MANAJEMEN PERPAJAKAN
OLEH ꞉
NI MADE ADELIA TRISNA DEWI
119211117
AKUNTANSI
Jadi dapat disimpulkan manajemen perpajakan adalah suatu strategi manajemen untuk
mengendalikan, merencanakan, dan mengorganisasikan aspek-aspek perpajakan dari sisi yang
dapat menguntungkan nilai bisnis perusahaan dengan tetap melaksanakan kewajiban perpajakan
secara peraturan dan perundang-undangan.
Fungsi melakukan manajemen pajak secara umum adalah dapat melakukan perhitungan dan
pembayaran pajak dan usaha secara efisien.
1. Tax Planning
Secara ringkas merupakan usaha yang mencakup perencanaan perpajakan agar pajak
yang dibayar oleh perusahaan benar-benar efisien. Dalam konsep akuntansi, tax
planningmerupakan serangkaian strategi untuk mengatur akuntansi dan keuangan
perusahaan untuk meminimalkan kewajiban perpajakan dengan cara yang tidak
melanggar peraturan perpajakan (in legal way). Tujuan utama tax planning adalah
mencari berbagai celah yang dapat ditempuh dalam koridor peraturan perpajakan
(loopholes), agar perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah minimal. Dalam tax
planning ada tiga macam cara yang dapat dilakukan wajib pajak untuk menekan jumlah
beban pajaknya, yakni :
a. Tax avoidance (Penghindaran Pajak)
Tax avoidance adalah strategi dan teknik penghindaran pajak dilakukan secara legal
dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan.
Metode dan teknik yang digunakan adalah dengan memanfaatkan kelemahan (grey
area) yang terdapat dalam undang-undang dan peraturan perpajakan itu sendiri.
b. Tax evasion (Penyelundupan Pajak)
Tax evasion adalah kebalikan dari tax avoidance, strategi dan teknik penghindaran
pajak dilakukan secara ilegal dan tidak aman bagi wajib pajak, dan cara
penyelundupan pajak ini bertentangan dengan ketentuan perpajakan, karena metode
dan teknik yang digunakan tidak berada dalam koridor undang-undang dan peraturan
perpajakan. Cara yang ditempuh beresiko tinggi dan berpotensi dikenakannya sanksi
pelanggaran hukum atau tindak pidana fiskal atau kriminal. Oleh sebab itu, seorang
tax planner yang baik tidak direkomendasikan tax evasion.
c. Tax saving (Penghematan Pajak)
Tax saving merupakan suatu tindakan penghematan pajak yang dilakukan oleh wajib
pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tanpa
bertentangan dengan ketentuan perpajakan. Tax planning dapat ditetepkan ketika
wajib pajak akan memulai kegiatan usahanya sampai penutupan usahanya, jika benar
benar terjadi. Tax planning dimulai pada saat akan mendirikan perusahaan (pemilihan
bentuk usaha, pemilihan metode pembukuan, pemilihan lokasi usaha) ; saat
menjalankan usaha (pemilihan transaksi transaksi yang akan dilakukan dalam
kegiatan operasionalnya, pemilihan metode akuntansi dan perpajakan, tanggung
jawab kepada stakeholders); saat akan menutup usaha (restrukturisasi
usaha/perusahaan, likuidasi, mergerm pemekaran dan sebagainya)
Syarat–syarat perencanaan
pajak (tax planning) Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam suatu perencanaan pajak
(tax planning) :
1. Tidak melanggar kewajiban dan ketentuan perpajakan. Bila suatu perencanaan pajak
ingin dipaksakan dengan melanggar ketentuan perpajakan buat WP merupakan resiko
yang sangat berbahaya danmengancam keberhasilan perencanaan pajak tersebut.
2. Secara bisnis perencanaan pajak masuk akal, karena perencanaan pajakmerupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari perencanaan menyeluruh perusahaan, baik jangka panjang
maupun jangka pendek. Maka perencanaan pajak yang tidak masuk akan akan
memperlemah perencanaan itu sendiri.
3. Bukti-bukti pendukungnya yang memadai
Strategi Tax Planning Menurut Erly Suandy, setidak-tidaknya terdapat 3 hal yang harus
diperhatikan dalam suatu perencanaan pajak :
Dalam menyusun tax planning yang tidak melanggar aturan pajak, paling tidak ada lima
persyaratan yang harus dipenuhi :
a. Mengerti peraturan perpajakan atau peraturan yang terkait.
b. Menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam tax planning.
c. Harus dipahami karakkter usaha WP.
d. Memahami tingkat kewajaran transaksi yang diatur tax planning.
e. Tax planning harus didukung oleh kebijakan akuntansi dan didukung bukti memadai,
seperti faktur, perjanjian, dan sebagainya.