Anda di halaman 1dari 4

Teknik Dasar Manajemen Pajak dan Perencanaan Pajak, misal

Optimalisasi Biaya Yang Dapat dikurangi dan Efisiensi Administrasi.


Untuk dapat menerapkan manajemen perpajakan, Anda bisa menggunakan beberapa teknik
dasar di bawah ini.
 Membuat rekonsiliasi data akuntansi yang meliputi pendapatan penjualan yang
disesuaikan dengan SPT Masa PPN atau beban pajak pegawai dengan penghasilan SPT
PPh Pasal 21.
 Memastikan sistem administrasi keuangan mampu melakukan perhitungan pajak dengan
tepat dan sesuai.
 Mengontrol sistem arsip dan dokumentasi bukti transaksi, mulai dari perjanjian jual beli
hingga korespondensi pajak dan pelaporannya.
 Melakukan tax audit dengan menggunakan jasa pihak ketiga, contohnya konsultan pajak
untuk memeriksa kewajiban perpajakan.
Manajemen pajak perusahaan juga perlu memperhatikan kerangka waktunya, yang meliputi:
 Routine Budget Process Time frame, meliputi transaksi bersifat rutin baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
 Build-in Under Corporate Planning Corporate Tax Management, yakni ketika
perusahaan memiliki strategi bisnis, maka perlu dipikirkan pula strategi tax planning.
Sebagai contoh pembukaan gerai baru yang memerlukan sentralisasi PPN fund untuk
mempermudah perhitungan PPN yang dipungut.
 Incidental, yakni saat terjadi transaksi khusus pada waktu tertentu misalnya saja ketika
pengambilalihan usaha maupun ketika perusahaan IPO tentu perlakukan pajaknya juga
berbeda.

Tahap Melakukan Tax Planning:


1. Menganalisis Informasi yang Ada
Tahap pertama dari perencanaan pajak adalah menganalisis komponen yang berbeda atas
pajak yang terlibat dalam suatu proyek dan menghitung seakurat mungkin beban pajak
yang ditaanggung. Hal ini hanya bisa dilakukan dengan mempertimbangkan masing-
masing elemen dari pajak, baik secara sendiri-sendiri maupun secara total pajak yang
harus dapat dirumuskan sebagai perencanaan pajak yang paling efisien.
2. Buat Satu Model atau Lebih Rencana Besarnya Pajak
Pilih bentuk transaksi operasi atau hubungan internasional. Pada hampir semua sistem
perpajakan internasional, paling tidak ada dua negara yang ditentukan lebih dahulu. Dari
sudut pandang perpajakan, proses perencanaan tidak bisa berada di luar dari tahapan
pemilihan transaksi, operasi, dan hubungan yang paling menguntungkan.
3. Evaluasi atas Perencanaan Pajak
Tax planning sebagai suatu perencanaan yang merupakan bagian kecil dari seluruh
perencanaan strategis perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi untuk
melihat sejauh mana hasil pelaksanaan suatu perencanaan pajak terhadap beban pajak,
perbedaan laba kotor, dan pengeluaran selain pajak atas berbagai alternatif perencanaan.
4. Mencari Kelemahan Dan Kemudian Memperbaiki Kembali Rencana Pajak
Untuk mengatakan bahwa hasil suatu perencanaan pajak baik atau tidak, tentu harus
dievaluasi melalui berbagai rencana yang dibuat. Tindakan perubahaan (up to date
planning) harus tetap dijalankan walaupun diperlukan penambahan biaya atau
kemungkinan keberhasilannya sangat kecil.
5. Memutakhirkan Rencana Pajak
Meskipun suatu rencana pajak telah dilaksanakan dan proyek juga telah berjalan, tetap
perlu diperhitungkan setiap perubahan yang terjadi, baik dari undang-undang maupun
pelaksanaannya sesuai negara di mana aktivitas tersebut dilakukan yang dapat
berdampak terhadap komponen suatu perjanjian.

ada beberapa altrnatif strategi yang dapat mengurangkan pajak terutang:


1. Pemilihan alternatif dasar pembukuan, basis kas atau basis akrual.
Pada basis akrual, biaya administrasi dan umum dibebankan pada saat timbulnya
kewajiban, sedangkan pada basis kas biaya tersebut baru dibebankan pada saat
terjadinya pembayaran. Dengan demikian dari sisi efisiensi, beban pajak lebih
menguntungkan memilih basis akrual.
2. Pengelolaan transaksi yang berkaitan dengan pemberian kesejahteraan kepada
karyawan.
Kesejahteraan karyawan yang dapat direkayasa terdiri atas :
a. PPh pasal 21 karyawan.
b. Pengobatan karyawan.
c. Pembayaran premi asuransi untuk pegawai.
d. Iuran pensiun dan iuran jaminan hari tua.
e. Transportasi, rumah dinas, dan pakaian kerja karyawan.
f. Makanan dan natura lainnya.
g. Bonus dan jasa produksi.
3. Pemilihan metode penilaian persediaan.
Penentuan metode penilaian persediaan cukup penting dalam perencanaan
perpajakan terutama untuk perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur dan
perdagangan. Untuk efisiensi pajak, terutama dalam kondisi perekonomian yang
inflasi, maka metode rata-rata akan menghasilkan HPP yang lebih tinggi daripada
metode FIFO. HPP yang lebih tinggi akan mengakibatkan laba kotor menjadi lebih
kecil sehingga penghasilan kena pajak juga akan menjadi lebih kecil.
4. Pemilihan sumber dana dalam pengadaan aset tetap.
Untuk efisiensi beban pajak, sewa guna usaha dengan hak opsi sebaiknya dipilih
karena jangka waktu sewa usaha umumnya lebih pendek dari umur aset dan
pembayaran sewa guna usaha dapat dibiayakan seluruhnya. Dengan demikian aset
tersebut dapat dibiayakan lebih cepat dibandingkan melalui penyusutan jika
pembelian dilakukan secara langsung.
5. Pemilihan metode penyusutan aset tetap dan amortisasi aset tidak berwujud.
Penyusutan aktiva tetap yang diakui dalam pajak hanya 2 yaitu :
a. Metode garis lurus
b. Metode saldo menurun
Untuk efisiensi beban pajak, sebelum menentukan metode mana yang akan
digunakan, terlebih dahulu seorang tax planner harus melihat kondisi dari perusahaan
yang bersangkutan. Jika kondisi perusahaan adalah laba dan besarnya penghasilan
kena pajak sudah mencapai tarif pajak yang tinggi, maka metode saldo menurun akan
lebih menguntungkan.
6. Transaksi yang berkaitan dengan pemungutan pajak.
Selain sebagai pembayar pajak, perusahaan juga sebagai pemotong pajak
terhadap
pihak ketiga. Masalah yang sering timbul adalah pihak yang bersangkutan tidak
bersedia dipotong pajaknya. Untuk mengatasinya, perusahaan sebaiknya me-mark up
nilai transaksinya supaya nilai tersebut sudah termasuk pajak, karena jika perusahaan
hanya membayar PPh pasal 23 maka PPh yang dibayar oleh perusahaan tidak dapat
dibebankan sebagai biaya.
7. Optimalisasi pengkreditan pajak yang telah di bayar.
Pajak penghasilan yang dapat dikreditkan selain angsuran masa bulanan (PPh pasal
25) atas PPh badan yang terutang pada akhir tahun adalah pajak penghasilan yang
dibayar maupun yang dipungut oleh pihak lain yang bersifat final.
8. Permohonan penurunan pembayaran angsuran masa (PPh pasal 25 bulanan).
Besarnya pembayaran PPh pasal 25 trgantung dari besarnya PPh terutang tahun
lalu. Namun bisa saja terjadi diproyeksikan dalam tahun berjalan akan terdapat
penurunan laba, sehingga jika kita mengangsur PPh 25 yang besarnya berdasarkan
tahun lalu maka kemungkinan pada akhir tahun akan terjadi kelebihan pembayaran
pajak. Untuk itu perusahaan sebaiknya mengajukan permohonan penurunan angsuran
masa dengan disertai proyek laba akhir tahun dan alasan terjadi penurunan laba.
9. Rekonsiliasi SPT.
Sebaiknya perusahaan melakukan rekonsiliasi secara periodik antara rekening-
rekening yang ada di SPT PPh badan, SPT PPh pasal 21, dan SPT PPN. Jika ada
perbedaan dapat dilakukan koreksi, hal ini untuk menghindari pengenaan transaksi.

Anda mungkin juga menyukai