Anda di halaman 1dari 7

Dasar-Dasar Manajemen Perpajakan

Keinginan masyarakat dimana pun ia tinggal adalah, tidak perlu membayar pajak, kalau tidak bisa
tidak membayar pajak sama sekali, apakah bisa dikurangi? Ini adalah sifat dasar manusia, siapa pun
dia, apa pun pangkat dan jabatannya. Bahkan wajib pajak yang sudah meninggal pun, meski
kewajiban pajak pribadinya sudah berakhir, namun harta peninggalan atau warisannya masih
merupakan subjek yang dikenai pajak. Warisan yang belum terbagi, yang ditinggalkan pribadi subjek
pajak dalam negeri, dianggap sebagai subjek pajak yang mengikuti status pewaris. Dalam
pelaksanaan kewajiban perpajakannya, warisan tersebut menggantikan kewajiban ahli waris, tetapi
bila warisan tersebut telah dibagi, maka kewajiban perpajakannya beralih kepada ahli waris.

Tax Planning adalah suatu alat dan suatu tahap awal dari manajemen perpajakan yang berfungsi
untuk menampung aspirasi yang berkembang dari sifat dasar manusia yang meliputi perencanaan
(planning),pengorganisasian (controlling),pelaksanaan (actuating), dan pengendalian (controlling).

Dalam melaksanakan kewajiban pajak sehari-hari secara optimal, terdapat beberapa unsur penting
yang perlu diketahui setiap wajib pajak. Pekerjaan perpajakan yang harus dijalankan wajib pajak
dapat dikelompokkan menjadi :

1. Tax Compliance
Berhubungan dengan kegiatan yang mematuhi aturan perpajakan, yang meliputi :
administrasi,pembukuan,pemotongan/pemungutan
pajak,penyetoran,pelaporan,memberikan data untuk keperluan pemeriksaan pajak dan
sebagainnya.
2. Tax Planning
Merupakan rangkaian strategi untuk mengatur akuntansi dan keuangan perusahaan untuk
meminimalkan kewajiban perpajakan dengan cara-cara yang tidak melanggar peraturan
perpajakan.
3. Tax Litigation
Merupakan usaha untuk menyelesaikan perselisihan atau sengketa pajak dengan pihak lain,
terutama kantor pajak
4. Tax Research
Merupakan proses untuk mencari jawaban,solusi atau rekomendasi atas suatu
permasalahan perpajakan.

Jadi manajemen perpajakan merupakan bagian integral dari perencanaan strategis perusahaan yang
seharusnya sudah dimulai sebelum suatu usaha dimulai. Pelaksanaan manajemen perpajakan harus
ekonomis,efisien, dan efektif.
1. Startegi Pajak

Strategi yang dapat ditempuh untuk mengefisienkan beban pajak secara legal yaitu:

a) Tax Saving
Merupakan upaya untuk mengefisienkan beban pajak melalui pemilihan alternatif
pengenaan pajak dengan tarif yang lebih rendah.
b) Tax Avoidance
Merupakan upaya mengefisienkan beban pajak dengan cara menghindari pengenaan pajak
dengan mengarahakannya pada transaksi yang bukan objek pajak.
c) Penundaan Pembayaran Pajak
Penundaan pembayaran pajak dapat dilakukan tanpa melanggar peraturan.
d) Mengoptimalkan Kredit Pajak yang Diperkenankan
Wajib pajak seringkali kurang mendapat informasi mengenai pembayaran yang dapat
dikreditkan. Sebagai contoh: PPh pasal 22 atas pembelian solar dari Pertamina yang bersifat
final jika pembelinya perusahaan yang bergerak dibidang penyaluran migas. Tetapi jika
pembelinya bergerak dibidang pabrikan, PPh pasal 22 tersebut dapat dikreditkan dengan
PPh badan.
e) Menghindari Pemeriksaan Pajak dengan cara Menghindari Lebih Bayar
 Mengajukan pengurangan pembayaran angsuran PPh pasal 25 ke KPP yang
bersangkutan, apabila berdasarkan estimasi dalam tahun pajak yang bersangkutan
akan terjadi kelebiham pembayaran pajak.
 Mengajukan permohonan pembebasan PPh pasal 22 impor apabila perusahaan
melakukan impor.
f) Menghindari Pelanggaran Terhadap Peraturan Perpajakan
Menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan dapat dilakukan dengan cara
menguasai peraturan perpajakan.

2. Pengertian Manajemen Perpajakan


Manajemen Perpajakan adalah usaha menyeluruh yang dilakukan tax manager dalam suatu
perusahaan atau organisasi agar hal-hal yang berhubungan dengan perpajakan dari
perusahaan atau organisasi tersebut dapat dikelola dengan baik,efisien, dan ekonomis,
sehingga memberi kontribusi maksimum bagi perusahaan

3. Fungsi-Fungsi Manajemen Perpajakan


 Tax Planning
Adalah usaha yang mencakup perencanaan perpajakan agar pajak yang dibayar oleh
perusahaan benar-benar efisien.
Tujuan utama Tax Planning adalah mencari berbagai celah yang dapat ditempuh dalam
koridor peraturan perpajakan, agar perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah
minimal.
Dalam Tax Planning ada 3 macam cara yang dapat dilakukan wajib pajak untuk menekan
jumlah beban pajaknya, yakni :
a) Tax Avoidance (Penghindaran Pajak)
b) Tax Evasion (Penyelundupan Pajak)
c) Tax Saving (Penghematan Pajak)
 Tax Administration / Tax Compliance
o Mencakup usaha-usaha untuk memenuhi kewajiban administrasi perpajakan dengan
cara menghitung pajak secara benar, sesuai dengan ketentuan perpajakan,
kepatuhan dalam membayar dan melaporkan tepat waktu sesuai deadline
pembayaran dan pelaporan pajak yang telah ditetapkan.
 Tax Audit
o Mencakup strategi dalam menangani pemeriksaan pajak, menanggapi hasil
pemeriksaan pajak maupun strategi dalam mengajukan surat keberatan atau surat
tanding.
 Other Tax Matters
o Masalah yang mencakup fungsi-fungsi lain yang berkaitan dengan
perpajakan,seperti mengomunikasikan ketentuan-ketentuan sistem dan prosedur
perpajakan kepada pihak-pihak atau bagian-bagian lain dalam perusahaan, seperti
penerbitan faktur penjualan standar yang berhubungan dengan PPN, pemotongan
witholding tax (PPh Ps. 23/26) yang berkaitan dengan jasa teknik, jasa manajemen,
jasa kontruksi, dan jasa profesi serta objek witholding tax lainnya, juga termasuk
pelatihan bagi staff yang berkaitan dengan masalah perpajakan dan sebagainnya.

4. Motivasi Perencanaan Pajak


a) Tingkat kerumitan suatu peraturan ( Complexity of rule )
Makin rumit peraturan perpajakan, muncul kecenderungan wajib pajak untuk
menhindarinya karena biaya untuk mematuhinya menjadi tinggi
b) Besarnya pajak yang dibayar ( Tax required to pay )
Makin besar jumlah pajak yang harus dibayar, akan makin besar pula kecenderungan
wajib pajak untuk melakukan kecurangan dengan cara memperkecil jumlah pembayaran
pajaknya
c) Biaya untuk negosiasi ( Cost of bribe )
Disengaja atau tidak, kadang-kadang wajib pajak melakukan negoisasi dan memberikan
uang sogokan kepada fiskus dalam pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakannya.
Makin tinggi uang sogokan yang dibayarkan, semakin kecil pula kecenderungan wajib
pajak untuk melakukan pelanggaran.
d) Risiko deteksi ( Probability of detection )
Risiko deteksi ini berhubungan dengan tingkat probabilitas apakah pelanggaran
ketentuan perpajakan ini akan terdeteksi atau tidak. Makin rendah resiko terdeteksi,
wajib pajak cenderung untuk melakukan pelanggaran. Sebaliknya, bila suatu
pelanggaran mudah diketahui, wajib pajak akan memilih posisi konservatif dengan tidak
melanggar aturan.
e) Besarnya denda ( Size of penalty )
Makin berat sanksi perpajakan yang bisa dikenakan, maka wajib pajak akan cenderung
mengambil posisi konservatif dengan tidak melanggar ketentuan perpajakan. Sebaliknya,
makin ringan sanksi atau bahkan ketiadaan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan wajib
pajak, maka kecenderungan untuk melanggar akan lebih besar.
f) Moral masyarakat
Moral masyarakat akan memberi warna tersendiri dalam menentukan kepatuhan dan
kesadaran mereka dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
5. Manfaat Perencanaan Pajak
Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari perencanaan pajak yang dilakukan secara
cermat:
a) Penghematan kas keluar, karena beban pajak yang merupakan unsur biaya dapat
dikurangi
b) Mengatur aliran kas masuk dan keluar (cash flow), karena dengan perencanaan pajak
yang matang dapat diperkirakan kebutuhan kas untuk pajak, dan menentukan saat
pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat.

6. Tujuan Perencanaan Pajak


a) Meminimalisasi beban pajak yang terutang
Tindakan yang harus diambil dalam rangka perencanaan pajak tersebut berupa usaha-usaha
mengefisiensikan beban pajak yang masih dalam ruang lingkup pemajakan dan tidak
melanggar peraturan perpajakan
b) Memaksimalkan laba setelah pajak
c) Meminimalkan terjadinya kejutan pajak ( tax surprise ) jika terjadi pemeriksaan pajak oleh
fiskus
d) Memenuhi kewajiban perpajakannya secara benar,efisien, dan efektif, sesuai dengan
ketentuan perpajakan, yang antara lain meliputi :
a. Mematuhi segala ketentuan administratif, sehingga terhindar dari pengenaan sanksi, baik
sanksi administratif maupun pidana, seperti bunga, kenaikan, denda, dan hukum kurungan,
atau penjara.
b. Melaksanakan secara efektif segala ketentuan undang-undang perpajakan yang terkait
dengan pelaksanaan pemasaran, pembelian, dan fungsi keuangan, seperti pemotongan dan
pemungutan pajak ( PPh pasal 21, pasal 22 , pasal 23 )

7. Persyaratan Tax Planning yang baik


a) Tidak melanggar ketentuan perpajakan
Jadi rekayasa perpajakan yang didesain dan diimplementasikan bukan merupakan tax
evasion
b) Secara bisnis masuk akal
Kewajaran melakukan transaksi bisnis harus berpegang kepada praktik perdagangan
yang sehat dan menggunakan standard arm's leght price
c) Didukung oleh bukti-bukti pendukung yang memadai
Kebenaran formal dan materil suatu transaksi keuangan perusahaan dapat dibuktikan
dengan adanya kontrak perjanjian dengan pihak ketiga atau purchase order (PO) dari
pelanggan, bukti penyerahan barang/jasa, invoice, faktur pajak sebagai bukti
penagihannya serta pembukuannya
8. Kapan Dilaksanakan Tax Planning
Pajak itu melihat pada subjek yang sudah terbebani sebagai wajib pajak (WP) orang pribadi
atau badan sejak awal, misalnya perusahaan baru berdiri, kemudian mulai berjalan, dan
tidak lama bubar. Jadi walaupun sudah bubar, pajaknya belum selesai. Maka planning-nya
dilakukan sepanjang usia perusahaan. Jadi sejak saat berdiri, aktovitas manajemen sudah
dimulai, banyak sekali tax management yang harus dilaksanakan. Pada saat perusahaan
bubar atau pada saat WP orang pribadi meninggal, masalah pajaknya masih ada. Jadi pajak
tidak habis karena WP meninggal, karena warisan-warisan ini oleh fiskus masih diotak-atik.

9. Resistensi Pajak
Perlawanan terhadap pajak yang dilakukan wajib pajak merupakan hambatan dalam
pemungutan pajak, baik yang disebabkan oleh kondisi negara dan masyarakat, maupun oleh
usaha-usaha wajib pajak yang disadari atau tidak mempersulit pemasukan pajak sebagai
sumber penerimaan negara
Ada dua bentuk perlawanan pajak yang dilakukan oleh warga negara menurut R. Santoso
Brotihardjo ( 1993:13-14 ), yakni :
a) Perlawanan Pasif : meliputi hambatan-hambatan yang mempersukar pemungutan pajak
yang erat hubungannya dengan struktur ekonomi suatu negara, perkembangan
intelektual dan moral penduduk, serta sistem dan cara pemungutan pajak itu sendiri.
b) Perlawanan Aktif : meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan
kepada fiskus dan bertujuan untuk menghindari pajak

10. Cara-Cara Pengelakan Pajak


a) Penggeseran pajak ( tax shifting )
b) Kapitalisasi ( capitalization )
c) Transformasi ( Transformation )
d) Penyelundupan Pajak ( tax evasion )
e) Penghindaran Pajak ( tax avoidance )
f) Pengecualian Pajak ( tax exemption )

11. Rambu-Rambu dalam penyusunan Tax Planning


Dalam strategi perpajakan, kita mengenal tax avoidance dan tax evasion dalam praktik di
lapangan, kedua metodenpenghindaran pajak tersebut tipis perbedaannya, sehingga bisa
terjadi bahwa apa yang pada awalnya didesainuntuk melakukan tax avoidance akhirnya
terjebak melakukan tax evasion. Untuk menentukan legalitas tax management / tax planning
yang didesain, baik legal ( tax avoidance ) atau ilegal ( tax evasion ). Rambu-Rambu yang
yang dapat dipakai adalah ketentuan pidana Pasal 38,39,41,41A,41B, dan 43 Undang-
Undang KUP No. 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan UU KUP No. 7 Tahun 2007.
12. Tahapan Pokok Tax Planning
a) Analysis of the existing data base ( Melakukan analisis data base yang ada )
b) Design of one or more possible tax plans ( Membuat satu model atau lebih rencana
besarnya pajak )
c) Evaluating a tax plan ( Melakukan evaluasi atas perencanaan pajak )
d) Debugging the tax plan ( Mencari Kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak )
e) Updating the tax plan ( Memutakhirkan rencana pajak )

13. Langkah-Langkah Praktis yang Dapat Dilakukan dalam Perencanaan Pajak


a) Mengusahakan agar terdapat penghasailan yang stabil untuk menghindari pengenaan
pajak dari kelas penghasilan yang tarifnya tinggi ( top rate brackets )
b) Mempercepat atau menunda beberapa penghasilan dan biaya-biaya untuk memperoleh
keuntungan dari kemungkinan perubahan tarif pajak yang tinggi atau rendah, seperti
penangguhan pengenaan PPN, PPN yang ditanggung pemerintah dan seterusnya.
c) Menyebarkan penghasilan menjadi penghasilan dari beberapa wajib pajak, seperti
pembentukan kelompok perusahaan
d) Menyebarkan penghasilan menjadi penghasilan beberapa tahun untuk mencegah
penghasilan tersebut termasuk kedalam kelas penghasilan yang tarifnya tinggi, dan
tunda pembayaran pajaknya dengan penjualan cicilan,kredit, dan seterusnya.
e) Mentransformasikan penghasilan biasa menjadi capital gain jangka panjang
f) Mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari ketentuan mengenai pengecualian dari
potongan-potongan
g) Mempergunakan uang dari hasil pembebasan pengenaan pajak untuk keperluan
perluasan perusahaan yang mendapatkan kemudahan
h) Memilih bentuk usaha yang terbaik untuk operasional usaha
i) Mendirikan perusahaan dalam satu jalur usaha yang sedemikian rupa sehingga dapat
diatur secara keseluruhan penggunaan tarif pajak,potensi penghasilan,kerugian-
kerugian, dan aset yang dapat dihapus

14. Perangkat Tax Planning


Pajak itu dianggap sebagai beban dan secara umum orang menerimannya sebagai suatu
kebenaran. Dalam pengorganisasian dibuat perangkat-perangkat sedemikian rupa sehingga
perencanaan pajak dapat dilakukan dengan baik. Perangkat itu adalah :
a) Pemahaman Ketentuan Perpajakan
b) Pengadministrasian atau Pendokumentasian yang baik
c) Menjaga Hubungan dan Komunikasi yang Baik
d) Implementasi Perencanaan Pajak

15. Strategi Tax Planning

1. Jurus Tax Planner

Seperti pada banyak kasus perpajakan yang terjadi belakangan ini, ada empat modus yang
digunakan wajib pajak dalam menyusun perencanaan pembayaran pajaknya.

2. Secara umum konsepsi tentang Tax Planning diberikan paling kurang pada tujuh situasi

a. Pada saat mempertimbangkan bentuk usaha sebelum usaha dimulai

b. Mempertimbangkan kembali struktur usaha

c. Apabila terjadi perubahan kepemilikan perusahaan (merger/akuisisi)


d. Apabila perusahaan mempertimbangkan suatu transaksi/proyek/perolehan aset dalam rangka
meminimalkan beban pajak

e. Apabila suatu perusahaan akan memperoleh penghasilan kena pajak (PKP) yang cukup besar
dalam satu tahun, maka dia akan mencari jalan untuk mengurangi beban pajak

f. Apabila terjadi perubahan keadaan individu WP (pensiun,perkawinan,pisah)

g. Apabila perusahaan/orang pribadi akan menjual aktiva atau perusahaan akan bubar atau orang
meninggal dunia

3. Tax Planning yang masih berlaku

a. Memaksimalkan biaya-biaya yang dapat dikurangan

b. Merger antara perusahaan yang terus menerus rugi dengan perusahaan yang untung

c. Menunda penghasilan

d. Percepat pembebanan biaya

e. Strategi efisiensi untuk menekan beban pajak perusahaan

f. Hindari beban orang lain untuk tidak menjadi beban sendiri

Anda mungkin juga menyukai