dari
buku Sosiologi: Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat yang ditulis oleh Drs Taufiq Rohman Dhohiri, MSi, berikut
proses pembentukan lembaga politik:

1. Mengadakan kegiatan dan proyek yang dapat menjawab keinginan warga masyarakat, misalnya
pembangunan bendungan, irigasi, pabrik, atau sarana ibadah
2. Menekankan adanya persamaan nilai, norma, atau sejarah melalui pengajaran di sekolah ataupun media
massa
3. Pembentukan tentara nasional atau organisasi militer di suatu negara dengan partisipasi dari semua
golongan masyarakat
4. Mengadakan upacara pada kesempatan tertentu, seperti upacara pengibaran bendera di sekolah.

Unsur-Unsur Lembaga Politik

Lembaga politik dalam buku Sosiologi Jilid 3 karya Kun Maryati dan Juju Suryawati memiliki unsur-unsur sebagai
berikut:

 Pola perilaku: loyalitas, kepatuhan, subordinasi, kerja sama, dan konsensus


 Budaya simbolis: bendera, materai, maskot, lagu kebangsaan
 Budaya manfaat: gedung, persenjataan, pekerjaan pemerintahan, blanko, dan formulir
 Kode spesialisasi: program, konstitusi, traktat, hukum
 Ideologi: nasionalisme, hak rakyat, demokrasi, republik, monarki, atau liberalisme

xvii
BAB VI

PENUTUP
Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa relevansi pengalaman per tumbuhan ekonomi negara
negara barat dengan negara negara dunia ketiga sangatlah terbatas karena adanya perbedaan perbedaan kondisi
awal pembangunan mereka. Namun salah satu pelajaran penting yang bias diketik dari pengalaman sejarah
ekonomi negara negara maju tersebut adalah bahwasanya perubahan perubahn kelembagaan teknologi,dan social
harus dilakukan secara berbarengan serta saling melengkapi, dalam usaha merelaalisasikan pertumbuhan ekonomi
jangka panjang. Transformasi tersebut harus terjadi bukan hanya di negara negara berkembang saja ,. Melainkan
harus meliputi perekonomian internasional secara keseluruhan. Dengan kata lain, nasib negara negara
berkembang secara keseluruhan tidak akn membaik hanya dengan tampil segelintir negara berkembang yang
berhasil dalam menjalankan transformasi sosial dan ekoniminya;kecuali jika secara ajaib,segenap reformasi
struktual , sikap,dan kelembagaan dalam perekonomian dunia dapat benar benar terealisir sehingga sepenuhnya
mampu untuk mendukung perkembangan aspirasi dan usaha dari setiap negar berkembang.

Terdapt semacam keuntungan dan keterblakangan dalam pembangunan, misalnya kemampuan untuk
menggunakan teknologi yang sudah terbukti handal, dan tidak perlu melakukan penelitian sendiri dari awal.
Negara berkembang bahkan dapt melakukan lompatan katak dengan menggunakan standar teknologi baru dan
tidak usah menggunakan standar teknologi kuno yang mengungkung negara negar maju seperti teknologi sinyal
penyiaran televise yg kuno. Negara berkembang tersebut juga dapat mempelajari pelajaran pelajaran berharga
dan berfungsi kebijkan ekonomi yang telah di coba di berbagai kebijakan ekonomi yang telah di coba di negara
negara di seluruh dunia. Keuntungan keuntungan ini akan sangat bermanfaat jika perekonomian tersebut berhasil
mencapai pertumbuhan ekonomi modern yang berkesanimbungan, sepeerti yang dialami Taiwan, korea selatan,
dan beberapa negara lain yang mengikuti jejak mereka. Namun demikian bagi kebanyakan negara negara yang
sangat miskin, keterbelkangan juga di barengi dengan berbagai kelemahan, yang banyak di antaranya disebabkan
oleh warisan jaman colonial perbudakan dan kediktatoran perang dingin. Dalam kasus manapun negara
berkembang secara umum harus melakukkan lebih dari sekedar meniru berbagai kebijkan yang di ambil negara
negara yang sekarang maju pada masa awal pembangunan ekonominya.

Hingga sekarang kurang terdapat bukti akan terjadinya kontoroversi pendapatan di seluruh dunia namun
pengalaman selama 50 tahun menunjukan bahwa sementara pembangunan tidak bias di tawar tawar lagi dan
jebakan kemiskinan merupakan hal yang benar benar harus kita hadapi pengentasan kemiskinan merupakan hal
yang berkelanjutan bukan hal yang mustahil sebelum kita mengkaji berbagai kebijakan pembangunan pada, pada
dua bab berikut kita akan menelaah teori teori dan model model pembangunan dan keterbelkangan yang penting
untuk menambah wawasan.

xviii
Saran

Penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan. Oleh karena itu, disarankan untuk penelitian selanjutnya
sebagai bahan pertimbangan terhadap gejala kesenjangan di Provinsi Kalimantan Selatan, antara lain :

1. Walaupun tingkat kesenjangan di Kalimantan Selatan relatif menurun, pemerintah daerah diharapkan
memberikan perhatian pada masalah kesenjangan melalui pendekatan spasial atau wilayah. Seperti contohnya
lebih meningkatkan pendidikan, menurunkan biaya pendidikan dan kesehatan agar indeks pembangunan manusia
di Provinsi Kalimantan Selatan dapat bagus dan

2. Pemerintah daerah harusnya membuka lapangan kerja yang padat karya agar banyak masyarakat yang
mendapatkan perkerjaan tetapi perlu melihat sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan juga untuk
mensejahterakan masyarakatnya.

3. Pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Selatan sebaiknya melakukan pembangunan dengan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya kerjasama yang baik antar sektor baik swasta maupun pemerintah,
diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan dan juga sebagai sumber pertumbuhan bagi Provinsi
Kalimantan Selatan.

xix
Daftar Pusaka

Mohamed Aslam Haneef, Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer, Jakarta: Rajawali Pers, 2010.Adimarwan
Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2002.Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah
Pemikiran Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.M.N.Siddiqi, Banking without Interest, Islamic
foundation Leicester, 1983.Muhammed Islam Haneef, Pemikiran Ekonomi Islam Kontemporer, Jakarta: Rajawali
pers, 2010.Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: Gramata Publishing, 2005.Adiwarman
Karim, Ekonomi Mikro Islami, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01, Oktober
2016 ж 85

xx

Anda mungkin juga menyukai