Artinya, metode ini merupakan proses untuk meminimalisir beban pajak namun tetap berada
pada jalurnya, yakni sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
yang berlaku.
Biasanya, metode ini dilakukan secara rutin atau reguler karena transaksi yang dilakukan
berulang atau selalu terjadi di sebuah perusahaan guna mengelola dengan baik urusan
perpajakannya.
Pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan tujuan dari manajemen keuangan. Intinya,
manajemen perpajakan bukan untuk mengelak membayar pajak, akan tetapi untuk mengatur
sehingga pajak yang dibayarkan tidak lebih dari jumlah yang seharusnya. Selain itu, tujuan
lainnya adalah untuk meminimalisir risiko utang pajak yang bisa saja timbul dalam suatu
transaksi yang rutin.
1. Membuat rekonsiliasi data akuntansi, misalnya beban pegawai vs nilai penghasilan SPT PPh
Pasal 21, pendapatan penjualan vs SPT Masa PPN.
2. Mengontrol dokumentasi guna mendukung transaksi yang terjadi, seperti surat perintah
kerja (kontrak kerja), akta notaris, dan perjanjian jual dan beli.
3. Membuat sistem administrasi keuangan untuk memastikan penghitungan dan pembayaran
pajak dengan tepat.
4. Membuat sistem arsip laporan dan korespondensi pajak yang teratur dan terkontrol dengan
baik.
5. Melakukan manajemen atas tax audit.
Hal lainnya yang bisa perusahaan atau Anda lakukan adalah dengan menggunakan aplikasi
yang mampu membantu dan menunjang lancarnya urusan perpajakan perusahaan, seperti
OnlinePajak. OnlinePajak merupakan aplikasi yang mampu memudahkan Anda dalam
melakukan hitung, setor, dan lapor dalam 1 klik saja.
Karena OnlinePajak aplikasi berbasis web, maka Anda juga bisa melakukan hitung, setor, dan
lapor dari mana saja dan kapan saja asal perangkat elektronik yang Anda gunakan terhubung
dengan baik dengan jaringan internet.
Kesimpulan
Manajemen perpajakan merupakan pelaksanaan pengaturan dan pengawasan dalam hal
perpajakan.
Biasanya, pelaksanaannya bersifat rutin atau reguler berdasarkan transaksi yang memang
terjadi berulang kali.
Tujuannya secara general adalah untuk meminimalisir risiko utang pajak yang bisa saja
timbul dalam suatu transaksi yang terjadi secara rutin tersebut.
Metode ini dilakukan bukan bertujuan untuk mangkir dari tanggung jawab pajak, melainkan
agar segala hal yang berkaitan dengan perpajakan dapat dikelola dengan efektif, efisien,
ekonomis, dan tetap sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.