Anda di halaman 1dari 5

RESUME KONSEP DASAR MANAJEMEN PERPAJAKAN

MANAJEMEN PERPAJAKAN

OLEH ꞉
NI MADE ADELIA TRISNA DEWI
119211117
AKUNTANSI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS)
DENPASAR
2022
Pengertian Manajemen Perpajakan

Manajemen bisa dikatakan sebagai proses perencanaan (Planning), pengorganisasian


(Organizing), pengarahan (Actuating) dan pengawasan (Controlling) usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen juga merupakan Ilmu tentang upaya manusia untuk
memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Pajak merupakan biaya bagi sebuah perusahaan, meminimalkan beban pajak ialah salah
satu fungsi manajement keuangan yang mematuhi semua peraturanperaturan yang sudah
ditetapkan. Sehingga manajemen pajak juga dapat diartikan seperti berikut:

a. Suatu strategi manajemen untuk mengendalikan, mengorganisasian aspek-aspek


perpajakan dari sisi yang dapat menguntungkan.
b. Sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang
dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh keuntungan.

Jadi dapat disimpulkan manajemen perpajakan adalah suatu strategi manajemen untuk
mengendalikan, merencanakan, dan mengorganisasikan aspek-aspek perpajakan dari sisi yang
dapat menguntungkan nilai bisnis perusahaan dengan tetap melaksanakan kewajiban perpajakan
secara peraturan dan perundang-undangan.

Fungsi Manajemen Perpajakan

Fungsi melakukan manajemen pajak secara umum adalah dapat melakukan perhitungan dan
pembayaran pajak dan usaha secara efisien.

1. Tax Planning
Secara ringkas merupakan usaha yang mencakup perencanaan perpajakan agar pajak
yang dibayar oleh perusahaan benar-benar efisien. Dalam konsep akuntansi, tax
planningmerupakan serangkaian strategi untuk mengatur akuntansi dan keuangan
perusahaan untuk meminimalkan kewajiban perpajakan dengan cara yang tidak
melanggar peraturan perpajakan (in legal way). Tujuan utama tax planning adalah
mencari berbagai celah yang dapat ditempuh dalam koridor peraturan perpajakan
(loopholes), agar perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah minimal. Dalam tax
planning ada tiga macam cara yang dapat dilakukan wajib pajak untuk menekan jumlah
beban pajaknya, yakni :
a. Tax avoidance (Penghindaran Pajak)
Tax avoidance adalah strategi dan teknik penghindaran pajak dilakukan secara legal
dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan.
Metode dan teknik yang digunakan adalah dengan memanfaatkan kelemahan (grey
area) yang terdapat dalam undang-undang dan peraturan perpajakan itu sendiri.
b. Tax evasion (Penyelundupan Pajak)
Tax evasion adalah kebalikan dari tax avoidance, strategi dan teknik penghindaran
pajak dilakukan secara ilegal dan tidak aman bagi wajib pajak, dan cara
penyelundupan pajak ini bertentangan dengan ketentuan perpajakan, karena metode
dan teknik yang digunakan tidak berada dalam koridor undang-undang dan peraturan
perpajakan. Cara yang ditempuh beresiko tinggi dan berpotensi dikenakannya sanksi
pelanggaran hukum atau tindak pidana fiskal atau kriminal. Oleh sebab itu, seorang
tax planner yang baik tidak direkomendasikan tax evasion.
c. Tax saving (Penghematan Pajak)
Tax saving merupakan suatu tindakan penghematan pajak yang dilakukan oleh wajib
pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tanpa
bertentangan dengan ketentuan perpajakan. Tax planning dapat ditetepkan ketika
wajib pajak akan memulai kegiatan usahanya sampai penutupan usahanya, jika benar
benar terjadi. Tax planning dimulai pada saat akan mendirikan perusahaan (pemilihan
bentuk usaha, pemilihan metode pembukuan, pemilihan lokasi usaha) ; saat
menjalankan usaha (pemilihan transaksi transaksi yang akan dilakukan dalam
kegiatan operasionalnya, pemilihan metode akuntansi dan perpajakan, tanggung
jawab kepada stakeholders); saat akan menutup usaha (restrukturisasi
usaha/perusahaan, likuidasi, mergerm pemekaran dan sebagainya)

2. Tax Administration/Tax Compliance


Tax administration/tax compliance mencakup usaha-usaha untuk memenuhi kewajiban
administrasi perpajakan dengan cara menghitung pajak secara benar, sesuai dengan
ketentuan perpajakan, kepatuhan dalam membayar danmelaporkan tepat waktu sesuai
deadline pembayaran dan pelaporan pajak yangtelah ditetapkan
3. Tax Audit Tax audit
mencakup strategi dalam menangani pemeriksaan pajak, menanggapi hasil pemeriksaan
pajak maupun strategi dalam mengajukan surat keberatan atau surat banding
4. Other Tax Matters
Masalah yang mencakup fungsi-fungsi lain yang berkaitan dengan perpajakan, seperti
mengkomunikasikan ketentuan-ketentuan sistem dan prosedur perpajakan kepada pihak-
pihak atau bagian-bagian lain dalam perusahaan, seperti penerbitan faktur penjualan
standar yang berhubungan dengan PPN, pemotongan withholding tax(PPh pasal 23/26)
yang berkaitan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa kontruksi, dan jasa profesi serta
objek withholding tax lainnya, juga termasuk pelatihan bagi staf yang berkaitan dengan
masalah perpajakan dan sebagainya.

Tujuan Manajemen Perpajakan


Tujuan manajemen pajak untuk mencapai laba, efisiensi pembayaran pajak, dan
melakukan pembayaran pajak dengan tepat waktu. Tujuan umum manajemen pajak agar
hal-hal yang berhubungan dengan perpajakan dari orang pribadi, perusahaan, atau
organisasi tersebut dapat dikelola dengan baik, efisien, dan efektif, sehingga dapat
memberikan kotribusi maksimum bagi perusahaan dalam artian peningkatan laba atau
penghasilan. Tujuan pokok yang ingin dicapai dari manajemen pajak/perencanaan pajak
yang baik adalah :
a) Meminimalisasi beban pajak yang terutang. Tindakan yang harus diambil dalam
rangka perencanaan pajak tersebut berupausaha-usaha mengefisiensikan beban pajak
yang masih dalam ruang lingkup pemajakan dan tidak melanggar peraturan
perpajakan.
b) Memaksimalkan laba setelah pajak
c) Meminimalkan terjadinya kejutan pajak (tax surprise) jika terjadi pemeriksaan pajak
oleh fiscus
d) Memenuhi kewajiban perpajakannya secara benar, efisien, dan efektif, sesuai dengan
ketentuan perpajakan, yang antara lain meliputi:
1. Mematuhi segala ketentuan administratif, sehingga terhindar dari pengenaan
sanksi, baik sanksi administratif maupun pidana, seperti bunga, kenaikan, denda,
dan hukum kurungan, atau penjara.
2. Melaksanakan secara efektif segala ketentuan undang-undang perpajakan yang
terkait dengan pelaksanaan pemasaran, pembelian, dan fungsi keuangan, seperti
pemotongan dan pemungutan pajak (PPh pasal 21, pasal22, dan pasal 23)

Syarat–syarat perencanaan

pajak (tax planning) Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam suatu perencanaan pajak
(tax planning) :

1. Tidak melanggar kewajiban dan ketentuan perpajakan. Bila suatu perencanaan pajak
ingin dipaksakan dengan melanggar ketentuan perpajakan buat WP merupakan resiko
yang sangat berbahaya danmengancam keberhasilan perencanaan pajak tersebut.
2. Secara bisnis perencanaan pajak masuk akal, karena perencanaan pajakmerupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari perencanaan menyeluruh perusahaan, baik jangka panjang
maupun jangka pendek. Maka perencanaan pajak yang tidak masuk akan akan
memperlemah perencanaan itu sendiri.
3. Bukti-bukti pendukungnya yang memadai

Strategi Tax Planning Menurut Erly Suandy, setidak-tidaknya terdapat 3 hal yang harus
diperhatikan dalam suatu perencanaan pajak :

a. Tidak melanggar ketentuan perpajakan


b. Secara bisnis masuk akal, karena perencanaan pajak merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari global strategy perusahaan baik jangka panjang maupun jangka pendek.
c. Bukti – bukti pendukungnya memadai, contoh : agreement, invoice, accounting
treatment.

Dalam menyusun tax planning yang tidak melanggar aturan pajak, paling tidak ada lima
persyaratan yang harus dipenuhi :
a. Mengerti peraturan perpajakan atau peraturan yang terkait.
b. Menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam tax planning.
c. Harus dipahami karakkter usaha WP.
d. Memahami tingkat kewajaran transaksi yang diatur tax planning.
e. Tax planning harus didukung oleh kebijakan akuntansi dan didukung bukti memadai,
seperti faktur, perjanjian, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai