Anda di halaman 1dari 2

RESUME

Pengertian Manajemen Perpajakan

Manajemen perpajakan secara umum dapat didefinisikan sebagai usaha menyeluruh yang diupayakan oleh
wajib pajak agar segala hal yang berkaitan dengan perpajakan dapat dikelola dengan efektif, efisien, dan
ekonomis.

Artinya, metode ini merupakan proses untuk meminimalisir beban pajak namun tetap berada pada jalurnya,
yakni sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Biasanya, metode ini dilakukan secara rutin atau reguler karena transaksi yang dilakukan berulang atau
selalu terjadi di sebuah perusahaan guna mengelola dengan baik urusan perpajakannya.

Manajemen perpajakan memiliki beberapa fungsi penting dalam urusan Perpajakan


perusahaan/badanAnda, yakni:

1. Berfungsi untuk melakukan perencanaan pajak.


2. Berfungsi dalam pengorganisasian pajak.
3. Berfungsi dalam pelaksanaan pajak.
4. Berfungsi untuk pengawasan pajak.

Tujuan akhir yang ingin dicapai dari adanya sistem ini adalah guna mengoptimalisasi dan/atau
meminimalkan beban pajak yang bisa dicapai namun tidak hanya dengan melakukan suatu perencanaan
yang matang, tapi juga dengan melewati beberapa tahap seperti, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan yang baik dan terkendali.

Pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan tujuan dari manajemen keuangan. Intinya, manajemen
perpajakan bukan untuk mengelak membayar pajak, akan tetapi untuk mengatur sehingga pajak yang
dibayarkan tidak lebih dari jumlah yang seharusnya. Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk meminimalisir
risiko utang pajak yang bisa saja timbul dalam suatu transaksi yang rutin.

Syarat Manajemen Perpajakan yang Baik

Dalam melakukan manajemen perpajakan, terdapat 3 syarat yang perlu Anda lakukan. Berikut ini syarat-
syarat yang dimaksud:

1. Tidak bertentangan atau melanggar peraturan dan ketentuan yang berlaku.


2. Dalam konteks bisnis, syaratnya harus masuk akal karena manajemen perpajakan merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari corporate global strategy.
3. Harus didukung dengan bukti-bukti yang memadai, baik dari segi pencatatan akuntansinya,
maupun dari segi hukum

Motivasi dilakukan perencanaan pajak:

 Kebijakan perpajakan (tax policy), Merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang hendak dituju
dalam sistem perpajakan. Dari berbagai aspek kebijakan pajak (tax policy), terdapat faktor-faktor
yang mendorong dilakukannya suatu perencanaan pajak.
 Undang-undang perpajakan (tax law), Kenyataan menunjukkan bahwa di manapun tidak ada
undang-undang yang mengatur setiap permasalahan secara sempurna. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaannya selalu diikuti oleh ketentuan-ketentuan lain (Peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, dan Keputusan Direktur Jenderal Pajak). Tidak jarang
ketentuan pelaksanaan tersebut bertentangan dengan undang-undang itu sendiri karena
disesuaikan dengan kepentingan pembuat kebijakan dalam mencapai tujuan lain yang ingin
dicapainya. Akibatnya terbuka celah (loopholes) bagi WajiB Pajak untuk menganalisis
kesempatan tersebut dengan cermat untuk perencanaan pajak yang baik.
 Administrasi perpajakan (tax administration), Sebagai negara yang sedang membangun
(developing country) masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan administrasi
perpajakannya secara memadai (property). Hal ini mendorong perusahaan untuk melaksanakan
perencanaan pajak dengan baik agar terhindar dari sanksi administrasi maupun pidana karena
adanya perbedaan penafsiran antara aparat fiskus dengan Wajib Pajak akibat luasnya peraturan
perpajakan yang berlaku dan sistem informasi yang masih belum efektif. Secara umum motivasi
dilakukannya perencanaan pajak adalah untuk memaksimalkan laba setelah pajak (after tax
return) karena pajak ikut mempengaruhi pengambilan keputusan atas suatu tindakan dalam
operasi perusahaan untuk melakukan investasi melalui analisis yang cermat dan pemanfaatan
peluang atau kesempatan yang ada dalam ketentuan peraturan yang sengaja dibuat oleh
pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas objek yang secara ekonomi
hakikatnya sama (karena pemerintah mempunyai tujuan lain tertentu) dengan memanfaatkan:

1. Perbedaan tarif pajak (tax rates);


2. Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak (taxes base).
3. Loopholes, shelters, dan heavens.

Anda mungkin juga menyukai