Anda di halaman 1dari 1

Bahasa Indonesia : NPM : 1633121211

Materi : Nama : I Made Yoga Suarbawa

Tax Planning PPh Badan


Pajak Penghasilan Badan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan dikenakan
atas penghasilan kena pajak perusahaan. Terdapat perbedaan antara perhitungan pajak versi PSAK dengan
versi fiskal, tetapi perbedaan tersebut tidak perlu dipertentangan karena masing-masing memiliki tujuan
penggunaan yang berbeda, meski pengukuran profitnya diperoleh dari sumber data yang sama, yakni
laporan keuangan komersial. Menyusun perencanaan pajak PPh Badan tidak bisa berjalan sendiri-sendiri
tanpa memfaktorkan jenis-jenis pajak lainnya, karena perhitungan PPh badan memiliki keterkaitan atau
interdependensi dengan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23/26, PPh Final dan juga PPN. Contoh total omzet
penjualan dalam SPT PPh badan harus sama dengan total omzet penjualan yang ada dalam akumulasi SPT
masa PPN bulan terakhir (masa pajak) pada akhir tahun pajak. Jika terjadi perbedaan, perlu dilakukan
equaliasi atau rekonsiliasi, ketika perusahaan memilih apakah menerapkan metode net atau gross up pada
saat menghitung PPh Pasal 21, keputusan itu akan berpengaruh pada besarnya PPh Badan dan Pengeluaran
biaya gaji upah, honorarium, dan sebagainya yang menyangkut kesejahteraan karyawan yang tercantum
dalam SPT PPh Badan. Pembahasan tentang perencanaan PPh ini difokuskan pada beberapa upaya berikut
ini:
1. Laba Fiskal vs Laba Komersial
Laporan keuangan komersial yang berupa neraca dan laba-rugi disusun berdasarkan prinsip
akuntansi yang lazim diterima dalam praktik. Laporan keuangan komersial dapat diubah menjadi
laporan keuangan fiscal dengan melakukan koreksi seperlunya atau penyesuaian melalui suatu
rekonsiliasi antara standar akuntansi dan ketentuan perpajakan. Pada dasarnya yang membedakan
laporan keuangan fiskal dengan laporan keuangan komersial adalah bahwa penyusunan laporan
keuangan fiskal didasarkan pada penerapan mekanisme atau prinsip taxable dan deductible. Prinsip
taxable (dapat dipajaki) dan deductible (dapat dikurangi) merupakan prinsip yang lazim diterapkan
dalam perencanaan pajak, yang pada umumnya mengubah penghasilan yang merupakan objek pajak
menjadi penghasilan yang tidak merupakan objek pajak, serta mengubah biaya yang tidak boleh
dikurangkan menjadi biaya yang boleh dikurangkan, atau sebaliknya, didasarkan pada ketentuan
perpajakan, dengan konsekuensi terjadinya perubahan pajak terutang akibat pengubahan tersebut.
2. Tax Planning dalam Rangka Mengefisiensikan PPh Badan
Strategi yang telah diuraikan dalam bab-bab terdahulu terkait dengan upaya wajib pajak
untuk mengefisiensikan PPh Badan dengan penerapan tax planning yang disesuaikan dengan situasi
dan kondisi perusahaan. Beberapa upaya yang bisa dilakukan wajib pajak dalam mengefisiensikan
pembayaran PPh Badan yaitu memilih sistem pembukuan yang tepat, memilih metode penyusustan
aktiva tetap dan amortisasi aktiva tidak berwujud, memilih metode penilaian persediaan yang tepat,
pemilihan pemberin kesejahteraan kepada karyawan dalam bentuk natura atau cash, dan memilih
metode pemotongan PPh Pasal 21 yang tepat (lihat urauan penulis tentang perencanaan PPh Pasal
21)
3. Formula Perhitungan Pajak Penghasilan
Perencanaan pajak bersifat dinamis, membutuhkan keahlian dalam bidang perencanaan pajak
dengan cara mendalami dan mempelajari masalahnya secara berkesinambungan, serta melakukan
penelitian yang kontinyu yang dipadu dengan terapan ide-ide dan teknik-teknik perencanaan pajak.
Secara bertahap dianjurkan melakukan langkah-langkah berikut, mempelajari pokok
permasalahannya secara komprehensif, review keinginan untuk mencapai tujuan perusahaan
dengan pengeluaran pajak minimal atau berupa keuntungan bebas pajak (tax exemption) melalui
tindakan atau persyaratan yang ditemukan, mencari data sebanyak mungkin berkenaan dengan
permasalahan tersebut dan teliti dan tentukan fakta-fakta yang relevan, kemudian buat asumsi-
asumsi yang harus disusun dan tentukan peraturan perpajakan yang sesuai dengan situasi semacam
itu.
Kesimpulannya bahwa Wajib pajak badan dan PPh Badan merupakan bagian yang sangat kompleks
dalam perpajakan, begitu juga dengan hak dan kewajiban dari wajib pajak badan. Kewajiban
menyelenggarakan pembukuan bagi wajib pajak badan tanpa memandang omzet karena wajib pajak badan
dirasa telah terbentuk dalam suatu organisasi yang maju sehingga mampu menyelenggarakan pembukuan
perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai