Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN PAJAK Oleh Kelompok 11:

BERDASARKAN Christian Sangian (18061104041)


Zenab Mahale (18061104059)
UNDANG-UNDANG Aisah Ramadhan (18061104061)

DOMESTIK

Mata Kuliah: Perencanaan Pajak


A. JENIS - JENIS PERENCANAAN PAJAK

Perencanaan pajak dapat dibagi menjadi 2, yaitu :


1. Perencanaan pajak nasional (national taxplanning)
2. Perencanaan pajak internasional ( international taxplanning)

Perbedaan utama antara perencanaan pajak nasional dengan perencanaan pajak internasional adalah
peraturan pajak yang digunakan. Dalam perencanaan pajak nasional hanya memperhatikan undang-
undang domestik, tetapi kalau perencanaan pajak internasional di samping undang-undang domestic
juga harus memperhatikan perjanjian pajak dan undang-undang dari Negara-negara yang terlibat.
B. ASPEK KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN ADMINISTRASI

AWAdministrasi perpajakan adalah bentuk dari suatu sistem untuk mengendalikan masalah pajak
perusahaan. Dalam sistem itu minimal harus mencakup hal-hal berikut ini:
1. Memeriksa transaksi-transaksi utama yang mempunyai dampak perpajakan cukup signifikan,
menjamin bahwa transaksi utama tersebut telah dicatat atau diperlakukan sesuai dengan undang-
undang dan kebijakan perusahaan.
2. Menciptakan sistem pengawasan internal untuk menjamin bahwa berbagai kewajiban perpajakan
telah diikuti dengan benar. Dengan demikian, risiko sanksi administrasi maupun sanksi pidana dapat
dihindari atau diminimalkan sehingga tidak menimbulkan pemborosan sumber danaperusahaan.

Pemeriksaan atas transaksi-transaksi utama dapat dilakukan sebagai bagian dari sistem internal
control akuntanasi di mana transaksi-transaksi utama hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh
persetujuan dari pejabat yang berwenang dalam organisasi. Sebagai tambahan dari administrasi
perpajakan yang normal dapat juga menggunakan standar daftar pemeriksaan (check list ).
C. ASPEK LINGKUNGAN
PERPAJAKAN
2 3
Dalam memilih strategi yang sesuai, seorang manajer perusahaan harus memahami
keadaan factor eksternal (lingkungan dari perpajakan) yang terjadi di dalam praktik
sebagai berikut :

1 2 3
Target Hak Mengajukan
Pemeriksaan Pajak
Keberatan
D. PERENCANAAN PAJAK UNTUK
MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK

Mengambil keuntungan dari berbagai pilihan bentuk badan hukum (legal entity)
1 yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan jenis usaha.

2 Memilih lokasi perusahaan yang akan didirikan.

Mendirikan perusahaan dlam satu jalur usaha sehingga diatur mengenai penggunaan tarif pajak
3 yang paling menguntungkan antara masing-masing badan usaha.

Mendirikanperusahaan ada yang sebagai pusat laba dan ada sebagai pusat biaya(cost
4 center).

5 Memberikan tunjangan kepada karyawan dalam bentuk uanga atau natura


D. PERENCANAAN PAJAK UNTUK
MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK

6 Pemilihan metoda penilaian persediaan.

7 Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan.

Penundaan pembayaran kewajiban pajak dapat dilakukan dengan


8 cara melakukan pembayaran pada saat mendekati tanggal jatuh
tempo.

Menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan dapat dilakukan


9 dengan cara menguasai peraturan perpajakan yangberlaku.
E. PERENCANAAN PAJAK UNTUK PAJAK PENGHASILAN
(Laba Akuntansi versus Penghasilan Kena Pajak)

Laba Akuntansi
Penghasilan Kena Pajak
Laba akuntansi (accounting income) adalah
Penghasilan Kena Pajak berdasarkan prinsip taxability
pengukuran laba yang lazim digunakan dalam dunia
deductability, dimana suatu biaya baru dapat dikurangkan
bisnis. Laba akuntansi dihitung berdasarkan prinsip
dari penghasilan bruto apabila pihak yang menerima
akuntansi yang berlaku umum, di Indonesia diatur
pengeluaran atas biaya yang bersangkutan, melaporkannya
dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Laba
sebagai penghasilan dan penghasilan tersebut dikenakan
akuntansi penghitungannya bertumpu pada prinsip
pajak.
penandingan antara pendapatan dengan biaya-biaya
Untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak, minimal ada
terkait (matching cost against revenue). Pendapatan
lima komponen yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas
1. Penghasilan yang Menjadi Objek Pajak
perusahaan yang biasa dikenal dengan sebutan yang
2. Penghasilan yang Dikecualikan sebagai Objek Pajak
berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees),
3. Penghasilan yang Pajaknya Dikenakan secara Final
bunga, dividen royalty, dan sewa.
4. Biaya yang Boleh Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
5. Biaya yang Tidak Boleh Dikurangkan dari Penghasilan
Bruto
F. STRATEGI YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK
MENGEFISIENSIKAN BEBAN PPh BADAN

Strategi yang dapat digunakan untuk mengefisiensikan beban PPh Badan adalah sebagai berikut
1. Pemilihan Alternatif Dasar Pembukuan
2. Pengelolaan Transaksi yang Berhubungan dengan Pemberian Kesejahteraan Karyawan 
3. Pemilihan Metode Penilaian Persediaan
4. Pendanaan Aset Tetap dengan Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi
5. Pemilihan Metode Penyusutan Aset Tetap dan Amortisasi atas Aset Tak Berwujud
6. Transaksi yang Berkaitan dengan Perusahaan sebagai Pemungut Pajak 
7. Optimlisasi Pengkreditan Pajak Penghasilan yang Telah Dibayar
8. Pengajuan Penurunan Angsuran Masa PPh Pasal 25
9. RekonsiliasiSPT
10. Penyertaan Modal pada Perseroan Terbatas Dalam Negeri
G. PERENCANAAN PAJAK UNTUK PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI

Perencanaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dapat dilakukan sebagai berikut:


1. Memaksimalkan PPN masukan yang dapat dikreditkan; perusahaan sebaiknya
memperoleh Barang Kena Pajak (BKP)/ Jasa Kena Pajak (JKP) dari Pengusaha Kena
Pajak (PKP), supaya pajak masukannya dapat dikreditkan. Perusahaan perlu mengamati
dengan cermat jangan sampai terdapat pajak masukan yang belum dikreditkan lagi.

2. Dalam hal penjualan BKP/JKP yang pembayarannya belum diterima, pembuatan faktur
pajak bisa ditunda sampai akhir bulan berikutnya setelah penyerahan Barang Kena
Pajak/Jasa Kena Pajak. PPN dikenakan atas :
1.Penyerahan BKP/JKP yang dilakukan olehPKP
2.ImporBKP
3.Pemanfaatan BKP tidak berwujud/JKP luar daerah pabean di dalam daerah pabean
Ekspor BKP oleh PKP
H. PENELAAHAN PAJAK

Dalam pelaksanaan pihak yang melakukan penelaahan pajak akan melakukan identifikasi sebuah aspek perpajakan
yang ada dalam perusahaan tersebut termasuk hak dan kewajiban yang ada di dalamnya. Selanjutnya dilakukan
penelaahan atas kewajiban-kewajiban yang telah dilaksanakan.

Mengetahui posisi perusahaan dalam masalah kepatuhan pajak; apakah perusahaan telah melaksanakan seluruh
kewajiban pajak dengan benar, adakah kewajiban yang belum atau kurang dilaksanakan, atau apakah terjadi
pemenuhan kewajiban pajak yang berlebih.

Penelaahan pajak bisa dilakukan oleh pihak internal misalnya auditor internal maupun auditor eksternal. Setelah
selesai melaksanakan penelaahan maka atas pelaksanaan penelaahan dibuat laporan akhir yang berisi kesimpulan dan
saran-saran yang direkomendasikan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai