Anda di halaman 1dari 4

Analisis

“kiat singkat membuat manajemen perpajakan” sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman.

Manajemen perpajakan merupakan suatu usaha menyeluruh yang dilakukan terus- menerus oleh
Wajib Pajak agar semua hal yang berkaitan dengan perpajakan dapat dikelola dengan baik, ekonomis,
efektif dan efisien, sehingga dapat memberikan kontribusi maksimum bagi kelangsungan usaha Wajib
Pajak tanpa mengorbankan kepentingan penerimaan negara. Tujuan akhir yang ingin dicapai dari
manajemen pajak adalah optimalisasi atau minimalisasi beban pajak yang dapat dicapai tidak hanya
dengan melakukan suatu perencanaan yang matang, melainkan juga harus melewati tahap
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling) yang baik dan
terkendali.

3 syarat yang perlu dilakukan dalam melakukan management perpajakan:

- Tidak bertentangan atau melanggar peraturan perpajakan yang berlaku.


- Dalam bisnis, perencanaan perpajakan harus masuk akal karena berkaitan dengan strategi
internasional, dimana kantor pusat perusahaan menentukan strategi bisnis unit yang
digunakan di setiap negara.
- Harus didukung dengan bukti-bukti yang valid, seperti pencatatan akuntansinya, maupun dari
segi hukum. Contoh: agreement, invoice, accounting treatment

Fungsi manajemen pajak:

- Fungsi Perencanaan pajak (fungsi Planning)


- Fungsi Pengorganisasian perpajakan (fungsi organizing)
- Fungsi Pelaksanaan perpajakan (fungsi actuating)
- Fungsi Pengawasan perpajakan (fungsi controlling)

Salah satu fungsi dalam managemet pajak yaitu dengan tax planning. Tax planning merupakan Langkah
awal dalam manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap
peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan.

5 syarat menyusun tax planning yang tidak melanggar aturan pajak:

- Mengerti peraturan perpajakan atau peraturan lain yang terlibat.


- Menentukan tujuan yang ingin dicapai perusahaan dalam tax planning.
- memahami karakter usaha WP, baik secara internal maupun eksternal.
- Mengerti mengenai tingkat kewajaran transaksi yang diatur dalam tax planning.

Tax planning harus didukung oleh kebijakan akuntansi dan didukung bukti yang valid, seperti faktur,
dan perjanjian.

Ketika wajib pajak menyusun suatu perencanaan pajak, dia harus mengetahui dan memahami
kewajiban perpajakan apa saja yang akan dihadapinya baik pajak lokal : praktiknya berpedoman pada
Undang-Undang domestik. Perencanaan pajak jenis ini biasanya dilakukan oleh Wajib Pajak badan
yang hanya memiliki usaha di Indonesia saja, atau pajak internasional jika skema transaksinya
berhubungan dengan pihak luar negeri harus turut memperhatikan Undang-Undang atau perjanjian
pajak (Tax Treaty) dari negara-negara yang ikut terlibat

Teori:
1. Jelaskan secara lengkap dan berikan contoh apa yang dimaksud dengan memanfaatkan
celah-celah atau lubang-lubang yang terdapat dalam undang-undang perpajakan dan
tahapan pembuatan management pajak?
Definisi dari tax management (tax planning) yaitu tindak penstrukturan yang bertujuan untuk
mengendalikan dan mengifisiensikan jumlah pajak yang dibayar yang tekanannya kepada
pengendalian terhadap transaksi yang berpotensi mengenai konsekuensi dalam perpajakan
dengan memanfaatkan celah-celah atau lubang-lubang yang terdapat di UU Perpajakan. Hal
ini dilakukan bukan untuk terhindar dari pajak tetapi membuat pembayaran pajak seminimal
mungkin, sehingga pembayaran pajak oleh wajib pajak akan lebih kecil dibandingkan jumlah
yang seharusnya dibayarkan tanpa bertentangan atau melanggar Undang-undang yang
berlaku. Berapa strategi tax planning yang sah dimata hukum adalah tax saving dan tax
avoidance. Karaketrisitik dari tax planning adalah net present value dimaksimalkan,
mengendalikan cash flow, data-data valid didukung dengan bukti, tidak bertentangan dengan
peraturan perpajakan yang berlaku, dan bagian integral dari management menyeluruh
perusahaan.
Contoh: Wajib Pajak badan yang menerima penghasilan dividen bukan merupakan objek
pajak, maka perusahaan akan melakukan investasi dengan maksimal untuk mendapatkan
dividen, karena pajak yang dibayar menjadi tidak sesuai dengan penghasilan yang didapatkan
oleh Wajib pajak badan.
Tahapan membuat management pajak:
 Tahap pemahaman
Perusahaan harus menyiapkan dan memahami seluruh data yang didukung oleh bukti-
bukti valid dan informasi seperti kondisi internal dan eksternal perusahaan, variable
management pajak yang terdiri dari variable entitas (melakukan transfer pricing, dan
memindahkan penghasilan atau biaya, peraturan perpajakan, waktu, serta karakteristik
dari peraturan perpajakan).
Contoh: perusahaan harus mempelajari/memahami mengenai UU perpajakan yang
berlaku di Indonesia, lalu memahami kondisi perusahaan baik internal maupun eksternal.
 Tahap penentuan tujuan
Perusahaan harus menentukan tujuan dari pembuatan management pajak, sehingga
sudah memikirkan apakah akan meningkatkan penghasilan yang bukan objek pajak atau
meningkatkan beban sehingga laba fiscal perusahaan dapat berkurang .
Contoh: perusahaan berencana untuk meningkatkan beban penyusutan asset tetap
sehingga dapat mengurangi laba perusahaan.
 Tahap pemilihan strategi
Perusahaan harus menentukan strategi apa yang akan digunakan dengan
mempertimbangkan pengurangan pajak yang diizinkan oleh undang-undang, dan aspek-
aspek lainnya.
Contoh: perusahaan dapat memilih menggunakan metode untuk menghitung depresiasi
dengan menggunakan straight line atau double declining. Dan asset-aset perusahaan
dilakukan revaluasi agar memberikan nilai riil.
 Penentuan Teknik
Penentuan Teknik penting untuk dilakukan oleh perusahaan seperti membuat rekonsiliasi
data akuntansi seperti pendapatan penjualan dengan SPT masa PPN, mengontrol
dokumen seperti akta notarism perjanjian jual beli, surat perintah kerja yang bertujuan
untuk mendukung transaksi yang terjadi, membuat system administrasi keuangan yang
bertujuan untuk memastikan perhitungan dan pembayran pajak sudah tepat, melakukan
manajemen atas tax audit, dan membuat system arsip laporan dan korespondensi pajak
yang terkontrol dengan baik.
 Tahap implementasi
Perusahaan akan mengimplementasikan Teknik yang sudah ditentukan untuk mengetahui
apakah Teknik tersebut dapat dilaksanakan dan berjalan sesuai dengan tujuan yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan. Meskipun rencana pajak telah dilaksanakan, tetap perlu
memperhitungkan setiap perubahan yang terjadi, baik dari undang-undang maupun
pelaksanaannya sesuai negara di mana aktivitas tersebut dilakukan yang dapat berdampak
terhadap komponen suatu perjanjian.
 Tahap evaluasi
Perusahaan perlu melakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana hasil pelaksanaan suatu
perencanaan pajak terhadap beban pajak, perbedaan laba kotor, dan pengeluaran selain
pajak atas berbagai alternatif perencanaan. Untuk mengatakan bahwa hasil suatu
perencanaan pajak baik atau tidak, maka perlu dievaluasi melalui berbagai rencana yang
dibuat. Tindakan perubahaan (up to date planning) harus tetap dijalankan apakah
diperlukan penambahan biaya atau apakah kemungkinan keberhasilannya sangat kecil.
2. Jelaskan secara singkat pengertian transfer pricing
Transfer pricing adalah strategi perusahaan dalam menentukan harga transfer dalam transaksi
jasa ataupun barang, berwujud ataupun tidak, dengan Upaya untuk menghemat beban pajak
dengan menggeser laba ke negara yang tarif pajaknya rendah. Transfer pricing diatur oleh
pemerintah karena terdapat kepentingan mengenai keuntungan dan selisih pajak untuk yang
memiliki hubungan istimewa. Tujuan transfer pricing adalah mengurangi beban pajak,
mengamankan posisi daya saing/kompetitif, melakukan evaluasi kinerja cabang mancanegara
dan memaksimalkan penghasilan global. Metode Penentuan transfer pricing:
 Metode Perbandingan Harga antara Pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa
(Comparable Uncontrolled Price/CUP);
 Metode Harga Penjualan Kembali (Resale Price Method/RPM);
 Metode Biaya-Plus (Cost Plus Method);
 Metode Pembagian Laba (Profit Split Method/PSM); atau
 Metode Laba Bersih Transaksional (Transactional Net Margin Method/TNMM).
3. Dikertas 1 lagi
4. Apa yang menjadi alasan wajib pajak melakukan revaluasi aktiva tetap, jelaskan juga alasan
tersebut dengan berdasarkan Undang-Undang Pajak dan Aktiva tetap apa saja yang dapat
direvaluasi, dalam perhitungan laba fiscal, terdapat pengertian biaya yang tidak boleh
dikurangkan dari penghasilan dalam menghitung penghasilan kena pajak. Jelaskan secara
lengkap dengan disertakan dasar hukum yang berlaku
Alasan wajib pajak melakukan revaluasi aktiva tetap merupakan salah satu kegiatan WP
dalam memanfaatkan celah-celah hukum yang ada. Alasannya adalah digunakan sebagai dasar
penyusutan aktiva tetap sehingga dapat mengurangi beban pajka yang harus dibayar. Karena
adanya selisih antara nilai buku dengan nilai revaluasi maka pajak akan menetapkan
maksimalnya sebesar 10% maka akan muncul taxable antara 10% yang dubayar dengan 22%
sebagai pengurang maka WP akan untung.
Alasan berdasarkan undang2: berdasarkan UU pph no. 36 tahun 2008 pasal 19 ayat 1, akan
terjadi ketidaksesuaian antara unsur biaya dengan penghasilan karena perkembangan harga
maka akan terdapat kemungkinan mengalami untung atau rugi. Berdasarkan UU pph no 36
tahun 2008 pasal 19 ayat 2 atas selisih penilaian Kemba.i akan dikenakan tarif sendiri.
Asset tetap yang dpat direval adalah asset tetap berwujud yang ada di Indonesia dan
digunakan untuk 3M (mendaoat, menagih, memlihara) dalam penghasilan objek pajak.
Contoh: tanah, bangunan yang bukan bertujuan untuk dijual.
Biaya yang tidak boleh dikurangkan adalah non-deductible exp, karena bukan merupaka
objek pajak. Hal ini didasari hukum UU pph pasal 9. Contohnya penghasulan finala atas sewa
bangunan dan tanah, tidak berkaitan dengan mendapat, menagih, emmelihara. Dan belum
terealisasikan seperti piutang.
Dasar hukum revaluasi:
1. PMK 191/PMK.010/2015
2. PMK 233/PMK. 03/2015
3. PER-37/PJ/2015
4. SE-61/PJ/2015
5. SE 73/PJ/2015

Anda mungkin juga menyukai