Anda di halaman 1dari 78

MAKALAH

DESAIN PROSES DAN SELEKSI PROSES DI


PT YAKULT INDONESIA PERSADA

Dosen Pembimbing : Dr. Rita Ambarwati S.

Oleh :
Siti Fatimah (196110100008)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS BISNIS, HUKUM, DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga
saya dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Desain Proses
dan Seleksi Proses di PT Yakult Indonesia Persada”. Makalah ini ditulis dalam
rangka sebagai tugas mata kuliah Manajemen Operasional.
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan rekan-rekan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Saya menyadari bahwa
makalah ini kurang dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi setiap pembaca. Amiin yaa
rabbal alamiin.

Sidoarjo, 7 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Keputusan dalam Operasional ....................................... 3
2.2 Perbedaan Implementasi ................................................ 12
2.3 Karakteristik Aliran dan Pemilihan ................................ 16
2.4 Kasus PT Yakult Indonesia Persada .............................. 14
2.4.1 Sejarah ................................................................ 23
2.4.2 Profil ................................................................... 24
2.4.3 Visi dan Misi ...................................................... 25
2.4.4 Tujuan ................................................................ 25
2.4.5 Sasaran dan Strategi ........................................... 25
2.4.6 Yakult Minuman Prebiotik ................................. 26
2.4.7 Bahan Pembuatan ............................................... 27
2.4.8 Penyimpanan Yakult .......................................... 27
2.4.9 Manfaat Yakult ................................................... 28
2.4.10 Perencanaan Agregat ......................................... 30
2.4.11 Strategi Perencanaan .......................................... 31
2.4.12 Penjadwalan Jangka Pendek .............................. 32
2.4.13 Cara Pembuatan Yakult ...................................... 32
2.4.14 Perencanaan dan Proses Produksi ...................... 33
2.4.15 Pengendalian Produksi ....................................... 37
2.4.16 Pengendalian Mutu ............................................. 38
2.4.17 Pemeliharaan Mesin dan Peralatan .................... 39
2.4.18 Konstruksi Bangunan ......................................... 39
2.4.19 Peralatan ............................................................. 39
2.4.20 Jenis Produk ....................................................... 41
2.4.21 Pengadaan Bahan Baku ...................................... 41
2.4.22 Pengemasan ........................................................ 41
2.4.23 Supply Chain ...................................................... 42
2.4.24 Sistem Pemasaran ............................................... 44
2.4.25 Pengawasan Mutu .............................................. 45
2.4.26 Manajemen Sumberdaya .................................... 45
2.4.27 Sumber Daya Manusia ....................................... 47
2.4.28 Pengelolaan MSDM ........................................... 47
2.4.29 Proses Manajemen ............................................. 51
2.4.30 AMDAL ............................................................. 54

ii
2.4.31 Manajemen Energi ............................................. 55
2.4.32 PLC .................................................................... 56
2.4.33 Yakult Jaminan Kualitas .................................... 60
2.4.34 Segmentasi ......................................................... 61
2.4.35 Targeting ............................................................ 62
2.4.36 Positioning .......................................................... 63
2.4.37 Analisa SWOT ................................................... 63
2.4.38 Analisa Bauran Pemasaran ................................. 67
2.4.39 Ergonomi Industri .............................................. 71
2.4.40 Model Manajemen ............................................. 72
2.4.41 Strategi Pemasaran ............................................. 73
2.4.42 Faktor yang Berpengaruh ................................... 74
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................... 75
3.2 Saran .............................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Strategi proses (process strategy) atau strategis transformasi adalah sebuah
pendekatan organisasi untuk mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa.
Tujuan strategi proses adalah menemukan suatu cara memproduksi barang dan
jasa yang memenuhi persyaratan dari pelanggan dan spesifikasi produk yang ada
dalam batasan biaya dan batasan manajerial lainnya. Proses yang dipilih akan
berdampak jangka panjang terhadap efisiensi dan produksi, serta fleksibilitas,
biaya, dan kualitas barang yang diproduksi. Terdapat empat strategi proses yaitu :
fokus pada proses, fokus berulang, fokus pada produk, dan fokus kustomisasi
massal
Dewasa ini banyak sekali perusahaan yang dihadapkan kepada masalah
produksi barang dan jasa yang sesuai dengan keinginan konsumen yang selalu
berubah-ubah. Dimana hal tersebut menimbulkan suatu masalah baru yang
komplek bila suatu perusahaan tidak mampu mengatasinya. Oleh karena itu
diperlukan sebuah sistem atau strategi proses dalam manajemen operasional yang
disebut juga sebagai strategi transformasi faktor inputs menjadi outputs. Dimana
sistem ini lebih efisien dan efektif. Manager operasional bertugas menyusun
strategi proses untuk dapat mencapai sasaran operasional dan organisasi/
perusahaan. Selain itu dalam desain proses setelah berbagai produk dan jasa
dirancang maka akan diterjemahkan ke berbagai sistem pemrosesan yang
menciptakan produk dan menyediakan jasa. Desain proses tidak hanya semata-
mata masalah teknik namun juga menyangkut pertimbangan-pertimbangan
ekonomi dan lingkungan.
Yakult adalah minuman susu fermentasi. Penemu susu fermentasi ini
adalah ahli mikrobiologi Jepang bernama Dr. Minoru Shirota. PT Yakult
menghasilkan produk dalam volume tinggi tetapi variasi rendah. Strategi proses
yang dipilih adalah fokus pada produk. PT Yakult hanya memiliki satu jenis
produk. Selain itu juga, peralatan yang digunakan memiliki fungsi yang khusus
dan pesanan serta panduan kerja sedikit karena semua sudah terstandarisasi.
Dalam pembuatan Yakult, bahan baku yang digunakan adalah bakteri, susu bubuk,
glukosa, dan air. Sedangkan bahan yang digunakan untuk membuat botolnya
adalah polysteren dan tutupnya dibuat menggunakan aluminium foil

1
Perusahaan harus dapat mengelola persediaan yang dimiliki sebaik
mungkin sesuai dengan kebijakan-kebijakan manajemen perusahaan. PT Yakult
menggunakan banyak mesin yang kompleks dalam proses pembuatannya
sehingga membutuhkan dana investasi maupun biaya operasional yang besar.
Untuk itu strategi dan kebijakan pemeliharaan diperlukan agar semua peralatan
yang beroperasi di dalam sistem tidak mengalami kegagalan dalam
pengoperasiannya. Keputusan pemilihan proses berbeda untuk setiap perusahaan.
Demikian pula keputusan yang diambil oleh perusahaan PT Yakult Indonesia
Persada, untuk tujuannya memenuhi kebutuhan masyarakat akan minuman susu
fermentasi yaitu melalui produk Yakult, dimana keputusan ini akan berdampak
jangka panjang pada efisiensi, fleksibilitas, biaya, dan kualitas produksi
perusahaannya
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana keputusan dalam operasional terkait desain proses dan seleksi
proses di PT Yakult Indonesia Persada?
2. Bagaimana perbedaan implementasi antara made-to-stock dan made-to-order
PT Yakult Indonesia Persada?
3. Bagaimana karakteristik aliran proses dan pemilihan proses membuat produk
berdasarkan jenis pelanggan pada perusahaan PT Yakult Indonesia Persada?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui keputusan dalam operasional terkait desain proses dan
seleksi proses di PT Yakult Indonesia Persada
2. Untuk mengetahui perbedaan implementasi antara made-to-stock dan made-
to-order PT Yakult Indonesia Persada
3. Untuk mengetahui karakteristik aliran proses dan pemilihan proses membuat
produk berdasarkan jenis pelanggan pada perusahaan PT Yakult Indonesia
Persada

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keputusan dalam Operasional Terkait Desain Proses dan Seleksi
Proses
2.1.1 Desain Proses
Desain ialah langkah pertama dalam suatu fase pengembangan bagi setiap
produk atau sistem yang direkayasa. Desain juga didefinisikan sebagai proses

2
aplikasi berbagai teknik dan prinsip bagi tujuan pendefinisian suatu perangkat,
suatu proses atau sistem dalam detail yang memadai untuk memungkinkan
realisasi. Desain proses ialah suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia,
bahan serta peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna baik barang atau
jasa. Proses produksi pada hakekatnya merupakan proses perubahan
(transformasi) dari bahan/komponen (input) menjadi produk yang lain yang
mempunyai nilai. Proses produksi saat ini berkembang pesat karena kemajuan
teknologi dan didorong oleh usaha untuk meningkatkan kualitas produktivitas dan
fleksibilitas produk. Proses produksi dapat dibedakan baik atas dasar
karakterisktik aliran prosesnya maupun tipe pesanan langganan (Andi, 2013)
Dapat diklasifikasikan ke dalam 5 kategori :
a. Aliran Garis (Line Flow Process). Yaitu penyusunan stasiun kerja
berdasarkan urutan operasi pembuatan produk menurut langkah-langkah
standar dalam proses produksi. Pola aliran garis tidak begitu fleksibel dalam
memenuhi perubahan desain dan volume produk. Tapi persediaan
diminimalkan, scheduling tidak ada masalah dan pengendalian kualitas
mudah karena hanya mengikuti arus produk. Pola aliran garis merupakan
suatu proses dari bahan mentah sampai menjadi produk akhir dan urutan
operasi-operasi yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa selalu
tetap. Line flow process dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu produksi massa
(mass production) dan produksi terus-menerus (continuous production)
b. Aliran Intermitern (Job Shop atau Jumbled Flow Process). Yaitu produk
dibuat menurut aliran terputus-putus atau tidak kontinu. Peralatan dan tenaga
kerja dilekelompokkan dalam pusat kerja menurut jenis pekerjaan.
Operasinya sangat fleksibel terhadap perubahan dalam perubahan volume
atau produk, karena operasi-operasinya menggunakan peralatan serba guna
dan tenaga kerja berketerampilan tinggi. Namun fleksibilitas ini sering
menimbulkan masalah dalam pengendalian persediaan, penjadwalan, dan
pengendalian kualitas. Disamping itu juga tidak efisien.
c. Proyek (Project). Yaitu tidak ada aliran produk tapi setiap proyek mempunyai
urutan tertentu dalam proses operasinya. Biasanya material, peralatan, dan
tenaga kerja dibawa ke lokasi proyek. Serta memiliki kegiatan awal dan akhir
dengan batas waktu penyelesaian. Bentuk ini tidak cocok untuk proses
manufakturing karena proyek hanya dikerjakan sekali saja. Bentuk operasi-

3
operasi proyek digunakan bila ada kebutuhan akan kreativitas dan kekhususan
dalam pembuatan suatu produk.
d. Sistem Manufaktur Fleksibel (Flexible Manufacturing System). Yaitu
merupakan autamated cell untuk menghasilkan sekelompok komponen,
dimana semua komponen butuh proses manufakturing serupa tapi urutan dari
operasi tidak selalu sama. Dan sistem ini membutuhkan investasi awal yang
besar. Serta bertujuan untuk memberi respon secara tepat terhadap keinginan
pelanggan tertutama terkait dengan perubahan dalam desain, jumlah dan
pelayanan produk.
e. Sistem Manufaktur Tangkas (Agile Manufacture System). Yaitu suatu sistem
yang mengkombinasikan visi kompetitif dengan kreatifitas dan aplikasi
teknologi. Dimana ada 4 dimensi antara lain : (1) Memperkaya nilai kepada
pelanggan, (2) Bekerjasama dalam meningkatkan daya saing perusahaan, (3)
Mengoperasikan perubahan dan ketidakpastian, dan (4) Menelaah pengaruh
dari informasi (Andi, 2013)
Seluruh kombinasi proses dapat dijumpai baik baik dalam perusahaan
manufaktur ataupun jasa. Klasifikasi proses dapat digunakan untuk beberapa
tujuan yaitu : (1) Untuk mengkategorikan berbagi tipe masalah keputusan berbeda
yang dihadapi dalam operasi-operasi, (2) Untuk seleksi proses. Faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam seleksi proses ialah : Kebutuhan modal; Kondisi
pasar; Tenaga kerja; Bahan mentah; Teknologi; dan Ketrampilan manajemen
(Radit, 2016)
Perencanaan proses berkenaan dengan perancangan dan implementasi
sistem kerja yang akan mempengaruhi produk yang diinginkan dalam kuantitas
yang diperlukan. Kegiatan-kegiatan dalam perencanaaan proses ini mengenai tipe
aliran proses dan desain pusat-pusat kerja. Keputusan-keputusan yang diambil
dalam perencanaan proses akan mempengaruhi keputusank-eputusan dalam
bagian-bagian operasi lain, seperti scheduling produksi, tingkat persediaan,
desain pekerjaan, dan metode-metode pengawasan kualitas yang digunakan
(Surya, 2012)
Bagan-bagan proses digunakan untuk menggambarkan dan memperbaiki
proses transformasi dalam sistem-sistem produktif. Dalam peningkatan efektifitas
atau efisiensi proses-proses produksi, beberapa atau seluruh elemen proses berikut
mungkin perlu diubah : (1) Bahan mentah, (2) Desain produk, (3) Desain
pekerjaan, (4) Tahap-tahap pemrosesan yang digunakan, (5) Sistem pengawasan

4
manajemen, dan (6) Peralatan atau perkakas. Oleh karena itu, analisis proses dapat
mempunyai pengaruh yang luas pada semua bagian operasi (Surya, 2012)
Perencanaan proses memerlukan pemahaman operasi-operasi sebagai
suatu sistem produktif. Dengan pendekatan sistem, langkah-langkah yang perlu
diambil dalam perencanaan proses ialah sebagai berikut :
1. Memutuskan tujuan-tujuan perencanaan, yaitu untuk meningkatkan efisiensi,
efektifitas, kapasitas, atau semangat kerja karyawan.
2. Memilih proses (atau sistem) produktif yang relevan, yaitu operasi
keseluruhan atau beberapa bagian operasi.
3. Menggambarkan proses transformasi yang ada sekarang dengan bantuan
bagan-bagan proses dan pengukuran efisiensi.
4. Mengembangkan desain proses yang diperbaiki melalui perbaikan aliran-
aliran proses dan/atau masukan-masukan yang digunakan. Biasanya proses
yang telah direvisi jug adigambrkan dengan bagan-bagan proses.
5. Mendapatkan persetujuan manajemen untuk desain proses yang telah direvisi.
6. Mengimplementasikan desain proses baru (Surya, 2012)
Langkah-langkah di atas adalah unutk proses yang sudah ada. Bila yang
direncaakan proses baru, langkah 3 dan 4 digabungkan untuk menggambarkan
proses yang diinginkan. Pada umumnya perencanaan dan pengelolaan berbagai
proses transformasi dilakukan dengna alat bantu yang berupa bagan-bagan. Bagan
aliran proses ialah peralatan pokok perbaikan aliran bahan-bahan. Dimana setelaj
penyusunan bagan proses, manage mungkin dapat mengkombinasikan operasi-
operasi tertentu, menghilangkan atau menyederhanakan operasi-operasi yang lain
untuk meningkatkan efisiensi keseluruhan. Bagan-bagan yang digunakan dalam
perencanaan dan pengelolaan proses diantaranya ialah sebagai berikut :
a. Bagan-bagan perakitan (assembly charts). Bagan ini menunjukkan
kebutuhan-kebutuhab bahan dan urutan perakitan komponen-komponnen
yang merupakan suatu perakitan mekanikal. Dimana bagan ini biasanya
untuk membantu menggambarkan aliran bahan dan hubungan masing-
masing komponen.
b. Bagan-bagan aliran proses (flow-process charts). Bagan ini merinci proses ke
dalam unsur-unsur dan simbol-simbol. Dengan simbol-simbol tersebut
disusun bagan yang mencakup spesifikasi bagian-bagian proses, waktu atau
jarak yang harus ditempuh karyawan, serta spesifikasi kegiatan-kegiatan
penundaan dan penyimpanan. Jadi, bagan aliran proses memberikan

5
petunjuk-petunjuk yang lengkap tentang tata cara pelaksanaan suatu proses.
Bagan aliran proses dalam penyusunan dan penganalisaannya perlu
mempertimbangkan berbagai tipe pertanyaan yaitu : apa, siapa, di mana,
kapan, dan bagaimana.
c. Bagan proses operasi-operasi (routing sheet). Atau sering disebut Routing
Sheet, bagan ini mirip operational process charts bagan perakitan, dengan
perbedaan bahwa bagan proses operasi mencakup spesifikasi-spesifikasi
untuk bagian dan waktu pengoperasian dan pemeriksaan. Routing Sheet lebih
terperinci daripada bagan perakitan karena menunjukkan operasi-operasi dan
routing yang diperlukan untuk suatu bagian prose individual. Routing sheet
memberikan petunjuk yang lebih lengkap tentang cara untuk memproduksi
suatu barang. Atau dengan kata lain Routing Sheet menetapkan secara tepat
cara memproduksi suatu barang dengan mengidentifikasikan peralatan dan
perkakas yang digunakan, operasi-operasi dan urutan yang harus diikuti, serta
estimasi waktu penyiapan dan waktu beroperasinya mesin.
d. Bagan operasi (operation charts). Bagan ini menunjukkan spesifiasi bagian-
bagian pengoperasian dan pemeriksaan secara lebih terperinci. Dimana setiap
bagan operasi menunjukkan gerakan-gerakan tangan seorang karyawan
secara terperinci. Sebaiknya penyusunan bagan operasi sebaiknya dilakukan
dengan berpedoman pada prinsip – prinsip ekonimi gerakan. Dimana prinsip
ini ada 3 aspek yaitu : (1) Penggunaan anggota badan, (2) Pengaturan tempat
kerja, dan (3) Perancangan peralatan dan perkakas. Yang dapat
menyederhanakan banyak pekerjaan.
e. Bagan manusia-Mesin (man–machine chart atau activty chart). Bagan ini
menunjukkan hubungan antara operator dan mesin. Yaitu menunjukkan apa
yang dikerjakan mesin dan apa yang dikerjakan karyawan pada setiap periode
waktu. Dari bagan ini kita dapat menentukan waktu istirahat operator dan
mesin serta mengidentifikasikan elemen-elemen setiap kegiatan karyawan
dan mesin secara simultan. Selain itu juga berguna untuk membantu
penentuan penggunaan dua sumber daya penting perusahaan yang terbaik.
f. Bagan simo atau bagan gerak simultan (simo chart or simultanesus motion
chart). Bagan ini mirip dengan bagan operasi. Dimana menunjukkan gerakan-
gerakan tangan kiri dan kanan, tetap mencakup waktu setiap gerakan. Dengan
tehnik analisis waktu untuk setiap gerakan, yang biasanya ditentukan melalui
perhitungan suatu kerangka gerakan kerja, kita dapat mengkombinasikan,

6
menghilangkan atau mengubah gerakan-gerakan dasar untuk mengembang-
kan metoda yang lebih baik (Surya, 2012)
Terdapat 3 strategi proses yaitu sebagai berikut :
1. Fokus Proses : Produk yang jumlahnya sedikit, variasinya banyak..dikenal
dgn proses yang terputus-putus (intermittent process). Bila peralatan produksi
bisa diatur seputar proses
2. Fokus Produk : Produk dengan jumlah besar namun variasinya sedikit,
dikenal dengan proses yang terus-menerus (continous process). Bila peralatan
produksi bisa diatur seputar produk. Syarat : standarisasi & pengendalian
mutu
3. Fokus Proses Berulang : Proses yang menggunakan modul (biasanya
menggunakan proses yang kontinu. Proses berulang memungkinkan
penyesuaian yang lebih banyak (Dina, 2014)
Pada industri jasa juga dapat diterapkan tiga strategi proses sebagaimana
pada industri manufaktur yaitu : fokus proses, fokus produk (fokus terus-
menerus), dan fokus proses berulang. Teknik-teknik yang digunakan untuk
meningkatkan produktivitas operasi di sektor jasa yaitu :
1. Strategi pemisahan : (a) Pembatasan penawaran (restoran dengan menu
terbatas), (b) Penyesuaian pada saat pengantaran (penyesuaian voltase
peralatan elektronik pada saat di antarkan ke konsumen), (c) Membentuk
pelayanan jasa sehingga konsumen harus mendatangi tempat ditawarkannya
jasa (bank), (d) Melayani sendiri (pasar swalayan)
2. Strategi otomatisasi : memisahkan jasa yang mungkin dapat dilakukan dengan
jenis otomatisasi tertentu (ATM)
3. Penjadwalan : Penjadualan karyawan secara tepat (di counter tiket pesawat
pada interval 15 menit.
4. Pelatihan : Memperjelas pilihan jasa atau menjelaskan masalah tertentu
(penasihat investasi, karyawan pemeliharaan purna jual) (Dina, 2014)
2.1.2 Seleksi Proses
Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan seleksi proses, menentukan
jenis proses produksi yang akan digunakan dan waktu yang tepat dari proses
tersebut. Manajer operasi harus dapat memutuskan apakah memproduksi hanya
untuk pesanan pelanggan atau persediaan. Manajer juga harus memutuskan
apakah mengatur aliran proses sebagai batch proses produksi high volume line
flow atau low flow volume. Serta memutuskan apakah akan berintegrasi ke depan

7
(ke arah pasar) atau ke belakang ( ke arah pemasok). Semua keputusan di atas
membantu menentukan jenis proses yang akan digunakan untuk membuat suatu
produk. Jadi, seleksi produk merupakan serangkaian keputusan mengenai tipe atau
jenis produksi dan peralatan yang digunakan. Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam seleksi proses ialah : (1) Kebutuhan modal, (2) Kondisi
pasar, (3) Tenaga kerja, (4) Bahan mentah, (5) Teknologi; dan (6) Ketrampilan
manajemen (Retno, 2013)
Faktor-faktor dalam pembuatan seleksi proses diantaranya sebagai berikut :
1. Kebutuhan modal. Berapa banyak modal yang dibutuhkan untuk persediaan,
mesin-mesin, peralatan dan fasilitas-fasilitas lainnya. Untuk proses aliran
garis biasanya memerlukan modal yang lebih besar daripada aliran intermiten
dan proyek.
2. Kondisi pasar. Apa kebutuhan dan keinginan para pelanggan? Apakah
perkiraan volume penjualan pada harga yang direncanakan dapat
menghasilkan laba yang diinginkan? Apakah kondisi persaingan sekarang dan
diwaktu yang akan datang menguntungkan?
3. Tenaga kerja. Apakah supply tenaga kerja mencukupi sesuai dengan
kebutuhan suatu jenis proses pada biaya wajar? Bagaimana prospek
tersedianya tenaga kerja diwaktu yang akan datang?
4. Bahan baku. Apakah bahan baku tersedia dalam jumlah yang memadai?
Apakah ada perubahan-perubahan bahan baku dalam proses produksi?
5. Teknologi. Perusahaan harus mempertimbangkan kamajuan teknologi baik
untuk proses maupun produk. Apakah teknologi produk dan proses cukup
stabil untuk mendukung proses selama periode waktu tertentu?
6. Keterampilan manajemen. Dapatkah perusahaan menguasai dan memelihara
tipe keterampilan-keterampilan manajemen yang dibutuhkan?. Sebagai
contoh, untuk proses intermiten, perusahaan mungkin akan memerlukan
keterampilan manajemen operasi dalam forecasting, scheduling, dan
pengendalian persediaan (Retno, 2013)
Banyak keputusan-keputusan seleksi proses bersangkutan dengan
kapasitas-kapasitas peralatan atau proses alternatif untuk memproduksi tingkat
keluaran tertentu. Dalam masalah ini, analisis break even dapat digunakan untuk
membantu pembuatann keputusan pemilihan diantara berbagai proses alternative
tersebut, melalui pembandingan keuntungan-keuntungan relatif setiap proses.
Sebagai contoh, dalam perusahaan manufacturing, proses-proses yang

8
memerlukan mesin-mesin sederhana, dimana mudah penyiapannya, biasanya
beroperasi dengan kecepatan rendah dan memakan biaya. Dil ain pihak, volume-
volume keluaran yang lebih besar mungkin memerlukan penggunaan mesin-mesin
lebih cepat dengan biaya-biaya penyiapan lebih besar, tetapi beroperasi dengan
biaya lebih rendah. Sering ada beberapa metode alternatif dan setiap alternative
mungkin merupakan alternative yang paling ekonomis untuk “range” volume
keluaran tertentu. Metode yang sebaiknya digunakan tergantung pada tingkat
volume keluaran yang diharapkan (Retno, 2013)
Keputusan-keputusan membuat atau membeli dapat mencakup faktor-
faktor yang tidak berwujud. Tetapi perusahaan penting menetapkan kelayakan
ekonomi untuk melakukan penilaian faktor-faktor berwujud. Akhirnya pemilihan
suatu proses yang paling ekonomis sering juga harus konsisten dengan tujuan-
tujuan organisasi dan lingkungannya (Retno, 2013)
Dalam pemilihan teknologi, teknologi telah menjadi suatu faktor dominan
dalam dunia bisnis dan dalam kehidupan kita. Kemajuan teknologi mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap manajemen operasi. Sebagai manajer operasi
dituntut tidak hanya menjadi “pemakai teknologi” tetapi lebih menjadi “manajer
teknologi”. Ada dua definisi umum teknologi. Pertama, teknologi adalah aplikasi
ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah manusia. Definisi ini
sangat luas dan mencakup hampir semua kegiatan manusia. Definisi teknologi
yang lebih sempit adalah bahwa teknologi merupakan sekumpulan proses,
peralatan, metode, prosedur, perkakas yang digunakan untuk memproduksi barang
atau jasa. Definisi ini lebih mengandung arti teknologi proses dan bukan teknologi
produk (Retno, 2013)
Keputusan-keputusan seleksi proses dan pemilihan teknologi berhubungan
sangat erat dan saling berkaitan. Tetapi salah satu keputusan tidak selalu harus
mendahului keputusan yang lain karena, dalam praktek, kedua keputusan itu
sering dibuat secara bersamaan. Pemilihan teknologi mempunyai dampak
terhadap semua bagian operasi, terutama dalam desain pekerjaan. Pemilihan
teknologi dan desain pekerjaan dipadukan dalam suatu desain sosioteknikal secara
optimum. Pemilihan teknologi mempengaruhi seluruh aspek operasi-operasi
lainnya, termasuk produktivitas dan kualitas produk. Keputusan teknologi juga
mempengaruhi strategi perusahaan dengan keterikatannya pada proses, peralatan,
fasilitas, dan prosedur yang telah dipilih. Jadi, pemilihan teknologi bukan

9
merupakan keputusan yang tertutup, tetapi mempengaruhi semua bagian operasi
dan bisnis (Retno, 2013)
Pemilihan teknologi sering dipandang sebagai suatu masalah dalam
penganggaran modal. Secara sederhana pemilihan teknologi dapat dilakukan
dengan perhitungan return on investment (ROI) untuk masing-masing alternatif
dan memilih salah satu alternatif yang mempunyai ROI terbesar. Para manajer
hendaknya menyadari bahwa ROI diberikan satu-satunya criteria. Lebih lanjut
perhitungan ROI tidak mencerminkan secara tepat pengaruh-pengaruh ekonomi
perputaran personalia dan tingkat absensi yang lebih tinggi dan peningkatan
polusi yang ditimbulkan mesin-mesin yang mungkin perlu dilakukan keputusan
pemilihan teknologi. Akhirnya pemilihan teknologi seharusnya bukan merupakan
suatu kegiatan tunggal tetapi lebih sebagai suatu proses yang diorganisasikan
dengan baik yang mencangkup penjajagan secara terus menerus, pemilihan
teknologi yang tepat dan inflementasi teknologi terpilih. Maka perlu ditetapkan
seorang manajer dalam operasi-operasi yang akan bertanggungjawab atas deain
prroses dan pemilihan teknologi (Retno, 2013)
Seleksi proses merupakan serangkaian keputusan mengenai tipe atau jenis
produksi dan peralatan yang digunakan. Proses produksi dapat dibedakan baik
atas dasar karakteristik aliran prosesnya maupun tipe pesanan langganan. Dimensi
klasifikasi proses produksi pertama adalah aliran produk atau urutan operasi-
operasi. Ada tiga tipe aliran yaitu sebagai berikut :
1. Aliran Garis. Produk terstandarisasi dan mengalir dari satu operasi atau
tempat kerja ke operasi berikutnya dengan urutan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Operasi-operasi aliran garis dapat dibagi menjadi dua tipe
produksi, yaitu : (a) Produksi Massa (mass production). Memproduksi
kumpulan-kumpulan produk dalam jumlah besar dengan mengikuti
serangkaian operasi yang sama dengan kumpulan produk sebelumnya,
sehingga proses ini sering disebut sebagai repetitive process dan (b) Produksi
Terus-menerus (continuous production). Produksi yang ditandai dengan
waktu produksi yang relatif lama untuk menghindari penyetelan-penyetelan,
persiapan-persiapan lain dan kemacetan-kemacetan yang mahal. Pola aliran
garis biasanya efisien tetapi juga tidak fleksibel. Efisiensi ini diakibatkan oleh
substitusi proses operasi padat karya dengan proses padat modal dan
standarisasi pengerjaan tugas-tugas rutin. Tingkat efisiensi yang tinggi
diperlukan untuk menutup biaya peralatan-peralatan khusus melalui produksi

10
dalam volume yang relatif besar. Contoh : Produksi mie instant, surat kabar,
dll.
2. Aliran Intermiten. Aliran intermiten mempunyai ciri produksi dalam
kumpulan-kumpulan atau kelompok-kelompok barang yang sejenis pada
interval-interval waktu yang terputur. Suatu produk atau pekerjaan akan
mengalir baku sampai dengan menjadi produk akhir tidak mempunyai pola
yang pasti. Pola aliran intermiten sangat fleksibel dalam perubahan volume
atau produk, karena operasinya menggunakan peralatan serba guna dan
tenaga kerja berketerampilan tinggi. Fleksibilitas ini menimbulkan berbagai
masalah dalam pengendalian persediaan, skedul dan kualitas, di samping juga
agak tidak efisien. Pola ini dapat diterapkan dalam produksi barang-barang
yang tidak distandarisasi atau volume produksinya rendah, karena pola ini
adalah paling ekonomis dan melibatkan risiko paling kecil. Contoh : Produksi
furniture dan kerajinan lainnya (Alena, 2011)
Dalam pemilihan proses manufaktur perlu dipertimbangkan biaya
operasional yang meliputi :
1. Desain dan biaya peralatannya
2. Waktu yang diperlukan untuk memulai produksi
3. Ketersediaan mesin dan peralatan
4. Jumlah bagian atau produk yang dibutuhkan dan tingkat produksi yang
diinginkan dan tentunya harus memperhatikan dampak terhadap lingkungan
sekitar proses manifaktur baik jangka pendek maupun jangka panjangnya
(Suparno, 2011)
2.2 Perbedaan Implementasi Antara Made-to-Stock dan Made-to-Order
2.2.1 Implementasi Made to Stock
Made To Stock (MTS) adalah sistem produksi yang menjalankan proses
produksinya berdasarkan peramalan. Proses produksi dilaksanakan mulai dari
pengolahan bahan baku hingga menjadi produk jadi tanpa menunggu diterimanya
pesanan permintaan dari konsumen. Hasil produksinya akan disimpan di gudang
atau jaringan distribusi untuk mengantisipasi permintaan di masa mendatang.
Persediaan produk dikendalikan menghindari terjadinya kekurangan (shortage).
Made to Stock adalah membuat suatu produk akhir untuk disimpan, dan
kebutuhan untuk konsumen akan diambil dari persediaan di gudang. Contohnya
yaitu barang-barang konsumsi (makanan kemasan, minuman, peralatan mandi dan
lain-lain. Karakteristik Made to Stock yaitu : (1) Menyimpan produk jadi, (2)

11
Tingkat persediaan tergantung pada waktu respon permintaan pelanggan dan
tingkat variabilitas permintaan, (3) Jika lead time singkat, maka tingkat persediaan
lebih sedikit, penanganan cepat bila ada permintaan tak terduga, dan
membutuhkan kapasitas yang fleksibel, (4) Kebanyakan perusahaan Made to
Stock intensif pada modal yang diperlukan untuk menjamin layanan pelanggan
yang dapat diterima, (5) Pelanggan perusahaan Make to Stock tidak bersedia
menunggu lama untuk mendapatkan produk yang mereka butuhkan, (6) Jadwal
produksi biasanya diatur oleh perkiraan permintaan, dan (7) Bagian sales harus
menjual berdasarkan Available to Promise (ATP) yaitu porsi dari persediaan yang
belum teralokasikan/terikat dengan order (Maulana, 2015)
Pada strategi Made To Stock, persediaan dibuat dalam bentuk produk akhir
yang siap dipak. Siklus dimulai ketika perusahaan menentukan produk, kemudian
menentukan kebutuhan bahan baku, dan membuatnya untuk disimpan. Konsumen
akan memesan produk jika harga dan spesifikasi produk sesuai dengan
kebutuhannya. Operasi difokuskan pada kebutuhan pemenuhan tingkat persediaan
dan order yang tidak diidentifikasi pada proses produksi. Sistem produksi
mengembangkan tingkat persediaan yang didasarkan pada order yang akan
datang, bukan pada order sekarang. Pada strategi ini, resiko persediaan lebih
besar. Contoh : Produk: makanan, minuman, mainan, dan lain-lain (Maulana,
2015)
Proses ini menetapkan bahwa perusahaan selalu melakukan kegiatan
produksi guna mengisi persediaan yang ada. Permintaan langganan dipenuhi
dengan produk-produk standar dari persediaan. Persediaan digunakan untuk
memenuhi permintaan yang tidak pasti dan merencanakan kebutuhan kapasitas.
Oleh karena itu, forecasting, manajemen persediaan, dan perencanaan kapasitas
menjadi esensial bagi suatu operasi produksi untuk persediaan (Rani, 2015)

Faktor terpenting yang harus diperhatikan adalah tindakan penggunaan


aktiva produksi (persediaan dan kapasitas) dan pelayanan langganan, yang
mencakup perputaran persediaan, pemanfaatan kapasitas, penggunaan kerja
lembur, dan persentase permintaan dapat dipenuhi dari persediaan (Rani, 2015)
2.2.2 Implementasi Made to Order
Made To Order (MTO) adalah sistem produksi yang menjalankan proses
produksinya merespon pesanan permintaan yang diterima. Proses produksi
dilaksanakan mulai dari pengolahan bahan baku hingga menjadi produk jadi

12
menunggu diterimanya pesanan permintaan dari konsumen. Hasil produksinya
segera dikirimkan sebelum batas waktu (due date) yang disepakati. Persediaan
bahan baku dikendalikan agar selalu siap segera berproduksi saat datangnya
pesanan.
Sebuah strategi produksi bisnis yang biasanya memungkinkan konsumen
untuk membeli produk yang disesuaikan dengan spesifikasi mereka. Made to
Order (MTO) strategi hanya memproduksi produk akhir setelah pelanggan
menempatkan pesanan. Hal ini menciptakan menunggu waktu tambahan bagi
konsumen untuk menerima produk, tetapi memungkinkan untuk kustomisasi lebih
fleksibel dibandingkan dengan membeli dari rak pengecer. Made to Order (MTO)
adalah strategi dapat mengurangi masalah persediaan yang berlebihan yang umum
dengan make traditional untuk persediaan (MTS) strategi. Komputer Dell adalah
contoh bisnis yang menggunakan strategi produksi MTO. Contoh : Pengecoran
Logam. Pada produk-produk tertentu yang memiliki ukuran standar seperti pulley,
pabrik juga sudah memiliki cetakan yang standar pula. Disini proses pembuatan
pulley akan dilakukan jika pihak konsumen sudah melakukan pemesanan
(Maulana, 2015)
Strategi Made to Order mempunyai persediaan tetapi hanya dalam bentuk
desain produk dan beberapa bahan baku standar, sesuai dengan produk yang telah
dibuat sebelumnya. Aktivitas proses berdasarkan order konsumen. Aktivitas
proses dimulai pada saat konsumen menyerahkan spesifikasi produk yang
dibutuhkan dan perusahaan akan membantu konsumen menyiapkan spesifikasi
produk, beserta harga dan waktu penyerahan. Apabila telah dicapai kesepakatan,
maka perusahaan akan mulai membuat komponen dan merakitnya menjadi produk
dan kemudian menyerahkan kepada konsumen. Pada strategi ini, resiko terhadap
investasi persediaan kecil, operasionalnya lebih fokus pada keinginan
konsumennya. Contoh produk : Komponen mesin, komputer untuk riset, dan lain-
lain (Maulana, 2015)
Proses ini pada dasarnya memproduksi barang-barang dan jasa-jasa atas
dasar permintaan atau pesanan tertentu langganan akan suatu produk. Dalam
proses produksi untuk pesanan, kegiatan pemrosesan menyesuaikan dengan
spesifikasi pesanan langganan secara individual. Faktor terpenting dalam
pelaksanaan proses produksi untuk pesanan adalah waktu penyelesaian. Sebelum
pesanan dilakukan, harus dilakukan kesepakatan waktu penyelesaian terlebih
dahulu (Rani, 2015)

13
Pesanan yang diterima disesuaikan dengan fasilitas produksi yang dimiliki
perusahaan. Sebuah strategi produksi bisnis yang biasanya memungkinkan
konsumen untuk membeli produk yang disesuaikan dengan spesifikasi mereka.
Make to Order (MTO) strategi hanya memproduksi produk akhir setelah
pelanggan menempatkan pesanan. Hal ini menciptakan menunggu waktu
tambahan bagi konsumen untuk menerima produk, tetapi memungkinkan untuk
kustomisasi lebih fleksibel dibandingkan dengan membeli dari rak pengecer
(Hestanto, 2015)
Made to Order adalah strategi dapat mengurangi masalah persediaan yang
berlebihan yang umum dengan make traditional untuk persediaan (MTS). Strategi.
komputer Dell adalah contoh bisnis yang menggunakan strategi produksi Made to
Order. Contohnya yaitu pada pengecoran logam. Pada produk-produk tertentu
yang memiliki ukuran standar seperti pulley, pabrik juga sudah memiliki cetakan
yang standar pula. Disini proses pembuatan pulley akan dilakukan jika pihak
konsumen sudah melakukan pemesanan (Hestanto, 2015)
Strategi Made to Order mempunyai persediaan tetapi hanya dalam bentuk
desain produk dan beberapa bahan baku standar, sesuai dengan produk yang telah
dibuat sebelumnya. Aktivitas proses berdasarkan order konsumen. Aktivitas
proses dimulai pada saat konsumen menyerahkan spesifikasi produk yang
dibutuhkan dan perusahaan akan membantu konsumen menyiapkan spesifikasi
produk, beserta harga dan waktu penyerahan. Apabila telah dicapai kesepakatan,
maka perusahaan akan mulai membuat komponen dan merakitnya menjadi produk
dan kemudian menyerahkan kepada konsumen. Pada strategi ini, resiko terhadap
investasi persediaan kecil, operasionalnya lebih fokus pada keinginan
konsumennya. Contoh produk yaitu komponen mesin, komputer untuk riset, dan
lain-lain (Hestanto, 2015)
Berikut ini adalah tabel mengenai perbedaan antara membuat pesanan
untuk persediaan dan atas pesanan :
Tabel
Perbedaan Membuat Pesanan Untuk Persediaan dan Atas Pesanan
Karakteristik Membuat untuk Membuat atas pesanan
persediaan
Produk Ditentukan produsen Ditentukan pemesan
Variasi rendah Variasi tinggi
Murah Mahal
Sasaran Keseimbangan persediaan, Pengaturan waktu
kapasitas dan pelayanan penyerahan dan kapasitas
Masalah Utama Peramalan Janji penyerahan

14
Operasi Perencanaan produksi Waktu penyerahan
Pengendalian persediaan

2.3 Karakteristik Aliran Proses dan Pemilihan Proses Membuat Produk


Berdasarkan Jenis Pelanggan Pada Perusahaan PT Yakult Indonesia
Persada
2.3.1 Karakteristik Aliran Proses Membuat Produk Berdasarkan Jenis
Pelanggan
Terdapat 3 jenis aliran proses atau produk yaitu sebagai berikut :
1. Garis. Merupakan urutan dalam membuat produk atau jasa. Pada aliran proses
ini, produk harus dibakukan dengan baik dan mengalir (berpindah) dari satu
operasi ke operasi berikutnya dengan urutan yang telah ditetapkan. Setiap
operasi harus berhubungan dan seimbang, sehingga operasi tidak
menghambat operasi berikutnya. Operasi garis dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
(a) Produksi Massa. Memproduksi kumpulan-kumpulan produk dalam jumlah
besar dengan mengikuti serangkaian operasi yang sama dengan kumpulan
produk sebelumnya (repetitive process). Contoh : operasi lini perakitan
seperti industri mobil dan (b) Produksi Terus-menerus. Ditandai dengan
waktu produksi yang relatif lama, biasanya operasi ini disebut industri proses.
Contoh : Industri kimia, kertas, bir, listrik dan telepon.
2. Intermiten (Terputus-putus). Aliran intermiten adalah proses produksi dalam
kelompok-kelompok interval yang terputus-putus. Pada aliran ini, peralatan
dan tenaga kerja diatur dalam stasiun kerja dengan jenis peralatan dan
keterampilan yang sama. Suatu produk atau pekerjaan mengalir hanya pada
stasiun kerja yang diperlukan, sehingga membentuk suatu pola aliran yang
bercampur baur. Karena menggunakan peralatan yang multiguna dan tenaga
kerja dengan ketrampilan yang tinggi, operasi intermitten sangat fleksibel jika
terjadi perubahan produk atau volume tetapi juga kurang efisien. Pola airan
yang bercampur baur dan variasi produk menimbulkan masalah yang sulit
dalam pengendalian persediaan, penjadwalan, dan kualitas. Proses intermitten
juga dikenal sebagai tata letak produk (product layout), sebab berbagai
proses, peralatan dan ketrampilan tenaga kerja diletakkan secara berurutan
sesuai dengan produk yang dibuat. Operasi intermitten dapat digunakan bila
produk tidak dibakukan atau voleume produksi rendah. Dalam hal ini operasi
intermitten adalah paling ekonomis dan resikonya rendah. Bentuk operasi

15
yang demikian, sesuai untuk produk yang siklus hidupnya pendek, produk
yang bersifat pesanan dan pasar yang kecil.
3. Proyek. Digunakan untuk memproduksi produk yang khusus atau unik.
Dalam proyek tidak terdapat aliran produk tetapi terdapat suatu
urutan/rangkaian operasi. Masalah signifikannya adalah perencanaan,
scheduling dan pengawasan kegiatan-kegiatan individual yang mengarahkan
penyelesaian proyek secara keseluruhan. Bentuk operasi proyek ini digunakan
bila ada kebutuhan akan kreatifitas dan kekhususan dalam pembuatan suatu
produk. Contoh : Seni, konser, bangunan atau film (Radit, 2016)
Sistem produksi menurut proses menghasilkan output secara ekstrim dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Proses produksi kontinyu (continuous process) dalam produksi ini peralatan
sengaja disusun dan diatur dengan memperhatikan urutan-urutan kegiatan
yang rutin dalam menghasilkan produk tersebut.
2. Proses produksi terputus (intermittent process/discrete system) dalam
produksi ini tidak hanya memproduksi satu jenis spesifikasi barang namun
berbagai jenis spesifikasi barang sesuai pesanan. Dilihat dari tujuan
perusahaan melakukan operasinya dalam hubungannya dengan pemenuhan
kebutuhan konsumen, maka sistem produksi dibedakan menjadi empat jenis,
yaitu : (a) Engineering to order, yaitu bila pemesan meminta produsen untuk
membuat produk yang dimulai dari proses perancangannya (rekayasa), (b)
Assembly to order, yaitu bila produsen membuat desain standar, modul-modul
opsinya standar yang sebelumnya dan merakit suatu kombinasi tertentu dari
modul-modul tersebut sesuai dengan pesanan konsumen, (c) Make to order,
yaitu bila produsen menyelesaikan item akhirnya jika dan hanya jika telah
menerima pesanan konsumen untuk item tersebut, dan (d) Make to stock,
yaitu bila produsen membuat item-item yang diselesaikan dan ditempatkan
sebagai persediaan sebelum pesanan konsumen diterima (Dita, 2011)
Kriteria terpenting dalam mengklasifikasikan proses produksi adalah jenis
aliran operasi dari unit-unit produk yang melalui tahapan konversi. Ada tiga jenis
dasar aliran operasi, yaitu flow shop, job shop, dan proyek (Kostas, 1982). Ketiga
jenis dasar aliran operasi ini berkembang menjadi aliran operasi modifikasi dari
ketiganya, yaitu bacth dan continuous (Dita, 2011). Adapun karakteristik aliran
operasi tersebut adalah sebagai berikut

16
1. Flow shop, yaitu proses konversi dimana unit-unit output secara berturut-turut
melalui urutan operasi yang sama pada mesin-mesin khusus, biasanya
ditempatkan sepanjang suatu lintasan produksi. Proses jenis ini biasanya
digunakan untuk produk yang mempunyai desain dasar yang tetap sepanjang
waktu yang lama dan ditujukan untuk pasar yang luas, sehingga diperlukan
penyusunan bentuk proses produksi flow shop yang biasanya make to stock.
Bentuk umum proses flow shop dapat dibagi menjadi jenis produksi flow
shop kontinyu dan flow shop terputus.
2. Continuous, proses ini merupakan bentuk ekstrim dari flow shop dimana
terjadi aliran material yang konstan. Biasanya satu lintasan produksi pada
proses kontinyu hanya dialokasikan untuk satu produk saja.
3. Job shop, yaitu merupakan bentuk proses konversi dimana unit-unit untuk
pesanan yang berbeda akan mengikuti urutan yang berbeda pula dengan
melalui pusat-pusat kerja yang dikelompokkan berdasarkan fungsinya.
Volume produksi tiap jenis produk sedikit, variasi produknya banyak, lama
produksi tiap jenis produk agak panjang, dan tidak ada lintasan produksi
khusus. Job shop bertujuan memenuhi kebutuhan khusus konsumen, dan
biasanya bersifat make to order.
4. Batch, yaitu merupakan bentuk satu langkah kedepan dibandingkan job
shop dalam hal standarisasi produk, tetapi tidak terstandarisasi seperti produk
yang dihasilkan pada aliran lintasan perakatitan flow shop. Sistem batch
memproduksi banyak variasi produk dan volume, lama proses produksi untuk
tiap produk agak pendek, dan satu lintasan produksi dapat dipakai untuk
beberapa tipe produk.
5. Proyek, yaitu merupakan proses penciptaan satu jenis produk yang agak rumit
dengan suatu pendefinisian urutan tugas-tugas yang teratur akan kebutuhan
sumber daya dan dibatasinya oleh waktu penyelesaiannya. Jenis ini di
beberapa fungsi-fungsi yang mempengaruhui produksi seperti perencanaan,
desain, pembelian, pemasaran, penambahan personal/mesin (yang biasanya
dilakukan secara terpisah pada sistem job shop dan flow shop) harus
diintegrasikan sesuai dengan urut-urutan waktu penyelesaian, sehingga
dicapai penyelesaian yang ekonomis (Dita, 2011)
2.3.2 Pemilihan Proses Membuat Produk Berdasarkan Jenis Pelanggan
Terkait jenis pesanan pelanggan, yang mempengaruhi pemilihan proses
yaitu : (1) Membuat produk untuk persediaan dan (2) Membuat produk atas

17
pesanan. Masing-masing proses tersebut memiliki keuntungan maupun kerugian
sendiri-sendiri. Tetapi proses membuat produk untuk persediaan kurang fleksibel
dalam menawarkan pilihan produk daripada proses membuat atas pesanan. Dalam
suatu proses membuat atas pesanan, aktivitas proses berpedoman pada permintaan
masing-masing pelanggan. Siklus pesanan dimulai ketika pelanggan menentukan
produk yang diinginkan. Berdasarkan atas permintaan pelanggan, produsen
menetapkan suatu harga dan waktu penyerahannya. Penawaran tersebut dapat
segera diajukan bila pesanan produknya standar, jika tidak standar akan
memerlukan jangka waktu (Radit, 2016)
Kunci ukuran prestasi operasi dari suatu proses membuat atas pesanan
adalah waktu penyerahan. Sebelum pesanan dikerjakan, pemesan ingin
mengetahui kapan penyerahan tersebut dapat diselesaikan. Jika waktu penyerahan
telah disetuji oleh pemesan, harus dilakukan pengendalian pekerjaan untuk
menepati waktu yang telah disetujui. Ukuran prestasi opeerasi ditentukan oleh
parameter penyerahan seperti jangka waktu penyerahan dan persentase
penyerahan pesanan pada waktu yang tepat (Radit, 2016)
Sementara perusahaan yang beroperasi membuat untuk persediaan harus
memiliki suatu lini produk standar. Sasaran dengan tetap tersedianya produk ini
adalah memberikan kepuasan pelayanan kepada pelanggan. Pada perusahaan
membuat untuk persediaan, sangat sedikit operasi yang ditentukan oleh
permintaan pemesan, tetapi lebih terfokus pada penambahan persediaan. Pada
operasi ini, tidak mungkin melakukan identifikasi pesanan selama proses produksi
kecuali pesanan ditunda (back orders) (Radit, 2016)
Pada suatu operasi membuat untuk persediaan, siklus dimulai oleh
produsen menetapkan produk, bukannya pelanggan. Pelanggan mengambil
produk dari persediaan jika harganya sesuai. Jika tidak, pemesanan dapat
dilakukan kembali. Secara ringkas, suatu proses membuat atas pesanan ditentukan
oleh waktu penyerahan dan pengendalian aliran pesanan. Proses harus fleksibel
agar dapat memenuhi pesanan pelanggan. Suatu proses membuat untuk
persediaan ditentukan oleh penambahan dan efisiensi operasi. Proses dibatasi
untuk memproduksi barang-barang standar (Radit, 2016)
Pemilihan terhadap jenis produk akan menentukan kategori operasi yang
sesuai. Kategori operasi ini selanjutnya akan menentukan baik aspek kompetitif
dan operasi dari organisasi.

18
1. Perencanaan Produksi. Operasi berselang memproduksi dalam volum kecil
dan karakteristik yang beragam. Operasi ini cocok untuk produk yang pada
tahap awal siklus hidupnya (produk life cycle), ketika produk masih
dipertajam dan permintaan masih tidak pasti. Operasi berulang memproduksi
satu produk dalam jumlah besar secara efisien. Operasi ini cocok untuk
produk yang pada tahap matang siklus hidupnya, ketika fitur dan perminataan
telah diketahui pasti
2. Prioritas Kompetitif. Operasi berselang lebih unggul dalam fleksibilitas dan
penyampaian. Sementara operasi berulang lebih unggul dalam biaya
produksi.
3. Tata Letak Fasilitas. Pada operasi berselang, sumber daya dikelompokkan
menurut fungsi atau proses yang serupa. Produk kemudian berpindah dari
sumber daya yang satu ke yang lainnya menurut kebutuhan pemrosesan.
Tantangan dalam proses berselang adalah menentukan lokasi sumber daya
agar meminimasi perpindahan yang sia-sia dari produk yang beragam. Pada
operasi berulang, sumber daya ditata menurut urutan produksi. Penataan ini
memiliki laju pemrosesan tinggi, biaya penanganan bahan baku rendah, dan
efisiensi yang lebih tinggi. Namun operasi tidak fleksibel terhadap perubahan.
Tantangan dalam proses berselang adalah menentukan urutan stasiun kerja
sehingga tunggal produk dapat diproses secara efisien.
4. Strategi Pengerjaan Produk dan Jasa. Proses berselang menghasilkan produk
yang standar, sehingga make to stock lebih cocok digunakan. Proses berulang
menghasilkan produk yang beragam, sehingga make-to-order atau assemble-
to-order lebih cocok digunakan.
5. Integrasi Vertikal. Integrasi vertikal (Vertical integration) adalah rentang
keterhubungan rantai produksi dari bahan mentah awal hingga produk siap
pakai. Proses berselang menghasilkan produk beragam dengan bahan baku
yang beragam juga, sehingga integrasi vertikal sulit diterapkan. Cara yang
sebaiknya dilakukan adalah outsourcing. Proses berulang menghasilkan
produk terstandar dengan ragam bahan baku terbatas. Sehingga dapat
diterpakan integrasi vertikal (Rizky, 2016)
Saat perusahaan memutuskan untuk membuat produknya sendiri, maka
yang perlu diputuskan adalah bagaimana produk tersebut akan dibuat. Keputusan
tentang langkah-langkah dan prosedur didasarkan pada pengalaman dahulu,

19
kebutuhan terkait, tingkat produksi, dan harapan di masa datang (Rudi, 2017).
Prosedur dalam pemilihan proses dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:
1. Tahap pertama, penetuan operasi-operasi yang diperlukan untuk melakukan
proses pembuatan tiap-tiap komponen. Ditentukan pula beberapa alternatif
bentuk-bentuk raw material dan jenis elemen operasi.
2. Tahap kedua, identifikasi berbagai tipe peralatan yang dapat digunakan untuk
melakukan elemen operasi yang telah ditentukan pada tahap 1. Perlu
dipertimbangkan pula apakah akan menggunakan peralatan manual, mekanis
atau otomatis.
3. Tahap ketiga, melakukan analisis waktu proses perunit, pendayagunaan
peralatan untuk berbagai macam elemen operasi, dan analisis terhadap
alternatif tipe peralatan.
4. Tahap keempat, pembakuan atau standardisasi proses, dengan input berupa
hasil analisis tahap ketiga.
5. Evaluasi dari segi ekonomi terhadap alternatif tipe-tipe peralatan untuk
menentukan proses yang akan digunakan. Evaluasi menyangkut faktor-faktor
yang tidak nyata (intangible) seperti fleksibilitas, reliabilitas, pemeliharaan,
keandalan dan pelayanan keamanan.
6. Penentuan proses, yaitu menentukan proses mana yang akan digunakan
(Rudi, 2017)
Perencanaan produksi dapat didefinisikan sebagai proses untuk
merencanakan sistem produksi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan
jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat, dan biaya produksi minimum.
Petugas perencanaan produksi, tugasnya lebih banyak pada manajemen
bagaimana suatu produk diproses di dalam pabrik dari bahan baku hingga siap
dikirim (Rudi, 2017). Perencanaan produksi harus mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut :
1. Berjangka waktu. Proses produksi merupakan proses yang sangat kompleks.
Proses tersebut memerlukan keterlibatan bermacam-macam tingkat
keterampilan tenaga kerja, peralatan modal, dan informasi yang biasanya
dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu yang sangat lama.
Pendekatan yang biasa dilakukan adalah dengan membuat rencana produksi
yang mencakup periode waktu tertentu dan akan diperbaharui bila periode
waktu tersebut sudah dicapai. Dalam perencanaan produksi, biasanya kita
jumpai tiga jenis perencanaan berdasarkan periode waktu yang dicakup oleh

20
perencanaan tersebut, yaitu : (a) Perencanaan produksi jangka panjang, (b)
Perencanaan produksi jangka menengah, dan (c) Perencanaan produksi
jangka pendek
2. Berjenjang. Perencanaan produksi harus dilakukan secara bertahap dan
berjenjang. Artinya, perencanaan produksi level rendah, dimana perencanaan
produksi level yang lebih rendah adalah penjabaran dari perencanaan
produksi level yang lebih tinggi.
3. Berkelanjutan. Perencanaan produksi disusun untuk satu periode tertentu
yang merupakan masa berlakunya rencana tersebut. Setelah habis masa
berlakunya maka harus dibuat rencana produksi baru untuk periode waktu
berikutnya.
4. Terukur. Selama pelaksanaan produksi, realisasi dari rencana produksi akan
selalu dimonitor untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan dari
rencana yang ditetapkan.
5. Realistis. Rencana produksi yang dibuat haruslah sesuai dengan kondisi
perusahaan, sehingga target yang diteteapkan merupakan nilai yang realistik
untuk dapat dicapai dengan kondisi yang dimiliki perusahaan pada saat
rencana tersebut dibuat.
6. Akurat. Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi-informasi
yang akurat tentang kondisi internal dan eksternal sehingga angka-angka yang
dimunculkan dalam target produksi dapat dipertanggungjawabkan.
7. Menantang. Rencana produksi yang baik harus menetapkan target produksi
yang hanya dapat dicapai dengan usaha yang sungguh-sungguh (Rudi, 2017)
2.4 Kasus Perusahaan PT Yakult Indonesia Persada
2.4.1 Sejarah PT Yakult Indonesia Persada
Pada tahun 1930, Dr. Minoru Shirota, seorang dokter lulusan Kyoto
Imperial University Jepang berhasil menemukan bakteri asam laktat yang
bermanfaat untuk menekan pertumbuhan bakteri merugikan yang hidup di dalam
usus manusia. Bakteri ini kemudian dinamakan lactobacillus casei shirota strain.
Dengan dedikasi yang tinggi untuk memberikan kontribusi terhadap kesehatan
masyarakat, pada tahun 1935 Dr. Shirota berhasil menciptakan minuman probiotik
Yakult yang mengandung bakteri lactobacillus casei shirota strain yang
bermanfaat bagi pencernaan manusia. Minuman ini kemudian dijual di Jepang
dengan harga yang terjangkau. Karena itu Yakult dikenal sebagai pelopor
probiotik (Ernawati, 2016)

21
Pada 1935, Dr. Minoru Shirota mendirikan Yakult Honsha Co., Ltd.
(Kabushiki-Gaisha Yakuruto Honsha) untuk memasarkan Yakult. Sejak saat itu,
Yakult telah memperkenalkan berbagai minuman yang mengandung bakteri
bifidobacterium breve dan telah menggunakan lactobacilli untuk mengembangkan
kosmetika. Yakult Honsha juga memainkan peran penting dalam penelitian
obat kemotrapi irinotecan. Yakult diproduksi dan dijual di Jepang, Asia, Australia,
Amerika Latin, dan Eropa, walaupun bakterinya masih diimpor dari Jepang.
Melalui penggalian terhadap ilmu pengetahuan, Yakult terus berusaha menemukan
cara baru untuk membuat hidup lebih sehat dan berkualitas. Untuk mendukung
aktifitas ini pada tahun 1967 telah didirikan lembaga pusat Yakult untuk penelitian
mikrobiologi (Yakult Central Institute for Microbiological Research) di Tokyo.
Institut ini telah menghasilkan sejumlah penelitian dengan hasil yang memuaskan.
Beberapa penelitian juga telah disebarluaskan kepada masyarakat. Untuk usaha-
usaha tersebut, institut ini telah mendapatkan sejumlah penghargaan (Ernawati,
2016)
Di institut ini, berlandaskan falsafah Shirota-ism, para peneliti mengabdi
untuk mengekplorasi kemungkinan pemanfaatan bakteri berguna untuk
meningkatkan kesehatan manusia. Inilah visi Yakult terhadap "life science".
Penelitian yang dilakukan di Yakult Central Institute meliputi : (1) Penelitian dan
pengembangan produk-produk makanan, (2) Penelitian dan pengembangan
produk kosmetik, (3) Penelitian dan pengembangan produk farmasi, (4) Penelitian
bakteri usus, (5) Penelitian dan pemberdayaan bahan-bahan bioaktif, (6)
Penelitian bioteknologi, dan (7) Test keamanan untuk produk dan bahan baku
(Ernawati, 2016)
2.4.2 Profil PT Yakult Indonesia Persada
PT Yakult merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang
produksi susu fermentasi. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 2 Februari 1990.
Pabrik Yakult mulai berproduksi pada bulan Januari tahun 1991 dengan
menggunakan menggunakan dana Penanaman Modal Asing 100% dari Yakult
Jepang. Awalnya pabrik Yakult berada di Jakarta. Akan tetapi karena jumlah air
bersih semakin sulit di Jakarta maka pabrik ini dipindahkan ke Sukabumi. Lokasi
pabrik Yakult ini berada di Desa Pasawahan Cicurug Sukabumi, Jawa Barat,
dengan luas tahan 50.000 m² dan luas bangunan 12.925 m². Kapasitas produksi PT
Yakult adalah 3.300.000 botol/hari. Kapasitas produksi yang dilakukan tergantung
permintaan pasar. PT Yakult mulai menerima kunjungan pabrik sejak tahun 1992.

22
Pengunjung PT Yakult ini biasanya dari SMP, SMA, Universitas, dan umum
(Komalasari, 2012)
2.4.3 Visi dan Misi PT Yakult Indonesia Persada
Visi PT Yakult Indonesia Persada yaitu mengeksplorasi kemungkinan
pemanfaatan bakteri berguna untuk meningkatkan kesehatan manusia. Misi PT
Yakult Indonesia Persada yaitu sebagai pelopor prebiotik minuman Yakult yang
sehat yang membantu dalam menjaga usus (Ernawati, 2016)
Analisis SMART berdasarkan visi dan misi PT Yakult Indonesia Persada yaitu :
1. Simple. Memiliki syarat sederhana
2. Measurable. Belum bisa terukur karena masih ada kata “kemungkinan”
3. Applicable. Perusahaan tersebut dapat mengaplikasikan tujuannya untuk
meningkatkan kesehatan manusia
4. Reliable. Memiliki syarat dapat diandalkan
5. Timeable. Tidak memiliki syarat timeable karna tidak ada kejelasan waktu
untuk mencapainya (Ernawati, 2016)
2.4.4 Tujuan PT Yakult Indonesia Persada
Tujuan PT Yakult Indonesia Persada adalah meraih profit dan benefit
perusahaan dengan menjadi pelopor probiotik minuman sehat untuk keluarga
dengan mengoptimumkan untuk pemeliharaan usus (Ernawati, 2016)
2.4.5 Sasaran dan Strategi PT Yakult Indonesia Persada
Sasaran PT Yakult Indonesia yaitu :
1. Sumber daya manusia perusahaan memiliki strategi : (a) Menggunakan
tenaga kerja dan karyawan yang memiliki komitmen terhadap perusahaan dan
lingkungan, (b) Menggunakan tenaga kerja dari wilayah sekitar pabrik
sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan terhadap penduduk di lokasi
perusahaan, (c) Memberikan reward kepada karyawan sehingga
meningkatkan motivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja, (d)
Menumbuhkan unit kerja di berbagai pelosok nusantara sehingga dapat
mencapai target pasar, dan (e) Menggunakan energi secara
2. Semua lapisan masyarakat memiliki strategi menggunakan dua sistem
pemasaran yang dilakukan guna menarik konsumen yaitu sistem direct sales
dan sistem Yakult lady (Ernawati, 2016)
2.4.6 Yakult Minuman Prebiotik
Yakult adalah minuman susu fermentasi. Penemu susu fermentasi ini
adalah ahli mikrobiologi Jepang bernama Dr. Minoru Shirota. Beliau berasal dari

23
Kyoto Imperial University Jepang. Pada Tahun 1921 Dr. Minoru Shirota meneliti
bakteri baik dan berguna yang kemudian dinamakan lactobacillus casci shirota
strain. Bakteri ini berhasil dikembangbiakan pada tahun 1930. Pengenalan bakteri
ini dilakukan pada tahun 1935. Pusat penelitian susu fermentasi ini berada di
Yakult Central Institute yang didirikan tahun 1967. Sebanyak 300 tenaga ahli
melakukan penelitian tentang manfaat bakteri yang menguntungkan bagi manusia.
Keunggulan Yakult antara lain : aman bagi manusia, tahan asam lambung, bakteri
tetap hidup sampai di usus kecil (Komalasari, 2012)
Yakult terdiri dari 2 jenis yaitu Yakult Original dan Yakult Ace. Yakult
Original mengandung lebih dari 6,5 milyar bakteri lactobacillus casci shirota
strain sedangkan Yakult Ace mengandung lebih dari 30 milyar lactobacillus casci
shirota strain ditambah dengan kalsium dan vitamin. Yakult Ace ini sangat
dianjurkan bagi lansia dan orang-orang yang sedang dalam kondisi kesehatan
menurun. Yakult Ace langsung diimpor dari Malaysia serta hanya dijual di
Supermarket yang besar seperti Giant, Hypermart, dan Carefour (Komalasari,
2012)
Yakult mempunyai tagline “Cintai ususmu minum Yakut tiap hari”. Yakult
memiih tagline ini tentu saja sangat berarti. Cintai usus adalah cara baru untuk
peduli terhadap diri sendiri. Usus adalah organ tubuh yang penting agar tubuh
menjadi bugar, kuat, dan segar. Jika usus kita baik maka kitapun bisa hidup
dengan baik pula. Keistimewaan Yakult diantaranya yaitu : (1) Tanpa
menggunakan bahan pengawet, (2) Tanpa zat pewarna, (3) Hanya memiliki satu
rasa dan satu warna, (4) Dibuat secara higienis, (5) Telah mendapatkan ISO 22000
(tahun 2005), (6) Telah mendapatkan ISO 9001 (tahun 2008), dan (7)
Mendapatkan pengakuan dari Badan POM MUI yang diperbarui setiap 2 tahun
sekali (Komalasari, 2012)
Yakult merupakan pelopor minuman probiotik yaitu pada tahun 1930.
Probiotik adalah bakteri baik yang bermanfaat bagi tubuh. Yakult memfokuskan
diri sebagai minuman kesehatan sehingga sangat memperhatikan kualitas
produknya. Masa kadaluarsa Yakult hanya 40 hari sejak diproses dari pabrik. Hal
ini membuat produk yang ada di pasar adalah produk yang segar dan baik. Yakult
hanya bisa disimpan dalam suhu 00–100C. Yakult mempunyai tiga prinsip yaitu :
(1) Mencegah lebih baik daripada mengobati, (2) Usus yang sehat adalah kunci
dari kesehatan, dan (3) Harga murah (Komalasari, 2012)

24
Dr. Shirota menyampaikan ide mencegah gangguan pencernaan dan
menjaga usus tetap sehat adalah kunci menuju hidup sehat dan panjang umur.
Selain dibuat dengan harga terjangkau, sejak tahun 1964 Yakult mulai diproduksi
dan dipasarkan di Taiwan, kemudian negara Asia lainnya, Australia dan
dipasarkan di Eropa tahun 1990-an. Walaupun awalnya hanya dipandang sebelah
mata oleh para ahli di Eropa, tetapi setelah manfaatnya dapat dirasakan, perhatian
terhadap lactobacillus casei shirota strain meningkat. Istilah probiotikpun
menjadi populer terutama setelah media masa tertarik oleh hasil penelitian
kerjasama antara Yakult dengan universitas-universitas di Eropa (Firhamny, 2013)
2.4.7 Bahan Pembuatan Yakult
Yakult dibuat dengan cara memfermentasi campuran susu bubuk skim dan
glukosa menggunakan bakteri lactobacillus casei shirota strain, bakteri unggul
hasil seleksi dan temuan Dr. Minoru Shirota yang diteruskan sampai saat ini oleh
Yakult Central Institute for Microbiological Research. Yakult dibuat dari bahan-
bahan : (1) Bakteri Lactobacillus casei Shirota strain hidup, (2) Susu bubuk skim,
(3) Sukrosa dan glukosa, (4) Perisa, dan (5) Air (Yuana, 2016)
2.4.8 Penyimpanan Yakult
Yakult harus selalu disimpan pada suhu di bawah 10°C karena pada
kondisi tersebut bakteri Yakult tidak aktif sehingga kualitas Yakult dapat
dipertahankan terjaga. Penyimpanan pada suhu di atas 10°C akan mengakibatkan
turunnya kualitas karena bakteri Yakult aktif, menghasilkan asam laktat yang
menyebabkan Yakult menjadi asam dan jumlah bakteri hidupnya akan menurun.
Yakult tidak memakai bahan pengawet. Yakult dapat bertahan sejak
pembuatannya sampai dengan tanggal kadaluwarsanya karena : (1) Asam laktat
yang dihasilkan secara alami selama proses fermentasi dapat memperpanjang
umur simpannya, (2) Pembuatannya secara hygienis, dan (3) Penyimpanannya
pada suhu di bawah 10°C (Yuana, 2016)
2.4.9 Manfaat Yakult
Yakult bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan karena dapat
membantu : (1) Mencegah gangguan pencernaan termasuk memudahkan buang air
besar dan mencegah diare, (2) Meningkatkan kekebalan tubuh, (3) Meningkatkan
jumlah bakteri berguna dalam usus, (4) Mengurangi racun dalam usus, dan (5)
Membatasi jumlah bakteri yang merugikan. Yakult dapat diminum setiap hari dan
kapan saja. Sebagian besar orang lebih suka minum Yakult pada saat atau setelah
makan. Disarankan satu botol setiap hari untuk menikmati manfaat Yakult karena

25
dalam 1 ml Yakult terdapat lebih dari 100 juta bakteri lactobacillus casei shirota
strain. Tentu saja Yakult aman diminum lebih dari satu botol sehari dan dapat
lebih efektif untuk menciptakan flora usus yang didominasi oleh bakteri yang
berguna.
Yakult harus dminum setiap hari karena pemasukan bakteri Yakult secara rutin
setiap hari dapat memelihara bakteri berguna dan menjaga usus tetap sehat. Pada
saat anda sehat, keseimbangan bakteri usus terjaga dengan baik. Tetapi setiap saat
keseimbangan ini dapat terganggu karena menu makanan yang kurang seimbang,
stress, atau obat-obatan sehingga muncul masalah serius seperti diare dan lain
sebagainya (Yuana, 2016)
Bakteri dalam yakult hanya tinggal sementara dalam usus dan dikeluarkan
setelah jangka waktu tertentu. Demikian pula dengan bakteri Yakult. Setelah
mencapai usus dalam keadaan hidup, bakteri Yakult akan berkembang biak
sehingga dapat memainkan berbagai peran yang bermanfaat sampai kemudian
dikeluarkan melalui buang air besar. Karena itu penting untuk mengkonsumsi
Yakult ini setiap hari agar selalu terdapat bakteri bermanfaat dalam jumlah yang
cukup yang membuat pencernaan kita senantiasa sehat. Yakult bisa diberikan
kepada bayi ketika baru berumur beberapa bulan. Pemberian dapat dimulai
dengan mengencerkan satu bagian Yakult dengan dua bagian air hangat. Gunakan
sendok untuk menyuapi karena pemberian dengan botol tidak direkomendasikan
ditinjau dari sudut pandang hygienisnya. Perlu diingat bahwa tujuan pemberian
Yakult adalah mensuplai lactobacillus casei shirota strain, bukan mengganti air
susu ibu atau susu formula. Karena itu jangan sampai pemberian Yakult
mengganggu kecukupan gizinya (Yuana, 2016)
Warna khas Yakult didapatkan secara alami dari pemanasan campuran susu
bubuk skim dan glukosa. Ini adalah reaksi antara asam amino dalam susu bubuk
skim dan karbonil dalam glukosa yang menyebabkan Yakult berwarna coklat
muda. Dalam ilmu kimia ini dinamakan reaksi Maylard atau reaksi amino
karbonil. Warna coklat muda kue dan roti berasal dari jenis reaksi yang sama
(Yuana, 2016)
Konsumsi bakteri lactobacillus casei shirota strain dalam Yakult efektif
dalam menormalkan bakteri usus pasien yang mendapat perawatan antibiotik
dalam waktu yang panjang. Pengobatan dengan antibiotik dalam waktu yang
panjang dapat menekan bahkan memusnahkan sebagian besar bakteri berguna,
menciptakan suatu kondisi dimana bakteri yang merugikan menjadi lebih

26
dominan. Sebagai hasilnya, bakteri patogen atau bakteri merugikan menjadi
dominan dan menyebabkan infeksi tahap kedua. Hal ini juga dapat menyebabkan
gejala-gejala yang menyulitkan termasuk diare. Bakteri Yakult dapat memainkan
peran yang penting dalam mengontrol keseimbangan bakteri usus selama dan
sesudah terapi antibiotik (Yuana, 2016)
Sistim pencernaan kita dapat digambarkan seperti pabrik pengolah
makanan yang ada di dalam tubuh dan bekerja 24 jam setiap hari. Setiap
millimeter dari masing-masing bagian mulai dari mulut, kerongkongan, lambung,
usus kecil, usus besar sampai anus yang panjangnya kurang lebih 8-9 m,
diciptakan dengan cara luar biasa tepat untuk fungsinya masing-masing. Dengan
demikian makanan yang masuk melalui mulut dapat diserap gizinya dengan
maksimal dan sisanya dibuang keluar dari tubuh (Yuana, 2016)

2.4.10 Perencanaan Agregat dan Material Requirement Planning


Perencanaan agrerat adalah perencanaan kapasitas jumlah dan waktu
produksi dalam jangka menengah yaitu dua sampai dua belas bulan.
1. Input Perencanaan Agrerat PT Yakult Indonesia Persada
Sumber daya manusia yang dikelola PT Yakult sebagai tenaga kerja
merupakan tenaga kerja yang diperoleh dari proses rekrutmen dengan syarat
tertentu sesuai dengan bagian. Jenjang pendidikan untuk tenaga kerja adalah
lulusan SMA. Bagian terdiri dari bagian produksi dan bagian kantor. Peneriamaan
tenaga kerja melalui tahap rekrutmen kemudian dilakukan training selama tiga
bulan untuk menjadi tenaga kerja tetap. Tenaga kerja yang memiliki usia di atas
56 tahun akan dipensiunkan dengan mendapat dana pensiun sesuai kebijakan
pemerintah. Proses pemberhentian tenaga kerja dalam bentuk apapun mengikuti
kebijakan pemerintah (Firhamny, 2013)
Sedangkan fasilitas pabrik PT Yakult memiliki sistem sendiri untuk
menjalankan sebuah mesin yaitu dengan memanfaatkan sebuah perangkat yang
dapat mengakses mesin agar mesin tersebut dapat bekerja dengan baik dan teratur.
Perangkat itu adalah Programmable Logic Controller. Selain itu, PT Yakult telah
menjadwalkan perbaikan setiap mesin pada saat awal pembeliannya, yaitu sekitar
enam bulan sekali dan juga adanya perencanaan pergantian mesin secara berkala.
PT Yakult juga memiliki Ruang kendali mutu mikrobiologi. Di ruangan ini
mikrobiologi diuji sesuai dengan standar Yakult. Apabila semua pengecekan

27
kualitas mutu telah sesuai dengan standar yang diinginkan, maka produk Yakult
siap dipasarkan.
1) Peramalan Permintaan. Peramalan permintaan dengan melakukan survey
langsung kepada pasar oleh bagian penjualan untuk mengetahui berapa
jumlah permintaan yang akan terjadi. Produksi dilakukan sesuai dengan
permintaan. Produk dipasarkan menggunakan penjualan langsung dan Yakult
Lady.
2) Kebijakan. Sistem kerja yang dilakukan menggunakan shift kerja dengan dua
shift masing-masing memiliki delapan jam kerja. Gaji yang diberikan untuk
karyawan bagian produksi mengikuti UMR
3) Biaya-Biaya. Biaya-biaya muncul dari kegiatan produksi, operasi, distribusi,
dan seluruh kegiatan dalam menciptakan produk hingga sampai ke tangan
pengguna akhir.
2. Output Perencanaan Agregat PT Yakult Indonesia Persada
a. Biaya total perencanaan
b. Tingkat perencanaan yang diperkirakan. Kegiatan produksi dilakukan
sesuai dengan peramalan penjualan yang dilakukan (Firhamny, 2013)
2.4.11 Strategi Perencanaan Agregat PT Yakult Indonesia Persada
PT Yakult menggunakan kombinasi strategi pilihan kapasitas dan
campuran. Ketika permintaan terhadap Yakult meningkat biasanya terjadi pada
musim kemarau dan hari raya lebaran maka PT Yakult meningkatkan
produksinya. Ketika permintaan sedang turun maka PT Yakult mengurangi tingkat
produksinya. Produksi dilakukan sesuai dengan peramalan permintaan untuk
menghindari kelebihan ataupun kekurangan produk. Tenaga kerja tetap karena
produksi dilakukan oleh mesin sehingga tidak mempengaruhi jumlah tenaga kerja
ketika terjadi perubahan permintaan. Setiap produk yakult hanya memiliki waktu
40 hari untuk dapat dikonsumsi. Apabila suatu produk telah mendekati waktu
kadaluarsa maka produk akan di oper ke pasar lain yang memiliki jumlah
permintaan yang lebih besar (Firhamny, 2013)
2.4.12 Penjadwalan Jangka Pendek PT Yakult Indonesia Persada
Penjadwalan jangka pendek menyatakan waktu penggunaan dari mesin,
peralatan, fasilitas, dan aktivitas SDM. Penjadwalan yang efektif melakukan
penghematan biaya, peningkatan produktivitas, dan peningkatan keunggulan
bersaing. Teknik penjadwalan terdiri dari :

28
1. Penjadwalan Maju. Penjadwalan maju dari PT Yakult diawali ketika
permintaan diketahui. Untuk mengetahui permintaan produk dilakukan
survey permintaan di seluruh tempat penjualan yakult baik dengan penjualan
langung ataupun yakult lady, setelah diketahui jumlah permintaan
produk dirancang untuk menghasilkan produk dengan jumlah dan waktu
yang telah diramalkan. Setelah diproduksi yakult dipasarkan dengan
penjualan langsung dan yakult lady. Yakult harus tetap pada suhu rendah agar
bakteri yakult tetap hidup, oleh karena itu yakult didistribusikan
menggunakan mesin pendingin hingga sampai ke tangan pengguna akhir dan
siap dikonsumsi.
2. Penjadwalan Mundur. Penjadwalan dimulai dari operasi yang terakhir
dilakukan yaitu pemasaran hingga ke tangan konsumen, lalu mundur ke
bagian produksi, dan peramalan permintaan (Firhamny, 2013)
2.4.13 Cara Pembuatan Yakult
Cara pembuatan yakult adalah sebagai berikut :
1. Tangki pelarutan. Bahan-bahan utama yaitu susu bubuk skim dan glukosa
dicampur dengan air dan ditampung dalam tangki pelarutan.
2. Tangki pembibitan. Dalam tangki ini bibit bakteri lactobacillus casei shirota
strain disiapkan dan dikembangbiakkan.
3. Tangki fermentasi. Selanjutnya bibit bakteri lactobacillus casei shirota strain
dicampur dengan campuran bahan-bahan yaitu susu bubuk skim dan glukosa
dicampur dengan air dan dimasukkan kedalam tangki fermentasi.
4. Tangki pencampur. Hasil proses homogenizer tersebut dicampur dengan sirup
dari tangki sirup dan disimpan dalam tangki pencampur.
5. Tangki penampung. Kemudian hasil dari proses tangki pencampur tersebut
dicampur dengan air yang sudah disterilisasi dan ditampung didalam tangki
penampung.
6. Mesin pembuat botol. Untuk menjaga higienitas dari Yakult, maka proses
pembuatan botol dilakukan sendiri oleh Yakult Indonesia.
7. Mesin pengisian. Selanjutnya minuman Yakult sudah siap diisi ke dalam
botol. Di botol tersebut juga dicetak semua informasi yang ada seperti
kandungan nutrisi, tanggal kadaluwarsa, dan lain sebagainya
8. Mesin pengepakan. Botol-botol yang sudah terisi untuk selanjutnya dikemas
dalam kemasan dimana 1 kemasan (packing) terdiri dari 5 botol Yakult.

29
9. Ruang pendingin. Kemasan yang berisi botol Yakult disimpan dalam ruang
pendingin untuk menjamin kualitas dari minuman kesehatan Yakult.
10. Distribusi. Dari ruang pendingin tersebut selanjutnya Yakult siap
didistribusikan ke pelanggan melalui sistem penjualan langsung (direct sales)
untuk dikirim ke toko-toko dan supermarket maupun melalui sistem
penjualan oleh ibu-ibu Yakult Lady untuk dikirim ke rumah-rumah setiap hari
(Firhamny, 2013)
2.4.14 Perencanaan dan Proses Produksi PT Yakult Indonesia Persada
Gambar
Proses Produksi Yakult

PT Yakult menghasilkan produk dalam volume tinggi tetapi variasi rendah.


Strategi proses yang dipilih adalah fokus pada produk. PT Yakult hanya memiliki
satu jenis produk. Selain itu, peralatan yang digunakan memiliki fungsi yang
khusus dan pesanan serta panduan kerja sedikit karena semua sudah
tersandarisasi. Hal ini terbukti dengan adanya Standar Operasional Prosedur kerja
bagi karyawan perusahaan (Komalasari, 2012)
Dalam pembuatan Yakult, bahan baku yang digunakan adalah bakteri, susu
bubuk, glukosa, dan air. Sedangkan bahan yang digunakan untuk membuat
botolnya adalah polysteren dan tutupnya dibuat menggunakan aluminium foil.
Bahan-bahan tersebut didapatkan dari berbagai macam sumber, seperti misalnya
air didapatkan dari mata air Gunung Gede. Untuk menghasilkan Yakult,
perusahaan melakukan beberapa tahap proses produksi yaitu sebagai berikut :
1. Pembibitan. Proses pembibitan ini dilakukann secara manual. Saat
pembibitan susu bubuk disterilkan sehingga warnanya berubah menjadi

30
coklat. Kemudian suhunya didinginkan dan dimasukkan ke tempat
penampungan besar dan didiamkan selama satu hari (fermentasi).
2. Fermentasi. Pada tahap ini gula mengalami proses HTST (High Temper Short
Time) dan susu mengalami proses UHT (Ultra High Temper). Waktu
penampungan saat fermentasi ialah tujuh hari dengan suhu 37oC.
3. Pelarutan. Di ruang ini susu bubuk skim dan glukosa di larutkan dan
distrerilkan kemudian dikirim ke tangki kultur.
4. Pengkulturan bakteri. Di tangki ini bibit lactobacillus casei shirota strain
dikulturkan untuk mendapatkan jumlah bakteri yang ditentukan dan
merupakan ciri khas dari Yakult yaitu sekitar 6,5 Milyar. Satu tangki di
ruangan ini mampu menampung sekitar 1.800 Liter. Tangki ini terlebih
dahulu disterilkan dan kemudian dimasukkan susu bubuk, glukosa, bibit yang
sudah difermentasi tadi. Kemudian tangki ini difermentasi lagi selama 1
minggu dengan suhu tangki sekitar 37oC. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan asam Yakult (asam laktat).Hasil fermentasi ini akan berupa susu
gumpalan oleh karena itu harus dihaluskan terlebih dahulu dengan
ditambahkan sirup dan sukrosa serta air.
5. Pencampuran gula dan air. Di ruang ini terdapat tangki dengan kapasitas
32.00 Liter. Tangki ini digunakan untuk menyatukan/mencampur semua
bahan di atas seperti kultur bakteri lactobacillus casei, susu bubuk, glukosa,
sirup, dan larutan steril sehingga menjadi Yakult konsetrat. Seperti yang telah
dijelaskan, hasil pencampuran ini menghasilkan susu yang menggumpal oleh
karena itu ditank ini hasil pencampuran tadi akan ditambahkan air agar
menjadi cair. Pada tahap ini, gula dan air di-mix menjadi satu. Media yang
digunakan adalah mesin yang berfungsi mengaduk gula pasir dan air sampai
membentuk gumpalan-gumpalan halus. Hasil dari tahap ini adalah yakult
konsentrat, kemudian dimasukkan ke blending pump dan ditambahkan air dan
hasil akhirnya adalah Yakult.
6. Proses pencetakan botol. Untuk menjaga kehigienitasnya, maka proses
pembuatan botol dilakukan sendiri oleh Yakult Indonesia. Menggunakan 15
mesin. Setiap mesin menghasilkan 18 botol, sehingga dalam satu jam dapat
menghasilkan 11.000 botol/jam dengan menggunakan bahan baku Polistirena
resin berkualitas tinggi. Pembuatan ini menggunakan sistem Injection
Blowmoulding. Setelah jadi botol ini akan dikirim ke tempat penampungan
botol dengan menggunakan angin yang telah disterilkan.

31
7. Penyimpanan botol. Dilakukan dengan filter udara. Tangki berbahan stainless
steel ini memiliki kapasitas 555.000 botol. Tangki ini berhubungan dengan
mesin penangkap botol.
8. Penangkap botol. Mesin ini berfungsi untuk mendirikan botol-botol yang
berjalan diatas konveyer. Selain itu di mesin ini botol-botol yang telah
diproduksi tadi dibersihkan dari debu yang menempel.
9. Pembotolan. Selanjutnya minuman Yakult sudah siap diisi ke dalam botol. Di
botol tersebut juga dicetak semua informasi yang ada seperti kandungan
nutrisi, tanggal kadaluwarsa, dll. Botol Yakult ditutup dengan sistem hampa
udara menggunakan aluminium foil. Semua proses ini dilakukan secara
otomatis. Dalam sekali produksi, mesin ini mampu menghasilkan 45.000
botol. Pada tahap terakhir ini menggunakan banyak sekali mesin, diantaranya
adalah selector machine dan mesin printing. Semua botol akan diisi Yakult
dan ditutup kemudian diseleksi.
10. Pengemasan. Terdiri dari proses packing, repacking, dan mesin akan
menyusun produk akhir. Mesin ini mengemas 5 botol Yakult menjadi 1 pack
multi dan selanjutnya di-pack 10 pack multi sehingga satu kemasan berisi 50
botol. Ada 2 jenis warna kemasan Yakult. Biru untuk sistem distribusi Yakult
Lady yaitu dari rumah ke rumah, sedangkan yang putih untuk sistem direct
sales seperti penjualan ke toko atau swalayan.
11. Pembawa pallet. Mesin ini membawa pallet kosong dari ruang pembersihan
palet ke ruang packing. Mesin ini mampu menampung 10.000 botol yakult
yang siap dibawa ke Cold Room.
12. Ruang pendingin. Kemasan yang berisi botol Yakult disimpan dalam ruang
pendingin untuk menjamin kualitas dari minuman kesehatan Yakult. Di
ruangan ini Yakult di simpan terpisah berdasarkan warna packingnya. Yakult
menerapkan sistem FIFO yaitu First in First Out. Ruangan yang bersuhu
5oC ini mampu menyimpan 2.700.000 botol.
13. Pengiriman. Cara pengiriman Yakult menggunakan mobil yang dilengkapi
pendingin. Yakult ini kemudian dikirim ke berbagai cabang di seluruh
Indonesia.
14. Ruang kendali mutu. Di ruangan ini akan dilakukan sampling dari hasil
produk Yakult tadi. Hal ini bertujuan untuk pengecekan mutu dan keamanan.
Di ruangan ini juga dilakukan pengujian dan pengendalian mutu yang

32
dilakukan mulai dari pemilihan bahan baku selama proses berlangsung
sampai pada berakhirnya masa kadaluwarsa Yakult.
15. Ruang kendali mutu mikrobiologi. Di ruangan ini mikrobiologi diuji sesuai
dengan standar Yakult. Apabila semua pengecekan kualitas mutu telah sesuai
dengan standar yang diinginkan, maka produk Yakult siap dipasarkan
(Komalasari, 2012)
PT Yakult juga menggunakan strategi tata letak sel kerja, dimana
mengorganisasikan ulang tenaga kerjanya dan mesin yang biasanya tersebar pada
departemen beragam sehingga dapat memusatkan perhatian dalam membuat suatu
produk yang saling berkaitan. PT Yakult memproduksi suatu produk yang
mempunyai karakteristik sama dan memungkinkan untuk diproses dalam sel kerja
tertentu (Komalasari, 2012)
Perencanaan kapasitas PT Yakult mempertimbangkan empat hal, yaitu : (1)
Peramalan permintaan secara akurat, (2) Adanya perubahan teknologi dan
peningkatan kapasitas, (3) Tingkat operasi yang optimal, dan (4) Adanya
perubahan-perubahan lain. PT Yakult memiliki kapasitas yaitu sekitar 3.300.000
botol/hari. Namun produksi yang dilakukan setiap harinya dapat berubah sesuai
dengan permintaan yang ada (Komalasari, 2012)
Dari proses-proses produksi di atas bisa diketahui bahwa PT Yakult
Indonesia ini masuk ke dalam tipe proses produksi terus-menerus (continuous
process) yang mana dalam prosesnya hanya menghasilkan satu produk minuman
dari bahan mentah sampai dengan barang jadi dengan pola proses produksi yang
berurutan sesuai dengan proses yang dijalankan, kegiatan ini akan berjalan terus
menerus dalam jangka yang lama (Komalasari, 2012)
Untuk hal teknik proses produksi, perusahaan Yakult ini masuk ke dalam
proses analitis dimana pada pembuatan minuman Yakult ini mengkombinasikan
beberapa bahan mulai dari bahan yang satu dengan bahan yang lainnya karena
adanya proses pencampuran bakteri sehingga menghasilkan suatu produk yang
sudah sesuai dengan standarisasi dan tentu saja sehat (Komalasari, 2012)
2.4.15 Pengendalian Produksi PT Yakult Indonesia Persada
Penanganan persediaan bahan baku merupakan salah satu masalah bagi PT
Yakult sehingga dibutuhkan strategi yang tepat untuk penanganan agar tidak
terjadi kelebihan serta kekurangan bahan baku. Perusahaan harus dapat mengelola
persediaan yang dimiliki sebaik mungkin sesuai dengan kebijakan-kebijakan
manajemen perusahaan. Untuk menjamin agar pengelolaan persediaan sesuai

33
dengan kebijakan manajemen perusahaan, maka dibutuhkan suatu sistem yang
mampu menjamin tercapainya tujuan perusahaan. Sistem akuntansi persediaan
bahan baku merupakan hal yang sangat penting untuk penanganan masalah ini
(Ernawati, 2016)
Perusahaan Yakult mempunyai beberapa tipe persediaan yaitu produk jadi,
persediaan produk dalam proses, dan persediaan bahan habis pakai. PT Yakult
menggunakan sistem dalam menjalankan operasi perusahaannya, tujuannya agar
perusahaan dapat mencapai tingkat laba yang diinginkan. Sedangkan tujuan dari
sistem persediaan bahan baku adalah agar proses penyediaan bahan baku berjalan
lancar. Penerapan sistem persediaan bahan baku membuat perusahaan
mendapatkan manfaat yang besar yaitu adanya keteraturan penyediaan bahan baku
sehingga tanggungjawab lebih terkontrol (Ernawati, 2016)
Pengendalian produksi adalah berbagai kegiatan dan metode yang
digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengelola, mengatur,
mengkoordinir, dan mengarahkan proses produksi (peralatan, bahan baku, mesin,
tenaga kerja) ke dalam suatu arus aliran yang memberikan hasil dengan jumlah
biaya yang seminimal mungkin dan waktu yang secepat mungkin. Pengendalian
produksi yang dilaksanakan pada perusahaan yang satu dengan yang perusahaan
yang lain akan berbeda-beda tergantung pada sistem kebijaksanaan perusahaan
yang digunakan. Pengendalian produksi dapat dilakukan dengan :
1. Order Control. Perusahaaan yang beroperasi berdasarkan pesanan dari
konsumen sehingga kegiatan operasionalnya juga tergantung pada pesanan
tersebut.
2. Follow Control. Perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan produk
standar sehingga sebagian produk merupakan produk untuk persediaan dalam
jumlah besar (Ernawati, 2016)
Pengendalian keduanya bertujuan sama bagaimana jangka waktu arus
material apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan demikian juga bagaimana
transportasi dari pabrik proses produksi ke gudang dan dari gudang ke tempat
penyimpanan. Sasaran pemeliharaan dan keandalan adalah mempertahankan
kapabilitas sistem. Pemeliharaan mencakup semua aktivitas yang berkaitan
dengan menjaga semua peralatan sistem tetap dapat bekerja. Keandalan adalah
peluang sebuah komponen mesin akan berfungsi dengan benar selama waktu
tertentu dan kondisi-kondisi tertentu (Ernawati, 2016)
2.4.16 Pengendalian Mutu PT Yakult Indonesia Persada

34
Pengendalian mutu merupakan pengawasan terhadap kualitas yang
dilakukan pada setiap tahap proses pembuatan produk, mulai dari tahap bahan
baku yang datang sampai dengan produk jadi yang siap untuk dikonsumsi.
Pengawasan mutu PT Yakult dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Pengawasan mutu bahan baku. Untuk melakukan inspeksi terhadap barang
yang datang sebelum disimpan sementara di gudang atau sebelum dipakai
proses produksi. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang
atau bahan baku yang masuk apakah sesuai dengan spek yang distandarkan.
Karena biasanya bahan baku yang masuk jumlahnya banyak maka yang dapat
dilakukan pemeriksaan adalah dengan sampling. Sampling dilakukan dengan
tingkat kepercayaan tergantung pada keadaan bahan baku.
2. Pengawasan mutu selama proses produksi. Pengawasan mutu selama proses
produksi dilakukan oleh Quality Control Process yaitu melakukan sistem
pengendalian mutu proses produksi secara harian dan melakukan analisa
organoleptik, bahan baku, bahan dalam proses dan barang jadi pada proses
produksi serta melaksanakan pengendalian mutu harian. Pengawasan mutu
selama proses dimaksudkan untuk mengawasi dan mengendalikan sistem
pengendalian mutu terhadap proses produksi sehingga dihasilkan produk
yang berkualitas dan memenuhi standar mutu.
3. Pengawasan mutu barang jadi. Pengawasan mutu barang jadi atau akhir
dilakukan oleh Quality Control Finished Good, yaitu melaksanakan sistem
pengendalian mutu produk akhir dan memonitoring penyimpanan barang jadi
di gudang dan melakukan pemeriksaan kualitas organoleptik selama disimpan
(Ernawati, 2016)
2.4.17 Pemeliharaan Mesin dan Peralatan PT Yakult Indonesia Persada
PT Yakult menggunakan banyak mesin yang kompleks dalam proses
pembuatannya sehingga membutuhkan dana investasi maupun biaya operasional
yang besar. Untuk itu strategi dan kebijakan pemeliharaan diperlukan agar semua
peralatan yang beroperasi di dalam sistem tidak mengalami kegagalan dalam
pengoperasiannya. Upaya pengoptimalan pemeliharaan telah sering dilakukan,
semuanya bertujuan untuk menjaga keandalan dan ketersediaan sistem. Oleh
karena itu teknik pemeliharaan pada PT Yakult lebih banyak dikonsentrasikan
pada pemeliharaan pencegahan untuk menghindari kerusakan yang lebih serius
(Ernawati, 2016)

35
Pada PT Yakult itu sendiri memiliki sistem sendiri untuk menjalankan
sebuah mesin yaitu dengan memanfaatkan sebuah perangkat yang dapat
mengakses mesin agar mesin tersebut dapat bekerja dengan baik dan teratur.
Perangkat itu adalah Programmable Logic Controller. Selain itu, PT Yakult telah
menjadwalkan perbaikan setiap mesin pada saat awal pembeliannya, yaitu sekitar
enam bulan sekali dan juga adanya perencanaan pergantian mesin secara berkala
(Ernawati, 2016)
2.4.18 Kontruksi Bangunan PT Yakult Indonesia Persada
Tata letak bangunan dan susunan ruangan pabrik diatur sedemikian rupa
untuk mengoptimalkan keterkaitan antara proses, aliran bahan, pekerjaan, aliran
informasi, dan metode operasi dalam rangka mencapai tujuan perusahaan
(Ernawati, 2016)
2.4.19 Peralatan PT Yakult Indonesia Persada
Peralatan yang digunakan sudah canggih dimana tidak ada campur tangan
manusia dalam baik dalam proses awal maupun akhir. Peralatan yang digunakan
telah terorganisir secara otomatis, yaitu alat akan melakukan proses pembuatan
baik dalam pembibibitan hingga pengepakan secara otomatis karena telah
diberikan program pada tiap-tiap prosesnya. Peralatan yang digunakan selalu
dipantau keadaannya agar tidak terjadi kesalahan dan kerusakan. Alat yang
digunakan selalu dibersihkan setiap hari setelah proses produksi. Agar alat yang
digunakan bersih dan steril setiap waktu. cara pembersihannya dibagi atas dua
macam yaitu pertama secara otomatis menggunakan larutan asam basa dan kedua
secara manual menggunakan sabun dan air. Alat-alat yang digunakan dalam
memproduksi minuman yakult, antara lain :
1. Homogenizer, yaitu alat yang digunakan untuk menghaluskan gumpalan susu
hasil fermentasi menjadi lembut.
2. Blending pump, yaitu alat untuk menyatukan yakult konsentrat dengan air
yang telah disterilkan dalam surge tank untuk selanjutnya dikirim ke ruang
pembotolan. Air yang digunakan air steril yang telah mengalami proses
ozonisasi menggunakan sinar UV.
3. Tangki penyimpanan (kapasitas 24.000 liter = 730.000 botol yakult) yaitu
alat penyimpanan susu fermentasi yang telah homogen dicampur dengan
larutan gula yang steril, hasil tersebut disebut yakult konsentrat. Yakult
tersebut disimpan sementara sebelum dibotolkan.

36
4. UHT/Ultra High Temperature (kapasitas 12.000 liter/jam) yaitu alat untuk
mensterilkan atau membunuh semua mikroba dalam susu.
5. HTST/High Temperature Short Time (kapasitas 12.000 liter/jam) yaitu alat
untuk mensterilkan atau membunuh semua mikroba dalam gula.
6. Tangki fermentasi (kapasitas 24.000 liter) yaitu hasil sterilisasi menggunakan
UHT dimasukkan kedalam tank yang terbuat dari stainless steel yang
berkualits tinggi. Kemudian difermentasi dengan lactobacillus casei shirota
strain.
7. Tangki pembibitan (seed tank) yaitu sebagai tempat untuk menyiapkan dan
mengembangbiakan bibit bakteri lactobacillus casei shirota strain.
8. Tangki pelarutan yaitu untuk mencampurkan bahan-bahan utama yaitu susu
bubuk skim dan glukosa dicampur dengan air ditampung dalam tangki
pelarutan.
9. Mesin pembuat botol (injection and blow) yaitu alat untuk membuat botol
yakult dengan botol injeksi dan blowing.
10. Mesin pengisian yaitu alat untuk mengisi minuman yakult ke dalam botol dan
sekaligus dilakukan pencetakan informasi yang ada seperti kandungan nutrisi,
tanggal kadaluarsa, dll.
11. Mesin pengepakkan yaitu sebagai alat untuk mengemas botol-botol yang
sudah terisi ke dalam kemasan dimana 1 kemasan terdiri dari 6 botol yakult.
12. Mesin pendingin (ruang pendingin) yaitu untuk menyimpan kemasan yang
berisi botol yakult dalam kondisi dingin sehingga dapat menjaga kualitas dari
produk yakult yang akan dipasarkan (Ernawati, 2016)
2.4.20 Jenis Produk Yakult
Jenis produk PT.Yakult adalah minuman probiotik yang dikemas dalam
botol berukuran 60ml. Minuman ini mengandung bakteri lactobacillus casein
shirota strain yang baik untuk kesehatan pencernaan manusia (Ernawati, 2016)
2.4.21 Cara Pengadaan Bahan Baku/Bahan Tambahan
Pengadaan bahan baku pembuatan yakult ini didatangkan langsung dari
luar negeri. Untuk pengadaan bahan utama pembuatan yakult yaitu bakteri
lactobacillus casein shirota strain dan biji pembuatan botol didatangkan langsung
dari Jepang 1 tahun sekali. Sedangkan untuk bahan lainnya seperti singkong juga
masih diimpor dari luar yaitu di negara Thailand (Ernawati, 2016)
2.4.22 Cara Pengemasan Yakult

37
Cara pengemasan dilakukan secara otomatis, yaitu dimana tidak ada campur
tangan manusia dalam pengemasan. Disini manusia hanya sebagai pengawas jika
ada pengemasan yang cacat ataupun mengontrol mesin jika terjadi kesalahan.
Cara pengemasan yang dilakukan PT Yakult ini sendiri yaitu setelah cairan yakult
dimasukkan ke dalam botol pengemas yang terbuat dari polysteren acid, botol
dipak sesuai dengan jumlah isi. Pengepakan ini terdiri dari 2 macam kemasan
yaitu 1 pak kemasan 5 botol dan 1 pak kemasan 50 botol. Setelah itu botol yakult
yang berisi dilapisi plastik yang bermerek yakult, lalu dibungkus kembali
menggunakan plastik yang berbeda. Pembungkusan menggunakan plastik yang
kedua ini memiliki dua macam warna plastik yang berbeda yaitu warna
putih/bening akan diedarkan ke toko-toko, sedangkan yang berwarna biru
diedarkan oleh Yakult lady (Ernawati, 2016)

2.4.23 Supply Chain Management PT Yakult Indonesia Persada


Supply chain management atau rantai persediaan merupakan sistem tempat
perusahaan menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya.
Rantai ini merupakan jaring yang menghubungkan berbagai perusahaan yang
saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengadakan barang
atau menyalurkan barang tersebut secara efisien dan efektif sehingga akan tercipta
nilai tambah bagi produk tersebut. PT Yakult dalam prosesnya tidak menggunakan
supply chain management dengan perusahaan lain karena segala sesuatunya
diselesaikan sendiri dan bekerja dengan sistem ekspedisi dengan spesifikasi yang
sudah ada (Ernawati, 2016)
Tabel
Rencana Operasional PT Yakult Indonesia Sesuai Renstra 2017-2021

38
Skema
Analisis Value Chain PT Yakult Indonesia Persada

Tabel
Analisis IFAS dan EFAS

Tabel
Bisnis Proses Penjualan Yakult

39
1. .

Tabel
Bisnis Proses Produk Yakult Ace

Skema
Cross-Functional Flowchart

2.4.24 Sistem Pemasaran atau Pendistribusian PT Yakult Indonesia Persada


Sistem pemasaran atau pendistribusian dilakukan menggunakan jalur darat
maupun laut. PT Yakult menggunakan dua sistem pemasaran yang dilakukan guna
menarik konsumen, yaitu ::
1. Direct sales, yaitu pendistribusian yang dilakukan menggunakan mobil-mobil
backkap untuk didistribusikan ke toko-toko tradisional dan toko-toko modern
yaitu ke toko-toko, supermarket, koperasi, kantin dan lain-lain. Untuk

40
menjamin ketersediaan Yakult di supermarket, minimarket, toko, kantin, dan
gerai lainnya, staff penjualan Yakult sendiri mengantarkan Yakult dengan
menggunakan kendaraan berpendingin ke seluruh wilayah yang tersebar di
Pulau Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sumatera, Batam, Bangka,
Kalimantan, dan Sulawesi. Selain itu staff penjualan Yakult juga memberikan
penjelasan mengenai manfaat Yakult kepada pelanggan melalui kegiatan
sampling di beberapa supermarket besar serta penempatan sales promotion
mereka di supermarket untuk memberikan penjelasan kepada pelanggan.
Sampai Mei 2007, PT Yakult Indonesia Persada mempunyai 37 cabang atau
TKU (Tempat Kegiatan Usaha) yang melayani outlet-outlet yang tersebar di
Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
2. Yakult lady, yaitu pendistribusian yang dilakukan ibu-ibu yang telah dididik
mengenai Yakult untuk menyebarluaskan informasi ke konsumen dengan
menggunakan sepeda motor maupun sepeda. Melalui sistem ini Yakult
didistribusikan oleh ibu-ibu rumah tangga kepada masyarakat di lingkungan
tempat tinggal mereka. Pendistribusian ini ditujukan untuk peminum
langsung maupun toko tradisional. Agar dapat mengirimkan Yakult dengan
kualitas terbaik dimanapun dan kapanpun, diciptakan sistem pengiriman
melalui Yakult Lady yang mengantarkan Yakult langsung ke tangan
pelanggan walau hanya 1 botol. Selain mengantarkan Yakult, para Yakult
Lady juga melakukan komunikasi dan memberikan informasi kesehatan
kepada pelanggan sehingga Yakult Lady disebut pula sebagai “Pusat
Informasi Berjalan”. Sistem Yakult Lady ini tersebar di Pulau Jawa, Madura,
Bali, Lombok, Sumatera, Batam, Bangka, Kalimantan, dan Sulawesi. Saat ini
PT Yakult Indonesia Persada memiliki kurang lebih sebanyak 1.100 Yakult
Lady yang tersebar di 93 center-center di seluruh Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi, Serang, Cilegon, Bandung, Purwakarta, Cirebon,
Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Bali, dan Palembang (Maulidia,
2017)
Produk minuman kesehatan Yakult sangat sensitif terhadap temperatur.
Perubahan temperatur sangat berpengaruh terhadap bakteri lactobacillus casci
shirota strain yang terdapat dalam minuman Yakult. Bakteri Yakult harus
dipertahankan hidup, karenanya harus diusahakan agar setelah dibotolkan,
bakteri-bakteri tersebut tidak lagi melakukan proses fermentasinya. Untuk itu
Yakult harus selalu disimpan di dalam pendingin (di bawah 10ºC) karena

41
penyimpanan di dalam pendingin akan menjaga bakteri Yakult tetap non aktif.
Berkenaan dengan itu untuk menjaga mutunya, distribusi Yakult ditangani
langsung oleh staff perusahaan. Apabila minuman Yakult disimpan di
atas 10ºC maka bakteri lactobacillus casci shirota strain yang terdapat dalam
minuman Yakult tidak baik untuk dimnum lagi dan rasanya menjadi lebih asam
karena bertambahnya bakteri yang tidak dibutuhkan begitu banyak (Maulidia,
2017)
2.4.25 Penerapan Pengawasan Mutu Pangan
Dalam penerapan pengawasan mutu pangan yang dilakukan PT Yakult
Indonesia Persada ini tidak lagi menggunakan HACCP (Hazard Analysis Critical
Control Point). PT Yakult Indonesia Persada telah berganti menggunakan ISO
sebab menurut mereka HACCP kurang efesien, oleh sebab itu mereka memilih
menggunakan ISO. ISO yang telah digenggam oleh PT Yakult Indonesia Persada
adalah ISO 20002, ISO 22000, dan ISO 90001. PT Yakult memperbaharui ISO
setiap 2 tahun sekali untuk mendapatkan sertifikat halal (Maulidia, 2017)
2.4.26 Manajemen Sumberdaya Strategi PT Yakult Indonesia Persada
Sumber daya strategi mengacu pada serangkaian tindakan spesifik
manajemen sumber daya manusia yang didorong oleh perusahaan untuk mencapai
tujuan. Oleh karenanya salah satu tujuan strategi perusahaan Yakult adalah untuk
meraih profit dan benefit perusahaan dengan menjadi pelopor probiotik minuman
sehat untuk keluarga dengan mengoptimumkan untuk pemeliharaan usus melalui
tenaga kerja dan karyawan yang memiliki komitmen terhadap perusahaan dan
lingkungan. Termasuk di dalamnya adalah penggunaan berbagai metode untuk
membangun komunikasi dua arah, baik itu melalui line telepon maupun internet
dan media komunikasi lainnya. Selain itu menyaring karyawan dan manajer
potensial yang memiliki nilai yang tidak berorientasi pada orang, memberikan
jaminan untuk perlakuan yang paling adil dan keamanan bagi semua karyawan,
memanfaatkan berbagai promosi dari dalam berbagai aktivitas untuk memberikan
karyawan setiap kesempatan untuk menyadari sepenuhnya potensi mereka.
Manajemen sumber daya manusia strategik berarti memformulasikan dan
melaksanakan sistem SDM, kebijakan, dan aktivitas yang menghasilkan
kompetensi dan prilaku karyawan yang dibutuhkan untuk meraih tujuan strategi
PT Yakult Indonesia Persada (Lestari, 2013)
Akhirnya, semua aspek perusahaan PT Yakult Indonesia Persada,
semuanya bernaung di bawah payung sumber daya manusia sehingga perspektif

42
manajemen sumber daya manusia strategik-pun memiliki peranan yang sangat
penting dalam membangun perusahaan agar bisa tetap establish dengan motto
“Cintai ususmu, minum Yakult tiap hari” yang berorientasi utama adalah profit
dan benefit (Lestari, 2013)
2.4.27 Sumber Daya Manusia PT Yakult Indonesia Persada
Bagi sebuah perusahaan, karyawan merupakan unsur investasi efektif.
Begitupula yang dirasakan PT Yakult Indonesia Persada yang merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang minuman sehat keluarga yaitu Yakult,
minuman susu fermentasi yang mengandung bakteri bermanfaat yaitu
lactobacillus casci shirota strain yang bisa berperan secara optimal dalam usus
manusia. Perusahaan Yakult ini melandasi bahwa perlu adanya manajemen
sumberdaya strategi karena berkaitan erat dengan menyediakan pelayanan yang
masuk akal dengan rencana perusahaan (Lestari, 2013)
Strategi adalah arahan tindakan, salah satu strategi yang diterapkan oleh
PT Yakult Indonesia Persada adalah mendorong kualitas kewaspadaan karyawan
melalui penyaringan dan pelatihan yang ditingkatkan. Hal ini terbukti dengan
adanya penyaringan terhadap sumber daya karyawan yang bekerja di perusahaan
ini. Sementara itu untuk mendorong kualitas kewaspadaan dari PT Yakult
Indonesia Persada yaitu selalu memberikan pelatihan kepada karyawannya dalam
hal peningkatan hardskill dan softskill tentang penguasaan secara teknis terhadap
peralatan dan mesin-mesin yang digunakan untuk memproduksi Yakult (Lestari,
2013)
Selain itu, inti dari rencana strategi PT Yakult Indonesia Persada adalah
selalu menjadi yang dinamakan rencana strategi sebagai pelopor probiotik
minuman sehat keluarga. Dengan menggunakan sistem direct sales melalui
armada Yakult dan Yakult lady yang bertugas mengantarkan Yakult ke tangan
konsumen (Lestari, 2013)
Sumber daya manusia perusahaan telah merencanakan berbagai strategi
SDM untuk mendukung strategi pelopor probiotik minuman sehat keluarga.
Misalnya, dengan memberikan pelayanan melalui web, selain itu mengirimkan
tenaga peneliti perusahaan dari Indonesia untuk melakukab study di Jepang. Erat
kaitannya dengan teknologi yang dikembangkan di perusahaan Yakult yang ada di
Jepang (Lestari, 2013)
Dalam memformulasikan strategi SDM mereka, Manajer SDM harus
memikirkan tiga tantangan mendasar yaitu:

43
1. Seperti pada PT Yakult, keharusan mendukung produktivitas dan upaya
peningkatan kinerja perusahaan. Dengan globalisasi ekonomi dunia,
kompetisi telah meningkat dengan sangat cepat dan itu membutuhkan
peningkatan kinerja organisasi secara terus menerus.
2. Karyawan memainkan peranan yang makin luas dalam usaha perbaikan
kinerja pengusaha. Karena itu semua elemen yang berhubungan dengan
organisasi kinerja tinggi seperti produksi berbasiskan teknologi dan tim
berbasiskan teknologi butuh komitmen dan kompetensi karyawan tingkat
tinggi. Sehingga fokus perhatian SDM adalah pada mendorong kemampuan
kompetitif dengan mengelola kinerja karyawan, secara umum dengan
membangun organisasi kinerja tinggi dan terukur.
3. Dibebankannya peran yang sangat penting dalam pengelolaan kinerja,
sehingga SDM harus terlibat lebih jauh dalam mendesain tidak hanya
melaksanakan rencana stratejik perusahaan. Sehingga dalam memformulasi-
kan strategi, manajemen puncak butuh masukan dari para manajer yang
bertanggungjawab mempekerjakan, memberi pelatihan pada karyawan
(Lestari, 2013)
2.4.28 Pengelolaan Manajemen Sumber Daya Manusia PT Yakult Indonesia
Persada
Pengelolaan manajemen SDM PT Yakult Indonesia Persada yaitu :
1. Sumber Daya Manusia PT Yakult Indonesia Persada
Sumber daya manusia yang bergabung dengan PT Yakult menghasilkan
produk dalam volume tinggi tetapi variasi rendah. Strategi proses yang dipilih
adalah fokus pada produk. PT Yakult hanya memiliki satu jenis produk. Selain itu,
peralatan yang digunakan memiliki fungsi yang khusus dan pesanan serta panduan
kerja sedikit karena semua sudah terstandarisasi. Hal ini terbukti dengan adanya
Standar Operasional Prosedur kerja bagi karyawan perusahaan. Pengembangan
SDM mengacu kepada manajemen SDM berbasis kompetensi yang
mengintegrasikan semua kebijakan di bidang karir, pelatihan, rekruitmen,
penilaian/prestasi kerja dan lain sebagainya.
2. Pengelolaan Manajemen SDM PT Yakult Indonesia Persada
Pada saat ini, PT Yakult Indonesia Persada memiliki 300 orang pekerja.
Walaupun proses pembuatan yakult menggunakan mesin-mesin yang canggih
tetap saja harus menggunakan tenaga kerja manusia untuk mengontrol mesin-
mesin yang sedang dalam proses pembuatan yakult, juga untuk memeriksa

44
kualitas yakult yang sudah jadi. Selain itu yakult juga menggunakan tenaga
pekerja untuk menyalurkan yakult dari pabrik ke distributor agar dapat sampai ke
tangan masyarakat. Contohnya dengan sistem direct sales dan yakult lady. Jika
tidak ada mereka tidak mungkin yakult dapat sampai di tempat distributor atau
tangan masyarakat. Dan untuk perencanaan produksi, pengendalian produksi,
pengendalian mutu dan pemeliharaan mesin dan peralatannya juga membutuhkan
tenaga kerja manusia.
a. Perencanaan SDM PT Yakult Indonesia Persada
Sumber daya manusia perusahaan telah merencanakan berbagai strategi SDM
untuk mendukung strategi pelopor probiotik minuman sehat keluarga. Misalnya,
dengan memberikan pelayanan melalui web, selain itu mengirimkan tenaga
peneliti perusahaan dari Indonesia untuk melakukab studi di Jepang. Erat
kaitannya dengan teknologi yang dikembangkan di perusahaan Yakult yang ada di
Jepang. Dalam memformulasikan strategi SDM, Manajer SDM harus memikirkan
tiga tantangan mendasar yaitu (seperti pada PT Yakult) keharusan mendukung
produktivitas dan upaya peningkatan kinerja perusahaan. Dengan globalisasi
ekonomi dunia, kompetisi telah meningkat dengan sangat cepat dan itu
membutuhkan peningkatan kinerja organisasi secara terus menerus.
Dalam memformulasikan strategi SDM mereka, Manajer SDM harus
memikirkan tiga tantangan mendasar yaitu :
a) Seperti pada PT Yakult, keharusan mendukung produktivitas dan upaya
peningkatan kinerja perusahaan. Dengan globalisasi ekonomi dunia,
kompetisi telah meningkat dengan sangat cepat dan itu membutuhkan
peningkatan kinerja organisasi secara terus menerus.
b) Karyawan memainkan peranan yang makin luas dalam usaha perbaikan
kinerja pengusaha. Karena itu semua elemen yang berhubungan dengan
organisasi kinerja tinggi seperti produksi berbasiskan teknologi dan tim
berbasiskan teknologi butuh komitmen dan kompetensi karyawan tingkat
tinggi. Sehingga fokus perhatian SDM adalah pada mendorong kemampuan
kompetitif dengan mengelola kinerja karyawan, secara umum dengan
membangun organisasi kinerja tinggi dan terukur.
c) Dibebankannya peran yang sangat penting dalam pengelolaan kinerja,
sehingga SDM harus terlibat lebih jauh dalam mendesain tidak hanya
melaksanakan rencana stratejik perusahaan. Sehingga dalam memformulasi-

45
kan strategi, manajemen puncak butuh masukan dari para manajer yang
bertanggungjawab mempekerjakan, memberi pelatihan pada karyawan.
b. Rekrutmen SDM
PT Yakult Indonesia Persada merekrut atau mempekerjakan (memecat)
karyawan, disini perusahaan menggunakan tenaga kerja dari wilayah sekitar
pabrik sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan terhadap penduduk di
lokasi perusahaan khusunya Sukabumi sebagai tempat pabrikasi yang menerapkan
otonomi daerah
c. Seleksi Tenaga Kerja
Proses penyeleksian awal yang dilakukan oleh PT Yakult adalah dengan
mengecek persyaratan yang sesuai dengan kualifikasi atau job description yang
dibutuhkan oleh perusahaan itu sendiri dan dikirim oleh calon karyawan di e-mail
perusahaan. Setelah dilakukan penyeleksian awal, para calon karyawan
yang sesuai dengan kriteria akan dihubungi oleh pihak perusahaan.
d. Orientasi dan Penempatan SDM
PT Yakult melakukan masa orientasi yaitu dengan melakukan standar kriteria
bagi para pelamar. Dengan adanya standar tersebut bertujuan untuk
memberitahukan pada calon karyawan jobdesk apa yang dibutuhkan perusahaan.
Masa orientasi dilakukan melakukan pengenalan aktifitas awal mengenai
pekerjaan karyawan di tempat kerja. Kemudian karyawan tersebut mengikuti
masa aktifitas pekerjaan. Apabila dari jobtest tersebut karyawan baru melakukan
pekerjaan dengan baik dan memenuhi persyaratan jobtest maka akan diangkat
menjadi pegawai tetap.
e. Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja
Sementara itu untuk mendorong kualitas kewaspadaan dari PT Yakult
Indonesia Persada selalu memberikan pelatihan kepada karyawannya dalam hal
peningkatan hardskill dan softskill tentang penguasaan secara teknis terhadap
peralatan dan mesin-mesin yang digunakan untuk memproduksi yakult.
Selain itu, inti dari rencana strategi PT Yakult Indonesia Persada adalah selalu
menjadi yang dinamakan rencana strategi sebagai pelopor probiotik minuman
sehat keluarga. Dengan menggunakan sistem direct sales melalui armada yakult
dan yakult lady yang bertugas mengantarkan yakult ketangan konsumen.
Sumber daya manusia perusahaan telah merencanakan berbagai strategi SDM
untuk mendukung strategi pelopor probiotik minuman sehat keluarga. Misalnya,
dengan memberikan pelayanan melalui web, selain itu mengirimkan tenaga

46
peneliti perusahaan dari Indonesia untuk melakukab study di Jepang. Erat
kaitannya dengan teknologi yang dikembangkan di perusahaan Yakult yang ada di
Jepang.
f. Fungsi Kompensasi
PT Yakult Indonesia Persada juga memberikan reward kepada karyawannya
sehingga meningkatkan motivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja serta ada
kompensasi bagi karyawan dan membawanya ke Jepang untuk sebagai bentuk
penghormatan dan hadiah kepada karyawan yang berprestasi dan menambah
(menghilangkan) produk dan jalur produk, disini perusahaan Yakult terus
menambah unit kerja di berbagai pelosok nusantara sehingga dapat mencapai
target pangsa pasar. Dengan kata lain, implementasi melibatkan, menggunakan,
dan mengaplikasikan seluruh fungsi manajemen, perencanaan, pengorganisasian
penyusutan staff, memimpin dan pengontrolan.
2.4.29 Proses Manajemen Stratejik PT Yakult Indonesia Persada
Proses manajemen stratejik PT Yakult Indonesia Persada yaitu sebagai berikut :
1. Mendefinisikan Bisnis dan Misi. Keputusan stratejik fundamental yang
dihadapi Manajer PT Yakult Indonesia Persada adalah “PT Yakult Indonesia
berada di Indonesia yang tingkat konsumsi akan minuman prebiotik sehat
perlu ditingkatkan, bisnis yang akan dimasuki oleh PT Yakult adalah
minuman Yakult yaitu: susu fermentasi yang mengandung bakteri bermanfaat
yaitu lactobacillus casci shirota strain yang bisa berperan secara optimal
dalam usus manusia”. Kemudian Manajer menelaah mengenai kesempatan
dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan perusahaan Yakult ini.
Kesempatan dan ancaman perusahaan Yakult terletak pada kesempatan untuk
ekspansi di pasar Indonesia yang notabene jumlah penduduk banyak dan
tingkat konsumsi yang tinggi. Ancaman yang dihadapi adalah para pesaing
dari perusahaan lain yang terjun dalam jenis produksi produk yang hampir
mirip dengan produk Yakult. Dari sisi kekuatan, perusahaan ini memiliki
kekuatan dalam hal teknologi yang diterapkan dalam pembuatan produk
dimana perusahaan berhubungan langsung dengan pihak perusahaan Yakult
yang ada di Jepang baik itu dalam hal pasokan bahan dasar produk ataupun
terkait dengan peningkatan kapasitas pengetahuan pekerja Indonesia yang
studi ke Jepang untuk diberikan ilmu pengetahun mengenai produksi Yakult.
Sedangkan dari sisi kelemahan, perusahaan ini belum memberikan inovasi

47
lebih jauh mengenai produk yang dihasilkan sehingga masyarakat pun tidak
memiliki perhatian yang lebih kepada perusahaan
2. Menghadirkan Audit Internal dan Eksternal. Manajer PT Yakult Indonesia
Persada mendasarkan rencana stratejik mereka pada analisis situasi internal
dan eksternal dengan metode analisis SWOT (identifikasi kekuatan,
kelemahan, kesempatan, dan ancaman perusahaan. Hal mendasar dari rencana
itu adalah memilih arah tindakan perusahaan yang masuk akal, berkaitan
dengan kesempatan dan ancaman internal dan eksternal yang dihadapi
perusahaan.
3. Menerjemahkan Misi ke Dalam Tujuan Strategi. Misi dari PT Yakult
Indonesia Persada adalah “Sebagai pelopor prebiotik minuman Yakult yang
sehat yang membantu dalam menjaga usus”. Dengan misi tersebut tujuan
stratejiknya adalah dengan tetap memberikan komitmen kepada konsumen
untuk tetap mempertahankan misi tersebut dengan mengintegrasikan semua
aspek perusahaan.

4. Memformulasikan Strategi untuk Mencapai Tujuan. Strategi perusahaan


adalah jembatan penghubung perusahaan berada sekarang dengan dimana
perusahaan ingin berada di masa depan. Strategi adalah serangkaian tindakan.
Karyawan tidak dapat dan tidak mau mengimplementasikan strategi yang
tidak dapat mereka raih; oleh karena itu, perusahaan puncak membentuk
strategi yang prinsip dasarnya mudah dikomunikasikan. Esensi dari PT Yakult
Indonesia Persada adalah selalu “Cintai ususmu, minum Yakult setiap hari”
sehingga perusahaan orientasi tujuannya selain profit (keuntungan) juga
mengedepankan benefit (nilai manfaat). Dampaknya, pemahaman dan
komitmen terhadap strategi membantu memastikan bahwa karyawan
membuat keputusan yang konsisten dengan kebutuhan perusahaan. Sehingga
tim eksekutif PT Yakult Indonesia Persada memahami dengan sangat baik
laporan strategi perusahaan yang menjelaskan bagaimana perusahaan dapat
membuat ribuan keputusan dengan konsisten setiap bulan.
5. Implementasi Strategi. Dalam tahap ini, PT Yakult Indonesia Persada
menerjemahkan strategi menjadi tindakan dan hasil dengan mempekerjakan
(memecat) karyawan, disini perusahaan menggunakan tenaga kerja dari
wilayah sekitar pabrik sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan
terhadap penduduk di lokasi perusahaan khusunya Sukabumi sebagai tempat

48
pabrikasi yang menerapkan otonomi daerah, selain itu PT Yakult Indonesia
Persada juga memberikan reward kepada karyawannya sehingga
meningkatkan motivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja, serta ada
kompensasi bagi karyawan dan membawanya ke Jepang untuk sebagai bentuk
penghormatan dan hadiah kepada karyawan yang berprestasi; dan menambah
(menghilangkan) produk dan jalur produk, disini perusahaan Yakult terus
menambah unit kerja di berbagai pelosok nusantara sehingga dapat mencapai
target pangsa pasar. Dengan kata lain, implementasi melibatkan,
menggunakan, dan mengaplikasikan seluruh fungsi manajemen, perencanaan,
pengorganisasian penyusutan staff, memimpin dan pengontrolan.
6. Evaluasi Kinerja. Mengelola strategi dibarengi dengan pengambilan
keputusan. Ternyata harus ada evaluasi kinerja oleh perusahaan. PT Yakult
mengadakan evaluasi kinerja dengan pihak karyawan dengan sistem umpan
balik, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dari pihak perusahaan. Evaluasi
kinerja yang dilakukan mencakup hasil dari kerja karyawan dan bentuk
lainnya mengenai kepuasan dari pelanggan baik itu melalui layanan
konsumen atau surat elektronik. Sementara itu tingkat permintaan akan
produk Yakult-pun menjadi dasar evaluasi kinerja dari karyawan karena
berhubungan langsung dengan seberapa tinggi kinerja para karyawan dalam
memberikan layanan kepada pihak konsumen sehingga permintaan produk
bertambah (Lestari, 2013)
2.4.30 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) PT Yakult
Indonesia Persada
Limbah merupakan bahan yang dibuang atau kelebihan seperti abu,
sampah, produk sampingan dan lain sebagainya. Secara garis besar limbah
pertanian itu dibagi ke dalam limbah pra panen dan saat panen serta limbah pasca
panen. Limbah pasca panen juga bisa terbagi ke dalam kelompok limbah sebelum
diolah dan limbah setelah diolah atau limbah industri pertanian. Penanganan
limbah didasari pada asas manfaat. Manfaat supaya tidak menjadikan masalah
serta manfaat limbah dijadikan sebagai bahan baku industri. Hal ini yang akan
diterapkan pada industri PT Yakult Indonesia Persada (Lestari, 2013)
Penanganan limbah di PT Yakult Indonesia Persada berupa limbah padatan
dan limbah cairan. Yakult berpegang pada suatu program kesehatan komprehensif
dan sanitasi, mengikuti program pembersihan yang dominan diatur oleh CIP
(cleaning in place). Uap, pembersih ramah lingkungan, digunakan untuk

49
mensterilkan pipa-pipa dan tangki. Sebuah bersih satu fasa kimia digunakan,
mengurangi jumlah bahan kimia diperkenalkan ke dalam saluran air, bahan kimia
berbasis klorin tidak digunakan (Lestari, 2013)
Penanganan limbah PT Yakult Indonesia Persada dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Limbah Padat. Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan,
lumpur, bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat
dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu limbah padat yang dapat didaur
ulang seperti plastik, tekstil, potongan logam dan limbah padat yang tidak
punya nilai ekonomis. Bagi limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis
dapat ditangani dengan berbagai cara antara lain ditimbun pada suatu tempat,
diolah kembali kemudian dibuang dan dibakar. Di PT Yakult sendiri
penanganan limbah padat dilakukan. Jumlah limbah padat yang relatif kecil
memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk dapat melakukan sejumlah
langkah guna mengurangi limbah dari proses produksi tersebut. Daur ulang
terjadi dimana secara ekonomi dan lingkungan yang layak, limbah seperti
botol dari produk tersebut didaur ulang. Botol dipotong menjadi dua bagian
dan dilubangi bagian bawahnya. Botol juga dapat dilumatkan dan dicampur
dengan resin lain yang akan dibuat menjadi berbagai produk plastik, misalnya
kursi dan meja.
2. Limbah Cair. Limbah cair adalah limbah hasil pencucian mesin atau sisa
pencucian bahan atau kemasan. Setiap limbah cair masuk ke dalam sebuah
tangki penampungan di fasilitas pengolahan air. Keasaman (pH) air
disesuaikan dengan asam atau alkalin untuk memenuhi standar Melbourne.
Air sebelum dilepaskan ke sistem pembuangan limbah atau dilakukan
pengetesan melalui kolam yang berisi ikan. limbah cair yang telah diproses di
masukan ke dalam kolam ikan, jika dalam masa pengetesan tersebut ikan
dalam keadaan baik-baik saja atau tidak mati maka limbah cair tersebut telah
memenuhi standar dan dapat dilepaskan ke sistem pembuangan limbah
(Lestari, 2013)
Limbah dan cemaran terdiri dari : (1) Perubahan kapasitas yaitu tidak
terjadi perubahan kapasitas pada limbah padat, cair, gas dan kebisingan dan (2)
Baku Mutu Lingkungan (BML) yaitu pada umumnya semua limbah/cemaran
memenuhi BML (Lestari, 2013)
2.4.31 Manajemen Energi PT Yakult Indonesia Persada

50
Yakult memiliki komitmen untuk menggunakan energi secara efisien dan
bijaksana untuk alasan lingkungan dan ekonomi yang sehat. Pabrik tersebut
mencakup peralatan terbaru dan teknik untuk mengurangi jumlah energi yang
digunakan. Sebagai contoh : (1) Semua cairan dipanaskan dengan menggunakan
piring pertukaran panas, (2) Semua mesin terawat dengan baik untuk berfungsi
secara optimal, memastikan energi itu tidak hilang atau sia-sia, (3) Tidak CFC
yang digunakan dalam pendinginan, (4) Off tingkat puncak digunakan untuk
utilitas bila memungkinkan. Sebagai contoh, bank penyimpanan air es terus di air
semua pada 0°C menggunakan kompresor yang berjalan di malam hari, selama off
harga puncak, dan (5) Boiler menggunakan gas alam dan dijalankan untuk jangka
pendek yang diperlukan (karena tidak ada polusi dipancarkan) (Lestari, 2013)
2.4.32 Programmable Logic Controllers PT Yakult Indonesia Persada
Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik
yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk
berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam. Definisi
Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah sistem
elektronik yang beroperasi secara digital dan dirancang untuk pemakaian di
lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat
diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang
mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan,
perwaktuan, pencacahan, dan operasi aritmatika untuk mengontrol mesin atau
proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog (Lestari, 2013)
Berdasarkan namanya, prinsip Programmable Logic Controllers
adalah sebagai berikut :
1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah
fungsi atau kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik
dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlah-
kan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain
sebagainya.
3. Controllers, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur
proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan (Lestari, 2013)
Programmable Logic Controllers ini dirancang untuk menggantikan
suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat

51
diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan dan dioperasikan oleh orang yang
tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara
khusus. Programmable Logic Controllers ini memiliki bahasa pemrograman
yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat
dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis Programmable Logic
Controllers yang digunakan sudah dimasukkan. Alat ini bekerja berdasarkan
input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang
kemudian akan meng-ON-kan atau meng-OFF-kan output-output. 1 (satu)
menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 (nol)
berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. Programmable Logic
Controllers juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki
output banyak (Lestari, 2013)
Fungsi dan kegunaan Programmable Logic Controllers sangat luas.
Dalam prakteknya, Programmable Logic Controllers dapat dibagi secara
umum dan secara khusus. Secara umum fungsi Programmable Logic
Controllers adalah sebagai berikut :
1. Memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk
keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini
Programmable Logic Controllers menjaga agar semua step atau langkah
dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring plant, Programmable Logic Controllers secara terus menerus
memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat
ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan
proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau
menampilkan pesan tersebut pada operator (Lestari, 2013)
Sedangkan fungsi Programmable Logic Controllers secara khusus
adalah dapat memberikan input ke CNC (Computerized Numerical Control).
Beberapa Programmable Logic Controllers dapat memberikan input ke
Computerized Numerical Control untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut.
Computerized Numerical Control dibandingkan dengan Programmable Logic
Controllers mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal
harganya. Computerized Numerical Control biasanya dipakai untuk finishing,
membentuk benda kerja, moulding, dan sebagainya. Prinsip kerja sebuah
Programmable Logic Controllers adalah menerima sinyal masukan proses

52
yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap
sinyal masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam
memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator
atau peralatan lainnya (Lestari, 2013)
Dalam industri-industri yang ada sekarang ini, kehadiran Programmable
Logic Controllers sangat dibutuhkan terutama untuk menggantikan sistem wiring
atau pengkabelan yang sebelumnya masih digunakan dalam mengendalikan suatu
sistem. Dengan menggunakan Programmable Logic Controllers akan diperoleh
banyak keuntungan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Fleksibel. Pada masa lalu, tiap perangkat elektronik yang berbeda
dikendalikan dengan pengendalinya masing-masing. Misal sepuluh mesin
membutuhkan sepuluh pengendali, tetapi kini hanya dengan satu
Programmable Logic Controllers, kesepuluh mesin tersebut dapat
dijalankan dengan programnya masing-masing.
2. Perubahan dan pengkoreksian kesalahan sistem lebih mudah. Bila salah satu
sistem akan diubah atau dikoreksi maka pengubahannya hanya dilakukan
pada program yang terdapat di komputer, dalam waktu yang relatif singkat,
setelah itu didownload ke Programmable Logic Controllers-nya. Apabila
tidak menggunakan Programmable Logic Controllers, misalnya relay maka
perubahannya dilakukan dengan cara mengubah pengkabelannya. Cara ini
tentunya memakan waktu yang lama.
3. Jumlah kontak yang banyak. Jumlah kontak yang dimiliki oleh
Programmable Logic Controllers pada masing-masing coil lebih banyak
daripada kontak yang dimiliki oleh sebuah relay.
4. Harganya lebih murah. Programmable Logic Controllers mampu
menyederhanakan banyak pengkabelan dibandingkan dengan sebuah relay.
Maka harga dari sebuah Programmable Logic Controllers lebih murah
dibandingkan dengan harga beberapa buah relay yang mampu melakukan
pengkabelan dengan jumlah yang sama dengan sebuah Programmable Logic
Controllers. Programmable Logic Controllers mencakup relay, timers,
counters, sequencers, dan berbagai fungsi lainnya.
5. Pilot running. Programmable Logic Controllers yang terprogram dapat
dijalankan dan dievaluasi terlebih dahulu di kantor atau laboratorium.
Programnya dapat ditulis, diuji, diobserbvasi dan dimodifikasi bila memang

53
dibutuhkan dan hal ini menghemat waktu bila dibandingkan dengan sistem
relay konvensional yang diuji dengan hasil terbaik di pabrik.
6. Observasi visual. Selama program dijalankan, operasi pada Programmable
Logic Controllers dapat dilihat pada layer CRT. Kesalahan dari
operasinyapun dapat diamati bila terjadi.
7. Kecepatan operasi. Kecepatan operasi Programmable Logic Controllers
lebih cepat dibandingkan dengan relay. Kecepatan Programmable Logic
Controllers ditentukan dengan waktu scannya dalam satuan millisecond.
8. Metode pemrograman ladder atau boolean. Pemrograman Programmable
Logic Controllers dapat dinyatakan dengan pemrograman ladder bagi teknisi
atau aljabar boolean bagi programmer yang bekerja di sistem kontrol digital
atau boolean.
9. Sifatnya tahan uji. Solid state device lebih tahan uji dibandingkan dengan
relay dan timers mekanik atau elektrik. Programmable Logic
Controllers merupakan solid state device sehingga bersifat lebih tahan uji.
10. Menyederhanakan komponen-komponen sistem kontrol. Dalam
Programmable Logic Controllers juga terdapat counter, relay, dan
komponen-komponen lainnya, sehingga tidak membutuhkan komponen-
komponen tersebut sebagai tambahan. Penggunaan relay membutuhkan
counter, timer, ataupun komponen-komponen lainnya sebagai peralatan
tambahan.
11. Dokumentasi. Printout dari Programmable Logic Controllers dapat
langsung diperoleh dan tidak perlu melihat blueprint circuit-nya. Tidak
seperti relay yang printout circuit-nya tidak dapat diperoleh.
12. Keamanan. Pengubahan pada Programmable Logic Controllers tidak dapat
dilakukan kecuali Programmable Logic Controllers tidak dikunci dan
diprogram. Jadi tidak ada orang yang tidak berkepentingan dapat mengubah
Programmable Logic Controllers selama Programmable Logic
Controllers tersebut dikunci.
13. Dapat melakukan pengubahan dengan pemrograman ulang. Karena
Programmable Logic Controllers dapat diprogram ulang secara cepat,
proses produksi yang bercampur dapat diselesaikan. Misal bagian B akan
dijalankan tetapi bagian A masih dalam proses, maka proses pada bagian B
dapat diprogram ulang dalam satuan detik.

54
14. Penambahan rangkaian lebih cepat. Pengguna dapat menambah rangkaian
pengendali sewaktu-waktu dengan cepat, tanpa memerlukan tenaga dan biaya
yang besar seperti pada pengendali konvensional (Lestari, 2013)
Selain keuntungan yang telah disebutkan di atas maka ada kerugian yang
dimiliki oleh Programmable Logic Controllers, yaitu:
2. Teknologi yang masih baru. Pengubahan sistem kontrol lama yang
menggunakan ladder atau relay ke konsep komputer Programmable Logic
Controllers merupakan hal yang sulit bagi sebagian orang
3. Buruk untuk aplikasi program yang tetap. Beberapa aplikasi merupakan
aplikasi dengan satu fungsi. Sedangkan Programmable Logic Controllers
dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus. Pada aplikasi dengan satu fungsi
jarang sekali dilakukan perubahan bahkan tidak sama sekali, sehingga
penggunaan Programmable Logic Controllers pada aplikasi dengan satu
fungsi akan memboroskan (biaya).
4. Pertimbangan lingkungan. Dalam suatu pemrosesan, lingkungan mungkin
mengalami pemanasan yang tinggi, vibrasi yang kontak langsung dengan
alat-alat elektronik di dalam Programmable Logic Controllers dan hal ini
bila terjadi terus menerus, mengganggu kinerja Programmable Logic
Controllers sehingga tidak berfungsi optimal.
Operasi dengan rangkaian yang tetap. Jika rangkaian pada sebuah operasi
tidak diubah maka penggunaan Programmable Logic Controllers lebih mahal
dibanding dengan peralatan kontrol lainnya. Programmable Logic Controllers
akan menjadi lebih efektif bila program pada proses tersebut di-upgrade secara
periodik (Lestari, 2013)
2.4.33 Yakult Jaminan Kualitas
Yakult memelihara program jaminan mutu yang komprehensif untuk
memastikan bahwa produk adalah kualitas tertinggi. Untuk alasan ini, contoh
dikumpulkan untuk analisis laboratorium di seluruh proses produksi untuk
memastikan bahwa tindakan jaminan mutu di tempat telah efektif. Pengujian
melibatkan lebih dari 150 sampel permenjalankan produksi, dimana total lebih
dari 200 tes dilakukan. Ini menentukan casei numbers lactobacillus, memeriksa
kontaminan potensial, kualitas mikrobiologi, komposisi, keasaman, atribut fisik,
dan rasa. Selain itu, setiap botol diperiksa untuk tanda-tanda yang tidak
diinginkan dan pencetakan yang tidak benar. Tindakan jaminan mutu berada di
tempat untuk menjaga standar untuk personil dan hiegenisitas pabrik,

55
membersihkan peralatan, metode dan parameter pengolahan, dan penanganan
produk. Penjaminan mutu Yakult’s utlises sistem yang disebut “Hazard Analysis
and Critical Control Points” (HACCP). Prinsip-prinsip HACCP secara
internasional diakui sebagai metode yang sangat baik untuk memastikan standar
ketat yang tinggi (Lestari, 2013)
2.4.34 Segmentasi PT Yakult Indonesia Persada
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi
kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan,
karakteristik atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau
bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga dapat diartikan sebagai
proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk,
menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar. Segmentasi ini memiliki manfaat
yaitu penjual dan produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih
kesempatan-kesempatan pemasaran, penjualan atau produsen dapat menggunakan
pengetahuannya terhadap respon pemasaran yang berbeda-beda. Segmentasi pasar
dibagi menjadi 3 yaitu : segmentasi geografis, segmentasi demografis, dan
segmentasi psikografis (Maulidia, 2017)
Yakult merupakan salah satu produk minuman yang
memiliki segmentasi pasar yang sangat luas yaitu :
1. Segmentasi Geografis. Segmentasi geografis terbagi atas negara, wilayah,
negara bagian, kota, kepadatan penduduk, iklim, dan keadaan topografis.
Dimana yakult mendistribusikan produknya ke pedesaan, kota-kota, maupun
wilayah yang padat penduduknya. Di zaman ini masyarakat sudah lebih
modern dan lebih memperhatikan kesehatannya. Masyarakat pun sudah lebih
tertarik ke pengobatan modern dan yang lebih simple dibanding dengan
tradisional. Maka peluang untuk PT Yakult dalam penjualan produknya pun
semakin besar dengan menargetkan dengan wilayah-wilayah yang padat
penduduknya.
2. Segmentasi Demografis. Segmentasi demografis adalah segmentasi yang
menyangkut usia, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan, agama, ras,
kewarganegaraan, pendidikan, dan lain sebagainya. Produk yakult ini baik
dikonsumsi oleh semua kalangan yaitu anak-anak, remaja, ataupun orangtua
segala umur, jenis kelamin laki-laki maupun perempuan, dan wanita hamil.
Alasannya yaitu : (a) Mencegah gangguan pencernaan, (b) Meningkatkan
daya tahan tubuh, (c) Mengurangi racun dalam usus, (d) Dengan

56
mengkonsumsi Yakult setiap hari, itu artinya sekurang-kurangnya 6,5 Milyar
bakteri lactobacillus casei shirota strain hidup ke dalam usus, dan (e)
Konsumen ingin mendapatkan kesehatan dari produk yakult tersebut.
3. Segmentasi Psikografis. Segmentasi psikografis menyangkut tentang gaya
hidup (life style) maupun kepribadian konsumen itu sendiri. Produk yakult ini
sendiri mengikuti gaya hidup masyarakat dengan pengelompokan pelanggan.
Apakah modern, tradisional, dengan melihat aktivitas, kesenangan, sosial, dan
lingkungan dimana pelanggan berada. Konsumen yang memiliki kepribadian
simple akan memilih poduk yakult karena lebih efektif dikonsumsi dan
kemasannya yang tebuat dari botol plastik yang ringan, aman, mudah didaur
ulang, dan mudah dikonsumsi dimanapun.
4. Segmentasi Perilaku: Mengelompokkan pembeli berdasarkan pada
pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk.
Produk yakult ini memiliki banyak manfaat yang diperlukan oleh usus
sehingga banyak pelanggan dengan reaksi yang jarang mengkonsumsi, suka
mengkonsumsi, dan teratur mengkonsumsi produk yakult (Maulidia, 2017)
2.4.35 Targeting PT Yakult Indonesia Persada
Targeting adalah proses mengevaluasi setiap daya tarik segmen kemudian
memilih satu atau lebih karakteristik untuk dilayani. Produk dari targeting adalah
target market (pasar sasaran), yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan
menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran. Target pemasaran produk Yakult
adalah untuk seluruh wilayah Indonesia dengan daerah distribusi tersebar di Pulau
Jawa, Madura, Bali, Lombok, Sumatera, Batam, Bangka, Kalimantan dan
Sulawesi. PT Yakult Indonesia Persada lebih lebih memfokuskan pemasaran
dengan spesialisasi produk. Memilih kelompok konsumen yang akan dilayani
dalam penjualan sebagai sasaran dalam mengevaluasi daya tarik tiap segmen
pasar (Maulidia, 2017)
1. Target secara geografis, sebagai permulaan adalah masyarakat di pusat kota-
kota besar dan sekitarnya. Target geografis selanjutnya ditinjau dari
permintaan pasar dan tingkat penjualan.
2. Target secara demografis, yaitu semua umur, semua etnis, semua
penghasilan baik laki-laki maupun perempuan.
3. Berdasarkan produk yang berupa minuman susu fermentasi.
4. Produk yang akan dibeli pelanggan adalah minuman.
5. Target konsumen yang memperhatikan kesehatannya (Maulidia, 2017)
2.4.36 Positioning PT Yakult Indonesia Persada

57
Positioning merupakan cara pemasar menanamkan citra, persepsi, dan
imajinasi atas produk yang ditawarkan kepada konsumen melalui proses
komunikasi. Positioning tidak sama dengan segmentasi baik diferensiasi ataupun
konsentrasi. PT Yakult Indonesia Persada sebagai market leader, hal ini dapat
dilihat dari penguasaan pasar Yakult yang sampai saat ini lebih dari 50%
dibandingkan minuman probiotik yang lain. Dengan slogan minuman
susu fermentasi “pelopor probiotik” yang bermanfaat bagi kesehatan sistem
pencernaan berhasil secara konsisten menjaga penguasaan pasar dari tahun ke
tahun (Maulidia, 2017)
2.4.37 Analisa SWOT PT Yakult Indonesia Persada
Berikut hasil analisis SWOT PT Yakult Indonesia Persada :
1. Strength
Strength PT Yakult Indonesia Persada yaitu :
a. Yakult merupakan satu-satunya minuman prebiotik yang mengandung
bakteri yang bermanfaat bagi tubuh manusia, yaitu bakteri lactobacillus
casei shirota strain.
b. Cita rasa yang terdapat pada Yakult murni tanpa tambahan rasa, karena
Yakult merupakan minuman susu fermentasi yang dibuat dengan cara
memfermentasi susu bubuk skim yang mengandung bakteri asam laktat
hidup lactobacillus casei shirota strain dibandingkan minuman kesehatan
lainnya sehingga rasa dan warna Yakult-pun lebih alami dan higienis.
c. Yakult berhasil meraih berbagai penghargaan yaitu berhasil meraih
penghargaan : (1) Top Brand Award dan Indonesia Best Brand Award
2008 untuk bantuan ambulance untuk korban gempa Yogyakarta, (2) Pada
tanggal 28 Maret 2007, pabrik Yakult yang berada di Cicurug, Sukabumi,
mendapatkan penghargaan dari Badan POM RI yaitu berupa piagam
bintang tiga untuk keamanan pangan, (3) Pada 18 Desember 2007 Yakult
Indonesia meraih investment award sebagai yang terbaik ke-2 untuk
kategori PMA skala menengah-kecil, (4) Pada Agustus 2008 Yakult
Indonesia meraih penghargaan top brand award dan Indonesia best brand
award untuk kategori minuman probiotik.
d. Manfaat Yakult adalah terletak pada bakterinya yang mampu hidup
sampai usus kita karena itu bakteri ini dapat memberikan berbagai
manfaat baik dalam tubuh manusia.

58
e. PT Yakult benar-benar menggunakan tenaga kerja yang kompeten untuk
menjaga mutunya, pendistribusian Yakult ditangani langsung oleh staff
perusahaan.
f. PT Yakult Indonesia Persada telah go internasional.
g. Diadakannya pengujian terus-menerus oleh Yakult ini terhadap produk
yang dihasilkan berkenaan dengan kesterilan dari produknya.
h. Sarana dan prasarana produksi berupa alat-alat canggih/modern.
i. Mempunyai staff ahli
j. Pendistribusian yang luas
k. Penguasaan pangsa pasar
l. Letak pabriknya strategis
m. Produk Yakult terkenal di negara-negara Asia dan populer di kalangan
masyarakat Indonesia.
n. Botol yakult terbuat dari plastik yang ringan, aman, dan mudah didaur
ulang
o. Yakult memiliki jargon produk yaitu “Minuman Keluarga Sehat”.
p. Perusahaan Yakult memiliki komitmen yang baik dalam menjaga
keamanan produk yang dihasilkan. Jaminan keamanan produk merupakan
bagian penting dari pengembangan penelitian produk. Dalam menjaga
kualitas produknya, Yakult mendapatkan sertifikasi ISO:9001 untuk
standar sistem manajemen kualitas (Indrawan, 2016)
2. Weakness
Weakness PT Yakult Indonesia Persada yaitu :
a. Karena Yakult minuman yang dibuat dengan cara memfermentasi susu
bubuk skim yang mengandung bakteri asam laktat hidup lactobacillus
casei shirota strain dan tanpa menambah bahan pengawet sedikitpun,
maka Yakult harus selalu disimpan di dalam pendingin (di bawah 10°C)
karena penyimpanan di dalam pendingin akan menjaga bakteri Yakult
tetap non aktif. Hal ini guna untuk menjaga mutu dari minuman ini
sendiri dan hanya mampu bertahan sampai 40 hari saja.
b. Belum banyaknya varian yang dibuat oleh Yakult, Yakult baru membuat
dua varian produknya yaitu Yakult dan Yakult Ace. Dimana Yakult Ace
inipun barangnya masih dimpor dari Malaysia.
c. Cara perekrutmen yang dilakukan oleh PT Yakult yang menggunakan
HOMES menimbulkan masalah adanya nepotisme

59
d. Transportasinya masih menggunakan angkutan darat.
e. Manajemen kurang siap terhadap perubahan
f. Kurang menyerap tenaga kerja karena PT Yakult Indonesia Persada telah
menggunakan teknologi modern.
g. Ukuran Yakult yang kecil dapat menyebabkan tidak terlihatnya produk
Yakult diantara produk lainnya yang didinginkan dalam beberapa lemari
es
h. Kemasan plastik 1 pack dapat menyebabkan kesulitan bagi konsumen
yang membeli secara eceran (Indrawan, 2016)
3. Opportunity
Opportunity PT Yakult Indonesia Persada yaitu :
a. Pasar domestik dan global masih terbuka lebar untuk dimanfaatkan, baik
karena ekspansi daerah baru dan menjaga tingkat penuaan usus.
b. Pola hidup konsumen yang masih memperhatikan kesehatannya, ususnya
untuk menjaga usus.
c. Menambahkan Yakult ke makanan lain, misalnya, milk shake.
d. Masih sedikitnya kompetitor yang mengembangkan produk seperti yakult
ini (Indrawan, 2016)
4. Threat
Threat PT Yakult Indonesia Persada yaitu :
a. Banyaknya minuman-minuman probiotik yang beredar di pasar Indonesia
saat ini
b. Konsumen bosen terhadap rasa yakult
c. Adanya subtitusi untuk minuman sehat (Indrawan, 2016)
Berdasarkan analisa SWOT dapat dilakukan strategi diversifikasi
konglomerat yaitu dengan menambah produk-produk baru karena saat ini produk
yang ada telah jenuh dan perusahaan mempunyai peluang untuk membeli bisnis
yang tidak berkaitan dan merupakan peluang investasi yang menarik maupun
mempunyai modal dan kemampuan manajemen yang dibutuhkan dalam bersaing
di industri baru. Untuk strategi unit bisnis PT Yakult Persada menggunakan
strategi fokus diferensiasi. Saat ini perusahaan belum mengalami penurunan yang
tertalu tinggi namun masyarakat sudah merasa jenuh dengan produk dan terdapat
pesaing baru yang perkembangannya mulai terlihat. Maka langkah yang perlu
diambil untuk menjalankan strategi tersebut meliputi:

60
1. Pengembangan Marketing. PT Yakult Indonesia Persada telah memiliki
karyawan yang terbatas karena di perusahaan ini memiliki peralatan ang
berteknologi tinggi. Perusahaan harus mengeluarkan produk baru yang
masih berhubungan dengan produk lama, namun untuk merealisasikan
proyek tersebut maka dibutuhkan tenaga kerja sales professional.
Munculnya produk baru harus diimbangi dengan program promosi dan
tenaga sales yang handal ditambah dengan program promosi
2. Pengembangan tenaga Research and Development yang semakin kuat.
Untuk pengembangan produk baru maka tim R&D dibutuhkan. Hal ini
dilakukan untuk membuat penelitian dalam mengetahui produk yang
dibutuhkan masyarakat atau persepsi masyarakat mengenai suatu produk.
Hasil dari penelitian tersebut digunakan untuk menciptakan sistem baru
yang lebih baik bagi perusahaan dengan melakukan : (a) Pelatihan untuk
tim R&D dan (b) Penelitian produk baru
3. Pengembangan produk dengan varian rasa. PT Yakult Indonesia Persada
perlu mengembangkan produknya menjadi produk yakult yang memiliki
varian rasa, ini untuk menghindari fase declaine produk (Indrawan, 2016)
2.4.38 Analisa Bauran Pemasaran Yakult di Indonesia.
Analisa bauran pemasaran Yakult di Indonesia yaitu sebagai berikut :
1. Product
PT Yakult Persada Indonesia hanya memproduksi satu jenis produk saja yaitu
Yakult. Yakult sendiri dikemas di dalam sebuah botol plastik kecil dan dijual
perbungkus isi 5 botol. Yakult adalah minuman probiotik mirip yoghurt yang
dibuat dari fermentasi skimmed milk dan gula dengan bakteri lactobacillus casei
shirota strain karena lactobacillus casei shirota strain dapat ditemui dalam sistem
pencernaan. Yakult dipromosikan sebagai minuman yang baik untuk kesehatan.
Minuman yang mengandung bakteri bermanfaat untuk menekan pertumbuhan
bakteri jahat. Yakult dibuat dengan cara memfermentasi campuran susu bubuk
skim dan glukosa menggunakan bakteri lactobacillus casei shirota strain, bakteri
unggul hasil seleksi dan temuan Dr. Minoru Shirota yang diteruskan sampai saat
ini oleh Yakult Central Institue for Microbiological Research (Indrawan, 2016)
Yakult dibuat dari bahan-bahan : (a) Bakteri lactobacillus casei shirota strain
hidup, (b) Susu bubuk skim, (c) Sukrosa dan glukosa, (d) Perisa, dan (e) Air.
Yakult sendiri dapat bertahan sejak pembuatannya sampai dengan tanggal
kadaluwarsanya karena : (a) Asam laktat yang dihasilkan secara alami selama

61
proses fermentasi dapat memperpanjang umur simpanannya, (b) Pembuatannya
secara hygienis, dan (c) Penyimpanan pada suhu dibawah 10oC (Indrawan, 2016)
Yakult bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan kita karena dapat
membantu : (a) Mencegah gangguan pencernaan termasuk memudahkan buang air
besar dan mencegah diare, (b) Meningkatkan kekebalan tubuh, (c) Meningkatkan
jumlah bakteri berguna dalam usus, (d) Mengurangi racun dalam usus, dan (e)
Membatasi jumlah bakteri yang merugikan (Indrawan, 2016)
2. Price
Yakult dijual satu banded berisi 5 x 65ml dengan harga Rp 8.000,-. Strategi
penetapan harganya yaitu HPP yang dikeluarkan dalam satu bungkus yakult (5
botol) yang dijual yaitu sebagai berikut :
Biaya yang dikeluarkan :
Plastik pembungkus luar : Rp 200,-
Botol plastik (5 buah) : Rp 1.400,-
Air : Rp 500,-
Sukrosa, susu bubuk skim, glukosa, perisa yakult : Rp 400,-
Bakteri lactobacillus case shirota strain : Rp 1.500,-
Total HPP : Rp 4.000,-
Harga jual yang ditetapkan dalam satu bungkus yakult dari produsen adalah
sebagai berikut :
Total HPP : Rp 4.000,-
Laba yang diharapkan : Rp 2.000,-
Harga jual : Rp 6.000,-
3. Place
PT Yakult merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang
produksi susu fermentasi. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 2 Februari 1990.
Pabrik Yakult mulai berproduksi pada bulan Januari tahun 1991 dengan
menggunakan dana Modal Penanaman Asing (PMA) 100% dari Yakult Jepang.
Awalnya pabrik Yakult berada di Jakarta. Akan tetapi karena jumlah air bersih
semakin sulit di Jakata maka pabrik ini dipindahkan ke Sukabumi, Jawa Barat,
dengan luas tanah 50.000 m2 dan luas bangunan 12.952 m2 (Indrawan, 2016)
PT Yakult merupakan perusahaan multinasional Jepang yang membuka
cabang di Indonesia. Mengingat Indonesia merupakan salah satu pasar yang
potensial dengan presentase negara konsumtif se-Asia Tenggara. Untuk
menjangkau pasar yang potensial, PT Yakult mendirikan pabrik-pabrik pada

62
daerah yang berpotensial berdasarkan ciri-ciri seperti daya beli, pendapatan
penduduk, serta mendekati sumber bahan baku. Dalam pembuatan Yakult, bahan
baku yang digunakan adalah bakteri, susu bubuk, glukosa, dan air. Sedangkan
bahan yang digunakan untuk membuat botolnya adalah polysteren dan tutupnya
dibuat menggunakan aluminium foil. Bahan-bahan tersebut didapatkan dari
berbagai macam sumber seperti misalnya air didapatkan dari mata air Gunung
Gede dan bahan susu didapat dari peternakan susu sapi yang berada di sekitar
lokasi pabrik (Indrawan, 2016)
Tersedianya fasilitas transportasi baik lewat udara, air, ataupun darat akan
melancarkan pengadaan faktor-faktor produksi dan penyaluran produk
perusahaan. Untuk melaksanakan kegiatan pengangkutan ada 4 jenis fasilitas yang
sering digunakan yaitu : (1) Kereta api, (2) Truk/angkutan jalan raya lainnya, (3)
Pengangkutan melalui air, kapal laut, dan (4) Pengangkutan melalui udara,
pesawat. Mengingat keadaan geografi di Indonesia, maka peranan pengangkutan
melalui air juga penting. Di samping itu juga pengangkutan melalui air relatif
murah walaupun pergerakan/kegiatan pengangkutan melalui air ini lebih lambat.
Peran pengangkutan melalui udara di Indonesia masih belum begitu besar
mengingat biayanya yang sangat mahal dan fasilitasnya masih kurang. Tetapi,
bagaimanapun perusahaan berlokasi, karena produk perusahaan harus disalurkan
dari produsen bahan mentah ke pemakai akhir. Karena sumber bahan mentah
dekat dengan lokasi pabrik maka akan memudahkan jalur transportasi
pengangkutan bahan mentah serta pendistribusiannya melalui jalur transportasi
darat berupa truk, motor, dan sarana transportasi lainnya yang akan didistribusikan
ke beberapa outlet seperti supermarket, koperasi, warung. Dengan tersedianya
jalur dan fasilitas transportasi akan memudahkan proses pemasaran PT Yakult
(Indrawan, 2016)
4. Promotion
Yakult mengiklankan produknya menggunakan media elektronik seperti
televisi dan radio, media cetak seperti majalah dan koran, serta internet dengan
situs resminya yaitu www.yakult.co.id, serta melalui berbagai media sosial seperti
facebook, twitter, dan kaskus. Namun, tentu saja masyarakat paling mengingat
produk yakult iklannya di televisi. Yakult mempunyai tagline, “Cintai ususmu
minum yakult tiap hari”. Ketika masyarakat mendengar tagline ini di televisi,
tagline tersebut langsung memberikan masyarakat pesan dan kesan jika meminum
yakult setiap hari akan membuat usus kita sehat dan membuat yakult menjadi

63
produk yang wajib dikonsumsi oleh masyarakat setiap hari. Yakult memilih
tagline ini tentu saja sangat berarti. Cintai usus adalah cara baru untuk peduli
terhadap diri sendiri. Usus adalah organ tubuh yang penting agar tubuh menjadi
bugar, kuat, dan segar. Jika usus kita baik maka kitapun bisa hidup dengan baik
pula (Indrawan, 2016)
5. Process
Setiap tahapan proses produksi Yakult harus memenuhi standar internasional
secara ketat dan higienis untuk menjamin kualitas produk dan proses produksi
dilakukan dengan cara-cara yang ramah lingkungan (Indrawan, 2016)
Pabrik Yakult menggunakan mesin otomatis dan sistem tertutup yang
merupakan standar bagi seluruh pabrik Yakult di penjuru dunia dan seluruh
perlengkapan produksi menggunakan bahan stainless steel terbaik yang
berkualitas. Untuk menghasilkan produk yang aman dengan kualitas terbaik.
Yakult. Indonesia menerapkan proses produksi berdasarkan manajemen keamanan
pangan sesuai standar ISO 22000:2005. Selain itu perusahaan juga mengambil
tindakan lebih lanjut dalam menerapkan sistem manajemen kualitas sendiri yang
ketat berdasarkan standar sertifikat tersebut. Dengan demikian perusahaan telah
menciptakan jaminan kualitas yang tinggi untuk menghasilkan produk yang aman
dan berkualitas baik (Indrawan, 2016)
Agar menjamin proses produksi serta penanganan produk Yakult yang benar-
benar higienis, perusahaan menerapkan suatu standar prosedur operasi yang
dibakukan. Sebagai contoh, pintu masuk karyawan dilengkapi dengan pembersih
sepatu otomatis. Selain itu, pintu-pintu di ruang produksi hanya dapat dibuka
apabila karyawan telah mensucihamakan kedua tangannya. Setelah itu, sebelum
memasuki ruang produksi, karyawan harus melalui air shower yang berfungsi
untuk membersihkan pakaian mereka dari kotoran yang menempel (Indrawan,
2016)
6. People
PT Yakult membangun hubungan masyarakat yang baik melalui sistem
distribusi Yakult Lady. Sistem distribusi Yakult Lady yaitu sistem pendistribusian
Yakult oleh ibu-ibu rumah tangga kepada masyarakat di lingkungan tempat
tinggal mereka. Ketika melayani masyarakat, Yakult Lady memberikan informasi
kesehatan kepada pelanggan sehingga Yakult Lady disebut pula sebagai “Pusat
Informasi Berjalan”. Para sales Yakult ini memiliki wilayah pemasaran yang tetap
sehingga bisa mendorong keakraban yang berlanjut antara sales dengan para

64
konsumen. Beberapa sales yang komunikatif dan luwes bahkan merasa memiliki
banyak teman dan kerabat baru yang didapatkan selama mereka bertugas.
Keterampilan berkomunikasi akan menjadi modal utama bagi para sales ini dalam
meningkatkan target penjualannya (Indrawan, 2016)
Yakult Lady yang secara tidak langsung juga bertugas mengampanyekan
program kunjungan pabrik. Program kunjungan ke pabrik yakult membuat
pengunjung dapat melihat secara langsung proses produksi Yakult. Tenaga sales
yang rata-rata ibu rumah tangga mungkin lebih menarik simpati dan membuat
para calon konsumen tak tega untuk menolaknya. Berbeda dengan sales produk
produk otomotif yang lebih menonjolkan penampilan fisik, para sales yakult
adalah ibu-ibu yang rata-rata berusia 30-50 tahun, namun penampilan fisiknya
sangat bersahaja dan menawarkan keramahan dan kehangatan yang mungkin tidak
bisa kita dapatkan saat berbelanja di pasar swalayan. Strategi pendekatan sisi
kemanusiaan yang tengah ditawarkan produsen Yakult ini tampaknya cocok
dengan karakteristik masyarakat Indonesia yang masih sangat erat memegang
teguh nilai-nilai kekeluargaan (Indrawan, 2016)
2.4.39 Ergonomi Industri PT Yakult Indonesia Persada
Terdapat 2 aspek ergonomi yang diterapkan di perusahaan Yakult yaitu
pada kemasan dan pekerjanya yaitu sebagai berikut :
a. Penerapan Aspek Ergonomis Ditinjau Dari Kemasan Yakult
Pengemas produk Yakult dengan leher sempit. Pemilihan bentuk botol
bertujuan untuk memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi Yakult. Botol
Yakult ini terbuat dari plastik, yang ringan, aman, dan mudah didaur ulang. Jenis
plastik yang digunakan untuk membuat botol produk yaitu PS (Polistirena resin).
Jenis plastik ini aman untuk sekali pakai dan menunjukkan warna alami yang
dimiliki produk. Polistirena pada kemasan yakult ini sangat cocok untuk
mengemas bahan yakult yang tidak mengandung alkohol dan lemak. Setiap lima
botol (produk yakult) dikemas dalam 1 pack dengan menggunakan plastik jenis
polietilen. Selanjutnya dari lima botol tersebut akan di pak lagi menjadi 50 botol.
Botol yakult ditutup menggunakan tutup aluminium foil, yang tidak resealable
untuk memastikan bahwa produk tersebut dikonsumsi saat membuka. Ini
meminimalkan risiko kontaminasi. Pada label kemasan terdapat informasi tentang
nama produk, daftar bahan baku, berat bersih, nama dan alamat produsen,
keterangan halal, waktu kadaluwarsa dan informasi penting dari Yakult sendiri
(Adi, 2015)

65
Berdasarkan analisa terhadap kemasan produk yakult, ternyata ada beberapa
kelemahan yaitu tidak adanya suara konsumen pada kemasan botol. Namun
adanya pada kemasan plastik 1 pack. Sehingga ini menjadi kesulitan bagi
konsumen yang membeli secara eceran. Namun, dari segi kenampakan, baik
bentuk maupun warna sudah relative bagus. Bentuk botol ergonomis karena dalam
desainnya memperhatikan cara minum konsumen. Sedangkan warna dari kemasan
yaitu dominan putih transparan dengan tulisan huruf berwarna merah sehingga
sangat eye catching dan sangat kontras dengan warna dasar botol.Selain itu
mempermudah konsumen dalam membaca informasi yang ada pada badan botol
yakult sehingga konsumen dapat menggunakan produk ini dengan aman nyaman
dan sehat, sesuai dengan aspek ergonomi itu sendiri (Adi, 2015)
b. Penerapan Aspek Ergonomis Ditinjau dari Para Pekerja.
Pekerja di pabrik Yakult belum cukup ergonomi. Ada beberapa pekerja yang
sudah sesuai dengan aspek ergonomi namun juga ada yang belum. Apabila dilihat
dari tata letak mesin dan pekerjanya sudah aman dan nyaman. Satu buah mesin
terdapat 3-4 pekerja yang duduk berjejeran untuk mengamati botol-botol Yakult
yang berjalan. Namun ada 2 pekerja di bagian pembotolan yang berdiri
disamping sebuah mesin. Mereka berugas untuk mengantikan dan mengontrol
ketersediaan botol kosong dan tutup aluminium foil. Pekerja tersebut tidak
merasakan nyaman karena harus berdiri dalam waktu yang lama. Selain itu, hanya
ada seorang pekerja dibagian penyusunan botol ke pallet, ia harus berdiri cukup
lama untuk menyusun botol-botol yang jumlahnya ratusan keatas pallet (Adi,
2015)
2.4.40 Model Manajemen PT Yakult Indonesia Persada
Model manajemen yang digunakan oleh PT Yakult Indonesia Persada
adalah struktur manajemen staff. Struktur organisasi manajemen staff ini
berbentuk adanya gabungan antara struktur organisasi lini dan fungsional.
Perbedaannya adalah adanya staff ahli yang menangani perusahaan. Adanya staff
ahli dalam PT. Yakult Indonesia Persada ini dikarenakan Yakult untuk mengukur
produk agar dapat dijual dengan standardisasi yang sama dengan di Jepang dan di
tempat-tempat lainnya (Prasetyohadi, 2013). Dengan diadakannya pengujian
terus-menerus oleh Yakult ini terhadap produk yang dihasilkan berkenaan dengan
kesterilan daripada produknya. Apabila ada produk yang tidak sesuai dengan
standar atau ukuran yang ditetapkan oleh Yakult, maka produk akan dipisahkan

66
kemudian di-repackage. Selain itu, ada juga yang dibuang apabila hasil tesnya
tidak sesuai (Prasetyohadi, 2013)
2.4.41 Strategi Pemasaran Yakult
Strategi pemasaran Yakult yaitu sebagai berikut :
a. Periklanan (Advertising)
Yakult mengiklankan produknya menggunakan media elektronik seperti TV
dan radio, media cetak seperti majalah dan koran, serta internet dengan situs
resminya yaitu www.yakult.co.id, serta melalui berbagai media sosial seperti
facebook, twitter, dan kaskus. Namun, tentu saja masyarakat paling mengingat
produk yakult berkat iklannya di TV. Yakult mempunyai tagline, “Cintai ususmu
minum Yakut tiap hari”. Ketika masyarakat mendengar tagline ini di TV, tagline
tersebut langsung memberikan masyarakat pesan dan kesan jika meminum yakult
setiap hari akan membuat usus kita sehat dan membuat yakult menjadi produk
yang wajib dikonsumsi oleh masyarakat setiap hari. Yakult memiih tagline ini
tentu saja sangat berarti. Cintai usus adalah cara baru untuk peduli terhadap diri
sendiri. Usus adalah organ tubuh yang penting agar tubuh menjadi bugar, kuat,
dan segar. Jika usus kita baik maka kitapun bisa hidup dengan baik pula.
b. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Yakult juga pernah memberikan promo harga di warung dan supermarket
dengan “beli 5 gratis 1”. Yakult Lady-pun akan memberikan kita harga yang lebih
murah dibandingkan dengan harga di warung ketika mereka berkunjung ke
rumah-rumah warga.
c. Hubungan Masyarakat (Public Relation)
PT Yakult membangun hubungan masyarakat yang baik melalui sistem
distribusi Yakult Lady. Sistem distribusi Yakult Lady yaitu sistem pendistribusian
Yakult oleh ibu-ibu rumah tangga kepada masyarakat di lingkungan tempat
tinggal mereka. Ketika melayani masyarakat, Yakult Lady memberikan informasi
kesehatan kepada pelanggan sehingga Yakult Lady disebut pula sebagai “Pusat
Informasi Berjalan”. Para sales Yakult ini memiliki wilayah pemasaran yang tetap
sehingga bisa mendorong keakraban yang berlanjut antara sales dengan para
konsumen. Beberapa sales yang komunikatif dan luwes bahkan merasa memiliki
banyak teman dan kerabat baru yang didapatkan selama mereka bertugas.
Keterampilan berkomunikasi akan menjadi modal utama bagi para sales ini dalam
meningkatkan target penjualannya. Yakult Lady yang secara tidak langsung juga
bertugas mengampanyekan program kunjungan pabrik. Program kunjungan ke

67
pabrik yakult membuat pengunjung dapat melihat secara langsung proses
produksi Yakult.
d. Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Tenaga sales yang rata-rata ibu rumah tangga mungkin lebih menarik simpati
dan membuat para calon konsumen tak tega untuk menolaknya. Berbeda dengan
sales produk produk otomotif yang lebih menonjolkan penampilan fisik, para
sales yakult adalah ibu-ibu yang rata-rata berusia 30-50 tahun, namun penampilan
fisiknya sangat bersahaja dan menawarkan keramahan dan kehangatan yang
mungkin tidak bisa didapatkan saat berbelanja di pasar swalayan. Strategi
pendekatan sisi kemanusiaan yang tengah ditawarkan produsen Yakult ini
tampaknya cocok dengan karakteristik masyarakat Indonesia yang masih sangat
erat memegang teguh nilai-nilai kekeluargaan (Pratama, 2017)
2.4.42 Faktor Yang Berpengaruh di PT Yakult Indonesia Persada
Faktor yang berpengaruh yaitu : (1) Faktor lingkungan perusahaan. Yang
memiliki pengaruh untuk kenyamanan para pekerja/karyawan dalam melakukan
tugasnya dari memproduksi hingga mendistribusikannya, (2) Faktor kepercayaan
kepada pengecer, apabila barang yang dikirim perusahaan kepada pengecer dalam
kondisi baik, maka akan memperpanjang kontrak pendistribusian produk dari PT
Yakult Indonesia, dan (3) Faktor kepercayaan konsumen, konsumen akan
meningkatkan daya beli mereka apabila produk PT Yakult Indonesia mampu
menciptakan rasa yang sungguh enak, maka para konsumen akan mencari produk
tersebut. Hal ini lah yang mendukung terbesar berkembangnya PT Yakult
Indonesia dalam berbagai produknya (Setiawan, 2013)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Desain proses ialah suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan
serta peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna baik barang atau
jasa. Proses produksi pada hakekatnya merupakan proses perubahan
(transformasi) dari bahan/komponen (input) menjadi produk yang lain yang
mempunyai nilai. Proses produksi saat ini berkembang pesat karena kemajuan
teknologi dan didorong oleh usaha untuk meningkatkan kualitas produktivitas
dan fleksibilitas produk. Proses produksi dapat dibedakan baik atas dasar

68
karakterisktik aliran prosesnya maupun tipe pesanan langganan. Dapat
diklasifikasikan ke dalam 5 kategori : (a) Aliran Garis (Line Flow Process).,
(b) Aliran Intermitern (Job Shop atau Jumbled Flow Process), (c) Proyek
(Project), (d) Sistem Manufaktur Fleksibel (Flexible Manufacturing System),
dan (e) Sistem Manufaktur Tangkas (Agile Manufacture System). Keputusan-
keputusan yang berkaitan dengan seleksi proses, menentukan jenis proses
produksi yang akan digunakan dan waktu yang tepat dari proses tersebut.
Manajer operasi harus dapat memutuskan apakah memproduksi hanya untuk
pesanan pelanggan atau persediaan. Manajer juga harus memutuskan apakah
mengatur aliran proses sebagai batch proses produksi high volume line flow
atau low flow volume. Serta memutuskan apakah akan berintegrasi ke depan
(ke arah pasar) atau ke belakang (ke arah pemasok). Semua keputusan
membantu menentukan jenis proses yang akan digunakan untuk membuat
suatu produk. Jadi, seleksi produk merupakan serangkaian keputusan
mengenai tipe atau jenis produksi dan peralatan yang digunakan. Faktor-
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam seleksi proses ialah : (a) Kebutuhan
modal, (b) Kondisi pasar, (c) Tenaga kerja, (d) Bahan mentah, (e) Teknologi;
dan (f) Ketrampilan manajemen. Faktor-faktor dalam pembuatan seleksi
proses diantaranya sebagai berikut : (a) Kebutuhan modal, (b) Kondisi pasar,
(c) Tenaga kerja, (d) Bahan baku, (e) Teknologi, dan (f) Keterampilan
manajemen. forecasting, scheduling, dan pengendalian persediaan
2. Made to Stock adalah membuat suatu produk akhir untuk disimpan, dan
kebutuhan untuk konsumen akan diambil dari persediaan di gudang.
Contohnya yaitu barang-barang konsumsi (makanan kemasan, minuman,
peralatan mandi dan lain-lain. Karakteristik Made to Stock yaitu : (1)
Menyimpan produk jadi, (2) Tingkat persediaan tergantung pada waktu
respon permintaan pelanggan dan tingkat variabilitas permintaan, (3) Jika
lead time singkat, maka tingkat persediaan lebih sedikit, penanganan cepat
bila ada permintaan tak terduga, dan membutuhkan kapasitas yang fleksibel,
(4) Kebanyakan perusahaan Made to Stock intensif pada modal yang
diperlukan untuk menjamin layanan pelanggan yang dapat diterima, (5)
Pelanggan perusahaan Make to Stock tidak bersedia menunggu lama untuk
mendapatkan produk yang mereka butuhkan, (6) Jadwal produksi biasanya
diatur oleh perkiraan permintaan, dan (7) Bagian sales harus menjual
berdasarkan Available to Promise (ATP) yaitu porsi dari persediaan yang

69
belum teralokasikan/terikat dengan order. Strategi Made to Order mempunyai
persediaan tetapi hanya dalam bentuk desain produk dan beberapa bahan
baku standar, sesuai dengan produk yang telah dibuat sebelumnya. Aktivitas
proses berdasarkan order konsumen. Aktivitas proses dimulai pada saat
konsumen menyerahkan spesifikasi produk yang dibutuhkan dan perusahaan
akan membantu konsumen menyiapkan spesifikasi produk, beserta harga dan
waktu penyerahan. Apabila telah dicapai kesepakatan, maka perusahaan akan
mulai membuat komponen dan merakitnya menjadi produk dan kemudian
menyerahkan kepada konsumen. Pada strategi ini, resiko terhadap investasi
persediaan kecil, operasionalnya lebih fokus pada keinginan
konsumennya. Contoh produk : Komponen mesin, komputer untuk riset, dan
lain-lain
3. Terdapat 3 jenis aliran proses atau produk yaitu sebagai berikut : (a) Garis.
Merupakan urutan dalam membuat produk atau jasa, (b) Intermiten
(Terputus-putus). Aliran intermiten adalah proses produksi dalam kelompok-
kelompok interval yang terputus-putus, dan (c) Proyek. Digunakan untuk
memproduksi produk yang khusus atau unik. Adapun karakteristik aliran
operasi adalah sebagai berikut : (a) Flow shop, (b) Continuous, (c) Job shop,
(d) Batch, dan (e) Proyek. Terkait jenis pesanan pelanggan, yang
mempengaruhi pemilihan proses yaitu : (a) Membuat produk untuk
persediaan dan (b) Membuat produk atas pesanan. Prosedur dalam pemilihan
proses dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut : (a) Penentuan
operasi-operasi yang diperlukan untuk melakukan proses pembuatan tiap-tiap
komponen, (2) Identifikasi berbagai tipe peralatan yang dapat digunakan
untuk melakukan elemen operasi yang telah ditentukan pada tahap 1, (3)
Melakukan analisis waktu proses perunit, pendayagunaan peralatan untuk
berbagai macam elemen operasi, dan analisis terhadap alternatif tipe
peralatan, (4) Pembakuan atau standardisasi proses, dengan input berupa hasil
analisis tahap ketiga.
4. PT Yakult menghasilkan produk dalam volume tinggi tetapi variasi rendah.
Strategi proses yang dipilih adalah fokus pada produk. PT Yakult hanya
memiliki satu jenis produk. Selain itu, peralatan yang digunakan memiliki
fungsi yang khusus dan pesanan serta panduan kerja sedikit karena semua
sudah tersandarisasi. Hal ini terbukti dengan adanya Standar Operasional
Prosedur kerja bagi karyawan perusahaan. Dalam pembuatan Yakult, bahan

70
baku yang digunakan adalah bakteri, susu bubuk, glukosa, dan air. Sedangkan
bahan yang digunakan untuk membuat botolnya adalah polysteren dan
tutupnya dibuat menggunakan aluminium foil. Bahan-bahan tersebut
didapatkan dari berbagai macam sumber, seperti misalnya air didapatkan dari
mata air Gunung Gede. Untuk menghasilkan Yakult, perusahaan melakukan
beberapa tahap proses produksi yaitu sebagai berikut : (a) Pembibitan, (b)
Fermentasi, (c) Pelarutan, (d) Pengkulturan bakteri, (e) Pencampuran gula
dan air, (f) Proses pencetakan botol, (g) Penyimpanan botol, (h) Penangkap
botol, (i) Pembotolan, (j) Pengemasan, (k) Pembawa pallet, (l) Ruang
pendingin, (m) Pengiriman, (n) Ruang kendali mutu, dan (o) Ruang kendali
mutu mikrobiologi. PT Yakult juga menggunakan strategi tata letak sel kerja,
dimana mengorganisasikan ulang tenaga kerjanya dan mesin yang biasanya
tersebar pada departemen beragam sehingga dapat memusatkan perhatian
dalam membuat suatu produk yang saling berkaitan. PT Yakult memproduksi
suatu produk yang mempunyai karakteristik sama dan memungkinkan untuk
diproses dalam sel kerja tertentu. Perencanaan kapasitas PT Yakult
mempertimbangkan empat hal, yaitu : (a) Peramalan permintaan secara
akurat, (b) Adanya perubahan teknologi dan peningkatan kapasitas, (c)
Tingkat operasi yang optimal, dan (d) Adanya perubahan-perubahan lain. PT
Yakult memiliki kapasitas yaitu sekitar 3.300.000 botol/hari. Namun produksi
yang dilakukan setiap harinya dapat berubah sesuai dengan permintaan yang
ada. Dari proses-proses produksi di atas bisa diketahui bahwa PT Yakult
Indonesia ini masuk ke dalam tipe proses produksi terus-menerus (continuous
process) yang mana dalam prosesnya hanya menghasilkan satu produk
minuman dari bahan mentah sampai dengan barang jadi dengan pola proses
produksi yang berurutan sesuai dengan proses yang dijalankan, kegiatan ini
akan berjalan terus menerus dalam jangka yang lama. Untuk hal teknik proses
produksi, perusahaan Yakult ini masuk ke dalam proses analitis dimana pada
pembuatan minuman Yakult ini mengkombinasikan beberapa bahan mulai
dari bahan yang satu dengan bahan yang lainnya karena adanya proses
pencampuran bakteri sehingga menghasilkan suatu produk yang sudah sesuai
dengan standarisasi dan tentu saja sehat
3.2 Saran
Dengan mengacu pada kesimpulan yang telah dijelaskan di atas, maka
dapat dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut : (1) Agar proses produksi

71
berjalan lancar dan keuntungan ekonomis dapat tercapai sesuai dengan tujuan, ada
baiknya memperhatikan aspek-aspek pendukung agar dapat menentukan lokasi
untuk mendirikan sebuah pabrik dengan tepat, (2) Menambah varian rasa pada
produk maupun pengembangan kemasan pada produk, (3) Menjaga produk agar
tetap berbahan alami, dan (4) Melakukan maintenance terhadap mesin dan
teknologi karena sebagian besar proses produksi menggunakan mesin dan
teknologi

DAFTAR PUSTAKA
Adi. (2015, Januari 29). Manajemen Operasional. Dipetik Desember 9, 2019, dari
PT Yakult Indonesia Persada: http://timajestuoso.blogspot.com/2015/01
/profil-perusahaan-nama-perusahaan-pt.html
Alena. (2011, Maret 13). Artikel. Dipetik Desember 9, 2019, dari Perancangan
Proses, Produk, dan Jasa: https://alena19.wordpress.com/2011/03/
13/perancangan-proses-produk-dan-jasa/
Andi. (2013, Oktober 8). Operasional. Dipetik Desember 9, 2019, dari Pembuatan
Keputusan dalam Operasi-Operasi: http://about-oprasional.blogspot.com/
2013/10/pembuatan-keputusan-dalam-operasi.html
Dina. (2014, November 29). Desain Proses dan Kapasitas. Dipetik Desember 9,
2019, dari Pengertian Desain Proses: http://feelingshocking.blogspot.com/
2014/11/desain-proses-dan-kapasitas.html
Dita. (2011, April 6). Makalah. Dipetik Desember 9, 2019, dari Proses Produksi
dari Segi Manufacturing: http://ruanguntuksemua.blogspot.com/2011/04/
proses-produksi.html
Ernawati, R. (2016, April 21). Laporan. Dipetik Desember 9, 2019, dari
Manajemen Strategi PT Yakult Indonesia Persada: http://rinaernawati23.
blogspot.com/ 2016/04/manajemen-strategi_21.html
Firhamny. (2013, Oktober 5). Manajemen dan Organisasi. Dipetik Desember 9,
2019, dari Proses Manajemen Strategik PT Yakult Indonesia Persada:
http://frmhany.blogspot.com/2013/10/manajamen-dan-organisasi-pt-
yakult.html
Hestanto. (2015, Juli 29). Artikel. Dipetik Desember 9, 2019, dari Definisi
Perencanaan dan Pengendalian Produksi: https://www.hestanto.web.id/
perencanaan-dan-pengendalian-produksi/
Indrawan, R. A. (2016, November 13). Pengantar Bisnis. Dipetik Desember 9,
2019, dari Menganalisis Bauran Pemasaran PT Yakult Indonesia Persada:

72
http://rizkiagungindrawan05.blogspot.com/2016/11/menganalisis-bauran-
pemasaran-pt-yakult.html
Komalasari, D. (2012, Desember 31). Manajemen Operasional. Dipetik
Desember 9, 2019, dari Proses Produksi PT Yakult Indonesia Persada:
https://dewikomalasari62.wordpress.com/2012/12/31/proses-produksi-pt-
yakult-indonesia-persada/
Lestari, N. P. (2013, Oktober 10). Artikel. Dipetik Desember 9, 2019, dari
Manajemen dan Organisasi PT Yakult: http://putrinanda396.blogspot.com/
2013/10/manajemen-dan-organisasi-pt-yakult.html
Maulana, A. F. (2015, Juni 27). Teknik Industri. Dipetik Desember 9, 2019, dari
Make to Stock, Make to Order: http://ardikafajarmaulana.blog
spot.com/2015/06/make-to-stock-make-to-order.html
Maulidia, M. (2017, November 6). Laporan. Dipetik Desember 9, 2019, dari
Sistem Produksi PT Yakult Indonesia Persada: http://masyitamaulidiaa.
blogspot.com/2017/11/sistem-produksi-pt-yakult-indonesia_6.html
Prasetyohadi, T. (2013, Desember 30). Manajemen Operasional. Dipetik
Desember 9, 2019, dari Menganalisis PT Yakult Indonesia Persada:
https://tioprasetyohadi.wordpress.com/2013/12/30/menganalisa-pt-yakult-
indonesia-persada-tbk-2/
Pratama, R. (2017, Agustus 5). Makalah. Dipetik Desember 9, 2019, dari Analisa
dan Strategi Pemasaran Yakult: https://ranggapratama12.blogspot.com/
2017/08/analisa-dan-strategi-pemasaran-yakult.html
Radit. (2016, Oktober 3). Kumpulan Materi Kuliah. Dipetik Desember 9, 2019,
dari Perancangan Proses, Jasa, dan Perancangan Sistem Kerja:
http://kumpulanmeterikuliah.blogspot.com/2016/10/manajemen-
operasional.html
Rani. (2015, April 12). Alternatif KarakteristikAliran Produk. Dipetik Desember
9, 2019, dari Perancangan Proses, Produk, dan Jasa: http://fbm-
entrepreneur.blogspot.com/2015/04/alternatif-karakteristik-aliran-
produk.html
Retno. (2013, November 8). Makalah. Dipetik Desember 9, 2019, dari
Perancangan Proses Produksi: http://rachmawatiretno.blogspot.com/2013/
11/perancangan-proses-produksi.html
Rizky. (2016, Januari 23). Manajemen Operasional. Dipetik Desember 9, 2019,
dari Desain Produk dan Pemilihan Proses: https://econsydia.word
press.com/manajemen-operasional/254-2/
Rudi. (2017, Februari 29). Manajemen Operasional. Dipetik Desember 9, 2019,
dari Perencanaan Proses Produksi yang Efisien dan Efektif :
http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/perencanaan-proses-produksi-
yang.html
Setiawan, A. (2013, November 9). Manajemen. Dipetik Desember 9, 2019, dari
PT Yakult Indonesia Persada: http://arisxsetiawanxujang.blogspot.com/
2013/11/tugas-manajemen.html

73
Suparno, A. (2011, Oktober 2). Kompasiana. Dipetik Desember 9, 2019, dari
Pemilihan Proses Manufaktur: https://www.kompasiana.com/adizty
suparno/550dbd0a813311822bb1e4d4/pemilihan-proses-manufaktur
Surya, N. (2012, Mei 26). Manajemen Operasional. Dipetik Desember 9, 2019,
dari Desain Proses: http://oktamasna.blogspot.com/2012/05/manajemen-
operasional-desain-proses.html
Yuana, E. N. (2016, Januari 20). Laporan Kunjung Lapang MPO. Dipetik
Desember 9, 2019, dari Laporan Manajemen Produksi dan Operasi PT
Yakult Indonesia Persada: http://intancharamel.blogspot.com/2016/01/
laporan-kunjung-lapang-mpo.html

74

Anda mungkin juga menyukai