Anda di halaman 1dari 43

PERENCANAAN PAJAK

BERDASARKAN UNDANG –
UNDANG DOMESTIK

BAB 9
Pendahuluan
• Perencanaan pajak yang baik
memerlukan suatu
pemahaman terhadap
undang – undang dan
peraturan pajak
• Undang – undang pajak dari
waktu ke waktu selalu
mengalami perkembangan
• UU dan peraturan pajak
adalah produk suatu sistem
perpajakan
• Sistem perpajakan sangat
dipengaruhi situasi sosial politik
dan ekonomi
Jenis Perencanaan Pajak

Perencanaan Pajak Nasional


1. (National Tax Planning)

Perencanaan Pajak Internasional


2.
(International Tax Planning)
Yang sering dilakukan dalam perencanan
pajak (nasional maupun internasional):
• Penghindaran tarif pajak tertinggi
• Percepatan pengakuan pendapatan
• Alokasi pajak ke beberapa WP maupun
tahun pajak
• Penangguhan pembayaran pajak
• Tax exclusive maximization
• Transformasi pendapatan yang terkena
pajak ke pendapatan yang tidak
terkena pajak
• Transformasi beban yang tidak boleh
dikurangi pajak ke beban yang boleh
dikurangi pajak
• Penciptaan maupun percepatan
beban-beban yang boleh dikurangi
pajak
Perencanan Pajak: Nasional vs
Internasional

• Hanya memperhatikan UU
Pajak domestik
National tax • Pemilihan atas dilakukan
planning tidaknya suatu transaksi
hanya bergantung pada
transaksi tersebut

• Memperhatikan UU pajak
domestik plus perjanjian
pajak dan UU Pajak negara-
International negara yang terlibat
Tax Planning • Dasar pemilihan transaksi
adalah negara (yuridiksi)
mana yang akan digunakan
untuk suatu transaksi
Aspek Kebijakan Akuntansi dan
Administrasi
• Perbedaan antara kebijakan akuntansi komersial dengan
akuntansi pajak untuk perhitungan laba kena pajak
meliputi :

Sistem pengakuan
penghasilan dan Sistem penilaian
beban persediaan

Metode Penilaian kembali


penyusutan aset tetap

Sewa guna usaha


(leasing)
• Adminitrasi pajak pada dasarnya adalah
kelanjutan dari pelaksanaan perencanaan pajak.
• Administrasi pajak adalah metode untuk
meyakinkan bahwa apa yang dilaksanakan telah
sesuai dengan yang direncanakan.
• Administrasi perpajakan adalah bentuk dari suatu
sistem untuk mengendalikan masalah pajak
perusahaan, yang harus mencakup:
 Memeriksa transaksi – transaksi utama yang
mempunyai dampak perpajakan cukup
signifikan , menjamin bahwa transaksi
tersebut telah dicatat sesuai dengan
undang – undang dan kebijakan
perusahaan .
 Menciptakan sisitem pengawasan internal
untuk menjamin bahwa berbagai kewajiban
perpajakan telah diikuti dengan benar.
Sehingga risiko sanksi administrasi maupun
pidana dapat dihindari atau diminimalkan
Aspek Lingkungan
Perpajakan

Target
1.

2. Pemeriksaan Pajak

3.
Hak Mengajukan
Keberatan
• Setiap tahunnya pemerintah
memiliki target untuk
meningkatkan penarikan
T pajak.
• Penting bagi manajer untuk
a memahami rencana DJP
r • 3 hal utama yang jelas akan
dilaksanakan oleh DJP:
g 1. Tekanan utk melakukan
e intensifikasi dan ekstensifikasi
penarikan pajak
t 2. Ada tidaknya rencana
mengeluarkan ketentuan
perpajakan yang baru
3. Pemberlakuan insentif
perpajakan
P • Secara teori pemeriksaan
pajak oleh DJP tujuannya
e jelas untuk memastikan
m bahwa Wajib Pajak:
e P a) Telah membayar pajak
dengan benar;
r a
b) Tidak
i j menyalahgunakan
k a sistem self assessment.
s k • Namun kenyataannya
a
terdapat beberapa area
dalam ketentuan
a perpajakan yang diatur
n tidak lengkap atau tidak
dinyatakan secara eksplisit
M • Meskipun diperbolehkan
K
e oleh UU, tapi tingkat
e
n efektivitasnya bagi WP
b
g adalah terbatas
H e
a • Sulit bagi WP utk
a r
k
j
a
mengajukan keberatan
u
t
walaupun hasil
k
a
pemeriksaan tidak
a masuk akal atau tidak
n
n konsisten menurut WP
Perencanaan Pajak utk Efisiensi
Beban Pajak
• Strategi efisiensi beban pajak
(penghematan pajak)
haruslah bersifat legal
• Secara umum penghematan
pajak menganut prinsip the
least and latest 
membayar dalam jumlah
seminimal mungkin dan
pada waktu paling akhir
yang masih diizinkan oleh UU
dan peraturan pajak
Strategi Efisiensi (Penghematan)
Pajak
1. Mengambil keuntungan dari
berbagai pilihan bentuk badan
hukum (legal entity) yang sesuai
dengan kebutuhan dan jenis
usaha.
2. Memilih lokasi perusahaan yang
akan didirikan.
3. Mengambil keuntungan sebesar-
besarnya atau semaksimal
mungkin dari berbagai
pengecualian, potongan,
pengurangan atas PKP yg di
perbolehkan UU.
Strategi Efisiensi (Penghematan)
Pajak
4. Mendirikan perusahaan dalam
satu jalur usaha sehingga diatur
mengenai penggunaan tarif
pajak yang paling
menguntungkan.
5. Mendirikan perusahaan ada
yang sebagai pusat laba dan
ada sebagai pusat biaya.
6. Memberikan tunjanagan
kepada karyawan dalam
bentuk uang.
7. Pemilihan metoda persediaan
Strategi Efisiensi (Penghematan)
Pajak
8. Untuk pendanaan aset tetap
dapat mempertimbangkan
sewa guna usaha dengan hak
opsi.
9. Melalui pemilihan metoda
penyusutan
10. Menghindari dari pengenaan
pajak dengan cara
mengarahkan pada transaksi
yang bukan objek pajak.
Strategi Efisiensi (Penghematan)
Pajak
11. Mengoptimalkan kredit pajak
yang di perkenankan.
12. Penundaan pembayaran
kewajiban pajak dilakukan
dengan cara melakukan
pembayaran pada saat
mendekati tanggal jatuh tempo
13. Menghindari pemeriksaan pajak
14. Menghindari pelanggaran
terhadap peraturan perpajakan
dengan cara menguasai
peraturan perpajakan yang
berlaku
Perencanaan Pajak utk PPh
• Terlebih dahulu harus
dipahami adanya
perbedaan antara laba
akuntansi dengan laba
fiskal/penghasilan kena
pajak
Laba Akuntansi vs PKP
Laba Akuntansi
• Disebut juga laba
komersial  pengukuran
laba yang lazim dalam
dunia bisnis  dihitung
berdasarkan SAK
• Perhitungannya
berdasarkan pada prinsip
penandingan (matching
principle)
Laba Akuntansi vs PKP
Laba Akuntansi
• Dalam laba akuntansi:
– Penghasilan (income) 
penambahan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal
dari kontribusi penanaman modal
– Penghasilan meliputi:
• Pendapatan(revenue): penghasilan
yang timbul dari aktivitas perusahaan
yang biasa, meliputi penjualan,
pendapatan jasa (fee), pendapatan
dari penggunaan aset (dividen,
bunga, royalti)
• Keuntungan (gain): penghasilan dari
aktivitas non operasional perusahaan,
misalnya keuntungan dari penjualan
aset tetap, keuntungan karena selisih
kurs
Laba Akuntansi vs PKP
Laba Akuntansi
• Dalam laba akuntansi:
– Pendapatan harus diukur
dengan nilai wajar imbalan
yang diterima atau yang
dapat diterima
– Umumnya imbalan tersebut
berbentuk kas atau setara
kas
Laba Akuntansi vs PKP
Laba Akuntansi
• Dalam laba akuntansi:
– Biaya (cost) semua pengurang
terhadap penghasilan 
dibedakan menjadi:
• Pengeluaran modal (capital
expenditure) aset
• Pengeluaran penghasilan (revenue
expenditure)  beban
– Beban (expense) penurunan
manfaat ekonomi selama satu
periode akuntansi dalam bentuk
kas keluar, berkurangnya aset,
atau timbulnya kewajiban yang
menyebabkan penurunan ekuitas
yang tidak menyangkut
pembagian kepada pemilik
Laba Akuntansi vs PKP
Laba Akuntansi
• Dalam laba akuntansi:
– Beban juga meliputi kerugian yang
belum direalisasi
– Beban diakui berdasarkan
hubungan langsung antara biaya
yang timbul dan penghasilan yang
diperoleh (matching)
– Jika manfaat ekonomi lbh dari 1
periode akuntansi, dan
hubungannya dengan
penghasilan hanya dapt
ditentukan secara luas/tidak
langsung  beban diakui
berdasarkan alokasi yg rasional
dan sistematis
Laba Akuntansi vs PKP
Laba Fiskal/Penghasilan Kena Pajak
• Penghasilan Kena Pajak/PKP
(taxable income) laba yang
dihitung berdasarkan peraturan
perpajakan yang berlaku
• Prinsip yang digunakan taxability
deductability  suatu biaya baru
dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto jika pihak yang
menerima pengeluaran atas
biaya tsb melaporkannya
sebagai penghasilannya, dan
penghasilan tersebut kena pajak
(taxable)
Laba Akuntansi vs PKP
Laba Fiskal/Penghasilan Kena Pajak
• Untuk menghitung Penghasilan
Kena Pajak/PKP (taxable
income)minimal ada 5
komponen:
1. Penghasilan yang menjadi objek
pajak
2. Penghasilan yang dikecualikan
sebagai objek pajak
3. Penghasilan yang dikenakan pajak
final
4. Biaya yang boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto
5. Biaya yang tidak boleh dikurangkan
dari penghasilan bruto
Strategi utk mengefisienkan Beban
PPh
1. Pemilihan alternatif dasr pembukuan (Cash
vs accrual)
2. Pengelolaan transaksi berkaitan dengan
pemberian kesejahteran karyawan
3. Pemilihan metode penilain persediaan
4. Pemilihan sumber dana dalam
pengadaan aset tetap
5. Pemilihan metode penyusutan dan
amortisasi
6. Transaksi yang berkaitan dengan
withholding tax
7. Optimalisasi kredit pajak
8. Permohonan penurunan pembayaran PPh
Pasal 25
9. Pengajian SKB PPh Pasal 22 dan 23
10. Rekonsilisasi SPT
11. Penyertaan modal pada PT dalam negeri
Pemilihan Alternatif Dasar
Pembukuan
• Dasar pembukuan yang diakui
oleh Dirjen Pajak adalah basis
akrual dan basis kas yang
dimodifikasi (modified cash basis).
• Pada basis akrual, pendapatan
dan biaya dicatat dan dilaporkan
pada saat timbulnya hak dan
kewajiban, meskipun utangnya
belum diterima atau dibayar.
• Sedangkan pada basis kas,
pendapatan dan biaya dicatat
dan dilaporkan pada saat
terjadinya penerimaan dan
pengeluaran uang.
Pemilihan Alternatif Dasar
Pembukuan…lanjutan
• Basis kas yang dimodifikasi (modified cash
basis) utk menghitung PPh adlah sbb:
– Penghitungan penjualan dalam suatu periode
harus meliputi seluruh penjualan baik tunai
maupun nontunai
– Biaya-biay ayang boleh dibebankan adalah
biaya-biaya yang telah dibayar
– Dalam perolehan harta yang dapat disusutkan
dan hak-hak yang dapat diamortisasi, biaya yang
boleh dibebankan hanya dapat dilakukan
melalui penyusutan dan amortisasi
• Perbedaan antara basia akrual dan basis kas
yang dimodifikasi adalah pada biaya
administrasi dan umum  pada basis akrual
biaya adm dan umum dibebankan saat
timbulnya kewajiban, sedangkan pada basis
kas, biaya tersebut baru dibebankan saat
terjadinya pembayaran  dari sisi pajak
lebih untung dengan basis akrual
Pengelolaan Transaksi yang Berhubungan
Dengan Pemberian Kesejahteraan
karyawan
Strategi efisiensi biaya kesejahteraan karyawan sangat
tergantung dengan kondisi perusahaan sbb:
1. Pada perusahaan yang PKP nya dikenakan tarif
tertinggi dan pengenaan PPh nya tidak final,
diupayakan seminimal mungkin memberikan
kesejahteraan karyawan dalam bentuk natura dan
kenikmatan krn tdk bisa dibebankan
2. Utk perusahaan yg PKP nya dikenakan pajak final,
sebaiknya memberikan kesejahteraan karyawan
dalam bentuk natura dan kenikmatan krn tdk
termasuk objek PPh Pasal 21, sebaliknya
pengeluarannya tdk berpengaruh thd PPh badan
krn PPh badan final dihitung dari % atas penghasilan
bruto sebelum dikurangi dengan biaya-biaya
3. Bagi perusahaan yg mengalami rugi, pemberian
natura dan kenikmatan akan menurunkan PPh
Pasal 21, sementara PPh badannya nihil
Pengelolaan Transaksi yang Berhubungan
Dengan Pemberian Kesejahteraan
karyawan…lanjutan
Rekayasa biaya kesejahteraan karyawan:
1. PPh Pasal 21 Karyawan:
a) PPh ditanggung karyawan bersangkutan
b) Tunjangan PPh
c) PPh ditanggung perusahaan
2. Pengobatan/kesehatan karyawan:
a) Perusahaan mendirikan klinik sendiri atau
bekerja sama dgn RS tertentu
b) Karyawan diberikan tunjangan
kesehatan
c) Karyawan diikutsertakan dalam asuransi
kesehatan  dpt diklaim ke perusahaan
asuransi ybs
Pengelolaan Transaksi yang Berhubungan
Dengan Pemberian Kesejahteraan
karyawan…lanjutan
Rekayasa biaya kesejahteraan karyawan:
3. Pembayaran premi asuransi untuk
pegawai:
a) ditanggung perusahaan
b) ditanggung karyawan bersangkutan
c) sebagian ditanggung perusahaan
sebagian ditanggung karyawan
4. Iuran pensiun dan iuran jaminan hari
tua:
a) ditanggung perusahaan
b) ditanggung karyawan bersangkutan
c) sebagian ditanggung perusahaan
sebagian ditanggung karyawan
Pengelolaan Transaksi yang Berhubungan
Dengan Pemberian Kesejahteraan
karyawan…lanjutan
Rekayasa biaya kesejahteraan karyawan:
5. Rumah dinas karyawan:
a) Perusahaan menyediakan rumah dinas
b) Perusahaan memberikan tunjangan
perumahan
6. Transportasi untuk karyawan:
a) Perusahaan menyediakan mobil dinas
b) Perusahaan memberikan tunjangan
transportasi
7. Pakaian kerja karyawan:
a) sehubungan dgn lingkungan kerja
b) seragam karyawan pd umumnya
Pengelolaan Transaksi yang Berhubungan
Dengan Pemberian Kesejahteraan
karyawan…lanjutan
Rekayasa biaya kesejahteraan karyawan:
8.Makanan dan natura lainnya:
a) Perusahaan memberikan beras atau
menyediakan katering untuk karyawan
b) Tunjangan beras atau uang makan
9.Bonus dan jasa produksi:
a) Dibebankan dalam tahun berjalan
b) Dibebankan pada laba yang ditahan
Pengelolaan Transaksi yang Berhubungan
Dengan Pemberian Kesejahteraan
karyawan…lanjutan
Pemberian Natura di Daerah Terpencil
• Dapat dikurangkan dan tidak
menambah penghasilan karyawan krn
bukan objek PPh
• Diatur dalam Surat Edaran Dirjen Pajak
SE-29/Pj.4/1995
Pemilihan Metode Penilaian
Persediaan
• Untuk efisiensi pajak,
terutama dalam kondisi
perekonomian inflasi,
maka metode rata-rata
akan menghasilkan HPP yg
lebih tinggi daripada
metode FIFO  akibatnya
laba akan lebih kecil, dan
beban pajak juga akan
lebih kecil
Pendanaan Aset Tetap dengan Sewa
Guna Usaha dengan Hak Opsi
• Untuk efisiensi beban pajak, sewa guna
usaha dengan hak opsi sebaiknya
dipilih karena jangka waktu sewa guna
usaha umumnya lebih pendek dari
umur aset dan pembayaran sewa guna
usaha dapat dibiayakan seluruhnya.
• Perlakuan pajak atas SGU dengan hak
opsi ini:
1. Lessee tdk blh menyusutkan barang
modal yg di-SGU-kan hingga saat lessee
menggunakan hak opsinya untuk
membeli barang modal
2. Penyusutan dilakaukan mulai tahun pajak
digunakannya hak opsi. Dasar
penyusutan adalah nilai sisa barang
modal bersangkutan
3. Pembayaran SGU yang dilakukan
merupakan biaya yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto
Pemilihan Metode Penyusutand
an Amortisasi
• Untuk efisiensi beban pajak,
sebelum menentukan metode
mana yang akan digunakan
terlebih dahulu seorang
perencana pajak harus melihat
kondisi dari suatu perusahaan.
• Jika kondisi perusahaan laba dan
besarnya PKP sudah mencapai
tarif pajak yang tinggi , maka
metode saldo menurun akan lebih
menguntungkan.
• Sebaiknya jika perusahaan rugi
maka akan lebih baik memilih
metode garis lurus.
Transaksi Withholding Tax
• Masalah yang sering timbul, WP
tidak bersedia
dipotong/dipungut pajaknya.
• Akhirnya perusahaan yg hrs
membayar krn utk menghindari
denda.
• Pajak yg dibayarkan
perusahaan tidak dapat
dibebankan sebagai biaya
• Untuk mengatasinya, sebaiknya
perusahaan melakukan mark
up nilai transaksi agar sudah
termasuk pajak.
Pengajuan Penurunan Angsuran
PPh Pasal 25
• Besarnya pembayaran PPh Pasal 25
tahun berjalan sangat tergantung
besarnya PPh terhutang tahun yang
lalu
• Jika pada tahun berjalan
diproyeksikan akan terjadi penurunan
penghasilan, sehingga jika
berdasarkan penghasilan tahun lalu,
PPh akan lebih bayar
• Walaupun bisa direstitusi, tetapi
perusahaan harus siap utk diperiksa
• Perusahaan dapat mengajukan
permohonan penurunan angsuran
dengan disertai proyeksi la akhir
tahun dan alasan terjadinya
penurunan laba
Rekonsiliasi SPT
• Sebaiknya perusahaan
melakukan rekonsiliasi
secara periodik antara
rekening-rekening yang
ada di SPT PPh badan, PPh
Pasal 21, dan SPT PPN 
agar dapat melakukan
koreksi atas perbedaan
• Hal ini dilakukan untuk
menghindari sanksi pajak
Penyertaan Modal pada PT
• Perusahaan sebaiknya
melakukan investasi dalam
saham minimal 25% dari
jumlah saham yang beredar
 dividennya dikecualikan
dari objek PPh
• Hal ini lebih menguntungkan
dari pada investasi dalam
obligasi dan deposito 
bunganya merupakan objek
PPh
Perencanaan Pajak utk PPN
Dapat dilakukan sebagai berikut :
• Memaksimalkan PPN masukan
yang dapat dikreditkan;
perusahaan sebaiknya
memperoleh BKP/JKP dari
Pengusaha Kena Pajak, supaya
masukannya dapat dikreditkan.
• Dalam hal pengajuan BKP/JKP
yang pembayarannya belum
diterima, pembuatan faktur
pajak bisa ditunda sampai akhir
bulan berikutnya setelah
penyerahan BKP/JK
Penelaahan Pajak
• Penelaahan pajak adalah kegiatan
penelaahan terhadap seluruh
kewajiban perpajakan yang ada
dalam suatu perusahaan dan
pelaksanaan pemenuhan kewajiban-
kewajiaban tsb, baik dari cara
perhitungan, pemotongan, penyetoran
dan pelunasan maupun pelaporannya
untuk menilai kepatuhan pajak (tax
complience).
• Posisi perusahaan dalam kepatuhan
pajak:
– perusahaan telah melaksanakan seluruh
kewajiban pajak dengan benar (fully
comply)
– Ada kewajiban yang belum atau kurang
dilaksanakan (under comply)
– Ada kewajiban pajak yang berlebihan
dilaksanakan (over comply)
Penelaahan Pajak
• Penelaahan pajak meliputi semua
aspek perpajakan yang ada dalam
perusahaan
• Penelaahan pajak dapat dilakukan
oleh pihak internal (mis., auditor
internal) maupun pihak eksternal
(mis., auditor eksternal (KAP) atau
Kantor Konsultan Pajak (KKP)
• Setelah dilakukan penelahaan,
dbuatkan laporan akhir yang berisi
kesimpulan dan saran-saran yang
direkomendasikan
• Format laporan dapat berbentuk
narasi atau komparasi data
dengan berbagai temuan

Anda mungkin juga menyukai