Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATA KULIAH (RMK)

Mata Kuliah : Perencanaan Pajak


Pertemuan 2
Overview Perencanaan Pajak
Disusun Oleh :
1. Dhimas Ilham F0318037
2. Lanang Galih F0318071
3. Yustia ‘aini S F0318116

A. Dasar – dasar Perencanaan Pajak


1. Manajemen Pajak
Manajemen Pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan
benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk
memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Tujuan Manajemen Pajak dapat dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Menerapkan peraturan perpajakan secara benar.
b. Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya.

Tujuan dari manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi manajemen yang
terdiri dari:

a. Perencanaan Pajak (Tax Planning)


Perencanaan Pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak dimana pada
tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan,
dengan maksud dapat diseleksi jenis tin dakan penghematan pajak yang akan
dilakukan.
Tujuan Perencanaan Pajak adalah merekayasa agar beban pajak (Tax Burden)
serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan
tujuan pembuatan Undang-undang maka tax planning disini sama dengan tax
avoidance karena secara hakikat ekonomis kedua-duanya berusaha untuk
memaksimalkan penghasilan setelah pajak (after tax return) karena pajak merupakan
unsur pengurang laba yang tersedia baik untuk dibagikan kepada pemegang saham
maupun diinvestasikan kembali.

Strategi Umum Perencanaan Pajak.

1) Tax Saving
Tax saving merupakan upaya efisiensi beban pajak melalui pemilihan
alternatif pengenaan pajak dengan tarifyang lebih rendah.Misalnya, perusahaan
yang memiliki penghasilan kena pajak lebih dari Rp. 100 juta dapat melakukan
perubahan pemberian natura kepada karyawan menjadi tunjangan dalam bentuk
uang
2) Tax Avoidance
Tax Avoidance merupakan upaya efisiensi beban pajak dengan
menghindari pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan merupakan objek
pajak. Misalnya, perusahaan yang masih mengalami kerugian, perlu mengubah
tunjangan karyawan dalam bentuk uang menjadi pemberian natura karena natura
bukan merupakan objek pajak PPh Pasal 21.
3) Tax Evasion
Menghindari pelanggaran atas peraturan perpajakan
a) Dengan menguasai peraturan pajakyang berlaku, perusahaan dapat
menghindari timbulnya sanksi perpajakan berupa: Sanksi administrasi: denda,
bunga, atau kenaikan; Sanksi pidana: pidana atau kurungan.
b) Menunda pembayaran kewajiban pajak tanpa melanggar peraturan yang
berlaku dapat dilakukan melalui penundaan pembayaran PPN. Penundaan ini
dilakukan dengan menunda penerbitan faktur pajak keluaran hingga batas
waktuyang diperkenankan, khususnya untuk penjualan kredit. Dalam hal ini,
penjual dapat menerbitkan faktur pajak pada akhir bulan berikutnya setelah
bulan penyerahan barang.
c) Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan, Wajib Pajak sering kurang
memperoleh informasi mengenai pembayaran pajak yang dapat dikreditkan
yang merupakan pajakdibayar dimuka. Misalnya, PPh Pasal 22 atas
pembeliansolar dan/atau impor dan Fiskal Luar Negeri atas perjalanan dinas
pegawai.

b. Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan (Tax Implemetation)


Apabila pada tahap perencanaan pajak telah diketahui faktor-faktor yang akan
dimanfaatkan untuk melakukan penghematan pajak, maka langkah selanjutnya adalah
mengimplementasikannya baik secara formal maupun materiel. Harus dipastikan
bahwa pelaksanaan kewajiban perpajakannya telah memenuhi peraturan perpajakan
yang berlaku. Manajemen pajak tidak dimaksudkan untuk melanggar peraturan. Dan
jika dalam pelaksanaannya menyimpang dari peraturan yang berlaku maka praktek
tersebut telah menyimpang dari tujuan manajemen pajak.
Untuk mencapai tujuan manajemen pajak ada dua hal yang perlu dikuasai dan
dilaksanakan yaitu antara lain :
a. Memahami ketentuan dan peraturan perpajakan dengan mempelajari peraturan
perpajakan seperti UU, PP, Keppres, KMK, SK, dan SE DitJen Pajak, kita dapat
mengetahui peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menghemat beban
pajak.
b. Menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi syarat Pembukuan merupakan
sarana yang sangat penting dalam menyajikan informasi keuangan perusahaan
yang disajikan dalam bentuk LK dan menjadi dasar dalam menghitung besarnya
jumlah pajak (UU KUP pasal 28).

c. Pengendalian Pajak (Tax Control)


Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban pajak telah
dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah memenuhi persyaratan
formal maupun materil. Dalam pengendalian pajak yang penting adalah pengecekan
pembayaran pajak. Oleh sebab itu pengendalian dan pengaturan arus kas sangat
penting dalam strategi penghematan pajak, misalnya pembayaran pajak dilakukan
saat akhir tentu lebih menguntungkan dibandingkan membayar lebih awal.
Pengendalian pajak termasuk pemeriksaan jika perusahaan telah membayar pajak
lebih besar dari jumlah pajak terutang.
2. Motivasi Dilakukan Perencanaan Pajak
Ada 3 unsur perpajakan yang memotivasi dilakukannya perencanaan pajak yaitu
a. Kebijaksanaan Perpajakan (Tax Policy)
Kebijaksanaan perpajakan merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang hendak dituju
dalam sistem perpajakan. Dari berbagai aspek kebijaksanaan pajak ada faktor-faktor yang
mendorong dilakukannya perencanaan pajak yaitu:
1) Jenis Pajak yang akan dipungut
Ada berbagai tipe pajak yang harus menjadi pertimbangan utama baik berupa
pajak langsung maupun pajak tidak langsung serta cukai seperti :
 PPh Badan dan Orang Pribadi.
 Pajak atas Capital Gain.
 Withholding tax, gaji, upah, sewa, bunga, dan royalty.
 Pajak atas ekspor, impor dan bea masuk.
 Pajak atas undian/hadiah.Bea Materai.
 Capital transfer taxes/transfer duties.
 Lisensi usaha dan pajak perdagangan lainnya.
2) Subjek Pajak
Indonesia mengadakan pemisahan antara Badan Usaha dengan pribadi
pemiliknya (pemegang saham), yang akan menimbulkan pajak ganda. Adanya
perbedaan perlakuan perpajakan atas pembayaran dividen kepada pemegang
saham dari Badan Usaha dimana pemegang saham adalah orang pribadi atau
perorangan dan pemegang saham adalah berbentuk Badan Usaha (PT), maka
disini menimbulkan usaha untuk perencanaan pajak dengan baik agar beban
pajaknya rendah dan meringankan arus kas (cashflow) perusahaan sehingga bisa
dimanfaatkan untuk tujuan lain. Disamping itu adanya pertimbangan untuk
menunda pembayaran deviden dengan cara meningkatkan jumlah laba yang
ditahan, yang bagi perusahaan juga akan menimbulkan penundaan pajak.
3) Objek Pajak
Adanya perlakuan perpajakan yang berbeda atas obyek pajak yang secara
ekonomis hakekatnya sama akan menimbulkan usaha perencanaan pajak, agar
beban pajak rendah. Jadi karena objek pajak merupakan basis perhitungan (tax
bases) besarnya pajak, maka dalam rangka optimalisasi alokasi sumber dana,
manajemen akan merencanakan pajak yang tidak lebih dan tidak kurang.
a) Undang-undang Perpajakan (Tax Law) Kita menyadari bahwa kenyataannya
di manapun tidak ada undang-undang yang mengatur setiap permasalahan
secara sempurna, maka dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh ketentuan-
ketentuan lain (Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden, Keputusan Menteri
Keuangan dan DIrektur Jendral Pajak), maka tidak jarang ketentuan
pelaksanaan tersebut bertentangan dengan Undang-undang itu sendiri karena
disesuaikan dengan kepentingan pembuat kebijaksanaan dalam mencapai
tujuan lain yang ingin dicapainya.
b) Administrasi Perpajakan (Tax Administration) Secara umum motivasi
dilakukannya perencanaan pajak adalah memaksimalkan laba setelah pajak
karena pajak itu ikut mempengaruhi dalam pengembalian keputusan atas
suatu tindakan dalam operasi perusahaan untuk melakukan investasi dengan
cara menganalisis secara cermat dan memanfaatkan peluang atau
kesempatan yang ada dalam ketentuan peraturan yang sengaja dibuat oleh
pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas objek yang secara
ekonomi hakikatnya sama (karena pemerintah mempunyai tujuan lain
tertentu) dengan memanfaatkan:
 Perbedaan tarif pajak (Tax Rates).
 Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak (Tax
Base).
 Loopholes, Shelters dan Havens.

B. Manfaat dari Perencanaan Pajak


1. Manfaat Perencaan Pajak
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari perencanaan yang
dilakukan secara cermat menurut Chairil Anwar Pohan (2017:20)
a. Penghematan Kas Keluar
Hal ini terjadi dikarenakan beban pajak adalah unsur biaya yang
dapat dikurangi, sehingga apabila beban pajak berkurang maka kas yang
harus keluar juga berkurang.
b. Mengatur Aliran Kas
Dengan adanya perencanaan pajak yang matang maka kebutuhan
kas untuk pajak dapat diperkirakan, dan menentukan saat pembayaran
sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari adanya perencanaan pajak
(Mardiasmo, 1992) antara lain adalah :
a. Penghematan kas keluar, perencanaan pajak dapat menghemat pajak yang
merupakan biaya bagi perusahaan
b. Mengatur aliran kas (cash flow), perencanaan pajak dapat mengestimasi
kebutuhan kas untuk pajak dan menentukan saat pembayaran sehingga
perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat.

C. Prosedur dan Metode Perencanaan Pajak


Prosedur atau Tahapan Perencanaan Pajak
1. Analisis Informasi
Dalam perencanaan pajak diperlukan informasi mengenai pajak sehingga tujuan
dari perencanaan pajak tercapai. Oleh karena itu seorang manajer atau pihak yang
bertanggung jawab harus memiliki informasi yang cukup dan memahami kondisi
dan situasi yang sedang dialami.Berikut beberapa factor yang harus diperhatikan
dalam menganalisis informasi :
a. Fakta yang relevan
Fakta relevan adalah keadaan yang sebanarnya yang sesuai dengan
kebutuhan untuk Agar perencanaan pajak dapat dilakukan secara tepat
maka seorang manajer harus memiliki fakta yang relevan dalam hal
melakukan perencanaan pajak.
b. Faktor pajak (Pajak Internasional)
Sistem perpajakan yang berlaku disuatu negara itu seperti apa karena ini
akan sangat mempengaruhi semua kewajiban dalam perpajakan.
c. Faktor non pajak
1) Masalah badan hukum
2) Masalah mata uang dan nilai tukar
3) Masalah pengawasan devisa
4) Masalah program insentif investasi
5) Masalah faktor non pajak lainnya

2. Pembuatan satu atau lebih model rencana kemungkinan besaran pajak


Model perpanjian internasional melibatkan satu atau lebih tindakan-tindakan
berikut ini :
a. Pemilihan bentuk transaksi operasi atau hubungan internasional
b. Pemilihan negara asing sebagai tempat melakukan investasi atau menjadi
residen dari negara tersebut
c. Penggunaan satu atau lebih negara tambahan

3. Evaluasi pelaksanaan rencana pajak


Melakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui sejauh mana tax planning ini
berhasil.
4. Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana pajak
Setelah adanya evaluasi maka kita akan mendapatkan hal-hal yang kurang
dari tax planningnya sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk mencapai tax
planning yang maksimal. Proses ini tetap harus dilakukan walaupun diperlukan
waktu dan juga biaya tambahan.
5. Memutakhirkan rencana pajak
Walaupun suatu rencana pajak telah dilakukan dan proyek juga telah
berjalan, tetap perlu diperhitungkan setiap perubahan yang terjadi, baik dari
undang-undang maupun pelaksanaannya sesuai negara di mana aktivitas tersebut
dilakukan yang dapat berdampak terhadap komponen suatu perjanjian.

Anda mungkin juga menyukai