Anda di halaman 1dari 4

Resume Manajemen Perpajakan

Dasar Manajemen Pajak


Sarah Felia Dwiayuni 51621120064

A. Konsep Manajemen Pajak


Manajemen pajak merupakan suatu usaha wajib pajak agar semua hal yang berkaitan
dengan perpajakan dapat dikelola dengan baik, ekonomis, efektif dan efisien, sehingga dapat
memberikan kontribusi maksimum bagi kelangsungan usaha wajib pajak tanpa
mengorbankan kepentingan penerimaan negara. Tujuan akhir manajemen pajak adalah
optimalisasi dan atau meminimalkan beban pajak yang dicapai sesuai fungsi manajemen
pajak yaitu: fungsi perencanaan pajak (planning), pengorganisasian pajak (organizing),
pelaksanaan pajak (actuating), dan pengawasan pajak (controlling).
Untuk meminimalisasi beban pajak dalam memaksimalisasi net profit after tax,
Gunadi mengutip Simon James dan Christoper Nobes motivasi dalam melakukan tax
management diantaranya:
1. Tingginya tarif pajak
2. Kekuranggamblangan ketentuan, baik rumusan eksplisit ketentuan maupun semangat
maksud dan tujuan implisitnya
3. Terlalu kecil sanksi
4. Kekurangwajaran atau kekurangmerataan
5. Distorsi dalam sistem perpajakan
Tax management yang baik harus memenuhi 3 persyaratan utama yaitu:
1. Tidak melanggar atau bertentangan dengan ketentuan/peraturan yang berlaku
2. Secara bisnis masuk akal (reasonable), karena tax management tidak terpisahkan dari
corporate global strategy.
3. Didukung oleh bukti yang memdai dari segi pencatatan akuntansi keuangan dan
hukum perjanjian atau perikatannya.
Perencanaan pajak (tax planning) merupakan langkah awal untuk melakukan analisis
secara sitematis berbagai alternatif perlakuan perpajakan untuk mencapai pemenuhan
kewajiban pajak yang optimum. Perencanaan pajak meliputi penghematan pajak,
pemanfaataan pengecualian pajak, pengurang tarif pajak menyeluruh, maksimalisasi
pengurangan penghasilan, percepatan pengeluaran, penundaan objek pajak, strukturisasi
transaksi kena pajak menjadi tidak kena pajak dan lainnya.
Tahapan perencanaan pajak seabgai berikut:
1. Menganalisis informasi yang ada
2. Membuat satu atau lebih model kemungkinan jumlah pajak
3. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak
4. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak
5. Memutakhirkan rencana pajak

Strategi umum perencanaan pajak sebagai berikut.


1. Tax saving merupakan upaya efisiensi beban pajak melalui pemilihan alternatif
pengenaan pajak dengan tarif yang lebih rendah
2. Tax avoidance merupakan upaya efisiensi bebab pajak dengan penghindaran pajak
melalui transaksi yang bukan objek pajak.
3. Menghindari pelanggaran atas peraturan perpajakan
4. Menunda pembayaran kewajiban pajak tanpa melanggar peraturan yang berlaku
khususnya pada penjualan kredit.
5. Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan
B. Tax Evasion (Fraud) versus Tax Avoidance
Sistem perpajakan di indoneisa sejak 1984 adalah self-assessment system yang
memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan
sendiri pajak terutang. Peran otoritas pajak adalah melakukan fungsi pembinaan, penelitian,
pengawasan, dan penerapan sanksi administrasi. Penghindaran pajak dapat dilakukan apabila
ada ruang yang membuka penafsiran berbeda dalam undang-undang.
Tax avoidance merupakan skema penghindaran pajak untuk meminimalkan beban
pajak dengan memanfaatkan celah pada ketentuan perpajakan dan bersifat legal sedangkan
tax evasion merupakan penggelapan pajak yang dilakukan oleh wajib pajak untuk
mengurangi jumlah pajak terutang atau sama sekali tidak membayarkan pajaknya melalui
cara yang illegal. Di Indonesia terdapat beberapa ketentuan mengenai anti penghindaran
pajak diantaranya ketentuan anti thin capitalization, controlled foreign corporation, transfer
pricing, anti-treaty shopping, dan penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dalam
transaksi antara wajib pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
C. Anti Tax Avoidance
Suatu transaksi diindikasikan sebagai tax avoidance apabila dalam pelaksanaannya
terdapat tindakan berikut:
1. Wajib pajak/perusahaan berusaha membayar pajak lebih sedikit atau kurang dari
pajak terutang dengan memanfaatkan kewajaran interpretasi hukum pajak
2. Wajib pajak berupaya melakukan penundaan pembayaran pajak
3. Wajib pajak berusaha agar pengenaan pajak bukan atas perolehan keuntungan yang
sebenarnya.
Dalam konteks perpajakan internasional terdapat berbagai skema yang umumnya
dilakukan oleh perusahaan multinasional untuk menghemat pengeluaran pajak, yaitu:
1. Anti thin capitalization yaitu upaya wajib pajak mengurangi beban pajak dengan
memperbesar pnjaman agar dapat membebankan biaya bunga dan mengecilkan laba.
Ketentuan ini diatur dalam pasal 18 ayat 1 UU PPh dan Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) Nomor 169/PMK.03/2015 tentang Penentuan Besarnya Perbandingan antara
Utang dan Modal Perusahaan untuk Keperluan Perhitungan Pajak Penghasilan (Debt
to Equity Ratio).
2. Controlled Foreign Corporation (CFC) Rules
Berdasarkan pasal 18 ayat 2 UU PPh tentang kewenangan Menteri Keuangan dalam
menetapkan saat diperolehnya deviden oleh wajib pajak dalam negeri atas penyertaan
modal pada badan usaha di luar negeri yang tidak menjual saham di bursa efek paling
rendah 50%.
3. Transfer pricing
Pasal 18 ayat 3 UU PPh tentang Transfer Pricing mengatur kewenangan Direktur
Jendral Pajak untuk menentukan kembali besaran penghasilan dan pengurangan serta
utang sebagai modal untuk menghitung besaran Penghasilan Kena Pajak bagi wajib
pajak yang memiliki hubungan istimewa.
4. Anti-treaty Shopping
Anti treaty shopping diatur dalam PER-25/PJ/2010 tentang pencegahan
penyalahgunaan persetjuan penghindaran pajak berganda.
5. Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha
PER-32/PJ/2011 mengatur tentang penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha
dalam transaksi antara wajib pajak dan pihak laksanaan kesepakatan harga
mempunyai hubungan istimewa.
Ketentuan pertama hingga keempat merupakan Specific Anti Avoidance Rule (SAAR)
yaitu ketentuan anti penghindaran pajak atas transaksi sedangkan point nomor lima
merupakan General Anti Avoidance Rule (GAAR) yaitu ketentuan pajak yang semata-
mata dilakukan wajib pajak untuk tujuan penghindaran pajak atau transaksi yang tidak
memiliki substansi bisnis.
D. Etika dan Tata Kelola dalam Perpajakan
Akuntan perpajakan merupakan bidang akuntansi yang meliputi mengkalkulasi,
menangani, mencatat, menganalisa, dan membuat strategi perpajakan sehubungan dengan
kejadian ekonomi atau transaksi perusahaan. Internal Revenue Service (IRS) mengemukakan
tanggung jawab utama praktisi pajak adalah sistem pajak yang terdiri dari konggres,
administrasi dan komunitas praktisi.
Etika adalah prinsip moral yang memberikan pegangan bagi tingkah laku seseorang
dan sebuah nilai lihur yang wajib dimiliki oleh setiap individu. Secara subjektif seluruh
warga negara adalah wajib pajak, artinya etika perpajakan ini wajib dimiliki karena ketika
etika dikaitkan dengan perpajakan, maka akan banyak sekali pihak yang terlibat didalamnya.
Kode etik menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh
setiap individu untuk membangun rasa saling percaya dengan klien.
Pajak secara klasik memiliki dua fungsi yaitu fungsi budgetair untuk memasukan
dana secara optimal ke kas negara berdasarkan undang-undang perpajakan yang berlaku dan
fungsi rgeluerend sebagai alat yang digunakan pemerintah untuk mencapai tujuan tertenu.
Bedasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 23 ayat 2 disebutkan bahwa segala pajak
untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang, maka dapat disimpulkan bahwa pajak
memiliki fungsi yang luas. Berikut ini kasus yang mencerminkan kompleksitas aturan
perpajakan vs tuntutan klien.
1. Jeratan pajak ganda pada deviden merupakan kondisi saat deviden yang dibagikan oleh
perusahaan telah dikenakan pajak kemudian saat dibagikan kepada pemegang saham
maka para pemegang saham harus dikenakan pajak lagi.
2. Sengketa pajak kondisi hitungan wajib pajak dengan petugas pajak berbeda.
3. Tarif pajak yang tinggi membuat menurunnya penerimaan pajak bagi negara dan
mendorong banyak wajib pajak untuk melakukan penghindaran pajak. Sedangkan,
penerimaan tertinggi negara berasal dari pajak.

Sumber:

Ikatan Akuntan Indonesia, Modul pelatihan Brevet Pajak A & B

Anda mungkin juga menyukai