Anda di halaman 1dari 5

BAB 5

Pengertian Dasar Manajemen Pajak

1. Manajemen Pajak dengan tax planning, tax implementation, tax control

Manajamen Pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan

benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk

memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan (Sophar Lumbantoruan : 1996).

Tujuan manajmen pajak dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Menetapkan peraturan perpajakan secara benar.

b. Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya.

Tujuan manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi manajemen pajak

yang terdiri :

a. Perencanaan pajak (tax planning).

b. Pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax implementation).

c. Pengendalian pajak (tax control).

a. Perencanaan pajak adalah langkah awal manajemen pajak dimana pada

tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan

perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang

akan dilakukan.

Pada umumnya penekanan perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk

meminimumkan kewajiban pajak. Hal ini dapat dilihat dari dua definisi

perencanaan pajak (tax planning) di bawah ini :

Page 1 of 5
- Tax planning is the systematic analysis of deferring tax options aimed

at the minimization of tax liability in current and future tax periods

(Cumbley D. Larry, Friedman Jack P., Andres Susan B : 1994).

- Tax planning is arrangements of a persons business andlor private

affairs in order to minimize tax liability (Lyons Susan M. : 1996).

Jika tujuan perencanaan pajak adalah merekayasa agar beban pajak (tax

burden) dapat ditekan serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan

yang ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuat undang-undang, maka

perencanaan pajak disini sama dengan tax avoidance.

b. Pelaksanaan kewajiban perpajakan, apabila pada tahap perencanaan pajak

telah diketahui faktor-faktor yang akan dimanfaatkan untuk melakukan

penghematan pajak, maka langkah selanjutnya adalah

mengimplementasikannya baik secara formal maupun material. Harus

dipastikan bahwa pelaksanaan kewajiban perpajakan telah memenuhi

peraturan perpajakan yang berlaku.

Untuk mencapai tujuan manajemen pajak ada dua hal yang perlu dikuasai

dan dilaksanakan, yaitu :

- Memahami ketentuan peraturan perpajakan.

- Menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi syarat,

c. Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban pajak

telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah

memenuhi persyaratan formal maupun material. Hal ini terpenting dalam

pengendalian pajak adalah pemeriksaaan pembayaran pajak. Oleh sebab

itu, pegendalian dan pengaturan arus kas sangat penting dalam strategi

penghematan pajak, misalnya melakukan pembayaran pajak pada saat

Page 2 of 5
terakhir tentu lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan membayar

lebih awal.

2. Penghindaran pajak (tax avoidance) versus Penyelundupan pajak (tax

evasion).

Secara konsep perundang-undangan dalam menentukan perbedaan antara

penghindaran pajak dan penyelundupan pajak garis pemisahnya adalah antara

yang melanggar undang-undang (unlawful) dan tidak melanggar undang-undang

(lawful).

Penghindaran pajak (tax avoidance) yang disebut juga tax planning adalah proses

pengendalian tindakan agar terhindar dari konsekuensi pengenaan pajak yang

tidak dikehendaki. Penghindaran pajak adalah suatu tindakan yang benar-benar

legal. Seperti halnya suatu pengadilan yang tidak dapat menghukum seseorang

karena perbuatannya tidak melanggar hukum atau tidak termasuk dalam kategori

pelanggaran dan kejahatan, begitu pula mengenai pajak yang tidak dapat dipajaki,

apabila tidak ada tindakan/tramsaksi yang dapat dipajaki.

Menurut Harry Graham Balter

Penyelundupan pajak mengandung arti sebagai usaha yang dilakukan oleh wajib

pajak – apakah berhasil atau tidak untuk mengurangi atau sama sekali menghapus

utang pajak yang berdasarkan ketentuan yang berlaku sebagai pelanggaran

terhadap perundang-undangan perpajakan.

Penghindaran pajak merupakan usaha yang sama, yang tidak melanggar

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Ernest R. Mortenson

Page 3 of 5
Penyelundupan pajak adalah uaha yang tidak dapat dibenarkan berkenaan dengan

kegiatan wajib pajak untuk lari atau menghindarkan diri dari pengenaan pajak.

Penghindaran pajak berkenaan dengan pengaturan sesuatu peristiwa sedemikian

rupa untuk meminimkan atau menghilangkan beban pajak dengan memerhatikan

ada atau tidaknya akibat-akibat pajak yang ditimbulkannya. Oleh karena itu,

penghindaran pajak tidak merupakan pelanggaran atas perundang-undangan

perpajakan atau secara etik tidak dianggap salah dalam rangka usaha wajib pajak

untuk mengurangi, menghindari, meminimkan atau meringankan beban pajak

dengan cara-cara yang dimungkinkan oleh undang-undang pajak.

Penghematan pajak (Tax Saving)

Cara lain untuk mengefisienkan beban pajak adalah melalui penghematan pajak

(tax saving), yaitu suatu cara yang dilakukan olehh wajib pajak dalam

mengelakkan utang pajaknya dengan jalan menahan diri untuk tidak membeli

produk-produk yang ada pajak pertambahan nilainya, pajak penjualannya atau

dengan sengaja mengurangi jam kerja atau pekerjaan yang dapat dilakukannya

sehingga penghasilannya menjadi kecil dan terhindar dari pengenaan pajak

penghasilan yang besar.

Penghematan pajak adalah usaha memperkecil jumlah utang pajak yang tidak

termasuk dalam ruang lingkup pemajakan, sedang penghindaran pajak juga

merupakan uaha yang sama dengan cara mengeksploitir celah-celah yang

terdapat dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dimana

aparat perpajakan tidak dapat melakukan tindakan apa-apa.

Page 4 of 5
3. Anti Tax Avoidance Measures (Anti Penghindaran Pajak).

Dilihat dari sifatnya Kebijakan Anti Tax Avoidancedi Indonesia relatif

belum memenuhi sifat kebijakan sebagaimana dikemukakan oleh James

Anderson, yaitu sifat rasional, inkremental dan emergence,karena pada

kebijakan yang ada masih banyak peluang- peluang (loopholes) yang dapat

dimanfaatkan oleh wajib pajak, khususnya perusahaan Penanaman Modal Asing

untuk melakukan penghindaran pajak, sehingga potensi pajak yang ada belum

dapat digali secara optimal.Di samping itu kebijakan Anti Tax Avoidance yang

ada juga relatif tidak mengikuti perkembangan praktik di lapangan yang semakin

kompleks, hal ini terlihat dari masih banyaknya aturan pelaksanaan mengenai

kebijakan Anti Tax Avoidanceyang belum mengalami penyempurnaan sejak tahun

dibuatnya aturan tersebut (sebagian besar tahun l994).

Saat ini Indonesia baru mempunyai ketentuan tentang Specific Anti Tax

Avoidance (SAAR)yang teruang dalam pasal l8 Undang Undang Pajak Penghasilan.

Dalam hal ini Indonesia belum memiliki ketentuan General Anti Tax Avoidance

(GAAR) sebagai pelengkap dari SAAR.

Di samping itu dilihat dari faktor-faktor pendukung yaitu policy content

kebijakan yang bersifat rasional dan logis, kerjasama dengan pihak-pihak terkait

dan sumber daya yang trampil dalam melaksanakan kebijakan yang dibuat belum

sepenuhnya terpenuhi untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan kebijakan Anti

Tax Avoidancetersebut.

Page 5 of 5

Anda mungkin juga menyukai