Anda di halaman 1dari 7

Resume Perpajakan

Tax Planning

Nama : Lani Melani

NIM : 90400120031

Kelas : Akuntansi A
A. Pengertian

Tax planning atau perencanaan pajak menurut Erly Suandy (2017) ialah “Langkah awal
dalam manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap
peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan
dilakukan. Pada umunya penekanan perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk
meminimumkan kewajiban pajak. Motivasi yang mendasari dilakukannya perencanaan
pajak Erly Suandy (2017) yaitu:
1. Kebijakan Perpajakan
2. Undang-undang Perpajakan
3. Administrasi

Secara umum, tax planning (perencanaan pajak) ialah upaya mengurangi atau
meminimalkan beban pajak yang harus dibayarkan kepada negara sehingga pajak yang
dibayar tidak melebihi jumlah yang sebenarnya. Namun, tindakan ini ialah legal karena
tetap mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku. Legal dalam hal ini penghematan yang
dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal yang tidak diatur oleh undang-undang (loopholes)
sehingga tidak ada pelanggaran konstitusi atau UU Perpajakan yang berlaku.

B. Tujuan Tax Planning


Tujuan pokoknya yaitu untuk mengurangi jumlah atau total pajak yang harus dibayar
oleh wajib pajak. Adapun beberapa tujuan lainnya:
1. Memperkecil pengeluaran perusahaan untuk membayar pajak sehingga biaya yang
dikeluarkan lebih efisien.
2. Memperhitungkan dan menyiapkan pembayaran pajak sesuai peraturan yang
berlaku agar tidak timbul sanksi atau denda yang justru memperbesar pengeluaran
pajak.
3. Dengan melaksanakan tax planning yang tepat, maka perusahaan (WP) dapat
menurunkan beban pajak yang pada akhirnya akan meningkatkan laba setelah
pajak.
C. Syarat Menjalankan Tax Planning
 Bagi WP perlu memahami proses bisnis perusahaan
 Menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam tax planning agar memudahkan
penyusunan tax planning.
 Tidak melanggar peraturan perpajakan yang berlaku, karena bila melanggar akan
menimbulkan risiko bagi wajib pajak yang justru membuat perencanaan pajak
gagal lantaran berpotensi menimbulkan denda atau sanksi pajak lainnya.
 Memahami tingkat kewajaran yang diatur dalam tax planning.
 Tidak memalsukan bukti pendukung atau data lain yang dibutuhkan untuk
membayar pajak.
 Masuk akal secara bisnis, jika tidak maka tax planning akan melemahkan
perencanaan itu sendiri.

D. Strategi dalam Tax Planning


 Tax Avoidance (Penghindaran pajak)
Merupaka upaya perusahaan menghindari pengenaan pajak melalui transaksi yang
bukan merupakan objek pajak.
Contoh: Perusahaan mengubah tunjangan karyawan dalam bentuk uang menjadi
natura, karena natura bukan objek PPh Pasal 21. Biasanya dialami oleh perusahaan
yang sedang kerugian.

 Tax Saving
Ini ialah upaya efisiensi beban pajak melalui pemilihan alternatif pengenaan pajak
dengan tarif yang lebih rendah. Contoh:
Perusahaan melakukan perubahan pemberian natura kepada karyawan menjadi
tunjangan dalam bentuk uang.

 Mengoptimalkan Kredit Pajak yang Diperkenankan


Kita dapat mengkreditkan pajak yang sudah dipotong asalkan tidak menyimpang
dari peraturan. Contohnya: Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas pembelian solar
dan/atau impor, PPh 23 atas penghasilan jasa atau sewa, serta pajak fiskal luar
negeri atas perjalanan dinas pegawai.

 Melakukan Penundaan dalam Membayar Kewajiban Pajak Perusahaan sebagai


Wajib Pajak dapat menunda pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPn) dengan
menunda penerbitan faktur pajak keluaran hingga batas waktu yang diperkenankan,
khususnya untuk penjualan kredit. PPN dapat dibayar pada akhir bulan berikutnya
setelah bulan penyerahan barang.

 Menghindari Pelanggaran atas Peraturan Perpajakan Wajib Pajak badan harus


menguasai peraturan pajak yang berlaku agar terhindar dari timbulnya sanksi
perpajakan berupa:
- sanksi administrasi, seperti denda, bunga, atau kenaikan,
- sanksi pidana, seperti pidana atau kurungan.
 Menghindari kesalahan perhitungan pajak
Perusahaan (Wajib Pajak) harus menghitung pajak dengan benar agar tidak
menimbulkan kurang bayar atau lebih bayar yang dapat menimbulkan sanksi
perpajakan atau pemeriksaan pajak yang tidak perlu.
Contoh:
Perusahaan (Wajib Pajak) yang salah menghitung pajak PPN yang seharusnya
kurang bayar menjadi Lebih Bayar akibat salah tulis dan salah hitung akan
mengakibatkan risiko Pemeriksaan Pajak yang berdampak kepada penyisihan
waktu kantor yang berharga untuk kegiatan bisnis harus disediakan untuk
pelayanan bagi Pemeriksa Pajak dan menimbulkan potensi penerbitan sanksi
administrasi pajak yang merugikan Perusahaan (Wajib Pajak).

E. Jenis-jenis Tax Planning


1. National Tax Planning
Merupakan Tax Planning (Perencanaan Pajak) yang dilakukan oleh Perusahaan
(Wajib Pajak) yang mempunyai kegiatan usaha di Indonesia saja atau yang
mempunyai transaksi dengan Perusahaan (Wajib Pajak) dalam negeri saja.
Tax Planning dilakukan berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku di
Indonesia, antara lain :
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang KUP dan peraturan
pelaksanaannya.
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang PPh dan peraturan
pelaksanaannya.
c. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang PPN dan PPnBM serta
peraturan pelaksanaannya.
2. International Tax Planning.
Ialah Tax Planning (Perencanaan Pajak) yang dilakukan oleh Perusahaan (Wajib
Pajak) yang mempunyai kegiatan usaha di Indonesia dan di Luar Negeri. Sehingga
Perusahaan (Wajib Pajak) ini selain melakukan transaksi dengan Perusahaan
(Wajib Pajak) dalam negeri juga melakukan transaksi dengan Perusahaan (Wajib
Pajak) Luar Negeri baik yang berkedudukan di Indonesia maupun di Luar
Indonesia.
Tax Planning (Perencanaan Pajak) dilakukan dengan berdasarkan peraturan
perpajakan yang berlaku di Indonesia dan Tax Treaty atau P3B (Persetujuan
Penghindaran Pajak Berganda) yang berlaku antara Indonesia dengan Negara
dimana lawan transaksi tersebut berada, antara lain :
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang KUP dan peraturan
pelaksanaannya.
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang PPh dan peraturan
pelaksanaannya.
c. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang PPN dan PPnBM serta
peraturan pelaksanaannya.
d. Tax Treaty atau P3B (Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda).

F. Tahap Melakukan Tax Planning


1. Menganalisis Informasi yang Ada
Dalam hal ini menganalisis komponen yang berbeda atas pajak yang terlibat dalam
suatu proyek dan menghitung seakurat mungkin beban pajak yang ditanggung.
2. Buat Satu Model atau Lebih Rencana Besarnya Pajak
Pilih bentuk transaksi operasi atau hubungan Internasional. Hampir semua system
perpajakan Internasional, paling tidak, ada dua negara yang ditentukan lebih
dahulu.
3. Evaluasi atas Perencanaan Pajak
Untuk melihat sejauh mana hasil pelaksanaan suatu perencanaan pajak terhadap
beban pajak, perbedaan laba kotor, dan pengeluaran selain pajak atas berbagai
alternatif perencanaan.
4. Mencari Kelemahan dan Kemudahan Mem perbaiki Kembali Rencana Pajak
Tindakan perubahaan (up to date planning) harus tetap dijalankan walaupun
diperlukan penambahan biaya atau kemungkinan keberhasilannya sangat kecil.
5. Memutakhirkan Rencana Pajak
Walaupun suatu rencana pajak telah dilaksanakan dan proyek juga telah berjalan,
tetap perlu diperhitungkan setiap perubahan yang terjadi, baik dari undang-undang
maupun pelaksanaannya sesuai negara di mana aktivitas tersebut dilakukan yang
dapat berdampak terhadap komponen suatu perjanjian.

G. Contoh Kasus Tax Planning


PT Magetan Jaya mendirikan bangunan untuk kegiatan usahanya di bidang
property seluas 400 m persegi di daerah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Pembangunan
tersebut dilakukan oleh salah satu pemborong yang juga berdomisili di daerah Mampang
yang belum dikukuhkan sebagai PKP. Biaya yang harus dikeluarkan pada bulan Januari
2012 adalah 1 M, termasuk pembelian tanah sebesar 400 juta dan PPN sebesar 150 Juta.
Berapakah PPN yang harus dibayar PT Magetan Jaya pada bulan Januari?

Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau
pekerjaan adalah kegiatan membangun bangunan baik yang dilakukan oleh orang pribadi
atau badan yang dilakukan oleh tukang batu atau tukang kayu harian atau pemborong
bangunan yang belum atau tidak dikukuhkan sebagai PKP, yang hasilnya digunakan
sendiri atau digunakan pihak lain. Berdasarkan PMK nomor 39/PMK.03/2010 yang juga
diatur dalam PER-27/PJ/2010 yang menjadi dasar pengenaan pajak (DPP) adalah 40% dari
seluruh pengeluaran (termasuk PPN) pada bulan yang bersangkutan tidak termasuk harga
perolehan tanah.

Tanpa Tax Planning


Jumlah PPN yang terutang 10% x 40% x jumlah pengeluaran (kecuali harga tanah)= 10%
x 40% x (1M-400 juta) = 24 Juta.
Dengan Tax Planning
PT Magelan Jaya mengalokasikan/mengkapitalisasikan harga pembelian bangunan ke
harga pembelian tanah sebesar 100 juta. Sehingga harga tanah menjadi 500 juta (400
juta+100 juta). Jumlah PPN yang terutang: 10% x 40% x (1M-500 juta) = 20 juta.
Jadi, dengan tax planning PT Magetan Jaya dapat menghemat biaya pajak sebesar 4 juta.

Referensi:

https://accounting.binus.ac.id/2021/12/01/perencanaan-pajak-tax-planning/

https://www.wibowopajak.com/2015/05/pengertian-tax-planning.html

https://www.online-pajak.com/seputar-pajakpay/tax-planning

https://psea.unikama.ac.id/wp-content/uploads/sites/47/2017/05/MATERI-2-KONSEP-
PERENCANAAN-PAJAK.ppt

https://www.academia.edu/31853781/contoh_kasus_tax_planning_untuk_ppn_docx

Anda mungkin juga menyukai