Manajemen pajak merupakan suatu usaha wajib pajak agar semua hal yang berkaitan dengan perpajakan dapat dikelola dengan baik, ekonomis, efektif dan efisien, sehingga dapat memberikan kontribusi maksimum bagi kelangsungan usaha wajib pajak tanpa mengorbankan kepentingan penerimaan negara. Tujuan akhir manajemen pajak adalah optimalisasi dan atau meminimalkan beban pajak yang dicapai sesuai fungsi manajemen pajak yaitu: fungsi perencanaan pajak (planning), pengorganisasian pajak (organizing), pelaksanaan pajak (actuating), dan pengawasan pajak (controlling). Untuk meminimalisasi beban pajak dalam memaksimalisasi net profit after tax, Gunadi mengutip Simon James dan Christoper Nobes motivasi dalam melakukan tax management diantaranya: 1. Tingginya tarif pajak 2. Kekuranggamblangan ketentuan, baik rumusan eksplisit ketentuan maupun semangat maksud dan tujuan implisitnya 3. Terlalu kecil sanksi 4. Kekurangwajaran atau kekurangmerataan 5. Distorsi dalam sistem perpajakan Tax management yang baik harus memenuhi 3 persyaratan utama yaitu: 1. Tidak melanggar atau bertentangan dengan ketentuan/peraturan yang berlaku 2. Secara bisnis masuk akal (reasonable), karena tax management tidak terpisahkan dari corporate global strategy. 3. Didukung oleh bukti yang memdai dari segi pencatatan akuntansi keuangan dan hukum perjanjian atau perikatannya. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan langkah awal untuk melakukan analisis secara sitematis berbagai alternatif perlakuan perpajakan untuk mencapai pemenuhan kewajiban pajak yang optimum. Perencanaan pajak meliputi penghematan pajak, pemanfaataan pengecualian pajak, pengurang tarif pajak menyeluruh, maksimalisasi pengurangan penghasilan, percepatan pengeluaran, penundaan objek pajak, strukturisasi transaksi kena pajak menjadi tidak kena pajak dan lainnya. Tahapan perencanaan pajak seabgai berikut: 1. Menganalisis informasi yang ada 2. Membuat satu atau lebih model kemungkinan jumlah pajak 3. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak 4. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak 5. Memutakhirkan rencana pajak
Strategi umum perencanaan pajak sebagai berikut.
1. Tax saving merupakan upaya efisiensi beban pajak melalui pemilihan alternatif pengenaan pajak dengan tarif yang lebih rendah 2. Tax avoidance merupakan upaya efisiensi bebab pajak dengan penghindaran pajak melalui transaksi yang bukan objek pajak. 3. Menghindari pelanggaran atas peraturan perpajakan 4. Menunda pembayaran kewajiban pajak tanpa melanggar peraturan yang berlaku khususnya pada penjualan kredit. 5. Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan B. Tax Evasion (Fraud) versus Tax Avoidance Sistem perpajakan di indoneisa sejak 1984 adalah self-assessment system yang memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak terutang. Peran otoritas pajak adalah melakukan fungsi pembinaan, penelitian, pengawasan, dan penerapan sanksi administrasi. Penghindaran pajak dapat dilakukan apabila ada ruang yang membuka penafsiran berbeda dalam undang-undang. Tax avoidance merupakan skema penghindaran pajak untuk meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan celah pada ketentuan perpajakan dan bersifat legal sedangkan tax evasion merupakan penggelapan pajak yang dilakukan oleh wajib pajak untuk mengurangi jumlah pajak terutang atau sama sekali tidak membayarkan pajaknya melalui cara yang illegal. Di Indonesia terdapat beberapa ketentuan mengenai anti penghindaran pajak diantaranya ketentuan anti thin capitalization, controlled foreign corporation, transfer pricing, anti-treaty shopping, dan penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dalam transaksi antara wajib pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. C. Anti Tax Avoidance Suatu transaksi diindikasikan sebagai tax avoidance apabila dalam pelaksanaannya terdapat tindakan berikut: 1. Wajib pajak/perusahaan berusaha membayar pajak lebih sedikit atau kurang dari pajak terutang dengan memanfaatkan kewajaran interpretasi hukum pajak 2. Wajib pajak berupaya melakukan penundaan pembayaran pajak 3. Wajib pajak berusaha agar pengenaan pajak bukan atas perolehan keuntungan yang sebenarnya. Dalam konteks perpajakan internasional terdapat berbagai skema yang umumnya dilakukan oleh perusahaan multinasional untuk menghemat pengeluaran pajak, yaitu: 1. Anti thin capitalization yaitu upaya wajib pajak mengurangi beban pajak dengan memperbesar pnjaman agar dapat membebankan biaya bunga dan mengecilkan laba. Ketentuan ini diatur dalam pasal 18 ayat 1 UU PPh dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 169/PMK.03/2015 tentang Penentuan Besarnya Perbandingan antara Utang dan Modal Perusahaan untuk Keperluan Perhitungan Pajak Penghasilan (Debt to Equity Ratio). 2. Controlled Foreign Corporation (CFC) Rules Berdasarkan pasal 18 ayat 2 UU PPh tentang kewenangan Menteri Keuangan dalam menetapkan saat diperolehnya deviden oleh wajib pajak dalam negeri atas penyertaan modal pada badan usaha di luar negeri yang tidak menjual saham di bursa efek paling rendah 50%. 3. Transfer pricing Pasal 18 ayat 3 UU PPh tentang Transfer Pricing mengatur kewenangan Direktur Jendral Pajak untuk menentukan kembali besaran penghasilan dan pengurangan serta utang sebagai modal untuk menghitung besaran Penghasilan Kena Pajak bagi wajib pajak yang memiliki hubungan istimewa. 4. Anti-treaty Shopping Anti treaty shopping diatur dalam PER-25/PJ/2010 tentang pencegahan penyalahgunaan persetjuan penghindaran pajak berganda. 5. Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha PER-32/PJ/2011 mengatur tentang penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dalam transaksi antara wajib pajak dan pihak laksanaan kesepakatan harga mempunyai hubungan istimewa. Ketentuan pertama hingga keempat merupakan Specific Anti Avoidance Rule (SAAR) yaitu ketentuan anti penghindaran pajak atas transaksi sedangkan point nomor lima merupakan General Anti Avoidance Rule (GAAR) yaitu ketentuan pajak yang semata- mata dilakukan wajib pajak untuk tujuan penghindaran pajak atau transaksi yang tidak memiliki substansi bisnis. D. Etika dan Tata Kelola dalam Perpajakan Akuntan perpajakan merupakan bidang akuntansi yang meliputi mengkalkulasi, menangani, mencatat, menganalisa, dan membuat strategi perpajakan sehubungan dengan kejadian ekonomi atau transaksi perusahaan. Internal Revenue Service (IRS) mengemukakan tanggung jawab utama praktisi pajak adalah sistem pajak yang terdiri dari konggres, administrasi dan komunitas praktisi. Etika adalah prinsip moral yang memberikan pegangan bagi tingkah laku seseorang dan sebuah nilai lihur yang wajib dimiliki oleh setiap individu. Secara subjektif seluruh warga negara adalah wajib pajak, artinya etika perpajakan ini wajib dimiliki karena ketika etika dikaitkan dengan perpajakan, maka akan banyak sekali pihak yang terlibat didalamnya. Kode etik menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu untuk membangun rasa saling percaya dengan klien. Pajak secara klasik memiliki dua fungsi yaitu fungsi budgetair untuk memasukan dana secara optimal ke kas negara berdasarkan undang-undang perpajakan yang berlaku dan fungsi rgeluerend sebagai alat yang digunakan pemerintah untuk mencapai tujuan tertenu. Bedasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 23 ayat 2 disebutkan bahwa segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang, maka dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki fungsi yang luas. Berikut ini kasus yang mencerminkan kompleksitas aturan perpajakan vs tuntutan klien. 1. Jeratan pajak ganda pada deviden merupakan kondisi saat deviden yang dibagikan oleh perusahaan telah dikenakan pajak kemudian saat dibagikan kepada pemegang saham maka para pemegang saham harus dikenakan pajak lagi. 2. Sengketa pajak kondisi hitungan wajib pajak dengan petugas pajak berbeda. 3. Tarif pajak yang tinggi membuat menurunnya penerimaan pajak bagi negara dan mendorong banyak wajib pajak untuk melakukan penghindaran pajak. Sedangkan, penerimaan tertinggi negara berasal dari pajak.
Sumber:
Ikatan Akuntan Indonesia, Modul pelatihan Brevet Pajak A & B
Rencana akumulasi yang dibuat sederhana: Bagaimana dan mengapa berinvestasi di bidang keuangan dengan membangun rencana akumulasi otomatis yang disesuaikan untuk memanfaatkan tujuan Anda