Anda di halaman 1dari 10

IAIN Langsa

PENGARUH EKSTENSIFIKASI, KEPATUHAN WAJIB PAJAK, DAN


PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK
PENGHASILAN PASAL 25 WAJIB PAJAK BADAN DI
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA (KPP)
LANGSA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA

SYINTHIA
4032019043

Pembimbing:
Ibu Agustinar, M.E.I
Latar Belakang
Sejarah pajak sudah ada sejak zaman Rasulullah dan Khulafaurasyidin. Pajak merupakan sumber terbesar penerimaan Negara
dalam proses pembangunan untuk mewujudkan serta meningkatkan kesejahteraan Negara. Wewenang dan fungsi
penerimaan pajak dijalankan oleh DJP di bawah Departemen Keuangan Republik Indonesia. Meningkatnya target
penerimaan pajak yang dibebankan kepada DJP membuat KPP yang merupakan unit vertikalpelaksana DJP di seluruh
Indonesia mengalami target penerimaan sehingga KPP perlu meningkatkan upayanya dalam proses kegiatan pengumpulan
pajak dan menggali potensi pajak yang ada diwilayah institusi dengan cara melakukan ekstensifikasi pajak. Terdapat self
assesment system dalam UU perpajakan memberikan kepercayaan penuh bagi WP untuk menjalankan kewajiban
perpajakannya. Maka dari itu Kepatuhan wajib pajak sangat penting dalam mencapai target penerimaan pajak. Bagi wajib
pajak yang tidak patuh maka akan dilakukan serangkaian kegiatan penagihan pajak.
Latar Belakang
KPP Pratama Langsa merupakan salah satu KPP yang ada di wilayah Indonesia. Sama halnya seperti KPP Pratama lain, KPP
Pratama Langsa juga memiliki tugas melayani Wajib Pajak dengan melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan
Wajib Pajak. Dalam melaksanakan tugasnya, salah satu fungsi KPP Pratama Langsa yaitu pelaksanaan ekstensifikasi,
pelaksanaan pengawasan kepatuhan wajib pajak, dan pelaksanaan penagihan pajak. Kegiatan ekstensifikasi dilakukan karena
masih banyak pengusaha di daerah Langsa yang belum mendaftarkan dirinya ke KPP Pratama Langsa. Sama halnya kegiatan
pengawasan kepatuhan wajib pajak dilakukan karena masih banyak WP yang tidak patuh akan kewajiban perpajakannya baik
itu melapor maupun membayar utang pajaknya, sehingga dilakukanlah kegiatan penagihan pajak sebagai bentuk pengawasan
dan peringatan terhadap WP yang tidak patuh terhadap aturan perpajakan yang berlaku. Padahal jika mereka tau pajak itu
sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, namun sangat sulit untuk menumbuhkan kesadaran WP
terhadap kewajiban perpajakannya.
Identifikasi Masalah

1. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memahami 4. Kurangnya SDM dari pihak KPP Pratama Langsa
dalam menjalankan tugas untuk wilayah yang luas.
peraturan perpajakan di KPP Pratama Langsa.

2. Tingkat kepedulian dan kepatuhan masyarakat yang 5. Otoritas pajak atau institusi perpajakan kurang
minim terhadap pengaruh pajak dalam kehidupan spesifik dalam melaksanakan pemeriksaan kepatuhan
sehari hari. pajak.

3. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang pajak


yang sangat berpengaruh besar bagi Negara.
Landasan Teori
1. Pajak adalah iuran wajib rakyat kepada 3. Ekstensifikasi Wajib Pajak adalah 5. Penagihan Pajak adalah serangkaian kegitan
Negara yang bersifat memaksa berdasarkan kegiatan penambahan jumlah Wajib Pajak teguran yang dilakukan oleh aparatur DJP bagi
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan terdaftar dan perluasan Objek Pajak dalam wajib pajak yang tidak mematuhi peraturan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk administrasi Direktorat Jendral Pajak perpajakan.
keperluan Negara demi kemakmuran rakyat. (DJP).

4. Kepatuhan Wajib Pajak adalah 6. PPh Pasal 25 adalah pembayaran pajak atas
2. Penerimaan Pajak merupakan semua
penerimaan negara yang terdiri dari pajak dalam kesediaan Wajib Pajak untuk memenuhi penghasilan yang dibayarkan secara angsuran tiap

negeri dan pajak perdagangan internasional.. kewajiban pajaknya sesuai dengan aturan bulannya dengan tujuan untuk meringankan beban
yang berlaku tanpa perlu diadakannya wajib pajak yang kesulitan untuk melunasi pajak
pemeriksaan, investigasi, peringatan terutang dalam rentang waktu satu tahun.
ataupun ancaman dan penerapan saksi
baik hukum maupun administrasi
Hipotesis
Ho1 : Ekstentifikasi Pajak tidak berpengaruh terhadap Penerimaan PPh Pasal 25 Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Langsa
Ha1 : Ekstentifikasi Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan PPh Pasal 25 Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Langsa
Ho2 : Kepatuhan Wajib Pajak tidak berpengaruh terhadap Penerimaan PPh Pasal 25 Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Langsa
Ha2 : Kepatuhan Wajib Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan PPh Pasal 25 Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Langsa
Ho3 : Penagihan Pajak tidak berpengaruh terhadap Penerimaan PPh Pasal 25 Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Langsa
Ha3 : Penagihan Pajak berpengaruh terhadap penerimaan PPh Pasal 25 Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Langsa
Ho4 : Ekstentifikasi Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak, dan Penagihan Pajak tidak berpengaruh terhadap Penerimaan PPh Pasal 25
Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Langsa
Ha4 : Ekstentifikasi Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak, dan Penagihan Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan PPh Pasal 25 Wajib
Pajak Badan di KPP Pratama Langsa
Metode
Penelitian
Metode Kuantitatif

Teknik Pengumpulan Data :


 Observasi
 Dokumentasi
 Kuisioner

Slammet Kopling
Populasi
Semua karyawan pajak atau fiksus yang bekerja
di KPP Pratama Langsa. Berdasarkan data yang
diperoleh pada tahun 2022 total Wajib Pajak
yang terdaftar di KPP Pratama Langsa adalah
sebanyak 96 karyawan.

Sampel
Seluruh dari populasi yang diambil, yaitu
seluruh karyawan KPP Pratama Langsa yang
berjumlah 96 karyawan.
Teknik Analisis Data
Regresi Linier Berganda

Analisis linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk


mengetahui pengaruh Ekstensifikasi, Kepatuhan Wajib Pajak,
dan Penagihan Pajak terhadap Penerimaan PPh Pasal 25 Wajib
Pajak Badan di KPP Pratama Langsa.
TERIMA KASIH

Syinthia
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS ISLAM

Anda mungkin juga menyukai