Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

Pendahuluan

Dalam upayanya untuk melaksanakan kewajiban perpajakan harus


diimbangi dengan langkah-langkah sistematis ketaatan pajak dengan efisien
yang matang dan tidak menyimpang dari peraturan perpajakan yang berlaku.

Ruang lingkup yang hendaknya diperhatikan dalam membuat ketaatan


pajak dengan efisien adalah pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian
dibidang perpajakan untuk mencapai pemenuhan kewajiban perpajakan yang
lebih efisien.

Ketaatan pajak dengan efisien dalam kerangka berpikir wajib pajak


merupakan implementasi atas semua metode kalkulasi agar tercapainya
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan.

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam tujuannya


meminimumkan kewajiban pembayaran pajak secara legal tanpa menyalahi
aturan perpajakan yang berlaku adalah:

 Kerumitan suatu aturan dimana semakin rumit peraturan akan


memiliki dampak (cost compliance) menjadi tinggi.
 Besarnya pajak terutang, sehingga wajib pajak dapat mengkalkulasi
dengan baik agar dapat mencapai titik terendah dalam membayar pajak
namun tanpa menyimpang dari peraturan perpajakan.
 Resiko diketahui oleh pemeriksa pajak dan sanksi perpajakan, wajib
pajak memiliki keinginan untuk melakukan penyimpangan dalam
melakukan kewajiban perpajakannya. Bila suatu pelanggaran ketentuan
perpajakan mudah diketahui, maka wajib pajak akan memilih
memenuhi semua aturan dan tak melanggar undang-undang
perpajakan.
Ada hal-hal yang perlu diketahui sebelum kita membuat perencanaan
pajak sehingga terbentuk pola berpikir yang jelas dan terstuktur.

Tax Compliance

Langkah-langkah yang harus dilakukan wajib pajak dalam memenuhi


kewajiban perpajakannya baik pembukuannya, pemotongan/pemungutan,
penyetoran, pelaporan dan memberikan data untuk keperluan pemeriksaan
pajak dan sebagainya.

Tax Ligitation

Usaha-usaha untuk menyelesaikan perselisihan atau sengketa pajak


dengan pihak lain. Sengketa akan muncul jika adanya perbedaan penafsiran
atas suatu ketentuan perpajakan dan masalah-masalah yang tidak diatur
secara jelas dalam undang-undang (grey area). Biasanya tax ligitation
berhubungan dengan pembetulan/pembatalan Surat Ketetapan Pajak (SKP),
permohonan pengurangan sanksi administrasi perpajakan, pengajuan
keberatan, banding, gugatan dan cara-cara lain sesuai dengan undang-
undang.

Tax Research

Merupakan proses mencari jawaban dan solusi dari sebuah kasus


perpajakan.

Aktvitasnya meliputi:

 Menentukan fakta-fakta yang dianalisa dengan dalam.


 Mengindentifikasi isu-isu pajak yang berkaitan dengan fakta tersebut.
 Mengembangkan dan merumuskan konklusi dan rekomendasi.
 Mengkomunikasikan rekomendasi yang dibuat.
Perencanaan pajak pada dasarnya adalah upaya untuk meyakinkan
apakah sebuah transaksi bisnis sudah dikenai pajak. Sehingga dalam
kaitannya dengan ini ketaatan pajak secara efisien selalu berangkat dengan
pertanyaan: apakah, kapan, bagaimana, dan pihak mana yang terkait.

Aspek-Aspek dalam Keataatan Pajak Dengan Efisien

Aspek Formal dan Administratif

Penerapan dari Undang-Undang Perpajakan yang berlaku penekanan


aspek ini dari segi administratif. Dasar ketentuannya adalah Ketentuaan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh),
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM),
Bea Materai dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB,
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dan Undang-Undang Pengadilan Pajak.
Sebagai hukum yang bergerak dinamis, maka ada pengaturan lebih lanjut
dalam Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri
Keuangan, Keputusan Dirjen Pajak, untuk menghindari terjadinya salah
penafsiran, Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan Surat Edaran (SE).
Aturan-aturan pelaksanaan hingga buku ini ditulis sangatlah banyak.

Jadi, aspek formal dan administratif adalah semua yang menyangkut


tentang administrasi yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang masih
berlaku.

Aspek Material

Aspek material merupakan serangkaian kalkulasi angka-angka yang


menjelaskan tentang terjadinya pajak terutang dalam kaitannya dengan hal
ini. Maka, semua objek pajak harus dilakukan secara benar dan lengkap.
Pelaporan objek pajak yang benar dan lengkap harus bebas dari rekayasa
negatif apapun.
Dalam membuat keataatan pajak dengan efisien secara terpadu,
dibutuhkan cara-cara yang benar dan tidak menabrak aturan perpajakan yang
berlaku. Penulis mencoba menguraikan beberapa cara tersebut.

Tax Saving

Dalam kaitannya dengan ketaatan perpajakan secara efisien, tax saving


dijelaskan sebagai pemilihan alternatif-alternatif pajak dengan tarif yang lebih
kecil. Sehingga dapat mengefisiensikan beban pajak secara legal.

Misalnya: Pemberian gaji yang besar untuk Direksi akan dikenakan PPh
pasal 21 dengan tarif maksimal 30%, sedangkan jika dijadikan pengambilan
Dividen ke Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) hanya dikenakan PPh pasal 4
ayat 2 ( Final ) 10%.

Tax Saving 20%

Tax Avoidance

Sedangkan tax avoidance adalah upaya mengefisiensikan beban pajak


dengan cara menghindari pengenaan pajak dengan mengarahkan transaksi
yang tidak dikenakan pajak atau bukan objek pajak. Legal/taat Pajak, tidak
berbenturan dengan aturan.

Contoh: Memberikan kesejahteraan kepada karyawan dengan bentuk ,


natura, karena natura bukanlah objek pajak penghasilan bagi perusahan-
perusahan yang dikenai PPh final dalam praktek bisnis usahanya, seperti
perusahaan pelayaran dan jasa konstruksi, juga perusahaan yang dikenai PPh
0.5% dari omzet (PP 23). Sedangkan langkah-langkah yang perlu dibuat dalam
perencanaan pajak adalah:

B Sewa Rumah utk Karyawan..100 juta..Korfis positif , NDE.

 Analisa Data Base


Menganalisa semua elemen pajak terkait suatu entitas bisnis tertentu,
lalu mengkalkulasi secermat-cermatnya. Perlu dipertimbangkan
penghasilan dari suatu proyek dan other expenses atas transaksi diluar
pajak yang dapat terjadi sehingga dapat dikalkulasi dengan benar.

 Analisa Fakta Terkait

Baik dari segi internal maupun eksternal perlu dianalisa secermat


mungkin apa yang terjadi jika menerapkan suatu metode ini kedepannya
(misalnya metode pencatatan inventory dan metode penyusutan aktiva
tetap) agar perencanaan pajaknya berjalan dengan baik

 Analisa Faktor-Faktor Pajak

Persoalan pajak biasanya muncul dari penafsiran yang berbeda dengan


Undang-Undang Perpajakan maka diperlukan analisa yang mendalam
untuk membuat analisa suatu undang-undang perpajakan dari berbagai
sisi pajak.

Misalnya, istilah-istilah yang digunakan bisa dianalisa dari berbagai


aspek pajak dan undang-undang karena kadang istilah-istilah tidak
dijabarkan dan didefinisikan dengan jelas dalam satu peraturan yang
diterbitkan saat itu.

Kedudukan Ketaatan Pajak Dengan Efisien dalam Manajemen Pajak

Kedudukan Ketaatan Pajak Dengan Efisien dapat dilihat dari fungsi


Manajemen Pajak yang terdiri atas:

 Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan


Maksud dari tujuan ini agar semua kewajiban perpajakan berjalan
sesuai dengan aturan sehingga terhindar dari sanksi denda. Karena
makin besarnya sanksi perpajakan yang bisa dikenakan, maka wajib
pajak akan cenderung mengambil posisi konservatif dengan tidak
melanggar ketentuan perpajakan. Sebaliknya, makin ringan sanksi atau
bahkan ketiadaan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan wajib pajak,
maka kecenderungan untuk melanggar akan lebih besar.

 Pengendalian Perpajakan
Maksud dari tujuan mengendalikan semua kewajiban perpajakan agar
dapat menjadi lebih efisien dalam memenuhi kewajibannya. Beberapa
hal yang mempengaruhi perilaku wajib pajak untuk meminimumkan
kewajiban perpajakannya, baik secara legal maupun ilegal. Dalam
bahasa ilmiah perpajakan ini disebut propensity of dishonesty.

Manfaat dan Guna

Sebuah aktivitas apapun pasti menelurkan sebuah hasil, begitu dengan


taat pajak secara efisien. Ada beberapa manfaat yang didapat dari aktivitas ini:

 Cash flow akan menjadi efisien karena beban pajak yang harus
dikeluarkan mengalami penurunan.
 Perusahaan dapat menentukan anggaran cash flownya dengan baik
karena sudah direncanakan jauh dimuka sehubungan dengan
pembayaran pajak yang akan dilakukan.
 Meminimalkan pemeriksaan pajak dimana kondisi ini akan membuat
waktu dan biaya yang tersita menjadi bertambah.

Modus Penghindaran Pajak

Tax Avoidance

Penghindaran pajak secara legal memanfaatkan daerah abu-abu (grey


area) yang terdapat dalam undang-undang perpajakan.
Tax Evasion

Penggelapan pajak dalam hal ini tentunya bersifat ilegal dengan cara
menyembunyikan keadaan yang sebenarnya, dan dapat mendatangkan
marabahaya bagi wajib pajak dikemudian hari.

 Biaya digelembungkan.
 Penjualan atau Omset di kecilkan.
 Akan berdampak Laba Kena Pajak menjadi minimize

Tax Saving

Upaya wajib pajak menghindari kewajiban perpajakannya dengan cara


menahan diri untuk tidak membeli produk-produk yang memiliki potensi
perpajakan, seperti barang dikenakan pajak barang mewah atau pajak yang
bersifat final.

Anda mungkin juga menyukai