Anda di halaman 1dari 6

JURNAL LPKIA, Vol.2 No.

1, Juni 2013

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS PAJAK


PENGHASILAN PASAL 25 ORANG PRIBADI DENGAN
MENGGUNAKAN APLIKASI EXCEL
(Studi Kasus pada Gita Sarana Jasa Consultant)

Drs. Muhtarudin, M.M.


Program Studi Komputerisasi Akuntansi, Politeknik Komputer Niaga LPKIA,
Jalan Sukarno Hatta No 456 Bandung
Email : muhtar@lpkia.ac.id

Abstrak

Penerapan perencanaan pajak yang biasa dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dimulai dari data yang diperoleh
dari beberapa sumber , memilih alternatif dasar pembukuan, efisiensi Pajak Penghasilan terhadap biaya-biaya yang
berkaitan dengan kesejahteraan karyawan, pemilihan metode penilaian persediaan, memamfaatkan penyusutan fiskal
aktiva tetap dan melakukan rekonsiliasi fiskal yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pelaksanaan yang berkaitan dengan PPh Pasal 25 yang dilakukan Wajib Pajak Orang Pribadi setelah mendapatkan laba
bersih setelah koreksi fiskal, lalu dari laba tersebut dihitung PPh Pasal 25 sesuai dengan peraturan yang berlaku. Setelah
itu penyetoran PPh Pasal 25 dilakukan di Bank Persepsi menggunakan SSP. Dan melakukan pelaporan ke KPP dimana
Wajib Pajak terdaftar.
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan, maka Penggunaan Aplikasi Excel sangat membantu mengolah untuk bahan
pertimbangan dan masukan bagi perusahaan. Adapun saran-saran tersebut adalah sebaiknya selalu memperbaharui
peraturan-peraturan perpajakan yang terbaru, lalu sebaiknya menyarankan kepada klien agar dilakukan revaluasi pada
aktiva tetap.

Kata Kunci : Perencanaan Pajak, PPh Pasal 25


Pajak Penghasilan merupakan iuran yang dibebankan
1.1 Pendahuluan atas penghasilan yang didapatkan Wajib Pajak.
Pada awalnya suatu Negara masih bersifat sederhana Penghasilan yang didapatkan akan dibebankan pajak
dan dikuasai oleh suatu pimpinan yang hanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, salah satu
bertugas untuk memelihara keamanan dan contoh yang akan dibahas adalah Pajak Penghasilan
mempertahankan daerahnya. Kegiatan atas kekayaan Orang Pribadi dan PPh Pasal 25 atau yang disebut
dan keuangan masih dijalankan dengan sangat angsuran pajak dipotong sesuai pasal 21 mengenai
sederhana. Namun kebutuhan akan pendapatan untuk penghasilan yang diterima dalam bentuk apapun yang
membiayai pengeluaran-pengeluaran sangat terasa diterima oleh Wajib Pajak orang pribadi, pasal 23
sehingga para pimpinan mencari upaya untuk mengenai pajak penghasilan atas Bunga, Deviden,
mendapatkan pendapatan besar agar dapat membiayai Royalti, Sewa, Hadiah dan Penghargaan, dan pasal
kebutuhan negaranya. 22 mengenai pemungutan pajak atas impor dan
kegiatan usaha lainnya serta atas pasal 24 mengenai
Sumber-sumber pendapatan yang diterima oleh kredit pajak atas pengasilan luar negeri dibagi 12 atau
Negara banyak sekali macamnya, salah satunya banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
adalah pajak. Pajak sendiri merupakan sumber
pendapatan yang sangat berperan dalam Pajak Penghasilan Pasal 25 bersifat angsuran, dalam
pembangunan Negara karena jumlah pendapatan arti diangsur setiap masa pajak. Sehingga PPh Pasal
yang diterima dari pajak sangatlah besar. Pajak itu 25 biasa disebut angsuran pajak, karena besarnya
sendiri merupakan iuran yang dibebankan pada pajak yang terutang harus diangsur setiap bulannya
masyarakat dan dapat dipaksakan dengan tidak oleh Wajib Pajak (WP). Wajib Pajak yang harus
mendapatkan jasa timbal balik secara langsung. Pajak memperhitungkan, membayar, dan melaporkan PPh
yang dibebankan sangat banyak macamnya. Pasal 25 masa bulanan adalah Wajib Pajak
Perseorangan maupun Badan. Dalam hal
1
JURNAL LPKIA, Vol.2 No.1, Juni 2013

memperhitungkan besarnya nilai pajak dan transaksi yang ada konsekuensi pajaknya.
penyetorannya, WP dapat menggunakan pembukuan Tujuannya adalah bagaimana pengendalian
atau norma perhitungan. tersebut dapat mengefisienkan jumlah pajak
yang akan ditransfer ke pemerintah, melalui
Saat ini keakuratan dan kecepatan data yang apa yang disebut sebagai penghindaran pajak
diperlukan sangatlah berpengaruh dalam hal (Tax Avoidance) dan bukan penyelundupan
perhitungan pajak, sehingga keterlambatan untuk pajak (Tax Evasion) yang merupakan tindak
melunasi pajak dapat dihindari. Agar tidak terjadi pidana fiskal yang tidak akan ditoleransi.
gangguan yang serius terhadap jalannya perusahaan, Walaupun kedua cara tersebut kedengarannya
maka pemenuhan kewajiban perpajakan harus mempunyai konotasi yang sama sebagai
dikelola dengan baik. Perencanaan pajak adalah tindakan kriminal, namun suatu hal yang jelas
langkah awal dalam menajemen pajak. Pada tahap ini berbeda disini. Bahwa penghindaran pajak
dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap adalah perbuatan legal yang masih dalam
peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis ruang lingkup perpajakan dan tidak
tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. melanggar ketentuan peraturan Perundang-
Meminimalkan beban pajak dapat dilakukan dengan undangan perpajakan, sedangkan
berbagai cara, mulai dari yang masih berada dalam penyelundupan pajak jelas-jelas merupakan
bingkai peraturan perpajakan sampai dengan yang perbuatan ilegal yang melanggar ketentuan
melanggar peraturan perpajakan. Upaya Peraturan Perundang-undangan Perpajakan”.
meminimalisasi pajak sering disebut dengan
perencanaan pajak (tax planning). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
ciri-ciri tax planning adalah:
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka 1. Tax planning adalah bagian dari tindakan
penulis merumuskan beberapa permasalahan sebagai membentuk manajemen dalam mengambil
berikut : keputusan.
1. Bagaimana pengaruh perencanaan pajak terhadap 2. Digunakan untuk mengefisienkan pembayaran
besarnya Beban Pajak Perusahaan ? pajak terutang.
2. Bagaimana proses perhitungan angsuran PPh 3. Tax planning dilakukan berdasarkan peraturan
Pasal 25 atas Wajib Pajak Orang Pribadi? perpajakan yang berlaku.
3. Seberapa besar aplikasi excel dapat membantu 4. Pelaksanaannya secara bisnis masuk akal.
perencanaan pajak atas PPhpasal 25 OP ?
PPh Pasal 25 adalah pajak terutang atas penghasilan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : yang diperoleh dan dibayarkan langsung oleh Wajib
1. Pengaruh perencanaan pajak terhadap besarnya Pajak secara angsuran. Menurut Muljono (2007:33)
Beban Pajak Perusahaan PPh 25 adalah “PPh Pasal 25 adalah angsuran PPh
2. Proses perhitungan angsuran PPh Pasal 25 atas yang diperkirakan akan terutang dari WP pada
Wajib Pajak Orang Pribadi akhir tahun”.
3. Penggunaan aplikasi excel dalam perencanaan
pajak Besarnya angsuran PPh Pasal 25 harus dihitung
sesuai dengan ketentuan. Pada umumnya, cara
2. Dasar Teori menghitung PPh Pasal 25 didasarkan kepada data
Perencanaan pajak adalah langkah awal dalam SPT Tahunan tahun sebelumnya. Artinya, kita
manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan mengasumsikan bahwa penghasilan tahun ini sama
pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan dengan penghasilan tahun sebelumnya. Tentu saja
perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan nanti akan ada perbedaan dengan kondisi sebenarnya
penghematan pajak yang akan dilakukan. ketika tahun pajak sekarang sudah berakhir. Selisih
perencanaan pajak menurut Mohammad Zain, tersebutlah yang kita bayar sebagai kekurangan pajak
(2003,67) adalah: akhir tahun. Kekurangan bayar akhir tahun ini biasa
“Perencanaan pajak adalah merupakan dinamakan PPh Pasal 29. Apabila selisihnya
tindakan penstrukturan yang terkait dengan menujukkan lebih bayar, maka kondisi ini dinamakan
konsekuensi profesi pajaknya, yang
tekanannya kepada pengendalian setiap
2
JURNAL LPKIA, Vol.2 No.1, Juni 2013

restitusi atau Wajib Pajak meminta kelebihan Dengan menguasai peraturan pajak yang
pembayaran pajak yang telah dilakukan. berlaku, perusahaan dapat menghindari
timbulnya sanksi perpajakan berupa:
Wajib Pajak yang harus memperhitungkan, 1) Sanksi administrasi: denda, bunga, atau
membayar dan melaporkan PPh Pasal 25 masa kenaikan.
bulanan adalah WP Orang Pribadi atau Badan 2) Sanksi pidana atau kurungan.
termasuk Badan Usaha Tetap (BUT). Sementara itu, 4. Menunda pembayaran kewajiban pajak.
WP Orang Pribadi yang hanya memperoleh Menunda pembayaran kewajiban pajak tanpa
penghasilan dari satu pemberi kerja berupa gaji dan melanggar peraturan yang berlaku dapat
sejenisnya yang sudah dipotong PPh Pasal 21 tidak dilakukan melalui penundaan pembayaran
lagi berkewajiban melaporkan PPh Pasal 25 masa PPN. Penundaan ini dilakukan dengan
bulanan kecuali WP dan tanggungannya tersebut menunda penerbitan faktur pajak keluaran
memperoleh penghasilan lainnya. hingga batas waktu yang diperkenankan,
khususnya untuk penjualan kredit. Dalam
Tahapan Perencanaan Pajak : hal ini, penjual dapat menerbitkan faktur
1. Menganalisis informasi yang ada (analyzing pajak pada akhir bulan berikutnya setelah bulan
the existing data base). penyerahan barang.
2. Me mb ua t sat u at a u leb i h mo d el 5. Mengoptimalkan kredit pajak yang
ke mu n g k i na n j u ml a h p aj ak (designing diperkenankan.
one or more possible tax plans). Wajib Pajak sering kurang memperoleh
3. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak informasi mengenai pembayaran pajak yang
(evaluating a tax plan). dapat dikreditkan yang merupakan pajak
4. Mencari kelemahan dan memperbaiki dibayar dimuka. Misalnya, PPh Pasal 22 atas
kembali rencana pajak (debugging the tax pembelian impor atau PPh pasal 23 atas
plans). pendapatan jasa-jasa
5. Memutakhirkan rencana pajak (updating the
tax plan). Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan penulis dalam
Strategi Umum Perencanaan Pajak penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
1. Tax saving. pendekatan survei. Metode deskriptif ini adalah suatu
Tax saving merupakan upaya efisiensi metode dalam meneliti status sekelompok manusia,
beban pajak melalui pemilihan alternatif suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pengenaan pajak dengan tarif yang lebih pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
rendah. Misalnya, perusahaan yang memiliki sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah
penghasilan kena pajak lebih dari Rp 100 juta untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
dapat melakukan perubahan pemberian natura secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
kepada karyawan me n j a d i t u nj a n g a n fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
dalam bentuk uang. diselidiki (Nazir, 2003:54). Metode ini bukan saja
2. Tax avoidance. memeberikan gambaran terhadap fenomena tetapi
Tax avoidance merupakan upaya efisiensi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesia-
beban pajak dengan menghindari pengenaan hipotesis, membuat prediksi seta mendapatkan makna
pajak melalui transaksi yang bukan dan implikasi dari suatu masalah yang ingin
merupakan objek pajak. Misalnya, dipecahkan. Survei adalah penyelidikan yang
perusahaan yang masih mengalami diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-
kerugian, perlu mengubah tunjangan gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan
karyawan dalam bentuk uang menjadi secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi
pemberian natura karena natura bukan atau politikk dari suatu kelompok ataupun suatu
merupakan objek pajak PPh Pasal 21. daerah. Metode survei membedah dan menguliti serta
Dengan demikian, terjadi penghematan pajak. mengenal masalah-masalah serta mendapatkan
3. Menghindari pelanggaran atas peraturan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik
perpajakan. yang sedang berlangsung. Penyelidikan dilakukan
dalam waktu yang bersamaan dengan sejumlah
3
JURNAL LPKIA, Vol.2 No.1, Juni 2013

individu atau unit, baik secara sensus atau Setelah didapat jumlah laba menurut fiskal, jumlah
menggunakan sampel (Nazir, 2003 : 56). tersebut dikurangi dengan PTKP. Hasil pengurangan
tersebut dikurangi dengan jumlah kredit pajak, kredit
pajak Klien berasal dari PPh Pasal 25. Angka
3. Hasil Penelitian tersebutlah yang merupakan jumlah pajak terutang
atas PPh Klien dan akan dipindahkan kedalam SPT
Pelaksanaan Penghitungan Pajak Penghasilan Klien (Surat Pemberitahuan) untuk pelaporannya.
pada Gita Sarana Jasa Consultant dilakukan setelah
Team Leader memberikan penghitungan kepada Setelah dilakukan tindakan-tindakan untuk
supervisor. Setelah supervisor menyetujui hasil mengefisienkan beban pajak dan menghitung
tersebut, maka Team Leader melanjutkan penyusutan terhadap aktiva tetap, maka laporan
penghitungannya. Dimulai dari hasil yang didapat Laba/Rugi Klien untuk tahun berakhir tahun 2010
dalam laporan penghitungan Harga Pokok Produksi adalah sebagai berikut:
kemudian jumlah laba dalam laporan laba rugi.
Sebelum dihitung PPh Klien terutang, perlu diketahui
hal-hal berikut:
1. Jumlah laba menurut fiskal.
2. Jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
3. Jumlah kredit pajak.
4. Tarif yang berlaku untuk Klien.
Tarif yang berlaku untuk Klien adalah tarif
progesif hingga tarif menengah sebesar 15%
(lima belas persen) sesuai dengan PPh Pasal 17.

Gambar 1.1
Penghasilan Neto Orang Pribadi

 Penghasilan yang merupakan


obyek pajak
STRATEGI PERENCANAAN PAJAK :
 Penghasilan yang merupakan 1.TAX SAVING
bukan obyek pajak 2. TAX AVOIDANCE
 Penghasialan yang dikenakan 3. TAX LOOPHOLES
PPh Final
 Biaya yang boleh dikurangkan
4. GREY AREA

 Penyusuanan Format dengan Aplikasi


Tahapan Perncanaan Pajak Excel
Metode dan Teknik Perencanaan Pajak  Entry Data ke Aplikasi Excel

 Laporan Hasil
Perncanaan Pajak

4
JURNAL LPKIA, Vol.2 No.1, Juni 2013

Gambar 2 Laporan Laba Rugi Sebelum dan Setelah Tax Planning

Dari perhitungan yang dilakukan jumlah biaya yang


dikeluarkan untuk memenuhi kewajiban perpajakan
sebesar Rp 16.541.650,00 adalah nominal yang
cukup besar untuk seorang pengusaha yang hanya
telah memadai dan telah sesuai dengan peraturan
Dari perhitungan dapat jelas terlihat jumlah pajak maupun ketentuan yang telah ditetapkan.
penghasilan yang terutang sangat berbeda yaitu dari
Rp 16.541.650,00 (sebelum tax planning) menjadi Rp
15.108.700 (sesudah tax planning). Efisien yang
dapat diperoleh dari perencanaan tersebut dengan 4. Kesimpulan
memamfaatkan peraturan perundang-undangan Hasil penelitian mengenai Penerpan
perpajakan PPh No. 36 Tahun 2008 adalah sebesar Perencanaan pajak atas pajak penghasilan orang
Rp 1.432.950,00. pribadi, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut
Dilihat dari pelaksanaan tersebut penulis mengalisa 1. Penerapan perencanaan pajak telah sesuai
bahwa pelaksanaan penghitungan Pajak Penghasilan dengan peraturan perudang-undangan
Klien pada Gita Sarana Jasa Consultant perpajakan. Pelaksanaan perhitungan untuk
5
JURNAL LPKIA, Vol.2 No.1, Juni 2013

mengefisienkan beban pajak dengan melakukan 3. Mardiasmo, Prof., Dr., MBA., Ak., 2009,
penyusutan fiskal aktiva tetap kemudian koreksi Perpajakan, Edisi Revisi, Yogyakarta: CV.
fiskal positif dan negatif. Perencanaan pajak Andi Offset.
yang telah dilaksanakan dapat mengefisienkan 4. Pardiat, Drs., Akt, 2009, Akuntansi Pajak,Edisi
beban pajak sebesar Rp 1.432.950,00. 3, Jakarta: Mitra Wacana Media.
2. Pelaksanaan penyetoran PPh pasal 25 Orang 5. Seri Perpajakan Indonesia-8, 2009,Peraturan
Pribadi terlebih dahulu Klien telah menentukan Pelaksanaan Undang-Undang Pajak
tanggal untuk membayar jumlah pajak terutang Penghasilan 2008/Casavera, Yogyakarta: Graha
yaitu tanggal 12 (dua belas) bulan takwim Ilmu.
berikutnya untuk menghindari sanksi bunga. 6. Siti Kurnia Rahayu, S.E., M.Ak, 2010,
3. Penerpan aplikasi Excel untuk Membuat Tax Perpajakan, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Planing PPh Pasal 25 Orang Pribadi sangat 7. Siti Resmi, Dra., M.M., Akt., 2009,Perpajakan:
bermanfaat karena mudah digunakan (user Teori dan Kasus, Edisi 5, Jakarta: Salemba
friendly), pembuatan laporan hasil perhitungan Empat.
secara otomatis, lengkap dan akurat, 8. Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Bisnis.
kemampuan menampilkan data secara cepat dan Alfabeta, Bandung
mudah, dan sistem pengamanan data yang 9. Thomas Sumarsan, S.E., M.M.,
memadai sehingga SPT Tahunan yang akan 2010,Perpajakan Indonesia, Jakarta: Indeks.
dilaporkan ke KPP dapat direncanakan dengan 10. Waluyo, Dr., M.Sc., Ak., 2008, Perpajakan
baik. Indonesia, Jakarta: Salemba Empat.
11. http://www.pajak.go.id tentang Peraturan PPh
Saran Pasal 25.

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah


penulis susun maka penulis mencoba untuk
memberikan saran yang mungkin dapat penulis
berikan, yaitu:
1. Sebaiknya Gita Sarana Jasa Consultant selalu
memperbaharui peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku untuk melaksanakan
perencanaan pajak yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2. Sebaiknya menyarankan kepada klien agar
dilakukan revaluasi pada aktiva tetap yang umur
ekonomisnya telah habis namun masih dapat
digunakan. Karena dengan dilaksanakannya
revaluasi aktiva tetap dapat mengurangi jumlah
pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.

Daftar Pustaka

1. Erly Suandy, Dra., MSi., Akt,


2008,Perencanaan Pajak, Edisi 4, Yogyakarta:
Salemba Empat.
2. Ikatan Akuntan Indonesia, 2007,
StandarAkuntansiPer 1 September 2007, Jakarta:
SalembaEmpat.

Anda mungkin juga menyukai