Anda di halaman 1dari 16

Materi:

Manajemen Pajak
Dosen: Diaz Waly Zakafary
Ibu Masodah 4EB14 (21216987)
Tahun Ajaran: 2020
Latar Belakang
Tax planning yaitu proses mengorganisasi usaha wajib pajak atau kelompok wajib
pajak sedemikian rupa sehingga hutang pajaknya baik pajak penghasilan maupun
pajak-pajak lainnya berada dalam posisi yang minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan
oleh ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku (Mangoting, 1999).
Perencanaan pajak merupakan langkah awal dalam manajemen pajak. Manajemen
pajak merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi
jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba
dan likuiditas yang diharapkan (Lumbantoruan, 1994: 354). Tujuan manajemen pajak
dapat dibagi menjadi dua yaitu: menerapkan peraturan perpajakan secara benar dan
usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya (Suandy, 2001: 7).
Materi Manajemen Pajak
• Pengertian Tax Planning
• Tujuan Tax Planning
• Manfaat & Syarat Tax Planning
• Pengertian Deductible & Non Deductible
• Pengertian Taxable & Non Taxable
• Manajemen Pajak Untuk PPh 21
• Manajemen Pajak Untuk PPh 22
• Manajemen Pajak Untuk PPh 23
• Manajemen Pajak Untuk PPN
• Studi Kasus Manjemen Pajak
• Kesimpulan
• Sumber
Pengertian Tax Planning
Tax Planning adalah suatu cara yang dapat dilakukan atau direncanakan oleh
wajib pajak baik orang pribadi maupun badan agar pajak yang menjadi tanggung
jawabnya tersebut menjadi minimal atau kecil tanpa melanggar peraturan perpajakan
yang berlaku atau bisa juga disebut dengan memanfaatkan berbagai celah
kemungkinan yang dapat ditempuh oleh wajib pajak dalam koridor ketentuan
perarturan pajak agar dapat membayar pajak seminimum mungkin.
Tujuan Tax Planning

• Agar perhitungan pajak atau pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak tepat atau
sesuai peraturan perpajakan yang berlaku sehingga apabila dilakukan penelitian
atau pemeriksaan oleh kantor pajak tidak ada pajak yang harus dibayar lagi dan
tidak menimbulkan sanksi perpajakan bagi wajib pajak.

• Agar Pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak menjadi lebih kecil, maka dilakukan
dengan cara memanfaatkan celah yang ada dalam peraturan perpajakan tanpa
melanggar peraturan perpajakan yang ada.
Manfaat & Syarat Tax Planning
• Manfaat yang didapat dari tax planning agar dapat menambah laba yang
menjadi penghasilan bagi pemilik modal diperusahaan dan mengurangi pajak
secara legal dengan cara melakukan transaksi yang tidak dilanggar oleh peraturan
pajak seperti memilih kegiatan usaha yang tarif pajaknya rendah dan
memanfaatkan kelemahaan perarturan pajak yang ada.
• Syarat atau hal yang tidak boleh dilanggar dalam tax planning adalah
dilakukannya tax planning secara illegal dengan cara melanggar peraturan pajak
yang ada seperti mencatat transaksi palsu sehingga pajak yang dibayar lebih kecil
atau bisa mengubah nilai transaksi dan lainnya.
Pengertian Deductible & Non Deductible

• Deductible adalah biaya-biaya yang dapat dikurangkan sebagai pengurang


pajak (koreksi negative di SPT Tahunan Badan). Beban-beban yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto dapat dibagi dalam 2 (dua) golongan, yaitu
beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1 (satu) tahun
dan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun.

• Non deductible adalah Biaya yang tidak dapat dikurangkan (non deductible)
atas penghasilan bruto.
Pengertian Taxable & Non Taxable
• Taxable adalah apabila suatu pengeluaran oleh pihak yang mengeluarkan
dapat dikeluarkan sebagai biaya (pasal 6 UU PPh), maka dipihak penerima akan
dianggap sebagai objek pajak.

• Non Taxable suatu pengeluaran oleh pihak yang mengeluarkan dapat


dikeluarkan sebagai natura (pasal 9 UU PPh) , maka dipihak penerima akan
dianggap sebagai subjek pajak.
Manajemen Pajak Untuk PPH 21
 Untuk perusahaan yang PPh badannya dikenakkan pajak bersifat final, memberikan
tunjangan kepada karyawan dalam bentuk natura atau kenikmatan merupakan salah satu pilihan
untuk menghindari lapisan tariff maksimun PPh Ps. 21. Pilihan pemberian dalam bentuk
kenikmatan / natura atau dalam bentuk tunjangan tidak memengaruhi PPh Badan karena
pendapatan perusahaan sudah dikenai PPh final. Tetapi untuk tujuan komersial, baik pemberian
dalam natura, kenikmatan, atau dalam bentuk tunjangan tetap, bisa menjadi pengurang
penghasilan bruto untuk menghitung penghasilan netto.
Dalam melakukan perhitungan dan pembayaran  pajak khususnya Pajak Penghasilan Pasal
21 wajib pajak memiliki 3 (tiga) opsi dan masing-masing memiliki nilai plus dalam rangka
mengefisienkan beban perusahaan yaitu :
1). Gross Method dimana PPh Pasal 21 ditanggung oleh Karyawan,
2). Net Method, PPh Pasal 21 ditanggung oleh perusahaan. dan
3). Gross Up Method suatu metode dimana tunjangan pajak yang digross up.
Manajemen Pajak Untuk PPH 22
Pasal 22 impor ini menyangkut pemungutan pajak di sektor impor, yang berhubungan
dengan penyerahan dan pembayaran barang, serta pemasukan barang dari luar daerah pabean ke
dalam daerah pabean. Kalau perusahaan mengimpor barang, harus membayar PPh Pasal 22
impor pada saat pembayaran bea masuk, dan yang memungut adalah Ditjen Bea Cukai atau bank
devisa. PPh Pasal 22 impor merupakan kredit pajak yang dapat dikurangkan dari PPh yang
terutang di akhir tahun pajak.
Dalam haI impor, tarif PPh Pasal 22 ini bervariasi, tergantung apakah perusahaan punya
angka pengenal impor (API) atau tidak, dan kalau tidak dikuasai artinya barang tak bertuan. Kalau
ada API tarifnya 2,5 % dari nilai impor, kalau non API 75%, dan untuk barang tidak dikuasai juga
dikenai 7,5 % dari harga jual lelang. Persentase tersebut dihitung dari harga barang atau nilai CIF +
BM (Cost Insurance & Freight + Bea Masuk + Bea Masuk Tambahan, jika ada). Rate yang berbeda
ini mendorong adanya tax planning. Tentu yang dipikirkan oleh tax planner adalah mencari tarif
terendah, sehingga dalam melakukan impor, tax planner yang baik akan merekomendasikan
impor dengan API.
Manajemen Pajak Untuk PPH 23
Pajak Penghasilan 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal
dari modal, penyerahan jasa ataupun hadiah dan penghargaan selain dari yang telah
diatur dalam Pajak Penghasilan Pasal 21 atau PPh 21. Dalam ketentuan Direktorat
Jenderal Pajak, biasanya penghasilan jenis ini terjadi saat terjadi transaksi antara dua
pihak. Pada pembayarannya, pihak pemberi penghasilan atau pembeli atau penerima
jasa akan memotong dan melaporkannya kepada kantor pajak. Pihak ini disebut
dengan pihak pemotong PPh 23.
Langkah strategis yang bisa dilakukan tanpa menimbulkan banyak dampak negatif
di kemudian hari adalah dengan memasukkan tanggungan potongan PPh Pasal 23
sebagai biaya dalam pelaporan laba/rugi.
Manajemen Pajak Untuk PPN
Dalam pengertiannya yang sederhana, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah tipe
pajak tidak langsung yang dikenakan pada barang dan jasa. Sedangkan untuk
pengertian yang lebih spesifik lagi, dijelaskan oleh Waluyo (2011:9) Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah merupakan pajak yang
dikenakan atas konsumsi di dalam negeri (di dalam Daerah Pabean), baik konsumsi
barang maupun konsumsi jasa.
Dasar Pengenaan Pajak Undang-Undang PPN No. 18 Tahun 2000 Pasal 9 Ayat 1,
maka Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif
dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP).
Studi Kasus Perhitungan Gross Method
Bambang diterima bekerja di PT. Indovapor dan mulai bekerja per 1 Januari 2019, status Bambang adalah K/2. Gaji yang diterima
adalah  Rp. 4.000.000,- Berapakah gaji yang diterima Bambang setelah dipotong pajak :
Penghitungan Pajak :
Gaji Sebulan                                                                                       Rp. 4.000.000
Pengurang :
Biaya Jabatan   5% x Rp. 4.000.000,-  =                                        (Rp.    200.000,-)
Penghasilan Neto sebulan                                                                Rp.   3.800.000,-
Penghasilan Neto setahun (12 x Rp. 3.800.000,-)                        Rp. 45.600.000,-
PTKP Setahun
Wajib Pajak Sendiri                          = Rp. 24.300.000,-
Tambahan WP Kawin                      = Rp.   2.025.000,-
Tanggungan 2                                  = Rp.   4.050.000,-
                                                                                                            (Rp. 30.375.000)
Penghasilan Kena Pajak Setahun                                                   Rp. 15.225.000,-
Pajak Penghasilan Pasal 21 Setahun  5% x Rp. 15.225.000       Rp.       761.250,-
Pajak Penghasilan Pasal 21 sebulan  Rp. 761.250,- : 12             Rp.         63.438,- 
Maka Bambang akan menerima gaji bersih perbulan adalah Rp. 4.000.000,-dikurang Rp. 63.438,- yaitu sebesar Rp. 3.936.563,-
Kesimpulan

Manajemen perpajakan adalah suatu strategi manajemen untuk


mengendalikan,merencanakan, dan mengorganisasikan aspek-aspek perpajakan dari
sisi yang dapat menguntungkan nilai bisnis perusahaan dengan tetap melaksanakan
kewajiban perpajakan secara peraturan dan perundang-undangan. Sehingga dengan
adanya perencanaan pajak yang didukung suatu konsep manajeman pajak yang
jelas,diharapkan dapat mengoptimalkan tingkat likuiditas perusahaan.
Sumber
• Materi Manajemen Perpajakan Ibu Masodah
• http://pajaktaxes.blogspot.com/2014/10/contoh-pemungutan-pph-impor.html
• https://atpetsi.or.id/contoh-soal-perhitungan-pph-pasal-23/#.XvyfxKFKjIU
• https://www.online-pajak.com/ppn-dan-pph-22-impor#:~:text=PPh
%2022%20Impor.-,PPh%2022%20Impor,terkait%20ekspor%2C%20impor
%20ataupun%20reimpor.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai