Anda di halaman 1dari 5

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan implementasi

kebijakan pemungutan pajak rstoran di Kabupaten Sidoarjo, oleh sebab itu dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Implementasi kebijakan pemungutan pajaak restoran di Kabupaten Sidoarjo.

a. Komunikasi.

Pada proses implementasi pemungutan pajak restoran yang dilakukan

oleh badan pelayanan pajak daerah kabupaten sidoarjo bahwa sudah baik, dimulai

dari dimensi komunikasi dengan adanya indikator transmisi dapat dikatakan

bahwa komunikasi tersebut baik dikarenakan informasi disampaikan melalui

kegiatan sosialisasi yang dilakukan petugas pajak untuk menyampaikan informasi

kepada wajib pajak restoran sehingga dapat mempengaruhi wajib pajak untuk

menyetorkan pajaknya. Kemudian pada indikator kejelasan dalam penyampaian

pesan atau perintah kepada anggotanya, sehingga dalam pelaksanaan dapat

dilakukan dengan intruksi yang sesuai. Sedangkan untuk indikator konsistensi

masing-masing perwakilan bidang melalui kepala bidang dapat mengetahui

intruksi yang dilakukan pada pembahasan rapat tersebut. Pada komunikasi pada

komunikasi tersebut dimana penyampaian pesan dari atas kebawah mendapat

feedback dari bawah keatas sebagai falidnya informasi yang sesungguhnya.

141
142

b. Sumberdaya

Pada pelaksanaan implementasi kebijakan pemungutan pajak restoran

dari indikator staf dapat di artikan belum baik, karena sumberdaya manusia yang

belum memadai dari segi kuantitas sumberdaya manusia. Hal tersebut terjadi

karena tidak jumlah petugas pajak yang tidak sebanding dengan jumlah wajib

pajak, selain itu dengan keterbatasan sumberdaya manusia pada petugas pajak

berakibat pada kurangnya informasi untuk restoran baru, seperti pada daerah

pojokan yang lokasinya berjauhan dari pusat kota sehingga diluar pantauan

petugas.

c. Disposisi

Pada dimensi disposisi komitmen para petugas pajak sudah baik, dalam

melaksanakan pemungutan pajak restoran. Petugas pajak dapat memantau wajib

pajak restoran yang baru, karena informasi yang didapat melalui masyarakat atau

wajib pajak lain, karena restoran baru tersebut yang jauh dari pantauan petugas

pajak. Dengan adanya keaktifan petugas pajak dapat mendaftarkan wajib pajak

serta bagi wajib pajak yang belum mendaftarkan pajak dihimbau supaya

mendaftarkan pajak. Selain itu petugas pajak juga menyarankan pada wajib pajak

untuk menerapkan tax 10% kepada konsumen restoran.

d. Struktur Birokrasi

Pada proses pennyelenggaraan implementasi kebijakan pemungutan

pajak restoran di Kabupaten Sidoarjo sudah sesuai dengan penerapan Standart

Operasional Prosedur Kerja (SOPK) petugas pajak. Dimana pelaksanaan tersebut

petugas pajak aktif dalam pemeriksaan kepada wajib pajak serta memberikan
143

sanksi yang sesuai dengan peraturan, sampai pada tahap penyitaan maupun

penyanderaan untuk wajib pajak yang tidak menyetorkan pajaknya. Sedangkan

pada aspek fragmentasi sudah berjalan baik dengan melaksanakan implementasi

pemungutan pajak restoran, sudah sesuai dengan job disk masing-masing bidang.

2. Faktor penghambat implementasi kebijakan pemungutan pajak restoran di

Kabupaten Sidoarjo

Berdasarkan pada faktor penghambat pada implementasi kebijakan

pemungutan pajak restoran adalah, dengan adanya wajib pajak yang tidak mau

menyetorkan pajaknya dengan omzet yang sebenarnya. Selain itu wajib pajak

yang belum taat dalam melakukan penyetoran, dikatakan belum taat karena wajib

pajak tersebut menyetorkan pajak lebih dari tanggal 10. Dengan keterlambatan

penyetoran tersebut wajib pajak mendapatkan dendan 2% pada setiap

keterlambatan penyetoran pajak. Dan untuk wajib pajak yang tidak menyetorkan

pajaknya maka deberi surat peringatan 1 sampai dengan peringatan 3 hingga pada

penyitaan atau penyanderaan. Selain pada wajib pajak faktor penghambat terletak

pada sumberdaya manusia yang belum memadai dari segi kuantitas yang tidak

sebanding dengan jumlah wajib pajak. Sehingga berdampak pada proses

implementasi kebijakan pemungutan pajak restoran, yang tidak semua wajib pajak

bisa diperiksa oleh petugas pajak karena keterbatasan sumberdaya manusia

tersebut

3. Faktor pendukung implementasi kebijakan pemungutan pajak restoran di

Kabupaten Sidoarjo
144

Pada faktor pendukung terletak pada disposisi dimana komitmen petugas

pajak untuk menjalankan pemungutan pajak restoran dengan melakukan

pendataan pada wajib pajak baru, mendaftarkan wajib pajak baru dan

mengarahkan wajib pajak baru untuk melakukan penndaftaran pajak. Jika pada

struktur birokrasi yang sudah baik dimana petugas pajak sudah menjalankan

implementasi kebijakan pemungutan pajak restoran sesuai dengan Standart

Operasional Prosedur Kerja (SOPK) kantor pajak. Seperti pada penerapan sanksi

denda 2% kepada wajib pajak yang belum taat, serta ketegasan petugas pajak

untuk memberikan surat peringatan dan sampai tahap penyitaan. Selain itu pada

disposisi sudah berjalan dengan baik dimulai dari pengerjaan job disk masing-

masing bidang maupun pada setiap individu.

5.2 Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian pada kesimpulan tersebut, maka penulis

dapat memberikan saran yang bertujuan untuk lebih meningkatkan pelaksanaan

implementasi kebijakan pemungutan pajak restoran di Kabupaten Sidoarjo

sebagai berikut :

1. Dalam implementasi kebijakan pemungutan pajak restoran di Kabupaten

Sidoarjo diharapkan kepada petugas pajak supaya lebih aktif lagi terhadap

pelaksanaan pemungutan pajak restoran, supaya bisa mendapatkan data wajib

pajak baru dengan berperan aktif untuk meninjau lapangan dengan sdm yang

sudah ada. Selain itu dapat memperbanyak sosialisasi kepada wajib pajak

baik secara langsung maupun tidak langsung yakni dengan menggunakan

media, seperti pada penggunaan media supaya lebih aktif karena selama ini
145

penggunaan media belum begitu aktif. Selain itu pada pemanfaatan fasilitas

penunjang pemungutan pajak restoran supaya dipergunakan sebaik mungkin.

2. Dalam faktor pendukung dan penghambat implementasi kebijakan

pemungutan pajak restoran di Kabupaten Sidoarjo agar wajib pajak taat

dengan peraturan yang ada, petugas pajak perlu lebih menekankan lagi

kepada wajib pajak untuk menyetorkan pajak dengan omzet sesungguhnya.

Apabila tidak dilakukan dapat terkena sanksi, supaya terdapat efek jera

sehingga wajib pajak tidak mengulangi perbuatan tersebut. Selain itu untuk

wajib pajak yang belum taat sudah terkena sanksi denda 2%, dengan adanya

denda tersebut petugas pajak harus menyampaikan kepada wajib pajak supaya

wajib pajak mengerti apa resikonya jika dalam keterlambatan penyetoran

pajak mendapatkan sanksi demikian.

Serta untuk mengatasi sumberdaya manusia yang belum memadai

terkait dengaan kuantitas sumberdaya manusia, bisa dilakukan perekrutan

pegawai baru atau dengan mencari informasi lebih ditingkatkan serta

membuat inovasi baru sehingga implementasi pemungutan pajak restoran

dapat berjalan dengan baik. Pada pegawai Badan Pelayanan Pajak Daerah

(BPPD) Kabupaten Sidoarjo supaya dapat menjalankan tugasnya sesuai

dengan SOPK, dengan melakukan tindakan yang tegas kepada para wajib

pajak yang tidak menyetorkan pajaknya maupun kepada wajib pajak yang

belum taat menyetorkan pajaknya. Dengan menerapkan sanksi yang telah ada

pada aturan mapupun dengan menggunkan surat sebagai teguran terhadap

wajib pajak.

Anda mungkin juga menyukai