Anda di halaman 1dari 17

PERENCANAAN PAJAK: METODE

PENYUSUTAN DAN REVALUASI ASET TETAP

UJIAN TENGAH SEMESTER

Disusun Oleh :

O. MARPULI PANGGABEAN (142170032)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2020
PENDAHULUAN

Sumber penerimaan kas di Indonesia yang paling besar berasal

dari pajak. Pajak merupakan kewajiban dan peran serta wajib pajak

(masyarakat) untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan

kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk mendanai pengeluaran rutin

negara atau belanja negara beserta pembangunan. Pajak bagi pemerintah

merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk kepentingan

bersama. Bagi perusahaan, pajak dihitung sebagai beban yang akan

mengurangi net income perusahaan tersebut. Keinginan Fiskus untuk

menerima pembayaran pajak yang besar dari masyarakat bertolak

belakang dengan keinginan perusahaan yang menginginkan jumlah

pembayaran pajak yang relatif kecil. Untuk memenuhi tujuan tersebut,

perusahaan melakukan manajemen pajak untuk merencanakan pajak

yang akan dibayarkan oleh perusahaan.

Perencanaan pajak (tax planning) merupakan bagian yang tidak

dipisahkan dari manajemen strategi perusahaan secara keseluruhan.

Perencanaan pajak turut menentukan berhasil tidaknya manajemen

strategi yang dibuat oleh perusahaan. Perencanaan pajak perlu dilakukan

agar perusahaan dapat membayar pajak secara efektif dan efisien.

Perencanaan pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti

menghitung penyusutan aktiva tetap perusahaan, penilaian kembali

1
(revaluasi) aktiva tetap perusahaan, dan penetuan harga transfer (transfer

pricing) perusahaan.

Perusahaan harus menetapkan metode penyusutan yang tepat bagi

aktiva tetapnya. Metode penyusutan yang digunakan suatu perusahaan

akan berpengaruh terhadap nilai laba atau rugi dari suatu perusahaan.

Revaluasi merupakan metode yang jarang digunakan oleh perusahaan.

Revaluasi aset tetap adalah penilaian kembali aset tetap perusahaan yang

mengakibatkan adanya kenaikan atau penurunan terhadap nilai aset tetap

tersebut dipasaran. Melalui revaluasi ini suatu nilai aset tetap akan

bertambah besar yang secara langsung akan mengurangi laba perusahaan.

Menurunnya laba perusahaan akan meminimalkan pajak terhutang yang

dibayarkan oleh perusahaan. Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan

diatas maka penulis memutuskan untuk membuat artikel jurnal dengan

judul “Analisis Perencanaan Pajak Melalui Metode Penyusutan Dan

Revaluasi Aset Tetap”. Diharapkan artikel jurnal ini dapat memberikan

manfaat atau kontribusi bagi:

a. Bagi Perusahaan

Memberikan gambaran dan bahan pertimbangan sebagai dasar untuk

melakukan perencanaan pajak melalui metode penyusutan dan

revaluasi aset tetap.

b. Bagi Pemerintah

2
Memberikan gambaran dan informasi mengenai perencanaan pajak

yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga dapat mempertahankan

sumber pendapatan yang digunakan untuk kepentingan bersama.

3
LITERATURE REVIEW

1. Perencanaan Pajak

Tax planning menurut Crumbley, Friedman, dan Anders dalam

Suandy (2013) adalah analisis sistematis menangguhkan pajak ditujukan

untuk meminimalkan kewajiban pajak di masa pajak saat ini dan masa

depan. Menurut Lyons dalam Suandy (2013) perencanaan pajak adalah

skema atas usaha perorangan dan atau perusahaan privat untuk

meminimalkan kewajiban pajak.

Pengertian Tax Planning Menurut Darussalam & Danny (Tax

Avoidance, Tax Planning, Tax Evasion, dan Anti Avoidance Rule, 2009)

adalah upaya wajib pajak untuk meminimalkan pajak yang terhutang

melalui skema yang memang telah jelas diatur dalam peraturan perundang

- undangan perpajakan dan sifatnya tidak menimbulkan disputeantara

wajib pajak dan otoritas pajak.

Sedangkan Menurut Farid Ahmad dalam Malaysia Tax Work Book

yang dikutip dalam Gunadi (2009) menyatakan bahwa “Perencanaan Pajak

merupakan serangkaian proses atau tindakan yang dilakukan Wajin Pajak

untuk merekayasa (reenginering) sumber – sumber penghasilan dan beban

maupun transaksi lainnya dengan tujuan meminimalisasi, menangguhkan,

4
atau eliminasi beban pajak yang masih berada dalam kerangka peraturan

perundang – undangan”.

2. Tujuan Penerapan Perencanaan Pajak pada Perusahaan

Tujuan penerapan perencanaan pajak (tax planning) dalam

kegiatan usaha wajib pajak adalah untuk mencapai sasaran perusahaan

dalam pemenuhan kewajiban perpajakan, dengan cara menggunakan tax

planning secara lengkap, benar dan tepat waktu yang sesuai dengan

peraturan perundang-undang perpajakan, sehingga perusahaan tidak akan

dienai sanksi administrasi berupa denda, bunga ataupun kenaikan pajak.

Hal tersebut untuk efisiensi dan efektifitas pemanfaatan sumber daya, guna

meningkatkan kinerja perusahaan dalam memperoleh laba yang optimal.

3. Manfaat Perencanaan Pajak

Menurut Pohan (2013), terdapat beberapa manfaat yang bisa

diperoleh dari perencanaan pajak:

a. Penghematan kas keluar, karena beban pajak yang merupajkan unsur

biaya dapat dikurangi.

b. Mengatur aliran kas masuk dan keluar (cash flow), karena dengan

perencanaan pajak yang matang dapat diperkirakan kebutuhan kas

untuk pajak, dan menentukan saat pembayaran sehingga perusahaan

dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat.

5
4. Penerapan Perencanaan Pajak

Dalam perencanaan pajak, terdapat strategi yang dapat dilakukan

antara lain :

a. Tax Saving

Tax saving adalah upaya untuk mengefisienkan beban pajak melalui

pemilihan alternatif pengenaan pajak dengan tariff yang lebih rendah.

b. Tax Avoidance

Tax avoidance adalah upaya mengefisienkan beban pajak dengan cara

menghindari pengenaan pajak dengan mengarahkannya pada transaksi

yang bukan objek pajak.

c. Penundaan/Penggeseran Pembayaran Pajak

Penundaan/penggeseran kewajiban pajak dapat dilakukan tanpa

melanggar peraturan perpajakan yang berlaku.

d. Mengoptimalkan Kredit Pajak yang Diperkenankan

Wajib pajak seringkali kurang mendapat informasi mengenai

pembayaran yang dapat dikreditkan.

5. Penyusutan

Penyusutan merupakan hal penting yang perlu diperhatikan selama

pemanfaatan suatu aset tetap. Menurut PSAK No. 16 menyatakan bahwa

penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari

6
suatu aset selama umur manfaatnya. Ketentuan tentang penyusutan aset

tetap menurut pasal 10 Undang-undang PPh, meliputi :

a. Harta yang dapat disusutkan adalah harta berwujud yang memiliki

masa manfaat lebih dari satu tahun yang digunakan untuk

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang menjadi

objek pajak, kecuali tanah.

b. Harta yang tidak dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan

memelihara penghasilan tidak boleh disusutkan secara fiskal,

misalnya, bangunan untuk tempat tinggal karyawan bukan didaerah

terpencil yang ditetapkan Menteri Keuangan. Keuntungan penjualan

harta tersebut merupakan objek PPh, namun apabila terjadi kerugian

tidak dapat dibebankan sebagai biaya fiskal.

c. Penyusutan aset dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran,

kecuali untuk aset yang masih dalam proses pengerjaan aset tersebut.

Dengan persetujuan DJP, penyusutan dapat dimulai pada bulan aset

tersebut digunakan.

6. Revaluasi

Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap adalah kegiatan

perhitungan kembali nilai sebuah aset sesuai harga pasar yang berlaku

pada saat penilaian dilakukan, sehingga akan diperoleh nilai aset yang

relevan. Menurut Waluyo & IIyas (2002), revaluasi aset tetap adalah

7
penilaian kembali aset tetap perusahaan yang diakibatkan adanya kenaikan

nilai aset tetap tersebut dipasaran atau karena rendahnya nilai aktiva tetap

dalam laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau

sebab lain, sehingga nilai aktiva tetap dalam laporan keuangan tidak lagi

mencerminkan nilai wajar.

Menurut PSAK No. 16 revisi 2007, revaluasi merupakan salah satu

metode penilaian aset kembali. Jika suatu entitas memilih menggunakan

metode revaluasi maka metode ini harus diterapkan secara konsisten oleh

perusahaan. Perusahaan tidak boleh hanya menggunakan metode revaluasi

sesekali untuk tujuan seperti yang disebutkan diatas, tetapi revaluasi harus

dilakukan secara regular.

7. Pendekatan Penilaian

Pendekatan penilaian terdiri atas :

a. Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach) nilai suatu aset

didasarkan serta ditentukan dengan memperhatikan dan

mempertimbangkan transaksi – transaksi yang terjadi atas

properti/aset yang sejenis/sebanding dengan melakukan pengumpulan

data dan pencatatan serta wawancara dengan pemilik.

b. Pendekatan Kalkulasi Biaya (Cost Approach) nilai suatu aset

didasrkan serta ditentukan penaksiran biaya penggantian baru atas aset

yang dinilai atau dapat juga dengan penyusutan – penyusutan yang

8
terjadi atas aktiva tersebut sesuai dengan kondisi yang terlihat pada

saat peninjauan dan pemeriksaan dilakukan.

c. Pendekatan Pendapatan (Income Approach) nilai aset ditentukan

dengan mengadakan perhitungan dan analisa pendapatan atas

kekayaan selama satu atau beberapa tahun dan dikurangi dengan biaya

– biaya operasi.

9
PEMBAHASAN

Perencanaan pajak adalah perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan

secara lengkap, benar dan tepat waktu sehingga dapat menghindari pemborosan

sumber daya. Perencanaan pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara,

diantaranya: menghitung penyusutan aktiva tetap perusahaan dengan metode

tertentu, penilaian kembali (revaluasi) aktiva tetap perusahaan.

Salah satu beban yang wajib dibayar oleh perusahaan setiap tahunnya

adalah beban pajak. Pajak adalah beban perusahaan menurut undang-undang yang

harus dibebankan pada perusahaan yang memperoleh penghasilan kenak pajak.

Dalam hal membayar pajak biasanya perusahaan berupaya untuk meminimalkan

beban pajak perusahaan. Minimalisasi beban pajak perusahaan tersebut dapat

dilakukan melalui perencanaan pajak.

1. Cara dan Tarif Penyusutan Aktiva Tetap

Menurut Undang – undang No. 17 Tahun 2000 pasal 11 ayat (6) menyatakan

bahwa harta tetap berwujud digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :

a. Golongan bukan bangunan yang dirinci menjadi empat kelompok dan;

b. Golongan bangunan yang dirinci menjadi dua kelompok, yaitu bangunan

yang bersifat permanen dan tidak permanen.

Cara penentuan penyusutan menurut UU No. 17 Tahun 2000 pasal 11 ayat

(1)dan ayat (2) metode penyusutan yang digunakan adalah:

10
a. Metode garis lurus (starigt line method) untuk semua harta berwujud dan

b. Metode saldo menurun (declining balance method), untuk harga berwujud

selain bangunan.

2. Revaluasi Aset Tetap berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan

Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak

diperkenakan karena standar akuntansi keuangan menganut penilaian aset

berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari

ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah.

Ketika perusahaan melakukan penilaian kembali atas aset – asetnya,

laporan keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan dari konsep

harga perolehan didalam penyajian aset tetap pengaruh dari pada

penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan perusahaan. Selisih

antara nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat) aset tetap

11
dibukukan dalam akun modal dengan nama "selisih penilaian kembali

aset".

Revaluasi mempunyai dua macam yaitu revaluasi parsial dan

revaluasi menyeluruh. Revaluasi parsial berarti perusahaan hanya

melakukan revaluasi atas sebagian aset tetap yang ada sesuai

pertimbangan. Sedangkan revaluasi menyeluruh berarti perusahaan

melakukan penilaian kembali atas seluruh aset tetap yang dimiliki.

Pelaksanaan revaluasi aset tetap hanya boleh dilakukan oleh perusahaan

penilai (appraisal company) yang disahkan oleh Menteri Keuangan agar

hasil penilainnya lebih objektif.

3. Revaluasi Aset Tetap berdasarkan Perpajakan

Sistem akuntansi yang dikembangkan dan ditetapkan sesuai

dengan ketentuan perpajakan harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip –

prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam hal ini sesuai dengan PSAK

kecuali jika terdapat aturan khusus dari ketentuan perpajakan yang diatur

oleh pemerintah. Dalam peraturan pajak, penilaian kembali harus

dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

79/PMK.03/2008 Tanggal 23 mei 2008 tentang Penilaian Kembali Aset

Tetap Perusahaan untuk tujuam Perpajakan.

Meskipun didalam peraturan perpajakan memperbolehkan WP

untuk melakukan penilaian kembali aset tetap, tetapi tidak semua aset tetap

dapat direvaluasi atau dinilai kembali. Berdasarkan Peraturan Menteri

12
Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008 tertanggal 23 Mei 2008 pasal 3 ayat 1,

revaluasi aset tetap perusahaan dilakukan terhadap :

a. Seluruh aset tetap berwujud termasuk tanah yang berstatus hak milik

atau hak guna bangunan atau,

b. Seluruh aset tetap berwujud tidak termasuk tanah, yang terletak atau

berada di Indonesia, dimiliki, dan dipergunakan untuk mendapatkan,

menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak.

4. Selisih Akibat Revaluasi Aset Tetap Menurut Peraturan Perpajakan

Selisih atas revaluasi adalah selisih antara nilai buku (setelah

revaluasi) dari suatu aset dengan sisa nilai buku aset secara fiskal (sebelum

revaluasi). Apabila dari selisih tersebut terjadi kelebihan, maka akan

dikenakan pajak final sebesar 10% (peraturan Menteri Keuangan Nomor

79/PMK.03/2008, Pasal 5).

13
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah

diuraikan, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa penggunaan

metode penyusutan dan revaluasi asset tetap adalah suatu bentuk usaha

yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk menilai kembali nilai asset

tetapnya dalam rangka untuk meminimalkan beban pajak penghasilan

yang ditanggung oleh perusahaan. Kebijakan revaluasi asset tetap yang

dilakukan oleh perusahaan berdampak pada meningkatnya nilai buku asset

tetap tersebut. Kebijakan revaluasi asset tetap yang dilaksanakan oleh

perusahaan akan berdampak pada beban pajak yang harus dibayar

perusahaan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Darussalam & Danny. (2009). Tax Avoidance, Tax Planning, Tax Evasion, dan

Anti Avoidance Rule. Jakarta : Salemba Empat.

Gunadi.(2009). Akuntansi Pajak. Jakarta : Grasindo.

Ilyas & Waluyo. (2002). Akuntansi Pajak. Jakarta : Salemba 4.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.486/KMK.03/2002.

Tentang penilaian kembali aktiva tetap perusahaan dengan tujuan

perpajakan dalam pasal 5 ayat (1).

Lestari, A. N., & Susanti, S. W. (2016). Tax Planning Sebagai Optimalisasi

Pemenuhan Kewajiban Perpajakan pada Wajib Pajak Badan. Surabaya.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor : 16 (revisi 2011). Tentang Asset

Tetap.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor : 16. Tentang Penyusutan Aktiva

Tetap.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor. 16 revisi 2007. Tentang

Revaluasi Aktiva Tetap.

Pohan, Chairil Anwar. (2013). Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan

Pajak dan Bisnis. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.

15
Suandy, Erly. (2011). Perencanaan Pajak. Edisi Revisi. Salemba Empat. Jakarta.

Suandy, Erly. (2013). Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Ritongga, Pandapotan. (2017). Analisis Perencanaan Pajak Melalui Metode

Penyusutan dan Revaluasi Aset Tetap untuk Meminimalkan Beban Pajak

pada PT Taspen (Persero) Cabang Utama Medan. Jurnal Riset Akuntansi

& Bisnis, 17 (1).

https://www.ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=36&hlm=2 (Diakses tanggal

11 Maret 2020 Pukul 18.10 WIB).

16

Anda mungkin juga menyukai